Disusun Oleh:
Fathimah Azzahra Noorhadi (173112620150070)
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Dan juga saya berterima kasih kepada Pak Gautama, selaku
Dosen mata kuliah Ilmu Lingkungan yang telah memberikan tugas ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai perubahan iklim global yang sudah sangat memprihatinkan.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk itu, sayaa berharap adanya kritik,
saran, dan usulan demi perbaikan di kesempatan yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Adapun makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang diperoleh dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan judul pada topik yang akan dibahas serta informasi
dari media massa yang berhubungan dengan tema. Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat
berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dari perubahan iklim global
2.2 Penyebab perubahan iklim global
2.3 Dampak perubahan iklim global
2.4 Cara menanggulangi perubahan iklim global
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan iklim global merupakan isu yang saat ini menjadi perhatian bagi banyak
kalangan, terutama setelah diselenggarakannya Konferensi TingkatTinggi Bumi di Rio
de Janeiro, Brazil pada tahun 1992. Namun demikianf enomena ini belum dipahami
secara tepat karena prosesnya yang sangatrumit. Perubahan iklim seringkali disalah-
artikan sebagai variasi iklim yangkadang-kadang terjadi dengan gejala yang agak
ekstrem dan membawadampak seketika yang cukup signifikan.
Perubahan iklim adalah fenomena global yang dipicu oleh kegiatan manusia terutama
yang berkaitan dengan penggunaan bahan bakar fosil (BBF) dan kegiatan alih guna
lahan.Sebagian beranggapan bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan penderitaan
yang tak tertanggungkan bagi masyarakat yang rentan. Sebagian menitikberatkan
perhatian pada bagaimana menangani suatu ekosistem tertentu. Sebagian lagi
mengkhawatirkan bahwa perubahan iklim akan meningkatkan kemungkinan
ketidakstabilan iklim yang jauh lebih luas. Tetapi sebagian lagi menyatakan bahwa
pengurangan emisi sangatlah mahal (dankarenanya tidak mungkin dilakukan).
Menurut Kusnanto (2011) keadaan rata-rata suhu udara di Indonesia mulai tahun 1968
hingga tahun 2007 terus mengalami peningkatan. Dalam waktu 70 tahun sejak tahun
1940 suhu rata-rata di muka bumi mengalami kenaikan sekitar 0,50 C. Menurut Firman
(2009) kondisi udara di Indonesia menjadi lebih panas sepanjang abad dua puluh, yaitu
suhu udara rata-rata tahunan telah bertambah kira-kira 0,30 C.
Perubahan iklim pada dasarnya merupakan dampak dari pemanasan global (global
warming), yaitu fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena
terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya
emisi gas rumah kaca (GRK). Menurut Sejati (2011) ada enam jenis gas yang
digolongkan sebagai GRK, yaitu karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida
(N2O), sulfurheksafluorida (SFx), perfluorokarbon (PFC) dan hidrofluorokarbon (HFC).
Peningkatan emisi GRK di sebabkan karena aktivitas manusia maupun peristiwa-
peristiwa alam yang berkontribusi bagi peningkatan emisi GRK tersebut
Uraian di atas menggambarkan tentang kondisi perubahan iklim yang telah terjadi,
GRK yang menyebabkan global warming sehingga berakibat pada perubahan iklim, dan
komitmen pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. Berdasarkan hal
tersebut dipandang perlu dilakukan tindakan atau solusi yang efektif dan efisien dalam
menangani kasus perubahan iklim global ini.
4. Bagaimanakah cara menanggulangi atau solusi untuk adanya perubahan iklim global
yang sudah semakin memprihatinkan?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
4. Untuk mengetahui cara menanggulangi atau solusi untuk adanya perubahan iklim
global agar dapat ikut serta membantu menanggulangi perubahan iklim global yang
sudah semakin memprihatinkan ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Pemanasan global yaitu fenomena peningkatan temperatur global secara gradual yang
disebabkan oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca (GRK). Cahaya matahari dipancarkan
ke bumi dalam bentuk radiasi gelombang pendek. Di permukaan bumi, cahaya diserap dan
dipantulkan dalam wujud radiasi infra merah gelombang panjang. Cahaya yang dipantulkan
kembali, sebagian panasnya terperangkap di atmosfer. Menumpuknya jumlah GRK di lapisan
atmosfer mengakibatkan panas akan tersimpan di permukaan bumi yang menyebabkan suhu
rata-rata tahunan bumi meningkat (UNFCCC, 2006). Dengan demikian, penurunan GRK
menjadi salah satu perhatian dunia dalam rangka menangani pemanasan global.
Perubahan iklim (climate change) merupakan salah satu dampak dari pemanasan
global yang mempengaruhi suhu lingkungan. Kenaikan suhu tersebut mungkin tidak terlihat
terlalu tinggi, tetapi di negara tertentu seperti Indonesia, kenaikan itu dapat memberikan
dampak yang signifikan. Manusia telah demikian rentan terhadap berbagai macam ancaman
yang berkaitan dengan iklim seperti banjir, kemarau panjang, angin kencang, longsor, dan
kebakaran hutan.
Perubahan Iklim merupakan suatu keniscayaan yang sedang kita hadapi bersama saat
ini. Semakin hari perubahan iklim semakin kita rasakan bahkan semakin mengkhawatirkan.
Untuk itu kita harus berusaha menanggulanginya dengan mulai mencintai dan menjaga
lingkungan seperti menanam pohon, bersepeda, dan cara-cara lainnya. Perubahan iklim
adalah perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara statistik sepanjang
periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Istilah ini bisa juga berarti perubahan
keadaan cuaca rata-rata atau perubahan distribusi peristiwa cuaca rata-rata, contohnya,
jumlah peristiwa cuaca ekstrem yang semakin banyak atau sedikit. Perubahan iklim terbatas
hingga regional tertentu atau dapat terjadi di seluruh wilayah Bumi. Dalam penggunaannya
saat ini, khususnya pada kebijakan lingkungan, perubahan iklim merujuk pada perubahan
iklim modern. Perubahan ini dapat dikelompokkan sebagai perubahan iklim antropogenik
atau lebih umumnya dikenal sebagai global warming atau global warming antropogenik.
Perubahan iklim global merupakan isu yang saat ini menjadi perhatian bagi
banyak kalangan, terutama setelah diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi
Bumi di Rio de Janeiro, Brazil pada tahun 1992. Namun demikian fenomena ini
belum dipahami secara tepat karena prosesnya yang sangatrumit. Perubahan iklim
seringkali disalah-artikan sebagai variasi iklim yangkadang-kadang terjadi dengan
gejala yang agak ekstrem dan membawadampak seketika yang cukup signifikan.
Perubahan iklim adalah fenomen aglobal yang dipicu oleh kegiatan manusia
terutama yang berkaitan dengan penggunaan bahan bakar fosil (BBF) dan kegiatan
alih guna lahan.Sebagian beranggapan bahwa perubahan iklim dapat
menyebabkanpenderitaan yang tak tertanggungkan bagi masyarakat yang rentan.
Sebagianmenitikberatkan perhatian pada bagaimana menangani suatu ekosistem
tertentu. Sebagian lagi mengkhawatirkan bahwa perubahan iklim akan meningkatkan
kemungkinan ketidakstabilan iklim yang jauh lebih luas. Tetapi sebagian lagi
menyatakan bahwa pengurangan emisi sangatlah mahal (dankarenanya tidak mungkin
dilakukan).
Manusia adalah salah satu pemicu terjadinya cuaca ekstrem dan anomali iklim.
Kesimpulan ini terungkap dalam analisis terbaru berjudul “Explaining Extreme
Events of 2012 from a Climate Perspective” yang diterbitkan Kamis (5/9) di Bulletin
of the American Meteorological Society.
Sebanyak 18 tim peneliti dari seluruh dunia menyimpulkan, enam dari 12 cuaca
ekstrem yang terjadi di lima benua dan wilayah Arktika tahun lalu, diperparah
oleh faktor manusia. Laporan ini menggaris bawahi, selain karena penyebab alami,
tim peneliti juga menemukan bukti kontribusi manusia dalam beberapa kejadian cuaca
ekstrem pada 2012.
Kontribusi ini bersumber dari perilaku manusia yang meningkatkan emisi gas
rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim dan pemanasan global.
Selain meneliti 12 cuaca ekstrem di seluruh dunia, tim peneliti juga menganalisis
empat kondisi ekstrem yang terjadi tahun lalu dari berbagai sisi. Keempat kejadian itu
adalah panas di Amerika Serikat, sebaran es di benua Arktika yang mencapai level
terendah dan curah hujan yang tinggi baik di Eropa maupun di Australia timur.
Berdasarkan data yang bersumber dari PEACE (2007), distribusi terbesar GRK di
Indonesia adalah karbondioksida (CO2), metana (CH4) dan dinitrogenoksida (N2O).
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memberikan sumbangsih terhadap
perubahan iklim dengan kontribusi GRK sebesar 3.014 MtCO2e yang terdiri dari
sektor kehutanan sebesar 2.536 MtCO2e, sektor energi sebesar 275 MtCO2e, sektor
pertanian sebesar 141 MtCO2e dan sektor limbah sebesar 35 MtCO2e. Selain CO2,
gas rumah kaca terbesar kedua yang memberikan kontribusi terhadap pemanasan
global di Indonesia adalah CH4 yang mayoritas berasal dari sektor pertanian,
termasuk di dalamnya kegiatan peternakan.
Kawasan hutan yang dijadikan lahan pertanian biasanya berubah menjadi tanah
tandus dan gersang. Hal ini karena setelah panen biasanya ladang ini akan
ditinggalkan. Sistem perladangan seperti ini disebut perladangan berpindah. Akhirnya
hutan yang dahulu menghijau menjadi tanah tandus dan gersang, karena setelah panen
dan sudah tidak subur lagi biasanya ditinggalkan begitu saja. Karena tanahnya tandus
dan gersang maka struktur tanah menjadi rusak dan mudah mengalami erosi.
3.1 Kesimpulan
Global change (perubahan global) diartikan sebagai perubahan lingkungan secara
menyeluruh, meliputi perubahan iklim, perubahan kondisi atmosfer di udara, perubahan
kondisi lahan dan sistem ekologi yang mempengaruhi kehidupan dan pemenuhan
kebutuhan di bumi.
Dampak dari perubahan iklim, antara lain: lapisan es kutub mulai hilang dan
permukaan laut naik, gletser menghilang & suplai air terganggu, laut menghangat, badai
& angina topan meningkat, daratan menghangat, kekeringan & kelaparan meningkat,
lebih banyak serangga & penyakit, kota besar jadi lebih sering banjir, kebakaran hutan
meningkat, sepertiga spesies hewan akan punah, dan pemutihan koral yang
mempengaruhi ekosistem laut.
https://media.neliti.com/media/publications/3934-ID-perubahan-iklim-global-kesehatan-
manusia-dan-pembangunan-berkelanjutan.pdf. Diakses tanggal 12 November 2018
https://unfccc.int/files/meetings/cop_13/press/application/pdf/sekilas_tentang_perubahan_ikli
m.pdf. Diakses tanggal 12 November 2018
https://www.ekuatorial.com/id/2010/10/pertumbuhan-penduduk-pengaruhi-perubahan-iklim/.
Diakses tanggal 12 November 2018
https://senawiratama.wordpress.com/2010/04/28/peranan-revolusi-industri-terhadap-
perubahan-iklim-dunia/. Diakses tanggal 12 November 2018
http://dangwebsite1.blogspot.com/2016/11/perilaku-manusia-yang-menyebabkan.html.
Diakses tanggal 12 November 2018
https://www.mongabay.co.id/2018/10/16/menguak-ketangguhan-terumbu-karang-karena-
perubahan-iklim/. Diakses tanggal 24 Januari 2019
https://beritagar.id/artikel/sains-tekno/seperempat-bagian-bumi-terancam-kekeringan.
Diakses tanggal 24 Januari 2019
https://www.dw.com/id/pemanasan-global-picu-badai-makin-sering/a-19244472. Diakses
tanggal 24 Januari 2019
https://www.mongabay.co.id/2018/05/12/dampak-mengerikan-perubahan-iklim-tengah-
melanda-bumi/. Diakses tanggal 24 Januari 2019
https://lingkunganhidup.co/dampak-perubahan-iklim-dan-pemanasan-global/. Diakses
tanggal 24 Januari 2019