1. UNCONFINED AQUIFER:
(PHREATIC AQUIFER atau NON ARTESIAN AQUIFER atau FREE AQUIFER)
YAITU: SUATU AKUIFER DIMANA MUKA AIR TANAH MERUPAKAN BIDANG
BATAS SEBELAH ATAS DARIPADA ZONE JENUH AIR.
2. CONFINED AQUIFER: (PRESSURE AQUIFER atau ARTESIAN AQUIFER)
(akuifer tertekan atau akuifer terkekang)
SUATU AKUIFER DIMANA AIR TANAH TERLETAK DI BAWAH LAPISAN KEDAP
AIR (IMPERMEABEL) DAN MEMPUNYAI TEKANAN LEBIH BESAR DARIPADA
TEKANAN ATMOSFER.
3. LEAKAGE AQUIFER: (akuifer bocor)
SUATU AKUIFER DIMANA AIR TANAH TERLETAK DI BAWAH LAPISAN
SETENGAH KEDAP AIR - (sehingga akuifer disini terletak antara akuifer bebas
dengan akuifer tertekan)
4. PERCHED AQUIFER: (akuifer menggantung)
AKUIFER YANG MEMPUNYAI MASSA TANAH YANG TERPISAH DARI AIR TANAH
INDUK OLEH SUATU LAPISAN YANG RELATIF KEDAP AIR YANG TIDAK BEGITU
LUAS DAN TERLETAK DI ATAS ZONE JENUH AIR
Menurut Krussman dan Ridder (1970), berdasarkan kadar kedap air dari
batuan yang melingkupi akuifer terdapat beberapa jenis akuifer, yaitu:
Litologi Akuifer
Akuifer merupakan lapisan batuan yang sangat penting dalam usaha.
Litologi atau penyusun batuan dari lapisan akuifer di Indonesia yang penting
adalah:
• Endapan aluvial:
merupakan endapan hasil rombakan dari batuan yang telah ada. Endapan ini
terdiri dari bahan-bahan lepas seperti pasir dan kerikil. Airtanah pada
endapan ini mengisi ruang antar butir. Endapan ini tersebar di daerah
dataran.
• Endapan volkanik muda:
merupakan endapan hasil kegiatan gunungapi, yang terdiri dari bahan-bahan
lepas maupun padu. Airtanah pada endapan ini menempati baik ruang antar
butir pada material lepas maupun mengisi rekah-rekah/rongga batuan
padu. Endapan ini tersebar di sekitar wilayah gunungapi.
• Batugamping:
merupakan endapan laut yang mengandung karbonat, yang karena proses
geologis diangkat ke permukaan. Airtanah di sini mengisi terbatas pada
rekahan, rongga, maupun saluran hasil pelarutan. Endapan ini tersebar di
tempat-tempat yang dahulu berwujud lautan. Karena proses geologis, fisik,
dan kimia, di beberapa daerah sebaran endapan batuan ini membentuk suatu
morfologi khas, yang disebut karst.
KARAKTERISTIK AIR BEBAS DAN AIR TERKEKANG
Permukaan airtanah Batas antara zone aerasi dan zone Permukaan air terkekang(dengan
jenuh adalah permuaan airtanah tekanan)
bebas
Permukaan air di Permukaan air bebas berubah-ubah Variasi permukaan air terkekang
sumur perlahan lahan oleh pemompaan menyebar secepat kecepatan
atau berhenti. Permukaan ini di suara. Permukaan ini berubah
pengaruhi dengan pekak oleh curah sedikit pekak terhadap tekanan
hujan dan kondisi aliran sungai, udara dan pasang surut. Akan
tetapi tidak dipengaruhi oleh tetapi, permukaan itu tidak
tekanan udara dan pasang surut dipengaruhi banyak oleh curah
hujan dan kondisi aliran sungai
100 w
n=
V
Keterangan:
n = nilai porositas (%)
w = volume air yang diperlukan untuk mengisi semua lubang-lubang pori
v = volume total batuan atau tanah
Hal-hal yang mempengaruhi kesarangan adalah:
• Pemadatan pada lempung mempunyai kesarangan 80-90%, setelah
ditimbun dengan material lain akan mengalami pemadatan dan
kesarangan dapat berkurang menjadi 30-40%.
• Sementasi, dapat memperkecil kesarangan sebesar 2-5%.
• Bentuk, ukuran, sortasi.
• Susunan butiran.
k = konduktivitas hidrolik;
p= viskositas dinamik, adalah densitas fluida;
g = percepatan gravitasi.
Pada akuifer diatas porositas total pada zona jenuh adalah 30%, dimana
setengahnya tertahan rapat dalam pori2 kecil atau mineral, dan setengahnya lagi
dalam pori-pori besar yang relatif mudah mengalir sehingga dapat dipompa keluar,
dan merupakan porositas efektif (spesifik yield).
Upaya mencegah terjadinya degradasi air tanah dapat
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
1. mencegah terjadinya pengambilan air tanah yang
berlebihan, khususnya pada air tanah dalam melalui
pembatasan sumur artetis.
2.mengurangi reklamasi pantai yang berasal dari tanah
perbukitan, tanah perbukitan tidak terkompaksi dengan
material laut dengan proses alam yang terjadi di kawasan
pantai.
3.melakukan sistem pengelolaan daerah tangkapan hujan
secara berkelanjutan, seperti penghijauan kritis, terasering,
memperbanyak sumur resapan dan embung (kolam retensi)
di daerah recharge area.
4.pengelolaan limbah melalui proses daur ulang.