Anda di halaman 1dari 35

Karakterisasi Sifat Fisik dan Mekanik Bambu untuk

Proyek Infrastruktur
(Physical and Mechanical Characterization of Fresh Bamboo for
Infrastructure Project )

Fei Ye and Wenxi Fu, Ph.D. (2017)


Maria Y. M. Making 17/419806/PTK/11916
Mitsaq Addina Nisa 17/419810/PTK/11920
Raka Bagus Panuntun 17/419821/PTK/11931
Sustika pratiwi 17/419826/PTK/11936
Sutrizal hartawan 17/419827/PTK/11937
Yudho Wibowo 17/419833/PTK/11943

Latar Belakang Hasil dan Pembahasan

Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Spesimen


Kesimpulan
Bambu dan Tanah
Latar Belakang
 Geosintetik adalah jenis bahan bangunan yang sudah
banyak digunakan untuk memecahkan masalah-
masalah dalam teknik sipil (Palmeira 2009).

 Bahan baku yang paling umum digunakan adalah


macromolecule polymers seperti plastik, serat-serat
kimia dan karet sintetik (Rowe and Mylleville 1996;
Jensen 2008; Benmebarek et al. 2015).

 Jenis produk utama meliputi geotextiles, geogrids,


geonets, geomembranes, geosynthetic clay liners,
geofoam, geocells, dan geocomposites.

 Saat ini, produk-produk tersebut banyak dipakai pada


retaining walls, lereng tanggul, dan pondasi tanah
lunak untuk meningkatkan daya dukung dan stabilitas
secara keseluruhan.
“Tulisan ini hanya membahas geogrid”

 Geogrid yang diletakkan di tanah memberikan perkuatan dengan cara


menahan deformasi dan selip tanah melalui penyebaran beban (Kwan
2006;Wang et al. 2014b).

 Keuntungan geogrid: produksinya cepat, daya tahannya bagus, Perilaku


mekanis yang baik, dan pengoperasian peletakan yang mudah.

 Kerugian: meningkatkan biaya dalam proyek rekayasa, dan penggunaan banyak


polimer tidak sesuai dengan arus standar perlindungan lingkungan dan praktek
pembangunan berkelanjutan.
 Beberapa penelitian telah mempertimbangkan bahan bangunan alami sebagai
alternatif polimer makromolekul.

 Bahan bangunan hijau alami sangat menguntungkan sehubungan dengan


konservasi energi, kesehatan penghuni yang lebih baik, biaya rendah, dan
penggunaan yang terbarukan.

 Beberapa peneliti (Wong et al., 2010; Abdul Khalil et al.2012; Hebel dkk.
2014) mengekstrak serat bambu untuk geosynthetics.

 Studi ini hanya menganalisa geogrid yang dianyam langsung dari Potongan
bambu segar, yang digunakan untuk memperkuat timbunan jalan raya.
Sifat Fisik Spesimen Bambu dan Tanah
Bambu

Spesimen : Bambu lokal (Sinocalamus affinis)


Asal : daerah Yilong
Umur : 1 – 6 tahun
BCS (1995) “Testing methods for physical and
Standar pengujian :
mechanical properties of bamboos.” GB/T15780:1995,
Jumlah sampel : 6 sampel/umur
Hasil pengujian sifat fisik batang bambu

Perimeter secara bertahap meningkat


dari atas ke bagian tengah tanaman Ketebalan meningkat dari
dan kemudian mengecil pada akhir atas ke bawah
bagian bawah (lower bottom)
Hasil pengujian berat Jenis dan Kadar air Bambu

• Berat jenis alami bambu untuk


setiap umur menurun dari
bagian atas ke bawah (0,93-0,98)

• Masa jenis saat kering


cenderung naik-turun (0,54-
0,67)

• Kadar air relatif stabil setelah


bambu berusia > 2 tahun
Tanah

Jenis Batu gamping merah (lokal)


Asal Timbunan tanah pada daerah proyek BN expressway
Ukuran maks. 60 mm
Tingkat pemadatan 95% (untuk semua tes)
Masa jeniskering Maksimal 2,02 g/cm3
Kadar air optimum 14,7%
Masa jenis 2,32 g/cm3
Kurva distribusi ukuran partikel tanah

Berdasarkan hasil pengujian tanah diklasifikasikan sebagai kerikil bermutu


tinggi (GW) per Unified Soil Classification System
Polimer (diambil dari geogrid)

Jenis Geogrid polipropilena searah


Asal Jiu Di Corporation (Chongqin City, China)

Hasil uji strip polimer juga dibandingkan dengan nilai TGDG120 yang dikutip
dalam CS 17689: 1999 (BCS 1999)
Sifat Mekanik Bambu, Polimer dan Tanah
Uji Tarik
Sejajar Serat
Bambu

 Standar pengujian : CS 15780:1995


(BCS1995) dan IS 8242: 1976 (BIS 1977).
 Laju pembebanan 0,5 mm/menit.
 Perhitungan modulus elastis didasarkan pada
hubungan tegangan-regangan.
 Dari setiap umur bambu diambil 9 spesimen.
 Total 54 benda uji.
 Standar pengujian: ISO 3133:1975 (BCS 1975).
 untuk menentukan kemampuan lentur bambu.
Uji Lentur  Alat: MTS815 (MTS Systems, Eden Prairie, Minnesota).
Bambu  Dari setiap umur bambu diambil 9 spesimen.
 Total 54 benda uji.
Uji Tekan
Uniaxial
Bambu

 Alat uji : MTS815


 Metode pengujian ditentukan sesuai prosedur yang didefinisikan oleh ISO
(2004)
 Hanya batang bambu umur 2 tahun yang dipilih (bagian atas, tengah, dan
bawah)
 Kuatan tekan uniaksial utama = 36,62- 48,45 MPa
Hasil pengujian tekanan uniaxial

 Kuat tekan ultimit (σuc) dihitung sebagai beban tekan ultimit dibagi dengan
𝐹
area pembebanan, 𝜎𝑢𝑐 = 𝑢𝑐
𝐴
 Modulus elastis ditentukan sebagai kemiringan garis lurus yang terletak pada
kurva tegangan-regangan.
 Kuat tekan uniaksial utama dihitung sebagai 36,62-48,45 MPa, sesuai dengan
hasill yang diperoleh oleh Wang et al. (2014a) dan Mukhopadhyay dan Dutta
(2015).
 Ukuran cetakan : 500 mm x 500 mm x 250 mm
Uji Gesekan  Arah geser = arah serat bambu
Permukaan  Tegangan normal (σv) = 100, 200, 400, 600, dan 800
Bambu dan kPa
Tanah  Standar pengujian: ASTM D5321-02 (ASTM 2002)
 Laju pembebanan geser = 1 mm/menit (uji geser
langsung)
 Arrangement A : orientasi permukaan bambu hijau (kuning) identik.
 Arrangement B: orientasi permukaan hijau dan kuning, selang-seling.
 Perpindahan geser dan gaya horisontal dicatat setiap 10 detik/tegangan normal.
 Tes dihentikan saat perpindahan geser mencapai sekitar 20% panjang geser.
 Kuat geser maksimum = kuat geser puncak
 Tegangan geser gagal (τf) = gaya horisontal maksimum dibagi luas daerah bidang
geser
 Koefisien gesek permukaan; 𝑓 = 𝜏𝑓 Τ𝜎𝜐
Uji geser langsung
 Sudut gesek permukaan; 𝜑𝑠𝑔 = 𝑡𝑎𝑛−1 (𝑓)
Uji Tarik Strip
Bambu Tunggal Untuk menyelidiki sifat mekanis geogrid dan
dalam Spesimen menentukan tegangan tarik yang sesuai
Tanah dengan kegagalan antar ikatan.

 Peralatan yang digunakan untuk uji coba tarik telah dimodifikasi dari peralatan
uji geser langsung sebelumnya.
 Dua set sampel : bambu-tanah dan polimer-tanah.
 Menggunakan tegangan normal 100, 200, 400, 600, dan 800 kPa (= uji geser
langsung)
 Lebar (b) dan panjang embedment yang efektif (l) adalah 15 dan 450 mm
(masing-masing untuk bambu dan polimer).

 Tegangan tarik maksimum yang sesuai (bonding): 𝜏𝑓 = 𝑇𝑓 Τ(2𝑏𝑙)

 Koefisien gesekan (f) antaramuka : 𝑓 ∗ = 𝜏𝑓 Τ𝜎𝜐

Dimana : 𝑇𝑓 = tegangan tarik ikatan maksimum


Bahan : Tanah dan bambu (umur 2 tahun)
Jumlah benda uji : 5 benda uji/sampel (total 10)
Beban : 100, 200, 300, 400, dan 600 kPa
Uji Tekan Ukuran silinder uji : Diameter 30 cm dan tinggi 60 cm
Triaxial Sampel tanah dengan grid bambu:
Tanah dan
Jumlah lapisan : 3 grid bambu dan 4 tanah
Grid Bambu
Sampel tanah tanpa grid bambu:
Tebal/lapisan : 12 cm
Jika tidak ada beban maksimum, pengujian dihentikan ketika
regangan aksial mencapai 15,6%
Hasil dan Pembahasan
Karakteristik Mekanik Strip
Bambu dan Polimerik

Kuat tarik maks. rata-rata


 2 tahun = 271,67
 3 tahun = 239,13
 4 tahun = 236,37
 5 tahun = 243,47
 6 tahun = 232.36 MPa

 Tegangan tarik maksimum bambu (semua umur) cenderung meningkat dari


bagian bawah tanaman ke bagian atas.
 Kuat tarik mulai mengecil pada bambu dengan umur > 2 tahun.
 Kuat tarik bambu berumur 2 tahun adalah yang paling tinggi untuk setiap bagian
(atas-tegah-bawah).
Modulus elastisitas rata-rata =
11,38 GPa (bambu umur 2
tahun)

 Modulus elastisitas secara bertahap menurun dari bagian atas ke bagian bawah.
 Perbedaan nilai modulus elastisitas antara bagian atas dan tengah untuk bambu
dengan umur > 2 tahun = kecil.
 Perbedaan antara tiga bagian pada bambu yang berumur dua tahun sangat kecil
(Kesimpulannya adalah layak memotong bambu umur 2 tahun).
 Tegangan lentur bambu umur 1 tahun menurun dan kemudian cenderung
meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
 Tegangan lentur puncak cenderung meningkat pada bagian tengah dan bagian
bawah.
 Regangan lentur untuk bagian atas bambu umur 3 tahun adalah yang terbesar
(1,03%).
CS 17689: 1999
(BCS 1999)

 Tabel 4 : perbandingan sifat mekanik polimer dan bambu umur 2 tahun


 Pada rasio pemanjangan 2% kuat tarik bambu (B = 57,6) > kuat tarik polimer
(P = 42,4)
 Pada rasio pemanjangan 5% kuat tarik bambu (B = 102,7) > kuat tarik
polimer (P = 88,1)
 Bambu usia 2 tahun dapat digunakan untuk memperkuat timbunan tanah
pada proyek BN expressway.
Karakteristik Permukaan Bambu-Tanah dan Geogrid-Tanah

Perbedaan koefisien gesek permukaan untuk arrangement A dan arrangement


B pada pengujian geser langsung

 Koefisien gesek permukan rata-rata adalah 0,22 untuk orientasi permukaan


bambu hijau identik.
 Orientasi hijau/kuning (selang-seling), koefisien geser permukaan = 0,32
(Permukaan bambu kuning dapat meningkatkan tahanan geser).
Hasil uji tarik untuk satu strip bambu-tanah dan geogrid-tanah

 Koefisien gesekan sedikit menurun ketika tegangan normal meningkat.


 koefisien gesek permukaan antara bambu - tanah sedikit lebih kecil daripada
koefisien gesek permukaan antara geogrid - tanah.
 Secara praktis kedua koefisien akan kurang lebih sama.
Tanah tanpa Perkuatan dan Tanah dengan Perkuatan (Bambu)

• Pada Tabel 7 di atas terlihat peningkatan kekuatan sampel tanah yang diperkuat
bambu pada beban 100, 200, 300, 400, dan 600 kPa sebesar 46,0 ; 29,3 ; 24,1 ;
20,0 ; dan 13,4 %. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa peningkatan terjadi
signifikan pada pembebanan yang lebih kecil.
• Besar nilai kohesi (c) tanah yang tidak diperkuat dan tanah yang diperkuat bambu
adalah 25,0 dan 64,6 kPa (terjadi peningkatan sebesar 158,4 %)
• Besar sudut geser dalam (ϕ) tanah yang tidak diperkuat dan tanah yang diperkuat
bambu adalah sebesar 35,7 ° dan 36,5°.
• Dengan penambahan nilai parameter Mohr-Coulomb c dan ϕ, dapat disimpulkan
bahwa compressive strength dan shear resistance tanah yang diperkuat bambu
mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan penelitian Akbulut et al. 2007; Singh
2013; Shah et al. 2013 di mana tanah yang diperkuat geogrid mengalami peningkatan
kekuatan.
• Dilakukan demonstrasi secara teoritikal untuk menunjukkan efek perkuatan bambu
pada timbunan BN expressway.
• Diasumsikan bahwa tinggi timbunan adalah H = 20 m dan berat satuan γ = 20,2 kN/m3.
Sehingga tekanan tanah vertical maksimum ρz = γH = 400 kPa. Tekanan tanah vertical
ρh = K 0 ρ v = 170 kPa dengan koefisien K0 sebesar 0,42 (Poison ratio = 0,3).
• Berdasarkan analisis, tekanan maksimum pada timbunan proyek BN expressway
adalah 170 kPa. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan bambu sebagai geogrid
memberikan hasil yang lebih baik.
Kesimpulan
• Berat jenis dan kadar air bambu segar biasanya stabil setelah tahun ke 2
pertumbuhan.
• Berat jenis alami bambu sekitar 0, 93 – 0, 98 g/cm3 dan berat jenis keringnya
sekitar 0,54 – 0,67 g/cm3.
• Strip bambu memiliki sifat mekanik yang baik, bambu yang berumur 2 tahun
atau lebih dapat memenuhi persyaratan sebagai geogrid yang dibuktikan oleh
uji lentur dan tarik di laboratorium.
• Sangat layak untuk mengaplikasikan bambu yang ramah lingkungan sebagai
perkuatan timbunan pada proyek BN expressway.
• Berdasarkan hasil uji sifat fisik dan mekanik, umur tebang bambu yang cukup
adalah 2 tahun atau lebih.
• Koefisien gesek antara permukaan tanah dan bambu adalah 0,22 untuk
orientasi permukaan hijau bambu identik, dan bernilai 0,32 pada penyusunan
yang lain.
• Koefisien gesek antara tanah dan strip bambu adalah 0,35 dan nilai antara
permukaan tanah dan strip polimer 0,38.
• Laju pertumbuhan pada kegagalan deviatoric stress pada reinforced soil adalah
46,0 ; 29,3 ; 24,1 ; 20,0 dan 13,4% pada tegangan confining yang sesuai 100,
200, 300, 400 dan 600 kPa, dibandingkan dengan tanah utama.
• Semakin kecil tekanan confining, semakin jelas laju pertambahan kegagalan
tekanan deviatoric. Uji triaxial sangat merepresentaikan tegangan lingkungan
dari timbunan. Hasil tes menunjukkan kohesi internal dan sudut gesek untuk
tanah utama adalah 25 kPa dan 35,7o.
• kohesi dan sudut gesek internal pada perkuatan grid bambu adalah 64,6 kPa
dan 36,5o. Kuat tekan untuk tanah dengan perkuatan grid bambu meningkat
dengan prime soil, dan secara efektif mengurangi penurunan timbunan tanah.
• Kuat geser juga meningkat, dimana perkuatan grid bambu dapat mengurangi
kegagalan slep shear pada timbunan.

• Hanya satu tipe bambu dan satu tipe


tanah yang digunakan pada studi ini
oleh karena itu, hasil tersebut hanya
dapat diaplikasikan pada kasus
terbatas.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai