Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

PROYEK : PERENCANAAN PERUMAHAN BAPAK HADY


LOKASI : DELI SERDANG
TAHUN : 2022
DESAIN OLEH : YOHANES SIBAGARIANG, ST., M.Sc
KONSEP DASAR PERENCANAAN STRUKTUR

A. Dasar - Dasar Peraturan Perencanaan


a. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK-SNI-T-
15-1991-03) dan revisi Januari 1993
b. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung - 1987

B. Mutu Bahan
a. Mutu Beton
- Dipakai mutu beton : K225
b. Tulangn
- Diameter >=13 mm : BJTD 39
- Diameter <=13 mm : BJTD 24
C. Penyelidikan Tanah
Perencanaan pondasi didasarkan atas hasil penyelidikan untuk mengetahui kondisi
lapisan tanah pendukung dan menentukan type pondasi yang tepat

D. Pembebanan
a. Beban Mati (DL)
- Berat sendiri dihitung
- Berat sendiri tambahan dihitung sesuai dengan peraturan pembebanan
b. Beban Hidup (LL)
- Beban hidup yang dipakai adalah sebagai berikut : Rumah type 36
c. Kombinasi Pembebanan
- Kombinasi I : 1.4 DL
- Kombinasi II : 1.2 DL + 1.6 LL

E. Analisa Struktur
a. Bangunan didealisasikan dengan analisa 3 dimensi dengan elemen struktur balok dan
dan kolom
b. Analisa struktur direncanakan terhadap beban vertikal berupa beban yang terbagi rata
dalam tiap- tiap lantai didistribusikan dalam balok-balok. Sedangkan beban merata dan
terpusat yang bekerja langsung pada balok diterima oleh balok
c. Analisa struktur memakai program bantu Structure Analysis Program
Analisa perhitungan pelat memakai koefisien seperti yang dinyatakan pada PBI '71

F. Deskripsi Bangunan
a. Nama Proyek : Perencanaan Perumahan Bapak Hadi
b. Lokasi : Deli Serdang

G. Type Struktur
Kolom : Konstruksi Beton Bertulang
Ring balok : Konstruksi Beton Bertulang
Sloof : Konstruksi Beton Bertulang
Pondasi : Pondasi Pasangan batu kali
DATA- DATA DESAIN

DATA TEKNIS
Kuat tekan beton, f'c = 19.30 MPa
Elastisitas beton Ec = 4700 Ö f'c = 20648 MPa
Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur tulangan Ø ≤13 fy = 240 MPa
tulangan D > 13 fy = 320 MPa

B. PEMBEBANAN
B.1 Beban Mati Pada Ring Balok
Berat rangka baja ringan = 6 kg/m
Berat atap spandeck = 15 kg/m
Beban hidup akibat hujan = 20 kg/m
Beban angin = 11 kg/m
Total DL = 52 kg/m

B.2 Beban Mati Batu Bata


Beban dinding batu bata t=3 m (DL) = 750.00 kg/m1

C. PEMODELAN STRUKTUR
C. Denah Struktur
PERHITUNGAN RING BALOK
A. DATA BALOK
BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, fc' = 19.30 MPa
Tegangan leleh baja (POLOS) untuk tulangan lentur, fy = 240 MPa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser, fy = 240 MPa

DIMENSI BALOK
Lebar balok b= 150 mm
Tinggi balok h= 200 mm
Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Ø = 10 mm
Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Ø = 8 mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 20 mm
MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA
+
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Mu = 1.970 kNm
Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Mu =-
1.900 kNm
Gaya geser rencana akibat beban terfaktor, Vu = 3.580 kN

B. PERHITUNGAN TULANGAN

Untuk : fc' ≤ 30 MPa, 1 = 0.85


Untuk : fc' > 30 MPa, 1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 30) / 7 = -
Faktor bentuk distribusi tegangan beton,  1 = 0.85
Rasio tulangan pada kondisi balance ,
b = 1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.0415
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * b * fy * [1 – ½ *0.75* b * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 5.7693
Faktor reduksi kekuatan lentur, = 0.80
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts +  + D/2 = 33.00 mm
Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = 2.40
Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns = 2 bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - ns * D - 2 * ds ) / ( ns - 1 ) = 64.00 mm
Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 = 35.00 mm
1. TULANGAN MOMEN POSITIF

Momen positif nominal rencana, Mn = Mu+ /  = 2.358 kNm


Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 40 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 160.00 mm
Faktor tahanan momen, R n = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 0.6413
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
 = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.00273

Rasio tulangan minimum, min =  fc' / ( 4 * fy ) = 0.00458

Rasio tulangan minimum, min = 1.4 / fy = 0.00583


Rasio tulangan yang digunakan,  = 0.00583
Luas tulangan yang diperlukan, As =  * b * d = 140 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / (  / 4 * D2 ) = 1.783
Digunakan tulangan, 4 D 10
Luas tulangan terpakai, As = n *  / 4 * D2 = 157 mm2
Jumlah baris tulangan, nb = n / ns = 1.00
nb < 3  (OK)
Baris Jumlah Jarak Juml. Jarak
ke ni yi ni * yi
1 2 33.00 66.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 2  [ ni * yi ] = 66
Letak titik berat tulangan,  d' =  [ ni * yi ] / n = 33.00 mm
33.00 < 40  perkiraan d' (OK)
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 167.00 mm
a = As * fy / ( 0.85 * fc' * b ) = 15.320 mm
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10-6 = 6.007 kNm

Tahanan momen balok,


+
 * Mn = 4.806 kNm
Syarat :  * Mn ≥ Mu
4.806 > 1.970  AMAN (OK)
2. TULANGAN MOMEN NEGATIF

Momen negatif nominal rencana, Mn = M u- /  = 2.211 kNm


Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 40 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 160.00mm
Faktor tahanan momen, R n = Mn * 106 /(b* d2 )= 0.6185
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
 = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.00263
Rasio tulangan minimum, min =  fc' / ( 4 * fy ) = 0.00458
Rasio tulangan minimum,  min = 1.4 / fy = 0.00583
Rasio tulangan yang digunakan,  = 0.00583
Luas tulangan yang diperlukan, As =  * b * d = 140 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / (  / 4 * D2 ) = 1.783
Digunakan tulangan, 4 D 10
Luas tulangan terpakai, As = n *  / 4 * D =
2
157 mm2
Jumlah baris tulangan, nb = n / ns = 1.00
nb < 3  (OK)

Baris Jumlah Jarak Juml. Jarak


ke ni yi ni * yi
1 2 33.00 66.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 2  [ ni * yi ] = 66
Letak titik berat tulangan,  d' =  [ ni * yi ] / n = 33.00 mm
33.00 < 40  perkiraan d' (OK)
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 167.0 mm
a = As * fy / ( 0.85 * fc' * b ) = 15.320 mm
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10-6 = 6.007 kNm
Tahanan momen balok,  * Mn = 4.806 kNm
Syarat :  * Mn ≥ Mu -

4.806 > 1.900  AMAN (OK)


3. TULANGAN GESER

Gaya geser ultimit rencana, Vu = 3.580 kN


Faktor reduksi kekuatan geser, = 0.60
Tegangan leleh tulangan geser, fy = 240 MPa
Kuat geser beton, Vc = (√ fc') / 6 * b * d * 10-3 = 17.573 kN
Tahanan geser beton,   Vc = 10.544 kN
 Hanya perlu tul.geser min
Tahanan geser sengkang,   Vs = Vu -   Vc = - kN
Kuat geser sengkang, Vs = 3.580 kN
Digunakan sengkang berpenampang : 2 ø 8
Luas tulangan geser sengkang, Av = ns *  / 4 * P = 2 100.53 mm2
Jarak sengkang yang diperlukan : 3 1078.32 mm
s = Av * fy * d / ( Vs * 10 ) =
Jarak sengkang maksimum, smax = 250.00 mm
Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 200.00 mm
Diambil jarak sengkang :  s= 200 mm
Digunakan sengkang, 2 ø 8 200
ANALISA KEKUATAN KOLOM
DENGAN ANALISIS

A. DATA STRUKTUR
Kuat tekan beton, fc' = 19 MPa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, fy = 240 MPa

B. DIMENSI KOLOM b= 150 mm


Lebar kolom, h= 150 mm
Tinggi kolom, ts = 40 mm
Tebal bersih selimut beton, Ø  10 mm
Diameter tulangan (polos) yang digunakan, n= 4 buah
Jumlah tulangan
C. MOMEN DAN GAYA AKSIAL Pu = 11.88 kN-m
Gaya aksial terfaktor Mu = 0.69 kN-m
Gaya Momen terfaktor

D. PERHITUNGAN TULANGAN LENTUR KOLOM


Modulus elastis baja, Es = 2.E+05 MPa
Untuk : fc' ≤ 30 MPa, 1 = 0.85
Faktor bentuk distribusi tegangan beton,  1 = 0.85
 ds= 20 mm
 d= 130 mm
Rasio tulangan,
= 0.65 untuk Pn ≥ 0.1 * fc' * b * h
= 0.80 untuk Pn = 0
 = 0.65 + 0.15 * ( Pno - Pn ) / Pno Untuk : 0 ≤ Pn ≤ 0.1 * fc' * b * h

Pada kondisi balance : ab = 600*1*d/600+fy = 78.92857143 mm
Pada kondisi tulangan tarik dan tekan leleh ac = Pu/*0.85*f'c*b = 7.427379082 mm
ac > ab , maka penampang kolom berada pada kondisi beton tekan yang menentuka, nilai   


ab2 = 1*d= 110.5 mm
Maka  ac < ab2
Karena ab < ac < ab2, maka kolom berada pada kondisi tekan menentukan dengan tulangan tarik kiri belum leleh
e = Mu/Pu = 0.058080808
58.08080808 mm
ap2 = 2*fy*ds+1200*d/600+fy = 197.14 mm
R4 = -(ab + ap2) = -276.07 mm
R5 = 2 * ab *d - ac*(h-2*e-ap2) = 21734.35 mm2
R6 = -ab*ac*(d-ds+2*e) = -132583.2717 mm3


Diperoleh persamaan = = f (a)
Jika a1 = 6.648
 fa1 = -0.706217356 <0
Jika a2 = 6.649
 fa2 = 17.48982132 >0

Rumus interpolasi a = a1-fa1*(a2-a1)/fa2-fa1 = 6.648038812


Dicoba a = 6.6483
Jika a = 6.6483
 fa = 4.752648032 >0
Jadi digunakan a = 45 mm

Luas tulangan = A1=A2=a*(Pu/-0.85*f'c*a*b)/(600+fy)*a-600*b*d = 145.98 mm2


Jadi dipakai Atot=A1 + A2 = 291.97 mm2
Kontrol persentase t=Atot/(b*h) = 1.30 %
 t > 1 OK
Jumlah tulangan =n=Atot/(1/4**Ø ^2) = 3.72 bh
= 4.00 bh
Jadi digunakan tulangan tulangan total Ast = 4 Ø 10

D. PERHITUNGAN BEGEL KOLOM


Tinggi bruto kolom lk = 3 m
Momen ujung bawah Mub = 0.6903 kN=m
Momen ujung atas Mua = -0.4494 kN=m
Gaya Aksial Pu = 11.88 kN
b= 150
h= 150
ds= 20 mm
d=h-ds= 130 mm
= 0.75

Gaya geser perlu kolom = Vuk = Mub - Mua/lk= 0.38 kN


= 379.90 N
Gaya geser yang ditahan beton =Vc =0.17*(1+Pu/14*Ag)**f'c*b*d = 15112.63 N
Gaya geser yang di tahan oleh begel = Vs = Vuk - Vc/ = -14606.09 N
Vmax=0.66*f'c*b*d= 56540.18 n

Vs < Vmax ukuran kolom OK

Luasan kolom perlu Avu untuk sepanjang kolom s=1000mm, dengan memilih yang terbesar dari
Av dibawah ini :
Av = Vs *S/Fy*d= -468.14 mm2
Av = 0.062*f'c*b*S/fy= 170.24 mm2
Av = 0.35*b*S/fy= 218.75 mm2
Ambil Max =Av = 218.75
Diameter begel =dp= 8 mm
n= 2
Jarak begel =s=n/4**dp2*S/Av= 143.62 mm
Kontrol jarak begel :
s16*D= 160.00 mm
s*dp= 384.00 mm
smax= 200.00 mm
jarak begel yang dipakai = 143.62 mm
Jadi digunakan tulangan begel kolom = Ø 8 - 200
ANALISIS DENGAN SAP2000

Model 3D
Moment 3-3
Diagram Lintang
Lokasi perumahan diambil tanah sedang, wilayah gempa 3.

Gambar 1.1. Peta Gempa Indonesia


Sumber : http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/

Gambar 1.2. Desain Spektra di lokasi proyek


Sesuai dengan peraturan SK-SNI 1726 2019, besar gaya geser total adalah :
V = (C x I x Wt)/R
Dimana :
V = beban geser dasar nominal statik equivalen pengaruh gempa
C = nilai faktor respons gempa yang didapat dari spektrum gempa rencanan untuk waktu getar
alami fundamental dari struktur gedung
Wt = berat toral gedung, termasuk beban hidup yang sesuai
R = faktor reduksi gempa, yaitu rasio antara beban gempa maksimum akibat pengaruh gempa
nominal karena pengaruh gempa rencana pada struktur yang daktail.
Dalam perhitungan ini diambil R = 8.7, lebih dari R max masing-masing struktur maupun
kombinasi antara substruktur.

PERHITUNGAN FONDASI BATU KALI

A DATA STRUKTUR

DIMENSI STRUKTUR
Sloof b= 0.15 t= 0.20 m
Kolom b= 0.15 t= 1.50 m
Ring balok b= 0.15 t= 0.20 m

B ANALISIS PERHITUNGAN

B.1 Dasar Perhitungan Pondasi

 = (G1+G2+G3+….+Gn)/A, dimana   tanah


Dinama
 = Tekanan yang terjadi
tanah = Daya dukung tanga
G1,G2,..Gn = Berat konstruksi di atasnya

B.2 Berat Jenis Material


Berat beton bertulang wc = 24 kN/m3
Berat batu kali w'c = 22 kN/m3
Berat tanah dipadatkan ws = 17 kN/m3
Berat dinding 1/2 bata wd = 0.3 kN/m3
NO JENIS Dimensi Jumlah BERAT BEBAN
panjang lebar tinggi (t/m3) (kN/m)
1 Sloof 1 0.15 0.20 24.00 0.72
2 Kolom 3 0.15 1.50 1.00 24.00 16.20
4 Ring balok 1 0.15 0.20 24.00 0.72
5 Batu bata 1 6.50 0.25 1.63
6 Tanah 1 0.6 0.88 17.00 8.98
7 Berat pondasi 1 0.5 0.60 22.00 6.60

Qt = 34.84 kN

Tegangan yang terjadi


Ambil lebar pondasi batu kali = 0.50 m
Panjang pondasi = 0.50 m
Tegangan yang terjadi= 58.07 KN/m2
= 0.58 kg/cm2
Tegangan tanah = 0.70 kg/cm2
Tegangan tanah > tegangan yang terjadi OK

Gambar Pondasi

Anda mungkin juga menyukai