Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

MEMPREDIKSI ARAH ALIRAN AIR TANAH DENGAN METODE


THREE POINT PROBLEM
DOSEN PENGAMPU : ARIF ASHARI, MSc

DISUSUN OLEH
NAMA

: RIRIZ KHAIRUNNISA

NIM

: 15405244016

KELAS/KELOMPOK : B/II

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016

I.

JUDUL
Memprediksi Arah Aliran Air Tanah dengan Metode Three Point Problem

II.

TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memprediksi arah aliran air tanah dengan metode
three point problem

III.

DASAR TEORI
Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam
ruang-ruang antara butir-butir tanah yang membentuk itu dan di dalam
retak-retak dari batuan. Lapisan yang dapat dilalui dengan mudah oleh air
tanah seperti lapisan pasir atau lapisan kerikil disebut lapisan permeabel.
Lapisan yang sulit dilalui air tanah seperti lapisan lempung atau lapisan silt
disebut lapisan kedap air (aquiclude) dan lapisan yang menahan air seperti
lapisan batuan (rock) disebut lapisan kebal air (aquifuge). Kedua jenis
lapisan ini disebut lapisan impermeabel. Lapisan permeabel yang jenuh
dengan air tanah disebut juga akuifer (lapisan yang mengandung air)
(Takeda, 93:1985).
Menurut Todd dalam Achmad, 2011:96, arah aliran airtanah untuk
unconfined aquifer dapat ditentukan dengan metode three point problem.
Sehubungan dengan hak itu, diperlukan pengukuran elevasi muka freatik
dari 3 sumur yang diketahui posisinya secara tepat. Gambar 1 menunjukkan
penentuan arah aliran airtanah dengan menggunakan 3 titik (three point
problem). Arah aliran airtanah dapat juga ditentukan melalui peta kontur
muka freatik, karena arah aliran airtanah akan memotong tegak lurus (90o)
kontur airtanahnya.

Gambar 1. Penentuan Arah Aliran Airtanah dengan Three Point Problem


(Todd melalui Achmad, 2011:96)

Gambar 2. Kontur Muka Freatik atau Equipotential


Perbedaan potensi kelembaban total dan kemiringan menurut Asdak
(2007:255) antara dua titik/ lokasi dalam lapisan tanah dapat menyebabkan
gerakan air dalam tanah. Air bergerak dari tempat dengan potensi
kelembaban tinggi ketempat dengan potensi kelembaban yang lebih rendah.

Selanjutnya air akan bergerak mengikuti lapisan (lempengan) formasi


geologi sesuai dengan arah kemiringan lapisan formasi geologi tersebut.
Kelembaban tanah tidak selalu mengakibatkan gerakan air dari tempat basah
ketempat kering. Air dapat bergerak ketempat kering kedaerah basah seperti
terjadi pada proses perkolasi airtanah. Oleh pengaruh energi panas matahari,
air juga dapat bergerak kearah permukaan tanah, sampai tiba gilirannya
menguap diudara.
Kombinasi gaya gravitasi (Z) dengan tekanan potensial (P) lazim
disebut tinggi energi hidrolik. Perbedaan tinggi energi hidrolik antara dua
tempat sering ditulis sebagai dH. Gradien hidrolik merupakan tenaga
pendorong gerakan air tanah. Oleh adanya hujan yang terputus, evaporasi,
dan buangan air dilapangan maka akan selalu ada tenaga pendorong gerakan
air tanah. Untuk dapat memprakirakan laju gerakan air dalam tanah,
diperlukan tambahan informasi luas penampang melintang (A) daerah yang
dilalui air tanah serta faktor konduktivitas hidrolik (K) yang merupakan
karakteristik (Asdak, 2007: 255-256).
Untuk menentukan arah aliran air tanah secara lokal, dapat dilakukan
dengan menggunakan 3 buah sumur yang diketahui ketinggian muka air
tanahnya. Dengan membuat garis kontur air tanah pada ketinggian tertentu
dapat ditentukan arah alirannya, dengan cara menarik garis tegak lurus garis
kontur tersebut. Garis aliran pada peta kontur air tanah, sangat bermanfaat
untuk perencanaan penentuan titik pemboran sumur. Kontur cembung
menunjukkan suatu recharge area, sedangkan kontur cekung menunjukkan
suatu discharge area (Purnama, 2010: 55).
Secara alami, aliran air tanah akan memotong tegak lurus (90 ) kontur
air tanah pada kondisi akuifer yang homogen dan isotropis karena pengaruh
potensial gravitasi dan mempunyai arah aliran dari muka air tanah
(hydraulic head) tinggi menuju muka air tanah yang lebih rendah.

IV.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
V.

ALAT DAN BAHAN


Gambar persebaran sumur.
Buku catatan
Alat tulis
Kalkulator
Penggaris
Kertas kalkir untuk menggambar garis kontur.
LANGKAH KERJA
1. Lakukan survey muka air tanah dengan mengukur tiap-tiap sumur
yang berada pada wilayah pengamatan, pengukuran meliputi
ketinggian tempat dan kedalaman sumur.
2. Hitung data yang telah didapat yaitu muka air tanah = ketinggian
tempat-kedalaman sumur.
3. Petakan lokasi sumur untuk melihat distribusinya pada suatu wilayah
serta berikan keterangan ketinggian pada masing-masing sumur.
4. Hubungkan titik-titik sumur yang dipilih dengan titik sumur yang
terdekat, hal ini bertujuan untuk mengetahui beda titik antara titik
yang saling berhubungan seperti pada gambar 1 pada dasar teori.
5. Tentukan kontur interval hal ini bertujuan untuk dapat membuwat
kontur muka air tanah.
6. Tentukan ketinggian muka air tanah yang akan digambar.
7. Hubungkan ketinggian antara muka air tanah yang satu dengan muka
8.

air tanah lain dengan ketinggian yang sama (garis kontur).


Buat garis aliran debit air tanah dengan cara memotong garis kontur
secara tegak lurus. Kontur yang cembung garisnya akan berbelok ke
kiri dan yang cekung akan membentuk aliran yang berbelok ke kanan
seperti pada gambar 2 pada dasar teori.

VI.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Praktikum kali ini membahas mengenai arah aliran air tanah di suatu
daerah x. Pertama-tama yang kita lakukan adalah menghubungkan 3 titik
yang letaknya berdekatan, didahulukan dari kontur yang tinggi. Setelah
terbentuk segitiga-segitiga yang saling berhubungan, kemudian tentukan ci
(contour interval), pada gambar persebaran sumur ini ci-nya adalah 10.

Kemudian tentukan batas yang akan kita ambil garisnya sebagai dasar untuk
menggambar kontur. Semua titik-titik yang ada didalam gambar harus
dihubungkan, agar terbentuk garis kontur yang saling berhubungan dan
menunjukkan relief suatu tempat. Garis kontur yang tergambar pada kertas
kalkir menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan daerah yang berelief
tidak

rata

yang

ditunjukkan

dengan

gambar

garis

kontur

yang

bergelombang-gelombang dan juga kerapatan dari garis kontur yang


berbeda pula. Setelah gambar garis kontur selesai dibuat, tentukan arah
aliran dengan melihat cekung atau cembungnya suatu garis kontur. Jika
garisnya cembung maka daerah tersebut merupakan daerah recharge dan
arah alirannya berbelok ke kiri. Sebaliknya, jika garis konturnya cekung
maka daerah tersebut merupakan daerah discharge dan arah alirannya
berbelok ke kanan. Arah aliran berbelok ke kanan dan ke kiri mengikuti
kemiringan cembung dan cekungnya. Aliran yang ada secara keseluruhan
mengumpul/berakhir di danau. Hal ini menunjukkan bahwa gambar
persebaran sumur yang dibagikan tersebut merupakan persebaran sumur
didaerah tinggi yang berakhir didaerah rendah. Sudah wajar apabila aliran
air tanah ini berkahir di danau dikarenakan danau merupakan daerah dataran
rendah.
Arah aliran air tanah dapat ditentukan berdasarkan kemiringan
lerengnya. Arah air tanah mengalir ketempat yang lebih rendah sesuai
dengan kemiringan muka air tanah. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan
ketinggian muka air tanah. Perbedaan ketinggian muka air tanah dapat
menyebabkan tekanan pada air tanah berbeda juga. Manfaat mengetahui
arah aliran air tanah yaitu selain mengetahui arah aliran tanah dapat
berfungsi untuk memprediksi arah pencemaran airtanah, menentukan debit
dan volum (potensi) airtanah di daerah tertentu.
VII.

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Arah aliran air tanah selalu mengalir dari tempat yang tinggi ketempat
yang lebih rendah dan pada peta ketinggian muka air pada sumur itu

arah alirannya condong mengarah ke timur yaitu ke Danau dan ada


daerah cekungan (recharge).
2. Pola persebaran sumur pada daerah tersebut menunjukkan bahwa arah
aliran air tanah mengarah dari daerah yang tinggi ke daerah yang
rendah, dan berakhir di danau.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Mahmud. 2011. Hidrologi Teknik. Makasar: Universitas Hasanudin.


Takeda, Kensaku. 1976. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta: Pradnya Paramita.
Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Yogyakarta: UGM Press.
Purnama, Setyawan. 2010. Hidrologi Air Tanah. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai