Pendahuluan
Agregat kasar adalah salah satu bahan yang digunakn untuk membuat desain
campuran beton. Agregat disebut agregat kasar apabila ukurannya sudah melebihi ¼ in. (6
mm). Sifat-sifat agregat kasar memengaruhi kekuatan akhir beton. Agregat kasar harus bersih
dari bahan-bahan organik, dan harus memiliki ikatan yang baik dengan semen. Jenis agregat
kasar yang umum adalah: Batu pecah alami, Kerikil alami, Agregat kasar buatan, dan
Agregat untuk pelindung nuklir dan berbobot berat.
Ruang Lingkup
Pengujian ini dilakukan pada agregat yang mempunyai kisaran garis tengah dari 6,3
mm hingga 152,4 mm. Hasil pengujian kadar air agregat dapat digunakan dalam pekerjaan:
Pengertian
Kadar air agregat adalah besarnya perbandingan berat air yang dikandung agregat
dengan agregat dalam keadaan kering, dinyatakan dalam persen.
BAB II
CARA PELAKSANAAN
Bahan yang dipakai dalam pengujian kadar air adalah batu pecah dalam kondisi asli.
Cara Pengujian
Perhitungan
W3 W 5
Kadar air agregat adalah := X 100%
W5
Keterangan :
ASTM C187 – 89 memiliki syarat dimana kadar air maksimum pada batu pecah
maksimal 2% dari berat total benda uji sebelum di oven (asli).
BAB III
LAPORAN UJI
Laporan
W3 W 5
Kadar Kelembaban: X 100%
W5
=0.908%
Kesimpulan
Ruang Lingkup
Pengujian ini dilakukan pada agregat kasar, yaitu yang tertahan oleh saringan
berdiameter 4,75 mm (no. 4), hasil pengujian ini dapat digunakan dalam pekerjaan:
Pengertian
1. Berat jenis curah adalah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air
suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25 C.
2. Berat jenuh kering permukaan ialah perbandingan antara berat agregat kering
permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam
keadaan jenuh pada suhu 25 C.
3. Berat jenis semu adalah perbandingan antara nerat agregat kering dan berat air
suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu 25 C.
4. Penyerapan adalah perbandingan air yang dapat diserap quarry terhadap berat
agregat kering yang dinyatakan dalam persen.
BAB II
CARA PELAKSANAAN
1. Keranjang kawat ukuran 3,35 mm (no.6) atau 2,36 mm (no.8) dengan kapasitas kira–
kira 5 kg.
2. Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan. Tempat ini
harus dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air selalu tetap.
3. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang
ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.
4. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai 110±5°C
5. Alat pemisah contoh.
6. Saringan 4,75 mm (no. 4).
Bahan yang dipakai dalam pengujian berat jenis dan penyerapan air adalah batu pecah
dalam kondisi asli yang tertahan saringan no. 4 diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara
perempat sebanyak kira-kira 5 kg.
Cara Pengujian
1. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang melekat pada
permukaan.
2. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu 110±5° Celcius sampai berat tetap,
sebagai catatan bila penyerapan dan harga berat jenis digunakan dalam pekerjaan
beton dimana agregatnya digunakan pada keadaan kadar air aslinya, maka tidak perlu
dilakukan pengeringan dengan oven.
3. Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1-3 jam, kemudian timbang dengan
ketelitian 0,5 gram (Bk).
4. Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24±4 jam.
5. Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada
permukaan hilang, untuk butiran yang besar pengeringan halus satu persatu.
6. Timbang benda uji kering-permukaan jenuh (Bj)
7. Letakkan benda uji didalam keranjang, goncangkan batunya untuk mengeluarkan
udara yang tersekap dan tentukan beratnya didalam air (Ba), dan ukur suhu air untuk
penyesuaian perhitungan kepada suhu standar (25°C)
8. Banyak jenis bahan campuran yang mempunyai bagian butir – butir berat dan ringan.
Bahan semacam ini memberikan harga-harga berat jenis yang tidak tetap walaupun
pemeriksaan dilakukan dengan sangat hati-hati, dalam hal ini beberapa pemeriksaan
ulangan diperlukan untuk mendapatkan harga rata-rata yang memuaskan.
Perhitungan
Perhitungan berat jenis dan penyerapan agregat kasar diberikan sebagai berikut:
𝐵𝑘
= ....... ( Persamaan 1)
𝐵𝑗−𝐵𝑎
𝐵𝑗
= ....... (2)
𝐵𝑗−𝐵𝑎
𝐵𝑘
= ....... (3)
𝐵𝑘−𝐵𝑎
4. Penyerapan=
𝐵𝑗−𝐵𝑘
𝑥100% = ....... (4)
𝐵𝑗
Keterangan:
Batas berat jenis batu pecah yang diperbolehkan menurut ASTM C 128-01 / SNI 03-
1970-1990 adalah 2,4 gr/cc sampai 2,7 gr/cc
BAB III
LAPORAN UJI
Laporan
Tabel Perhitungan
Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan yang kami lakukan diatas, diketahui bahwa berat jenis
agregat kasar (batu pecah) adalah sebesar 3.5 gr/cc dan hasil ini tidak memenuhi syarat
ASTM C 128-01 / SNI 03-1970-1990.
Metode Pengujian Bobot Isi dan Rongga Udara dalam Agregat
(ASTM C29/29M-97/SNI 03-4804-1998)
BAB I
DESKRIPSI
Ruang Lingkup
Metode pengujian berat isi dan rongga udara dalam agregat ini mencakup:
1. Perhitungan berat isi dalam kondisi padat atau gembur dan rongga udara dalam
agregat.
2. Ketentuan-ketentuan peralatan, contoh uji, perhitungan, cara uji, dan laporan hasil uji.
Pengertian
Yang dimaksud dengan :
3. Agregat adalah material granular misalnya pasir, batu pecah, dan kerak tungku besi,
yang dipakai bersama – sama dengan suatu beton semen hidrolik atau adukan;
4. Agregat kasar adalah kerikil sebagai desintegrasi alami dari batu atau berupa batu
pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5
mm–40 mm;
5. Rongga udara dalam satuan volume agregat adalah ruang diantara butir – butir
agregat yang tidak diisi oleh partikel yang padat.
BAB II
KETENTUAN-KETENTUAN
Umum
Ketentuan umum yang harus dipenuhi sebagai berikut:
1. Timbangan harus dikalibrasi sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Hasil pengujian harus ditandatangani oleh tenaga pelaksana yang ditunjuk sebagai
penanggungjawab penguji.
3. Laporan pengujian harus disahkan oleh kepala laboratorium dengan dibubuhi nama,
tanda tangan, nomor surat, dan cap instansi.
Contoh Uji
Perhitungan
1. Berat Isi
Berdasarkan ASTM C29/29M-97 untuk mencari berat volume dan rongga udara
menggunakan perhitungan:
(G T )
M= atau M = ( G - T ) x F
V
Keterangan:
M: berat isi agregat dalam kondisi kering oven (kg/m3)
G: berat agregat dan penakar (kg)
T: berat penakar (kg)
V: volume penakar dalam (m3)
F: faktor penakar dalam (m3)
MSSD=M[A+(A/100)]
Keterangan:
MSSD: berat isi agregat dalam kondisi kering permukaan dalam (kg/m3)
M: berat isi agregat dalam kondisi kering oven (kg/m3)
A: absorpsi (%)
[( sxw) M ]
rongga udara = X 100%
( sxw)
Keterangan:
M: berat isi agregat dalam kondisi kering oven dalam kg/m3
S: berat jenis agregat dalam kering oven dihitung menurut SNI 1969 – 1990 dan SNI
1970 - 1990
W: kerapatan air , 998 kg/m3
Persyaratan di ASTM C29/29M-97, berat volume maksimum agregat kasar adalah
sebesar1.4 t/dm3 sampai dengan 1.7 t/dm3
Alat Pemampat
1. Dengan batang penusuk, untuk agregat dengan besar butir nominal maksimum 37.5
mm atau kurang.
2. Dengan alat ketuk, untuk agregat dengan besar butir nominal antara 150 mm – 37.5
mm.
3. Dengan sekop, untuk uji gembur atas permintaan khusus.
BAB III
CARA UJI
Pengujian berat isi dan rongga udara dalam agregat dilakukan sebagai berikut :
Kondisi Padat
Kondisi padat dapat dilakukan dengan cara tusuk dan cara ketuk :
a. Cara Tusuk
1. Isi penakar sepertiga dari volume penuh dan ratakan dengan batang perata;
2. Tusuk lapisan agregat dengan 25 kali tusukan batang penusuk;
3. Isi lagi sampai volume menjadi dua per tiga penuh kemudian ratakan dan tusuk
seperti diatas;
4. Isi penakar sampai berlebih dan tusuk lagi;
5. Ratakan permukaan agregat dengan batang perata;
6. Tentukan berat penakar dan isinya dan berat penakar itu sendiri;
7. Catat beratnya sampai ketelitian 0,05 kg;
b. Cara Goyang
1. Isi penakar sepertiga dari volume penuh dan ratakan dengan batang perata;
2. Padatkan untuk setiap lapisan dengan cara menggoyang-goyangkan penakar
sebanyak 25 kali
3. Isi lagi sampai volume menjadi dua per tiga penuh kemudian padatkan seperti diatas;
4. Isi penakar sampai berlebih dan padatkan lagi;
5. Ratakan permukaan agregat dengan batang perata;
6. Tentukan berat penkar dan isinya dan berat penakar itu sendiri;
7. Catat beratnya sampai ketelitian 0,05 kg.
Kondisi Gembur
Isi penakar sampai berlebih dan hindarkan terjadinya pemisahan dari butir agregat;
Hasil percobaan :
Bedasarkan data-data di atas maka dapat diperoleh berat volume batu pecah yaitu :
(1.497+1.418+1.486)/3 = 1.467 gr/cm3
Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan yang kami lakukan diatas, diketahui bahwa berat volume
agregat kasar (batu pecah) adalah sebesar 1.467 gr/cm3 dan hasil ini memenuhi syarat
ASTM C29/29M-97.
Metode Pengujian Jumlah Bahan dalam Agregat yang Lolos Saringan
No. 200 (0.075 mm) (ASTM C117-95/SNI 03-4142-1996)
BAB I
DESKRIPSI
Ruang Lingkup
Metode pengujian ini meliputi persyaratan, ketentuan-ketentuan, cara pengujian
agregat untuk menentukan persen bahan dalam agregat yang lolos saringan no. 200.
Pengertian
Yang dimaksud dengan:
1. Jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan no. 200 adalah banyaknya bahan
yang lolos saringan no. 200 sesudah agregat dicuci sampai air cucian menjadi
jernih.
2. Bahan pembersih adalah sesuatu bahan pembersih seperti detergent, atau sabun
yang digunakan untuk mempermudah pemisahan bahan halus yang melekat pada
agregat.
3. Suspensi adalah bahan halus yang lolos saringan no. 200 yang melayang di dalam
larutan air pencuci.
BAB II
PERSYARATAN PENGUJIAN
Peralatan
1. Peralatan yang digunakan harus sudah dikalibrasi dan sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Peralatan yang dipakai harus layak pakai sesuai ketentuan yang berlaku.
Benda Uji
BAB III
KETENTUAN-KETENTUAN
Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Saringan terdiri dari dua ukuran yang bagian bawah dipasang saringan no. 200 (0.075
mm) dan diatasnya saringan nomor 16 (1.18 mm)
2. Wadah untuk mencuci mempunyai kapasitas yang dapat menampung benda uji
sehingga pada waktu pengadukan (pelaksanaan pencucian) benda uji dan air pencuci
tidak mudah tumpah.
3. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % berat contoh.
4. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110±5)ºC.
Bahan Pembersih
Bahan yang digunakan adalah bahan pembersih seperti detergent atau sabun untuk
mempermudah pemisahan bahan halus yang melekat pada agregat.
Benda Uji
Benda uji adalah agregat dalam kondisi kering oven dengan berat tergantung pada
ukuran maksimum agregat sesuai tabel:
Ukuran saringan Ukuran maks. agregat (mm) Berat kering min. benda uji
(gr)
No. 8 2.36 100
No. 4 4.75 500
3⁄ 9.50 1000
8
3⁄ 19.00 2500
4
≥ 1 1⁄2 ≥ 38.10 5000
Perhitungan
Keterangan:
W: Persentase bahan lolos saringan no. 200 (%)
W1: Berat kering benda uji awal (gram)
W2: Berat kering benda uji sesudah pencucian (gram)
BAB IV
CARA UJI
Persiapan
Lakukan persiapan sebagai berikut:
BAB III
LAPORAN UJI
Laporan
Berat kering benda uji awal (W1) (gram) Berat kering benda uji sesudah pencucian
(W2) (gram)
3000 2906
3000−2906
𝑊= 𝑥100%
3000
𝑊 = 3.13%
Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan yang kami lakukan diatas, diketahui bahwa persentase bahan
lolos saringan no. 200 (0.075 mm) adalah sebesar 3.13% dan hasil ini memenuhi syarat
ASTM 117-95/SNI 03-4142-1996.
Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los
Angeles (ASTM C131-03/SNI 03-2417-1991)
BAB I
DESKRIPSI
Ruang Lingkup
Pengujian ini dapat digunakan untuk mengukur keausan agregat kaar. Hasil pengujian
bahan ini dapat digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaa bahan perkerasan jalan atau
konstruksi beton.
BAB II
CARA PELAKSANAAN
Peralatan
Peralatan untuk melaksanakan pengujian adalah sebagai berikut:
Benda Uji
Cara Pengujian
Pengujian ketahanan agregat kasar terhadap keausan dapat dilakukan dengan cara B,
yaitu gradasi B, bahan lolos saringan ¾ inch (19 mm) sampai tertahan saringan ½ inch (9.5
mm). Jumlah bola baja 11 buah dengan 500 putaran selama 15 menit.
Perhitungan
𝑎−𝑏
𝐾𝑒𝑎𝑢𝑠𝑎𝑛 = 𝑥100%
𝑎
Keterangan:
a = berat benda uji semula (gram)
b = berat benda uji tertahan saringan 12
BAB III
LAPORAN UJI
Laporan
𝑎−𝑏
𝐾𝑒𝑎𝑢𝑠𝑎𝑛 = 𝑥100%
𝑎
a = 2500 gram
Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan yang kami lakukan diatas, diketahui bahwa keausan agregat
kasar (batu pecah) adalah sebesar % dan hasil ini memenuhi syarat ASTM C131-03/SNI 03-
2417-1991.
Analisa Saringan Agregat Kasar (ASTM C136-01/SNI 03-1968-1990)
BAB I
DESKRIPSI
Ruang Lingkup
Metode pengujian jenis tanah ini mencakup jumlah dan jenis-jenis tanah baik agregat
halus maupun agregat kasar, yang persyaratannya tercantum di BAB II. Hasil pengujian
analisis saringan agregat halus dan kasar ini dapat digunakan sebagai:
Pengertian
Analisis saringan agregat ialah penentuan persentase berat butiran agregat yang lolos
dari satu set saringan kemudian angka-angka persentase digambarkan pada grafik pembagian
butir.
BAB II
CARA PELAKSANAAN
Peralatan
Peralatan yang digunakanadalahsebagaiberikut :
1. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0.2% dari berat benda uji.
2. Satu set saringan; 19.1 mm (3/4”), 12.5 mm (1/2”), 9.5 mm (3/8”), Nomor 4 (4.75
mm), Nomor 8 (2.36 mm), Nomor 16 (1.18 mm), Nomor 30 (0.600 mm), Nomor 50
(0.300 mm), Nomor 100 (0.150 mm), Nomor 200 (0.075 mm).
3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110+5)°C.
4. Alat pemisah contoh.
5. Mesin pengguncang saringan.
6. Talam-talam.
7. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat lain-lainnya.
Benda Uji
Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat banyak : benda uji
disiapkan berdasarkan standart yang berlaku dan terkait kecuali apabila butiran yang melalui
saringan No 200 tidak perlu diketahui jumlahnya dan bila syarat-syarat ketelitian tidak
menghendaki pencucian.
1. Agregat halus terdiri dari :
a. Ukuran maksimum 4.76 mm
Berat maksimum 500 gram
b. Ukuran maksimum 2.38 mm
Berat maksimum 100 gram
2. Agregat kasar terdiri dari :
a. Ukuran maksimum 3.5” berat minimum 35 kg
b. Ukuran maksimum 3” berat minimum 30 kg
c. Ukuran maksimum 2.5” berat minimum 25 kg
d. Ukuran maksimum 2” berat minimum 20 kg
e. Ukuran maksimum 1.5” berat minimum 15 kg
f. Ukuran maksimum 1”berat minimum 10 kg
g. Ukuran maksimum ¾” berat minimum 5 kg
h. Ukuran maksimum ½” berat minimum 2.5 kg
i. Ukuran maksimum 3/8” berat minimum 1 kg
3. Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat tersebut
dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan Nomor 4. Selanjutnya agregat halus
dan agregat kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum di atas.
Cara Pengujian
Urutan proses dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
1. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 ± 5)°C sampai berat tetap.
2. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas. Saringan diguncang dengan tangan atau mesin
pengguncang selama 15 menit.
Perhitungan
Hitunglah persentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing saringan
terhadap berat total benda uji setelah disaring.
BAB III
LAPORAN UJI
Laporan