Anda di halaman 1dari 15

ASPEK AIR TANAH DALAM PENGELOLAAN DAS

Sumber Buku :
- Pengelolaan DAS (UGM Press)
- Ruang Air Dan Tata Ruang (UB Press)
• Pengertian
dalam pengelolaan DAS, Aspek air tanah juga perlu
diperhatikan, memang selama ini aspek tata air yang
lebih sering dibicarakan adalah air sungai karena
dampaknya yang lebih sering drasakan seperti banjir
dan kekeringa, sehingga fokus pngelolaan juga
terfokus pada air ini. Namun jika air tanah dikelola
dengan benar sebenarnya juga akan memperbaiki DAS
secara keseluruhan. Sebagai contoh pembuatan
embung dan reboisasi. Selain menambah pasokan air
tanah embung dan vegetasi juga akan mengurangi
debit banjir.
Pengembangan dan pengelolaan air tanah lebih sulit
dari pada air permukaan, karena lokasinya berada
didalam tanah. Secara konseptual, dalam kondisi
alami akuifer berada dalam kondisi equilibrium yang
dinamis, artinya sejumlah air akan mengisi akuifer
namun sejumlah air yang sama jua akan keluar dari
akuifer. Dalam kondisi alami, tinggi muka air(Freatik
maupun piezometrik) adalah tetap (steady) dan
jumlah air dalam akuifer juga cendrung tetap dan
akuifer mengalirkan air dari daerah resapan kedaerah
pelepasannya.
• Keberadaan Air Tanah
Air tanah mempunyai kontribusi besar dalam
kehidupan manusia sehari-hari, karena merupakan
sumber air minum utama, tak terkecuali pada
penduduk yang tinggal di DAS, alasan utama orang
memilih air tanah sebagai air minum karena
kualitasnya yang lebih baik dari pada air hujan dan air
permukaan (sungai dan danau). Oleh karena itu,
dengan mengetahui sebaran air tanah di dalam DAS
dapat dijadikan acuan dalam penentuan zona
pemanfaatannya seperti misal untuk pemukiman.
Pentingnya keberadaan air tanah dalam kehidupan
manusia dna makhluk hidup lainnya dimuka bumi jug
ditunjukkan oleh ketersediaan yang relatif besar dari
pada sumber air tawar lainnya. Menurut Nace dan
Feth (dalam Todd and Mays, 2005) dengan
mengesampingkan keberadaan air taar dikutub, 96%
air tawar dibumi berupa air tanah. Sekitar 4% sisanya
berada diwaduk, danau, sungai serat uap air di udara.
Ditinjau dari permukaan air tanah dikenal adanya dua
jenis akuifer yaitu akuifer bebas dan akuifer
tertekan. Selain itu dikenal pula adanya akuifer
bocor atau akuifer semi tertekan yang merupakan
kombinasi akuifer bebas dan akuifer tertekan. Pada
akuifer bebas air tanah umumnya dijumpai pada
kedalaman kurang dari 40 meter. Fenomena unik
pada akuifer bebas adalah adanya akuifer
menggantung (perched aquifer) yaitu suatu akuifer
terbentuk akibat terpisahkanny tubuh air tanah utama
oleh formasi batuan yang kedap air, yang umum
berupa lempung
Pada akuifer tertekan atau akuifer artesis, air tanah
umumnya dijumpai pada tempat yang dalam. Karena
bagian atasnya ditekan oleh lapisan batuan kedap air,
air tanah mempunyai tekanan yang lebih besar dari
ada tekanan atmosfer, sehingga apabila dibuat sumur
yang enembus lapisan ini air tanah akan naik melebihi
lapisan penekanannya atau bahkan muncul
kepermukaan tanah, daerah resapan akuifer tertekan
biasanya terletak dalam jarak yang cukup jauh dari
akuifernya.
• Akifer bebas dan akuifer tertekan
Daerah yang tersusun oleh batu vulkanik berupa basal juga
dapat mengandung air tanah dengan potensi tinggi. Basal
adalah batuan vulkanik yang mempunyaibanyak pori bekas
lubang gas. Pori-pori tersebut dapat menampung hujan yang
jauh diatasnya.

Hal sebaliknya dijumpai pada daerah yang tersesusun oleh


batuan pasir, konglomerat serta batuan beku dan batuan
metamorf. Daerah ini dipastikan tidak mempunyai
kandungan air yang besar. Batu, pasir dan konglomerat
terbentuk dari kerikil dan pasir yang tersemen, sehingga
porositas dan permeabilitasnya berkurang. Demikian pula
halnya dengan batuan beku dan matamorf yang relatif
kedap air. Dengan kondisi tersebut, air hanya dapat
ditemukan pada tempat-tempat yang mempunyai banyak
retakan atau telah mengalami pelapukan.
• Daerah Resapan Air
Model aliran air tanah dapat dijelaskan dengan
memulainya dari daerah resapannya. Air hujan yang
jatuh didaerah tersebut akan mengalami infiltrasi
masuk kedalam pemukaan tanah. Selanjutnya air
tersebut akan mengalami perkolasi menuju kelapisan
akuifer dan behenti apabila ada lapisan kedap yang
menghalanginya. Air tanah yang berada dalam akuifer
tidak diam, namun mengalir mengikuti gradien
hidroliknya. Yaitu dari tempat yang muka air tanahnya
lebih tinggi ketempat yang muka air tanahnya lebih
rendah, aliran air tanah ini disebut sebagai daerah
aliran (flow zone)
Akibat aktivitas manusia yang semakin intensif dalam
pemanfaatan air tanah kriteria derah pelepasan menjadi
semakin berkembang. Jika dalam kondisi alami daerah
pelepasan adalah daerah pemunculan mata air atau
rembesan, maka dalam kondisi adanya pemanfaatan air
tanah oleh manusia daerah ini juga dapat dikategorikan
menjadi daerah pelepasan, penentuan daerah pelepasan
juga penting dilakukan dalam upaya mengatasi kekurangan
air seperti yang terjadi pada beberapa tempat saat ini.

Penentuan daerah resapan air tanah juga sangat penting


dalam pengelolaan DAS. Daerah resapan air tanah
merupakan daerah yang perlu dikonversi pada umumnya
daerah resapan terletak pada daerah hulu DAS dari letak
pada tempat yang lebih tinggi
• Material akuifer
Kondisi batuan dapa diketahui berdasarkan peta
geoloi dan geomorfolosi. Parameter yang dapat
dipergunakan adalah struktur batuan, litologi batuan,
dan ketebalan akuifer. Struktur dan litologi dapat
diperoleh berdasarkan interpretasi dari peta geologi
dan geomorfologi, ketebalan akuifer dapat diperoleh
dari pendugaan geolistrik dengan mendasarkan pada
sebaran kedalaman muka air tanah
• Klasifikasi batuan penysun akuifer
• Pembobotan tiap parameter untuk penentuan
kawasan resapan air hujan
Penilaian akhir pada pembobotan parameter penentuan
kawasan resapan air hujan dapat dilakukan dengan
Weighted Method menurut struges (1980), yaitu dengan
memperhitungkan jumlah nilai maksimal pembobotan
dikurangi dengan jumlah nilai minimal pembobotan.
Hasil pengurangan ini dibagi dengan jumlah kelas yang
diinginkan. Maka akan menghasilkan interval skor
kriteria kelas kawasan resapan air hujan.

Interval harkat = harkatmaks - harkatmin


5
= 50 - 10
5
=8

Anda mungkin juga menyukai