Anda di halaman 1dari 14

MODUL 08

ELEKTRONIKA DIGITAL
Dinta, Shakila Athallah Putri Fadly, Mita Refalina, Ihda Huly Yusyiyah
10221024, 10221009, 10221027, 10221042
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung
dintaprl26@gmail.com

Tanggal Praktikum: (08-11-2022)


Asisten:
Kharisma Amisha Daniel Rahmany / 10220050
Avima Haamesha / 10219084
Alysha Putri Anggadinata / 10220008
Muhammad Reza Fahriyansyah / 10220054
Ermas Hidayati / 10220051
Berlian Oka Irvianto / 10220037
Novi Nabiila Kamilah / 10219042

1. TUJUAN
a. Menentukan tegangan cut-off pada percobaan pertama (rangkaian gerbang logika NOT dengan IC
74LS04).
b. Menentukan tegangan keluaran dari gerbang logika AND pada percobaan 2.
c. Menentukan tegangan keluaran dari gerbang logika OR pada percobaan 2.
d. Menentukan tegangan keluaran dari gerbang logika XNOR pada percobaan 3.

2. DASAR TEORI
Elektronika digital adalah sistem elektronik yang menggunakan signal digital. Signal digital
didasarkan pada signal yang bersifat terputus-putus. Biasanya dilambangkan dengan notasi aljabar 1 dan
0. Notasi 1 melambangkan terjadinya hubungan dan notasi 0 melambangkan tidak terjadinya hubungan.
Dasar pembentuk dari sistem elektronika digital adalah logic gate atau gerbang logika, gerbang logika
adalah rangkaian switching sederhana yang menentukan apakah pulse input dapat
melewati output dalam rangkaian digital. Gerbang logika digunakan untuk melakukan operasi logika
pada input biner tunggal atau ganda dan memberikan satu output biner. Logic gate atau gerbang logika
adalah blok bangunan sirkuit digital yang menjalankan banyak operasi logis yang diperlukan oleh sirkuit
digital apa pun yang dapat mengambil dua atau lebih input tetapi hanya menghasilkan
satu output. Campuran input yang diterapkan pada gerbang logika akan menentukan output-nya.
Gerbang logika sendiri menggunakan aljabar Boolean yang mengeksekusi proses logika. Aljabar
Boolean adalah jenis aljabar logis di mana simbol mewakili tingkat logika.
Gerbang logika dalam komponen chip banyak digunakan dalam berbagai teknologi seperti
komputer, telepon, laptop, perangkat memori, dan perangkat elektronik lainnya. Gerbang logika juga
dapat digabungkan dan dikombinasikan untuk keperluan pembuatan gawai, satelit, dan bahkan robot.
Tabel kebenaran adalah tabel yang digunakan untuk melihat nilai kebenaran dari suatu pernyataan. Di
sini tabel kebenaran dapat diartikan sebagai tabel yang berisi kombinasi-kombinasi variabel masukan
(input) yang menghasilkan keluaran (output) yang logis. Input dan output yang ada pada gerbang logika
memiliki dua jenis keadaan, yaitu HIGH/TRUE/1 dan LOW/FALSE/0. Keadaan HIGH/TRUE pada
umumnya dibuat dengan diberi sumber tegangan VCC, dan keadaan LOW/FALSE dibuat dengan diberi
kondisi nol. Gerbang logika dibagi menjadi tiga jenis, yaitu gerbang logika dasar (AND, OR, NOT),
gerbang logika universal (NOR, NAND), dan gerbang logika lainnya (XOR, XNOR). Beberapa jenis-
jenis gerbang logika dan simbolnya yang umum digunakan adalah sebagai berikut.
1) Gerbang Logika AND
Jenis pertama adalah gerbang AND. Gerbang AND ini memerlukan dua atau lebih input
untuk menghasilkan satu output. Jika semua atau salah satu inputnya merupakan bilangan biner
0, maka outputnya akan menjadi 0. Sedangkan jika semua input adalah bilangan biner 1, maka
outputnya akan menjadi 1.

Gambar 2.1. Gambar simbol dan tabel kebenaran dari gerbang logika AND

2) Gerbang Logika OR
Jenis kedua adalah gerbang OR. Sama seperti gerbang sebelumnya, gerbang ini juga
memerlukan dua input untuk menghasilkan satu output. Gerbang OR ini akan menghasilkan
output 1 jika semua atau salah satu input merupakan bilangan biner 1. Sedangkan output akan
menghasilkan 0 jika semua inputnya adalah bilangan biner 0.

Gambar 2.2. Gambar simbol dan tabel kebenaran dari gerbang logika OR

3) Gerbang Logika NOT


Jenis berikutnya adalah gerbang NOT. Gerbang NOT ini berfungsi sebagai pembalik
keadaan. Jika input bernilai 1 maka outputnya akan bernilai 0 dan begitu juga sebaliknya.

Gambar 2.3. Gambar simbol dan tabel kebenaran dari gerbang logika NOT

4) Gerbang Logika NOR


Selanjutnya adalah gerbang NAND. Gerbang NAND ini adalah gabungan dari gerbang
AND dan gerbang NOT. Karena itu output yang dihasilkan dari gerbang NAND ini adalah
kebalikan dari gerbang AND.

Gambar 2.4. Gambar simbol dan tabel kebenaran dari gerbang logika NOR

5) Gerbang Logika NAND


Berikutnya adalah gerbang NOR. Gerbang NOR ini adalah gabungan dari gerbang OR dan
gerbang NOT. Sehingga output yang dihasilkan dari gerbang NOR ini adalah kebalikan dari
gerbang OR.
Gambar 2.5. Gambar symbol dan tabel kebenaran dari gerbang logika NAND

6) Gerbang Logika XOR


Jenis berikutnya adalah gerbang XOR. Gerbang XOR ini memerlukan dua input untuk
menghasilkan satu output. Jika input berbeda (misalkan: input A=1, input B=0) maka output
yang dihasilkan adalah bilangan biner 1. Sedangkan jika input adalah sama maka akan
menghasilkan output dengan bilangan biner 0.

Gambar 2.6. Gambar simbol dan tabel kebenaran dari gerbang logika XOR

7) Gerbang Logika XNOR


Jenis yang terakhir adalah gerbang XNOR. Gerbang XNOR ini memerlukan dua input
untuk menghasilkan satu output. Jika input berbeda (misalkan: input A=1, input B=0) maka
output yang dihasilkan adalah bilangan biner 0. Sedangkan jika input adalah sama maka akan
menghasilkan output dengan bilangan biner 1.

Gambar 2.7. Gambar simbol dan tabel kebenaran dari gerbang logika XNOR

Rangkaian adder / penjumlah adalah rangkaian yang biasanya berada dalam processor, tepatnya
dalam ALU (Arithmetic Logic Unit). Adder digunakan untuk melakukan penghitungan aritmatik,
terutama penjumlahan, pada prinsipnya processor akan memasukan 2 buah input untuk dijumlah
sehingga didapatkan hasil SUM (S) dan CARRY (C). Sum adalah hasil penjumlahan pada position yang
sama sedangkan Carry adalah kelebihan dari hasil penjumlahan yang melimpah pada posisi berikutnya.
Beberapa contoh dari adder adalah half adder dan full adder.
Half Adder (HA) adalah rangkaian penjumlahan sistem bilangan biner yang paling
sederhana. Rangkaian ini hanya dapat digunakan untuk melakukan operasi penjumlahan
dua bilangan biner 1 bit. Rangkaian half adder memiliki dua terminal input untuk 2
variabel bilangan biner dan 2 terminal output, yaitu summary out (sum) dan carry out
(carry). Dengan tabel kebenaran sebagai berikut:
Tabel 2.1. Tabel kebenaran half adder
Input Output
A B C (Carry) S (SUM)
0 0 0 0
0 1 0 1
1 0 0 1
1 1 1 0

Full Adder adalah rangkaian elekronik yang bekerja melakukan perhitungan


penjumlahan penuhdari dua buah bilangan biner yang masing-masing terdiri dari satu bit.
Rangkaian ini memiliki 3input dan 2 output, salah satu input merupakan nilai dari
pindahan penjumlahan, kemudian sama seperti pada hafl adder salah satu outputnya
dipakai sebagai tempat nilai pindahan dan yang lain sebagai hasil dari penjumlahan.
Rangkaian full adder (FA) dapat digunakan untuk menjumlahkan bilangan biner
yang lebih dari 1 bit. Rangkaian Full Adder dapat dibentuk oleh gabungan 2 buah
rangkaian half adder dan sebuah gerbang OR untuk menjumlahkan carry output. Pada
penambahan penuh muncul aturan kelima yang menyatakan suatu penjumlahan
setengah tidak akan bekerja bila muncul carry-in. Oleh karena itu penambahan penuh
mempunyai tiga masukan yaitu A, B dan C-in, sedangkan keluaran adalah SUM dan Co
(carry out). Dengan tabel kebenaran sebagai berikut:
Tabel 2.2. Tabel kebenaran full adder
Input Output
A B Cin Cout Sum
0 0 0 0 0
0 0 1 0 1
0 1 0 0 1
0 1 1 1 0
1 0 0 0 1
1 0 1 1 0
1 1 0 1 0
1 1 1 1 1

Peta Karnaugh adalah sebuah metode penyederhanaan secara grafis berupa table kebenaran yang
menunjukkan level keluaran dari persamaan Boolean untuk setiap kemungkinan masukan variable
kombinasi yang dikendaki. Setiap level keluaran ditempatkan pada sel atau kotak daei peta Karnaugh.
Keluaran dirandai dengan “1”. Sisanya ditandai “0”. Banyaknya jumlah sel pada peta Karnaugh
mengikuti aturan biner, yaitu 2 variabel diperlukan 22 = 4 sel, 3 variabel 23 = 8, dan seterusnya.
Contohnya diketahui tabel kebenaran sebagai berikut:
Tabel 2.3. Contoh tabel kebenaran
Input Output
A B Y
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1

Dari tabel kebenaran tersebut maka kita dapat mengubahnya ke dalam peta Karnaugh seperti
berikut:
Tabel 2.4. Peta Karnaugh dari Tabel 2.3.
A/B 0 1
0 0 1
1 1 1
Sehingga dari pengelompokan tersebut didapatkan bahwa bentuk sederhana dari tabel kebenaran
pada Tabel 3 adalah:
Y=A+B
Counter merupakan salah satu rangkaian elektronika digital yang menggunakan urutan logika
digital dan dipicu oleh pulsa atau clock (rangkaian sekuensial). Counter biasanya mencacah atau
menghitung dalam biner dan dapat dibuat untuk berhenti atau berulang ke hitungan awal setiap saat.
Pada counter yang berulang, jumlah kondisi biner yang berbeda menunjukkan modulus (MOD) counter.
3. DATA PERCOBAAN
Percobaan 01: Rangkaian gerbang logika NOT dengan IC74LS04

Gambar 3.1.1. Rangkaian gerbang logika NOT

Gambar 3.1.2. Pinout IC 74LS04

Berdasarkan Gambar 3.1.1. dan Gambar 3.1.2., diperoleh data tegangan input VA dan output VQ
sebagai berikut.
Tabel 3.1.1. Data tegangan input VA dan output VQ
VA (V) VQ (V)
0,112 5,270
0,328 4,160
0,615 4,003
0,888 3,810
1,132 1,510
1,523 0,830
1,803 0,790
2,099 0,080
2,410 0,086
2,717 0,084
3,085 0,081
3,283 0,080
3,605 0,078
3,914 0,074
4,227 0,084
4,500 0,083
4,800 0,079
5,130 0,082

Percobaan 02: Pembuktian tabel kebenaran dari gerbang logika AND dan OR.
Gambar 3.2.1. Rangkaian gerbang logika AND

Berdasarkan Gambar 3.2.1., diperoleh data tegangan input VA dan VB VB serta tegangan output VQ
sebagai berikut.
Tabel 3.2.1. Data tegangan input VA dan VB serta tegangan output VQ pada gerbang logika AND
Input Output
VA ( ) VB ( ) VQ ( )
0 0 0,16
5,00 0 0,16
0 5,00 0,16
5,00 5,03 4,51

Gambar 3.2.2. Rangkaian gerbang logika OR

Berdasarkan Gambar 3.2.2., diperoleh data tegangan input VA dan VB VB serta tegangan output VQ
sebagai berikut.
Tabel 3.2.1. Data tegangan input VA dan VB serta tegangan output VQ pada gerbang logika OR
Input Output
VA ( ) VB ( ) VQ ( )
0 0 0,15
5,00 0 4,48
0 5,00 4,47
5,00 5,03 4,48

Percobaan 03: Konfigurasi rangkaian tabel kebenaran XNOR dari gerbang logika NOT, AND,
dan OR.
Tabel 3.3.1. Tabel kebenaran XNOR
Input Output
A B Y
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 1

Berdasarkan tabel kebenaran XNOR, dibuat diagram rangkaian sebagai berikut.


Gambar 3.3.1. Diagram rangkaian yang diperoleh dari tabel kebenaran pada Tabel 3.3.1.

Berdasarkan Gambar 3.3.1., diperoleh data tegangan input VA dan VB serta tegangan output VQ
sebagai berikut.
Tabel 3.3.2. Data tegangan input VA dan VB serta tegangan output VQ
Input Output
VA ( ) VB ( ) VQ ( )
0 0 4,232
0 5 0,119
5 0 0,226
5 5 4,204

Percobaan 04: Konfigurasi rangkaian half adder dari gerbang NOT, AND, dan OR.

Tabel 3.4.1. Tabel kebenaran half adder


Input Output
A B CARRY SUM
0 0 0 0
0 1 0 1
1 0 0 1
1 1 1 0

Berdasarkan tabel kebenaran half adder, dibuat diagram rangkaian sebagai berikut.

Gambar 3.4.1. Diagram rangkaian yang diperoleh dari tabel kebenaran half adder

Berdasarkan Gambar 3.4.1., diperoleh keadaan gambar output untuk setiap kombinasi input sebagai
berikut.
Tabel 3.4.1. Tabel kebenaran beserta gambar keadaan output untuk setiap kombinasi input
Input Output
Gambar
A B SUM CARRY

0 0 0 0

0 5 Lampu menyala 0

5 0 Lampu menyala 0

5 5 0 Lampu menyala

Percobaan 05: Rangkaian counter seven segment dari IC 4026


Gambar 3.5.1. Rangkaian counter menggunakan IC 4026B untuk display common anode

Gambar 3.5.2. Rangkaian counter menggunakan IC 4026B dengan 7 segment common kathode

Gambar 3.5.3. Seven segment pada setiap perubahan saat push button ditekan

4. PEMBAHASAN
Pada percobaan 1 dibuat rangkaian gerbang logika NOT dengan IC74LS04. Secara teori, jika nilai
tegangan input yang diberikan bernilai besar, maka nilai tegangan output yang didapatkan akan bernilai
kecil. Data dan grafik yang didapatkan melalui percobaan hampir tepat dengan teori. Berdasarkan data
yang diperoleh pada percobaan, pada bagian awal masih sesuai dengan teori, tetapi di bagian akhir, nilai
tegangan output yang didapat lebih besar ketika nilai tegangan input lebih kecil. Hal ini dapat disebabkan
oleh beberapa kemungkinan, di antaranya disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam membuat
rangkaian, kesalahan dalam pengambilan data, dan kurang akuratnya pembacaan alat percobaan.
Terdapat tegangan cut-off pada percobaan. Tegangan cut-off yaitu keadaan ketika nilai tegangan turun
secara drastis. Pada percobaan, nilai tegangan cut-off berada pada rentang 0,888 V hingga 1,132 V.
Percobaan 2 melakukan pembuktian tabel kebenaran dari gerbang logika AND dan gerbang logika
OR. Pada pembuktian gerbang logika AND, hampir sesuai dengan tabel kebenaran dari gerbang logika
AND jika dilakukan pembulatan pada datanya. Pada pembuktian gerbang logika OR juga hampir sesuai
dengan tabel kebenaran dari gerbang logika OR jika dilakukan pembulatan pada datanya. Nilai Vcc
yaitu sebesar 5 V. Pada pembuktian tabel kebenaran dari gerbang logika AND, diperoleh nilai tegangan
keluaran sebesar 4,51 V, nilai tersebut hampir sesuai dengan nilai Vcc. Pada pembuktian tabel kebenaran
dari gerbang logika OR, diperoleh nilai tegangan keluaran sebesar 4,47 V dan 4,48 V, nilai tersebut
hampir sesuai dengan nilai Vcc.
Percobaan 3 melakukan penggambaran konfigurasi rangkaian tabel kebenaran XNOR dari gerbang
logika NOT, AND, dan OR. Konfigurasi rangkaian yang diperoleh pada percobaan 3 dapat dilihat pada
Gambar 3.3.1.. Tinjau data pada tabel kebenaran XNOR, ketika inputnya bernilai “1” dan “0”, maka
outputnya bernilai “0”. Pada percobaan, tinjau data ketika nilai tegangan inputnya bernilai “5 V” dan “0
V”, maka nilai tegangan outputnya bernilai “0,226 V”. Data tegangan output yang diperoleh sesuai
dengan tabel kebenaran dari XNOR. Sehingga konfigurasi tersebut dinyatakan benar. Konfigurasi
tersebut tersebut bukan merupakan satu-satunya konfigurasi yang mungkin, masih ada konfigurasi lain
yang dapat digunakan dan sesuai dengan tabel kebenaran dari XNOR. Tetapi, konfigurasi yang berada
pada Gambar 3.3.1. merupakan konfigurasi yang paling sederhana dan sesuai dengan tabel kebenaran
dari XNOR. Karena, penyusunannya menggunakan peta Karnaugh. Peta Karnaugh sendiri berfungsi
untuk menyederhanakan rangkaian logika dengan memetakan tabel kebenaran dalam kotak segi empat
yang jumlahnya tergantung jumlah variabel masukan.
Penjumlah atau Adder adalah komponen elektronika digital yang dipakai untuk menjumlahkan dua
buah angka dalam sistem bilangan biner. Dalam komputer dan mikroprosesor, Adder biasanya berada
di bagian ALU (Arithmatic Logic Unit). Berdasarkan penggunaannya, Adder dibagi menjadi 2 yaitu half
adder dan full adder. Half adder merupakan salah satu dari dua rangkaian adder yang menjumlahkan
dua buah bit input, dan menghasilkan nilai jumlahan (sum) dan nilai lebihnya (carry-out). Sedangkan,
Sebuah full adder menjumlahkan dua bilangan yang telah dikonversikan menjadi bilangan- bilangan
biner. Full adder merupakan rangkaian sirkuit digital atau terkadang berbentuk chip yang dipakai untuk
menghitung atau menjumlahkan pulsa atau sinyal digital yang umumnya dihasilkan dari osilator.[4] Full
adder menjumlahkan dua bit input ditambah dengan nilai carry-out dari penjumlahan bit sebelumnya.
Output dari Full Adder adalah hasil penjumlahan (sum) dan bit kelebihannya (carry-out).[5]
Pada praktikum kali ini, terdapat rangkaian counter menggunakan IC 4026B dengan 7 segment
common cathode. Prinsip kerjanya yaitu akan diberikan pulsa clock pada IC 4026, IC 4026 akan
mengeluarkan logika biner untuk mengaktifkan setiap kaki pada seven segment (dapat dilihat pada tabel
logika seven segment). Seven Segment pertama akan menampilkan angka dari 1 sampai 9, dan ketika
seven segment sudah mencapai angka 9 maka IC 4026 yang pertama memberikan logika 1 pada IC 4026
yang kedua sehingga seven segment yang kedua menampilkan angka satu, begitu pun seterusnya. Jika
untuk mengulang counter angka pada seven segment, bisa tekan push button yang diatur sebagai reset.
Untuk mengatur waktu delay pergantian angka yang ditampilkan pada seven segment, dapat
dikendalikan dengan mengaturnya pada variabel resistor ataupun kapasitor. Dengan seven segment,
lampu dapat terkoordinir dengan baik, kapan lampu tersebut menyala dan kapan lampu tersebut hidup
sehingga akan membentuk sebuah angka. Gerbang logika NOT digunakan pada rangkaian ini, karena
digunakan untuk menghasilkan logika yang berkebalikan dari inputnya. Counter banyak diaplikasikan
pada peralatan yang berhubungan dengan teknologi digital dan biasanya digunakan untuk aplikasi
menghitung jumlah kemunculan sebuah kejadian/event atau untuk menghitung pembangkit pulsa.
Contohnya pada aplikasi sisa parkiran dalam gedung, aplikasi penghitung jumlah barang, aplikasi
penghitung jumlah pengunjung perpustakaan dan lain sebagainya. Sebuah n binary counter dapat
dibentuk dari n buah flip flop dan dapat menghitung dari 0 sampai 2n - 1. Artinya, apabila mendesain
counter yang mengeluarkan tiga input, maka harus menggunakan tiga flip – flop.
Pada percobaan 4, membuat konfigurasi rangkaian half adder dari gerbang NOT, AND, dan OR.
Hasil simulasi dapat dilihat pada Gambar 3.4.1. Pada simulasi, ketika input yang diberikan bernilai “1”
dan “1”, maka outputnya lampu menyala. Berdasarkan Gambar 3.4.1., terdapat simbol AND dengan
persamaan boolean Y = A.B, artinya output Y = 1.1 = 1, sehingga lampu menyala. Hasil percobaan 4
dapat dilihat pada Tabel 3.4.1.. Pada percobaan, ketika nilai tegangan inputnya bernilai “5 V” dan “5
V”, maka outputnya kampu menyala. Lampu menyala artinya output bernilai “1” atau nilai tegangan
keluarannya sesuai dengan nilai Vcc. Maka, hasil percobaan yang dilakukan sesuai dengan hasil
simulasi. Hasil simulasi dan hasil percobaan juga sesuai dengan tabel kebenaran dari half adder. Jika
kita menganalisis satu persatu dari IC yang digunakan sesuai dengan gerbang logikanya dan
menggunakan persamaan Boolean pada masing-masing gerbang logika, maka hasil percobaan sesuai
dengan tabel kebenaran dari half adder dan hasil simulasi.

5. SIMPULAN
a. Menentukan tegangan cut-off pada percobaan pertama (rangkaian gerbang logika NOT dengan
IC 74LS04) yaitu berada pada rentang 0,888 V hingga 1,132 V.
b. Menentukan tegangan keluaran dari gerbang logika AND pada percobaan 2 yaitu sebesar 0,16
V; 0,16 V; 0,16 V; dan 4,51 V.
c. Menentukan tegangan keluaran dari gerbang logika OR pada percobaan 2 yaitu 0,15 V; 4,48 V;
4,47 V; dan 4,48 V.
d. Menentukan tegangan keluaran dari gerbang logika XNOR pada percobaan 3 yaitu 4,232 V;
0,119 V; 0,226 V; dan 4,204 V.

6. REFERENSI
[1] https://www.academia.edu/35598562/Makalah_Elektronika_digital
[2] https://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-elektronika-digital/
[3] http://sistem-informasi-s1.stekom.ac.id/informasi/baca/Gerbang-
Logika/00bebc9eea9ca936f1db21cd28f0538196f4fabf
[4] https://www.academia.edu/8076478/elektronika_digital_untuk_pemula
[5] Siregar, Helmi F. dkk. 2018. Model dan Simulasi Perbandingan Protoype Rangkaian Digital Half
Adder ALU Standar dengan Inovasi Rangkaian Digital Half Adder ALU. Kisaran Barat: Universitas
Asahan.
Lampiran

Lampiran 1 Log aktivitas


Tabel 1 Borang pengecekan log aktivitas kelompok
No Nama Percobaan Keterangan Kendala
1 Rangkaian gerbang logika v -
NOT dengan IC74LS04
2 Pembuktian tabel v -
kebenaran dari gerbang
logika AND dan OR.
3 Konfigurasi rangkaian x Tidak cukup waktu
tabel kebenaran XNOR
dari gerbang logika NOT,
AND, dan OR.
4 Konfigurasi rangkaian half v -
adder dari gerbang NOT,
AND, dan OR.
5 Rangkaian counter seven x Tidak cukup waktu
segment dari IC 4026

Anda mungkin juga menyukai