Anda di halaman 1dari 14

BAB I.

PENGENALAN STRUKTUR KOLOM BETON

I.1. PENDAHULUAN

Kolom adalah komponen struktur vertikal yang menerima dan menyalurkan gaya
tekan axial bersamaan atau tidak dengan gaya momen.
Dikarenakan resiko keruntuhan kolom lebih berbahaya dibanding struktur lantai,
baik pelat atau balok, karena kolom lebih banyak memikul bagian struktur
dibanding balok sehingga bila kolom runtuh akan lebih banyak bagian dari
bangunan yang hancur dibanding bila balok yang runtuh. Oleh karena itu dalam
mendesain kolom harus mengandung dasar filosofi perencanaan kolom yaitu
strong column weak beam.

I.2. JENIS KOLOM

Kolom dari karakteristik/sifat-sifat property, pembebanan dan lainnya dapat


dikatagorikan sebagai berikut

- Kolom tekan pendek, seperti pedestal, umumnya beban aksial yang


besar dan momen yang kecil atau diabaikan, kolom tipe ini bisa didesain
tanpa tulangan walaupun penulangan hanya tulangan minimum.
- Kolom pendek, struktur yang kokoh dengan flesibilitas yang kecil
- Kolom langsing/panjang, dengan bertambahnya rasio kelangsingan,
deformasi lentur bertambah. Apabila kolom langsing menerima momen,
sumbu kolom akan berdefleksi secara lateral, akibatnya akan ada beban
tambahan yaitu beban kolom dikalikan defleksi lateral, hal ini disebut
momen sekunder, atau momen P.
- Kolom sengkang persegi, kolom dimana tulangan longitudalnya diikat
oleh tulangan sengkang berbentuk persegi, tulangan sengkang mencegah
tulangan longitudinal bergerak saat konstruksi dan mencegah tul
longitudinal menekuk kearah luar pada saat menerima beban.
- Kolom sengkang spiral, kolom dengan tulangan sengkang melingkar.
- Kolom komposit, kolom yang diberi tulangan longitudinal dengan profil
baja struktur.
Gambar 1.1 Jenis kolom.

I.3 PERILAKU KOLOM SENGKANG PERSEGI DAN SPIRAL

Tulangan sengkang pada kolom berfungsi mencegah tulangan longitudinal


menekuk keluar dan menahan ekpansi lateral beton inti akibat menerima beban
aksial.

Pada kolom sengkang persegi, tulangan sengkang mempunyai jarak tertentu


yang berarti juga merupakan jarak sokongan tulangan longitudinal, apabila kolom
persegi diberi beban aksial sampai runtuh, mula-mula beton pembungkus (beton
diluar tulangan sengkang) akan pecah (gompal) dan setelah itu tulangan
longitudinal akan menekuk keluar karena beton pembungkus (yang berfungsi
sebagai sokongan lateral) sudah hancur, tulangan sengkang juga akan bengkok
keluar karena beton mengalami ekpansi keluar akibat beban aksial, yang pada
akhirnya akan menyebabkan kolom runtuh, kejadian ini seringkali terjadi tiba-tiba
pada struktur kolom persegi.

Sedangkan apabila kolom spiral dibebani aksial sampai runtuh, perilaku


keruntuhan berbeda dengan kolom persegi dan relatif lebih baik. Ketika beton
pembungkus mulai pecah (gompal), kolom tidak runtuh tiba-tiba, karena kekuatan
beton inti masih bisa memberikan kontribusi menahan beban akibat sokongan
tulangan spiral (seperti pada gambar 1.3), yang selanjutnya kolom akan
berdeformasi lebih lanjut sampai tulangan longitudinal leleh dan kolom runtuh.
Gompal pada pembungkus beton sebagai peringatan akan terjadi keruntuhan
kolom apabila beban terus bertambah, walaupun beton inti masih dapat sedikit
memikul beban lagi sampi akhirnya runtuh. Hal ini menjadikan kolom spiral lebih
daktail (runtuh bertahap) dibanding kolom persegi.

Gambar 1.2 keruntuhan kolom persegi dan spiral


Gambar 1.3 Kontribusi tulangan spiral pada beton

Perilaku keruntuhan pada kolom persegi dan spiral diatas digambarkan pada
diagram beban-lendutan akibat aksial, pada mulannya, kedua kurva sama, ketika
beban terus meningkat sampai maksimum, kolom persegi akan runtuh tiba-tiba
dan kolom spiral akan mengalami keruntuhan bertahap.
Kekuatan selimut beton adalah

'
P 0.85 f ( A A ) (1.1)
s c g c

dimana Ag Luas penampang beton, Ac Luas beton inti

Kekuatan tulangan spiral adalah

Ts 2 s A c f (1.2)
y

dimana s persentasi tulangan spiral

Persentase tulangan spiral minimum adalah (ACI 10-6)

A f'
g c
s 0.45 1 (1.3)
Ac f y
Tulangan sengkang spiral yang dibutuhkan adalah

s 4a D d ( 1.4 )
s c b

sD2
s
dimana Dc diameter dari inti diameter luar spiral, as luas
penampang
tulangan spiral db diameter tulangan spiral
dan

Gambar 1.4 Sengkang spiral

I.4. FAKTOR KEAMANAN UNTUK KOLOM

Nilai faktor keamanan untuk mendesain kolom jauh lebih kecil dibanding nilai
faktor keamanan untuk balok lentur dan geser, dimana untuk balok adalah 0.9
untuk lentur dan 0.85 untuk geser, sedangkan faktor keamanan untuk kolom
sengkang persegi adalah 0.70 dan kolom sengkang spiral adalah 0.75.

Perbedaan Nilai factor keamanan ini, seperti diterang pada paragraph


sebelumnya, intinya adalah kehancuran kolom lebih berbahaya terhadap
bangunan dibanding kehancuran balok dan juga kuat tekan beton pada saat uji
kuat tekan laboratorium sangat mungkin berbeda dengan aktual konstruksi .
Nilai factor keamanan untuk kolom spiral lebih besar dibanding kolom persegi
karena kolom spiral lebih daktail dibanding kolom persegi.

Pada paragrap diatas, dijelaskan mengenai faktor reduksi kekuatan untuk


struktur kolom (aksial tekan dengan atau tanpa lentur), untuk lebih lebih jelas kita
bandingkan dengan reduksi faktor kekuatan dengan komponen struktur lainnya,
faktor reduksi kekuatan juga disajikan mengacu kepada SNI 03-2847-2002 (11.3)
sebagai berikut,

Tabel 1.1
SNI ACI Tipe Pembebanan
0.8 0.9 lentur tanpa beban aksial pada beton bertulang
0.8 0.9 arik aksial dengan atau tanpa lentur

0.7 0.75 Aksial tekan dengan atau tanpa lentur


untuk tulangan spiral
0.65 0.75 Aksial tekan dengan atau tanpa lentur
untuk struktur beton lainnya ( dalam hal
ini termasuk kolom tulangan persegi)

0.75 0.85 geser dan torsi

Perlu direview juga mengenai kuat perlu dari struktur apabila dibebani berbagai
macam jenis beban, dimana beban yang bekerja pada struktur bangunan
dikalikan faktor beban, yaitu,

1. Kuat perlu untuk beban mati

U = 1.4 D SNI (11.2) (1.5)

2. Kuat perlu untuk beban mati, beban hidup L, beban atap A atau beban Hujan
R

U = 1.2 D + 1.6 L + 0.5 ( A atau R) SNI (11.2) (1.6)


U = 1.4 D + 1.7 L (ACI-9.1) (1.6a)
3. Apabila beban angin W harus diperhitungkan

U = 1.2 D + 1.0 L 1.6 W + 0.5 ( A atau R) SNI (11.2) (1.7)


U = 0.75 (1.4 D + 1.7 L + 1.7 W ) (ACI-9.2) (1.7a)

4. Apabila beban hidup L dikosongkan untuk mendapatkan kondisi yang


berbahaya,

U = 0.9 D 1.6 W SNI (11.2) (1.8)


U = 0.9 D + 1.6 W (ACI-9.2) (1.8a)

Nilai faktor W dapat dikurangi menjadi 1.3 apabila telah dimasukan faktor angin.
Setiap pembebanan D, L dan W tidak boleh kurang dari No. 2

5. Ketahan struktur terhadap gempa E


U = 1.2 D + 1.0 L 1.0 E SNI (11.2) (1.9)
U = 0.75 (1.4 D + 1.7 L + 1.7 E ) (ACI-9.2) (1.9a)

I.5 KAPASITAS MAKSIMUM BEBAN AKSIAL PADA KOLOM

Apabila kolom di beri beban aksial konsentrik, regangan longitudinal akan terjadi
akibat beban aksial tersebut baik pada beton ataupun baja tulangan. Hal ini
terjadi karena beton dan baja sudah terikat jadi kesatuan, kondisi diatas dapat
diterangkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 1.5 Kurva Gaya-Regangan

Tegangan yang terjadi pada kolom terdiri dari tegangan beton dan baja. Dimana
total beban yang terjadi (Po) adalah penjumlahan dari gaya yang terjadi pada
beton dan baja. Pc = fc Ac dan Ps = fy As. Beton akan hancur apabila beban
aksial mencapai beban maksimum, kapasitas maksimum teoritis kolom dapat
menerima beban adalah

'
P 0.85 f ( A A ) fy.A (1.10)
o c g st st

Apabila momen yang terjadi sangat kecil atau diabaikan, sehingga kondisi
batas eksentrisitas e lebih kecil dari 0.1h untuk kolom persegi dan 0.05 h
untuk kolom spiral maka , kuat tekan rencana kolom tidak boleh melebihi
dari (SNI.12.3-5),
Untuk kolom sengkang spiral

P (max) 0.85 0.85 f ' A A f A


n c g st y st (1.10)

Untuk kolom sengkang persegi

P (max) 0.80 0.85 f ' A A f A


n c g st y st (1.11)

Apabila faktor reduksi kekuatan beton tekan (SNI 11.3-2) dimasukan kedalam
persamaan kuat tekan rencana diatas, maka persamaan menjadi,

SNI 12.3-5
Untuk kolom sengkang spiral ( =0.7)
P (max) 0.85 0.85 f ' A A f A
n c g st y st
P (max) 0.85x0.7 0.85 f A A f A
'

n c g st y st

P (max) 0.56 0.85 f ' A A f A (1.12)


n c g st y st

Untuk kolom sengkang persegi ( =0.65)


P (max) 0.80 0.85 f ' A A f A
n c g st y st
P (max) 0.80x0.65 0.85 f ' A A f A
n c g st y st

P (max) 0.52 0.85 f ' A A f A


n c g st y st (1.13)
ACI 10.3.5

Untuk kolom sengkang spiral ( =0.75)


P (max) 0.85 0.85 f ' A A f A
n c g st y st
P (max) 0.85x0.75 0.85 f ' A A f A
n c g st y st

P (max) 0.6375 0.85 f ' A A f A (1.14)


n c g st y st

Untuk kolom sengkang persegi ( =0.7)


P (max) 0.8 0.85 f ' A A f A
n c g st y st
P (max) 0.8x0.7 0.85 f ' A A f A
n c g st y st
P (max) 0.56 0.85 f A A f A
'
(1.15)

n c g st y st

1.6 PERSYARATAN PERATURAN UNTUK KOLOM.

Persentase tulangan minimum longitudinal tidak boleh kurang dari 1%


dari luas bruto penampang kolom.
Persentase tulangan maksimum longitudinal tidak boleh melebihi 8%
dari luas bruto penampang kolom.
Jumlah minimum tulangan longitudinal yang diizinkan untuk batang
tekan adalah 4 untuk kolom sengkang persegi, 3 untuk sengkang segi
tiga dan 6 untuk tulangan sengkang spiral.
Kolom sengkang persegi, diameter sengkang tidak boleh lebih kecil
dari #3 (0.375 in) untuk tulangan longitudinal #10 (1.27 in) atau lebih
kecil dan minimum sengkang #4 (0.5 in) untuk tul longitudinal lebih
besar #10. Untuk satuan SI, tidak boleh kurang dari D10 untuk tul
longitudinal D32 atau lebih kecil dan minimum D13 untuk tul
longitudinal lebih besar dari D32.
Jarak sengkang /spasi, tidak boleh melebihi 16 kali diameter
longitudinal, 48 kali diameter sengkang atau dimensi lateral terkecil
dari kolom. Jarak tulangan longitudinal, tidak boleh melebihi dari 6 inc.
Jarak sengkang sprial kolom tidak boleh kurang dari 1 in dan tidak
boleh melebihi dari 3 in. Apabila sambungan diperlukan pada
sengkang spiral, sambungan harus di las, atau dengn lapping
tulangan dengan kawat sepanjang 48 kali diameter sengkang atau 12
in.

1.7 Contoh Kasus.


1.7.1 Kolom Persegi

Diketahui beban aksial yang bekerja pada kolom PD dan PL


dengan rencana rasio tulangan longitudinal adalah 2%
Hitung kuat tekan rencana dan luas tulangan longitudinal (metode ACI)

I BEBAN B EKERJA
PD = 160kips Axial dead load
PL = 150kips Axial live load h
h
II. MATERIAL PROPERTIES

Concrete data
f'c = 4,000 psi = 4 ksi
fy = 60,000 psi = 60 ksi
0.7 faktor reduksi kolom persegi
=
t = 0.02

III. CALCULATION

1Rencanakan Pembebanan (kombinasi beban bekerja)


Pu = 1.4xPD + 1.7 Ll
= 479kips
2Hitung Kapasitas Beban Aksial

Pn = 0.8 [0.85 f"c (Ag-Ast) + fy Ast ]


0.8 f'c (Agr-0.02Ag) + fy0.02Ag]
479 = 0.8x 0.7 x[0.85 x4 x [Agr- 0.02Agr]+60x.0.02Agr]
479 = 2.538 Agr
Agr = 189 in
b = 13.73816704in
b = 14in
h = 14in
2
Agr = 196in
3Hitung rencana kuat tekan dan tulangan

Pn = 0.8 [0.85 f"c (Ag-Ast) + fy Ast ]


479 = 0.8x 0.7 x[0.85 x4 x [196- Ast]+60x.Ast]
479 = 373.184 + 31.70 Ast
2
Ast = 3.34 in

pilih
6 No 5.00
2
Ast = 3.75 in
rasio tulangan longitudinal menjadi
t = 0.0191
min = 0.0010 OK

1.7.2 Kolom Bulat

Diketahui beban aksial yang bekerja pada kolom PD dan PL


dengan rencana rasio tulangan longitudinal adalah 2%
Hitung kuat tekan rencana dan luas tulangan longitudinal (metode

SNI) I BEBAN B EKERJA


PD = 250kN Axial dead load
PL = 230kN Axial live load
D
II MATERIAL
PROPERTIES

Concrete
f'c = data 30 Mpa = 300 kg/cm2
fy = 400 psi = 4,000
= 0.7 kg/cm2 faktor reduksi kolom
t = 0.02
bulat
p = 5

cm selimut beton D

III CALCULATION

1Rencanakan Pembebanan (kombinasi beban bekerja)


Pu = 1.4xPD+ 1.7 PL
741kN
74,100 kg
2Hitung Kapasitas Beban Aksial

Pn = 0.85 [0.85 f"c (Ag-Ast) + fy Ast ]


0.85 f'c (Agr-0.02Ag) + fy0.02Ag]
74100 = 0.85x 0.7 x[0.85 x300 x [Agr- 0.02Agr]+4000x.0.02Agr]
74100 = 196.291 Agr
2
Agr = 378 cm
D = 21.92373393cm
D = 22cm
Agr = 380.1327111 cm2 (1/4*3.14*D^2)

3Hitung tulangan longitudinal dan rencanakan tulangan

Pn = 0.85 [0.85 f"c (Ag-Ast) + fy Ast ]


74100 = 0.85x 0.7 x[0.85 x300 x [380.132711084365- Ast]+4000x.Ast]
74100 = 57,675.636 + 2,088.28 Ast
Ast = 7.87 cm2

pilih
6D 16.00
Ast = 1,206.37 mm2
Ast = 12.06 cm2
rasio tulangan longitudinal
menjadi
t = 0.0317
min = 0.0010 OK

Anda mungkin juga menyukai