Anda di halaman 1dari 23

Struktur Beton

Konsep Dasar Desain dan


Analisis Struktur Beton
Bertulang
Per temuan #2
Edy Purwanto
Materi

01 Aksi komposit baja dan beton

Konsep/Prosedur desain dan


02 analisis struktur beton bertulang
Aksi Komposit Baja dan Beton

❑Beton (Kuat tekan tinggi) Gaya


Dalam

❑Tulangan Baja (Kuat tarik tinggi) Lentur Geser Aksial Torsi

Gambar 1. Balok yang mengalami lentur dan penampang balok beton bertulang
2. Konsep Perancangan

• Struktur yang di desain harus memenuhi kriteria


1)Kuat dalam menahan beban yang direncanakan
2)Memenuhi persyaratan kemampuan layanan
3)Memilikki durabilitas yang tinggi
4)Kesesuaian dengan lingkungan sekitar
5)Ekonomis
6)Mudah perawatannya
Metode Perancangan Struktur
Beton Bertulang
METODE PERENCANAAN

Metode tegangan kerja/tegangan izin/desain garis lurus/wsd(1900-1960)


≤
 =Tegangan yang timbul yang dihitung secara elastis
 =Tegangan yang diijinkan, sebagai prosentase dari fc’ beton dan
fy baja tulangan
Metode kekuatan-ultimit (>1960) → desain kekuatan
Kekuatan yang ada (tersedia) > kekuatan yang diperlukan untuk memikul
beban berfaktor
Catatan :
1. Kekuatan yang ada dihitung berdasarkan aturan dan pemisalan atas
Perilaku yang ditetapkan menurut peraturan
2. Kekuatan yang diperlukan ditetapkan dengan jalan menganalisis struktur
terhadap beban berfaktor
Provisi Keamanan

Faktor beban : memperhitungkan kemungkinan terjadinya pelampauan beban dalam


struktur. (U)
Faktor reduksi kekuatan : memperhitungkan kemungkinan kurangnya mutu bahan
dilapangan. (Φ)
Dengan memperhatikan faktor beban dan faktor reduksi kekuatan, besarnya
Keamanan struktur (safety factor) dinyatakan sebagai berikut :

U1D + U2 L 1
SF =
(D + L) 
Tabel 1. Kombinasi beban (SNI 03-2847-2019 Tabel 5.3.1 hal 84)
Keterangan :
D = beban mati
L = beban hidup
Lr = beban hidup tereduksi
R = beban air hujan
W = beban angina
E = beban gempa
Kombinasi beban gempa

• Kombinasi beban D, L dan E diatur lebih lanjut di SNI 1726:2012 Pasal 7.4 untuk
kombinasi beban mati nominal, beban hidup nominal dan gempa nominal, sbb :
1. (1,2+0,2 Sds) DL+1 LL ± 0,3 Þ Ex ± 1,0 Þ Ey
2. (1,2+0,2 Sds) DL+1 LL ± 1,0 Þ Ex ± 0,3 Þ Ey
3. (0.9 - 0,2 Sds) DL ± 0,3 Þ Ex ± 1,0 Þ Ey
4. (0,9 - 0,2 Sds) DL ± 1,0 Þ Ex ± 0,3 Þ Ey

Þ = rho = factor redundansi = 1,0 atau 1,3 (SNI 1726 : 2012 Pasal 7.3.41 dan 7.3.4.2
Faktor Reduksi Kekuatan (Ø)
Fungsi faktor reduksi kekuatan ϕ
adalah: Tabel 21.2.1 – Faktor reduksi kekuatan (Ø), SNI 2847-2019 hal 469
(1) untuk memperkirakan
kemungkinan kekuatan
penampang tidak mencukupi
(under-strength) karena
perbedaan dimensi dan kekuatan
material;
(2) Untuk memperkirakan
ketidaktepatan pada tahap
perancangan;
(3) untuk merefleksikan ketersediaan
daktilitas dan tingkat keandalan
yang diperlukan komponen
struktur relatif terhadap beban;
(4) Untuk menyatakan seberapa
penting komponen strktur
terhadap keseluruhan struktur
(MacGregor 1976; Winter 1979).
Faktor Reduksi Kekuatan (Ø)
No Kondisi Gaya Faktor Reduksi (Ø)
2002 2013
1 Lentur, tanpa beban aksial 0,80 0,9
2 Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur 0,80 0,9

3 Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur :

- Komponen struktur dengan tulangan spiral 0,70 0,75

- Komponen struktur lainnya 0,65 0,65


4 Geser dan Torsi 0,75 0,75
5 Geser pada komponen struktur penahan gempa 0,55

6 Geser pada hubungan balok kolom pd balok perangkai 0,80

7 Tumpuan beton kecuali daerah pengangkuran pasca tarik 0,65

8 Daerah pengangkuran pasca tarik 0,85


9 Lentur tanpa beban aksial pd struktur pratarik 0,75

10 Lentur, tekan, geser dan tumpu pada beton polos struktural 0,55
Faktor Reduksi Kekuatan (SNI 2847-2013) Pasal 9.3

• Penampang terkendali tarik.................................................................................. 0,90


Penampang dinamakan terkendali tarik jika regangan netto pada baja tarik terjauh dari serat tekan
terluar, sama dengan atau lebih besar dari 0,005 pada saat serat tekan terluar beton mencapai batas
regangannya yang diasumsikan = 0,003.
• Penampang terkendali tekan
Penampang dinamakan terkendali tekan jika regangan netto pada baja tarik terjauh dari serat tekan
terluar, sama dengan atau lebih kecil dari batas regangan terkendali tekan, pada saat serat tekan
terluar beton mencapai batas regangnnya ( yang diasumsikan = 0,003 )
Batas regangan terkendali tekan adalah regangan tarik netto pada baja tulangan pada kondisi
regangan seimbang, dimana untuk baja tulangan mutu 400MPa dan semua baja tulangan prategang,
dapat ditetapkan = 0,002
a. Komponen struktur dengan tulangan pengekang spiral……… 0,75
b. Komponen struktur dengan tulangan pengekang lainnya…… 0,65
Faktor Reduksi Kekuatan (Ø)
Peralihan Nilai (Ø)
Lentur Balok

Momen Lentur
(Mu)

Momen Nominal
(Mn)
Mu≤ (Ø)Mn
BALOK PERSEGI TULANGAN
TUNGGAL

Dari Gambar tersebut dapat ditulis:


C = 0,85 fc’a b C=T
T = As fy a = As fy/(0,85fc’b)

Mn = T (d-a/2) Atau Mn = C (d-a/2)


= As fy (d-a/2) = 0,85 fc’ab (d-a/2)

a = β1 c
β1 = 0,85 ,untuk 17 ≤ fc’ ≤ 28 M
β1 = 0.85 – ((fc’ – 28)/7)0.05 ,untuk fc’ >28 MPa
β1 = 0.65 (minimum)
Mu≤ (Ø)Mn
Batas Penulangan Lentur

• Perbandingan tulangan seimbang (balanced steel ratio)


Yaitu : balok yang tulangan tariknya secara teoritis akan mulai meleleh
pada saat beton tekannya mencapai regangan ultimit pada tingkat beban
yang sama
• Balok underreinforced
Yaitu : jika balok mempunyai lebih sedikit tulangan yang diperlukan dari
kondisi seimbang
• Balok overreinforced
Yaitu : jika balok mempunyai sedikit lebih banyak tulangan dari konsisi
seimbang
KEADAAN REGANGAN BERIMBANG ε’c = 0,003
0,85 fc’

εC’ = 0,003
Cb
Es = 200.000 MPa Cb
NA
under reinf.
balanced
d - Cb
over reinf.
Tb
Cb c ' 0,003 600 600 < εy
= = = ; Cb = d
d  c ' +  y 0,003 + fy 600 + fy 600 + fy εs = εy
Es
Cb = 0,85 fc' abb = 0,85 fc' 1Cbb
εs > εy
2

As
Tb = As. fy =  .b.d . fy ⎯
⎯→  =
b.d
Cb = Tb Bila ρ < ρb maka tulangan lemah (under reinf)
Dan dg memasukan harga Cb, maka : Bila ρ > ρb maka tulangan kuat (over reinf)
0,85 fc' 600 ρ min = 1,4 / fy ; ρ max < 0,75 ρb
b = 1 ( )
fy 600 + fy saran 0,5 ρb

19
Mulai

Diberikan : b, d, As,
fc’, fy’, Es =
200000MPa
As
=
bd

1,4
min =
fy

As terlalu kecil td ρ > ρmin ya


k

0,85 fc' 600


b = 1 ( )
fy 600 + fy β1= 0,85 ,untuk fc’ ≤ 28 MPa
β1= 0.85 – ((fc’ – 28)/7)0.05 ,untuk fc’ >30 MPa
β1= 0.65 (minimum)
A

20
A

tdk ya
ρ < 0,75 ρb

As. fy
Penampang a=
0,85 fc' b
diperbesar

Mn = As.Fy ( d – a /2 ) Mn > Mu / Ø

Selesai

Gambar 3. Bagan Alir Analisis Balok Persegi Bertulang Tunggal

21
Resume

Faktor Faktor Reduksi Momen Berfaktor Tulangan Lentur


Pembebanan Kekuatan (Mu) & Momen
Rancang (ØMn)
Selesai

Anda mungkin juga menyukai