Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK DIGITAL
MODUL I : RANGKAIAN GERBANG LOGIKA
MODUL II : PENCACAH (COUNTER)
MODUL III : REGISTER

DISUSUN OLEH :
Ahmad Khusnil Ibad
14101080

PARTNER PRAKTIKUM :
1. Lukman Fadhil Rizky .K (14101097)
2. Yusuf Budi Setyoso (14101117)

Dikumpulkan Tanggal : 20 Mei 2015


Asisten Praktikum : 1. Farah Izzah Fida Afifah
2. Lintang Setyo Palupi
3. Yusuf Ramli

LABORATORIUM
TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2015
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK DIGITAL
MODUL I : RANGKAIAN GERBANG LOGIKA

DISUSUN OLEH :
Ahmad Khusnil Ibad
14101080

PARTNER PRAKTIKUM :
1. Lukman Fadhil Rizky .K (14101097)
2. Yusuf Budi Setyoso (14101117)

Tanggal Praktikum : 27 April 2015


Asisten Praktikum : 1. Farah Izzah Fida Afifah
2. Lintang Setyo Palupi
3. Yusuf Ramli

LABORATORIUM
TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2015
BAB I
KONFIGURASI SISTEM
1. Pengertian Gerbang Logika
Gerbang dasar logika merupakan suatu piranti elektronik berlogika biner
dengan beberapa saluran masukan dan satu saluran keluaran. Keluaran gerbang
AND berlogika 1 jika semua masukannya berlogika 1. Gerbang OR akan
berlogika 1 jika sekurang-kurangnya salah satu masukannya berlogika 1.
Sedangkan EXOR akan berlogika 1 jika masukannya berbeda. Gerbang NAND
dan NOR berturut-turut merupakan lawan dari gerbang AND dan OR.

Gambar 1.1 Konfigurasi pin pada IC yang digunakan.


Total kombinasi yang memungkinkan adalah 2N, dimana N merupakan
jumlah input, dalam hal ini maka N = 2 sehingga 22 = 4.
2. Macam-Macam Gerbang Logika
a. Gerbang AND (AND GATE)
Gerbang AND mempunyai dua atau lebih sinyal masukan tetapi hanya
mempunyai satu sinyal keluaran. Dalam gerbang AND, untuk
menghasilkan sinyal keluaran tinggi maka semua sinyal masukan harus
bernilai tinggi. Gerbang Logika AND pada Datasheet nama lainnya IC
TTL 7408. Simbol gerbang AND ditunjukkan pada Gambar 2.1 Tabel
kebenaran diperlihatkan pada Tabel 2.1

(a) Simbol (b) Persamaan Logika


Gambar 2.1 Gerbang AND
Tabel 2.1 Tabel Kebenaran Gerbang AND
b. Gerbang OR (OR GATE)
Gerbang OR akan memberikan sinyal keluaran tinggi jika salah satu
atau semua sinyal masukan bernilai tinggi, sehingga dapat dikatakan
bahwa gerbang OR hanya memiliki sinyal keluaran rendah jika semua
sinyal masukan bernilai rendah. Gerbang Logika OR pada Datasheet nama
lainnya IC TTL 7432. Simbol gerbang OR ditunjukkan pada Gambar 2.2
Tabel kebenaran diperlihatkan pada Tabel 2.2.

(a) Simbol (b) Persamaan Logika


Gambar 2.2 Gerbang OR
Tabel 2.2 Tabel Kebenaran Gerbang OR

c. Gerbang X-OR (-XOR GATE)


Gerbang X-OR akan menghasilkan sinyal keluaran rendah jika semua
sinyal masukan bernilai rendah atau semua masukan bernilai tinggi atau
dengan kata lain bahwa X-OR akan menghasilkan sinyal keluaran rendah
jika sinyal masukan bernilai sama semua. Gerbang Logika X-OR pada
Datasheet nama lainnya IC TTL 7486. Simbol gerbang X-OR ditunjukkan
pada Gambar 2.3 Tabel kebenaran diperlihatkan pada Tabel 2.3.
(a) Simbol (b) Persamaan Logika
Gambar 2.3 Gerbang X-OR
Tabel 2.3 Tabel Kebenaran Gerbang X-OR

d. Gerbang NOT (NOT GATE)


Sebuah inverter (pembalik) adalah gerbang dengan satu sinyal
masukan dan satu sinyal keluaran dimana keadaan keluarannya selalu
berlawanan dengan keadaan masukannya. Gerbang Logika INV pada
Datasheet nama lainnya IC TTL 7404. Simbol gerbang NOT ditunjukkan
pada Gambar 2.4 Tabel kebenaran diperlihatkan pada Tabel 2.4.

(a) Simbol (b) Persamaan Logika


Gambar 2.4 Gerbang NOT
Tabel 2.4 Tabel Kebenaran Gerbang NOT

e. Gerbang NAND (NAND GATE)


Gerbang NAND adalah suatu NOT-AND, atau suatu fungsi AND
yang dibalikkan. Dengan kata lain bahwa gerbang NAND akan
menghasilkan sinyal keluaran rendah jika semua sinyal masukan bernilai
tinggi. Gerbang Logika NAND pada Datasheet nama lainnya IC TTL
7400. Simbol gerbang NAND ditunjukkan pada Gambar 2.5 Tabel
kebenaran diperlihatkan pada Tabel 2.5.

(a) Simbol (b) Persamaan Logika


Gambar 2.5 Gerbang NAND
Tabel 2.5 Tabel Kebenaran Gerbang NAND

f. Gerbang NOR (NOR GATE)


Gerbang NOR adalah suatu NOT-OR, atau suatu fungsi OR yang
dibalikkan sehingga dapat dikatakan bahwa gerbang NOR akan
menghasilkan sinyal keluaran tinggi jika semua sinyal masukannya
bernilai rendah. Gerbang Logika NOR pada Datasheet nama lainnya IC
TTL 7402. Simbol gerbang NOR ditunjukkan pada Gambar 2.6 Tabel
kebenaran diperlihatkan pada Tabel 2.6.

(a) Simbol (b) Persamaan


Logika
Gambar 2.6 Gerbang NOR
Tabel 2.6 Tabel Kebenaran Gerbang NOR
g. Gerbang X-NOR (EXNOR GATE)
Gerbang X-NOR akan menghasilkan sinyal keluaran tinggi jika
semua sinyal masukan bernilai sama (kebalikan dari gerbang X-OR).
Gerbang Logika X-NOR pada Datasheet nama lainnya IC TTL 74266.
Simbol gerbang X-NOR ditunjukkan pada Gambar 2.7 Tabel kebenaran
diperlihatkan pada Tabel 2.7.

(a) Simbol (b) Persamaan Logika


Gambar 2.7 Gerbang X-NOR
Tabel 2.7 Tabel Kebenaran Gerbang X-NOR
BAB II
HASIL DATA
1. Hasil Tabel Kebenaran Gerbang AND dan NAND
INPUT OUTPUT
__
D C B A Y

0 0 0 0 0 1

0 0 0 1 0 1

0 0 1 0 0 1

0 0 1 1 0 1

0 1 0 0 0 1

0 1 0 1 0 1

0 1 1 0 0 1

0 1 1 1 0 1

1 0 0 0 0 1

1 0 0 1 0 1

1 0 1 0 0 1

1 0 1 1 0 1

1 1 0 0 0 1

1 1 0 1 0 1

1 1 1 0 0 1

1 1 1 1 1 0

Hasil uji coba gerbang AND dan NAND


Gambar 2.1.1 Hasil gerbang AND dan NAND ke 1

Gambar 2.1.2 Hasil gerbang AND dan NAND ke 2

Gambar 2.1.3 Hasil gerbang AND dan NAND ke 3


Gambar 2.1.4 Hasil gerbang AND dan NAND ke 4

Gambar 2.1.5 Hasil gerbang AND dan NAND ke 5

Gambar 2.1.6 Hasil gerbang AND dan NAND ke 6


Gambar 2.1.7 Hasil gerbang AND dan NAND ke 7

Gambar 2.1.8 Hasil gerbang AND dan NAND ke 8

Gambar 2.1.9 Hasil gerbang AND dan NAND ke 9

Gambar 2.1.10 Hasil gerbang AND dan NAND ke 10


Gambar 2.1.11 Hasil gerbang AND dan NAND ke 11

Gambar 2.1.12 Hasil gerbang AND dan NAND ke 12

Gambar 2.1.13 Hasil gerbang AND dan NAND ke 13

Gambar 2.1.14 Hasil gerbang AND dan NAND ke 14


Gambar 2.1.15 Hasil gerbang AND dan NAND ke 15

Gambar 2.1.16 Hasil gerbang AND dan NAND ke 16


2. Hasil Tabel Kebenaran Gerbang OR dan NOR
INPUT OUTPUT
__
D C B A Y

0 0 0 0 0 1

0 0 0 1 1 0

0 0 1 0 1 0

0 0 1 1 1 0

0 1 0 0 1 0

0 1 0 1 1 0

0 1 1 0 1 0

0 1 1 1 1 0

1 0 0 0 1 0

1 0 0 1 1 0

1 0 1 0 1 0

1 0 1 1 1 0
1 1 0 0 1 0

1 1 0 1 1 0

1 1 1 0 1 0

1 1 1 1 1 0

Hasil uji coba gerbang OR dan NOR

Gambar 2.2.1 Hasil gerbang OR dan NOR ke 1

Gambar 2.2.2 Hasil gerbang OR dan NOR ke 2


Gambar 2.2.3 Hasil gerbang OR dan NOR ke 3

Gambar 2.2.4 Hasil gerbang OR dan NOR ke 4

Gambar 2.2.5 Hasil gerbang OR dan NOR ke 5

Gambar 2.2.6 Hasil gerbang OR dan NOR ke 6


Gambar 2.2.7 Hasil gerbang OR dan NOR ke 7

Gambar 2.2.8 Hasil gerbang OR dan NOR ke 8

Gambar 2.2.9 Hasil gerbang OR dan NOR ke 9

Gambar 2.2.10 Hasil gerbang OR dan NOR ke 10


Gambar 2.2.11 Hasil gerbang OR dan NOR ke 11

Gambar 2.2.12 Hasil gerbang OR dan NOR ke 12

Gambar 2.2.13 Hasil gerbang OR dan NOR ke 13

Gambar 2.2.14 Hasil gerbang OR dan NOR ke 14


Gambar 2.2.15 Hasil gerbang OR dan NOR ke 15

Gambar 2.2.16 Hasil gerbang OR dan NOR ke 16


3. Hasil Tabel Kebenaran dari Aljabar Boole

C B A Y

0 0 0 0

0 0 1 0

0 1 0 0

0 1 1 0

1 0 0 1
1 0 1 1

1 1 0 0

1 1 1 0

Hasil uji coba Aljabar Boole diatas

Gambar 2.3.1 Hasil Aljabar Boole ke 1

Gambar 2.3.2 Hasil Aljabar Boole ke 2

Gambar 2.3.3 Hasil Aljabar Boole ke 3


Gambar 2.3.4 Hasil Aljabar Boole ke 4

Gambar 2.3.5 Hasil Aljabar Boole ke 5

Gambar 2.3.6 Hasil Aljabar Boole ke 6

Gambar 2.3.7 Hasil Aljabar Boole ke 7


Gambar 2.3.8 Hasil Aljabar Boole ke 8
4. Hasil Tabel Kebenaran dan Persamaan Aljabar Boole dari Rangkaian Half
Adder
Y X Sum Carry

0 0 0 0

0 1 1 0

1 0 1 0

1 1 0 1

Hasil uji coba rangkaian Half Adder

Gambar 2.4.1 Hasil rangkaian Half Adder ke 1


Gambar 2.4.2 Hasil rangkaian Half Adder ke 2

Gambar 2.4.3 Hasil rangkaian Half Adder ke 3

Gambar 2.4.4 Hasil rangkaian Half Adder ke 4


5. Hasil Tabel Kebenaran Gerbang OR dari IC 7400 (NAND 2 Input)
B A Y

0 0 0

0 1 1

1 0 1
1 1 1

Hasil uji coba gerbang OR dari IC 7400 (NAND 2 Input)

Gambar 2.5.1 Hasil gerbang OR dari IC 7400 ke 1

Gambar 2.5.2 Hasil gerbang OR dari IC 7400 ke 2

Gambar 2.5.3 Hasil gerbang OR dari IC 7400 ke 3


Gambar 2.5.4 Hasil gerbang OR dari IC 7400 ke 4
6. Hasil Tabel Kebenaran Gerbang EX-OR dari IC 7400 (NAND 2 Input)
B A Y

0 0 0

0 1 1

1 0 1

1 1 0

Hasil uji coba gerbang EX-OR dari IC 7400 (NAND 2 Input)

Gambar 2.6.1 Hasil gerbang EX-OR dari IC 7400 ke 1


Gambar 2.6.2 Hasil gerbang EX-OR dari IC 7400 ke 2

Gambar 2.6.3 Hasil gerbang EX-OR dari IC 7400 ke 3

Gambar 2.6.4 Hasil gerbang EX-OR dari IC 7400 ke 4


BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum modul satu ini membahasa tentang rangkaian gerbang
logika. Praktikum kali ini dengan menggunakan Digital Experimenter dan sebagai
penyambungnya adalah Kabel Conector. Rangkaian logika terbentuk dari hubungan
beberapa gerbang (gate) logika. Rangkaian logika bekerja secara digital. Output dari
suatu rangkaian logika ditentukan oleh karakterisitik dan hubungan dari gerbang-
gerbang yang digunakan.
Gerbang logika atau gerbang logik adalah suatu entitas dalam elektronika
dan matematika boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan logik menjadi
sebuah sinyal keluaran logik. Gerbang logika terutama diimplementasikan secara
elektronis menggunakan transistor atau dioda, akan tetapi dapat dibangun dengan
menggunakan susunan komponen-komponen yang memanfaatkan sifat-sifat
elektromagnetik. Logika merupakan dasar dari semua penalaran. Untuk
menyatukan beberapa logika, di membutuhkan operator logika dan untuk
membuktikan kebenaran dari logika, dapat menggunakan tabel kebenaran. Tabel
kebenaran dapat menampilkan hubungan antara nilai kebenaran dari proposisi
atomik. Dengan tabel kebenaran tersebut, suatu persamaan logika atau proposisi
bisa dicari nilai kebenarannya. Tabel kebenaran ini mempunyai banyak aplikasi
yang dapat diterapkan. Salah satu dari aplikasi tersebut yaitu dapat mendesain suatu
rangkaian logika.
Gerbang juga dapat disebut dengan gate. Gerbang atau gate ini merupakan
elemen dasar dari semua rangkaian yang menggunakan sistem digital. Semua fungsi
digital pada dasarnya tersusun dari gabungan beberapa gerbang logika dasar yang
disusun berdasarkan fungsi yang diinginkan. Gate dasar bekerja atas dasar logika
tegangan yang digunakan dalam teknik digital. Logika tegangan adalah asas dasar
bagi gerbang-gerbang logika. Dalam teknik digital logika tegangan yaitu dua
kondisi tegangan yang saling berlawanan. Kondisi tegangan ada tegangan
mempunyai istilah lain berlogika satu (1) atau berlogika tinggi (high),
sedangkan tidak ada tegangan memiliki istilah lain berlogika nol (0) atau
berlogika rendah (low). Dalam membuat rangkaian logika dapat menggunakan
gerbang-gerbang logika sesuai dengan yang dibutuhkan. Rangkaian digital adalah
sistem yang mempresentasikan sinyal sebagai nilai diskrit. Dalam sebuah sirkuit
digital,sinyal direpresentasikan dengan satu dari dua macam kondisi yaitu 1 (high)
dan 0 (low).
Uji coba yang pertama yaitu gerbang AND dan NAND. Gerbang AND
merupakan salah satu gerbang logika dasar yang memiliki 2 buah saluran masukan
(input) atau lebih dan sebuah saluran keluaran (output). Gerbang AND akan
menghasilkan sebuah keluaran biner tergantung dari kondisi masukan dan
fungsinya. Output gerbang AND akan tinggi hanya jika semua input tinggi, dan jika
salah satu atau lebih input berlogika rendah maka output akan rendah. Prinsip kerja
dari gerbang AND adalah kondisi keluaran (output) akan berlogik 1 bila semua
saluran masukan (input) berlogic 1. Selain itu output akan berlogik 0. Persamaan
logika aljabar Boole gerbang AND adalah Y=A.B. Pada Aljabar Boole operasi
gerbang AND diberi tanda kali atau tanda titik. Gerbang NAND merupakan
kombinasi dari gerbang AND dengan gerbang NOT dimana keluaran gerbang AND
dihubungkan ke saluran masukan dari gerbang NOT. Output akan berlogika tinggi
jika salah satu atau lebih input-nya berlogika rendah, dan output akan berlogika
rendah hanya pada saat semua input-nya berlogika tinggi. NAND keluaran dari
gerbang AND diNOTkan maka prinsip kerja dari gerbang NAND merupakan
kebalikan dari gerbang AND. Outputnya merupakan komplemen atau kebalikan
dari gerbang AND, yakni memberikan keadaan level logik 0 pada outputnya jika
dan hanya jika keadaan semua inputnya berlogika 1. Persamaan logika aljabar
Boole untuk output gerbang NAND adalah Y= A . B.
Pada uji coba yang kedua tentang gerbang OR dan gerbang NOR. Gerbang
OR adalah gerbang logika dasar yang mempunyai dua atau lebih input dan hanya
memiliki satu output. Output gerbang OR akan berlogika tinggi apabila salah satu
atau lebih input ada yang berlogika tinggi, dan output akan berlogika rendah hanya
pada saat seluruh input berlogika rendah. Berapapun jumlah saluran masukan yang
dimiliki oleh sebuah gerbang OR, maka tetap memiliki prinsip kerja yang sama
dimana kondisi keluarannya akan berlogik 1 bila salah satu atau semua saluran
masukannya berlogik 1. Selain itu output berlogik 0. Persamaan logika aljabar
Boole untuk output gerbang OR adalah Y=A+B. Pada aljabar Boole operasi
gerbang OR diberi tanda tambah (+).
Pada Gerbang NOR adalah gabungan dari gerbang OR dan NOT. Output
gerbang NOR selalu kebalikan dari output gerbang OR untuk input yang sama.
Output akan berlogika rendah apabila salah satu atau lebih inputnya berlogika
tinggi, dan pada output akan berlogika tinggi hanya pada saat semua input berlogika
rendah. Outputnya merupakan komplemen atau kebalikan dari gerbang OR, yakni
memberikan keadaan level logik 0 pada outputnya jika salah satu atau lebih
inputnya berlogika 1.Persamaan logika aljabar Boole untuk output gerbang NOR
adalah Y = A + B. Uji coba yang ketiga membuat tabel kebenaran dari rangkaian
aljabar boole. Inputannya berjumlah tiga A,B dan C untuk menghasilkan satu output
yaitu Y. pada rangkaian aljabar boole tersebut menggunakan gerbang AND, OR,
dan NOT. Gerbang NOT JUGA sering disebut dengan gerbang inverter. Gerbang
ini merupakan gerbang logika yang paling mudah diingat. Gerbang NOT memiliki
satu saluran masukan dan satu buah saluran keluaran. Output gerbang NOT selalu
merupakan kebalikan dari input-nya. Bila pada saluran masukannya berlogik 1
maka pada saluran keluarannya akan berlogik 0 dan sebaliknya. Persamaan logika
aljabar Boole untuk output gerbang NOT yaitu Y = A.
Tabel kebenaran pada persamaan aljabar boole dari rangkaian half adder
merupakan uji coba selanjutnya yaitu uji coba ke empat. Rangkaian Half adder
adalah suatu rangkaian penjumlah sistem bilangan biner yang paling sederhana atau
rangkaian elektronik yang bekerja melakukan perhitungan penjumlahan dari dua
buah bilangan binary, yang masing-masing terdiri dari satu bit. Rangkaian ini
memiliki dua input dan dua buah output, salah satu outputnya dipakai sebagai
tempat nilai pindahan dan yang lain sebagai hasil dari penjumlahan. Rangkaian ini
hanya dapat digunakan untuk operasi penjumlahan data bilangan biner sampai 1 bit
saja. Rangkaian half adder mempunyai 2 masukan dan keluaran yaitu Summary out
(Sum) dan Carry out (Carry). Persamaan logika rangkaian half adder pada summary
adalah S = (X Y) dan pada carry out adalah C = (X.Y). Uji coba yang terakhir
adalah membuat tabel kebenaran menggunakan IC 7400 (NAND 2 Input) pada
gerbang OR dan Gerbang EX-OR. Gerbang EX-OR singkatan dari Exclusive OR
dimana jika input berlogik sama maka output akan berlogik 0 dan sebaliknya jika
input berlogic beda maka output akan berlogic 1. Persamaan logika aljabar Boole
untuk output gerbang XOR adalah Y = A B = AB + AB.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Rangkaian digital adalah sistem yang mempresentasikan sinyal sebagai
nilai diskrit.
2. Gerbang atau gate ini merupakan elemen dasar dari semua rangkaian yang
menggunakan sistem digital
3. Suatu entitas dalam elektronika dan matematika boolean yang mengubah
satu atau beberapa masukan logik menjadi sebuah sinyal keluaran logik
merupakan gerbang logika.
4. Rangkaian Half adder adalah suatu rangkaian penjumlah sistem bilangan
biner yang paling sederhana atau rangkaian elektronik yang bekerja
melakukan perhitungan penjumlahan dari dua buah bilangan binary, yang
masing-masing terdiri dari satu bit.
B. SARAN
1. Berdoa sebelum atau setelah selesai melakukan praktikum.
2. Sebelum melakukan praktikum persiapkan alat dan bahan yang akan
dibutuhkan saat praktikum.
3. Mempelajari dan memahami materi yang akan di praktikkan.
4. Melakukan langkah-langkah kerja dengan urut dan teliti.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. (tahun). Landasan Teori. http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345
6789/20664/4/Chapter%20II.pdf. 27 April 2015 (00:57).
Anonymous. (tahun). Rangkaian-Rangkaian Aritmetik. http://staff.uny.ac.id/sites
/default/files/Rang%20Aritmetik.pdf. 28 April 2015 (09:57).
Asror, Mustaghfiri . (2014). Teori Gerbang Logika. https://www.scribd.com/doc/
227789835/teori-gerbang-logika. 27 April 2015 (00:57).
Ningsih, Elsa Yuli. (2012). 1 Gerbang Logika. https://www.scribd.com/doc/
98829771/1-Gerbang-Logika-Dasar. 27 April 2015 (00:32).
Saputra, Ade. (2012). Half Adder dan Full Adder. https://www.scribd.com/doc/
91005333/HALF-ADDER-Full-Adder. 28 April 2015 (08:50).
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK DIGITAL
MODUL II : PENCACAH (COUNTER)

DISUSUN OLEH :
Ahmad Khusnil Ibad
14101080

PARTNER PRAKTIKUM :
1. Lukman Fadhil Rizky .K (14101097)
2. Yusuf Budi Setyoso (14101117)

Tanggal Praktikum : 04 Mei 2015


Asisten Praktikum : 1. Farah Izzah Fida Afifah
2. Lintang Setyo Palupi
3. Yusuf Ramli

LABORATORIUM
TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2015
BAB I
KONFIGURASI SISTEM
Pencacah atau Counter merupakan jenis khusus dari register, yang
dirancang guna mencacah/menghitung jumlah pulsa-pulsa detak yang tiba pada
masukan-masukannya. Peranti ini terdiri dari satu atau lebih flip-flop yang
dirangkai sedemikian rupa sehingga setiap pulsa masukan akan menambah
cacahan. Pencacah dibedakan menjadi dua yaitu : pencacah sinkron dan pencacah
tak sinkron. Perbedaan mendasar dari kedua jenis pencacah atau counter ini terletak
pada cara memberikan sinyal detak pada tiap flip-flopnya. Karakteristik penting
dari pencacah adalah Kerjanya sinkron atau tak sinkron, mencacah maju atau
mundur, sampai beberapa banyak dapat mencacah (modulo pencacah).
Pencacah sinkron atau synchronous counter, yang beroperasi serentak
dengan pulsa clock yang kadang-kadang disebut juga dengan pencacah deret atau
series counter atau pencacah jajar. Pencacah sinkron adalah pencacah yang sinyal
detaknya diberikan secara serentak (pararel) pada masing-masing input flip-flop.

Gambar 1. 1 Pencacah Sinkron 4 bit


Pencacah sinkron terdiri dari empat macam yaitu Pencacah maju sinkron
yang berjalan terus (Free Running), Pencacah maju sinkron yang dapat berhenti
sendiri (Self Stopping), Pencacah mundur sinkron, Pencacah maju dan mundur
sinkron (Up-down Counter) merupakan gabungan dari Up Counter dan Down
Counter. Rangkaian ini dapat menghitung bergantian antara Up dan Down karena
adanya input eksternal sebagai control yang menentukan saat menghitung Up atau
Down. Jika input Up bernilai 1 (satu) maka Counter akan menghitung naik (UP),
sedangkan jika input Down bernilai 0 (nol) , Counter akan menghitung turun
(DOWN).
Pencacah tak sinkron atau erial counter adalah pencacah yang pemberian
sinyal detaknya secara seri artinya sinyal detak dihubungkan pada input flip-flop
LSB (Less Significant Bit), sedangkan untuk flip-flop berikutnya diberikan oleh
output flip-flop sebelumnya.
Pencacah tak sinkron atau ripple trough counter bisa disebut juga dengan
special counter. karena output yang dihasilkan masing-masing flip-flop yang
digunakan akan berubah kondisi dari 0 ke 1 atau sebaliknya dangan secara
berurutan. Hal ini disebabkan karena hanya flip-flop yang paling ujung saja yang
dikendalikan oleh sinyal clock, sedangkan clock untuk flip-flop yang lainnya
diambil dari masing-masing flip-flop sebelumnya.
LSB MSB
QA QB QC QD
SET SET SET SET
J Q J Q J Q J Q

K CLR Q K CLR Q K CLR Q K CLR Q

Gambar 1.2 Pencacah Taksinkron 4 bit

Pencacah tak sinkron terdiri dari empat macam yaitu Pencacah maju tak
sinkron yang berjalan terus (Free Running),Pencacah maju taksinkron yang dapat
berhenti sendiri (Self Stopping), Pencacah mundur tak sinkron,Pencacah maju dan
mundur tak sinkron (Up-down Counter).

Gambar 1.3 Pencacah maju tak sinkron / up counter

Dasar dari gambar 1.3 rangkaian pencacah itu adalah T-Flip Flop. Bahwa flip-
flop yang pertama adalah flip-flop yang dikendalikan oleh sinyal clock. Umpamakan
itu adalah rangkaian flip flop A, maka output adalah QA yang akan menjadi sinyal
clock untuk B, begitu seterusnya sehingga output C (QC) yang akan menjadi sinyal
clock D yang akan menghasilkan output QD.
BAB II
HASIL DATA
7. Pencacahan Sinkron
a. Pencacahan biner modulo-8
Tabel Kebenaran 2.1.1
Keluaran
Pulsa Klok
Ke- Qc
Qa Qb

0 0 0 0

1 0 0 1

2 0 1 0

3 0 1 1

4 1 0 0

5 1 0 1

6 1 1 0

7 1 1 1

8 0 0 0

9 0 0 1

10 0 1 0
Gambar 2.1.1 Rangkaian Pencacahan sinkron modulo-8

Gambar 2.1.2 Hasil pencacahan sinkron biner modulo-8 ke 0

Gambar 2.1.3 Hasil pencacahan sinkron biner modulo-8 ke 1

Gambar 2.1.4 Hasil pencacahan sinkron biner modulo-8 ke 2

Gambar 2.1.5 Hasil pencacahan sinkron biner modulo-8 ke 3


Gambar 2.1.6 Hasil pencacahan sinkron biner modulo-8 ke 4

Gambar 2.1.7 Hasil pencacahan sinkron biner modulo-8 ke 5

Gambar 2.1.8 Hasil pencacahan sinkron biner modulo-8 ke 6

Gambar 2.1.9 Hasil pencacahan sinkron biner modulo-8 ke 7

Gambar 2.1.10 Hasil pencacahan sinkron biner modulo-8 ke 8


Gambar 2.1.11 Hasil pencacahan sinkron biner modulo-8 ke 9

Gambar 2.1.12 Hasil pencacahan sinkron biner modulo-8 ke 10


b. Pencacahan biner modulo-6
Tabel Kebenaran 2.1.2
Keluaran
Pulsa Klok
Ke- Qa
Qc Qb

0 0 0 0

1 1 0 0

2 0 1 0

3 1 1 0

4 0 0 1

5 1 0 1

6 0 0 0

7 1 0 0
Gambar 2.1.13 Rangkaian Pencacahan sinkron modulo-6

Gambar 2.1.14 Hasil pencacahan sinkron biner modulo-6 ke 0

Gambar 2.1.15 Hasil pencacahan sinkron biner modulo-6 ke 1

Gambar 2.1.16 Hasil pencacahan sinkron biner modulo-6 ke 2


Gambar 2.1.17 Hasil pencacahan sinkron biner modulo-6 ke 3

Gambar 2.1.18 Hasil pencacahan sinkron biner modulo-6 ke 4

Gambar 2.1.19 Hasil pencacahan sinkron biner modulo-6 ke 5

Gambar 2.1.20 Hasil pencacahan sinkron biner modulo-6 ke 6


Gambar 2.1.21Hasil pencacahan sinkron biner modulo-6 ke 7
c. Pencacahan BCD (Binary Code Decimal)
Tabel Kebenaran 2.1.3
Keluaran
Pulsa Klok
Ke- Qa
Qd Qc Qb

0 0 0 0 0

1 1 0 0 0

2 0 1 0 0

3 1 1 0 0

4 0 0 1 0

5 1 0 1 0

6 0 1 1 0

7 1 1 1 0

8 0 0 0 1

9 1 0 0 1

10 0 0 0 0

11 1 0 0 0
Gambar 2.1.22 Rangkaian Pencacahan BCD (Binary Code Decimal)

Gambar 2.1.23 Hasil pencacahan BCD (Binary Code Decimal) ke 0

Gambar 2.1.24 Hasil pencacahan BCD (Binary Code Decimal) ke 1

Gambar 2.1.25 Hasil pencacahan BCD (Binary Code Decimal) ke 2

Gambar 2.1.26 Hasil pencacahan BCD (Binary Code Decimal) ke 3


Gambar 2.1.27 Hasil pencacahan BCD (Binary Code Decimal) ke 4

Gambar 2.1.28 Hasil pencacahan BCD (Binary Code Decimal) ke 5

Gambar 2.1.29 Hasil pencacahan BCD (Binary Code Decimal) ke 6

Gambar 2.1.30 Hasil pencacahan BCD (Binary Code Decimal) ke 7

Gambar 2.1.31 Hasil pencacahan BCD (Binary Code Decimal) ke 8


Gambar 2.1.32 Hasil pencacahan BCD (Binary Code Decimal) ke 9

Gambar 2.1.33 Hasil pencacahan BCD (Binary Code Decimal) ke 10

Gambar 2.1.34 Hasil pencacahan BCD (Binary Code Decimal) ke 11


8. Pencacahan Tak Sinkron
a. Pencacahan biner modulo-8
Tabel Kebenaran 2.2.1
Keluaran
Pulsa Klok
Ke- Qa
Qc Qb

0 0 0 0

1 1 0 0
2 0 1 0

3 1 1 0

4 0 0 1

5 1 0 1

6 0 1 1

7 1 1 1

8 0 0 0

9 1 0 0

10 0 1 0

Gambar 2.2.1 Rangkaian Pencacahan tak sinkron modulo-8

Gambar 2.2.2 Hasil pencacahan tak sinkron biner modulo-8 ke 0


Gambar 2.2.3 Hasil pencacahan tak sinkron biner modulo-8 ke1

Gambar 2.2.4 Hasil pencacahan tak sinkron biner modulo-8 ke 2

Gambar 2.2.5 Hasil pencacahan tak sinkron biner modulo-8 ke 3

Gambar 2.2.6 Hasil pencacahan tak sinkron biner modulo-8 ke 4


Gambar 2.2.7 Hasil pencacahan tak sinkron biner modulo-8 ke 5

Gambar 2.2.8 Hasil pencacahan tak sinkron biner modulo-8 ke 6

Gambar 2.2.9 Hasil pencacahan tak sinkron biner modulo-8 ke 7

Gambar 2.2.10 Hasil pencacahan tak sinkron biner modulo-8 ke 8


Gambar 2.2.11 Hasil pencacahan tak sinkron biner modulo-8 ke 9

Gambar 2.2.12 Hasil pencacahan tak sinkron biner modulo-8 ke 10


b. Pencacahan biner modulo-6
Tabel Kebenaran 2.2.2
Keluaran
Pulsa Klok
Ke- Qa
Qc Qb

0 0 0 0

1 1 0 0

2 0 1 0

3 1 1 0

4 0 0 1

5 1 0 1
6 0 0 0

7 1 0 0

8 0 1 0

Gambar 2.2.13 Rangkaian Pencacahan tak sinkron modulo-6


c. Pencacahan BCD (Binary Code Decimal)
Tabel Kebenaran 2.2.3
Keluaran
Pulsa Klok
Ke- Qa
Qd Qc Qb

0 0 0 0 0

1 1 0 0 0

2 0 1 0 0

3 1 1 0 0

4 0 0 1 0

5 1 0 1 0

6 0 1 1 0

7 1 1 1 0
8 0 0 0 1

9 1 0 0 1

10 0 0 0 0

11 1 0 0 0

Gambar 2.2.14 Rangkaian Pencacahan tak sinkron BCD (Binary Code Decimal)
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Modul dua ini kita praktikum tentang Pencacahan (counter). Pada
pencacahan ini kita praktik pencacahan sinkron dan pencacahan tak sinkron.
Counter atau pencacahan ini merupakan sekumpulan FF yang berubah keadaan
keluarannya dalam erespon pulsa-pulsa yang diberikan pada masukannya. Susunan
beberapa FF tersebut menghasilkan bilangan biner ekivalen dari jumlah pulsa total
yang diberikan pada saat itu. Pencacah banyak digunakan pada sistem digital,
diantaranya sebagai penghitung pulsa, pembagi frekuensi, pewaktu, penunda waktu
dan sebagainya. Berdasarkan Clock yang diberikan pada FF.
Pencacahan dibagi menjadi dua yaitu Pencacah tak sinkron atau tidak
serempak (Asynchronous) dan sinkron atau serempak (Synchronous). Dua
pencacahan tersebut sesuai dengan yang telah kita praktikkan sebelumnya. Pada
sinkron atau serempak dibagi lagi menjadi tiga sesuai yang kita praktikkan.
Pencacahan sinkron yang pertama adalah Pencacah biner modulo-8, yang kedua
yaitu pencacahan sinkron biner modulo-6 dan pencacahan sinkron yang terkhir
dipraktikan adalah Pencacah BCD (Binary Code Decimal).
Pencacah sinkron (synchronous), yang beroperasi serentak dengan pulsa clock
yang kadang-kadang disebut juga dengan pencacah deret atau series counter atau juga
pencacah jajar. Pencacah sinkron atau kata serempak (Synchronous) merupakan
pencacah yang sinyal detaknya diberikan secara serentak (pararel) pada masing-
masing input atau masukan flip-flop.
Pada pencacah biner modulo-8 itu termasuk kedalam pencacah sinkron
(synchronous). Pada uji coba pencacah sinkron (synchronous) yang kita lakukan
pertama adalah pencacahan biner modulo-8. Uji coba yang dilakukan kita
munggunakan Digital Experimenter dengan penghubung-pengubungnya adalah Kabel
Conector. Uji coba pencacah biner modulo-8 itu benar jika kita menekan klok delapan
kali maka output atau lampu akan mati semua atau lamupu tidak nyala pada digital
experimenter. Seperti pada bab ke 2 hasil data gambar 2.1.10 Hasil pencacahan sinkron
biner modulo-8 ke 8. Pada gambar uji coba tersebut output bernilai 0 pada output a, 0
pada output b, dan 0 pada output c. pencacah biner modulo-8 outputnya bernilai 0
semua karena nilai tertingginya adalah biner delapan, jika lebih akan kembali lagi
seperti awal. Seperti pada biner ke 9 (Sembilan) outputnya bernilai 0,0,1 atau output 0
pada a, output 0 pada b dan output 1 pada c. seperti pada biner satu. Pencacahan ini
yaitu pencacah biner modulo-8 hanya memiliki 3 (tiga) bit saja.
Jika pada pencacah biner modulo-8 outputnya bernilai 0 semua atau lampu
tidak nyala pada biner ke 8. Sedangkan pada praktikum selanjutnya adalah pencacahan
biner modulo-6, kali ini beda dengan modulo-8. Modulo-6 ini output bernilai 0 (nol)
semua atau lampu tidak nyala semua pada biner 6 (enam). Seperti pada bab dua hasil
data pada gambar 2.1.20 Hasil pencacahan sinkron biner modulo-6 ke 6. Sebab nilai
pencacah biner modulo-6 ini biner tertingginya adalah biner 6 (enam) jika lebih maka
akan kembali ke biner pertama atau ke satu. Seperti pada gambar 2.1.21 Hasil
pencacahan sinkron biner modulo-6 ke 7 di bab 2 hasil data. Pada gambar tersebut
terlihat lampu outputnya hanya nyala 1 (satu) pada output c sehingga binernya 0,0,1
seperti pada biner 1 (satu). Pencacah modulo-6 ini termasuk dalam pencacah
sinkron.
Pencacahan BCD (Binary Code Decimal) merupakan praktik selanjutnya
setelah kita praktikkan pencacah biner modulo-6. Binary Code Decimal (BCD)
adalah sebuah sistem sandi yang umum digunakan untuk menyatakan angka desimal
secara digital. BCD adalah sistem pengkodean bilangan desimal yang metodenya mirip
dengan bilangan biner biasa, hanya saja dalam proses konversi, setiap simbol dari
bilangan desimal dikonversi satu per satu, bukan secara keseluruhan seperti konversi
bilangan desimal ke biner biasa. BCD ( Binary Coded Decimal ) merupakan kode biner
yang digunakan hanya untuk mewakili nilai digit desimal saja, yaitu nilai angka 0
sampai dengan 9. BCD menggunakan kombinasi dari 4 bit, sehingga sebanyak 16
(24=16) kemungkinan kombinasi yang bisa diperoleh dan hanya 10 kombinasi yang
dipergunakan. Kode BCD yang orisinil sudah jarang dipergunakan untuk komputer
generasi sekarang, karena tidak dapat mewakili huruf atau simbol-simbol karakter
khusus. BCD dipergunakan untuk komputer generasi pertama.
Pencacahan BCD (Binary Code Decimal) termasuk dalam pencacah sinkron.
pada pecacah yang telah kita lakukan didapatkan hasilnya output bernilai 0 semua pada
biner 10 (sepuluh). Seperti pada gambar 2.1.33 Hasil pencacahan BCD (Binary Code
Decimal) ke 10 di bab dua hasil data, gambar tersebut lampu pada output tidak nyala
semua. Karena biner 10 nilai tertinggi pada pencacah BCD. Dan pada biner ke sebelas
seperti pada biner ke satu yaitu 0,0,0,1 seperti di bab dua hasil data gambar 2.1.34 Hasil
pencacahan BCD ke11 terlihat hanya satu lampu yang nyala pada lampu output c.
Pencacah tak sinkron (asynchronous counter), yang beroperasi tidak
serentak dengan pulsa clock atau pencacah kerut atau ripple counter. Pencacah
asynchronous atau pencacah tak sinkron ini merupakan praktik yang selanjutnya
setelah pencacah sinkron. Pencacah tak sinkron (asynchronous counter) adalah
pencacah yang pemberian sinyal detaknya secara seri artinya sinyal detak
dihubungkan pada input flip-flop LSB (Less Significant Bit), sedangkan untuk flip-
flop berikutnya diberikan oleh output flip-flop sebelumnya. Pencacah tak sinkron
output yang dihasilkan masing-masing flip-flop yang digunakan akan berubah
kondisi dari 0 ke 1 atau sebaliknya dangan secara berurutan. Hal ini disebabkan
karena hanya flip-flop yang paling ujung saja yang dikendalikan oleh sinyal clock,
sedangkan clock untuk flip-flop yang lainnya diambil dari masing-masing flip-flop
sebelumnya. Pada uji coba kali ini juga munggunakan Digital Experimenter dengan
penghubung-pengubungnya adalah Kabel Conector.
Pada praktikum tak sinkron kita disuruh praktikum tiga pencacah yaitu
pencacah biner modulo-8, pencacah biner modulo-6 dan pencacah BCD. Namun hanya
praktikum satu pencacah yaitu pencach biner modulo-8. Ternyata hasilnya sama
dengan pencacah modulo-8 yang pencacah sinkron sehingga kita dapat simpulkan
pencacah modulo-8, pencacah modulo-6 dan pencacah BCD pada pencacah tak sinkron
sama dengan pencacah modulo-8, pencacah modulo-6 dan pencacah BCD pada
pencacah sinkron. hanya beda pada rangkaian kalau pada pencacah tak sinkron tidak
menggunakan penghubung gerbang AND sedangkan pada pencacah sinkron
sebaliknya yaitu menggunakan gerbang AND. Bisa dibedakan dengan melihat gambar
2.2.1 Rangkaian Pencacahan tak sinkron modulo-8 dengan gambar 2.1.1 Rangkaian
Pencacahan sinkron modulo-8.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
C. KESIMPULAN
5. Counter atau pencacahan merupakan sekumpulan FF yang berubah
keadaan keluarannya dalam erespon pulsa-pulsa yang diberikan pada
masukannya.
6. Pencacah sinkron (synchronous) beroperasi serentak dengan pulsa clock.
7. Pencacah tak sinkron (asynchronous counter) beroperasi tidak serentak
dengan pulsa clock. Pencacah tak sinkron (asynchronous counter) adalah
pencacah yang pemberian sinyal detaknya secara seri artinya sinyal detak
dihubungkan pada input flip-flop LSB (Less Significant Bit), sedangkan
untuk flip-flop berikutnya diberikan oleh output flip-flop sebelumnya
8. Pencacah biner modulo-8, pencacah biner modulo-6 dan pencacah BCD pada
pencacah tak sinkron sama dengan pencacah biner modulo-8, pencacah biner
modulo-6 dan pencacah BCD pada pencacah sinkron itu hasilnya sama. hanya
beda pada rangkaian kalau pada pencacah tak sinkron tidak menggunakan
penghubung gerbang AND sedangkan pada pencacah sinkron sebaliknya
yaitu menggunakan gerbang AND
D. SARAN
5. Berdoa sebelum atau setelah selesai melakukan praktikum.
6. Sebelum melakukan praktikum persiapkan alat dan bahan yang akan
dibutuhkan saat praktikum.
7. Mempelajari dan memahami materi atau modul yang akan di praktikkan.
8. Melakukan langkah-langkah kerja dengan urut, teliti dan sabar.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Amal. (2014). Binary Code Decimal. https://www.scribd.com/doc/222652683
/Binary-Code-Decimal-1ccW. 8 Mei 2015 (00:57).
Anonymous. (tahun). Counter. http://staff.unila.ac.id/junaidi/files/2013/06/COUN
TE .pdf. 5 Mei 2015 (19 :57).
Anonymous. (tahun). Pencacah Dua Desimal. http://unhas.ac.id/tahir/BAHAN-
KULIAH/PSD/MATERI-PSD/sp-psd-2004/Tugas_PSD_Nurwijayanto_D41
101777-2/Pencacah_2_Desimal_NURWIJAYANTO_D41101777-2.doc. 6
Mei 2015 (19:00).
Anonymous. (2014). Modul Counter Sinkron. https://www.scribd.com/doc/
249462550/Modul-Counter-Sinkron. 5 Mei 2015 (22:32).
Fauzi, Anzar. (2012). Modul Edited 5. https://www.scribd.com/doc/91940477
/Modul-Edited-5. 8 Mei 2015 (15:50).
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK DIGITAL
MODUL III : REGISTER

DISUSUN OLEH :
Ahmad Khusnil Ibad
14101080

PARTNER PRAKTIKUM :

1. Lukman Fadhil Rizky .K (14101097)


2. Yusuf Budi Setyoso (14101117)

PraktikumTanggal : 13 Mei 2015


Asisten Praktikum : 1. Farah Izzah Fida Afifah
2. Lintang Setyo Palupi
3. Yusuf Ramli

LABORATORIUM
TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2015
BAB I
KONFIGURASI SISTEM
Register adalah kumpulan beberapa Flip-Flop yang digunakan
untuk menyimpan data biner, tiap Flip-Flop dapat menyimpan data biner 1 bit.
Pengisian Register berarti me-set atau me-reset masing-masing FF sehingga sesuai
dengan bit data yang disimpan. Semakin panjang data biner yang disimpan oleh
register, maka jumlah Flip-Flopnya juga semakin banyak. Register akan
menyimpan data baru jika ada data baru diberikan pada masukan dan Clock register
diaktifkan.
Ada dua cara untuk menyimpan atau mengambil data pada Register, yaitu
bit per bit secara berurutan dengan sinkronisasi sebuah pulsa Clock, yang
dinamakan serial dan beberapa bit secara serentak / paralel. Ada beberapa macam
register antara lain :
1. Register penampung merupakan register kerjanya hanya sebagai penyimpan
sementara biner. Rangkaian ini primitif, yang diperlukan adalah pengendalian
dari bit itu sendiri sampai siap untuk disimpan .

Gambar 1.1.1 Register penampung


Register penampung terkendali jika CLR menjadi tinggi maka semua flip
flop atau FF meriset serta kata keluaran menjadi q = 0000, ketika CLR rendah
maka register siap bekerja.

Gambar 1.1.2 Register penampung terkendali


2. Shift Register (register geser) adalah suatu register dimana informasi dapat
bergeser (digeserkan). Dalam register geser flip-flop saling dikoneksi,
sehingga isinya dapat digeserkan dari satu flipflop ke flip-flop yang lain, kekiri
atau kekanan atas perintah denyut lonceng (Clock). Dalam alat ukur digit,
register dipakai untuk mengingat data yang sedang ditampilkan. Ada 4 Shift
Register yaitu:

a. Register SISO (Serial In Serial Out)


Register geser SISO menerima data secara serial, bit-per-bit.
Selanjutnya mengeluarkan data tersebut secara serial pula, bit-per-bit setiap
satu pulsa clock. Register geser SISO 4-bit yang dibangun dari 4 buah flip-
flop D. Dapat menyimpan data sampai 4-bit, yang sekaligus menunjukkan
kapasitas simpan, yaitu 4-bit.

Gambar 1.2.1 Rangkaian Register SISO.

b. Register SIPO (Serial In Paralel Out)


Prinsip kerja register geser SIPO (Serial-In-Paralel-Out) adalah semua
bit-bit data dimasukkan secara serial, data dikeluarkan secara paralel setelah
semua data yang akan dikirim tersimpan dalam masing-masing flip-flop.
Pada register jenis ini, masing-masing tingkat flip-flop disediakan jalur
keluaran.
Gambar 1.2.2 Rangkaian Register SIPO.

c. Register PISO (Paralel In Serial Out)


Pada register geser jenis PISO (Paralel-In-Serial-Out), bit-bit data
dimasukkan secara pararel kedalam masing-masing flip-flop yang
bersesuaian, selanjutnya data dikeluarkan secara serial bit-per-bit setiap satu
pulsa clock. Gambar register geser PISO 4bit dengan 4 jalur masukan data,
1 jalur clock dan 1 jalur masukan untuk shift atau load.

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

12. Gambar 2.11 Rangkaian Register PISO.


Gambar 1.2.3 Rangkaian Register PISO

d. Register PIPO (Paralel In Paralel Out)


Proses transfer data jenis ini adalah data dimasukkan secara paralel,
kemudian dikeluarkan secara paralel juga.
Gambar 1.2.4 Rangkaian Register PIPO.
BAB II
HASIL DATA
9. Register SISO (Serial Input Serial Output)

Gambar 2.1.1 Rangkaian register


Tabel Kebenaran 2.1.1 Register SISO (Serial Input Serial Output)
Input Output Register
Klok
Seri Q5 Q4 Q3 Q2 Q1
0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 0
2 0 0 1 0 0 0
3 0 0 0 1 0 0
4 1 1 0 0 1 0
5 1 1 1 0 0 1
6 0 0 1 1 0 0
7 0 0 0 1 1 0
8 0 0 0 0 1 1
9 0 0 0 0 0 1
10 0 0 0 0 0 0
11 1 1 0 0 0 0
12 1 1 1 0 0 0
13 0 0 1 1 0 0
14 0 0 0 1 1 0
15 1 1 0 0 1 1
16 0 0 1 0 0 1
17 0 0 0 1 0 0
18 0 0 0 0 1 0
19 0 0 0 0 0 1
20 0 0 0 0 0 0

Gambar 2.1.2 Hasil Register SISO (Serial Input Serial Output) klok 1
10. Register PIPO (Paralel Input Paralel Output)
Tabel Kebenaran 2.2.1 Register PIPO (Paralel Input Paralel Output)
INPUT PARALEL OUTPUT REGISTER
E5 E4 E3 E2 E1 Q5 Q4 Q3 Q2 Q1
1 1 1 0 0 1 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 1 1 0 1 0 1
1 1 0 0 1 1 1 0 0 1
1 0 0 0 1 1 0 0 0 1
1 0 0 1 1 1 0 0 1 1

Gambar 2.2.1 Hasil Register PIPO (Paralel Input Paralel Output) ke 1


11. Register PISO (Paralel Input Serial Output)
Tabel Kebenaran 2.3.1 Register PISO (Paralel Input Serial Output)
INPUT PARALEL OUTPUT REGISTER
KLOK
E5 E4 E3 E2 E1 Q5 Q4 Q3 Q2 Q1
0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0
1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0
2 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0
3 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1
4 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1
5 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0
1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1
2 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0
3 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1
4 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
5 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0

Gambar 2.3.1 Hasil Register PISO (Paralel Input Serial Output) klok 0
12. Register SIPO (Serial Input Paralel Output)
Tabel Kebenaran 2.4.1 Register SIPO (Serial Input Paralel Output)
INPUT OUTPUT FLIP-FLOP OUTPUT REGISTER
KLOK OE
SERIAL Q5 Q4 Q3 Q2 Q1 Q5 Q4 Q3 Q2 Q1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
3 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
5 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
- 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
3 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
4 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
5 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
- 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0

Gambar 2.4.1 Hasil Register SIPO klok 3


BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Register merupakan materi yang dipraktikan pada modul yang ketiga.
Kumpulan beberapa Flip-Flop yang digunakan untuk menyimpan data biner, tiap
Flip-Flop dapat menyimpan data biner 1 bit merupakan register. Register adalah
suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk menyimpan data yang berupa 1 (satu)
atau beberapa flip-flop yang digabungkan menjadi 1 (satu). Alat yang digunakan
pada praktikum register sama seperti yang digunakan pada praktikum Rangkaian
Gerbang Logika dan Pencacah (Counter) yaitu Digital Experimenter dan Kabel
Conector.
Pada praktikum Register kita menggunakan tombol dan gerbang logika lebih
banyak pada digital experimenter. Bisa kita lihat pada gambar 2.1.1 Rangkaian
register di bab dua. Seperti menggunakan gerbang NAND, Gerbang NOT dan
gerbang AND. Kita juga menggunakan Sinyal Kontrol yaitu S : Aktivasi masukan
paralel (Aktive Low), R : RESET (Aktive Low), T : Input sinyal pulsa / klok, OE :
Aktivasi keluaran paralel (Aktive Low) pada Input (masukan) menggunakan E1
E5 (data paralel), SE (data serial). Pada Output (keluaran) menggunakan Q1Q5
(Output Flip-flop), O1-O5 (Output Register) dan pada praktikum register juga
menggunakan sinyal clock T. sinyal clock T ini berfungsi untuk menggeser data
masukan serial.
Sebuah register terdiri dari sekelompok atau kumpulan flip-flop atau FF. Setiap
flip-flop mampu menyimpan 1 (satu) bit informasi. Sebuah n-bit register berisi
sekelompok n flip-flop atau FF yang dapat mampu menyimpan n bit informasi
biner. Selain flip-flop, register mempunyai gerbang-gerbang kombinasional yang
melakukan tugas pemrosesan data-data tertentu.
Register pada arti yang lebih luas, sebuah register terdiri dari sekelompok flip-
flop dan gate (gerbang) yang bisa mempengaruhi transisinya. Flip-flop atau FF
memegang informasi biner dan gerbang (gate) menentukan bagaimana informasi
ditransfer ke dalam register tersebut.
Register penampung dan Shift Register (register geser) itu merupakan macam
dari register. Register penampung merupakan register kerjanya hanya sebagai
penyimpan sementara biner. Rangkaian ini primitif, yang diperlukan adalah
pengendalian dari bit itu sendiri sampai siap untuk disimpan. Sedangkan pada Shift
Register (register geser) adalah suatu register dimana informasi dapat bergeser
(digeserkan). Dalam register geser flip-flop saling dikoneksi, sehingga isinya dapat
digeserkan dari satu flip-flop (FF) ke flip-flop (FF) yang lain, kekiri atau kekanan
atas perintah denyut lonceng (Sinyal Clock). Dalam alat ukur digit, register dipakai
untuk mengingat data yang sedang ditampilkan.
Pada praktikum kita hanya menguji register geser (Shift Register) yaitu register
SISO (Serial In Serial Out), register PIPO (Paralel In Paralel Out), register PISO
(Paralel In Serial Out) dan register SIPO (Serial In Paralel Out). Keempaat register
tersebut merupakan bagian dari register geser (Shift Register). Yang pertama adalah
register SISO (Serial Input Serial Output). Register geser SISO menerima data
secara serial, bit-per-bit. Selanjutnya mengeluarkan data tersebut secara serial pula,
bit-per-bit setiap satu pulsa clock. Cara kerja pengujiannya adalah sinyal clock T
berfungsi untuk menggeser data masukan serial. Pertama yang dilakukan Atur
kondisi awal sinyal kontrol R=1 dan OE=0, lalu masukan data serial pada SE sesuai
pada tabel hasil percobaan yang disinkronkan dengan tombol T (tombol ditekan
setelah penyetingan data pada SE). kemudian amati hasilnya sesuai perintahnya.
Register PIPO (Paralel Input Paralel Output) merupakan uji coba selanjutnya
setelah uji coba register SISO. Proses transfer data jenis ini adalah data dimasukkan
secara paralel, kemudian dikeluarkan secara paralel juga. Cara kerjanya Dengan
kondisi awal sinyal kontrol S=1, OE=0 dan R=1, kemudian kita beri masukan pada
E5-E1 kemudaian ubah kondisi S=0. Dan yang terakhir kita Amati dan catat
keluaran O1-O5 setelah kondisi OE=1. Hasil dari Register PIPO ini outputnya akan
sama dengan inputnya seperti pada tabel kebenaran 2.2.1 Register PIPO (Paralel
Input Paralel Output).
Uji coba yang ketiga yaitu Register PISO atau bisa disebut Paralel Input
Serial Output. Yang pertama kita lakukan adalah kita harus tau sinyal clock T
berfungsi untuk menggeser data keluaran serial. Kemudian dapat melakukan
Kondisi awal sinyal kontrol R=1, dan S=1. Masukan data paralel pada E1-E5 sesuai
tabel hasil percobaan, kemudian atur S=0. Dan selanjutnya Amati dan catat
keluaran register O1-O5. Pada register geser jenis PISO (Paralel-In-Serial-Out),
bit-bit data dimasukkan secara pararel kedalam masing-masing flip-flop yang
bersesuaian, selanjutnya data dikeluarkan secara serial bit-per-bit setiap satu pulsa
clock.
Pada register ini sinyal clock T berfungsi untuk menggeser data masukan
serial. Kemudian kita Atur kondisi awal sinyal kontrol R=1 dan OE=1, dan
masukan data serial pada SE sesuai pada tabel hasil percobaan yang disinkronkan
dengan tombol T (tombol ditekan setelah penyetingan data pada SE). yang terakhir
kita Amati dan catat keluaran dari flip-flop. Jangan lupa untuk Aktifkan OE=0,
untuk melihat keluaran parallel register ini adalah cara kerja uji coba register SIPO.
Register ini merupakan uji coba yang terakhir dari praktikum modul ketiga ini.
Prinsip kerja register geser SIPO (Serial-In-Paralel-Out) adalah semua bit-bit data
dimasukkan secara serial, data dikeluarkan secara paralel setelah semua data yang
akan dikirim tersimpan dalam masing-masing flip-flop. Pada register jenis ini,
masing-masing tingkat flip-flop disediakan jalur keluaran. Dari uji coba terakhir ini
kita mencari output FF dan output Register. Bisa kita lihat hasilnya pada bab ke dua
Tabel Kebenaran 2.4.1 Register SIPO (Serial Input Paralel Output).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
E. KESIMPULAN
9. Register adalah suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk menyimpan
data yang berupa 1 (satu) atau beberapa flip-flop yang digabungkan
menjadi 1 (satu).
10. Register penampung merupakan register kerjanya hanya sebagai
penyimpan sementara biner.
11. Shift Register (register geser) adalah suatu register dimana informasi dapat
bergeser (digeserkan).
12. Output Register PIPO akan sama dengan Input Paralel PIPO.
F. SARAN
9. Sebaiknya saat membuat rangkaian pada digital experimenter sebaiknya
secara teliti dan runtut.
10. Sebelum melakukan praktikum harus memahami materi yang akan
dipraktikkan.
11. Pastikan alat yang akan digunakan berfungsi secara baik.
12. Fokus dan keseriusan sangat dibutuhkan dalam membuat rangkaian.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, K. (1996). Teknik Digital. Yogyakarta: ANDI.
Maulana, Aldo. (2012). Register. https://www.scribd.com/doc/95932695/Lab-
Register. 10 Mei 2015 (21:50).
Muis, S. (2007). Teknik Dasar Digital Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Santiko, Muhammad. (tahun). Elektronika Industri (P-4 Counter, Register dan Mux
Demux). https://www.academia.edu/9299963/LAPORAN_RESMI_PRAKT
IKUM_P-4_Autosaved_. 13 Mei 2015 (22.00).

Anda mungkin juga menyukai