Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

DASAR LOGIKA DAN ALJABAR BOOLEAN

Oleh

Mata Kuliah : PLC

Dosen Pengampu : Muchamad Nur Qosim.,ST.,MT

Nama : Yassar Atha Alfons

NIM : 201911269

Kelas :C

FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN

INSTITUT TEKNOLOGI PLN

JAKARTA

2022
I. DASAR GERBANG LOGIKA
1.1 Gerbang Logika
Gerbang Logika atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Logic Gate adalah dasar pembentuk
Sistem Elektronika Digital yang berfungsi untuk mengubah satu atau beberapa Input (masukan)
menjadi sebuah sinyal Output (Keluaran) Logis. Gerbang Logika beroperasi berdasarkan sistem
bilangan biner yaitu bilangan yang hanya memiliki 2 kode simbol yakni 0 dan 1 dengan
menggunakan Teori Aljabar Boolean.
Gerbang Logika yang diterapkan dalam Sistem Elektronika Digital pada dasarnya menggunakan
Komponen-komponen Elektronika seperti Integrated Circuit (IC), Dioda, Transistor, Relay,
Optik maupun Elemen Mekanikal.
1.2 Jenis-jenis Gerbang Logika Dasar dan Simbolnya
Terdapat 7 jenis Gerbang Logika Dasar yang membentuk sebuah Sistem Elektronika Digital,
yaitu

1. Gerbang AND
2. Gerbang OR
3. Gerbang NOT
4. Gerbang NAND
5. Gerbang NOR
6. Gerbang X-OR (Exclusive OR)
7. Gerbang X-NOR (Exlusive NOR)

Tabel yang berisikan kombinasi-kombinasi Variabel Input (Masukan) yang menghasilkan Output
(Keluaran) Logis disebut dengan “Tabel Kebenaran” atau “Truth Table”.

Input dan Output pada Gerbang Logika hanya memiliki 2 level. Kedua Level tersebut pada
umumnya dapat dilambangkan dengan :

 HIGH (tinggi) dan LOW (rendah)


 TRUE (benar) dan FALSE (salah)
 ON (Hidup) dan OFF (Mati)
 1 dan 0

2
Contoh Penerapannya ke dalam Rangkaian Elektronika yang memakai Transistor TTL
(Transistor-transistor Logic),  maka 0V dalam Rangkaian akan diasumsikan sebagai “LOW” atau
“0” sedangkan 5V akan diasumsikan sebagai “HIGH” atau “1”.

Berikut ini adalah Penjelasan singkat mengenai 7 jenis Gerbang Logika Dasar beserta Simbol dan
Tabel Kebenarannya.

1. Gerbang AND (AND Gate)


Gerbang AND memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1
Keluaran (Output). Gerbang AND akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1 jika
semua masukan (Input) bernilai Logika 1 dan akan menghasilkan Keluaran (Output)
Logika 0 jika salah satu dari masukan (Input) bernilai Logika 0. Simbol yang menandakan
Operasi Gerbang Logika AND adalah tanda titik (“.”) atau tidak memakai tanda sama
sekali. Contohnya : Z = X.Y atau Z = XY.

2. Gerbang OR (OR Gate)

Gerbang OR memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1 Keluaran
(Output). Gerbang OR akan menghasilkan Keluaran (Output) 1 jika salah satu dari Masukan
(Input) bernilai Logika 1 dan jika ingin menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0, maka semua
Masukan (Input) harus bernilai Logika 0.Simbol yang menandakan Operasi Logika OR adalah
tanda Plus (“+”). Contohnya : Z = X + Y.

3
3. Gerbang NOT (NOT Gate)

Gerbang NOT hanya memerlukan sebuah Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1
Keluaran (Output). Gerbang NOT disebut juga dengan Inverter (Pembalik) karena menghasilkan
Keluaran (Output) yang berlawanan (kebalikan) dengan Masukan atau Inputnya. Berarti jika kita
ingin mendapatkan Keluaran (Output) dengan nilai Logika 0 maka Input atau Masukannya harus
bernilai Logika 1. Gerbang NOT biasanya dilambangkan dengan simbol minus (“-“) di atas
Variabel Inputnya.

4. Gerbang NAND (NAND Gate)

Arti NAND adalah NOT AND atau BUKAN AND, Gerbang NAND merupakan kombinasi
dari Gerbang AND dan Gerbang NOT yang menghasilkan kebalikan dari Keluaran (Output)
Gerbang AND. Gerbang NAND akan menghasilkan Keluaran Logika 0 apabila semua Masukan
(Input) pada Logika 1 dan jika terdapat sebuah Input yang bernilai Logika 0 maka akan
menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1

4
5. Gerbang NOR (NOR Gate)

Arti NOR adalah NOT OR atau BUKAN OR, Gerbang NOR merupakan kombinasi dari Gerbang
OR dan Gerbang NOT yang menghasilkan kebalikan dari Keluaran (Output) Gerbang OR.
Gerbang NOR akan menghasilkan Keluaran Logika 0 jika salah satu dari Masukan (Input)
bernilai Logika 1 dan jika ingin mendapatkan Keluaran Logika 1, maka semua Masukan (Input)
harus bernilai Logika 0.

6. Gerbang X-OR (X-OR Gate)

X-OR adalah singkatan dari Exclusive OR yang terdiri dari 2 Masukan (Input) dan 1 Keluaran
(Output) Logika. Gerbang X-OR akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1 jika semua
Masukan-masukannya (Input) mempunyai nilai Logika yang berbeda. Jika nilai Logika Inputnya
sama, maka akan memberikan hasil Keluaran Logika 0.

5
7. Gerbang X-NOR (X-NOR Gate)

Seperti Gerbang X-OR,  Gerban X-NOR juga terdiri dari 2 Masukan (Input) dan 1 Keluaran
(Output). X-NOR adalah singkatan dari Exclusive NOR dan merupakan kombinasi dari Gerbang
X-OR dan Gerbang NOT. Gerbang X-NOR akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1 jika
semua Masukan atau Inputnya bernilai Logika yang sama dan akan menghasilkan Keluaran
(Output) Logika 0 jika semua Masukan atau Inputnya bernilai Logika yang berbeda. Hal ini
merupakan kebalikan dari Gerbang X-OR (Exclusive OR).

II. ALJABAR BOOLEAN

6
2.1 Pengertian
Aljabar Boolean adalah jenis aljabar matematika yang nilai-nilai variabelnya mengandung
nilai kebenaran (truth value), yaitu nilai benar (true) dan nilai salah (false), yang masing-masing
biasanya disimbolkan dengan angka 1 dan 0. Aljabar Boolean sering juga disebut sebagai Aljabar
Biner atau Aljabar Logika.
Aljabar boolean secara luas digunakan untuk menganalisis dan menyederhanakan sirkuit
digital atau gerbang logika. Teori ini telah menjadi dasar dalam pengembangan sistem digital
elektronika modern. Aljabar boolean juga sering digunakan dalam teori himpunan dan statistik.
2.2 Operasi Dasar Pada Aljabar Boolean

Operasi-operasi penting yang dilakukan dalam Aljabar Boolean antara lain:

 konjungsi (∧)
 disjungsi (∨)
 negasi (¬)

Operasi-operasi tersebut pada teori himpunan dan statistika umumnya digambarkan dengan
Diagram Venn, sedangkan pada materi sistem digital dijabarkan melalui tabel kebenaran (truth
table)

1. Konjungsi

Konjungsi dalam aljabar boolean adalah operasi biner yang menghasilkan nilai true apabila kedua
operan bernilai true. Operasi ini dalam gerbang logika adalah operasi gerbang AND. Sedangkan
dalam matematika dasar adalah operasi perkalian. Dalam teori himpunan dan statistika
disimbolkan dengan tanda ∧.

x y x.y

0 0 0

0 1 0
7
x y x.y

1 0 0

1 1 1

Dapat dilihat berdasarkan tabel kebenaran di atas, operator konjungsi mengikuti aturan yang
sama dengan operasi perkalian pada aljabar matematika dasar.

2. Disjungsi

Konjungsi adalah operasi biner yang menghasilkan nilai true (1) apabila salah satu atau kedua
operan bernilai true (1). Operasi ini dalam gerbang logika termasuk dalam gerbang
OR.Sedangkan dalam matematika dasar adalah operasi penambahan. Dalam teori himpunan dan
statistika disimbolkan dengan notasi ∨.

x y x+y

0 0 0

0 1 1

1 0 1

1 1 1

Dapat dilihat berdasarkan tabel kebenaran di atas, operator disjungsi mengikuti aturan yang sama
dengan operasi pertambahan pada aljabar matematika dasar, kecuali operasi 1 + 1 = 1. Hal ini
karena operasi disjungsi tidak memiliki nilai carry seperti pada operasi penambahan bilangan
integer. Nilai carry ini akan dibahas lebih lanjut pada materi rangkaian gerbang kombinasional

3. Negasi

Negasi adalah operasi biner yang menghasilkan nilai true apabila operan bernilai false dan begitu
juga sebaliknya. Operasi ini dalam gerbang logika adalah operasi gerbang NOT. Sedangkan
dalam teori himpunan dan statistika disimbolkan dengan notasi ¬.

8
x x'
0 1
1 0

2.3 Kaidah- Kaidah Hukum Aljabar Boolean

Terdapat 11 kaidah hukum Aljabar Boolean, yakni

 Hukum Komutatif  Hukum Komplemen


 Hukum Asosiatif  Hukum Dominasi
 Hukum Distributif  Hukum Involusi (Negasi Ganda)
 Hukum Absorbsi  Hukum De Morgan
 Hukum Identitas  Hukum Inversi
 Hukum Idempoten

1. Hukum Komutatif
Hukum komutatif menyatakan bahwa penukaran urutan variabel tidak memiliki efek pada
output dari rangkaian logika.
A.B=B.A
A+B=B+A

2. Hukum Asosiatif
Hukum ini menyatakan bahwa operasi logika dapat dilakukan dalam urutan apa pun
ketika prioritas variabelnya sama, terlepas dari adanya pengelompokan variabel dalam
suatu persamaan.
(A.B).C=A.(B.C)
( A + B ) + C = A + ( B + C)

3. Hukum Distributif
Hukum distributif menjelaskan bahwa variabel input pada operasi aljabar boolean dapat
disebarkan atau difaktorkan keluar dari ekspresi tanpa mengubah output suatu rangkaian
logika.
A . ( B + C) = (A . B) + (A. C)

9
A + (B . C) = (A + B) . ( A + C)

4. Hukum Absorbsi
Hukum ini memungkinkan pengurangan ekspresi logika rumit menjadi lebih sederhana
dengan menyerap suku-suku serupa.
A + (A . B) = A
A . (A + B) = A

5. Hukum Identitas
Dalam matematika, identitas adalah pernyataan yang benar untuk semua kemungkinan
nilai dari variabel. Dalam Aljabar Boolean, hukum identitas menyatakan bahwa variabel
apa pun yang dijumlahkan dengan nilai 0 atau false akan menghasilkan nilai variabel itu
sendiri. Hal ini juga berlaku apabila sebuah variabel dikalikan dengan 1 atau nilai true
maka akan mengembalikan nilai variabel itu sendiri.
A+0=A
A.1=A

6. Hukum Idempoten

Hukum idempoten menyatakan bahwa menggabungkan suatu variabel dengan dirinya


sendiri baik dengan operasi penambahan (OR) atau perkalian logika (AND) akan
menghasilkan nilai yang setara dengan variabel tersebut.
A+A=A
A.A=A

7. Hukum Komplemen

Hukum komplemen menyatakan bahwa variabel input yang dijumlahkan dengan invers
dari variabel tersebut akan menghasilkan nilai 1 atau true, sedangkan jika dilakukan
operasi perkalian menghasilkan nilai 0 atau false.
A + A' = 1
A . A' = 0

8. Hukum Dominasi

10
Hukum dominasi menyatakan bahwa dalam suatu konjungsi atau operasi perkalian, suatu
nilai kebenaran akan selalu mendominasi.

A.0=0

A.1=1

9. Hukum Involusi ( Negasi Ganda)

Dalam Aljabar Boolean, hukum involusi menyatakan bahwa negasi ganda pada variabel
input menghasilkan output variabel itu sendiri.

(A')' = A

10. Hukum De Morgan


Dua teorema penting yang banyak digunakan dalam aljabar Boolean adalah hukum I De
Morgan dan hukum II De Morgan. Kedua teorema ini digunakan untuk mengubah
ekspresi Boolean. Teorema ini pada dasarnya membantu untuk mengurangi ekspresi
boolean yang diberikan dalam bentuk yang disederhanakan.

 Hukum I De Morgan
Hukum pertama menyatakan bahwa komplemen perkalian variabel sama dengan jumlah
komplemen individu variabelnya.
(A.B)’ = A’ + B’
 Hukum II De Morgan
Hukum kedua menyatakan bahwa komplemen dari penjumlahan variabel sama dengan
perkalian dari komplemen individualnya terhadap suatu variabel.
(A+B)’ = A’ . B’
11. Hukum Inversi
Hukum inversi menjelaskan bahwa komplemen dari nilai kebenaran adalah invers dari
nilai tersebut.

0' = 1
1' = 0

11
DAFTAR PUSTAKA

https://muchlas.ee.uad.ac.id/downloads/Buku%20Ajar%20Teknik%20Digital%20Muchlas.pdf

http://eprints.undip.ac.id/52366/1/TSK205-Kuliah%233-Aljabar-Boolean-v201703.pdf

https://teknikelektronika.com/pengertian-gerbang-logika-dasar-simbol/
https://www.trivusi.web.id/2022/08/aljabar-boolean.html

12

Anda mungkin juga menyukai