PERANCANGAN LENTUR
PADA BALOK
Balok merupakan elemen struktur yang menanggung beban layan dalam arah
transversal yang menyebabkan terjadinya momen lentur dan gaya geser di sepanjang
bentangnya. Pada bagian ini akan dibahas lebih lanjut tentang tata cara analisis
kapasitas lentur dan perencanaan tulangan lentur pada elemen balok.
A. Asumsi-Asumsi dalam Perhitungan
Perhitungan kekuatan lentur penampang beton bertulang menggunakan asumsiasumsi dasar sebagai berikut:
1) Bentuk penampang melintang tetap berupa bidang datar, baik sebelum maupun
sesudah terjadi lenturan. Hal ini berarti berlakunya hukum Bernoulli dimana
besarnya tegangan yang terjadi di setiap titik pada penampang balok sebanding
dengan jarak titik tinjau terhadap garis netral, dengan anggapan adanya kesatuan
antara beton dengan baja tulangan secara monolit dan tidak terjadi slip.
2) Diagram hubungan tegangan-regangan baja tulangan telah diketahui secara pasti
melalui hasil uji tarik baja yang valid. Pada umumnya perilaku baja tulangan
yang diperhitungkan hanya sampai saat dicapainya tegangan leleh, hal ini
dikarenakan setelah fase leleh baja akan mengalami strain hardening, dimana
peningkatan tegangan disertai dengan terjadinya deformasi yang sangat besar.
3) Perilaku material beton yang sesungguhnya saat menerima tegangan tekan dapat
diketahui secara nyata baik dalam hal besaran maupun distribusinya, yang dapat
digambarkan dalam bentuk diagram tegangan-regangan beton dengan mengacu
hasil-hasil penelitian yang telah diakui secara luas.
4) Beton hanya efektif menahan tegangan tekan, sehingga kekuatan beton tidak
65
6) Tegangan pada tulangan yang nilainya lebih kecil daripada kuat leleh f y harus
diambil sebesar Es dikalikan regangan baja. Untuk regangan yang nilainya lebih
besar dari regangan leleh yang berhubungan dengan f y , tegangan pada tulangan
harus diambil sama dengan f y .
7) Hubungan antara distribusi tegangan tekan beton dan regangan beton boleh
diasumsikan berbentuk persegi, dan dapat dipenuhi oleh suatu distribusi tegangan
beton persegi ekuivalen yang ditunjukkan pada Gambar 4-1 dan didefinisikan
sebagai berikut:
a) Tegangan beton sebesar 0,85fc' diasumsikan terdistribusi secara merata pada
daerah tekan ekuivalen yang dibatasi oleh tepi penampang dan suatu garis
lurus yang sejajar dengan sumbu netral sejarak a = 1c
karakteristik fc' lebih kecil daripada atau sama dengan 30 MPa. Untuk beton
dengan nilai kuat tekan di atas 30 MPa, 1 harus direduksi sebesar 0,05 untuk
setiap kelebihan 7 MPa di atas 30 MPa, tetapi 1 tidak boleh diambil kurang
dari 0,65.
C
0,85.fc
c
h
z = d a
T= As.fy
66
C
cb
h
Asb
ab
Cb
S=Y
Tb= Asb.fy
b
Gambar 4-2 Tegangan dan Regangan Kondisi Berimbang
Dalam kondisi berimbang serat tekan ekstrim pada beton dan serat tarik pada
baja tulangan secara bersamaan mencapai regangan maksimum (cu pada beton dan
y pada baja tulangan) sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 4-2. Untuk keadaan
berimbang, secara geometris dapat diperoleh:
cb
cu
=
=
d
cu + y
0,003
fy
0,003 +
Es
600
600 + fy
(4-1)
(4-2)
(4-3)
dimana
67
b =
Asb
b.d
(4-4)
Dengan
mempertimbangkan
prinsip
keseimbangan
Cb=Tb
dan
fy
600
+
fy
b =
(4-5)
(4-6)
T = As.fy
(4-7)
dimana:
C = gaya tekan pada beton, dihitung sebagai volume blok
tekan ekuivalen pada atau dekat keadaan batas; yaitu baja tulangan tarik
telah mengalami leleh
Y = gaya tarik pada baja tulangan
Dengan memperhitungkan prinsip keseimbangan gaya dalam arah horisontal,
C=T, maka:
0,85.f ' c.a.b = As.fy
sehingga:
(4-8)
68
a=
As.fy
0,85.f ' c.b
(4-9)
Tahanan momen penemapang atau kekuatan nominal (Mn) dapat dihitung dengan:
Mn = As.fy . d a
(4-10)
Untuk menjamin daktilitas beton bertulang yang menerima momen lentur sekaligus
memperhitungkan terjadinya tegangan-tegangan yang diakibatkan susut, rangkak dan
pengaruh suhu, maka SNI 03-2847-2002 mensyaratkan penggunaan tulangan tarik
dengan rasio penulangan minimal;
min =
f 'c
4.fy
(4-11)
1,4
fy
(4-12)
d c
c
s = 0,003
d c
c
(4-13)
d c
Es
c
(4-14)
1.d a
a
(4-15)
Es
1.d a
a
Es .As
(4-16)
(4-17)
69
yang dapat diselesaikan dengan formula akar kuadrat abc, dan selanjutnya dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas tampang:
(4-18)
(4-19)
(4-20)
Untuk perencanaan ataupun pemeriksanaan penampang, tentunya lebih disukai
a =
(4-21)
.d
0,85.f ' c
dimana; = As (b.d ) , dengan memasukkan Persamaan (4-21) ke dalam Persamaan
Mn = .b.d 2 .fy .1
(4-22)
dimana:
m=
fy
0,85.f ' c
(4-23)
.m
Mn
2 m
=
.
fy
.
1
.
fy
. .fy
2
2
b.d 2
(4-24)
m
.fy .fy + Rn = 0
2
(4-26)
70
1
2.m.Rn
. 1 1
m
fy
(4.26)
As
b.d
min =
1,4
fy
Tidak
Ya
min
As terlalu kecil
b =
fy
600
+
fy
0,75. b
Ya
Tidak
Penampang diperbesar
a=
As.fy
0,85.f ' c.b
Mn = As.fy . d
2
SELESAI
71
72
(C), dan gaya tekan pada baja tulangan tekan (CS) sebagimana ditunjukkan pada
Gambar 4-4.
C
CS
d
c
As
C
z1 = d a
z2 = d d '
As
Komponen kedua adalah momen kopel internal yang dibentuk oleh gaya tekan
pada bagian tulangan tekan seluas As ' dan gaya tarik pada baja tulangan tarik (T)
seluas As2 = As ' = (As As1 ) , dengan panjang lengan momen z2 = d d ' .
Kapasitas nominal penampang dapat dihitung sebagai jumlah antara komponen
momen kopel pertama dan kedua, sebagaimana dinyatakan dalam formulasi berikut:
(4-27)
Mn = Mn1 + Mn2
(4-28)
dimana:
a=
Mn
(As As').fy
(0,85.f ' c.b )
2
(4-29)
= As '. fy (d d ' )
(4-30)
) + As'.fy (d d ')
(4-31)
73
atau
Mn = As1.fy . d a
) + As .fy (d d ')
(4-32)
(MR
(4-33)
Persamaan (4-31) hanya dapat diberlakukan apabila tulangan tekan (As) telah
meleleh, jika tegangan leleh belum dicapai maka balok harus dianggap sebagai
balok bertulangan tunggal, dan akan lebih tepat jika tegangan aktual (fs) pada
tulangan tekan dan menggunakan gaya aktual untuk keseimbangan momennya.
Syarat agar tulangan tekan (As) meleleh dapat diturunkan dengan bantuan
segitiga sebangun pada Gambar 4-4;
s ' =
c=
c d'
d'
.0,003 = 1 .0,003
d
c
(4-34)
(4-35)
s ' = 1
(4-36)
Apabila baja tulangan tekan leleh maka dicapai suatu kondisi dimana
s ' y = fy
Es
= fy
200.000
, sehingga:
(4-37)
atau
( ').fy .d
600
(4-38)
atau
fy .d
600
600
fy
(4-39)
74
Jika tulangan tekan (As) belum leleh maka tegangan aktualnya dapat dihitung
sebesar fs' = s '.Es , atau:
0,85.1.f ' c.d '
.0,003 x 200.000
fs' = 1
( ').fy .d
(4-40)
atau
0,85.1.f ' c.d '
MPa < fy
fs' = 600.1
(
)
'
.
fy
.
d
(4-41)
Nilai fs ini dapat digunakan untuk pendekatan awal terhadap kontrol regangan
untuk keadaan tulangan tekan belum leleh. Rasio penulangan dalam kondisi
regangan berimbang dapat ditulis:
_
b = b + '
fs '
fy
(4-42)
dimana b =
0,75. b + '
fs'
fy
(4-43)
(4-44)
dengan demikian kapasitas momen nominal pada Persamaan (4-31) berubah menjadi:
Untuk
) + As'.fs' (d d ')
mempermudah
pemahaman
(4-45)
tentang
langkah-langkah
dalam
melakukan analisis kekuatan lentur balok beton bertulangan rangkap sesuai dengan
75
uraian diatas, disajikan bagan alir analisis balok bertulangan rangkap pada Gambar
(4-5). Sedangkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam perencanaan balok
persegi baik dengan tulangan tunggal maupun tulangan rangkap disajikan pada
Gambar (4-6).
MULAI
Diketahui: b, d, d,As, As, fc, fy
As
As '
; ' =
b.d
b.d
min =
1,4
fy
Ya
Tidak
min
As terlalu kecil
0,85.1.f ' c.d ' 600
.
fy
.
d
600
fy
'
Tidak
'
.
fy
.
d
Ya
fy
600
+
fy
b =
Tidak
0,75. b +
'.fs'
fy
Ya
a=
) + As'.fs'.(d d ')
SELESAI
76
MULAI
fy
fy
600
+
b =
max = 0,75. b ;
min =
m=
fy
0,85.f ' c
perlu
Rn =
1,4
fy
Mn perlu
b.d 2
2.m.Rn
1
= =
1 1
m
fy
Tidak
Ya
max
Tulangan rangkap
Tulangan tunggal
> min
Ya
Tidak
Hitung:
a = ( ' ).m.d
Mn2
b.d .fy .(d d ' )
Pilih Tulangan
= ( ' ) + '
SELESAI
77
daerah lapangan flens mengalami tekan, artinya flens mempunyai pengaruh terhadap
kapasitas momen internal di daerah lapangan. Sebaliknya di daerah tumpuan, flens
mengalami tarik, dengan demikian diabaikan dalam perhitungan kekuatan
penampang.
I
II
pelat
II
g.n
g.n
Potongan I pada Tumpuan
dihitung sebagai balok persegi
dengan
b1 = 8.h1
Ln
b2 = 8.h2
Ln
untuk balok T
2
(4-46)
b = bw + b1
b1 = 6.h f
b1 = L
12
L
b1 = n
2
untuk balok L
78
Balok T adalah balok pada bagian interior sedangkan balok L terletak pada
bagian eksterior. Prinsip-prisip dasar yang digunakan dalan perhitungan balok
persegi juga berlaku untuk balok T maupun balok L. Perbedaan pokok terletak pada
perhitungan gaya tekan blok beton (C) yang tergantung dari tinggi garis netral (c),
sebagai berikut:
1. Balok T Palsu
Kasus ini dijumpai pada balok T atau L dimana garis netral berada di dalam
flens (c < hf), seperti ditunjukkan pada Gambar 4-8. Kasus ini juga berlaku jika c > hf
dan a < hf sehingga parameter desain yang diuraikan juga masih dapat digunakan.
CU
b
hf
T=As.fy
bW
S > y
(4-47)
(4-48)
(4-49)
T = As.fy
(4-50)
sehingga diperoleh
a=
As.fy
0,85.f ' c.b
(4-51)
Mn = As.fy . d a
(4-52)
79
2. Balok T Murni
Kasus ini dijumpai pada balok T atau L dimana garis netral berada di dalam
flens (c > hf) dan tinggi blok tegangan segi-empat ekuivalen juga lebih besar dari
tinggi flens (a > hf), seperti ditunjukkan pada Gambar 4-9.
CU
b
hf
Asf
d
As
bW
d
c
Asf
C
z1 = d a
z2 = d d '
As
(4-53)
80
Untuk balok yang dipandang sebagai balok T murni, gaya tarik sebesar As.fy
dari tulangan harus lebih besar daripada kapasitas gaya luas flens total sebesar
0,85.fc.b.hf sehingga:
a=
As
> hf
0,85.f ' c.b
(4-54)
atau
hf < 1,18..d = a
dimana =
(4-55)
As fy
.
, dan jika digunakan blok tegangan parabola maka Persamaam
b.d f ' c
1,18..d
(4-56)
(4-57)
dimana:
b
b = w
b
_
b =
b f
(4-58)
0,85.f ' c
600
.1.
fy
600 + fy
(4-59)
hf
fy .bw .d
(4-60)
As
1,4
bw .d
fy
(4-61)
Mn = Mn1 + Mn2
Mn1 = As1.fy . d a
) = (As As ).(d a 2)
f
(4-63)
(4-64)
81
MULAI
dengan
Diketahui:
b, bw, hf, d,
As, fc, fy
b1 = 8.h1
Ln
b2 = 8.h2
Ln
untuk balok T
2
2
b = bw + b1
b1 = 6.h f
b =
hf
fy .bw .d
bw _
b = . b + f
b
untuk balok L
b1 = L
12
Ln
b1 =
2
600
+
fy
fy
0,75. b
As
b.d
Tidak
Ya
As fy
.
b.d f ' c
Tidak
Penampang
diperbesar
1,4
As
bw .d
fy
Ya
ditingkatkan
c=
1,18..d
Ya
< hf
Balok T Palsu
Tidak
a=
Balok T Murni
As.fy
0,85.f ' c.b
Mn = As.fy . d a
Asf =
a=
( As Asf ).fy
0,85.f ' c.bw
SELESAI
h
Mn2 = Asf .fy . d f
2
Mn = Mn1 + Mn2
82
E. Contoh-Contoh Aplikasi
Contoh 4-1
Hitung kapasitas momen rencana (MR) yang diijinkan bekerja pada balok beton
bertulangan tunggal di bawah ini:
b = 400 mm
h = 800 mm
fc = 25 MPa
fy = 400 MPa
As = 5D25
selimut beton
Diameter sengkang
= 40 mm
= 10 mm
As 5 x 0,25. .25 2
2454,369
=
=
=
= 0,0083
b.d
400 x 737,5
295000
min =
1,4
1,4
=
= 0,0035
fy
400
> min
b =
600
0,85.f ' c
.1.
fy
600
+
fy
1 = 0,85 ;
b =
(Memenuhi syarat)
0,85.25
600
.0,85.
= 0,0271
400
600
+
400
(Memenuhi syarat)
As.fy
2454,369.400
=
= 115,4997mm
0,85.f ' c.b
0,85.25.400
83
Mn
= As.fy . d
2
115,4997
= 2454,369.400. 737,5
N.mm
2
= 667343078,4 N.mm
= 667,343 kN.m
= .Mn
= 0,80.667,3431 kN.m
= 533,8745 kN.m
Contoh 4-2
Hitung kapasitas momen rencana (MR) yang diijinkan bekerja pada balok beton
bertulangan rangkap di bawah ini:
b = 400 mm;
h = 800 mm
fc = 25 MPa;
fy = 400 MPa
As = 8D29
As = 4D29
selimut beton
= 40 mm
Diameter sengkang
= 10 mm
Jarak antar lapis tulangan tarik = 30 mm
Penyelesaian: (Analisis dilakukan sesuai bagan alir pada Gambar 4-4)
Hitung tinggi efektif balok (d)
d = 800 40 10 29 15 = 706mm
= 64,5mm
84
As 8 x 0,25. .29 2
5284,1588
=
=
= 0,0187
=
b.d
400 x 706
282400
As ' 4 x 0,25. .29 2
2642,0794
=
=
= 0,0094
' =
b.d
400 x 706
282400
As1 = As As ' = 5284,1588 2642,0794 = 2642,0794 mm 2
As1 2642,0794
=
= 0,0094
b.d
400 x 706
' =
min =
1,4
1,4
=
= 0,0035
fy
400
> min
(Memenuhi syarat)
=
.
.
= 0,0124
fy .d
400 x 706
600 400
600 fy
Hitung fs aktual
0,85.1.f ' c.d '
0,85.0,85.25.64,5
= 600.1
fs ' = 600.1
(
)
'
.
fy
.
d
0
,
0094
.
400
.
706
fs ' = 336,6725MPa
600
0,85.f ' c
.1.
fy
600 + fy
1 = 0,85 ;
b =
0,85.25
600
.0,85.
= 0,0271
400
600 + 400
max = 0,75. b +
< max
'.fs'
fy
= 0,75 x 0,0271 +
0,0094 x 336,6725
= 0,0282
400
(Memenuhi syarat)
Mn
85
144,0174
2642,0794.336,6725(706 64,5 )
= 1346723388 N.mm
= 1346,7234 kN.m
= .Mn
= 0,80.1346,7234 kN.m
= 1077,3787 kN.m
Contoh 4-3
Hitung kapasitas momen rencana (MR) yang diijinkan bekerja pada balok beton
bertulangan rangkap di bawah ini:
b = 400 mm;
h = 800 mm
fc = 25 MPa;
fy = 400 MPa
As = 8D29
As = 2D29
selimut beton
= 40 mm
Diameter sengkang
= 10 mm
Jarak antar lapis tulangan tarik = 30 mm
Penyelesaian: (Analisis dilakukan sesuai bagan alir pada Gambar 4-4)
Hitung tinggi efektif balok (d)
d = 800 40 10 29 15 = 706mm
= 64,5mm
As 8 x 0,25. .29 2
5284,1588
=
=
= 0,0187
=
b.d
400 x 706
282400
As ' 2 x 0,25. .29 2
1321,0397
=
=
= 0,0047
' =
b.d
400 x 706
282400
86
' =
min =
1,4
1,4
=
= 0,0035
fy
400
> min
(Memenuhi syarat)
=
.
.
= 0,0124
fy .d
600
fy
400
x
706
600
400
600
0,85.f ' c
.1.
fy
600
+
fy
1 = 0,85 ;
b =
0,85.25
600
.0,85.
= 0,0271
+
400
600
400
max = 0,75. b +
'.fs '
fy
= 0,75 x 0,0271 +
< max
0,0047 x 400
= 0,025
400
(Memenuhi syarat)
Mn
186,4997
1321,0397.400.(706 64,5 )
= 1310339516 N.mm
= 1310,3395 kN.m
87
= .Mn
= 0,80.1310,3395 kN.m
= 1048,2716 kN.m
Contoh 4-4
Rencanakanlah penulangan balok beton bertulang dengan ketentuan berikut:
b = 350 mm
h = 700 mm
fc = 34 MPa
fy = 400 MPa
selimut beton
= 40 mm
Diameter sengkang
= 10 mm
Diameter tulangan pokok tersedia = 22 mm
Untuk menanggung kombinasi beban ultimate:
a. Mu = 10 t.m
b. Mu = 50 t.m
Penyelesaian: (Cara perencanaan sesuai bagan alir pada Gambar 4-6)
Kasus (a)
Hitung perkiraan tinggi efektif balok (d)
d = 700 40 10 22 = 639mm
2
Mu = 10 t .m = 100 kN.m = 100 x10 6 N.mm
MR = Mn perlu
b =
100 x10 6
=
=
= 125 x10 6 N.mm
0,8
Mu
1 = 0,85 0,05
88
0,85.34.
600
.0,82.
= 0,0356
400
600 + 400
b =
fy
400
=
= 13,8408
0,85.f ' c 0,85.34
Rn =
Mn perlu
b.d 2
125 x10 6
=
= 0,8747
2
350.639
2.m.Rn
1
1
1 1 2.13,8408 .0,8747
=
=
1 1
m
400
fy 13,8408
= 0,0022
min =
1,4
1,4
=
= 0,0035
fy
400
Kasus (b)
Hitung perkiraan tinggi efektif balok (d)
d = 700 40 10 22 = 639mm
2
Mu = 50 t .m = 500 kN.m = 500 x10 6 N.mm
MR = Mn perlu
b =
500 x10 6
=
=
= 625 x10 6 N.mm
0,8
Mu
89
f ' c 30
= 0,82
7
1 = 0,85 0,05
0,85.34.
600
.0,82.
= 0,0356
400
600 + 400
b =
fy
400
=
= 13,8408
0,85.f ' c 0,85.34
Rn =
Mn perlu
b.d 2
625 x10 6
=
= 4,3733
2
350.639
2.m.Rn
1
1
1 1 2.13,8408 .4,3733
=
1 1
m
400
fy 13,8408
= 0,0119
min =
1,4
1,4
=
= 0,0035
fy
400
Contoh 4-5
Rencanakanlah penulangan balok beton bertulang dengan ketentuan berikut:
b = 350 mm
h = 700 mm
fc = 34 MPa
fy = 400 MPa
selimut beton
= 40 mm
Diameter sengkang
= 10 mm
Diameter tulangan pokok tersedia = 28 mm
90
= 636mm
1000 x10 6
=
=
= 1250 x10 6 N.mm
0,8
Mu
b =
1 = 0,85 0,05
0,85.34.
600
.0,82.
= 0,0356
400
600
400
+
b =
fy
400
=
= 13,8408
0,85.f ' c 0,85.34
Rn =
Mn perlu
b.d 2
1250 x10 6
=
= 8,8293
350.636 2
2.m.Rn
1
1
1 1 2.13,8408.8,8293
=
1 1
m
400
fy 13,8408
= 0,0272
min =
1,4
1,4
=
= 0,0035
fy
400
91
.0,82.
.
( ') 0,0267
13,8408
636 600 400
0,0179 ( ') 0,0267
Ditentukan
0,0179 < ( ') = 0,02 < 0,0267 ;
= 975829428 N.mm
Mn2 = Mn Mn1
= 1250 x10 6 975,5829 x10 6 = 274,4171x10 6 N.mm
'
Mn2
b.d .fy .(d d ' )
274,4171x10 6
=
350.636.400.(636 64 )
= 0,0054
= ( ' ) +
= 0,02 + 0,0054
= 0,0254
As
= .b.d
= 0,0254 .350.636
= 5654,04 mm 2
As '
= '.b.d
= 0,0054.350.636
= 1202,04 mm 2
92
Dipakai:
Tulangan tarik
Tulangan tekan = 2 D 28
Contoh 4-6
960 mm
120 mm
555 mm
fc = 28 MPa
fy = 400 MPa
a) As= 4D28
b) As= 7D36
500 mm
300 mm
Hitung kapasitas momen rencana (MR) yang diijinkan bekerja pada balok beton
bertulang yang tergambar di atas:
Kasus (a)
Kontrol rasio penulangan
_
=
+
fy
600
fy
600
0,85.28
=
.0,85.
= 0,0304
400
600 + 400
hf
fy .bw .d
= 0,85.28.(960 300 ).
b
= w
b
=
120
= 0,0283
400.300.555
. b + f
300
.(0,0304 + 0,0283 ) = 0,0183
960
93
As
b.d
4 x 0,25. .28 2
=
= 0,0046
960.555
max
As
bw .d
1,4
fy
min =
4 x 0,25. .28 2
w =
300.555
(Memenuhi syarat)
min =
1,4
400
(Memenuhi syarat)
As fy
.
b.d f ' c
1,18..d
1
1,18.0,066.555
= 50,851mm
0,85
(Balok T Palsu)
As.fy
0,85.f ' c.b
= As.fy . d a
)
)
= 478816920,3 N.mm
94
= 478,8169 kN.m
MR
= .Mn
= 0,80.478,8169 kN.m
= 383,0535 kN.m
Kasus (b)
Kontrol rasio penulangan
_
=
fy
600
+
fy
600
0,85.28
=
.0,85.
= 0,0304
400
600
400
+
hf
fy .bw .d
= 0,85.28.(960 300 ).
b
= w
b
120
= 0,0283
400.300.555
. b + f
300
.(0,0304 + 0,0283 ) = 0,0183
960
As
b.d
7 x 0,25. .36 2
=
= 0,0134
960.555
max
As
bw .d
min =
7 x 0,25. .36 2
w =
300.555
(Memenuhi syarat)
1,4
fy
min =
1,4
400
(Memenuhi syarat)
95
As fy
.
b.d f ' c
7125,1321 400
.
= 0,191
960.555 28
1,18..d
1
1,18.0,191.555
= 147,1929mm
0,85
(Balok T Murni)
Mn1
( As Asf ).fy
0,85.f ' c.bw
(7125,1321 4712,4).400
= 135,1671mm
0,85.28.300
= ( As Asf ).fy . d a
Mn1
= 470402143,2N.mm
Mn2
= Asf .fy . d hf
2
= 933055200N.mm
Mn
= Mn1 + Mn2
= 470402143,2 + 933055200
= 1403457343N.mm
= 1403,4573 kN.m
96
MR
= .Mn
= 0,80.1403,4573 kN.m
= 1122,7659 kN.m