PENGANTAR
HIDROGEOLOGI
Dr. Ir. Yunus Ashari, MT
Distribusi Air di Bumi
INTERAKSI AIRTANAH
– BATUAN
Hidrogeologi
Air Bumi
Material Bumi
• Batuan
• Sedimen (Soil)
• Fluida (Air)
Proses Geologi
• Pembentukan,
• Transformasi dan
• Penyebaran material
Air adalah agen utama dalam proses2 geologi
Hidrogeologi
Interaksi Air Batuan
Interaksi melalui 2 cara
Geologi Airtanah
Geologi mengontrol
aliran dan keberadaan
airtanah, karena aliran
airtanah melalui pori
dan/atau rekahan
batuan.
Airtanah Proses2
geologi.
Hidrogeologi
Interaksi Air Batuan
Geologi mengendalikan aliran airtanah
Lapisan permeable dipengaruhi oleh distribusi
material geologi (misal, lapisan batuan sedimen).
Contoh: sumur artesis akuifer tertekan.
Hidrogeologi
Interaksi Air Batuan
Geologi mengendalikan aliran airtanah
Keberadaan airtanah dikendalikan oleh kondisi
geologinya.
Hidrogeologi
Interaksi Air Batuan
Geologi mengendalikan aliran airtanah
Transport pada pencemaran bawah tanah
dikontrol oleh kondisi geologinya.
Hidrogeologi
Interaksi Air Batuan
Airtanah mengendalikan proses2 geologi
Batuan Beku: Airtanah
mengontrol kandungan air
dalam magma.
Batuan Metamorf :
Metasomatisme (perubahan
komposisi) dikontrol oleh
fluida super-panas dalam
pori batuan.
Volkanisme: Geyser
aktivitas volkanik hasil
interaksi dengan airtanah.
Hidrogeologi
Interaksi Air Batuan
Airtanah mengendalikan proses geologi
Pembentukan Dataran (geomorfologi): lembah dan topografi karst.
Gerakan Tanah : Airtanah mempengaruhi gaya kohesi pada batuan
kelongsoran pada lereng.
Gempabumi: Fluida mempengaruhi rekahan, sesar dan tekanan pada
pori batuan (liquifaction).
Zona Airtanah
Derajat kejenuhan
membedakan zona air di
dalam tanah/batuan
Tanah dan Zona Airtanah
30% 5%
1%
Muka Airtanah
(MAT)
MAT: permukaan
yang memisahkan
antara zona tidak
jenuh (vadose
zone) dengan
zona jenuh
(saturated zone).
Diukur dengan alat
water level
indikator pada
sumur
Aliran Airtanah
Presipitasi;
Infiltrasi;
Imbuhan airtanah
(recharge)
Ground-water flow
Luahan airtanah
(discharge):
Mata air
Sungai dan
Sumur.
Luahan: Mata Air
Aliran Airtanah
Kecepatan aliran
proporsional thd:
Permeabilitas
Cepat (cm per day)
Kemiringan muka
airtanah (gradien)
Berbanding
terbalik secara
proporsional thd
porositas Lambat (mm per day)
Fluktuasi MAT
Akibat dari:
Infiltrasi;
Recharge;
Kenaikan MAT;
Aliran air menuju mata
air, sungai atau sumur;
Pengurangan infiltrasi
akibat penurunan MAT.
Efek Pemompaan
Sumur
Pemompaan Sumur:
Kecepatan tinggi di
sekitar sumur;
Bisa berlawanan
dengan aliran
airtanah alaminya;
Menyebabkan MAT
turun;
Menimbulkan kerucut
penurunan MAT
(cone of depression)
Efek Pemompaan Sumur
Gaining
Stream
Water Table
Drawdown
Low well
Low river
Pumping well
Efek Pemompaan Sumur
Dry well
Dry well
Dry river
Relasi Airtanah –
Air Permukaan
Sungai Effuent
Sungai Influent
Akuifer Tertekan (Confined
Aquifers)
Akuifer Tertekan (Confined
Aquifers)
Pencemaran Airtanah (Ground-
Water Contamination)
Kontaminan terlarut dan terbawa aliran airtanah
Kontaminan dapat
terbawa kedalam
akuifer airtanah
(water supply)
Pemompaan
mempercepat aliran
kontaminan ke
dalam akuifer
airtanah
Pencemaran Airtanah (Ground-
Water Contamination)
Kebocoran tanki
minyak
Mengambang di
atas MAT;
Terlarut ke dalam
Airtanah;
Teralirkan
bersama aliran
airtanah;
Mencemari
Akuifer dangkal.
Pencemaran Airtanah (Ground-
Water Contamination)
Padatan terlarut
Contoh dry cleaning
fluid (TCE);
Menembus &
Mengendap di bawah
MAT;
Mengalir searah
gradien melalui dasar
lapisan an
impermeable;
Mengkontaminasi
bagian dasar dari
akuifer.
Efek Pemompaan thd
Kontaminasi Airtanah
Mempercepat aliran menuju
sumur;
Menangkap kontaminasi pada
bagian “cone of depression”
Intrusi air laut.
Aksi kimia Airtanah terhadap
batuan
Secara kimia airtanah akan
melapukkan batuan
(Dekomposisi):
Contoh; Batugamping;
Terbentuknya gua-gua;
Meningkatkan permeabilitas;
h1 h2 Q h, Q 1 x , Q A
A h
Q: Volume aliran airtanah / Debit [L3/T]
Q A: Luas penampang (tegak lurus aliran, L2)
K: Konstanta proporsional dalam
membentuk persamaan:
h h : Gradien Hidraulik
h Slope = h/x x
h1 ~ dh/dx Q A h Q K A h
h x x
h2
x K units [L/T]
x1 x2 x
Perhitungan kecepatan aliran
airtanah melalui Hukum Darcy’s
Q= Vw/t
Q: Debit aliran m3/sec
Vw: vol. air yang melalui luas area “a” selama (t);
T : lama pengukuran (satuan waktu).
Q= Vw/t = H∙W∙D/t = a∙v
a: luas area yang tersedia
v
untuk air mengalir;
D: jarak lintasan selama waktu (t); Vw
v : Rerata kecepatan linear aliran.
Pada media berpori : a = A∙n
A: Luas area (tegak lurus aliran)
n: porositas media K h
v
Q = A∙n∙v n x
v = Q/(n∙A)=q/n
Hukum Darcy’s
Penggunaan lain Hukum Darcy’s
Digunakan untuk
dh menghitung volume air
Debit Q K A
dx dalam periode waktu (t)
0 5000 ft
Berapa banyak kontaminan akan masuk ke
pond 2 (per unit waktu)? M?