Anda di halaman 1dari 28

STRUKTUR BETON

BALOK DAN PELAT


BESTYAFRIANDINI
PERANCANGAN DAN ANALISIS BALOK
• Fungsi balok : menyalurkan beban pelat ke
kolom yg kemudian tersalurkan ke podasi
• Balok, disamping memikul beban gravitasi
(beban mati dan beban hidup) juga memikul
beban lateral
• Dikatakan komponen balok (beam) apabila
nilai gaya-gaya internal berupa lentur, geser
maupun torsi/puntir jauh lebih dominan
dibandingkan gaya aksialnya
1. Prinsip Perancangan Balok
• balok tidak diketahui dimensi dan tulangannya
• balok sudah diketahui dimensinya tetapi belum
diketahui luasan tulangannya
• Prosedur perancangan dapat dilakukan dengan
cara seperti berikut :
1) mengasumsikan lebih dahulu dimensi balok
kemudian, setelah itu dimensi dibandingkan dengan
hasil hitungan kebutuhan optimumnya
2) mengabaikan pengaruh berat sendiri balok, setelah
diketahui kebutuhan dimensi baloknya kemudian
dihitung ulang gaya-gaya internal balok (momen dan
gaya geser) dengan melibatkan pengaruh berat
sendiri balok tersebut.
• Ada tiga kemungkinan yang terjadi oleh perimbangan
gaya internal antara bahan beton dan baja tulangan
sebagai berikut:
1). ductile reinforcement/underreinforced design
Bila kemampuan baja lebih lemah dari betonnya maka
oleh beban ultimit baja rusak/ leleh lebih dahulu

2). balance
Kondisi berimbang merupakan kondisi yang ideal, yaitu
baja tarik meleleh bersamaan dengan rusaknya beton
(jarang terjadi karena ketidakpastian mutu beton dan
tulangan di lapangan)
3).overreinforced design
Pemasangan tulangan berlebihan dapat
menjadikan balok berperilaku getas. Karena
baja sangat kuat menahan tarik sehingga
beton tekan akan mengalami kerusakan lebih
dahulu. (harus dihindari)
• memperlihatkan hubungan antara penambahan
tulangan tarik dengan kemampuan balok
menahan momen. Dalam daerah perancangan
penulangan liat ( luas tulangan 0% s/d 100%
balans) dapat dilihat bahwa penambahan luasan
tulangan tarik akan memberikan peningkatan
kemampuan momen yang berarti dan hampir
linear, tidak demikian halnya pada daerah
penulangan getas (luasan > 100% balans). Analisis
suatu tampang dikatakan getas/ brittle bila
luasan tulangan yang dipasang benar-benar
menunjukkan lebih besar daripada luasan
seimbangnya (> 100% balance).
Satuan yg Digunakan
• Panjang
– Bentang : m (meter)
– Dimensi elemen : mm (milimeter)
• Gaya, Beban
– N (newton) ; kN/m2
– kN (kilo-newton) ; kN/m’
– 1 kg = 1 x 9.81 = 9.81 N
– 1 ton = 103 x 9.81 = 9.81 x 103 N = 9.81 kN
• Tegangan
MPa (1 MPa = 1 N/mm2)

• Berat Jenis
kN/m3
SNI BETON 2002
• FAKTOR REDUKSI KEKUATAN (SNI-2002 Pasal
11.3)(ϕ)
– Lentur, tanpa beban aksial 0,8
– Beban aksial dan beban aksial lentur
• Dominan tarik 0,8
• Dominan tekan 0,7
– geser & torsi 0,75
– Tumpuan pd beton 0,65
– Daerah pengangkuran pasca tarik 0,85
– Lentur tanpa beban aksial pd komponen struktur
pratarik 0,75
Distribusi Tegangan Tekan Ekuivalen
• Hubungan antara tegangan dan regangan tekan beton
dapat dihitung berdasarkan kurva pengujian tegangan-
regangan, atau dapat diasumsikan berbentuk persegi
empat, trapesium, parabola atau bentuk lain yang
dapat merepresentasikan kuat lentur dari penampang.
• Guna penyederhanaan dalam analisis maupun disain
penampang beton, maka dalam SNI-2002, diijinkan
untuk menggunakan distribusi blok tegangan ekuivalen
berbentuk empat persegi panjang untuk perhitungan
kuat lentur nominal.
• Model blok tegangan tersebut sering juga dikenal
sebagai Blok Tegangan Whitney, yang pertama kali
diperkenalkan dalam jurnal ACI di tahun 1937.
Distribusi Tegangan Tekan Ekuivalen
Blok tegangan tersebut didefinisikan sebagai berikut :
• tegangan tekan merata sebesar 0,85f /c diasumsikan
terdistribusi merata pada daerah tekan ekuivalen yang
dibatasi oleh tepi penampang dan suatu garis lurus yang
sejajar sumbu netral sejarak a = b1c dari serat beton yang
mengalami regangan tekan maksimum
• Jarak c dari serat dengan regangan tekan maksimum ke
sumbu netral harus diukur tegak lurus sumbu tersebut
• Faktor b1 dapat dihitung sebagai berikut :
– untuk kuat tekan beton, f /c < 30 Mpa b1 = 0,85
– untuk 30 MPa < f /c < 56 MPa β1 = 0,85 – 0,05(fc’ – 30)/ 7

– Untuk f /c lebih dari 56 Mpa b1 = 0,65


Distribusi Tegangan Tekan Ekuivalen
PERANCANGAN BALOK
TULANGAN TUNGGAL

Gaya tekan Beton (Cc) = Gaya tarik Baja (Ts)


(dalam keadaan seimbang)
fs=fy
Cc = Ts
Cc = 0,85 . f’c . ab . B
Ts = As . fs = As .fy
; cb = 0,003.d / (0,003 + εs) bila εs = . fy/Es
;dengan Es = 200000 MPa. maka cb = 600.d / (600 + fy)

ab = β1 . cb
; bervariasi misalnya β1 = 0,85 untuk f‘c ≤ 30 MPa
ab = β1.600.d / (600 + fy)
; agar penulangan liat
maka digunakan a = 0,75. ab =β1. 450.d / (600 + fy), a
merupakan fungsi dari d (β1 dan fy diketahui)

Cc = 0,85 . f’c . b. a dan


Mn = Ts (d – ½.a) = Cc (d – ½.a) = 0,85 . f’c . b. a. (d – ½.a)
PROSEDUR PERANCANGAN
1. Menetapkan β1
2. Masukan fy dan β1 ke dalam cb dihasilkan a
fungsi d
3. masukan a ke dalam persamaan Mn didapat
Mn fungsi b dan d
4. Mn = Mu/ϕ
5. Menetapkan b dalam persamaan 4 dan
didapatkan persamaa kuadrat dalam d,
sehingga d dapat dihitung
6. Menetapkan h=d+selimut beton (biasanya
diasumsikan 50-60 mm) Bila berat sendiri balok sudah
dimasukkan dalam perhitungan momen terfaktor (Mn) maka
pembulatan tidak perlu terlalu besar (misal sekitar 5%), bila berat sendiri
belum dimasukkan maka pembulatan sekitar 20% disarankan.

7. Hitung Mn terbaru (dg memasukan berat


sendiri balok,bila berat sendiri blm termasuk)
8. Memasukan Mn baru ke langkah 2 untuk
mendapat nilai a dan d terakhir yg didapat
9. Hitung Ast dengan a terbaru
10.Kontrol Ast trhdp Ast min
Soal Perancangan
• Balok memikul momen positif terfaktor oleh
beban gravitasi sebesar 200 kNm. Berat
sendiri balok sudah termasuk di dalam
hitungan momen terfaktor itu. Bila kuat tekan
beton karakteristik fc’ = 40 MPa dan tegangan
leleh baja fy = 400 MPa, hitunglah dimensi
dan penulangan balok bertulangan tunggal ??
ANALISIS BALOK
TULANGAN TUNGGAL

• Prinsip Analisis
– a<ab = tulangan ductile / liat / under reinforced
– a>ab = tulangan britle / getas / over reinforced
PROSEDUR ANALISIS (liat)
1. menetapkan nilai β1
β1 = 0,85 untuk fc’ ≤ 30 MPa atau β1 = 0,85 – 0,05(fc’ – 30)/ 7 untuk fc’
≥ 30 MPa dan β1 ≥ 0,65
2. memasukkan d, fy dan β1 ke dalam persamaan
ab = β1. 600.d / (600 + fy)
3. Dengan Cc = Ts, dan Anggapan bahwa tulangan tarik sudah
leleh  a = Ast. fy/ (0,85. fc’.b)
4. Bandingkan a dengan ab, bila a < ab maka Anggapan 3
BENAR (tulangan terpasang akan menghasilkan penulangn
liat/ ductile)
5. kemampuan nominal balok dapat dihitung melalui
persamaan
Mn = 0,85 . fc’ . b. a. (d– ½.a) Mu = φ .Mn
PROSEDUR ANALISIS (getas)
1. menetapkan nilai β1 = 0,85 untuk fc’ ≤ 30 MPa atau
β1 = 0,85 – 0,05(fc’ – 30)/ 7 untuk fc’ ≥ 30 MPa dan
β1 ≥ 0,65
2. memasukkan d, fy dan β1 ke dalam persamaan
ab = β1. 600.d / (600 + fy)
3. Dengan Cc = Ts, dan Anggapan bahwa tulangan tarik
sudah leleh, a = Ast. fy/ (0,85. fc’.b)
4. Bandingkan a dengan ab, bila a > ab maka tulangan
terpasang akan menghasilkan penulangn getas, maka
langkah 3 di atas salah dan hitungan a diulang dengan
menganggap tulangan tarik tidak leleh
5. melalui persamaan keseimbangan gaya Cc = Ts maka a dihitung
ulang
a = Ast . fs / (0,85. fc’.b) dengan εs = 0,003.(d – c) / c
a = Ast . (Es. εs )/ (0,85. fc’.b) dengan Es= 200000 Mpa dan c = a/β1
a = Ast . 600. β1. (d – a/β1) / (a. 0,85. fc’.b)
= Ast . 600. (β1.d – a) / (a. 0,85. fc’.b)
(0,85. fc’.b).a2 + (Ast .600).a – (Ast .600.β1.d) = 0 a dapat dihitung
c = a/β1

6. kontrol regangan baja tarik εs = 0,003.(d – c) / c < εy = fy/Es


anggapan langkah 4 BENAR (tulangan tarik belum leleh)
7. Mu = φ . Mn
Mu = φ 0,85 . f’c . b. a. (d– ½.a)
CONTOH SOAL 1
• Balok berukuran b = 200mm dan h = 450mm.
Bila kuat tekan beton karakteristik fc’ = 40
MPa dan tegangan leleh baja fy = 400 MPa,
hitunglah kemampuan balok terfaktor bila
luasan baja tulangan terpasang 5D25 mm2
CONTOH SOAL 2
• Balok berukuran b = 200mm dan h = 450mm.
Bila kuat tekan beton karakteristik fc’ = 40
MPa dan tegangan leleh baja fy = 400 MPa,
hitunglah kemampuan balok terfaktor bila
luasan baja tulangan terpasang 10D25 mm2
PERANCANGAN BALOK
TULANGAN RANGKAP
• Sebagai contoh, balok berukuran 200/400 mm2 dengan kualitas
beton fc’ = 20 MPa dan baja fy = 400 MPa, diberi tulangan tarik
sebanyak 50% dari tulangan berimbangnya, akan memiliki
kemampuan Momen nominal sekitar 100 kNm, namun bila
padanya ditambahkan tulangan tekan sebesar 25% dari tulangan
berimbangnya maka kemampuan balok bertambah menjadi 110
kNm (sekitar 10%), tetapi bila tulangan tunggalnya sudah
mencapai 75% dari tulangan berimbangnya dan pada daerah
tekan diberi tulangan sebanyak 37,5% dari tulangan berimbangnya
maka peningkatan momen itu dari 135 kNm menjadi 160 kNm
(18%). Dengan demikian perancangan sebaiknya diupayakan agar
balok itu diberi tulangan tunggal yang memiliki kemampuan sedikit
di bawah kemampuan berimbangnya, sedang kekurangannya baru
di bebankan kepada kopel tulangan tarik dan tekan tambahan.
PROSEDUR PERANCANGAN
1. menetapkan β1
2. memasukkan f y dan β1 ke dalam persamaan
cb = 600.d / (600 + fy)  ab = β1.cb
cb = β1 .600.d / (600 + fy)  a = 0,75. ab = β1 . 450.d / (600 + fy), a fungsi d
3. memasukkan a ke dalam persamaan Mn = 0,85 . f’c . b. a. (d – ½.a) sehingga Mn
merupakan fungsi b dan d
4. menyamakan Mn dengan Mu /φ
5. menetapkan nilai lebar balok b dalam persamaan 4) di atas akan
didapatkan persamaan kuadrat dalam d, sehingga d dapat dihitung.
6. menetapkan tinggi total balok h = d + penutup beton (biasanya antara 50 s/d 60
mm) dan nilai h ini dibulatkan ke bawah.
7. bila berat sendiri balok belum termasuk dalam momen terfaktor, hitunglah
momen terfaktor baru dengan memasukkan berat sendiri balok.
8. memasukkan momen terfaktor baru ke dalam langkah 2) untuk mendapatkan
nilai a baru dengan memasukkan nilai d terakhir yg didapat.
9. Menghitung kemampuan balok dengan luasan 75% luasan
berimbangnya melalui persamaan M1 = 0,85 . f’c . b. a. (d – ½.a) dengan
a = 0,75. ab.
10. Luas tulangan untuk mendukung M1 ini dapat dihitung dengan rumus
A1 = 0,85.fc’.a.b / fy
11. Selisih momen M2 = (Mu /φ ) – M1 dipikul oleh kopel luasan
tarik dan tekan tambahan melalui persamaan berikut :
A2=A’= M2 / { fy.(d-d’)} , menganggap regangan tekan > regangan leleh
12. A tarik total = A1 + A2 dan tulangan tekan A’
13. Kontrol luas tulangan yang didapat terhadap luasan minimum :

pilih nilai terbesarnya


SOAL
• Balok di atas dua tumpuan sederhana dengan
bentang L = 6m dibebani oleh beban mati 12
kN/m’ (di luar beban berat sendiri). Beban
hidup 12 kN/m’ dan beban hidup terpusat 54
kN di tengah bentang. Mutu bahan yang
direncanakan seperti berikut ini : fc’ = 30
MPa, fy = 400 MPa. Tentukan ukuran balok
agar didapat tulangan rangkap bila diameter
tulangan yang disediakan 25mm !!!.

Anda mungkin juga menyukai