Anda di halaman 1dari 15

MENJELASKAN AIR TANAH SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH

PENYEHATAN AIR DAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

Disusun oleh:

1. Diana Arum Sari


2. Fathul Fitriyah Rosdyani
3. Siti Muthmainah
4. Wahyu Widi Santoso

D4 Tingkat 2

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

2013
Air Tanah

Air hujan yang meresap kedalam tanah lalu mengalir didalam tanah kemudian masuk diantara
butir tanah dengan kecepatan yang sangat rendah lalu kotoran dan benda koloidal (benda
padat kecil dan melayang didalam air ) , bakteri dapat tersaring oleh tanah. Pelarut yang baik
dan peresapan yang lambat terdapat banyak mineral mineral yang dilarutkan (zat organic dan
an organic ), Pb, dan Zn (bahaya bagi kesehatan). Banyak dan jenis mineral tergantung dari
keadaan geologi daerah yang dilalui air tanah. Air tanah yang terkumpul dalam lapisan tanah
kedap air dapat membentuk sungai dibawah tanah, mata air, air artesis. Pemboran air artesis
didekat pantai dapat menyebabkan air laut masuk kedaratan.

Karakteristik Air Tanah

1. Jernih
2. Tidak berwarna
3. Sejuk ( air tanah yang ada didaerah pegunungan )
4. Mengandung zat organic dan anorganik yang kecil
5. Mengandung sedikit bakteri ( apabila air tanahnya dalam maka bakteri tidak ada)

Karakteristik air tanah sangat berbeda dengan air permukaan, dimana .kandungan bahan-
bahan terlarut dalam air tanah ditunjukkan dalam Tabel 2.1.
Kandungan bahan terlarut (TDS : total dissolved solid) dan CO2 tergantung dari mana air tanah
itu berasal, air tanah yang berasal dari lapisan deposit pasir memiliki kandungan CO2 tinggi dan
TDS rendah tetapi yang berasal dari lapisan deposit kapur kada CO2 nya rendah tetapi TDS-nya
tinggi.

Kualitas Air Tanah


Kualitas air tanah dinyatakan menurut sifat fisik, kandungan unsur kimia, ataupun bakteriologi.
Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan kualitas air tanah secara alami
sangat dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun akuifer, jenis tanah/batuan yang dilalui air
tanah, serta jenis air asal air tanah. Persyaratan kualitas air tanah telah diberlakukan
berdasarkan penggunaannya, seperti mutu air untuk air minum, air irigasi, maupun
industri.Beberapa unsur utama ( mayor constituents ) kandungan airtanah - 1,0 hingga 1000
mg/l - adalah sodium, kalsium, magnesium, bikarbonat, sulfat, dan khlorida. Kandungan
khlorida yang tinggi merupakan indikasi adanya pencemaran bersumber dari air limbah atau
intrusi air laut.
Sementara kandungan nitrat sebagai unsur sekunder (secondary constituents) - 0,01 hingga 10
mg/l - bersumber dari limbah manusia (anthropogenous), tanaman, maupun pupuk buatan.
Kualitas air tanah dipengaruhi beberapa hal antara lain iklim, litologi, waktu dan aktivitas
manusia. Seperti diuraikan berikut:

a. Iklim meliputi curah hujan dan temperatur. Perubahan temperature berpengaruh terhadap
pelarutan gas. Semakin rendah temperatur maka gas yang tertinggal sebagai larutan semakin
banyak. Curah hujan yang jatuh ke permukaan tanah akan melarutkan unsur – unsur kimia
antara lain, oksigen, karbon dioksida, nitrogen, dan unsur lainnya.

b. Litologi yaitu jenis tanah dan batuan dimana air akan melarutkan unsur-unsur padat dalam
batuan tersebut.

c. Waktu yaitu semakin lama air tanah itu tinggal disuatu tempat akan semakin banyak unsur
yang terlarut.
d. Aktivitas manusia yaitu kepadatan penduduk berpengaruh negatif terhadap air tanah apabila
kegiatannya tidak memperhatikan lingkungan seperti pembuangan sampah dan kotoran
manusia (Suparmin, 2000)
AKUIFER (LAPISAN PEMBAWA AIR TANAH)

a. Pengertian
Susunan batuan yang dapat menyimpan/menangkap air tanah disebut sebagai akuifer
atau lapisan pembawa air.
Ada dua macam akuifer yaitu akuifer bebas dan akuifer tertekan.
1) Akuifer bebas
Akuifer bebas adalah akuifer yang menyimpan air tanah yang dipengaruhi/dalam
keadaan tekanan atmosfer. Pada akuifer ini terdapat water table (muka air
tanah), tempat kedudukan dimana bila dibuat sumuran akan menunjukkan titik
tertinggi naiknya air ke atas.
2) Akuifer tertekan
Akuifer tertekan adalah akuifer yang terapit oleh lapisan impermiabel, sehingga
tekanan pada akuifer ini lebih besar dari pada tekanan atmosfer. Pada akuifer ini
terdapat bidang Piezometric, yaitu suatu bidang bayangan/imajiner dimana
muka air tanah akan naik sampai titik/bidang tersebut bila dibuat suatu
lobang/sumuran.
b. Fungsi Lapisan Akuifer
1. Berfungsi sebagai aliran
Fungsi aliran berhubungan dengan sifat permeabilitas, yaitu kapasitas untuk
memindahkan/mengalirkan air dibawah gaya beratnya atau tekanan hidrostatis.
Bila pada lapisan yang permiabel maka air akan dapat mengalir.
2. Berfungsi sebagai penyimpanan
Ada dua sifat penting yang terdapat pada lapisan akuifer untuk memenuhi fungsi
penyimpanan, yaitu porositas dan spesific yield.
 Porositas adalah presentase jumlah bagian yang porous dari volume
material keseluruhan yang dapat dilalui air di bawah gaya beratnya.
% pori− pori(volume)
Porositas =
Volume tanah
 Spesific Yield
Jumlah air yang dihasilkan atau yang dapat diambil dari suatu lapisan
akuifer adalah lebih kecil dari jumlah air yang ada.
Spesific Yield adalah volume air yang dikeluarkan dari suatu unit volume
dari lapisan akuifer bila air mengalir bebas. Sisa tertinggal karena gaya
kapiler dan gaya lainnya disebut sebagai Spesific Retention.

POROSITAS DAN PERMEABILITAS


Porositas
Pori-pori tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh
udara dan air). Pori-pori  tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori  kasar (makro porous)
dan pori-pori  halus (mikro porous). Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang
mudah hilang kerena gaya gravitasi), sedang pori-pori halus berisi air kapiler atau udara
( Hardjowigeno, 2007).
 Porositas adalah porositas ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam
satuan volume tanah yanag dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga merupakan
indikator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang porous artinya tanah yang cukup
mempunyai ruang pori untuk pergerakan air tanah dan udar bebas bergerak secara
leluasa didalam tanah (Buckman dan Brady, 2002).
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan
tekstur tanah. Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori  tanah dibedakan
menjadi pori-pori  kasar dan pori-pori halus, pori-pori kasar berisi udara dan air gravitasi
sedangkan pori-pori  halus berisi udara atau sedangkan pori-pori halus berisi udara dan
air kapiler. Tanah-tanah  pasir sulit menahan air sehingga tanaman cepat sekali kering, ini
disebabkan  karena tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori  kasar lebih banyak (Buckman
dan Brady, 2002). 
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas erat
kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density) semakin padat tanah berarti
semakin mudah sulit untuk menyerap air maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya
semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memilikiporositas yang besar. Bila suatu tanah
dengan porositas rendah dalam artian sulitmenyerap air, maka bila kita menanam tanaman yang
tidak rakus air, akan sangatmenghambat bahkan merusak. Dalam keadaan air yang lama terserap
(hinggatergenang) sementara tanaman yang di tanam tidak membutuhkan banyak air justruakan
menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tanaman menjadi lembabakibatnya akan mempengaruhi
perkembangan penyakit tanaman. Selain itu,tanaman akan mudah rusak bila tergenang air terlalu lama,
karena tanaman tersebutdalam kondisi tercekam kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan
akar tanaman.

Porositas merupakan gabungan dari pori-pori tanah, baik pori tanah yangditempati
udara atau yang ditempati air. Porositas tanah sangat menentukanpenggunaaan tanah tersebut. Tanah
yang porositasnya baik adalah tanah yangporositasnya besar karena perakaran tanaman mudah untuk
menembus tanahdalam menvari bahan organik. Selain itu tanah tersebut mampu menahan air
hujansehingga tanaman tidak selalu kekurangan air. Tetapi jika porositasnya terlalutinggi, juga tidak
baik, karena air yang diterima tanah langsung turun ke lapisan berikutnya. Tanah seperti ini
kalau musim kemarau cepat membentuk pecahanyang berupa celah besar di tanah.Pori-pori tanah
terbagi menurut besar kecilnya ruangan atau rongga antar partikel tanah, pori terbagi menjadi tiga
kelompok yaitu :
(1) pori makro atau poribesar
(2) pori meso atau pori sedang
(3) pori mikro atau pori kecil.
Masing-masing kelompok ini menempati lapisan-lapisnaan tanah yang berbeda. Padalapisan
pertama banyak terdapat pori makro dan pori mikro hampir tidak ada.Lapisan kedua pada
umumnya pori meso banyak dan juga ada pori mikro dan porimakro tetapi tidak terlalu banyak. Yang
menempati pori-pori tanah ini tergantungpada musim. Hampir semua musim dipengaruhi oleh udara,
walaupun ditempatiudara tetepi sebagian kecil masih terdapat air, terutama pada musim hujan banyak
terdapat pori mikro.Berdasarkan uraian di atas porositas sangat menemtukan nilai bulk
density.Semakin besar pori maka semakin rendah kerapatan massanya dan semakinrendah jumlah pori
maka semakin tinggi nilai kerapatan massa. Jumlah pori daripermukaan sampai lapisan dalam
semakin berkurang, hal ini menyebabkan semakindalam lapisan tanah maka semakin besar nilai bulk
density.

Ruang pori-pori total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebagian besar
dari pori-pori itu terdiri dari pori-pori yang besar dan sangat efisiensi dalam lalu lintas air
maupun udara. Persentase volume yang ditempati oleh pori-pori  kecil, dalam tanah
berpasir adalah rendah, yang menunjukkan kapasitas memegang air yang rendah,
(Buckman dan Brady, 2002).
Tanah dengan struktur remah pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar.
Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam
jangka waktu yang lama akan menyebabkan menurunnya porositas. Oleh karena itu untuk
memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan dengan penambahan bahan
organik atau melakukan pengolahan tanah minimum. Pengolahan tanah akan
menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh dari nilai bulk
density dan particle density (Tim Dosen dan Asisten, 2010).

Pengaruh Porositas terhadap Produktivitas Tanaman dan Faktor-   


Faktor yang Mempengaruhinya.
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan
tekstur tanah. Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan
struktur granular atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-
tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai
pori-pori makro sehingga sulit menahan air (Hardjowigeno, 2007).
Permeabilitas Tanah

Jamulya dan Suratman Woro Suprodjo (1983), mengemukakan bahwa permeabilitas


adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah baik melalui pori makro maupun
pori mikro baik ke arah horizontal maupun vertikal. Tanah adalah kumpulan partikel
padat dengan rongga yang saling berhubungan. Rongga ini memungkinkan air dapat
mengalir di dalam partikel melalui rongga dari satu titik yang lebih tinggi ke titik yang
lebih rendah. Sifat tanah yang memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju alir
tertentu disebut permeabilitas tanah. Sifat ini berasal dari sifat alami granular tanah,
meskipun dapat dipengaruhi oleh faktor lain (seperti air terikat di tanah liat). Jadi, tanah
yang berbeda akan memiliki permeabilitas yang berbeda.

Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang


dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara
garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah
koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu lapisan tanah berbutir kasar yang mengandung
butiran-butiran halus memiliki harga k yang lebih rendah dan pada tanah ini koefisien
permeabilitas merupakan fungsi angka pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas
untuk aliran sejajar lebih besar dari pada permeabilitas untuk aliran tegak lurus. Lapisan
permeabilitas lempung yang bercelah lebih besar dari pada lempung yang tidak bercelah
(unfissured).

Hukum Darcy menjelaskan tentang kemampuan air mengalir pada rongga-rongga


(pori) dalam tanah dan sifat-sifat yang memengaruhinya. Ada dua asumsi utama yang
digunakan dalam penetapan hukum Darcy ini. Asumsi pertama menyatakan bahwa aliran
fluida/cairan dalam tanah bersifat laminar. Sedangkan asumsi kedua menyatakan bahwa
tanah berada dalam keadaan jenuh.

Pengujian permeabilitas tanah dilakukan di laboratorium menggunakan metode Constant


Head Permeameter dan Variable/Falling Head Permeameter.
1) Constant Head Permeameter
Uji ini digunakan untuk tanah yang memiliki butiran kasar dan memiliki koefisien
permeabilitas yang tinggi.
Rumus : 
Q = k.A.i.t
k = (Q.L) / (h.A.t)
Dengan :
Q = Debit (cm3)
k = Koefisien Permeabilitas (cm/detik)
A = Luas Penampang (cm2)
i = Koefisien Hidrolik = h/L
t = Waktu (detik)

2) Variable/Falling Head Permeameter


Uji ini digunakan untuk tanah yang memiliki butiran halus dan memiliki koefisien
permeabilitas yang rendah.
Rumus :
k = 2,303.(a.L / A.L).log (h1/h2)
Dengan :
k = Koefisien Permeabilitas (cm/detik)
a = Luas Penampang Pipa (cm2)
L = Panjang/Tinggi Sampel (cm)
A = Luas Penampang Sampel Tanah (cm2)
t = Waktu Pengamatan (detik)
h1 = Tinggi Head Mula-mula (cm)
h2 = Tinggi Head Akhir (cm)
Hukum Darcy menunjukkan bahwa permeabilitas tanah ditentukan oleh koefisien
permeabilitasnya. Koefisein permeabilitas tanah bergantung pada berbagai faktor.
Setidaknya, ada enam faktor utama yang memengaruhi permeabilitas tanah, yaitu:
1) Viskositas Cairan, yaitu semakin tinggi viskositasnya, koefisien permeabilitas
tanahnya akan semakin kecil.
2) Distribusi Ukuran Pori, yaitu semakin merata distribusi ukuran porinya, koefesien
permeabilitasnya cenderung semakin kecil.
3) Distibusi Ukuran Butiran, yaitu semakin merata distribusi ukuran butirannya,
koefesien permeabilitasnya cenderung semakin kecil
4) Rasio Kekosongan (Void Ratio) , yaitu semakin besar rasio kekosongannya,
koefisien permeabilitas tanahnya akan semakin besar.
5) Kekasaran Partikel Mineral, yaitu semakin kasar partikel mineralnya, koefisien
permeabilitas tanahnya akan semakin tinggi.
6) Derajat Kejenuhan Tanah, yaitu semakin jenuh tanahnya, koefisien permeabilitas
tanahnya akan semakin tinggi.

Permeabilitas adalah kecepatan masuknya air pada tanah dalam keadaan jenuh.
Penetapan permeabilitas dalam tanah baik vertial makupun horizontal sangat penting
peranannya dalam pengelolaan tanah dan air. Tanah-tanah yang mempunyai kecepatan
permeabilitas lambat, diinginkan untuk persawahan yang membutuhkan banyak air.
Perkiraan kebutuhan air bagi tanaman memerlukan pertimbangan-pertimbangan
kehilangana air dari tanah melalui rembesan ke bawah dan ke samping. Selain itu bagi
daerah berdrainase buruk atau tergenang memerlukan data kecepatan permeabilitas
tanah agar perencanaan fasilitas drainase dapat dibuat untuk dapat menyediakan jumlah
air dan udara yang baik bagi pertumbuhan tanaman. ( Santun dkk, 1980 )
Permeabilitas berhubungan erat dengan drainase. Mudah tidaknya air hilang dari
tanah menentukan kelas drainase tanah tersebut. Air dapat hilang dari permukaan tanah
maupun melalui presepan tanah. Berdasarkan atas kelas drainasenya, tanah dibedakan
menjadi kelas drainase terhambat sampai sangat cepat. Keadaan drainase tanah
menentukan jenis tanaman yang dapat tumbuh. Sebagai contoh, padi dapat hidup
1. Permeabilitas (KHJ) adalah suatu sifat khas media sarang dan sifat geometri tanah itu
sendiri yang menunjukkan kemampuan tanah didalam menghantarkan zat tertentu
melalui pori- porinya
2. Permeabilitas tanah, merupakan pengaruh pada lapisan yang kedap, serta
mempengaruhi ketebalan dan nisbah bentotit, itu semua yang sangat menentukan
permeabilitas tanah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permeabilitas

1. Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan antara pasir, liat, dan debu yang menyusun
suatu tanah. Tekstur sangat berppengaruh pada permeabilitas. Apabila teksturnya pasir
maka permeabilitas tinggi, karena pasir mempunyai pori-pori makro. Sehingga pergerakan
air dan zat-zat tertentu bergerak dengan cepat.
2. Struktur tanah
Struktur tanah adalah agregasi butiran primer menjadi butiran sekunder yang
dipisahkan oleh bidang belah alami. Tanah yang mempunyai struktur mantap maka
permeabilitasnya rendah, karena mempunyai pori-pori yang kecil. Sedangkan tanah yang
berstruktur lemah, mempunyai pori besar sehingga permeabilitanya tinggi.(Semakin
kekanan semakin rendah)
3. Porositas
Permeabilitas tergantung pada ukuran pori-pori yang dipengaruhi oleh ukuran
partikel, bentuk partikel, dan struktur tanah. Semakin kecil ukuran partikel, maka semakin
rendah permeabilitas.
4. Viskositas cairan
Viskositas merupakan kekentalandari suatu cairan. Semakin tinggi viskositas, maka
koefisien permeabilitas tanahnya akan semakin kecil.
5. Gravitas
Gaya gravitasi berpengaruh pada kemampuan tanah untuk mengikat air. Semakin
kuat gaya gravitasinya, maka semakin tinggi permeabilitanya.
6. BI dan BJ
Jika BI tinggi, maka kepadatan tanah juga tinggi, sehingga permeabilitasnya lambat
atau rendah.
Faktor-faktor yang di pengaruhi permeabilitas

1. Infiltrasi
Infiltrasi kemampuan tanah menghantar partikel. Jika permeabilitas tinggi maka
infiltrasi tinggi.
2. Erosi
Erosi perpindahan massa tanah,jika permeabilitas tinggi maka erosi rendah
3. Drainase
Drainase adalah proses menghilangnya air yang berkelebihan secepat mungkin dari
profil tanah. Mudah atau tidaknya r hilang dari tanah menentukan kelas drainase
tersebut. Air dapat menghilang dari permukaan tanah melalui peresapan ke dalam
tanah. Pada tanah yang berpori makro proses kehilangann airnya cepat, karena air
dapat bergerak dengan lancer. Dengan demikian, apabila drainase tinggi, maka
permeabilitas juga tinggi.
4. Konduktifitas
Konduktifitas ias didapat saat kita menghitung kejenuhan tanah dalam air (satuan
nilai), untuk membuktikan permeabilitas itu cepata atau tidak. Konduktifitas tinggi
maka permeabilitas tinggi.
5. Run off
Run off merupakan air yang mengalir di atas permukaan tanah. Sehingga, apabila
run off tinggi maka permeabilitas rendah.
6. Perkolasi
Perkolasi merupakan pergerakan air di dalam tanah. Pada tanah yang kandungan
litany tinggi, maka perkolasi rendah. Sehingga, apabila perkolasi rendah maka
permeabilitasnya pun rendah.
Permeabilitas tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara
lambat sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1), sedangkan di lapisan bawah
tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1).
PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN TANAH

Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit
adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang
digunakan adalah meter kubir per detik (m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk
volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu (Asdak,2002).
Dalam praktek, sering variasi kecepatan pada tampang lintang diabaikan, dan kecepatan
aliran dianggap seragam di setiap titik pada tampang lintang yang besarnya sama dengan
kecepatan rerataV, sehingga debit aliran adalah:

Dengan :
Q=Debit Aliran(m3/s)
Q=Axv
A=Luas Penampang(m2)
V= Kecepatan Aliran (m/s)

Contoh:

Diketahui:       Berdasarkan penghitungan kecepatan


Tinggi Saluran    : 53 cm = 0,53 m aliran air :
Lebar Saluran     : 962 cm = 9,62 m       Q =       A x v
Tinggi Air              : 31 cm = 0,31 m       = 2.9822 m2 x  1 m/s
Kecepatan aliran          :  1 m/s       = 0.0216101 m3/s
Kemiringan ( S )          : 0,015
Kekasaran ( n )  : 0, 013 det/m3

b.      Luas Penampang Basah (A)


      A =       B x h
      = 9.62 m x 0.31 m
      = 2.9822 m2

d.      Debit Air (Q)


MEMBUAT KONSTRUKSI FLOWNET DAN MENGHITUNG DEBIT ALIRAN AIRTANAH DENGAN
FLOWNET

Flownets adalah suatu peta atau konstruksi yang berisikan peta kontur airtanah (equipotential
line) dan peta aliran tanah (streamlines). Garis kontur airtanah adalah garis yang
menghubungkian tempat-tempat yang mempunyai kedalaman muka air tanah (hydraulic head)
yang sama.
Pada skala dua dimensi, garis dapat dikonstruksi dengan menghubungkan dua titik yang
mempunyai kedalaman air tanah yang sama. Biasa juga disebut equipotential line, karena pada
tempat yang mempunyai kedalaman muka air tanah yang sama, otomatis mempunyai besar
energi potensial airtanah yang sama. Peta aliran air tanah dibuat berdasarkan peta kontur air
tanahpada skala dua dimensi.

Secara alami, aliran air tanah akan memotong tegak lurus (90º ) kontur air tanah pada kondisi
akuifer yang homogen dan isotropis karena pengaruh potensial gravitasi dan mempunyai arah
aliran dari muka air tanah (hydraulic head) tinggi menuju muka air tanah yang lebih rendah.
Flownets atau jaring air tanah yang ideal mempunyai bentuk bujur sangkar dengan luas yang
relatif sama.

 Kemiringan Air Tanah ( Hydraulic Gradient)


Karena air tanah megalir dari muka air tanah tinggi ke rendah, misal dari A ke b, maka rasio dari
selisih head A ke B dengan jaraknya disebut hydraulic gradient atau kemiringan muka air tanah.
http://st290934.sitekno.com/article/43058/pengertian-dasar-tentang-airtanah.html

http://www.biomarsbali.com/2010/03/pencemaran-air-tanah-dan-sifat-sifat.html

Buku Ajar Penyehatan Air dan Pengelolaan Limbah Cair-A

Anda mungkin juga menyukai