D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
Pengujian Kandungan Kadar Lumpur Pada Agregat Halus Dengan Cara
Pengendapan
I. Tujuan Praktikum
A. Teori
Tanah liat dan lumpur biasanya serta bahan-bahan organik tercampur
dalam agregat halus. Bila jumlahnya cukup banyak dapat
mempengaruhi dan mengurangi kekuatan beton serta beberapa
kemungkinan lainnya dapat muncul sehingga dapat menghambat
hidrasi semen. Keadaan ini akan menjadi lebih buruk lagi bila lumpur
atau tanah liat membentuk suatu lapisan yang menyelimuti agregat
sehingga mencegah terjadinya adhesi semen. Untuk mengetahui persentase
kadar lumpur dalam agregat halus dilakukann pengujian dengan cara
pengendapan. Dalam pengujian kali ini lumpur akan mengendap dan
naik kepermukaan agregat halus sehingga kadar lumpur dapat
diperhitungkan dengan menggunakan millimeter gelas ukur. Kadar
lumpur dalam agregat halus yang disyaratkan dalam campuran beton
harus lebih kecil dari 5%.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menentukan persentase kadar lumpur dalam
agregat halus, dengan kandungan lumpur harus lebih kecil dari 5%,
yang merupakan ketentuan dalam peraturan bagi penggunaan
agregat halus untuk pembuatan beton
3. Tutup gelas ukur dengan penutup lalu tabung dikocok selama 30 menit,
ini betujuan agar pasir dan lumpur dapat terpisahkan dan dapat
diketahui berapa presentase kadar lumpur yang terkandung di dalam
pasir,
2. Data 2
Volume Lumpur (V1) 50 mm
Volume Pasir (V2) 260 mm
Volume Lumpur + Pasir 50 + 260 = 310 mm
(V1+V2)
3. Data 3
Volume Lumpur (V1) 70 mm
Volume Pasir (V2) 250 mm
Volume Lumpur + Pasir 70 + 250 = 320 mm
(V1+V2)
Rata-rata
80+50+70
Volume Lumpur = = 66,7 mm
3
240+260+250
Volume Pasir = = 250 mm
3
B. Perhitungan
66,7
Perhitungan Kadar Lumpur = 𝑥 100 %
316.7
= 21,1 %
V. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa
persentase kadar lumpur yang diperoleh dari percobaan kali ini adalah
21,1 %. Hasil ini memenuhi ketentuan kadar lumpur dalam agregat
halus yang disyaratkan dalam campuran beton harus lebih kecil dari 5%.
VI. Saran
a. Sebelum melakukan pengujian, harus dipastikan semua alat lengkap dan layak
pakai, kemudian dibersihkan terlebih dahulu dengan benar agar mendapatkan data
hasil uji yang lebih akurat
b. Upayakan lebih teliti dalam membaca skala pengukuran
c. Pastikan memperhatikan kebersihkan alat dan bidang kerja setelah praktikum
d. Pahami terlebih dahulu langkah kerja supaya tidak keliru