Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perbedaan-perbedaan kondisi geografis telah melahirkan berbagai suku bangsa


dan keberagaman budaya Indonesia. Hal itu berkaitan dengan : Pola kegiatan ekonomi,
Perwujudan kebudayaan yang ada contohnya adalah nelayan, pertanian, kehutanan,
dan perdagangan yang membentuk corak kebudayaan yang khas dan cocok dengan
lingkungan geografis sesuai lingkungannya tanpa mengganggu kebudayaan yang
lainnya.
Keadaan geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan
jumlah pulau berpenghuni sekitar 2.342 pulau (Kominfonewscenter) yang tersebar di
kepulauan Indonesia menyebabkan isolasi geografi. Isolasi geografis ini
mengakibatkan penduduk yang menempati setiap pulau atau sebagian dari suatu pulau
di Nusantara ini tumbuh menjadi kesatuan sukubangsa terisolasi dari kesatuan
sukubangsa yang lain. Tiap kesatuan sukubangsa ini terdiri dari sejumlah orang yang
dipersatukan oleh ikatan-ikatan emosional, serta memandang diri mereka masing-
masing sebagai suatu jenis tersendiri. Pada umumnya setiap sukubangsa ini memiliki
bahasa dan warisan kebudayaan yang sama. Selain itu, mereka biasanya percaya
bahwa mereka memiliki asal-usul keturunan yang sama dengan mitos-mitos yang
timbul pada tiap daerahnya.
Terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia atau
tepatnya 1.340 suku bangsa menurut sensus BPS tahun 2010. Suku Jawa adalah
kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 40,2% dari total
populasi. Suku Jawa yang berasal dari Pulau Jawa merupakan kelompok suku bangsa
yang terbesar dengan populasi sebanyak 95,2 juta jiwa atau sekitar 40,2 persen dari
populasi penduduk Indonesia. Suku Jawa ini merupakan gabungan dari Suku Jawa,
Osing, Tengger, Samin, Bawean/Boyan, Naga, Nagaring dan suku-suku lainnya di
Pulau Jawa. Suku bangsa terbesar berikutnya secara berturut-turut adalah Suku Sunda
dengan jumlah sebanyak 36,7 juta jiwa (15,5 persen), Suku Batak sebanyak 8,5 juta
(3,6 persen) dan Suku asal Sulawesi lainnya sebanyak 7,6 juta jiwa (3,2 persen). Suku
Batak mecakup Suku Batak Angkola, Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Pakpak
Dairi, Batak Simalungun, Batak Tapanuli, Batak Toba dan Dairi. Sedangkan

1
kelompok suku bangsa asal Sulawesi lainnya merupakan gabungan dari sebanyak 208
jenis suku bangsa asal Sulawesi tidak termasuk Suku Makassar, Bugis, Minahasa dan
Gorontalo (BPS Kewarganegaraan, 2010).
Faktor-faktor geografis yang dapat mempengaruhi kebudayaan di Indonesia
adalah letak, posisi strategis, dan kondisi ekologis. Kebudayaan yang muncul pada
sukubangsa berbeda satu dengan yang lainnya. Contoh kebudayaan yang muncul
adalah budaya seni, seni bangunan, music, religi, seni arsitektur, Bahasa, sastra, pola
piker, adat istiadat, dan masih banyak lagi.
Keanekaragaman budaya ini menjadi daya tarik bagi masyarakat dunia,
sehingga Indonesia menjadi suatu wilayah salah satu tujuan utama untuk berwisata.
Dengan kecantikan alam dan keanekaragaman budaya bangsa kita, maka sektor
pariwisata menjadi salah satu sumber devisa negara.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana kondisi geografis Indonesia sehingga menyebabkan keanekaragaman
budaya dan sukubangsa ?
2. Bagaimana konsep daerah kebudayaan?
3. Bagainama konsep sukubangsa?

1.3 TUJUAN
Tujuan makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui kondisi geogrfafis Indonesia yang menyebabkan beragamnya
kebudayaan dan sukubangsa.
2. Mengetahui konsep daerah Kebudayaan.
3. Mengetahui konsep sukubangsa.

2
BAB II

ISI

A. KONDISI GEOGRAFIS INDONESIA


Secara geografis Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudra
menjadikan Indonesia wilayah yang unik dan penuh potensi baik yang bersangkutan
dengan kondisi cuaca dan iklim, flora dan faunanya, serta aneka ragam kehidupan
penduduknya. Benua yang mengapit Indonesia adalah Benua Asia yang terletak di
sebelah utara dan Benua Australia yang terletak di sebelah selatan Indonesia,
sedangkan pada Samudra Indonesia diantara Samudra Pasifik di sebelah timur dan
Samudra Hindia di sebelah barat Indonesia. Wilayah Indonesia juga berbatasan
dengan sejumlah wilayah. Batas-batas wilayah Indonesia dengan wilayah lainnya
adalah seperti berikut:
a. Sebelah utara, Indonesia berbatasan dengan Malaysia, Singapura, Palau,
Filipina dan Laut China Selatan.
b. Sebelah selatan, Indonesia berbatasan dengan Timor Leste, Australia, dan
Samudra Hindia.
c. Sebelah barat, Indonesia berbatasan dengan Samudra Hindia.
d. Sebelah timur, Indonesia berbatasan dengan Papua Nugini dan Samudra Pasifik.
Batas geografis ini sangat berpengaruh bagi Indonesia sebagai sebuah Negara
dengan kebudayaan yang beragam. Keadaan geografis yang membagi wilayah
Indonesia atas kurang lebih 3.000 pulau yang tersebar disuatu daerah ekuator
sepanjang kurang lebih 3.000 mil dari timur ke barat dan lebih dari 1.000 mil dari utara
ke selatan, merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya
pluralitas sukubangsa di Indonesia. Ketika nenek moyang bangsa Indonesia yang
sekarang ini mula-mula sekali datang secara bergelombang sebagai emigran dari
daerah yang sekarang kita kenal sebagai daerah Tiongkok Selatan pada kira-kira 2.000
tahun sebelum masehi, keadaan geografis serupa itu telah memaksa mereka untuk
harus tinggal menetap di daerah yang terpisah-pisah satu sama lain.
Isolasi geografis yang demikian di kemudian hari mengakibatkan penduduk yang
menempati setiap pulau atau sebagian dari suatu pulau di Nusantara ini tumbuh
menjadi kesatuan sukubangsa yang sedikit banyak terisolasi dari kesatuan sukubangsa

3
yang lain. Tiap kesatuan sukubangsa terdiri dari sejumlah orang yang dipersatukan
oleh ikatan-ikatan emosional, serta memandang diri mereka masing-masing sebagai
suatu jenis tersendiri. Dengan perkecualian yang sangat kecil, mereka pada umumnya
memiliki bahasa dan warisan kebudayaan yang sama. Lebih daripada itu, mereka
biasanya mengembangkan kepercayaan bahwa mereka memiliki asal-usul keturunan
yang sama, satu kepercayaan yang seringkali di dukung oleh mitos-mitos yang hidup
di dalam masyarakat.
Faktor-faktor geografis yang dapat mempengaruhi kebudayaan di Indonesia
antara lain:
1. Letak
Jumlah pulau yang mencapai ribuan yang berderet dari Sabang sampai
Merauke menyebabkan penduduk Indonesia tersebar dengan keadaan yang
terpisah dari pulau satu dengan lainnya. Mereka sangat sulit berkomunikasi satu
dengan lainnya karena keterbatasan alat komunikasi pada jaman dulu. Hal ini
menjadikan penduduk Indonesia saling terisolasi di pulau-pulau yang mereka
diami. Dengan keadaan yang terisolasi tersebut membuat penduduk disetiap pulau
berkembang menjadi suku-suku yang mempunyai kebudayaan yang berbeda dan
khas pada masing-masing wilayah mereka. Contohnya misalnya : penduduk Pulau
Jawa memiliki kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan di Pulau Sumatera.
2. Posisi Strategis
Wilayah nusantara yang strategis membuat banyak kebudayaan asing yang
masuk, budaya asing tersebut berasal dari Kebudayaan Hindu-Buddha, Islam dan
dari bangsa Eropa. Posisi silang antara benua Asia dan Australia membuat banyak
bangsa Asing menguasai Nusantara. Kekuasaan asing yang lama menyebabkan
perbedaan kebudayaan pada beberapa daerah di nusantara. Misalnya kebudayaan
di Pulau Timor yang pernah dikuasai Portugis berbeda dengan pulau Maluku yang
dikuasai Belanda.
3. Kondisi Ekologis
Keadaan ekologi ini biasanya di hubungkan dengan keadaan tanah, iklim,
temperatur / suhu udara, di mana manusia bertempat tinggal. Menurut teori ini
lingkungan alam sangat mempengaruhi suatu suatu kebudayaan daerah tertentu.
Keadaan alam misalnya di antara daerah tropis, sedang, dan dingin terjadi suatu
perbedaan di dalam berpakaian, membuat rumah, dan lain-lain. Dengan kemajuan

4
teknologi yang pesat, pengaruh lingkungan geografis terhadap kebudayaan agak
berkurang.
Berikut contoh-contoh kebudayaan yang dipengaruhi oleh kondisi geografis
Indonesia :
1. Arsitektur
Rumah pada umumnya digunakan untuk berteduh dan bertempat tinggal serta
untuk berlindung. Arsitektur bangunan masing-masing daerah pun berbeda akibat
berbagai faktor, yakni salah satunya adalah faktor kondisi geografis wilayah tersebut.
Sebagai contoh : Rumah Panggung, Rumah Joglo, Rumah Tradisional Bali Ditinjau
dari aspek geografi rumah ntuk daerah dataran tinggi pada umunya bangunannya
kecil-kecil dan tertutup untuk menyesuaikan keadaan lingkungannya yang cenderung
dingin. Tinggi dinding relatif pendek untuk menghindari sirkulasi udara yang terlalu
sering. Satu bangunan bisa digunakan untuk berbagai aktifitas mulai aktifitas sehari-
hari seperti tidur, memasak dan untuk hari-hari tertentu juga digunakan untuk upacara.
Luas dan bentuk pekarangan relatif sempit dan tidak beraturan disesuaikan dengan
topografi tempat tinggalnya.
2. Bahasa Daerah
Banyaknya suku di-Indonesia adalah salah satu penyebab timbulnya keragaman
bahasa. Keragaman Bahasa terjadi karena setiap daerah mempunyai perbedaan kultur
atau daerah hidup yang berbeda, setiap daerah mempunyai kebiasaan dan bahasa nenek
moyang sendiri yang berbeda beda, setiap daerah memiliki dataran yang berbeda
seperti wilayah di daerah pantai, pegunungan yang biasanya cenderung mengunakan
Bahasa yang singkat jelas dan dengan intonasi volume suara yang besar berbeda
dengan pada pemukiman padat penduduk yang menggunakan bahasa lisan yang
panjang lebar dikarenakan lokasinya yang saling berdekatan dengan intonasi volume
suara yang kecil. Seiring berkembangnya zaman, bahasa mengalami perubahan juga
dimasyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai
keperluannya.
3. Seni dan Sastra
Seni dan sasta Indonesia sangat beragam, sesuai dengan ciri khas corak masing-
masing daerah yang biasanya memiliki makna tersendiri bagi daerahnya. Contohnya
adalah seni pahat yang berbeda di setiap wilayah, corak batik yang berbeda di setiao
wilayah, ukiran, musik daerah, dan lain-lain.

5
4. Upacara Adat

5. Pola Pikir dan Kebiasaan

B. KONSEP DAERAH KEBUDAYAAN


Kebudayaan sebagai hasil budidaya manusia atau hasil cipta, rasa, dan karsa
manusia dalam perkembangannya di pengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya
adalah faktor geografis.
Kebudayaan atau yang dapat disebut juga Peradaban mengandung pengertian
yang sangat luas dan mengandung pemahaman perasaan suatu bangsa yang sangat
kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni,moral, hukum, adat-istiadat,
kebiasaan dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat. (Taylor,
1897 dalam Abdullah, 2006).
Menurut Prasetijo (2009: -), dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk,
selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari
berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari
berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada di daerah tersebut. Suatu daerah
kebudayaan adalah suatu daerah pada peta dunia yang oleh par aahli antropologi
disatukan berdasarkan persamaan unsur-unsur atau ciri-ciri kebudayaan yang
mencolok. Dengan pengolongan seperti itu, berbagai suku bangsa yang tersebar di
suatu daerah di muka bumi diklasifikasikan berdasarkan unsu-unsur kebudayaan yang
menunjukkan persamaan, untuk memudahkan para ahli antropologi melakukan
penelitian analisa komparatif.
Ciri-ciri kebudayaan yang dijadikan dasar dari suatu pengolongan daerah
kebudayaan bukan hanya unsur-unsur kebudayaan fisik saja (misalnya alat-alat yang
digunakan berbagai jenis mata pencaharian hidup, yaitu alat bercocok tanam, alat
berburu, dan alat transportasi, senjata, bentuk-bentuk ornamen, gaya pakaian, bentuk
rumah, dsb), tetapi juga unsur-unsur kebudayaan abstrak seperti unsur-unsur
organisasi kemasyarakatan, system perekonomian, upacara keagamaan, adat istiadat
dll. Persamaan ciri-ciri mencolok dalam suatu daerah kebudayaan biasanya hadir lebih
kuat pada kebudayaan-kebudayaan yang menjadi pusat pada kebudayaan yang
bersangkutan, dan makin tipis di dalam kebudayaan-kebudayaan yang jaraknya makin
jauh dari pusat tersebut.

6
C. KONSEP SUKU BANGSA
Ada berbagai wujud kebudayaan yang hidup di dalam masyarakat bisa sebagai
komunitas desa, kota, kekerabatan atau kelompok adat yang menampilan corak khas
yang terutama yang tampak dari luar oleh orang-orang yang bukan merupakan bagian
dari masayarakat bersangkuta. Seseorang yang menjadi bagian dari kebudayaan
tersebut, biasanya tidak melihat corak khas tersebut, karena menjalaninya sehari-hari.
Justru orang luar lah yang dapat melihatnya terutama mengenai unsure-unsur yang
berbeda dan mencolok dibandingkan kebudayaan mereka. Corak khas inilah yang
dalam kajian etnografi dikenal sebagai suku-bangsa.
Suku bangsa terbentuk karena adanya kesadaran dari warganya akan kesamaan
identitas yang dikuatkan dengan kesamaan bahasa. Dengan demikian, kesatuan
kebudayaan bukan suatu hal yang ditentukan oleh orang luar, namun oleh warga
masyarakat/kelompok itu sendiri yang dapat dilihat oleh orang luar. Misalkan, Suku
Minang, Suku Jawa, dan Suku Asmat, bukan peneliti antropologi yang menetapkan
kesatuan budaya mereka, namun entitas dari kelompok itu sendiri.
Dalam kenyataannya, konsep suku bangsa lebih kompleks daripada contoh di
atas. Contoh penduduk Pulau Flores di Nusa Tenggara terdiri dari beberapa suku
bangsa yang khusus, yang juga menurut kesadaran warganya menjadi suku-suku
khusus seperti : Maggarai, Ngada, Sikka, Riung, Nage-Keo, Ende dan Larantuka.
Kepribadian dan corak khas dari suku-suku tersebut dikuatkan dengan bahasa-bahasa
khusus seperti Bahasa Maggarai, Bahasa Ngada, Bahasa Sikka, Bahasa Riung, Bahasa
Nage-Keo, Bahasa Ende dan Bahasa Larantuka.
Indonesia memiliki banyak suku bangsa dengan perbedaan-perbedaan
kebudayaan, yang tercermin pada pola dan gaya hidup masing-masing. Menurut
Clifford Geertz, di Indonesia terdapat 300 suku bangsa dan menggunakan kurang lebih
250 bahasa daerah. Akan tetapi apabila ditelusuri, maka sesungguhnya berasal dari
rumpun bahasa Melayu Austronesia. Kriteria yang menentukan batas-batas dari
masyarakat suku bangsa yang menjadi pokok dan lokasi nyata suatu uraian tentang
kebudayaan daerah atau suku bangsa (etnografi) adalah sebagai berikut:
1. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa atau lebih.
2. Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh identitas penduduk sendiri.
3. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh wilayah geografis (wilayah secara
fisik)
4. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologis.

7
5. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mempunyai pengalaman sejarah
yang sama.
6. Kesatuan penduduk yang interaksi di antara mereka sangat dalam.
7. Kesatuan masyarakat dengan sistem sosial yang seragam.

Dalam pengelompokan suku, terdapat ciri pengelompokan suku bangsa, yaitu :

1. Bahasa/dialek yang memelihara keakraban dan kebersamaan di antara warga


suku bangsa.
2. Pola-pola sosial kebudayaan (adat istiadat, cita-cita, dan ideologi).
3. Ikatan sebagai satu kelompok.
4. Kecenderungan menggolongkan diri ke dalam kelompok asli.
5. Perasaan keterikatan kelompok karena kekerabatan/genealogis dan kesadaran
teritorial di antara warga suku bangsa.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Keragaman budaya Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat di pungkiri
keberadaanya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan
kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan
daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan
kelompok sukubangsa yang ada di daerah tersebut. Dengan keanekaragaman
kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan
dengan negara lainnya.
Kebudayaan sebagai hasil budidaya manusia atau hasil cipta, rasa, dan karsa
manusia dalam perkembangannya di pengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya
adalah faktor geografis.
Perbedaan-perbedaan ini menimbulkan berbagai kebudayaan daerah yang
berlainan, terutama yang berkaitan dengan pola kegiatan ekonomi mereka dan
perwujudan kebudayaan yang dihasilkan untuk mendukung kegiatan ekonomi tersebut
(cultural activities), misalnya nelayan, pertanian, perdagangan, dan lain-lain. Pulau
yang terdiri dari daerah pegunungan dan daerah dataran rendah yang dipisahkan oleh
laut dan selat, akan menyebabkan terisolasinya masyarakat yang ada pada wilayah
tersebut. Akhirnya mereka akan mengembangkan corak kebudayaan yang khas dan
cocok dengan lingkungan geografis setempat.

9
DAFTAR PUSTAKA

BPS Kewarganegaraan. 2010. Kewarganegaraan, Sukubangsa, Agama, dan Bahasa


Sehari-hari Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010. Badan Pusat
Statistik. Jakarta-Indonesia

Kontjaraningrat. 2003. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta. PT Rineka Cipta

Rowland, Pasaribu. Kebudayaan dan Masyarakat.


http://eprints.dinus.ac.id/14516/1/[Materi]_Bab_04_kebudayaan_dan_masyar
akat.pdf

http://blogpsikologi.blogspot.co.id/2015/11/konsep-suku-bangsa-dan-kebudayaan.html.
Diakses pada hari Jumat, 17 Maret 2017 pukul 20.09 WIB.

https://agusjanuadi.wordpress.com. Diakses pada hari Jumat 17 Maret 2017 pukul 21.36


WIB

http://pendidikansertapembelajaran.blogspot.co.id/2016/02/pengaruh-geografis-terhadap-
keragaman.html?m=1 diakses pada hari Sabtu, 18 Maret 2017 pukul 21.05
WIB

10

Anda mungkin juga menyukai