Universitas Bojonegoro
Disusun Oleh :
Atika Nuraviza
17.22201.1.015
UNIVERSITAS BOJONEGORO
BOJONEGORO
2021
Penelitian Tugas Akhir
Atika Nuraviza
17.22201.1.015
Pembimbing Utama,
Tanggal :
Ir. H. Zainuddin, MT
Pembimbing Pedamping,
Tanggal :
H. Mushthofa, ST.MT
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Sipi
ii
UNIVERSITAS BOJONEGORO (UNIGORO)
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
Terakreditasi
Program S.1. SK. BAN : Tgl. 3 April 2018, No. 925/SK/BAN-PT/Akred/S/IV/2018
Kantor Pusat : Kampus Jl. Lettu Suyitno No. 2 Telp. (0353)881984 PO. BOX. 114
Bojonegoro
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Atika Nurviza
17.22201.1.015
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Sipil
iii
UNIVERSITAS BOJONEGORO (UNIGORO)
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
Terakreditasi
Program S.1. SK. BAN : Tgl. 3 April 2018, No. 925/SK/BAN-PT/Akred/S/IV/2018
Kantor Pusat : Kampus Jl. Lettu Suyitno No. 2 Telp. (0353)881984 PO. BOX. 114
Bojonegoro
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik
iv
MOTTO
Jika tidak bisa sendiri maka minta bantuan orang lain, karena jika ada yang
mudah kenapa harus mengambil jalan yang susah. - Atika Nuraviza
Aku hanya akan melakukan apa yang aku ingin lakukan, bukan karena orang
lain menginginkan nya. Saya hidup untuk diri saya sendiri, bukan untuk orang
lain.. - Atika Nuraviza
Don’t trust someone who likes you. It may look genuine, but some just want to
take advantage of what you have. - Atika Nuraviza
Don’t believe in what is pretty and beautiful, because sometimes it can hurt you.
Like a rose, it is beautiful but it can hurt you with the thorns it has.- Atika
Nuraviza
Don’t believe anything before experiencing it for yourself. You’ll know it’s a lie
or not if you try it yourself. - Atika Nuraviza
Mereka yang tidak punya mimpi, tidak apa – apa. Tidak masalah jika kamu tidak
memilikinya. Kamu hanya harus bahagia. - Suga from BTS
Setiap apa yang kamu lakukan, benar atau salah pasti aka nada orang yang
berusaha mengomentarinya. Maka dari itu, kamu tak perlu risau dan lakukanlah
apa yang kamu inginkan dalam hidup ini. - BTS
Setiap orang itu special dan berbeda satu sama lain. Maka dari itu jangan pernah
merasa minder dan cobalah untuk membangun kepercayaan diri dimulai dari
bangun di pagi hari. - BTS
I have came to love myself for who I am, for who I was, and for who I hope to
become. - RM
v
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati saya ucapkan terima kasih, pada setiap pihak yang
terkait. Atas bantuan dan doanya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Cairan Busa (Foam Agent) Terhadap Kuat Tekan Dan Berat Jenis Pada Beton Normal”
ini dapat selesai tepat waktu.
1. Kepada mama dan ayah, yang telah merawat dan mendukung apapun yang
saya lakukan terima kasih sudah menyemangati kakak. serta dedek terima
kasih sudah selalu menunggu kakak pulang dan selalu memberikan kakak
kejutan setiap hari.
2. Bapak Ir. H. Zainuddin, MT selaku dosen pembimbing pertama saya yang
selalu memberi pengarahan saat melakukan penelitian di Laboratorium
Universitas Bojonegoro selama 3 bulan lebih.
3. Bapak H. Mushthofa, ST. MT selaku dosen pembimbing pendamping yang
telah memberikan dukungan serta masukan - masukan selama penyusunan
skripsi.
4. Kak M. Fuad Anthoni, Ricka Ayu MD, Dewi Novita dan Endraningsih.
Terima kasih sudah menjadi kakak yang baik untuk aku yang nakal selama
menempuh pendidikan disini. Terima kasih juga support dan ceramahnya.
5. And big thanks for someone, teruntuk kamu terima kasih. aku tidak
menyangka di akhir aku berada di universitas ini bisa mengenal seseorang
seperti kamu, this is memory yang paling berkesan selama 4 tahun ini dan
aku bahagia bisa mendapatkan nya. Terima kasih orang baik.
6. Kepada Jeon Jungkook dan Ji Changmin terima kasih kakak karena sudah
selalu menjadi motivasi dan supporter terbesar selama ini, tanpa kalian
mungkin saya tidak akan bisa mencapai titik yang seperti sekarang ini.
7. Seluruh anggota BTS dan THE BOYZ, yang selalu menjadi mood boster
terbesar ku saat melakukan penyusunan skripsi ini. Terima kasih selalu untuk
hiburan nya di saat saya lelah dan down.
vi
8. ARMY dan THEB terima kasih bantuan kalian dan kekompakan kalian untuk
mendukung ku selama penyusunan skripsi ini.
9. Keluarga The Bagongz, dimana pun kalian berada. Terima kasih kalimat
sayang dan semangat yang tak pernah hentinya kalian ucapkan untuk
memperbaiki semangat saya selama penyusunan skripsi ini.
10. Tim Padang Mahsyar yang setiap hari selalu menjadi tim solid dan tim satu
frekuensi saya, terima kasih sudah menemani saya perfom dan menajdi tempat
refreshing saya.
11. Kepada Brilian Cahaya Pamungkas, sahabat terdekat saya yang selalu
menghibur saya dan selalu memberi banyak dukungan selama proses
pengerjaan skripsi ini.
12. Teman-teman Civil Engener angkatan 2017 yang selalu bersama saya selama
± 4 tahun, terima kasih untuk semuanya.
13. Untuk tim beton ( Ricka, Endra, Mujib, Diki, Abay, Yudha, Nando, Fuad)
yang bersama saya selama 3 bulan ini terima kasih bantuan nya tenaga kalian
untuk membantu saya, tanpa kalian saya tidak bisa menyelesaikan skripsi ini.
14. Terima kasih juga untuk Tiktok yang selalu menjadi tempat curhat terbaik ku.
15. Orang-orang yang secara tidak langsung sudah membantu saya dalam
menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi.
16. Terima kasih juga untuk para pembaca, semoga skripsi ini memberi manfaat
dan berguna.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Allah SWT atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya yang
TEKAN DAN BERAT JENIS PADA BETON NORMAL” sebagai syarat untuk
menyelesaikan program sarjana (S1) pada program sarjana Fakultas Sains dan Teknik
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis mengalami banyak hambatan dan
penulis sadar Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna, namun pada akhirnya
dapat melaluinya berkat adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu
pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih pada :
1. Bapak Herta Novianto, ST. SH. M.Si selaku Kaprodi Teknik Sipil Fakultas
2. Bapak Harjono , ST. M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknik Universitas
Bojonegoro.
5. Seluruh jajaran dosen dan staf Fakultas Sains dan Teknik Universitas
Bojoengoro.
memberi dukungan.
viii
Penulis mohon maaf atas kesalahan yang sengaja mau tidak disengaja dalam
penyusunan Tugas Akhir ini.
Bojonegoro, 2021
Penyusun,
Atika Nuraviza
17.22201.1.015
ix
DAFTAR ISI
MOTTO.............................................................................................................................
PERSEMBAHAN ...........................................................................................................
ABSTRAK ..................................................................................................................
xi
LAMPIRAN ...................................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.8 Nilai Slump Yang Dianjurkan Untuk Berbagai Kerjaan Kontruksi ...............
Tabel 2.9 Persayaratan Batas-batas Susunan Besar Butir Agregat Kasar ......................
Tabel 2.10 Perkiraan Kebutuhan Air Pencampur Dan Kadar Udara Berbagai
Slump Dan Ukuran Nominal Agregat Maksimum Batu Pecah....................
Tabel 2.11 Jumlah Semen Minimum Dan Faktor Air Semen Maksimum Untuk
Berbagai Macam Pembetonan Dan Lingkungan Khusus ............................
Tabel 3.5 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Halus Padat ..........................................
Tabel 3.6 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Halus Gembur .....................................
Tabel 3.7 Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Dan Absorpsi Agregat Halus ........................
xiii
Tabel 3.9 Hasil Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Kasar .........................................
Tabel 3.11 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Kasar Gembur ...................................
Tabel 3.12 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Kasar Padat ........................................
Tabel 3.13 Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Dan Absorpsi Agregat kasar .......................
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Berat Jenis Benda Uji Silinder 15x30 ...............................
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3 Patah Diluar 1/3 Bentang Tengah Dan Garis Patah Pada >5% Dari Bentang
..................................................................................................................20
Gambar 3.1 Hasil Uji Kadar Organik Agregat Halus .....................................................36
vx
LAMBANG DAN NOTASI
V : Volume
P : Beban maksimum
FM : Modulus kehalusan
γ : berat jenis
xvi
Singkatan :
xvii
PENGARUH CAIRAN BUSA (FOAM AGENT) TERHADAP KUAT TEKAN
DAN BERAT JENIS PADA BETON NORMAL
Oleh :
Atika Nuraviza
ABSTRAK
Pada penelitian ini akan digunakan foam agent yaitu sejenis bahan kimia yang
ketika di campur dengan air akan menghasilkan foam yang stabil dan dapat
menghasilkan mortar yang lebih ringan. Terdapat beberapa varian beton yang
dikembangkan salah satunya adalah beton ringan. Beton ringan banyak dipilih dalam
pekerjaan konstruksi karena mudah dibentuk serta beratnya yang ringan sehingga
memudahkan dalam pemakaiannya. Karena keunggulan beton ringan ini,sehingga bila
digunakan pada proyek bangunan tinggi akan dapat secara signifikan mengurangi berat
sendiri bangunan, yang selanjutnya berdampak kepada perhitungan pondasi.
Penelitian tentang penambahan foam agent pada beton bertujuan untuk
mengetahui pengaruh yang diakibatkan oleh pemberian foam agent dengan variasi
campuran terhadap pengujian kuat tekan, kuat lentur dan berat jenis pada beton. Bahan-
bahan campuran beton yang dipakai adalah semen gresik PC type 1, pasir dengan batas
gradasi zone 2, dan foam yang dihasilkan dari campuran air dan foam agent. Variasi
penambahan foam pada tiap campuran adalah 0%, 25%, 50%, dan 100%. Pengaruh
penambahan foam agent terhadap kuat tekan semakin lemah. Kuat tekan rata-rata yang
dihasilkan pada penambahan foam masing-masing variasi menghasilkan kuat tekan rata-
rata sebesar 18,04 Mpa, 9,76 Mpa, 4,08 Mpa, dan 3,14 Mpa. Dan pengaruh penambahan
foam agent terhadap uji berat jenis dan kuat lentur menyebabkan koefisien nilai yang
dihasilkan semakin menurun.
Kata kunci : Beton, Foam agent, Kuat Tekan, Berat Jenis, Kuat Lentur
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.6 Manfaat Tugas Akhir
1. Menambah wawasan tentang pengaruh foam agent pada beton.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan
inovasi material terutama pengembangan dan penggunaan beton ringan
dalam dunia konstruksi
1. BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini terdapat penguraian yang penulis bahas tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah serta tujuan dan manfaat penelitian.
2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini terdapat penguraian tentang gambaran umum beton,
klasifikasi beton, pengertian beton ringan dan foam agent, kuat tekan beton serta
beberapa penjelasan dari peneliti terdahulu yang penulis rangkum sebagai
referensi untuk penyusuan Proposal Tugas Akhir.
3. BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang bahan, materi, alat dan tahapan
yang akan dilakukan pada saat penelitian, variable yang akan di pelajari dan data
yang akan dikumpulkan, serta metode menganalisi hasil.
4. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang Hasil dan Pembahasan yang
diperoleh dari penelitian yang dilakukan.
5. BAB V : PENUTUP
Pada bab ini penulis menguraikan kesimpulan dan saran dalam
penyusunan tugas akhir sesuai dari data yang diperoleh di bab IV
3
6. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka merupakan daftar tulisan di bagian akhir yang memuat
sumber referensi, seperti data yang diambil dari jurnal, buku, skripsi, tugas
akhir, makalah, artikel internet, dan sebagainya. Daftar pustaka adalah bagian
yang penting dalam penulisan Tugas Akhir/Karya Ilmiah, karena berkaitan
dengan kebenaran data yang digunakan pada karya tulis.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Umum
Beton adalah campuran dari semen Portland, agregat kasar, agregat halus, air dan
bahan tambah (admixture atau additive). Untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh
elemen gabungan (bahan-bahan penyusun beton), kita memerlukan pengetahuan
mengenai karakteristik masing-masing komponen.
Perencana dapat mengembangkan pemilihan material yang layak komposisinya
sehingga diperoleh beton yang efisien, memenuhi kekuatan batas yang disyaratkan oleh
perencana dan memenuhi persyaratan serviceability yang dapat diartikan juga sebagai
pelayanan yang handal dengan memenuhi kriteria ekonomi (Tri Mulyono, 2004).
Mulyono (2005) mengatakan beton pada umumnya mengandung rongga udara
sekitar 1% - 2%, pasta semen (semen dan air) sekitar 25% - 40%, dan agregat (agregat
halus dan agregat kasar) sekitar 60% - 75%. Komposisi bahan penyusun beton yang
sebagian besar adalah agregat menyebabkan beton normal memiliki berat jenis 2300-
2400 kg/m3 (Dipohusodo, 1994). Menurut (Tjokrodimulyo, 1996) beton yang baik
adalah beton yang kuat, tahan lama, kedap air, tahan aus, dan sedikit mengalami
perubahan volume atau kembang susutnya kecil
Beton memiliki nilai kuat tekan relatif lebih tinggi dibandingkan kuat tariknya,
dan beton merupakan bahan bersifat getas. Nilai kuat tariknya hanya berkisar 9% -15%
dari kuat tariknya (Nawy 1998:41). Sehingga menyebabkan beton diperkuat dengan
pemberian tambahan pada tulangan baja dengan asumsi bahwa kedua material
bekerjasama dalam menahan gaya yang bekerja dimana tulangan baja menahan gaya
tarik dan beton hanya menerima gaya tekan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan beton yaitu bahan-bahan
campuran beton, cara-cara persiapan, perawatan dan keadaan pada saat dilakukan
percobaan. Setiap bahan campuran beton tersebut mempunyai variasi sifat yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor alami yang tidak dapat dihindarkan, namun dengan
mengetahui sifat-sifat bahan baku, maka dapat diketahui kebutuhan dari masing-masing
bahan baku dan beberapa kekuatan yang dicapainya.
5
2.2 Klasifikasi Beton
Beton dapat dibedakan menjadi tiga berdasarkan berat jenisnya yaitu, beton berat,
beton sedang dan beton ringan. Beton dapat pula dibedakan berdasarkan material
pembentuknya dan kegunaan strukturnya. Beton jenis lain pada prinsipnya sama dengan
beton normal, yang membedakan adalah material tambahan yang digunakan. Umumnya
beton dibuat dengan menggunakan bahan agregat yang mempunyai kepadatan seperti
yang diinginkan. Agregat ringan akan membentuk beton dengan berat volume ringan.
Standart Nasional Indonesia (SNI) tidak menggolongkan beton berat, namun pada
umumnya beton dengan berat satuan di atas 2.500 kg/m³ dikategorikan beton berat,
walaupun ada yang menerapkan nilai 3.200 kg/m³ sebagai batas bawah beton berat.
Beton yang berat satuannya berada di antara kategori di atas pada umumnya tidak
efektif perbandingan berat sendiri dan kekuatannya, walaupun tidak ada larangan untuk
membuat beton dengan berat satuan di antara 1.900 kg/m³ - 2.200 kg/m³.
Pada umumnya pengelompokan beton terbagi atas beberapa kategori Berdasarkan
berat satuan (SNI 03-2847-2002) :
a. Beton ringan : berat satuan < 1.900 kg/m³
b. Beton normal : berat satuan 2.200 kg/m³ – 2.500 kg/m³
c. Beton berat : berat satuan > 2.500 kg/m³
6
Akibat terbentuknya rongga di dalam campuran beton tadi, maka berat jenis dari
beton tersebut akan lebih kecil dari semula (Simbolon, 2015). Neville dan Brooks
(1993) yang dikutip oleh Mawaddah (2007 : 8), ada 2 metode dasar yang dapat
ditempuh untuk menghasilkan gelembung gas/udara dalam beton busa atau membuat
membuat beton ber-aerasi yaitu sebagai berikut :
a. Gas concrete, dibuat dengan memasukkan suatu reaksi kimia dalam bentuk
gas/udara ke dalam mortar basah, sehingga ketika bercampur menghasilkan
gelembung-gelembung gas/udara dalam jumlah yang banyak. Cara yang sering
digunakan adalah dengan menambahkan bubuk aluminium kira-kira 0,2% dari
berat semen ke dalam campuran. Sebagai Contoh : Bata ringan AAC
(Autoclaved Aerated Concrete).
b. Foamed concrete, Bahan pembentuk foam agent dapat berupa bahan alami dan
buatan. Foam agent dengan bahan alami berupa protein memiliki kepadatan 80
gram/liter, sedangkan bahan buatan berupa synthetic memiliki kepadatan 40
gram/liter. Sebagai Contoh : Bata ringan CLC (Cellular Lightweight
Concrete).
2.4 Bahan Penyusun Beton Busa (Foam Concrete)
Bahan dasar untuk membentuk beton busa (foam concrete) pada penelitian ini
terdiri dari semen, agregat (kasar dan halus), air, dan foam agent.
2.4.1 Semen
Semen merupakan bahan yang mempunyai sifat adhesif dan kohesif. Adhesif
adalah gaya tarik menarik antar molekul yang tidak sejenis, dan kohesif adalah gaya
tarik menarik antara molekul yang sejenis. Kedua sifat ini memiliki fungsi sebagai
pengikat. Menurut Mulyono (2005), semen merupakan bahan ikat yang penting dan
banyak digunakan dalam pembangunan fisik disektor konstruksi sipil. Jika ditambah air
semen akan menjadi pasta semen, jika ditambah agregat halus pasta semen akan
menjadi mortar, jika mortar ditambah agregat kasar, maka akan menjadi beton segar
yang setelah mengeras menjadi beton keras atau (hard concrete). Fungsi utama semen
yaitu mengikat butir-butir aggregat menjadi massa yang padat serta mengisi rongga
udara diantara butir aggregat.
7
Semen portland adalah semen hidraulis yag dihasilkan dengan cara menghaluskan
klinker yang terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidraulis, dan bahan
tambahan berupa gypsum (SNI, 15-2049-2004). Jenis semen portland dibagi menjadi
lima yaitu (SNI 0031-8) :
1. Semen Portland Type I
Fungsi semen portland type I digunakan untuk keperluan konstruksi umum
yang tidak memakai persyaratan khusus terhadap panas hidrasi dan kekuatan
tekan awal. Cocok dipakai pada tanah dan air yang mengandung sulfat 0, 0%
– 0, 10 % dan dapat digunakan untuk bangunan rumah pemukiman, gedung-
gedung bertingkat, perkerasan jalan, struktur rel, dan lain-lain.
Tabel 2.1 Komposisi Semen Portland type I
Tricalsium Aluminate(C3A) 6%
9
4. Semen Portland Type IV
Tipe semen seperti ini digunakan untuk struktur beton masif seperti dan
gravitasi besar yang mana kenaikan temperatur akibat panas yang dihasilkan
selama proses curing merupakan faktor kritis.
Tricalsium Aluminate(C3A) 4%
10
Tabel 2.5 Komposisi Semen Portland type V
Tricalsium Aluminate(C3A) 4%
Tricalsium Aluminate(C3A) 9%
11
2.4.2 Agregat
Agregat menempati 70-75% dari total volume beton oleh karena itu kualitas
agregat sangat berpengaruh terhadap kualitas beton. Dengan agregat yang baik, beton
dapat dikerjakan (workable), kuat, tahan lama (durable), dan ekonomis. Agregat yang
digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat alam atau agregat buatan
(artificial aggregates). Secara umum, agregat dapat dibedakan berdasarkan ukurannya,
yaitu agregat kasar dan agregat halus.
Menurut (PBI, 1971) agregat yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Harus bersifat kekal, berbutir tajam dan kuat.
2. Tidak mengandung lumpur lebih dari 5 % untuk agregat halus dan 1 % untuk
agregat kasar.
3. Tidak mengandung bahan-bahan organic dan zat-zat yang reaktif alkali, dan
4. Harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.
a. Agregat Halus
Agregat halus adalah bahan yang lolos dari ayakan no.4 (yaitu lebih kecil dari 3/6
inci atau 5 mm). Butiran agregat untuk pasir biasanya berkisar antara 0,15 mm
dan 5 mm.
Wuryati Samekto (2001:16) agregat halus dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Pasir Galian
Pasir galian dapat diperoleh langsung dari permukaan tanah atau dengan cara
menggali dari dalam tanah. Pada umumnya pasir jenis ini tajam, bersudut,
berpori, dan bebas dari kandungan garam yang membahayakan.
2. Pasir Sungai
Pasir sungai diperoleh langsung dari dasar sungai. Pasir sungai pada
umumnya berbutir halus dan berbentuk bulat, karena akibat proses gesekan
yang terjadi sehingga daya lekat antar butir menjadi agak kurang baik.
12
3. Pasir Laut
Pasir laut adalah pasir yang dipeoleh dari pantai. Bentuk butiran halus dan
bulat, karena proses gesekan. Pasir jenis ini banyak mengandung garam, oleh
karena itu kurang baik untuk bahan bangunan. Garam yang ada dalam pasir
ini menyerap kandungan air dalam udara, sehingga mengakibatkan pasir
selalu agak basah, dan juga menyebabkan pengembangan setelah bangunan
selesai dibangun
Dalam penelitian pembuatan beton, agregat halus sebaiknya harus di uji terlebih
dahulu, pengujiannya antara lain:
B 1−B 2
x 100% ...................................................... (2.1)
B1
W ₃−W ₅
x 100% .........................................................(2.2)
W₅
Untuk mendapatkan angka berat jenis curah, berat jenis permukaan jenuh, berat
jenis semu, dan penyerapan air pada agregat halus.
Bk
1. Berat jenis curah (bulk) = ......................................(2.3)
B+500−Bt
500
2. Berat jenis kering muka = .......................................(2.4)
B+500−Bt
Bk
3. Berat jenis semu (apparent) = B+ Bk−Bt ............................... (2.5)
500−Bk
4. Penyerapan air = x 100% …………………………. (2.6)
Bk
13
4. Analisa ayakan agregat halus (pasir) dan agregat kasar menurut (SK.
SNI.S.04 – 1989 - F)
Langkah-langkah pengujian
1. Masukan 500 gram agregta halus dalam gelas ukur
2. Masukan cairan NaoH sampai ketinggian 200 ml dalam gelas ukur
3. Diamkan selama 24 jam
4. Lihat warna cairan NaoH dan samakan dengan warna pada kolom warna
kartu warna
b. Agregat Kasar
Agregat kasar atau kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batu pecah
yang diperoleh dari industri pemecah batu, dengan butirannya berukuran antara
4,76 mm — 150 mm. Sifat agregat kasar mempengaruhi kekuatan akhir beton
keras dan daya tahannya terhadap disintegrasi beton, cuaca, dan efek-efek perusak
lainnya.
Agregat kasar mineral ini harus bersih dari bahan-bahan organik, dan harus
mempunyai ikatan yang baik dengan gel semen. (Nawy 1998 : 13).
Agregat kasar yang baik bentuknya bersudut dan pipih (tidak bulat/blondos).
Menurut PBI 1971 Bab 3.4. agregat kasar/split harus memenuhi syarat sebagai
berikut ini.
1. Agregat kasar terdiri dari butir-buti keras dan tidak berpori. Kerikil yang
berpori akan menghasilkan beton yang mudah ditembus air. Agregat kasar yang
mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai jika jumlah butirannya
14
tidak melebihi 20% berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar tersebut
harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
2. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% apabila lebih dari
1% maka agregat harus di cuci terlebih dahulu.
3. Agregat kasar tidak mengandung zat-zat yang merusak beton, seperti zatzat
yang reaktif dengan alkali.
4. Kekerasan dari butir- butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari
Rudellof, atau dengan mesin pengaus Los Angeles dimana tidak boleh
kehilangan berat lebih dari 50%
5. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya atau
bergradasi baik.
6. Besar butiran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih dari 1/5 jarak
terkecil antara bidang-bidang samping cetakan, 1/3 tebal pelat, atau 3/4 dari
jarak bersih minimum antar tulangan yang ada.
Dalam penelitian pembuatan beton, agregat kasar sebaiknya harus di uji terlebih
dahulu, pengujiannya antara lain:
1. Pemeriksaan berat satuan agregat (Dr. Eng. Januarti Jaya Eka Putri)
B3
a. Berat satuan :
V
…………………………………………….(2.7)
Bj
b. Berat Jenis Jenuh Kering Muka = ..............................(2.9)
Bj−Ba
Bk
c. Berat Jenis Semu = Bk−Ba .................................................(2.10)
Bj−Bk
d. Penyerapan Air = Bk
x 100 % .......................................(2.11)
W 3−W 5
Kadar air agregat Kasar = x 100%................................(2.12)
W5
15
2.4.3 Air
Tujuan utama dari penggunaan air adalah agar terjadi hidrasi, yaitu reaksi kimia
antar semen dan air yang menyebabkan campuran ini menjadi keras setelah lewat
beberapa waktu tertentu. Air yang di butuhkan agar terjadi proses hidrasi tidak banyak,
kira-kira 20% dari berat semen, tetapi kita tambahkan air dengan tujuan ekonomi.
Dengan menambahkan lebih banyak air harus dibatasi sebab penggunaan air yang
terlalu banyak dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan beton.
Persyaratan air yang digunakan dalam campuran beton adalah sebagai berikut
(SNI 03-2847-2002) :
Kuat tekan beton dihitung berdasarkan besarnya beban persatuan luas, menurut
Persamaan 1.
P
Kuat Tekan = MPa …………………………………………….. (2.13)
A
dimana:
1. Ambil benda uji yang akan di uji dari kolam air, kemudian benda uji di
keringkan
2. Timbang dan catat berat kering benda uji
3. Letakkan benda uji ke dalam mesin uji kuat tekan
4. Jalankan mesin kuat tekan, tunggu sampai benda uji hancur dan catat beban
maksimum yang ada di mesin uji kuat tekan
17
5. Pengujian tekan beton ini di lakukan pada saat beton umur 3, 7, 14, 21, dan 28
hari lalu di ambil rata-rata.
6. Untuk menghitung kekuatan beton pada umur hari ke sekian dapat membaca
pada tabel konversi beton umur 3 sampai 28 hari.
Pembuatan beton dikatakan berhasil jika dalam pencapaian kuat tekan beton telah
sesuai dengan yang telah direncanakan dalam mix design. Ada beberapa hal yang dapat
mempengaruhi kuat tekan beton yaitu :
a. Untuk pengujian bidang patah yang terletak di daerah pusat (daerah 1/3 jarak
titik perletakan bagian tengah), makan kuat lentur boleh di hitung menurut
persamaan
P.L
σI = 2 ………………………………………………………… (2.14)
b.h
b. Untuk pengujian dimana patahnya benda uji ada diluar pusat (daerah 1/3 jarak
titik perletakan bagian tengah), dan jarak antara titik pusat dan tiik patah
kurang dari 5% dari jarak antara titik perletakan maka kuat lentur beton
dihitung dengan persamaan
P. a
σI = 2 ………………………………………………………… (2.15)
b.h
dengan pengertian :
σI : Kuat lentur benda uji (MPa)
p : Beban tertinggi yang terbaca pada mesin uji (pembacaan dalam ton sampai
3 angka di belakang koma)
L : Jarak antara dua garis perletakan (mm)
b : Lembar tampang lintang patah arah horizontal (mm)
h : Lebar tampang lintang patah arah vertikal (mm)
a : Jarak rata-rata antara tampang lintang patah dan tumpuan luar yang
terdekat, diukur pada 4 tempat pada sudut dari bentang (mm)
19
Gambar 2.2 Patah pada bagian tengah (Rumus 1)
Gambar 2.3 patah diluar 1/3 bentang tengah dari garis patah pada >5% dari
bentang
sebagai berikut :
w
γ = ………………………………………………………..(2.16)
v
20
Keterangan :
Untuk pengujian berat jenis beton dengan menggunakan rumus ini perlu
dilakukan pengecekan terhadap dimensi cetakan silinder beton. Pengecekan ini
dilakukan untuk mengetahui dimensi cetakan silinder mengalami perubahan setelah
digunakan dalam waktu yang cukup lama yang mungkin terjadi akibat material-material
yang menempel pada dinding cetakan. Jika terjadi perubahan dimensi, diameter tidak
tepat 15 cm dan tinggi tidak tepat 30 cm, maka volume juga akan sedikit berubah
sehingga perhitungan berat jenis juga akan sedikit berubah.
Faktor air semen (FAS) adalah perbandingan berat air dan berat semen yang di
gunakan dalam adukan beton. Beton yang memiliki nilai FAS tinggi akan mempunyai
nilai kuat tekan yang rendah dan semakin rendah faktor air semen kuat tekan beton akan
semakin tinggi. Nilai faktor air semen yang rendah akan menyebabkan kesulitan
dalam pengerjaan, yaitu kesulitan dalam pelaksanaan pemadatan yang akhirnya akan
menyebabkan mutu beton menurun. Oleh sebab itu ada suatu nilai faktor air semen
optimum yang menghasilkan kuat desak maksimum. Umumnya nilai factor air semen
minimum untuk beton normal sekitar 0,4 dan maksimum 0,65 (Mulyono, 2003).
Hubungan antara faktor air semen dengan kuat tekan beton secara umum
dapat di tulis dengan rumus Duff Abrams (1919) sebagai berikut:
A
f’c = 1,5.................................................................................................(2.17)
B xX
Keterangan :
21
Pada beton normal nilai faktor air semen ada dalam rentang 0,2-0,5 (SNI 03-6468-
2000). Bahan ikat yang digunakan pada penelitian ini adalah semen portland tipe I.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
Keterangan :
2.9 Slump
Nilai slump untuk berbagai macam struktur di perlihatkan pada Tabel 2.3 berikut ini :
22
Pada penelitian ini slump yang digunakan untuk beton normal digunakan nilai
slump sebesar 7,5-15 cm. Namun untuk beton mutu tinggi slump yang digunakan
adalah sebesar 0-10 cm. Hal ini didasarkan karena untuk mencapai nilai kuat tekan yang
lebih tinggi dibutuhkan nilai slump yang lebih rendah. Namun penggunaan nilai slump
yang rendah berakibat pada menurunnya tingkat workability.
1. Basahi kerucut dan letakkan di atas permukaan datar, lembab, tidak menyerap air
dan cetakkan harus di tahan secara kokoh selama pengisian.
2. Masukan adukan beton ke dalam kerucut dengan cetok, Setiap 1/3 Bagian lalu di
tumbuk 25 kali dengan tongkat. Ulangi sampai kerucut penuh
3. Kemudian angkat kerucut, Tunggu kurang lebih 30 detik, lalu ukur keruntuhan
yang terjadi.
1. Pemilihan Slump
Tabel 2.8 Nilai slump yang dianjurkan untuk berbagai pekerjaan konstruksi
Slump
Tipe konstruksi (mm)
Maksimum Minimum
Pondasi beton bertulang (dinding dan pondasi 75 25
telapak)
Pondasi telapak tanpa tulangan, pondasi tiang 75 25
pancang, dinding bawah tanah.
Balok dan dinding bertulang 100 25
Kolom bangunan 100 25
23
Lanjutan :
Perkerasan dan pelat lantai 75 25
Beton massa 50 25
Ukuran nominal agregat kasar maksimum dengan gradasi yang baik memiliki
rongga udara yang lebih sedikit dibandingkan dengan agregat berukuran lebih kecil.
Dengan demikian, beton dengan agregat berukuran lebih besar membutuhkan lebih
sedikit adukan mortar per satuan isi beton.
Bila diinginkan beton berkekuatan tinggi, maka hasil terbaik dapat diperoleh
dengan ukuran nominal agregat maksimum yang lebih kecil karena hal ini akan
memberikan kekuatan lebih tinggi pada rasio air-semen yang diberikan.
Banyaknya air untuk tiap satuan isi beton yang dibutuhkan agar menghasilkan
slump tertentu tergantung pada :
24
b. Perkiraan kadar udara.
Tabel 2.10 Perkiraan kebutuhan air pencampur dan kadar udara untuk berbagai slump
dan ukuran nominal agregat maksimum batu pecah
Air (kg /m3) untuk ukuran nominal agregat maksimum batu
pecah
Slump 9,5 12,7 19 25 37,5 50 75 150
M
(mm) Mm Mm Mm Mm Mm Mm Mm
m
Beton tanpa tambahan udara
25-50 207 199 190 179 166 154 130 113
75-100 228 216 205 193 181 169 145 124
150-175 243 228 216 202 190 178 160
>175
Banyaknya
udara 3 2,5 2 1.5 1 0,5 0,3 0,2
dalam beton (%)
Beton dengan tambahan udara
25-50 181 175 168 160 150 142 122 107
75-100 202 193 184 175 165 157 133 119
150-175 216 205 197 184 174 166 154
Banyaknya
kadar udara yang 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1
disarankan
Sedang (%) 6 5,5 5 4,5 4,5 4 3,3 3
berat (%) 7,5 7 6 6 5,5 5 4,5 4
Sumber: SNI 7656-2012
25
Rasio w/c atau w/(c+p) yang diperlukan tidak hanya ditentukan oleh syarat
kekuatan, tetapi juga oleh beberapa faktor diantaranya oleh keawetan. Oleh karena
agregat, semen, dan bahan bersifat semen yang berbeda-beda umumnya
menghasilkan kekuatan yang berbeda untuk rasio w/c atau w/(c+p) yang sama,
sangat dibutuhkan adanya hubungan antara kekuatan dengan w/c atau w/(c+p) dari
bahan-bahan yang sebenarnya akan dipakai.
Tabel 2.11 Jumlah semen minimum dan factor air semen maksimum untuk berbagai
macam pembetonan dalam lingkungan khusus
Jumlah Semen
Nilai Faktor Air Semen
Lokasi minimum Per m3
Maksimum
beton (kg)
Beton di dalam ruang bangunan:
a. keadaan keliling non-korosif 275 0,60
b. keadaan keliling korosif
disebabkan oleh kondensasi
atau uap korosif 325 0,52
Beton di luar ruangan bangunan:
a. tidak terlindung dari hujan
danterik matahari langsung
b. terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung
Beton masuk ke dalam tanah: 325 0,60
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Data primer didapat dari hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Fakultas
Teknik Sipil Universitas Bojonegoro. Pada penelitian ini data primer yang di
dapat berupa data hasil uji propertis beton dan berat jenis optimum.
2. Data sekunder adalah data yang didapat dari buku dan jurnal.
1. Variabel Bebas berupa persentase cairan busa (foam agent) yang akan di campur
dalam adukan mortar.
2. Variabel Terikat berupa berat jenis, kuat lentur dan kuat tekan pada beton.
3. Variabel Kontrol benda uji beton.
29
3.5 Teknik Pengumpulan Data
1. Uji Laboratorium
Uji laboratorium digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu data penguji
beton dan mix design dengan pendekatan SNI 03-2834-2000.
2. Studi Liteatur
Studi literature digunakan untuk memperoleh referensi dan teori yang relefan
dengan penelitian ini.
Alat Penelitian :
1. Mesin Pencampur bahan (mixer/molen)
Digunakan untuk mencampur bahan untuk membuat benda uji.
2. Cetakan berbentuk silinder 150 x 300 mm
Digunakan untuk mencetak benda uji untuk pengujian kuat tekan.
30
3. Cetakan berbentuk balok.
Cetakan berbentuk balok di gunakan untuk mencetak benda uji untuk pemgujian
kuat lentur.
4. Timbangan
Digunakan untuk menimbang benda uji dan menimbang bahan untuk pembuatan
benda uji.
5. Bak Perendaman
Tempat untuk merendam benda uji yang sudah di lepas dari cetakan.
6. Ayakan Agregat
Ayakan digunakan untuk mengayak agregat halus dan agregat kasar.
7. Ember
Ember digunakan untuk menampung agregat kasar, agregat halus, semen dan
air.
8. Alat Pengaduk Foam Agent
Alat ini digunakan untuk mengaduk cairan foam agent dengan tekanan tinggi
hingga mengasilkan cairan foam.
9. Gelas ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur takaran air.
10. Kerucut Abrams
Kerucut abrams digunakan pada pengujian slump campuran beton.
11. Tongkat Penumbuk
Tongkat penumbuk digunakan untuk memadatkan benda uji.
12. Nampan
Untuk menampung benda uji.
13. Piknometer
Di gunakan untuk mengukur berat jenis pasir yang akan di gunakan untuk
penelitian berkapasitas 500ml
14. Gelas ukur kaca 1000 cc
Berfungsi untuk menguji kadar lumpur.
15. Hydraulic concrete beam test machine
Di gunakan untuk uji kuat lentur.
16. Compressing Test Machine (CTM)
Compressing Test Machine (CTM) adalah alat yang berfungsi untuk menguji
kuat tekan beton.
31
3.8 Benda Uji
Pada penelitian ini, benda uji yang digunakan berbentuk silinder dengan
ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm dan balok yang mempunyai ukuran
panjang 60 cm, Tinggi 15 cm dan lebar 15cm.
Komposisi Sabut
No. Kode Benda Uji Jumlah Sampel
kelapa (%)
1 Beton Normal Silinder 0% 6
2 Beton Serat Silinder Variasi 1 0,25% 6
3 Beton Serat Silinder Variasi 2 0,50% 6
4 Beton Serat Silinder Variasi 3 1% 6
5 Beton Serat Balok Variasi 1 0,25% 3
6 Beton serat Balok Variasi 2 0,50% 3
7 Beton serat Balok Variasi 3 1% 3
Total jumlah sampel 33
Sumber : Hasil Penelitian Laboratorium 2021
No No No
No. cawan
11 12 6
Berat cawan (a) (gr) 14,35 14,55 14,62
Berat cawan + pasir basah (A) (gr) 49,85 55,73 54,46
berat cawan + pasir kering (B) (gr) 48,34 54,63 53,28
Berat pasir basah B1 (A-a) (gr) 35,5 41,18 39,84
Berat pasir kering B2 (B-a) (gr) 33,99 40,08 38,66
B 1−B 2
Kadar air X 100 % 4,44 2,74 3,05
B2
rata-rata % 3,41
Sumber : Hasil pengujian Laboratorium 2021
35
Dari hasil penelitian, kadar lumpur dalam pasir sebesar 2,46 % (dinyatakan layak untuk
penelitian) karena memiliki nilai dari 5%.
36
Hasil pengujian kadar organik menunjukan bahwa hasilnya adalah berwana jernih
sehingga pasir mempunyai sedikit bahan organik.
245,4
Fineness Modulus : =2,5
100
37
Komulatif Lolos %
Zona 2
100
80
60
40
20
0
Pan 0,15 0,3 0,6 1,2 2,4 4,8 9,6
Ukuran Ayakan
batas bawah batas atas gradasi
Dari hasil pemeriksaan analisa ayakan pasir tersebut didapat nilai FM = 2,09 termasuk
dalam pasir agak halus (SNI. 03-2834-2000).
Tujuan Penelitian : untuk mengetahui berat isi pasir cara padat dan cara gembur
38
Tabel 3.5 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Halus Padat
Sampel
Padat
I II
Berat tempat + benda uji (kg) (W₁) 6.157 6.175
Berat tempat (kg) (W₂) 1.136 1.136
Berat benda uji (kg) (W₃) = (W₁)-(W₂) 6155,9 6173,9
Isi tempat (dm³) (W₄) 3.066 3.066
w3
Berat Isi Benda Uji (kg/dm³) = 2007,795 2013,666
w4
Berat isi benda uji rata-rata (kg/dm³) 2011
Sumber : Hasil penelitian 2021
Sampel
Lepas/Gembur
I II
Berat tempat + benda uji (kg) (W₁) 5.958 5.985
Berat tempat (kg) (W₂) 1.136 1.136
Berat benda uji (kg) (W₃) = (W₁)-(W₂) 5.956,9 5.983,9
Isi tempat (dm³) (W₄) 3.066 3.066
w3
Berat Isi Benda Uji (kg/dm³) = 1942,9 1951,7
w4
Berat isi benda uji rata-rata (kg/dm³) 1.947
Sumber : Hasil penelitian 2021
Tujuan Penelitian : untuk menentukan berat jenis dan penyerapan (absorpsi) air
Pedoman Penelitian : berat jenis kering < berat jenis SSD < berat jenis semu
39
Tabel 3.7 Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Dan Absorpsi Agregat Halus
Sampel
Rata –
Perhitungan A B C Rata
(gram) (gram) (gram)
Berat Jenis (Bulk) =
Bk 2.67 2.55 2.54 2.59
B+500−Bt
Berat jenis kering permukaan jenuh =
500 2.70 2.59 2.57 2.62
B+500−Bt
Berat jenis semu (apparent) =
Bk 2.74 2.66 2.62 2.67
B+ Bk−Bt
Penyerapan air (apsorption) =
500−Bk 0.96 1.51 1.26 1.24
×100 %
Bk
Sumber : Hasil penelitian 2021
Pemeriksaan Hasil
Kadar Lumpur 2.46 %
Analisa Ayakan 2.5
Berat Isi 2011 kg/dm3
Berat Jenis 2.59 gr/cm3
Absorpsi 1.24 %
Sumber : Hasil penelitian 2021
40
3.12.8 Pemeriksaan kadar lumpur agregat kasar
Tujuan Penelitian : Untuk memeriksa kadar lumpur pada agregat kasar
Pedoman Penelitian : Kandungan lumpur pada agregat kasar tidak melebihi 1%, apabila
melebihi agregat harus dicuci.
Sampel
Kegiatan
A B C
Berat benda uji keadaan asli (B₁) 1000 1000 1000
Berat bendauji kering oven (B₂) 995 993 992
Kadar air asli B ₁−B ₂
= x 100 % 0.50% 0.70% 0.81%
B₂
Rata-rata kadar air (%) 0.67%
Sumber : Hasil penelitian 2021
Dari hasil penelitian kadar lumpur di atas didapatkan nilai sebesar = 0,67%, sehingga
batu koral dapat digunakan dalam penelitian.
Sampel I Sampel II
41
Lanjutan :
9,60 3/8” 756 2328 93,12 898 2296 91,84
254,72+ 247,16
FM : ( +500)÷100 = 7,51
2
70
60 gradasi
50 batas atas
40 batas bawah
30
20
10
0
4.80 9.60 19.00 38.00 76.00
Lubang ayakan
Tujuan Penelitian : untuk menentukan berat isi batu koral dengan cara gembur dan
padat
Pedoman Penelitian : dari hasil penelitian berat isi dengan cara padat lebih besar dari
gembur.
Lepas / Gembur I II
A. Berat tempat + benda uji (kg) 5275 5257
B. Berat Tempat (kg) 1131 1121
C. Berat benda uji (kg) 4144 4136
D. Isi tempat (dm³) 3075 3075
E. Berat isi benda uji (kg/dm³) 1.348 1.345
F. Berat isi benda uji rata-rata (kg/dm³) 1.35
Sumber : Hasil penelitian 2021
PADAT I II
Berat tempat + benda uji (kg) 5794 5880
Berat tempat (kg) 1131 1131
Berat benda uji (kg) 4663 4749
Isi tempat (dm³) 3075 3075
Berat isi benda uji (kg/dm³) 1.516 1.544
Berat isi benda uji rata-rata (kg/dm³) 1.53
Sumber : Hasil penelitian 2021
Tujuan Penelitian : untuk menentukan berat jenis dan penyerapan (absorpsi) agregat
kasar
Pedoman Penelitian : berat jenis kering < berat jenis SSD < berat jenis semu
Tabel 3.13 Hasil Pemeriksaan Berat Jenis dan Absorpsi Agregat Kasar
Sampel Rata-
No Perhitungan
A B C Rata
Berat jenis (Bulk) =
1 Bk 2.60 2.57 2.64 2.60
Bj−Ba jenuh =
Berat jenis kering permukaan
2.64 2.61 2.67 2.64
2 Bj
=
Berat jenis semu (apparent) Bj−Ba
Bk 2.71 2.69 2.72 2.71
3
Bk−Ba
Penyerapan air (apsorption) =
1.50 1.70 1.15 1.45
4 Bj−Bk
Sumber : Hasil penelitian 2021 ×100 %
Bk
Pemeriksaan Hasil
Absorpsi 1,45 %
- Latar belakang
- Rumusan masalah
Pengumpulan data
sekunder primer
Pengolahan
data :
Pemilihan bahan
Persiapan alat
Analisis Hasil
tidak
Mix
Design
ok
45
A
Job mix
Kesimpulan
selesai
46
Mulai
Studi Liteatur
- Jurnal
- Peneliti Terdahulu
Selesai
47
BAB IV
Tabel/Grafik
No Uraian Nilai
Perhitungan
4.1.1 Kebutuhan foam agent (cairan busa) setiap variasi dari total berat beton
(silinder)
1. Variasi penambahan foam agent 0,25% untuk 6 benda uji silinder
( 0.25% : 100 x 82.96 ) = 207 g
2. Variasi penambahan foam agent 0,50% untuk 6 benda uji silinder
( 0.50% : 100 x 82.96 ) = 414 g
3. Variasi penambahan foam agent 1% untuk 6 benda uji silinder
( 1% : 100 x 82.96 ) = 840 g
49
4.1.2 Kebutuhan foam agent (cairan busa) setiap variasi dari total berat beton
(balok)
1. Variasi penambahan foam agent 0,25% untuk 3 Benda uji
(0.25% : 100 x 105.58 ) = 264 g
2. Variasi penambahan foam agent 0,50% untuk 3 Benda uji
(0.50% : 100 x 105.58 ) = 528 g
3. Variasi penambahan foam agent 1% untuk 3 Benda uji
(1% : 100 x 105.58 ) = 1.056 g
Persentase foam
agent (cairan 0% 25% 50% 100%
busa) %
Nilai slump
80 100 100 100
(mm)
Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa dengan penambahan foam agent (cairan
busa) maka nilai slump nya akan stabil.
50
Agar lebih mudah mengetahui perbedaan antara nilai slump yang satu dengan
yang lain maka nilai di atas di plot pada grafik di bawah ini :
80
60
40
20
0
0% 0,25% 0,50% 1%
Persentase Penambahan
Untuk memudahkan dalam membaca setiap variasi maka di sajikan dengan grafik di
bawah ini :
15
10 rata2
0
0% 25% 50% 100%
Dari hasil data pengujian kuat tekan beton di atas diketahui bahwa penambahan
foam agent (cairan busa) dapat mengurangi kuat tekan beton. Variasi penambahan
foam agent yang optimal adalah 100% memiliki nilai kuat tekan rata-rata 3,135 MPa,
variasi 0% memiliki kuat tekan rata-rata 18,035 MPa, variasi 25% memiliki kuat tekan
rata-rata 9,755 MPa, variasi 50% mempunyai kuat tekan rata-rata 4,075 MPa, dan
variasi 100% mempunyai kuat tekan rata-rata 3,315 Mpa. Namun hasil kuat tekan beton
tidak memenuhi rencana, karena memiliki nilai kuat tekan di bawah 30 MPa (umur 28
hari). Hal ini di karenakan kurang cermatnya peneliti pada proses pengadukan material,
dan kurangnya pemeliharaan terhadap material penyusun beton sehingga mempengaruhi
nilai kuat tekan beton yang di rencanakan.
52
Untuk memudahkan dalam membaca nilai tiap variasi maka disajikan dengan
gambar grafik di bawah ini :
2.00
1.80
1.60
1.40
Rata-rata
1.20
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
25% 50% 100%
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Berat Jenis Benda Uji Silinder 15x30
volume
berat jenis berat jenis
variasi silinder berat (kg) benda
uji (m3) kg/m3 rata-rata
1 12,223 0,00530 2305,60
2 12,367 0,00530 2332,76
3 12,054 0,00530 2273,72 2291,58
0% 4 11,996 0,00530 2262,78
5 12,278 0,00530 2315,98
6 11,974 0,00530 2258,63
1 11,043 0,00530 2083,02
2 11,443 0,00530 2158,47
25% 3 10,678 0,00530 2014,17 2119,58
4 11,285 0,00530 2128,67
54
Lanjutan :
5 11,561 0,00530 2180,73
6 11,411 0,00530 2152,44
1 11,675 0,00530 2202,23
2 10,883 0,00530 2052,84
50% 3 10,630 0,00530 2005,12 2060,73
4 11,182 0,00530 2109,24
5 10,335 0,00530 1949,47
6 10,844 0,00530 2045,48
1 10,271 0,00530 1937,40
2 9,347 0,00530 1763,11
100% 3 10,783 0,00530 2033,98 1962,86
4 10,571 0,00530 1993,99
5 10,793 0,00530 2035,86
6 10,671 0,00530 2012,85
Sumber : Hasil Penelitian Laboratorium 2021
2300.00
2200.00
2100.00
rata2
2000.00
1900.00
1800.00
1700.00
0% 25% 50% 100%
Berdasarkan hasil di atas dapat di ketahui bahwa foam agent dapat mempengaruhi
nilai berat jenis beton normal.
55
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Fakultas Teknik
Sipil Universitas Bojonegoro, dapat disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan maka
pengaruh penambahan foam agent pada beton terhadap kuat tekan adalah
semakin banyak yang ditambahkan terhadap campuran (mix design) beton
maka semakin rendah pula kuat tekan yang dihasilkan, pada campuran 0%
didapatkan kuat tekan 18,04 Mpa, campuran 25% didapat kuat tekan 9,76
Mpa, campuran 50% didapatkan kuat tekan 4,08 Mpa, campuran 100%
didapatkan kuat tekan 3,14 Mpa.
2. Dari hasil pengujian kuat lentur maka dapat disimpulkan bawah semakin
tinngi nilai foam agent maka nilai kuat lentur semakin rendah. Pada campuran
25% mempunyai nilai kuat lentur 1,98 Mpa, campuran 50% mempunyai nilai
kuat lentur 1,60 Mpa, dan untuk campuran 100% mempunyai nilai kuat lentur
1,24 Mpa.
3. Berdasarkan hasil perhitungan berat jenis beton normal dan dengan campuran
foam agent makan berat jenis yang di hasilkan berkurang. Pada variasi 0%
nilai berat jenis nya sebesar 2291,58 kg/m3, variasi 25% mempunyai nilai
berat jenis 2119,59 kg/m3, variasi 50% mempunyai nilai berat jenis 2060,73
kg/m3, dan untuk variasi 100% mempunyai nilai berat jenis 1962,86 kg/m3.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diberikan saran, antara lain :
1. Hasil kuat tekan pada penelitian ini masih tergolong rendah pada umur 28
hari. Untuk mecapai mutu yang lebih baik perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut tentang beton campuran foam agent misalnya dengan penambahan zat
adiktif lain maupun menggunakan agregat lain.
56
2. Dalam pembuatan benda uji harus sangat teliti agar diperoleh sampel yang
baik. Dan perlu juga memperhatikan proses pengadukan dan penumbukan.
Karena apabila dalam penumbukan tidak merata, maka sampel benda uji
akan mengalami keropos dan ini akan sangat mempengaruhi hasil uji kekuatan
3. Di perlukan juga material beton yang berkualitas baik karena kualitas material
juga sangat berpengaruh terhadap nilai benda uji yang dihasilkan, untuk
sekarang material lokal yang di pakai untuk penelitian ini masih belum bias di
katakana memenuhi standar. Selain itu, ketelitian dalam penimbangan material
bahan penyusun beton juga sangat berpengaruh agar beton bisa mencapai kuat
tekan sesuai rencana.
4. Untuk penelitian selanjutnya di perlukan juga melakukan perhitungan
efesiensi harga untuk beton dengan campuran foam agent. Apakah
mempunyai harga yang lebih rendah dari beton normal atau justru harganya
semakin mahal.
57
DAFTAR PUSTAKA
- Murtono, Amir, 2015, Pemanfaatan Foam Agent Dan Material Lokal Dalam
Pembuatan Bata Ringan, Jurnal Publikasi. Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
- Setyowati, Mey, 2019, Analisis Penambahan Foam Agent Pada Bata Ringan
Pegunungan Kendeng Kabupaten Rembang, Skrispsi Pendidikan Teknik
Bangunan. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Semarang.
- Siagian, Daniel Partogi, 2016, Analisa Penggunaan Foam Agent Sebagai Bahan
Dasar Pembuatan Bata Ringan, Skripsi Penelitian. Jurusan Teknik Sipil,
Universitas Medan Area.
- Kiweicien, Dewlyn. 2017, Analisa Perbandingan Pengujian Beton Ringan yang
Menggunakan Campuran Plastik dan Serbuk Aluminium pada Beton Ringan.
repository.uib.
- Wirasatria, M Adil. 2019, Mikrostruktur Geopolimer Foamed Concrete Dengan
Variasi Foaming Agent Dan Air, Skripsi Jurusan Teknik Sipil Dan Perancangan,
Universitas Sriwijaya.
- Pratama, Pangestu Bagus, 2017, Pengaruh Penambahan Fome Agent Pada
Penambahan Beton Busa Terhadap Nilai Permeabilitas Beton, Tugas Akhir
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Malang.
- SNI SNI 03-2834-2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal.
- MODUL BETON I, Mix Desain Beton Normal.
- SK SNI S 04-1989-F, 1989, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan
Bangunan Bukan Logam), Jakarta : Badan Standardisasi Nasional
- Blasius Malau, Febrianto, 2014, Penelitian Kuat Tekan Dan Berat Jenis Mortar
Untuk Dinding Panel Dengan Membandingkan Penggunaan Pasir Bangka Dan
Pasir Baturaja Dengan Tambahan Foaming Agent Dan Silica Fume, Jurnal
Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Sriwijaya.
- Karimah, Rofikatul., Rusdianto, Yunan., dan Yudhistira Hamdany, Dhimas.,
2017, Pengaruh Penggunaan Foam Agent Terhadap Kuat Tekan Dan Koefisien
Permeabilitas Pada Beton, Jurnal Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Malang.
58
- Elia Hunggurami, Elia., E. Bolla, Margareth., Messakh, Papy., 2017,
Perbandingan Desain Campuran Beton Normal Menggunakan Sni 03-2834-
2000 Dan Sni 7656:2012, Jurnal Teknik Sipil, Vol. VI, No. 2.
59
LAMPIRAN