I
ALIRAN AIR DALAM TANAH
1
1. Zone jenuh atau zone di bawah muka air tanah, air mengisi seluruh rongga-
rongga tanah. Pada zone ini tanah dianggap dalam keadaan jenuh sempurna.
Batas atas dari zone jenuh adalah permukaan air tanah atau permukaan freatis.
Karena itu, air yang berada di dalam zone ini disebut air tanah atau air freatis
dan pada permukaan air tanah maka tekanan hidrostatis sama dengan nol.
2. Zone kapiler terletak di atas zone jenuh. Ketebalan zone ini tergantung dari
macam tanah dimana akibat tekanan kapiler, air mengalami isapan atau tekanan
negatif.
3. Zone tak jenuh yang berkedudukan paling atas, adalah zone di dekat permukaan
tanah, dimana air dipengaruhi oleh penguapan akibat sinar matahari dan akar
tumbuh-tumbuhan.
Akuifer.
Akuifer (aquifer) adalah bahan yang tembus air dimana air tanah mengalir. Pasir
atau pasir berkerikil merupakan lapisan yang sangat baik sebagai bahan untuk
akuifer, oleh karena porositasnya yang besar dan sifat permeabilitasnya. Table 1.1.
menunjukkan nilai-nilai porositas (n) untuk beberapa tanah/batuan. Perlu dicatat
bahwa bahan dengan porositas yang tinggi belum tentu merupakan akuifer yang
baik.
Tabel 1.1 Porositas beberapa jenis tanah/batuan (Legget, 1962)
Jenis tanah/batuan Porositas (n)
Tanah dan geluh (loam) 60
Kapur (chalk) 50
Pasir dan kerikil 25-35
Batu pasir 10-15
Batu gamping olitik (oolitic) 10
Batu gamping dan marmer 5
Batu tulis (slate) dan serpih 4
Granit 1,50
Batuan kristalin, umum 0,50
Air Artesis.
Air artesis didapatkan dari akuifer yang berada dalam tekanan hidrostatis. Air
artesis terjadi karena kondisi sebagai berikut :
2
a. Air harus terdapat pada lapisan yang tembus air yang sedemikian miringnya,
sehingga satu ujung dapat menarik air dari permukaan tanah.
b. Akuifer ditutupi oleh lapis lempung yang tidak tembus air, serpih atau batuan
padat lainnya.
c. Air dapat keluar dari akuifer baik dari samping maupun dari ujung bawah.
d. Terdapat cukup tekanan dalam air yang terkekang tadi untuk mempertinggi
muka air bebas di atas akuifer apabila disedot melalui sumur.
3
p v2
h= + + Z.
w 2g
(1.1)
tinggi tinggi tinggi
tek. kec. elev.
dimana :
h = tinggi energi total
p = tekanan
v = kecepatan
g = percepatan disebabkan oleh gravitasi
w = berat volume air
Apabila persamaan Bernoulli di atas dipakai untuk air yang mengalir
melalui pori-pori tanah, bagian dari persamaan yang mengandung tinggi kecepatan
dapat diabaikan. Hal ini disebabkan karena kecepatan rembesan air di dalam tanah
adalah sangat kecil. Maka dari itu, tinggi energi total pada suatu titik dapat
dinyatakan sebagai berikut :
p
h= +Z (1.2)
w
Gambar 1.1 menunjukkan hubungan antara tinggi tekanan, tinggi elevasi dan
tinggi energi total dari suatu aliran air di dalam tanah. Tabung pizometer dipasang
pada titik A dan titik B. Ketinggian air di dalam tabung pizometer A dan B disebut
sebagai muka pizometer (piezometric level) dari titik A dan tabung pizometer yang
dipasang pada titik tersebut. Tinggi elevasi dari suatu titik merupakan jarak vertikal
yang diukur dari suatu bidang datum yang diambil sembarang ke titik yang
bersangkutan.
h
Alira
h A h
B
Z L
Z
Datu
Gambar 1.1 Tinggi tekanan, tinggi elevasi dan tinggi total energi untuk aliran air
dalam tanah.
4
Kehilangan energi antara dua titik, A dan B, dapat dituliskan dengan
persamaan di bawah ini :
p p
h = hA − hB = A + Z A − B + Z B (1.3)
w w
5
Kecepatan, v
Zona III
Zona aliran
turbulen
Zona II
Zona transien
Zona I
Zona
aliran
laminer
Gradient hidrolik, i
Gambar 1.2 Variasi kecepatan aliran (v) dengan gradient hidrolik (i).
6
konduktifitas hidrolik (Hydraulic Conductivity). Bilamana satuan BS digunakan
koefisien rembesan dinyatakan dalam (ft/menit) atau (ft/hari) dan total volume
dalam (ft3), sedangkan jika satuan SI, koefisien rembesan dinyatakan dalam
(cm/detik) dan total volume dalam (cm 3). Koefisien rembesan tanah adalah
tergantung pada beberapa faktor, yaitu : kekentalan cairan, distribusi ukuran pori,
distribusi ukuran butir, angka pori, kekasaran permukaan butiran tanah dan derajat
kejenuhan tanah. Pada tanah berlempung, struktur tanah memegang peranan
penting dalam menentukan koefisien rembesan. Faktor-faktor lain yang
mempengaruhi sifat rembesan tanah lempung adalah konsentrasi ion dan ketebalan
lapisan air yang menempel pada butiran lempung. Harga koefisien rembesan (k)
untuk tiap-tiap tanah adalah berbeda-beda, beberapa harga koefisien rembesan
diberikan dalam Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Harga-harga koefisien rembesan (k) pada umumnya.
k
Jenis tanah
(cm/det) (ft/mnt)
Kerikil bersih 1,0 - 100 2,0 – 200
Pasir kasar 1,0 – 0,01 2,0 – 0,02
Pasir halus 0,01 – 0,001 0,02 – 0,002
Lanau 0,001 – 0,00001 0,002 – 0,00002
Lempung < 0,000001 < 0,000002
Sumber : Braja. M Das, Mekanika Tanah
7
a. Penentuan Koefisien Rembesan di Laboratorium.
Ada 2 (dua) macam uji standar di laboratorium yang digunakan untuk
menentukan harga koefisien rembesan suatu tanah, yaitu : uji tinggi konstan
(Constant Head Permeability Test) dan uji tinggi jatuh (Falling Head
Permeability Test).
i. Uji Permeabilitas Tinggi Konstan (Constant Head Permeability Test).
Susunan alat untuk uji tinggi konstan ditunjukkan dalam Gambar 1.3. Pada
tipe percobaan ini, pemberian air dalam saluran pipa-masuk (inlet) dijaga
sedemikian rupa hingga perbedaan tinggi air di dalam pipa-masuk dan pipa-
keluar (outlet) selalu konstan selama percobaan. Setelah kecepatan aliran air
yang melalui contoh tanah menjadi konstan, air dikumpulkan dalam gelas
ukur selama suatu waktu yang diketahui. Volume total dari air yang
dikumpulkan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
Q = A.v.t = A.(k .i ).t (1.10)
dimana :
Q = volume air yang dikumpulkan
A = luas penampang melintang contoh tanah
t = waktu yang digunakan untuk mengumpulkan air
atau :
h
i= (1.11)
L
dimana :
L = panjang contoh tanah
Masukkan Persamaan (1.11) ke dalam Persamaan (1.10), maka :
h
Q = A. k. .t (1.12)
L
Atau :
Q.L
k= (1.13)
A.h.t
Uji tinggi konstan (constant head permeability test) adalah lebih cocok untuk
tanah berbutir dengan koefisien rembesan yang cukup besar.
8
q
Meluap
L Luas A
Ditampung
Contoh
tanah
Gelas
ukur
Gambar 1.4 Alat Uji rembesan tinggi konstan (Constant Head Test)..
9
waktu t = 0 dan h1, kemudian air dibiarkan mengalir melalui contoh tanah
hingga perbedaan tinggi air pada waktu t = tF adalah h2.
Jumlah air yang mengalir melalui contoh tanah pada suatu waktu t dapat
dituliskan sebagai berikut :
h dh
q = k. . A = −a. (1.14)
L dt
dimana :
q = jumlah air yang mengalir melalui contoh tanah per satuan waktu
a = luas penampang melintang pipa-tegak (pipa inlet)
Integrasikan bagian kiri dari persamaan di atas dengan batas t = 0 dan t = t, dan
bagian kanan dari persamaan di atas dengan batas h = h1 dan h = h2, hasil
integrasinya adalah :
a.L h
t= . log e . 1 atau
A.k h2
a.L h
k = 2,303. . log 10 . 1 (1.16)
A.t h2
Uji tinggi jatuh adalah sangat cocok untuk tanah berbutir halus dengan
koefisien rembesan kecil.
Saat t1 = 0
dh
Luas
a Saat t1 = t2
h1
h2
L Contoh Luas
tanah A
10
Gambar 1.6 Alat Uji rembesan tinggi jatuh (Falling Head Test).
Lengkung penurunan dh
selama pemompaan dr
h1
h h2
Sumur observasi
Sumur uji
11
Di dalam melakukan percobaan, air dipompa keluar dari sumur uji yang
mempunyai mantel silinder berlubang dengan kecepatan tetap. Beberapa
sumur observasi dibuat di sekeliling sumur uji dengan jarak yang berbeda-
beda. Ketinggian air di dalam sumur uji dan sumur observasi diteliti secara
terus menerus sejak pemompaan dilakukan hingga keadaan tunak (Steady
State) dicapai. Jumlah air tanah yang mengalir ke dalam sumur uji per
satuan waktu (debit = q) adalah sama dengan jumlah air yang dipompa
keluar dari sumur uji per satuan waktu; keadaan ini dapat dituliskan
sebagai berikut :
dh
q = k .2. .r.h (1.17)
dr
Atau :
r1 h1
dr 2. .k
r2
=
r q
. h.dh
h
2
Jadi :
r
2,303.q. log 10 . 1
r2
k=
(
. h1 − h2
2 2
) (1.18)
12
dh
q = k .2. .r.H (1.19)
dr
atau :
dr 1 2. .k .H
r1 h
r r = h q .dh
2 2
Koefisien rembesan yang searah dengan aliran dpt ditulis sebagai berikut :
r
q. log . 1
r2
k=
(
2,727.H . h12 − h22 ) (1.20)
r2
r r1
Muka air tanah
sebelum
pemompaan
Lengkung
dr d
penurunan selama h
pemompaan
h h1
h2
Sumur uji Sumur observasi
H Akuifer tertekan
(confined
aquifer)
Lapisan kedap air
Gambar 1.8 Sumur percobaan yang dibuat sampai lapisan tembus air yang diapit
lapisan kedap air (Confined Aquifer)
13
40 r y
k= . . (1.21)
L y y t
20 + . 2 −
r L
dimana :
r = jari-jari lubang auger (meter)
y = harga rata-rata dari jarak antara tinggi air di dalam lubang auger
dengan muka air tanah selama interval waktu t.
Perlu diperhatikan bahwa untuk persamaan diatas, satuan L (meter) dan
satuan k (m/det) atau (m/menit), tergantung pada satuan waktu t.
Penentuan koefisien rembesan dari lubang auger bisanya tidak dapat
memberikan hasil yang teliti. Tetapi, ia dapat memberikan harga pangkat
dari k.
2r
L y
14
Gambar 1.10 menunjukkan suatu tanah yang mempunyai lapisan sebanyak n
dengan aliran arah horizontal. Perhatikan suatu penampang yang tegak lurus arah
aliran dengan lebar satu satuan di mana pada penampang tersebut terdapat n lapisan.
Jumlah aliran total per satuan waktu yang melalui penampang dapat dituliskan
sebagai berikut :
q = v.l.H
= v1 .l.H 1 + v 2 .l.H 2 + v 3 .l.H 3 + ... + v n .l.H n (1.22)
dimana :
v = kecepatan aliran rata-rata
v1,v2,v3,…,vn = kec. aliran pada lapisan 1, lap. 2, lap. 3, …, lapisan n
kv
H 1
kH 1
1
kv
H kH 2
2
2
kv H
H 3
kH 3
3
Arah
aliran
H kv kH n
n n
Apabila kH1, kH2, kH3, …, kHn adalah koefisien rembesan untuk tiap-tiap
lapisan dalam horizontal dan kH(eq) adalah koefisien rembesan ekivalen dalam
arah horizontal, maka dari hukum Darcy didapat :
v = k H (eq ) .ieq ; v1 = k H 1 .i1 ; v2 = k H 2 .i2 ; v3 = k H 3 .i3 ;.......;vn = k Hn .in
15
.(k H 1 .H 1 + k H 2 .H 2 + k H 3 .H 3 + ... + k Hn .H n )
1
k H (eq ) = (1.23)
H
Gambar 1.11 menunjukkan suatu tanah yang terdiri dari n lapis dengan aliran
arah vertikal. Untuk keadaan ini, kecepatan aliran yang melalui semua lapisan
adalah sama. Tetapi, kehilangan energi total, h adalah merupakan penjumlahan dari
kehilangan energi untuk tiap-tiap lapisan, jadi :
v = v1 = v 2 = v 3 = ... = v n (1.24)
dan :
h = h1 + h2 + h3 + ... + hn (1.25)
Dengan menggunakan hukum Darcy, Persamaan 1.24 dapat ditulis lagi sebagai
berikut :
h
k v (eq ) . = k v1 .i1 = k v 2 .i 2 = k v3 .i3 = ... = k vn .i n (1.26)
H
Dimana kv1, kv2, kv3, …, kvn adalah koefisien rembesan untuk tiap-tiap lapisan dalam
arah vertikal dan kv(eq) adalah koefisien rembesan ekivalen. Selain itu, dari
Persamaan 1.25 :
h = H 1 .i1 + H 2 .i 2 + H 3 .i3 + ... + H n .i n (1.27)
h h
h 3
h 2
1
k
H kH
v
1 1
k
H kH
v
2 2
k
H H kH
v
3 3
k
kH
v
n
Arah aliran
16
Penyelesaian dari Persamaan 1.26 dan Persamaan 1.27 memberikan :
H
k v (eq ) = (1.28)
H1 H 2 H 3 H
+ .... + n
k + k + k k
v1 v 2 v3 vn
17
2. Karena ab dan de adalah garis-garis aliran, semua garis-garis ekipotensial
memotongnya tegak lurus.
3. Batas lapisan kedap air, yaitu garis fg, adalah garis ekipotensial; begitu juga
permukaan turap kedap air, yaitu garis acd.
4. Garis-garis ekipotensial memotong acd dan fg tegak lurus.
Turap
H1
H2
b a d e
c
Garis aliran
Kx = kz
f Garis ekipotensial g
Lapisan kedap air
=k
Turap
H1
H2
Kx = kz = k
Nf = 4
Nd = 6
H
H1
H2
Kx = kz = k
Nf = 4
Nd = 8
18
q
h1
l1 h2
q1
l1 h3
l2
q2 h4
l3
l2
q3
q
Dari hukum Darcy, jumlah air yang mengalir per satuan waktu adalah k.i.A.
Jadi, Persamaan (3.29) dapat dituliskan lagi sebagai berikut :
h − h2 h − h3 h − h4
q = k. 1 .l1 = k. 2 .l 2 = k. 3 .l 3 = . (1.30)
l
l1 l2 3
19
garis ekipotensial yang berdekatan adalah sama. Hal ini dinamakan penurunan
energi potensial (Potential Drop).
Jadi :
H
h1 − h2 = h2 − h3 = h3 − h4 = ... = . (1.31)
Nd
dan
H
q = k . (1.32)
Nd
dimana :
H = perbedaan tinggi muka air pada bagian hulu dan bagian hilir
Nd = banyaknya bidang bagi kehilangan energi potensial.
Dalam Gambar 1.12b, untuk satu saluran aliran, H = H1 – H2 dan Nd = 6.
Apabila banyaknya saluran aliran di dalam jaringan aliran sama dengan Nf,
maka banyaknya air yang mengalir melalui semua saluran per satuan lebar dapat
dituliskan sebagai berikut :
H .N f
q = k. (1.33)
Nd
20
Nf
q = k .H . .n
(1.36)
Nd
Gambar 1.16 menunjukkan suatu jaringan aliran untuk rembesan air sekitar satu
jajaran turap. Perhatikan bahwa saluran aliran No. 1 dan No. 2 mempunyai elemen-
elemen berbentuk bujur sangkar. Oleh karena itu, jumlah air yang mengalir melalui
dua saluran aliran tersebut per satuan waktu dapat dihitung dengan menggunakan
Persamaan (1.32).
k .H k .H 2.k .H
q1 + q 2 = + = (1.37)
Nd Nd Nd
q
h1
b1 h2
l1 h3
b2
h4
l2 b3
q
Gambar 1.15 Rembesan melalui suatu saluran aliran yang mempunyai elemen
berbentuk empat persegi panjang..
H1 H
H2
Saluran
aliran 1 Saluran
l/b = 1 aliran 2
l/b = 1Saluran
aliran 3
Gambar 1.16 Jaringan aliran untuk aliran di sekitar satu jajaran turap.
21
Tetapi, saluran aliran No. 3 mempunyai elemen-elemen dengan bentuk empat
persegi panjang yang mempunyai perbandingan lebar dan panjang sebesar 0,38.
Maka dari itu, dari Persamaan (1.35).
.H .(0,38)
k
q 3 = (1.38)
Nd
Jadi, jumlah rembesan total per satuan waktu, adalah :
k.H
q = q1 + q 2 + q 3 = 2,38. (1.39)
Nd
Rembesan di bawah bangunan air dengan bentuk sederhana dapat dipecahkan
secara matematis. Harr (1962) telah memberikan analisis untuk beberapa macam
kondisi seperti itu. Gambar 1.17 menunjukkan suatu grafik tak berdimensi untuk
rembesan air di sekeliling satu jajaran turap. Untuk keadaan yang serupa, Gambar
1.18 menunjukkan suatu grafik tak berdimensi untuk rembesan di bawah suatu
bendungan.
1,4
H
1,2
1,0 S kx = kz = k
T’
0,8
Lapisan kedap air
q/k.H
0,6
0,4
0,2
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0
S/T’
Gambar 1.17 Grafik yang menggambarkan hubungan antara q/k.H dan S/T’
untuk aliran di sekeliling satu jajaran turap (Harr,1962).
22
B
b = B/2 H = H1 - H2
H1
H2
x
S kx = kz = k
T’
turap
0,5
q/k.H
0,4
0,3
1 0,75 0,5 0,25 0
x/b
(b)
Gambar 1.18 a) Aliran air di bawah bendungan (Harr, 1962).
b) Grafik hubungan antara q/kH dan x/b.
23
Tekanan ke atas (uplift pressure) pada titik-titik berikut adalah :
Titik a (ujung kiri dasar bendungan) = (tinggi tekanan pada titik a) x (w)
= [(21+6) – 3].w = 24.w
Dengan cara yang sama, pada :
Titik b = [27 – (2).(3)]. w = 21. w
Titik f = [27 – (6).(3)]. w = 9. w
21 ft
24 ft
42 ft
6 ft
kx = kz = k
30 ft
a f
b c d e
(b)
24
Contoh Soal 1 :
Hasil dari suatu uji tinggi konstan di laboratorium untuk contoh tanah pasir halus
yang mempunyai diameter 150 mm dan panjang 300 mm adalah sebagai berikut :
− Perbedaan tinggi konstan (h) = 500 mm
− Waktu untuk mengumpulkan air (t) = 5 menit
− Volume air yang dikumpulkan (Q) = 350 cc
− Temperature air = 24 oC
Tentukan koefisien rembesan untuk tanah tersebut pada temperature 20 oC ?
Penyelesaian :
Untuk pengujian rembesan tinggi konstan :
Q.L
k=
A.h.t
Diketahui : Q = 350 cc, L = 300 mm, A = (/4).(150)2 = 17.678,57 mm2, h = 500
mm dan t = (5).(60) = 300 detik. Jadi :
diubah menjadi mm3
k=
(350 10 ).(300 )
3
= 3,96 10 −2 mm/detik = 3,96 10 -3 cm/detik
(17.678,57 )(. 500 )(300 )
24
k 20 = k 24 . , dari Gambar Grafik 24 = 0,9097
20 20
Jadi :
( )
k 20 = 3,96 10 −3 .(0,9097 ) = 3,6 10 −3 cm/detik
25
Contoh Soal 2 :
Tentukan banyaknya air yang mengalir per satuan waktu yang melalui lapisan tanah
tembus air seperti Gambar 1.20.
4m
8m
Arah
aliran Lapisan kedap
3m air
k = 0,08 cm/det
8o
Lapisan kedap
air
50 m
Penyelesaian :
Gradient hidrolik (i) :
h 4
i= = = 0,0792
L ( )
50 / cos8
Banyaknya air yang mengalir per satuan waktu per satuan lebar dari profil yang
diberikan (q) :
0,08 cm/det
q = k .i. A = (
.(0,0792 ). 3. cos8 1
)
2
10
26
Contoh Soal 3 :
Tentukan koefisien rembesan ekivalen untuk aliran arah horizontal (kH(eq)), pada
tanah berlapis tiga dengan stratifikasi horizontal.
Lap.No. Tebal lap. (ft) Koef. Rembesan dlm arah horizontal, kH
(ft/mnt)
1 20 10-1
2 5 10-4
3 10 1,5 x 10-1
Penyelesaian :
.(k H 1 .H1 + k H 2 .H 2 + k H 3 .H 3 )
1
k H (eq ) =
H
k H (eq ) =
1
20 + 5 + 10
(
. 10 −1 20 + 10 −4 5 + 1,5 10 −1 10 )
=
(2 + 0,0005 + 1,5) = 0,1 ft/menit
35
Contoh Soal 4 :
Apabila dianggap bahwa kv = kH untuk semua lapisan tanah pada contoh Soal 3,
maka tentukan rasio antara kH(eq) dan kv(eq) ?
Penyelesaian :
H 20 + 5 + 10
k v (eq ) = =
H1 H 2 H 3 20 5 10
+ + −1
+ − 4 + −1
k v1 k v 2 k v 3 10 10 10
35
= = 6,96 10 − 4 ft/mnt
200 + 50.000 + 66.666
Jadi :
k H (eq ) 10 −1
= = 143,68 144
kV (eq ) 6,96 10 −4
27
Contoh Soal 5 :
Suatu uji pemompaan dari suatu sumur uji dalam lapisan tembus air yang didasari
oleh lapisan kedap air seperti Gambar 1.21 di bawah. Bila keadaan steady state
dicapai dan didapatkan hasil-hasil observasi sebagai berikut : q = 100 gpm; h1 = 20
ft; h2 = 15 ft; r1 = 150 ft; r2 = 50 ft. Tentukan koefisien rembesan lapisan tembus
air tersebut.
Penyelesaian :
r
2,303 .q. log 1
k= r2
(
. h1 − h22
2
)
Diketahui : q = 100 gpm = 13,37 ft3/menit, jadi
150
2,303 13,37 log
k= 50
= 0,0267 ft/menit
.(20 2 − 15 2 )
r2
r r1
dh
dr
h1
h h2
Sumur observasi
Sumur uji
28
Contoh Soal 6 :
Ada suatu lubang yang dibuat dengan alat bor Auger seperti pada Gambar 1.22
dibawah, kalau diketahui r = 0,15 m, L = 3,5 m, y = 0,45 m, t = 8 menit dan y =
3,2 m. Tentukan koefisien rembesan tanah tersebut.
2r
L y
Contoh Soal 7 :
Suatu jaringan aliran dari aliran air di sekitar sebuah jajaran turap di dalam lapisan
tembus air ditunjukkan dalam Gambar 1.23 dibawah. Diketahui H1 = 15 ft, H2 = 5
ft dan kx = kz = k = 5 x 10-3 cm/det. Tentukan :
a. Berapa tinggi (diatas permukaan tanah) air akan naik apabila pizometer
diletakkan pada titik-titik a, b, c dan d.
b. Jumlah rembesan air yang melalui saluran air II per satuan lebar (tegak lurus
bidang gambar) per satuan waktu.
c. Jumlah rembesan total yang melalui lapisan tembus air per satuan lebar.
29
Turap
15 ft
Permukaan tanah 5 ft
0
I II 6
c II
I
30 ft kx = kz = k
a
Nf = 3
b Nd = 6
1 2 3 4 5 d
Lapisan kedap
air
Gambar 1.23 Contoh soal
Penyelesaian :
b) Dari gambar diatas, Nf = 3 dan Nd = 6. Perbedaan tinggi antara bagian hulu dan
hilir sungai = 15 – 5 = 10 ft. jadi kehilangan tinggi energi antara dua garis
ekipotensial = 10/6 = 1,667 ft. titik (a) terletak pada garis ekipotensial 1, yang
berarti bahwa penurunan energi potensial (potensial drop) dari titik a, adalah =
1 x 1,667 ft. jadi air di dalam pizometer yg diletakkan dititik a akan naik
setinggi (15 – 1,667) = 13,333 ft dari permukaan tanah.
• b = 15 – (2 x 1,667) = 11,67 ft di atas muka tanah
• c = 15 – (5 x 1,667) = 6,67 ft di atas muka tanah
• d = 15 – (5 x 1,667) = 6,67 ft di atas muka tanah
c) dari persamaan 2.32 :
H.
q = k
Nd
k = 5 x 10-3 cm/det = 5 x 10-3 x 0,03281 ft/det = 1,64 x 10-4 ft/det
q = (1,64 x 10-4).(1,667) = 2,73 x 10-4 ft3/det/ft
d) dari persamaan 2.33 :
q = k.
H .N f
Nd
( )
= 1,64 x 10 -4 .(1,667 )(
. 3) = 8,2 x 10 -4 ft 3 / det/ ft
30
Latihan Soal:
1. Suatu pengujian permeabilitas dengan cara falling-head, ketinggian air dalam
pipa uji awal adalah 1,00 m, pada waktu 3 jam ketinggian air dalam pipa turun
menjadi 0,35 m. Diameter pipa uji adalah 5 mm, tinggi contoh tanah 200 mm
dan diameter contoh tanah 100 mm. Tentukan coefisien permeabilitas tanah
tersebut.
2. Pengujian untuk mendapatkan nilai koefisien permeabilitas tanah pasir halus
(k) dengan percocabaan metode tinggi konstan (constan head). Penampang
contoh tanah dengan diameter 8 cm dan tinggi 20 cm. Dari pengamatan
diperoleh data sebagai berikut : Beda tinggi muka air. = 150 cm, pada waktu t
= 8 menit volume yang ditampung sebesar 1200 cm3. Tentukan nilai koefisien
permeabitas k (m/det) tanah tersebut.
3. Suatu tanah berlapis dalam tabung mempunyai penampang 100 mm x 100 mm
Gambar 1.24. Air diberikan secara terus menerus sehingga beda tinggi seperti
dalam gambar. Bila koefisien rembesan masing-masing tanah A, B, dan C
adalah 10 -2 cm/det, 3x10 -3 cm/det dan 4,9x10 -4 cm/det. Tentukan debit air
(jumlah air) yang melalui lapisan tanah tersebut per detik.
300 mm
A B C
150 mm
150 mm 150 mm
Gambar 1.24
31
4. Suatu sumur uji pemompaan dalam lapisan tembus air yang di dasari oleh
lapisan kedap air (unconfined aquiver) seperti dalam Gambar 1.25. Dari hasil
observasi dipeoleh hasil : banyaknya air yang masuk dalam sumur uji = 13,37
ft3/menit, h1=20 ft, h2=15 ft, r1=150 ft, dan r2=50 ft. Tentukan koefisien
rembesan.
r2
r r1
Muka air tanah
sebelum pemompaan
Lengkung penurunan dh
selama pemompaan dr
h1
h h2
Sumur observasi
Sumur uji
Gambar 1.25
32