Anda di halaman 1dari 13

Aliran Air Dalam Tanah:

Permeabilitas dan Rembesan


Nama kelompok : * Muhammad Isyfan Sya’bani (180404001)
TANAH

Tanah adalah merupakan susunan butiran padat dan pori-pori yang saling berhubungan satu sama lain
sehingga air dapat mengalir dari satu titik yang mempunyai energi lebih tinggi ke titik yang mempunyai
energi lebih rendah.

Studi mengenai aliran air melalui pori-pori ta­nah diperlukan dalam mekanika tanah karena hal ini
sangat berguna di dalam:

• memperki­rakan jumlah rembesan air dalam tanah


• menyelidiki permasalahan-permasalahan yang me­nyangkut pem ompaan air untuk konstruksi di
bawah tanah, dan
• menganalisis kestabilan dari suatu bendungan tanah dan konstruksi dinding penahan tanah yang
terkena gaya rem­besan.
4.1 Gradien Hidrolik

Menurut persamaan Bernoulli, tinggi energi total pada suatu titik di
dalam air yang mengalir dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dari
tinggi tekanan, tinggi kecepatan, dan tinggi elevasi; atau

Dimana:
Apabila persamaan Bernoulli sebelumnya dipakai untuk air yang mengalir
melalui pori-pori tanah, bagian dari persamaan yang mengandung tinggi kecepatan
dapat diabaikan. Hal ini disebabkan karena kecepatan rembesan air di dalam tanah
adalah sangat kecil. Maka dari itu, tinggi energi total pada suatu titik dapat
dinyatakan sebagai berikut:

Gambar 4. 1 menunjukkan hubungan antara tekanan, elevasi, dan tinggi energi total
dari suatu aliran air di dalam tanah. Tabung pizometer dipasang pada titik A dan titik
B. Ketinggian air di dalam tabung piezometer A dan B disebut sebagai muka
pizometer (piezometric level) dari titik A dan tabung pizometer yang dipasang pada
titik tersebut. Tinggi elevasi dari suatu titik merupakan jarak vertikal yang diukur dari
suatu bidang datum yang diambil sem­barang ke titik yang bersangkutan. Kehilangan
energi antara dua titik A dan B, dapat dituliskan dengan persamaan di bawah ini:
Kehilangan energi, tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan tanpa di­
mensi seperti di bawah ini:

Dimana: 
Pada umumnya, variasi kecepatan v dengan gradien hidrolik i dapat dijalankan seperti
dalam Gambar 4.2. Gambar ini membagi grafik ke dalam 3 zona :
a. zona aliran laminar (Zona I),
b. zona transisi (Zona II), dan
c. zona aliran turbulen (Zona Ill).

Bilamana gradien hidrolik bertambah besar secara perlahan-lahan, aliran di Zona I dan
II akan tetap laminar, dan kecepatan v mempunyai hubungan yang linear dengan gradien hi­
drolik. Pada gradien hidrolik yang lebih tinggi, aliran menjadi turbulen (Zona Ill). Bilamana
gradien hidrolik berkurang, keadaan aliran laminar hanya akan terjadi di dalam Zona I saja.

Pada kebanyakan tanah, aliran air melalui ruang pori dapat dianggap sebagai aliran la­
minar, sehingga: Di dalam batuan, kerikil, dan pasir yang sangat kasar, keadaan aliran
turbulen mungkin terjadi ; dalam hal ini Persamaan (4.5) mungkin tidak berlaku .

Didalam batuan, kerikil, dan pasir yang sangat kasar, keadaan aliran turbulen mungkin
terjadi; dalam hal ini persamaan (4.5) mungkin tidak berlaku.
4.2 Hukum Darcy
Pada tahun 1856, Darcy memperkenalkan suatu persamaan sederhana yang digunakan untuk menghitung


kecepatan aliran air yang mengalir dalam tanah yang jenuh, dinyatakan sebagai berikut:

Dimana:
Persamaan sebelumnya pada prinsipnya didasarkan pada hasil observasi yang dibuat oleh

Darcy untuk aliran air dalam pori-pori pasir yang bersih. Perlu diperhatikan bahwa Persamaan
(4.6) adalah serupa dengan Persamaan (4.5), yaitu keduanya berlaku untuk keadaan aliran laminer

dan berlaku untuk bermacam-macam jenis tanah.Dalam Persamaan (4.6), v ,adalah kecepatan
aliran air didasarkan pada luas penampang melintang tanah total (luas pori-pori + luas butiran dari
penampang melintang tanah). Teta­pi,kecepatan sesungguhnya dari air yang melalui ruang pori
(yaitu kecepatan rembesan, ) adalah lebih besar dari v. Hubungan antara kecepatan aliran dan
kecepatan rembesan dapat diturunkan dengan menggunakan Gambar 4.3 , yang menunjukkan
panjang tanah L dengan penampang melintang total A. Apabila jumlah air yang mengalir melalui
tanah dalam satu satuan waktu adalah q, maka:

Dimana:
Tetapi,

atau 
atau
dimana

Persamaan (4.9) dapat ditulis lagi sebagai :


Hukum Darcy yang didefinisikan oleh Persamaan (4.6) menunjukkan bahwa kecepatan aliran v
mempunyai hubungan linear dengan gradien hidrolik i dan grafik dari hubungan ter­sebut melalui pusat
sumbu seperti ditunjukkan dalam Gambar 4.4. Hansbo (1960) telah me­laporkan empat hasil pengujiannya
yang dilakukan pada contoh tanah lempung yang struk­turnya belum rusak (undisturbed sample). Berdasarkan
pada hasil pengujian tersebut, dapat dilihat bahwa ada suatu gradien hidrolik i', (Gambar 4.4) yang mana
berlaku :

dan
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa, apabila gradien hidrolik sangat rendah,
hubungan an­tara v dan i adalah tidak linear. Harga pangkat n dalam Persamaan (4. I2)
untuk empat jenis tanah lempung dari Swedia adalah kira-kira 1,5. Tetapi, ada
beberapa hasil penelitian lain yang membantah penemuan di atas. Hal ini telah


dibicarakan secara terinci oieh Mitchell (1976), yaitu dengan mempertimbangkan
segala kemungkinan, dan akhirnya ia menyimpul­kan bahwa hukum Darcy adalah
tetap berlaku.
4.3 Koefisien Rembesan
Koefisien rembesan (coefficient of permeability) mempunyai satuan yang sama seperti
kecepatan. Istilah koefisien rembesan sebagian besar digunakan oleh para ahli teknik tanah (geoteknik),

para ahli geologi menyebutnya sebagai konduktifitas hidrolik (hydraulic con­ductivity). Bilamana satuan
Inggris digunakan, koefisien rembesan dinyatakan dalam ft/me­nit atau ft/hari, dan total volume dalam
ft³.Dalam satuan SI, koefisien rembesan dinyatakan dalam cm/detik, dan total volume dalam cm³.

Koefisien rembesan tanah adalah tergantung pada beberapa faktor, yaitu: kekentalan cairan, distribusi
ukuran-pori, distribusi ukuran-butir, angka pori, kekasaran permukaan butiran tanah, dan derajat
kejenuhan tanah. Pada tanah berlempung, struktur tanah memegang peranan penting dalam menentukan
koefisien rembesan. Faktor-faktor lain yang mempe­ngaruhi sifat rembesan tanah lempung adalah
konsentrasi ion dan ketebalan lapisan air yang menempel pada butiran lempung.

Harga koefisien rembesan (k) untuk tiap-tiap tanah adalah berbeda-beda. Beberapa har­ga koefisien
rembesan diberikan dalam Tabel 4.1.

Koefisien rembesan tanah yang tidak jenuh air adalah rendah; harga tersebut akan ber­
tambah secara cepat dengan bertambahnya derajat kejenuhan tanah yang bersangkutan.
Koefisien rembesan juga dapat dihubungkan dengan sifat-sifat dari cairan yang mengalir melalui
tanah yang bersangkutan dengan persamaan sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai