Anda di halaman 1dari 6

TUGAS HIDROGEOLOGI

OLEH :
SISCA RESCA PRICHALIA TINUNGKI
11.2018.1.90105

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2018
Soal

1. Jelaskan bagaimana terjadinya air tanah !


2. Jelaskan perbedaan dari akuifer dan 3 bagian lapisan penekan pada akuifer
(Aquiclude, Aquifuge, Aquitard) !
3. Jelaskan sifat-sifat dari air tanah.
4. Jelaskan jenis-jenis akuifer
5. Jelaskan tentang penyelidikan/pencairan air tanah!

Jawaban

1. Pembentukan Air Tanah


Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada lajur/zona
jenuh air (zone of saturation). Air tanah terbentuk berasal dari air hujan dan air permukan ,
yang meresap (infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of aeration) dan kemudian
meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah.
Air tanah adalah salah satu faset dalam daur hidrologi , yakni suatu peristiwa yang
selalu berulang dari urutan tahap yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali ke
atmosfer; penguapan dari darat atau laut atau air pedalaman, pengembunan membentuk
awan, pencurahan, pelonggokan dalam tanih atau badan air dan penguapan kembali
(Kamus Hidrologi, 1987).
Dari daur hidrologi tersebut dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi dengan air
permukaan serta komponen-komponen lain yang terlibat dalam daur hidrologi termasuk
bentuk topografi, jenis batuan penutup, penggunaan lahan, tetumbuhan penutup, serta
manusia yang berada di permiukaan.
Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi
(pemompaan, pencemaran dll) terhadap air tanah akan memberikan reaksi terhadap air
permukaan, demikian sebaliknya.

2. Adapun perbedaannya sebagai berikut :


a. Akuifer adalah lapisan bawah tanah batuan berpori atau pasir antara
lapisan non-pori batuan (batu pasir, kerikil, atau batu kapur retak atau
granit).
b. Aquiclude yaitu suatu lapisan yang sulit dilalui oleh air tanah contohnya
adalaha lapisan lempung dan silt.
c. Aquifuge, adalah lapisan yang tidak dapat menyimpan dan mengalirkan
air, contohnya batuan granit dan batuan yang kompak.
d. Aquitard, adalah lapisan atau ormasi batuan yang dapat menyimpan air
tetapi hanya dapat melooskan air dalam jumlah yang terbatas.
3. Yang dimaksud dengan sifat-sifat fisik airtanah adalah sifat air yang
dipergunakan harus bebas dari segala macam kotoran yang dapat terdeteksi
oleh indra penglihatan, indra pembau dan indra perasa. Karakteristik fisik
meliputi warna, bau, rasa, kekentalan, kekeruhan dan temperatur.
a. Warna, warna air dapat disebabkan oleh adanya zat-zat atau material
organik yang terkandung dalam air bersih yang berupa suspensi maupun
yang terlarut. Intersitas warna dalam air dapat diukur dengan satuan unit
warna standar yang dihasilkan oleh 1 mg/l platina (sebagai K2PtCl6).
b. Bau dan rasa, bau dapat disebabkan oleh zat-zat atau gas-gas yang memiliki
aroma-aroma tertentu di dalam air dan terhisap oleh indra pembau seperti
gas H2S, NH3, senyawa fenol, cloro fenol dll. Rasa di tentukan oleh adanya
garam atau zat lain baik yang tersubsidi atau yang terlarut dalam air seperti
MgSO4, Na2SO4 dan NaCl.
c. Kekentalan, kekentalan dapat dipengaruhi oleh partikel-partikel di dalam
air. Semakin banyak dikandung akan semakin kental. Di samping itu apabila
suhunya semakin tinggi, maka kekentalannya semakin berkurang atau
semakin encer.
d. Kekeruhan, kekeruhan disebabkan oleh adanya zat-zat yang terkandung di
dalam air tetapi tidak terlarutkan, misalkan batulempung, batulanau dan zat-
zat organik serta organisme.
e. Temperatur (suhu), temperatur airtanah dipengaruhi oleh kondisi di
sekelilingnya, seperti musim, cuaca siang dan malam, tempat atau
lokasinya, akibat berbagai macam variasi energi matahari yang diterima
oleh permukaan bumi.
Sifat kimia airtanah merupakan salah satu sifat utama air yang mempengaruhi
kualitas airtanah selain sifat fisik, biologi dan radioaktif. Sifat kimia airtanah
sangat berguna untuk penentuan kualitas airtanah. Sifat kimia airtanah antara
lain adalah kesadahan/kekerasan (total hardness), jumlah padatan terlarut (total
dissolved solid), daya hantar listrik (electric conductance), keasaman dan
kandungan ion. Sifat kimia airtanah yang akan dibahas lebih rinci dalam
pembahasan ini adalah kandungan ion.
4. Jenis Jenis Akuifer
a) Akuifer bebas atau akuifer tidak tertekan (Unconfined Aquifer)
Akuifer bebas atau akuifer tak tertekan adalah air tanah dalam akuifer
tertutup lapisan impermeable, dan merupakan akuifer yang mempunyai
muka air tanah. Unconfined Aquifer adalah akuifer jenuh air (satured).
Lapisan pembatasnya yang merupakan aquitard, hanya pada bagian
bawahnya dan tidak ada pembatas aquitard di lapisan atasnya, batas di
lapisan atas berupa muka air tanah. Permukaan air tanah di sumur dan air
tanah bebas adalah permukaan air bebas, jadi permukaan air tanah bebas
adalah batas antara zone yang jenuh dengan air tanah dan zone yang aerosi
(tak jenuh) di atas zone yang jenuh. Akuifer jenuh disebut juga sebagai
phriatic aquifer, non artesian aquifer atau free aquifer (Wuryantoro, 2007).
Air tanah ini banyak dimanfaatkan oleh penduduk untuk berbagai keperluan
dengan kedalaman sumur umumnya antara 1 – 25 meter. Air tanah bebas
masih merupakan sumber utama air bersih bagi sebagian besar penduduk
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemanfaatannya dilakukan dengan
cara pembuatan sumur gali dan sumur pantek pada kedalaman kurang dari
20 meter di bawah permukaan, umumnya terdapat pada lapisan pasir, pasir
kerikilan, tufa pasiran dan pasir lanauan. Air tanah bebas di dataran aluvial
terdapat dalam lapisan pasir, pasir lempungan, pasir kerikilan dan pasir
lempungan.
Mutu air tanah bebas bervariasi dari baik hingga jelek, asin rasa airnya
hingga tawar, berwarna keruh hingga jernih. Kesadahannya berkisar antara
8,5 – 16,7, pH sekitar 6,7 – 11,2, sisa kering 353 – 580, sisa pijar 252 – 420,
kadar kandungan ion klorida berkisar 25,5 – 6.685 mg/l, SO4 antara 40,5 –
246,9 mg/l. Khususnya untuk keperluan rumah tangga sehari-hari,
kandungan air tanah bebas di dataran aluvial terkecuali daerah-daerah
sekitar pantai, pemanfaatannya masih dapat dikembangkan. Sedangkan
untuk daerah-daerah yang terletak sekitar 1 – 3 km dari garis pantai,
penggunaan air tanah bebasnya sangat terbatas sekali disebabkan asin
hingga payau rasa airnya. (Anonim3, 2008).
b) Akuifer tertekan (Confined Aquifer)
Akuifer tertekan adalah suatu akuifer dimana air tanah terletak di bawah
lapisan kedap air (impermeable) dan mempunyai tekanan lebih besar
daripada tekanan atmosfer. Air yang mengalir (no flux) pada lapisan
pembatasnya, karena confined aquifer merupakan akuifer yang jenuh air
yang dibatasi oleh lapisan atas dan bawahnya.
c) Akuifer bocor (Leakage Aquifer)
Akuifer bocor dapat didefinisikan suatu akuifer dimana air tanah terkekang
di bawah lapisan yang setengah kedap air sehingga akuifer di sini terletak
antara akuifer bebas dan akuifer terkekang.
d) Akuifer melayang (Perched Aquifer)
Akuifer yang disebut akuifer melayang jika di dalam zone aerosi terbentuk
sebuah akuifer yang terbentuk di atas lapisan impermeable. Akuifer
melayang ini tidak dapat dijadikan sebagai suatu usaha pengembangan air
tanah, karena mempunyai variasi permukaan air dan volumenya yang besar.

5. Pencairan tanah atau likuifaksi tanah (bahasa Inggris: soil liquefaction) adalah
fenomena yang terjadi ketika tanah yang jenuh atau agak jenuh kehilangan
kekuatan dan kekakuan akibat adanya tegangan, misalnya getaran gempa
bumi atau perubahan ketegangan lain secara mendadak, sehingga tanah yang
padat berubah wujud menjadi cairan atau air berat.
Jika tekanan air dalam pori-pori cukup besar untuk membawa semua beban,
tekanan itu akan berefek membawa partikel-partikel menjauh dan
menghasilkan suatu kondisi yang secara praktis seperti pasir hisap, pergerakan
awal beberapa bagian material dapat menghasilkan tekanan yang terus
bertambah, mulanya pada satu titik, kemudian pada titik lainnya, secara
berurutan, menjadi titik-titik konsentrasi awal yang mencair.

Anda mungkin juga menyukai