Anda di halaman 1dari 27

PERSYARATAN

KEKUATAN
STRUKTUR
1. FAKTOR REDUKSI

• Berfungsi sebagai faktor keamanan pada


struktur dan untuk menghindari terjadinya
keruntuhan yang dapat membahayakan
penghuninya.
PRINSIP KEKUATAN
Kekuatan yang tersedia

>
Kekuatan yang diperlukan.
Menurut SNI-03-2847- 1992,
kekuatan yang diperlukan al:

• Momen lentur rencana (Mu).


• Momen torsi rencana (Tu).
• Gaya geser rencana (Vu)
• Gaya normal rencana (Pu).
Kombinasi Pembebanan

Faktor Reduksi Beban:


1. Kombinasi Pembebanan Tetap
- U = 1,2D + l,6L
2. Kombinasi Pembebanan Sementara
– U = 1,4D…………………………………………………………….( 1 )
– U = 1,2D + 1,6L + 0,5(Lr atau R)…………………………….( 2 )
– U = 1,2D + 1,6(Lr atau R) + (1,0L atau 0,5W)…………...( 3 )
– U = 1,2D + 1,0W + 1,0L + 0,5(Lr atau R)………………….( 4 )
– U = 1,2D + 1,0E + 1,0L………………………………………….( 5 )
– U = 0,9D + 1,0W……………….…………………………………( 6 )
– U = 0,9D + 1,0E…………………………………………………...( 7 )
• Catatan:
- L : Beban Hidup
- Lr : Beban Hidup Reduksi (diatas atap)
- D : Beban Mati
- R : Beban Air Hujan
- W : Beban Angin
- E : Beban Gempa
Ke ja d ia n Ge m p a Ut a m a (Ma in Sh o ck s )
• Faktor beban pada beban hidup (L) dalam Pers (3) sampai
(5) diizinkan direduksi sampai 0,5 kecuali untuk garasi,
untuk perkumpulan publik dan semua luasan dimana (L) >
4,8 kN/m2

• Bila W didasarkan pada beban angin tingkat layan 1,6 W


harus digunakan sebagai pengganti dari 1,0 W pers (4) dan
(6) dan 0,8 W harus digunakan sebagai pengganti dari 0,5
W pers (3)
• Faktor Reduksi Kekuatan (Ø)
1. Penampang terkendali tarik …………………………………….0,90
2. Penampang terkendali tekan:
 Komponen struktur dengan tulangan spiral…….…..….0,75
 Komponen struktur lainnya…………………………………..0,65
3. Geser dan Torsi……………………………………………………….0,75
4. Kolom bertulangan simetris……………………………….………0,80
Fungsi Faktor Reduksi Kekuatan :

Pemakaian faktor reduksi kekuatan dimaksudkan untuk


memperhitungkan kemungkinan terjadinya penyimpangan-
penyimpangan yang berhubungan dengan kekuatan bahan,
cara pengerjaan, ketidaktepatan ukuran, pengendalian,
Pengawasan dan pelaksanaan
Dengan menggunakan faktor reduksi
kekuatan ini kapasitas penampang beton
diperhitungkan lebih rendah dan kekuatan
nominalnya.
Mr = Ø x Mn
2. Perilaku Balok Beton Bertulang Dalam

Memikul Beban

Jika suatu balok beton bertulang menerima mendapat


pengaruh beban yang meningkat, maka akan terjadi
beberapa fase perubahan tegangan (stress) dan
regangan (strain) yang terjadi dalam penampang sebelum
balok beton mengalami kehancuran.
• Pada beban kecil

Balok dianggap belum terjadi retak-retak pada


penampang balok (kuat tarik beton belum
dilampui) dan secara bersama-sama beton
menahan gaya tekan dan baja tulangan akan
menahan gaya tarik. Distribusi tegangan akan
berbentuk segitiga linear, bernilai nol pada garis
netral dan sebanding dengan regangan yang
terjadi.
fc?( tekan) fc?( tekan)

Np ( tekan)
Garis netral

As fs( tarik ) ls( tarik )

Penampang fc ( tarik) fc ( tarik)


pototngan A-A
Satuan Tegangan
Satuan Tegangan
(a) (b)
(c)

Perilaku lentur pada beban kecil


• Pada beban sedang

Kekuatan tarik beton akan dilampui, dan


beton mengalami retak-retak di daerah
tarik. Baja tulangan terpasang akan
mengambil alih memikul seluruh gaya tarik
yang timbul. Pada kondisi ini, tegangan
tekan beton dianggap masih bernilai
sebanding dengan nilai regangan
fc?( tekan) fc?( tekan)

Np ( tekan)
Garis netral

As
Nt

Penampang ls ( tarik) ls ( tarik)


pototngan A-A
Satuan Tegangan
Satuan Tegangan
(a) (b)
(c)

Perilaku lentur pada beban sedang


• Pada kondisi ultimit
Balok beton akan mengalami keretakan dan
lendutan yang cukup besar, serta tidak dapat
kembali ke bentuknya semula, beton akan
membentuk kurva non linear. Pada kapasitas
batas kekuatan beton terlampui dan tulangan
baja mencapai tegangan Ielehnya dan balok
mengalami kehancuran.
fc?( tekan) fc?( tekan)

Np ( tekan)
Garis netral

As
Nt

Penampang ls ( tarik) ls ( tarik)


pototngan A-A
Satuan Tegangan
Satuan Tegangan
(a) (b)
(c)

Perilaku lentur pada beban ultimit


• 3. Pendekatan Perencanaan kekuatan
pada penampang balok

a. Bidang penampang sebelum dan


sesudah lenturan dianggap rata dan
tetap tegak lurus pada sumbu balok.
Nilai regangan pada penampang
terdistribusi linear dan berbanding
lurus terhadap jarak garis netral.
• b. Tegangan yang terjadi sebanding
dengan regangan hanya sampai kira-kira
beban sedang, jika beban meningkat
sampai ultimit tegangan yang timbul tidak
sebanding lagi dengan regangannya,
sehingga distribusi tegangan tekan tidak
lagi linear.

• c. Dalam memperhitungkan kapasitas


momen ultimit penampang struktur,
kekuatan tarik beton diabaikan (tidak
diperhitungkan) dan seluruh gaya tarik
dilimpahkan pada tulangan.
• Sebagai dasar dari perhitungan, ditetapkan
regangan tekan ultimit beton sebesar 0,003.
Berdasrkan bentuk empat persegi panjang,
intesitas tegangan tekan beton rata - rata
ditentukan sebesar 0,85 fc’, dan bekerja pada
penampang balok sebesar b dan sedalam a.

• Besar a = β1xc, dimana c = jarak serat terluar ke


garis netral, dan β1 = konstanta untuk kuat
tekan beton. Nilai β1 ditetapkan sebesar 0,85
untuk fc’ ≤ 30 Mpa, dan berkurang 0,008 untuk
setiap kenaikan 1Mpa kuat tekan beton.
fc’ 0,85 fc’
Nd=0,85fc’.a.b
c a
gn
d Z=d-1/2a
h

Nt=As.fy
b

Penampang Blog tegangan Blog tegangan


balok tekan aktual tekan ekivalen

Mn = Nt . Z atau
Mn = Nd . Z
Penampang balok bertulangan
seimbang, kurang dan lebih
• Bertulangan seimbang
Terjadi jika tulangan tarik yang terpasang
sedemikian rupa jumlahnya, sehingga
regangan leleh tulangan baja terjadi
bersamaan dengan regangan tekan beton
sebesar 0,003
• Bertulangan kurang
Terjadi jika jumlah tulangan yang
terpasang kurang dari jumlah tulangan
yang diperlukan untuk mencapai kondisi
keseimbangan regangan

• Bertulangan lebih
Terjadi jika jumlah tulangan yang
terpasang melebihi dari jumlah tulangan
yang diperlukan untuk mencapai kondisi
keseimbangan regangan
Pembatasan tulangan tarik
• Agar terjadi keruntuhan daktail maka perlu
menetapkan jumlah tulangan tarik yang
perlu terpasang
• Jumlah tulangan tarik tidak boleh melebihi
75 % dari jumlah tulangan tarik yang
diperlukan untuk mencapai kondisi
kesetimbangan regangan (As = 0,75 . Asb)
• Pembatasan tulangan tarik dinyatakan
dalam rasio penulangan (ρ)
• Dimana:

As
 
b.d
1,4
 min 
fy
 mak  0,75 x b
b 
 0,85 xfc' x 1 600
fy  600  fy 

Anda mungkin juga menyukai