TEKNIK DIGITAL
MODUL I : RANGKAIAN GERBANG LOGIKA
MODUL II : PENCACAH (COUNTER)
MODUL III : REGISTER
DISUSUN OLEH :
Ahmad Khusnil Ibad
14101080
PARTNER PRAKTIKUM :
1. Lukman Fadhil Rizky .K (14101097)
2. Yusuf Budi Setyoso (14101117)
LABORATORIUM
TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2015
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK DIGITAL
MODUL I : RANGKAIAN GERBANG LOGIKA
DISUSUN OLEH :
Ahmad Khusnil Ibad
14101080
PARTNER PRAKTIKUM :
1. Lukman Fadhil Rizky .K (14101097)
2. Yusuf Budi Setyoso (14101117)
LABORATORIUM
TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2015
BAB I
KONFIGURASI SISTEM
1. Pengertian Gerbang Logika
Gerbang dasar logika merupakan suatu piranti elektronik berlogika biner
dengan beberapa saluran masukan dan satu saluran keluaran. Keluaran gerbang
AND berlogika 1 jika semua masukannya berlogika 1. Gerbang OR akan
berlogika 1 jika sekurang-kurangnya salah satu masukannya berlogika 1.
Sedangkan EXOR akan berlogika 1 jika masukannya berbeda. Gerbang NAND
dan NOR berturut-turut merupakan lawan dari gerbang AND dan OR.
0 0 0 0 0 1
0 0 0 1 0 1
0 0 1 0 0 1
0 0 1 1 0 1
0 1 0 0 0 1
0 1 0 1 0 1
0 1 1 0 0 1
0 1 1 1 0 1
1 0 0 0 0 1
1 0 0 1 0 1
1 0 1 0 0 1
1 0 1 1 0 1
1 1 0 0 0 1
1 1 0 1 0 1
1 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 0
0 0 0 0 0 1
0 0 0 1 1 0
0 0 1 0 1 0
0 0 1 1 1 0
0 1 0 0 1 0
0 1 0 1 1 0
0 1 1 0 1 0
0 1 1 1 1 0
1 0 0 0 1 0
1 0 0 1 1 0
1 0 1 0 1 0
1 0 1 1 1 0
1 1 0 0 1 0
1 1 0 1 1 0
1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 0
C B A Y
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 1
1 1 0 0
1 1 1 0
0 0 0 0
0 1 1 0
1 0 1 0
1 1 0 1
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
DISUSUN OLEH :
Ahmad Khusnil Ibad
14101080
PARTNER PRAKTIKUM :
1. Lukman Fadhil Rizky .K (14101097)
2. Yusuf Budi Setyoso (14101117)
LABORATORIUM
TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2015
BAB I
KONFIGURASI SISTEM
Pencacah atau Counter merupakan jenis khusus dari register, yang
dirancang guna mencacah/menghitung jumlah pulsa-pulsa detak yang tiba pada
masukan-masukannya. Peranti ini terdiri dari satu atau lebih flip-flop yang
dirangkai sedemikian rupa sehingga setiap pulsa masukan akan menambah
cacahan. Pencacah dibedakan menjadi dua yaitu : pencacah sinkron dan pencacah
tak sinkron. Perbedaan mendasar dari kedua jenis pencacah atau counter ini terletak
pada cara memberikan sinyal detak pada tiap flip-flopnya. Karakteristik penting
dari pencacah adalah Kerjanya sinkron atau tak sinkron, mencacah maju atau
mundur, sampai beberapa banyak dapat mencacah (modulo pencacah).
Pencacah sinkron atau synchronous counter, yang beroperasi serentak
dengan pulsa clock yang kadang-kadang disebut juga dengan pencacah deret atau
series counter atau pencacah jajar. Pencacah sinkron adalah pencacah yang sinyal
detaknya diberikan secara serentak (pararel) pada masing-masing input flip-flop.
Pencacah tak sinkron terdiri dari empat macam yaitu Pencacah maju tak
sinkron yang berjalan terus (Free Running),Pencacah maju taksinkron yang dapat
berhenti sendiri (Self Stopping), Pencacah mundur tak sinkron,Pencacah maju dan
mundur tak sinkron (Up-down Counter).
Dasar dari gambar 1.3 rangkaian pencacah itu adalah T-Flip Flop. Bahwa flip-
flop yang pertama adalah flip-flop yang dikendalikan oleh sinyal clock. Umpamakan
itu adalah rangkaian flip flop A, maka output adalah QA yang akan menjadi sinyal
clock untuk B, begitu seterusnya sehingga output C (QC) yang akan menjadi sinyal
clock D yang akan menghasilkan output QD.
BAB II
HASIL DATA
7. Pencacahan Sinkron
a. Pencacahan biner modulo-8
Tabel Kebenaran 2.1.1
Keluaran
Pulsa Klok
Ke- Qc
Qa Qb
0 0 0 0
1 0 0 1
2 0 1 0
3 0 1 1
4 1 0 0
5 1 0 1
6 1 1 0
7 1 1 1
8 0 0 0
9 0 0 1
10 0 1 0
Gambar 2.1.1 Rangkaian Pencacahan sinkron modulo-8
0 0 0 0
1 1 0 0
2 0 1 0
3 1 1 0
4 0 0 1
5 1 0 1
6 0 0 0
7 1 0 0
Gambar 2.1.13 Rangkaian Pencacahan sinkron modulo-6
0 0 0 0 0
1 1 0 0 0
2 0 1 0 0
3 1 1 0 0
4 0 0 1 0
5 1 0 1 0
6 0 1 1 0
7 1 1 1 0
8 0 0 0 1
9 1 0 0 1
10 0 0 0 0
11 1 0 0 0
Gambar 2.1.22 Rangkaian Pencacahan BCD (Binary Code Decimal)
0 0 0 0
1 1 0 0
2 0 1 0
3 1 1 0
4 0 0 1
5 1 0 1
6 0 1 1
7 1 1 1
8 0 0 0
9 1 0 0
10 0 1 0
0 0 0 0
1 1 0 0
2 0 1 0
3 1 1 0
4 0 0 1
5 1 0 1
6 0 0 0
7 1 0 0
8 0 1 0
0 0 0 0 0
1 1 0 0 0
2 0 1 0 0
3 1 1 0 0
4 0 0 1 0
5 1 0 1 0
6 0 1 1 0
7 1 1 1 0
8 0 0 0 1
9 1 0 0 1
10 0 0 0 0
11 1 0 0 0
Gambar 2.2.14 Rangkaian Pencacahan tak sinkron BCD (Binary Code Decimal)
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Modul dua ini kita praktikum tentang Pencacahan (counter). Pada
pencacahan ini kita praktik pencacahan sinkron dan pencacahan tak sinkron.
Counter atau pencacahan ini merupakan sekumpulan FF yang berubah keadaan
keluarannya dalam erespon pulsa-pulsa yang diberikan pada masukannya. Susunan
beberapa FF tersebut menghasilkan bilangan biner ekivalen dari jumlah pulsa total
yang diberikan pada saat itu. Pencacah banyak digunakan pada sistem digital,
diantaranya sebagai penghitung pulsa, pembagi frekuensi, pewaktu, penunda waktu
dan sebagainya. Berdasarkan Clock yang diberikan pada FF.
Pencacahan dibagi menjadi dua yaitu Pencacah tak sinkron atau tidak
serempak (Asynchronous) dan sinkron atau serempak (Synchronous). Dua
pencacahan tersebut sesuai dengan yang telah kita praktikkan sebelumnya. Pada
sinkron atau serempak dibagi lagi menjadi tiga sesuai yang kita praktikkan.
Pencacahan sinkron yang pertama adalah Pencacah biner modulo-8, yang kedua
yaitu pencacahan sinkron biner modulo-6 dan pencacahan sinkron yang terkhir
dipraktikan adalah Pencacah BCD (Binary Code Decimal).
Pencacah sinkron (synchronous), yang beroperasi serentak dengan pulsa clock
yang kadang-kadang disebut juga dengan pencacah deret atau series counter atau juga
pencacah jajar. Pencacah sinkron atau kata serempak (Synchronous) merupakan
pencacah yang sinyal detaknya diberikan secara serentak (pararel) pada masing-
masing input atau masukan flip-flop.
Pada pencacah biner modulo-8 itu termasuk kedalam pencacah sinkron
(synchronous). Pada uji coba pencacah sinkron (synchronous) yang kita lakukan
pertama adalah pencacahan biner modulo-8. Uji coba yang dilakukan kita
munggunakan Digital Experimenter dengan penghubung-pengubungnya adalah Kabel
Conector. Uji coba pencacah biner modulo-8 itu benar jika kita menekan klok delapan
kali maka output atau lampu akan mati semua atau lamupu tidak nyala pada digital
experimenter. Seperti pada bab ke 2 hasil data gambar 2.1.10 Hasil pencacahan sinkron
biner modulo-8 ke 8. Pada gambar uji coba tersebut output bernilai 0 pada output a, 0
pada output b, dan 0 pada output c. pencacah biner modulo-8 outputnya bernilai 0
semua karena nilai tertingginya adalah biner delapan, jika lebih akan kembali lagi
seperti awal. Seperti pada biner ke 9 (Sembilan) outputnya bernilai 0,0,1 atau output 0
pada a, output 0 pada b dan output 1 pada c. seperti pada biner satu. Pencacahan ini
yaitu pencacah biner modulo-8 hanya memiliki 3 (tiga) bit saja.
Jika pada pencacah biner modulo-8 outputnya bernilai 0 semua atau lampu
tidak nyala pada biner ke 8. Sedangkan pada praktikum selanjutnya adalah pencacahan
biner modulo-6, kali ini beda dengan modulo-8. Modulo-6 ini output bernilai 0 (nol)
semua atau lampu tidak nyala semua pada biner 6 (enam). Seperti pada bab dua hasil
data pada gambar 2.1.20 Hasil pencacahan sinkron biner modulo-6 ke 6. Sebab nilai
pencacah biner modulo-6 ini biner tertingginya adalah biner 6 (enam) jika lebih maka
akan kembali ke biner pertama atau ke satu. Seperti pada gambar 2.1.21 Hasil
pencacahan sinkron biner modulo-6 ke 7 di bab 2 hasil data. Pada gambar tersebut
terlihat lampu outputnya hanya nyala 1 (satu) pada output c sehingga binernya 0,0,1
seperti pada biner 1 (satu). Pencacah modulo-6 ini termasuk dalam pencacah
sinkron.
Pencacahan BCD (Binary Code Decimal) merupakan praktik selanjutnya
setelah kita praktikkan pencacah biner modulo-6. Binary Code Decimal (BCD)
adalah sebuah sistem sandi yang umum digunakan untuk menyatakan angka desimal
secara digital. BCD adalah sistem pengkodean bilangan desimal yang metodenya mirip
dengan bilangan biner biasa, hanya saja dalam proses konversi, setiap simbol dari
bilangan desimal dikonversi satu per satu, bukan secara keseluruhan seperti konversi
bilangan desimal ke biner biasa. BCD ( Binary Coded Decimal ) merupakan kode biner
yang digunakan hanya untuk mewakili nilai digit desimal saja, yaitu nilai angka 0
sampai dengan 9. BCD menggunakan kombinasi dari 4 bit, sehingga sebanyak 16
(24=16) kemungkinan kombinasi yang bisa diperoleh dan hanya 10 kombinasi yang
dipergunakan. Kode BCD yang orisinil sudah jarang dipergunakan untuk komputer
generasi sekarang, karena tidak dapat mewakili huruf atau simbol-simbol karakter
khusus. BCD dipergunakan untuk komputer generasi pertama.
Pencacahan BCD (Binary Code Decimal) termasuk dalam pencacah sinkron.
pada pecacah yang telah kita lakukan didapatkan hasilnya output bernilai 0 semua pada
biner 10 (sepuluh). Seperti pada gambar 2.1.33 Hasil pencacahan BCD (Binary Code
Decimal) ke 10 di bab dua hasil data, gambar tersebut lampu pada output tidak nyala
semua. Karena biner 10 nilai tertinggi pada pencacah BCD. Dan pada biner ke sebelas
seperti pada biner ke satu yaitu 0,0,0,1 seperti di bab dua hasil data gambar 2.1.34 Hasil
pencacahan BCD ke11 terlihat hanya satu lampu yang nyala pada lampu output c.
Pencacah tak sinkron (asynchronous counter), yang beroperasi tidak
serentak dengan pulsa clock atau pencacah kerut atau ripple counter. Pencacah
asynchronous atau pencacah tak sinkron ini merupakan praktik yang selanjutnya
setelah pencacah sinkron. Pencacah tak sinkron (asynchronous counter) adalah
pencacah yang pemberian sinyal detaknya secara seri artinya sinyal detak
dihubungkan pada input flip-flop LSB (Less Significant Bit), sedangkan untuk flip-
flop berikutnya diberikan oleh output flip-flop sebelumnya. Pencacah tak sinkron
output yang dihasilkan masing-masing flip-flop yang digunakan akan berubah
kondisi dari 0 ke 1 atau sebaliknya dangan secara berurutan. Hal ini disebabkan
karena hanya flip-flop yang paling ujung saja yang dikendalikan oleh sinyal clock,
sedangkan clock untuk flip-flop yang lainnya diambil dari masing-masing flip-flop
sebelumnya. Pada uji coba kali ini juga munggunakan Digital Experimenter dengan
penghubung-pengubungnya adalah Kabel Conector.
Pada praktikum tak sinkron kita disuruh praktikum tiga pencacah yaitu
pencacah biner modulo-8, pencacah biner modulo-6 dan pencacah BCD. Namun hanya
praktikum satu pencacah yaitu pencach biner modulo-8. Ternyata hasilnya sama
dengan pencacah modulo-8 yang pencacah sinkron sehingga kita dapat simpulkan
pencacah modulo-8, pencacah modulo-6 dan pencacah BCD pada pencacah tak sinkron
sama dengan pencacah modulo-8, pencacah modulo-6 dan pencacah BCD pada
pencacah sinkron. hanya beda pada rangkaian kalau pada pencacah tak sinkron tidak
menggunakan penghubung gerbang AND sedangkan pada pencacah sinkron
sebaliknya yaitu menggunakan gerbang AND. Bisa dibedakan dengan melihat gambar
2.2.1 Rangkaian Pencacahan tak sinkron modulo-8 dengan gambar 2.1.1 Rangkaian
Pencacahan sinkron modulo-8.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
C. KESIMPULAN
5. Counter atau pencacahan merupakan sekumpulan FF yang berubah
keadaan keluarannya dalam erespon pulsa-pulsa yang diberikan pada
masukannya.
6. Pencacah sinkron (synchronous) beroperasi serentak dengan pulsa clock.
7. Pencacah tak sinkron (asynchronous counter) beroperasi tidak serentak
dengan pulsa clock. Pencacah tak sinkron (asynchronous counter) adalah
pencacah yang pemberian sinyal detaknya secara seri artinya sinyal detak
dihubungkan pada input flip-flop LSB (Less Significant Bit), sedangkan
untuk flip-flop berikutnya diberikan oleh output flip-flop sebelumnya
8. Pencacah biner modulo-8, pencacah biner modulo-6 dan pencacah BCD pada
pencacah tak sinkron sama dengan pencacah biner modulo-8, pencacah biner
modulo-6 dan pencacah BCD pada pencacah sinkron itu hasilnya sama. hanya
beda pada rangkaian kalau pada pencacah tak sinkron tidak menggunakan
penghubung gerbang AND sedangkan pada pencacah sinkron sebaliknya
yaitu menggunakan gerbang AND
D. SARAN
5. Berdoa sebelum atau setelah selesai melakukan praktikum.
6. Sebelum melakukan praktikum persiapkan alat dan bahan yang akan
dibutuhkan saat praktikum.
7. Mempelajari dan memahami materi atau modul yang akan di praktikkan.
8. Melakukan langkah-langkah kerja dengan urut, teliti dan sabar.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Amal. (2014). Binary Code Decimal. https://www.scribd.com/doc/222652683
/Binary-Code-Decimal-1ccW. 8 Mei 2015 (00:57).
Anonymous. (tahun). Counter. http://staff.unila.ac.id/junaidi/files/2013/06/COUN
TE .pdf. 5 Mei 2015 (19 :57).
Anonymous. (tahun). Pencacah Dua Desimal. http://unhas.ac.id/tahir/BAHAN-
KULIAH/PSD/MATERI-PSD/sp-psd-2004/Tugas_PSD_Nurwijayanto_D41
101777-2/Pencacah_2_Desimal_NURWIJAYANTO_D41101777-2.doc. 6
Mei 2015 (19:00).
Anonymous. (2014). Modul Counter Sinkron. https://www.scribd.com/doc/
249462550/Modul-Counter-Sinkron. 5 Mei 2015 (22:32).
Fauzi, Anzar. (2012). Modul Edited 5. https://www.scribd.com/doc/91940477
/Modul-Edited-5. 8 Mei 2015 (15:50).
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK DIGITAL
MODUL III : REGISTER
DISUSUN OLEH :
Ahmad Khusnil Ibad
14101080
PARTNER PRAKTIKUM :
LABORATORIUM
TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2015
BAB I
KONFIGURASI SISTEM
Register adalah kumpulan beberapa Flip-Flop yang digunakan
untuk menyimpan data biner, tiap Flip-Flop dapat menyimpan data biner 1 bit.
Pengisian Register berarti me-set atau me-reset masing-masing FF sehingga sesuai
dengan bit data yang disimpan. Semakin panjang data biner yang disimpan oleh
register, maka jumlah Flip-Flopnya juga semakin banyak. Register akan
menyimpan data baru jika ada data baru diberikan pada masukan dan Clock register
diaktifkan.
Ada dua cara untuk menyimpan atau mengambil data pada Register, yaitu
bit per bit secara berurutan dengan sinkronisasi sebuah pulsa Clock, yang
dinamakan serial dan beberapa bit secara serentak / paralel. Ada beberapa macam
register antara lain :
1. Register penampung merupakan register kerjanya hanya sebagai penyimpan
sementara biner. Rangkaian ini primitif, yang diperlukan adalah pengendalian
dari bit itu sendiri sampai siap untuk disimpan .
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Gambar 2.1.2 Hasil Register SISO (Serial Input Serial Output) klok 1
10. Register PIPO (Paralel Input Paralel Output)
Tabel Kebenaran 2.2.1 Register PIPO (Paralel Input Paralel Output)
INPUT PARALEL OUTPUT REGISTER
E5 E4 E3 E2 E1 Q5 Q4 Q3 Q2 Q1
1 1 1 0 0 1 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 1 1 0 1 0 1
1 1 0 0 1 1 1 0 0 1
1 0 0 0 1 1 0 0 0 1
1 0 0 1 1 1 0 0 1 1
Gambar 2.3.1 Hasil Register PISO (Paralel Input Serial Output) klok 0
12. Register SIPO (Serial Input Paralel Output)
Tabel Kebenaran 2.4.1 Register SIPO (Serial Input Paralel Output)
INPUT OUTPUT FLIP-FLOP OUTPUT REGISTER
KLOK OE
SERIAL Q5 Q4 Q3 Q2 Q1 Q5 Q4 Q3 Q2 Q1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
3 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
5 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
- 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
3 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
4 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
5 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
- 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0