Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP

PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA

Dosen Pengampu : Dr. Nina Novira , Ph. D.


Mata Kuliah : Biogeografi

Disusun Oleh:
Kelompok 10
Elsas Karuniawan Ginting (3173131010)
Ryan pasbon Pasaribu (3183331026)
Aditya pratama Simatupang (3182131001)

KELAS : C 2017/2018

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul “Dampak perubahan Iklim terhadap persebaran
Hewan dan Tumbuhan” dengan sebaik mungkin dan tepat waktu. Adapun tujuan
dari pembuatan tugas ini yakni untuk memenuhi tugas semester genap. Kami juga
tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen Pengampu : Dr. Nina
Novira , Ph. D.
yang telah membimbing kami untuk membuat tugas ini agar semakin baik. Dan
juga teman – teman yang telah membantu kami untuk memberikan masukan ataupun
bahan dukungan dalam pembuatan tugas ini.
Kami menyadari bahwa pembuatan tugas ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritikan maupun saran dari para
pembaca untuk membenahi pembuatan tugas kami yang berikutnya. Dan semoga
makalah kami ini dapat menjadi bacaan yang mampu menambah wawasan bagi para
pembaca. Sekian dan terima kasih.

Medan, April 2020


Tim Penyusun,

Kelompok 10
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................1

C. Tujuan.....................................................................................................................1

D. Manfaat...................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2

A. Iklim.......................................................................................................................2

B. Perubahan Iklim......................................................................................................2

C. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Persebaran Flora dan Fauna.........................5

BAB III PENUTUP.........................................................................................................9

A. Kesimpulan.............................................................................................................9

B. Saran.....................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemanasan Global (Global Warming) telah menyebabkan Perubahan Iklim (Climate
Change) dan dampaknya bukan hanya kepada manusia tapi juga hewan dan tanaman.
Runtuhnya gunung es di Kutub Utara dan Selatan menimbulkan permasalahan dengan
kehidupan beruang laut (polar bear), bebek (ducks) dan angsa (geese) karena selain
membuat habitat mereka menyempit juga siklus hidup dan rantai makanan mereka
terganggu.
Sepanjang tahunnya, bumi kita selalu berjuang untuk melawan datangnya perubahan
iklim yang semakin hari tidak dapat lagi diprediksi. Iklim bumi berubah menjadi sangat
cepat dan menimbulkan pemanasan global. Secara sederhana, pemanasan global dapat
diartikan sebagai peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi dari tahun ke tahun.
Banyak di antara kita yang tidak mengerti apa yang terjadi pada saat ini. Padahal
dalam kenyataannya sekarang suhu bumi mulai memanas dan iklim sudah tidak seperti
dulu lagi. Contohnya iklim di Indonesia sudah berubah, yang seharusnya musim hujan
malah menjadi musim panas dan sebaliknya. Iklim juga mempunyai dampak terhadap
persebaran vegetasi di bumi. Iklim adalah salah satu faktor yang mempunyai pengaruh
besar terhadap persebaran flora dan fauna. Maka dari itu, jika iklim terjadi perubahan
maka akan mempengaruhi persebaran flora dan fauna di muka bumi.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana Iklim Mempengaruhi Persebaran Flora Dan Fauna?
2. Bagaimana yang dimaksud dengan Perubahan Iklim?
3. Bagaimana Pengaruh perubahan Iklim terhadap Persebaran flora dan fauna?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh Iklim terhadap Persebaran Flora Dan Fauna?
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Perubahan Iklim?
3. Untuk mengetahui Pengaruh perubahan Iklim terhadap Persebaran flora dan fauna?
D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah dapat menambah wawasan dan ilmu,
sebagai sumber referensi bagi pembaca dan untuk memenuhi tugas semester genap bagi
penyusun.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Iklim
Iklim cenderung menyediakan faktor keseluruhan yang paling penting yang menentukan
pertumbuhan tumbuhan, pada tahap ini kita selayaknya memberikan beberapa garis besar tipe-tipe
iklim utama dibumi dengan ciri ciri vegetasi yang berkaitan. Klimatologi menangani
masalah keadaan-keadaan atmosfer yang mempengaruhi kehidupan-kehidupan khususnya
cahaya, suhu, curah hujan, daya penguapan dan angin. Faktor-faktor tambahan meliputi radiasi,
keadaan awan, dan angin. Komponen-komponen itu sering saling berhubungan, berbagai
kombinasinya memberikan kepada kita ciri-ciri iklim berbagai bagian di bumi, yang untuk
tujuan kita dapat dalam garis besar dibagi menjadi tiga bagian. Bagian-bagian itu adalah
wilayah kutub, wilayah iklim sedang, dan wilayah tropika.
Iklim-iklim daerah sekitar kutub dan daerah-daerah yang berelevasi tinggi
kebanyakan bersifat keras, dengan suhu rata-rata dalam bulan bulan yang paling panas dibawah 10oC.
Presipitasi kebanyakan dalam bentuk salju dan kurang dari 254 mm setiap tahun, walupan karena suhu
yang selalu rendah kelembapan nisbi mungkin cukup tinggi, dan daya penguapannya rendah. Kebanyakan
daerah kutub terdapat fluktuasi musiman yang besar dan fluktuasi harian yang besar dikebanyakan daerah
Alpin (pengunungan yang tinggi). Vegetasi kebanyakan rendah dan sedikit – terdiri atas semak-semak
kerdil, terna (termasuk banyak yang berperawakan seperti rumput), lumut kerak, dan lumut.
Iklim daerah tropika dan daerah-daerah yang berbatasan adalah panas dan sangat lembab dengan suhu
rata-rata dalam bulan terdingin biasanya diatas 17.80C dan curah hujan seringkali lebat (misalnya 200-400
cm). Vegetasi berkisar dari hutan hujan yang paling subur di dunia sampai berbagai komunitas
semak, lahan rumput, dan komunitas gurun dengan semakin berkurangnya air yang
tersedia.
B. Perubahan Iklim
Global change (perubahan global) diartikan sebagai perubahan lingkungan secara
menyeluruh, meliputi perubahan iklim, perubahan kondisi atmosfer di udara, perubahan
kondisi lahan dan sistem ekologi yang mempengaruhi kehidupan dan pemenuhan
kebutuhan di bumi. Sesuai dengan Holocoenotic Concept, adanya perubahan lingkungan
di suatu ekosistem akan mempengaruhi keadaan lingkungan yang lain.
Perubahan iklim merupakan fenomena global yang ditandai adanya perubahan suhu
dan pola curah hujan. Penyebab terbesar terjadinya perubahan iklim adalah meningkatnya

2
konsentrasi gas rumah kaca di lapisan atmosfer seperti karbon dioksida (CO2), metana
(CH), dan nitrogen (NO) yang semakin meningkat. Gas rumah kaca yang ada menyerap
radiasi gelombang panjang yang panas dan seiring dengan peningkatan gas rumah kaca,
suhu permukaan bumi naik. Perubahan iklim global dapat menyebabkan pengaruh pola
iklim dunia, distribusi hujan, arah dan kecepatan angin. Hal tersebut secara langsung akan
berdampak pada kehidupan di permukaan bumi, seperti berkembangnya berbagai penyakit
baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan, kekeringan, banjir, pengaruh produktivitas
tumbuhan, dan lain sebagainya. (Wibowo, 2009)
Perubahan iklim tidak semata-mata terjadi karena faktor alam, melainkan juga karena
adanya ulah manusia. Dengan begitu, perubahan iklim dapat menyebabkan terjadinya
ancaman banjir, kemarau, longsor, rob, dan berbagai bencana alam lainnya. (Kumalasari,
2014)
Perubahan iklim global ditandai dengan meningkatnya suhu di permukaan bumi
sebagai akibat dari peningkatan aktifitas manusia. Perubahan iklim global ditandai dengan
peningkatan suhu sebagai akibat dari peningkatan aktifitas manusia.. Tercatat sejak abad
ke-19 suhu permukaan bumi telah mengalami peningkatan sekitar 0,8° C. Peningkatan
suhu diperkirakan sekitar 0,15° C sampai 0,3° C setiap dekade sejak tahun 1990-2005
(IPCC/Intergovernmental Panel on Climate Change, 2007). Perubahan iklim ini
menyebabkan dampak negative bagi kehidupan manusia seperti peningkatan curah hujan,
penurunan curah hujan, dan juga kekeringan. (Gentur Adi Tjahjono, 2018)
Perubahan iklim global sebagai dampak dari pemanasan global telah mengakibatkan
tidak stabilnya atmosfer di lapisan bawah terutama yang dekat dengan permukaan bumi.
Adanya pemanasan global disebabkan oleh meningkatnya gas-gas rumah kaca yang
banyak dihasilkan oleh industri-industri. Pengamatan temperatur global sejak abad 19
menunjukkan adanya perubahan rata-rata temperatur yang menjadi indikator adanya
perubahan iklim. Perubahan temperatur global ini ditunjukkan dengan naiknya rata-rata
temperatur hingga 0.74°C antara tahun 1906 hingga tahun 2005. Temperatur rata-rata
global ini diperkirakan akan terus meningkat sekitar 1.8-4.0°C di abad sekarang ini, dan
bahkan menurut kajian lain dalam IPCC diproyeksikan berkisar antara 1.1-6.4°C.
(Lakhdar et al., 2012)
Berikut ini merupakan hal-hal yang berkaitan dengan adanya Pemanasan Global,
yaitu:

3
1. Meningkatnya pemanasan : Sebelas dari dua belas tahun terakhir merupakan tahun-
tahun terhangat dalam temperatur permukaan global sejak 1850. Tingkat pemanasan
rata-rata selama lima puluh tahun terakhir hampir dua kali lipat dari rata-rata seratus
tahun terakhir. Temperatur ratarata global naik sebesar 0.74o C selama abad ke-20,
dimana pemanasan lebih dirasakan pada daerah daratan daripada lautan.
2. Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di atmosfer : Karbondioksida adalah
penyebab paling dominan terhadap adanya perubahan iklim saat ini dan
konsentrasinya di atmosfer telah naik dari masa pra-industri yaitu 278 ppm (parts-
permillion) menjadi 379 ppm pada tahun 2005.
3. Lebih banyak air, tetapi penyebarannya tidak merata : Adanya peningkatan presipitasi
pada beberapa dekade terakhir telah diamati di bagian Timur dari Amerika Utara dan
Amerika Selatan, Eropa Utara, Asia Utara serta Asia Tengah. Tetapi pada daerah
Sahel, Mediteranian, Afrika Selatan dan sebagian Asia Selatan mengalami
pengurangan presipitasi. Sejak tahun 1970 telah terjadi kekeringan yang lebih kuat
dan lebih lama.
4. Kenaikan permukaan Laut : Saat ini dilaporkan tengah terjadi kenaikan muka laut dari
abad ke-19 hingga abad ke-20, dan kenaikannya pada abad 20 adalah sebesar 0.17
meter. Pengamatan geologi mengindikasikan bahwa kenaikan muka laut pada 2000
tahun sebelumnya jauh lebih sedikit daripada kenaikan muka laut pada abad 20.
Temperatur rata-rata laut global telah meningkat pada kedalaman paling sedikit 3000
meter.
5. Pengurangan tutupan salju : Tutupan salju semakin sedikit di beberapa daerah,
terutama pada saat musim semi. Sejak 1900, luasan maksimum daerah yang tertutup
salju pada musim dingin/semi telah berkurang sekitar 7% pada Belahan Bumi Utara
dan sungai-sungai akan lebih lambat membeku (5.8 hari lebih lambat daripada satu
abad yang lalu) dan mencair lebih cepat 6.5 hari.
6. Gletser yang mencair : Pegunungan gletser dan tutupan salju rata-rata berkurang pada
kedua belahan bumi dan memiliki kontribusi terhadap kenaikan muka laut sebesar
0.77 milimeter per tahun sejak 1993 – 2003. Berkurangnya lapisan es di Greenland
dan Antartika berkontribusi sebesar 0.4 mm pertahun untuk kenaikan muka laut
(antara 1993 – 2003).
7. Benua Arktik menghangat : Temperatur rata-rata Benua Arktik mengalami
peningkatan hingga mencapai dua kali lipat dari temperatur rata-rata seratus tahun

4
terakhir. Data satelit yang diambil sejak 1978 menunjukkan bahwa luasan laut es rata-
rata di Arktik telah berkurang sebesar 2.7% per dekade.

C. Dampak Perubahan Iklim terhadap persebaran Flora dan Fauna


Temperatur global yang lebih panas telah menyebabkan perubahan besar pada sistem
alami bumi. Sekitar 20-30% spesies tumbuhan dan hewan terancam punah jika
peningkatan temperatur rata-rata global melebihi 1.5 – 2.5o C. Temperatur yang lebih
panas menyebabkan musim semi yang datang lebih awal, peningkatan runoff dan debit
sungai yang bersumber dari gletser/salju, “penghijauan” vegetasi dan migrasi burung-
burung. Banyak hewan serta tumbuhan yang berpindah ke lintang yang lebih tinggi.
Perubahan iklim yang terjadi maka dapat menyebabkan vegetasi yang ada di
Indonesia akan berkurang karena iklim yang tidak menentu. Dan itu menyebabkan
banyaknya hewan yang bisa mati kelaparan karena makanannya hilang dan juga hewan-
hewan kehilangan tempat tinggal mereka karena banyak vegetasi yang hilang. Hal itu
juga akan menyebabkan punahnya berbagai jenis hewan serta tumbuhan, dan akan
merusak ekosistem.
Contoh yang lainnya lagi yaitu, jika di kutub utara dan selatan bumi terjadi perubahan
iklim, maka bukannya tidak mungkin hal itu akan menyebabkan mencairnya es-es yang
ada di kutub utara-selatan bumi dan menyebabkan naiknya permukaan air laut di berbagai
belahan dunia serta dapat menenggelamkan pulau-pulau yang rendah. Mencairnya es-es
di kutub utara-selatan bumi juga dapat menyebabkan berbagai hewan di kutub akan
punah.
Berikut ini merupakan beberapa kasus yang terjadi akibat adanya perubahan iklim,
yaitu:
1. Perubahan Iklim Membahayakan Kelangsungan Spesies Wilayah Tropis.
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Proceedings of the National
Academy of Science menunjukkan bahwa hanya satu atau dua derajat pemanasan
dapat menghilangkan spesies wilayah tropis. Ilmuwan dari Universitas Washington di
AS telah menemukan bahwa flora dan fauna yang hidup di iklim tropis telah
beradaptasi terhadap temperatur tertinggi yang dapat ditoleransi oleh mereka. Namun,
sedikit saja kenaikan dalam pemanasan dapat menciptakan kondisi yang melampaui
kemampuan spesies itu untuk beradaptasi. Para ilmuwan juga memperingatkan bahwa
wilayah tropis mengandung mayoritas dari spesies dunia. 

5
2. Pemanasan Global Mengakibatkan Migrasi Hewan

Penelitian telah menunjukkan bahwa 30 spesies reptil dan amfibi


berpindah menuju tempat yang lebih tinggi ke ekosistem yang lebih dingin. Ahli
biologi Christopher Raxworthy dari Museum Amerika untuk Sejarah Alam
mengatakan bahwa pada akhirnya tidak ada lahan yang lebih tinggi yang tersedia.
Dua spesies katak dan tokek sekarang berada dalam bahaya kepunahan.

3. Perubahan Iklim dapat Membuat Spesies Burung Australia di Tepi Jurang


Kepunahan

Dengan 10 spesies burung yang sudah punah dan 60 lainnya yang berada
di ambang nasib yang sama. Profesor David Paton dari Unversitas Adelaide di
Australia mengatakan, “Ada risiko nyata bahwa Anda akan kehilangan setengah
spesies burung dari wilayah ini. Saya pikir itu adalah sesuatu yang tidak boleh
ditolerir oleh masyarakat mana pun.” Profesor Paton merencanakan sebuah
proyek berskala besar untuk menumbuhkan tanaman hingga 150.000 hektar di
Gunung Lofty Ranges di Australia selatan yang akan melindungi flora dan fauna
asli  dari kepunahan. Diperkirakan bahwa pekerjaan ini membutuhkan minimum
hampir US$19 juta untuk meluncurkan Inisiatif Pemulihan Hutan. Dr. Paton
optimis bahwa kehilangan spesies yang bertambah dapat dihindari jika habitat
yang cocok dan subur dipulihkan kembali.

4. Ikan-ikan Hiu Terancam Punah Akibat Perubahan Iklim

Studi baru-baru ini yang dimuat dalam jurnal Pelestarian Biologi


menyatakan bahwa populasi dari banyak spesies ikan hiu yang berkurang dengan
cepat membuat para ilmuwan prihatin tentang dampaknya terhadap ekosistem
laut secara keseluruhan. Kelompok-kelompok pelestarian menyerukan agar
dilakukan langkah-langkah global untuk melindungi ikan hiu itu, bahkan
beberapa jenis hampir lenyap sama sekali.

6
5. Naiknya Kandungan CO2 di Atmosfer Mengganggu Kehidupan Laut

Para ilmuwan dari Universitas Plymouth di Inggris melakukan evaluasi


dampak karbon dioksida yang diserap laut melalui sebuah studi di lubang CO2
alamiah yang ditemukan di Laut Mediterania. Studi tersebut menunjukkan bahwa
di dekat lubang dasar laut ini, CO2 membuat air menjadi lebih asam dan
mengakibatkan hilangnya keanekaragaman laut dalam perbandingan yang sama
dengan pengasaman. Karena berkurangnya kalsium di air yang asam, kerangka
keong menjadi hancur dan terumbu karang tidak dapat terbentuk. Dr. Carol
Turley dari Laboratorium Laut Plymouth mengatakan, “Ini berarti satu-satunya
cara untuk mengurangi  pengasaman laut adalah dengan pengurangan emisi CO2
dalam jumlah yang besar."

6. Populasi Ikan Dunia Menyusut

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB menyatakan bahwa 75% dari


semua spesies ikan komersial telah ditangkap secara berlebihan. Callum Roberts,
profesor konservasi laut di Universitas York, Inggris, serta para ilmuwan lainnya,
mengatakan bahwa penangkapan ikan berskala industri sejak 90 tahun yang lalu
telah menyebabkan bukan hanya hilangnya ikan, tetapi seluruh rantai makanan
biologis. Dr. Roberts menyarankan penetapan segera area perlindungan
permanen di seluruh lautan di dunia, untuk memungkinkan pemulihan ikan
sebelum terlalu terlambat.

7. Perubahan Perilaku Burung Berhubungan dengan Perubahan Iklim

Para peneliti Universitas Oxford di Inggris menemukan bahwa burung


gelatik batu sekarang bertelur kira-kira 2 minggu lebih awal daripada setengah
abad yang lalu, sebagai penyesuaian terhadap pemanasan global. Sementara itu,
terlihatnya dua burung tropis di dekat Pulau Po Toi di bagian paling selatan Hong
Kong, untuk yang pertama kalinya, juga disebabkan oleh temperatur yang lebih
hangat. Ketua Lembaga Pemantau Burung Hong Kong, Cheung Ho-fai
mengatakan, “Burung-burung sangat sensitif terhadap perubahan iklim dan
mengamati mereka adalah cara yang baik untuk memahami perubahan-
perubahan.”

7
8. Perubahan Iklim dan Polusi Mempengaruhi Burung-burung di Seluruh
Dunia

Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) berkata pada


hari Selasa bahwa penurunan secara keseluruhan jumlah burung yang bermigrasi
adalah tanda bahaya adanya perubahan dalam keanekaragaman hayati di seluruh
dunia. Burung-burung amat sensitif terhadap perubahan iklim dan karena itu bisa
menjadi indikator yang tepat akan perubahan pola iklim. Burung-burung air
seperti pinguin secara khusus rentan terharap efek perubahan iklim. Heidi Geisz,
ahli biologi laut di Institut Ilmu Laut Virginia di AS, telah menemukan pestisida
terlarang DDT dalam badan pinguin Adélie. Diperkirakan bahwa zat tersebut
terperangkap dalam lapisan es pada tahun 1960 ketika DDT diproduksi dan
sekarang terlepas karena perubahan iklim.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini sebagai berikut:
Global change (perubahan global) diartikan sebagai perubahan lingkungan secara
menyeluruh, meliputi perubahan iklim, perubahan kondisi atmosfer di udara, perubahan
kondisi lahan dan sistem ekologi yang mempengaruhi kehidupan dan pemenuhan
kebutuhan di bumi. Sesuai dengan Holocoenotic Concept, adanya perubahan lingkungan
di suatu ekosistem akan mempengaruhi keadaan lingkungan yang lain.
Perubahan iklim merupakan fenomena global yang ditandai adanya perubahan suhu
dan pola curah hujan. Penyebab terbesar terjadinya perubahan iklim adalah meningkatnya
konsentrasi gas rumah kaca di lapisan atmosfer seperti karbon dioksida (CO2), metana
(CH), dan nitrogen (NO) yang semakin meningkat. Gas rumah kaca yang ada menyerap
radiasi gelombang panjang yang panas dan seiring dengan peningkatan gas rumah kaca,
suhu permukaan bumi naik.
Temperatur global yang lebih panas telah menyebabkan perubahan besar pada sistem
alami bumi. Sekitar 20-30% spesies tumbuhan dan hewan terancam punah jika
peningkatan temperatur rata-rata global melebihi 1.5 – 2.5o C. Temperatur yang lebih
panas menyebabkan musim semi yang datang lebih awal, peningkatan runoff dan debit
sungai yang bersumber dari gletser/salju, “penghijauan” vegetasi dan migrasi burung-
burung. Banyak hewan serta tumbuhan yang berpindah ke lintang yang lebih tinggi.
Beberapa kasus yang berhubungan dengan perubahan Iklim yaitu sebagai berikut ini:
 Perubahan Iklim Membahayakan Kelangsungan Spesies Wilayah Tropis.

 Pemanasan Global Mengakibatkan Migrasi Hewan

9
 Perubahan Iklim dapat Membuat Spesies Burung Australia di Tepi Jurang
Kepunahan

 Ikan-ikan Hiu Terancam Punah Akibat Perubahan Iklim

 Naiknya Kandungan CO2 di Atmosfer Mengganggu Kehidupan Laut

 Populasi Ikan Dunia Menyusut

 Perubahan Perilaku Burung Berhubungan dengan Perubahan Iklim

 Perubahan Iklim dan Polusi Mempengaruhi Burung-burung di Seluruh Dunia

B.  Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan yaitu, kita sebagai mahasiswa agar mampu
menjaga lingkugan dengan menghindari penyebab atau melakukan hal yang dapat
membuat perubahan iklim terjadi, karena dengan hal ini kita dapat menjaga kelestarian
flora dan fauna yang ada. Jika masih terdapat kesalahan dan kekurangan baik itu tulisan,
sistematika penulisan, maupun pemaparan. Oleh karena itu kami mengharapkan kepada
pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran yang membangun.

10
DAFTAR PUSTAKA

Cahyantoro, Diaz Tri. Masalah Perubahan Iklim dan Dampaknya bagi Ketersediaan Air di
Wilayah Indonesia

Lailaty, Intani Quarta. 2015. Dampak Perubahan Iklim Global terhadap Stabilitas
Kehidupan : Pembangunan Vs Konservasi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

http://www.pemanasanglobal.net/lingkungan/dampak_perubahan_iklim_terhadap_flora_dan_
fauna.htm (diakses pada tanggal 25 April 2020, pukul 17.23)

https://www.kompasiana.com/ipe/5ac94f97caf7db58f22ddc92/dampak-perubahan-iklim-
kepada-binatang-tanaman (diakses pada tanggal 25 April 2020, pukul 17.27)

https://www.greeners.co/berita/flora-dan-fauna-indonesia-merdekakah-perubahan-iklim-dan-
deforestasi/3 (diakses pada tanggal 25 April 2020, pukul 17.30)

11

Anda mungkin juga menyukai