Anda di halaman 1dari 13

NAMA :ITATILANA

NIM : 220201600038
KELAS : 02/B TSBG D4

MEKANIKA TANAH 1
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

DOSEN PENGAMPUH:
 Dr.Ir. Ahmad Rifqi Asrib, M.T
 Ir.M.Reza Hasrul, ST.,MT
ALIRAN AIR DALAM TANAH:
PERMEABI LITAS DAN REMBESAN
 ALIRAN AIR DALAM TANAH: PERMEABI LITAS DAN REMBESAN

“Tanah adalah merupakan susunan butiran padat dan pori-pori yang saling berhubungan
satu sama lain sehingga air dapat mengalir dari satu titik yang mempunyai energi lebih
tinggi ke titik yang mempunyai energi lebih rendah.”

 GRADIEN HIDROLIK

Menurut persamaan Bernoulli, tinggi energi total pada suatu titik di dalam air yang
mengalir dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dari tinggi tekanan, tinggi kecepatan,
dan tinggi elevasi;
di mana:
h = tinggi energi total
p = tekanan
v = kecepatan
g = percepatan disebabkan oleh gravitasi
'Yw = berat volume air

Apabila persamaan Bernoulli di atas dipakai untuk air yang mengalir melalui pori-pori tanah, bagian dari
persamaan yang mengandung tinggi kecepatan dapat diabaikan.

Hal ini disebabkan karena kecepatan rembesan air di dalam tanah adalah sangat kecil. Maka dari itu,
tinggi energi total pada suatu titik dapat dinyatakan sebagai berikut:
Gambar di samping menunjukkan
hubungan antara tekanan, elevasi, dan tinggi energi
total dari suatu aliran air di dalam tanah.

Kehilangan energi antara dua titik, A dan B, dapat


dituliskan dengan persamaan di bawah ini:

Kehilangan energi, dapat dinyatakan dalam


bentuk persamaan tanpa dimensi seperti di
bawah ini

Di mana:
i = gradien hidrolik
L = jarak antara titik A dan titik B, yaitu
panjang aliran air dimana kehilangan tekanan terjadi
Seperti gambar sebelumnya, gambar tersebut dibagi menjadi 3 zona:

 zona aliran laminar (Zona I),


 zona transisi (Zona II), dan
 zona aliran turbulen (Zona Ill)

Pada kebanyakan tanah, aliran air melalui ruang pori dapat dianggap sebagai
aliran laminar, sehingga

v∞i
 HUKUM DARCY

Pada tahun 1856, Darcy memperkenalkan suatu persamaan sederhana yang


digunakan untuk menghitung kecepatan aliran air yang mengalir dalam tanah yang jenuh,
dinyatakan sebagai berikut:
V = ki

di mana: v = kecepatan aliran, yaitu banyaknya air yang mengalir dalam satuan waktu
melalui suatu satuan luas penampang melintang tanah yang tegak lurus arah
aliran
k = koefisien rembesan.
KOEFISIEN REMBESAN
Koefisien rembesan mempunyai satuan yang sama seperti kecepatan. Koefisien rembesan
tanah adalah tergantung pada beberapa faktor, yaitu: kekentalan cairan, distribusi ukuran-pori,
distribusi ukuran-butir, angka pori, kekasaran penukaan butiran tanah, dan derajat kejenuhan tanah.
Pada tanah berlempung, struktur tanah memegang peranan penting dalam menentukan koefisien
rembesan. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi sifat rembesan tanah lempung adalah konsentrasi
ion dan ketebalan lapisan air yang menempel pada butiran lempung.

Koefisien rembesan juga dapat dihubungkan dengan sifat-sifat dari cairan yang mengalir melalui tanah
yang bersangkutan dengan persamaan sebagai berikut:
k= di mana: : berat volume air
: kekentalan air
: rembesan absolut

 UJI PERMEABILITAS
Terdapat empat macam cara pengujian untuk menentukan koefisien permeabilitas di laboratorium, yaitu :
a) Pengujian tinggi energi tetap (Constan-head)
b) Pengujian tinggi energi turun (falling-head)
c) Penentuan secara tidak langsung dari pengujian konsolidasi
 REMBESAN EKIVALEN PADA TANAH BERLAPIS-LAPIS

Koefisien rembesan suatu tanah mungkin bervariasi menurut arah


aliran yang tergantung pada perilaku tanah di lapangan. Untuk tanah yang
berlapis-lapis, di mana koefisien rembesan alirannya dalam suatu arah tertentu
berubah dari lapis-ke-lapis, kiranya perlu ditentukan harga rembesan ekivalen
untuk menyederhanakan perhitungan.Penurunan berikut ini adalah perumusan
rembesan ekivalen untuk aliran air dalam arah vertikal dan horisontal yang melalui
tanah berlapis-lapis dengan arah lapisan horisontal.

 UJI REMBESAN DI LAPANGAN DENGAN CARA PEMOMPAAN DARI SUMUR

Di lapangan, koefisien rembesan rata-rata yang searah dengan


arah aliran dari suatu lapisan tanah dapat ditentukan dengan
cara mengadakan uji pemompaan dari sumur.Di dalam
melakukan percobaan, air dipompa keluar dari sumur uji yang
mempunyai mantel silinder berlubang dengan kecepatan tetap.
Beberapa sumur observasi dibuat di sekeliling sumur uji dengan
jarak yang berbeda-beda. Ketinggian air di dalam sumur uji dan
sumur observasi diteliti secara terus menerus seiak pemompaan
dilakukan hingga keadaan tunak dicapai.
 PENGUJI TINGGI ENERGI TETAP (CONSTANT HEAD)

• Pengujian constant-head ini cocok untuk jenis tanah


granular (berbutir).
• Prinsip pengujiannya, tanah benda uji diletakkan di
dalam silinder.
• Pemberian air dari pipa masuk dijaga sedemikian
rupa sehingga perbedaan tinggi air pada pipa masuk
dan pipa keluar (h) selalu konstan selama percobaan.
• Pada kedudukan ini tinggi energi hilang adalah h.
• Setelah kecepatan aliran air yang melalui contoh
tanah menjadi konstan, banyaknya air yang keluar
ditampung dalam gelas ukur (Q) dan waktu
pengumpulan air dicatat (t).
 PENGUJIAN TINGGI ENERGI TURUN (FALLING HEAD)

• Pengujian falling-head ini cocok untuk jenis tanah berbutir halus.


• Prinsip pengujiannya, tanah benda uji diletakkan di dalam
silinder.
• Pipa pengukur didirikan di atas benda uji kemudian air
dituangkan ke dalamnya dan air dibiarkan mengalir melewati
benda uji.
• Perbedaan tinggi air pada awal pengujian (t1 = 0) adalah h1 .
• Kemudian air dibiarkan mengalir melewati benda uji sampai
waktu tertentu (t2 ) dengan perbedaan tinggi muka air adalah h2 .
 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOEFISIEN REMBESAN

 Ukuran Butiran Tanah


 Sifat dan Pori Cairan
 Kadar Pori
 Susunan Struktur Partikel
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai