2). balance
Kondisi berimbang merupakan kondisi yang ideal, yaitu
baja tarik meleleh bersamaan dengan rusaknya beton
(jarang terjadi karena ketidakpastian mutu beton dan
tulangan di lapangan)
3).overreinforced design
Pemasangan tulangan berlebihan dapat
menjadikan balok berperilaku getas. Karena
baja sangat kuat menahan tarik sehingga
beton tekan akan mengalami kerusakan lebih
dahulu. (harus dihindari)
• memperlihatkan hubungan antara penambahan
tulangan tarik dengan kemampuan balok
menahan momen. Dalam daerah perancangan
penulangan liat ( luas tulangan 0% s/d 100%
balans) dapat dilihat bahwa penambahan luasan
tulangan tarik akan memberikan peningkatan
kemampuan momen yang berarti dan hampir
linear, tidak demikian halnya pada daerah
penulangan getas (luasan > 100% balans). Analisis
suatu tampang dikatakan getas/ brittle bila
luasan tulangan yang dipasang benar-benar
menunjukkan lebih besar daripada luasan
seimbangnya (> 100% balance).
Satuan yg Digunakan
• Panjang
– Bentang : m (meter)
– Dimensi elemen : mm (milimeter)
• Gaya, Beban
– N (newton) ; kN/m2
– kN (kilo-newton) ; kN/m’
– 1 kg = 1 x 9.81 = 9.81 N
– 1 ton = 103 x 9.81 = 9.81 x 103 N = 9.81 kN
• Tegangan
MPa (1 MPa = 1 N/mm2)
• Berat Jenis
kN/m3
SNI BETON 2002
• FAKTOR REDUKSI KEKUATAN (SNI-2002 Pasal
11.3)(ϕ)
– Lentur, tanpa beban aksial 0,8
– Beban aksial dan beban aksial lentur
• Dominan tarik 0,8
• Dominan tekan 0,7
– geser & torsi 0,75
– Tumpuan pd beton 0,65
– Daerah pengangkuran pasca tarik 0,85
– Lentur tanpa beban aksial pd komponen struktur
pratarik 0,75
Distribusi Tegangan Tekan Ekuivalen
• Hubungan antara tegangan dan regangan tekan beton
dapat dihitung berdasarkan kurva pengujian tegangan-
regangan, atau dapat diasumsikan berbentuk persegi
empat, trapesium, parabola atau bentuk lain yang
dapat merepresentasikan kuat lentur dari penampang.
• Guna penyederhanaan dalam analisis maupun disain
penampang beton, maka dalam SNI-2002, diijinkan
untuk menggunakan distribusi blok tegangan ekuivalen
berbentuk empat persegi panjang untuk perhitungan
kuat lentur nominal.
• Model blok tegangan tersebut sering juga dikenal
sebagai Blok Tegangan Whitney, yang pertama kali
diperkenalkan dalam jurnal ACI di tahun 1937.
Distribusi Tegangan Tekan Ekuivalen
Blok tegangan tersebut didefinisikan sebagai berikut :
• tegangan tekan merata sebesar 0,85f /c diasumsikan
terdistribusi merata pada daerah tekan ekuivalen yang
dibatasi oleh tepi penampang dan suatu garis lurus yang
sejajar sumbu netral sejarak a = b1c dari serat beton yang
mengalami regangan tekan maksimum
• Jarak c dari serat dengan regangan tekan maksimum ke
sumbu netral harus diukur tegak lurus sumbu tersebut
• Faktor b1 dapat dihitung sebagai berikut :
– untuk kuat tekan beton, f /c < 30 Mpa b1 = 0,85
– untuk 30 MPa < f /c < 56 MPa β1 = 0,85 – 0,05(fc’ – 30)/ 7
ab = β1 . cb
; bervariasi misalnya β1 = 0,85 untuk f‘c ≤ 30 MPa
ab = β1.600.d / (600 + fy)
; agar penulangan liat
maka digunakan a = 0,75. ab =β1. 450.d / (600 + fy), a
merupakan fungsi dari d (β1 dan fy diketahui)
• Prinsip Analisis
– a<ab = tulangan ductile / liat / under reinforced
– a>ab = tulangan britle / getas / over reinforced
PROSEDUR ANALISIS (liat)
1. menetapkan nilai β1
β1 = 0,85 untuk fc’ ≤ 30 MPa atau β1 = 0,85 – 0,05(fc’ – 30)/ 7 untuk fc’
≥ 30 MPa dan β1 ≥ 0,65
2. memasukkan d, fy dan β1 ke dalam persamaan
ab = β1. 600.d / (600 + fy)
3. Dengan Cc = Ts, dan Anggapan bahwa tulangan tarik sudah
leleh a = Ast. fy/ (0,85. fc’.b)
4. Bandingkan a dengan ab, bila a < ab maka Anggapan 3
BENAR (tulangan terpasang akan menghasilkan penulangn
liat/ ductile)
5. kemampuan nominal balok dapat dihitung melalui
persamaan
Mn = 0,85 . fc’ . b. a. (d– ½.a) Mu = φ .Mn
PROSEDUR ANALISIS (getas)
1. menetapkan nilai β1 = 0,85 untuk fc’ ≤ 30 MPa atau
β1 = 0,85 – 0,05(fc’ – 30)/ 7 untuk fc’ ≥ 30 MPa dan
β1 ≥ 0,65
2. memasukkan d, fy dan β1 ke dalam persamaan
ab = β1. 600.d / (600 + fy)
3. Dengan Cc = Ts, dan Anggapan bahwa tulangan tarik
sudah leleh, a = Ast. fy/ (0,85. fc’.b)
4. Bandingkan a dengan ab, bila a > ab maka tulangan
terpasang akan menghasilkan penulangn getas, maka
langkah 3 di atas salah dan hitungan a diulang dengan
menganggap tulangan tarik tidak leleh
5. melalui persamaan keseimbangan gaya Cc = Ts maka a dihitung
ulang
a = Ast . fs / (0,85. fc’.b) dengan εs = 0,003.(d – c) / c
a = Ast . (Es. εs )/ (0,85. fc’.b) dengan Es= 200000 Mpa dan c = a/β1
a = Ast . 600. β1. (d – a/β1) / (a. 0,85. fc’.b)
= Ast . 600. (β1.d – a) / (a. 0,85. fc’.b)
(0,85. fc’.b).a2 + (Ast .600).a – (Ast .600.β1.d) = 0 a dapat dihitung
c = a/β1