Anda di halaman 1dari 53

UJI BAHAN KAYU

MODUL PENGUJIAN

01. KADAR AIR DAN SUSUT KAYU


(SNI 03-6850-2002 & SNI 03-6843-2002)
02. KERAPATAN DAN BERAT JENIS
KAYU
(SNI ISO 9427:2008 & SNI 03-6844-2002)
03. KUAT TEKAN KAYU (Sejajar Serat)
(SNI 03-3958-1995)
01. KADAR AIR DAN SUSUT KAYU
(SNI 03-6850-2002 & SNI 03-6843-2002)

Maksud
Pengujian ini dimaksudkan sebagai salah satu acuan
untuk menentukan kadar air dan susut kayu pada
kondisi kayu tertentu.

Tujuan
Pengujian bertujuan untuk memdapatkan nilai kadar
air dan susut kayu pada kondisi tertentu.
PENGERTIAN

Kadar air kayu (Moisture Content) adalah kandungan air yang


terdapat dalam kayu, biasanya dinyatakan sebagai persen dari
berat kayu kering oven. Kadar air kayu atau bahan berkayu dapat
dinyatakan dalam kadar air berdasarkan berat kayu kering oven
atau berat kayu basah.

Susut Kayu (shrinkage) : Penyusutan atau pengembangan


kayu dipengaruhi oleh tinggi rendahnya nilai kadar air kayu
tertentu. Kayu menyusut jika kadar air turun dan mengembang
jika kadar air naik. Hal ini akibat kayu bersifat higroskopik,
yaitu dapat menyerap atau melepaskan air atau bergantung
kondisi kelembaban.
PERALATAN
1. Timbangan/neraca, dengan ketelitian 0,01 gram.
2. Oven, dengan pengatur suhu (103 ± 2) 0C.
3. Desikator
4. Jangka Sorong/Micrometer, ketelitian 0,01 mm.
5. Bak Perendam
BENDA UJI
1) Batang contoh diambil secara acak dari beberapa tempat
tumpukan kayu yang sejenis, sebanyak 5 buah.
2) Benda uji dipotong melintang setebal 2 cm, dengan jarak
minimum 60 cm dari salah satu ujung pada setiap batang
contoh, sehingga dihasilkan 5 benda uji.
3) Benda uji berukuran: R x T x L (50 mm x 50 mm x 20 mm).
PROSEDUR PENGUJIAN

1) Benda uji (kondisi sampel) diukur (dimensi: Rs, Ts, Ls) dan
ditimbang (berat: Ws)..
2) Benda uji dikeringkan di dalam oven pada suhu (103 ± 2)°C
sampai berat contoh tetap, kemudian diukur (dimensi: Rko,
Tko, Lko) dan ditimbang (berat: Wko)...
3) Benda uji diletakkan di udara terbuka sampai berat contoh
relatif tetap atau beratnya naik-turun, kemudian diukur
(dimensi: Rku, Tku, Lku) dan ditimbang (berat: Wku).
4) Benda uji direndam dalam air (beberapa jam) hingga jenuh
air (rongga antar sel dan dinding sel penuh air), keringkan
permukaan dan kemudian diukur (dimensi: Rja, Tja, Lja) dan
ditimbang (berat: Wja).
PERHITUNGAN
Menghitung nilai Kadar Air (M), dan Penyusutan (S), dari
masing-masing benda uji kayu pada kondisi: kayu basah
(sampel), kayu kering oven, kayu kering udara dan kayu
jenuh air.

Ws − Wko
Kadar Air (W): Ms = x 100%
Wko

U s − U ko
Penyusutan (S): Ss = x 100%
U ko
TABEL
Dari data yang diperoleh kita dapat menghitung kadar air kayu
pada kondisi sampel, kondisi kering oven, kondisi kering
udara, dan kondisi jenuh air.

a. Contoh perhitungan nilai kadar air ( M )


Contoh perhitungan benda uji 1 :
Diketahui :
Berat Sampel, Ws = 43,30 gr
Berat Kering Oven, Wko = 26,90 gr
Berat Jenuh Air, Wja = 51,60 gr
Berat Kering Udara, Wku = 27,50 gr

Ws − Wko
Kadar Air Sampel, Ms = Wko
x 100 %

43,30 − 26,90
= 26,90
x 100 %

= 60,97 %
Wku − Wko
Kadar Air Kering Udara, Mku = Wko
x 100 %
27,50 − 26,90
= 26,90 x100 %
= 2,23 %
Wku − Wko
x 100 %
Wko
Kadar Air Jenuh Air, Mja =
51,60 − 26,90
x 100 %
26,90
=
= 91,82 %
TABEL
SUSUT KAYU
SUSUT KAYU
SUSUT KAYU
Dari data yang diperoleh kita dapat menghitung susut kayu pada
kondisi sampel, kondisi kering oven, kondisi kering udara, dan
kondisi jenuh air.

b. Contoh perhitungan penyusutan kayu ( S )


Contoh perhitungan benda uji 1 :
Susut Arah Radial
Ukuran Sampel Rs = 52,40 mm
Ukuran Kering Oven, Rko = 50,35 mm
Ukuran Kering Udara, Rku = 51,13 mm
Ukuran Jenuh Air, Rja = 53,07 mm

Rs − Rko
Susut Sampel, Ss =
Rko
x 100 %

= 52,40 − 50,35
x 100 %
50,35
= 4,07 %
Rku − Rko
x 100 %
Susut Kering Udara, Sku Rko =
51,13 − 50,35
x 100 %
= 50,35

= 1,55 %
Rku − Rko
x 100 %
Rko
53,07 − 50,35
x 100 %
50,35
Susut jenuh air, Sja =
=
= 5,40 %
02. KERAPATAN DAN BERAT JENIS KAYU
(SNI ISO 9427:2008 & SNI 03-6844-2002)

Maksud
Pengujian ini dimaksudkan sebagai salah satu acuan
untuk menentukan kerapatan dan berat jenis kayu
pada kondisi kayu tertentu.

Tujuan
Pengujian bertujuan untuk memdapatkan nilai
kerapatan dan berat jenis kayu pada kondisi tertentu.
PENGERTIAN

Kerapatan (Density) Kayu: adalah perbandingan antara berat


dengan volume contoh kayu, diukur pada kondisi kadar air yang
sama (tertentu). Kerapatan Kayu secara umum dinyatakan dalam
satuan gram/cm3 atau kg/m3.

Berat Jenis Kayu (Specific Grafity) adalah berat per volume


kayu dibagi dengan berat air pada volume yang sama.
PERALATAN
1. Timbangan/neraca, dengan ketelitian 0,01 gram.
2. Oven, dengan pengatur suhu (103 ± 2) 0C.
3. Desikator
4. Jangka Sorong/Micrometer, ketelitian 0,01 mm.
5. Bak Perendam
BENDA UJI
1) Batang contoh diambil secara acak dari beberapa tempat
tumpukan kayu yang sejenis, sebanyak 5 buah.
2) Benda uji dipotong melintang setebal 2 cm, dengan jarak
minimum 60 cm dari salah satu ujung pada setiap batang
contoh, sehingga dihasilkan 5 benda uji.
3) Benda uji berukuran: R x T x L (50 cm x 50 cm x 20 cm).
PROSEDUR PENGUJIAN

1) Benda uji (kondisi sampel) diukur (dimensi: Rs, Ts, Ls) dan
ditimbang (berat: Ws)..
2) Benda uji dikeringkan di dalam oven pada suhu (103 ± 2)°C
sampai berat contoh tetap, kemudian diukur (dimensi: Rko,
Tko, Lko) dan ditimbang (berat: Wko)...
3) Benda uji diletakkan di udara terbuka sampai berat contoh
relatif tetap atau beratnya naik-turun, kemudian diukur
(dimensi: Rku, Tku, Lku) dan ditimbang (berat: Wku).
4) Benda uji direndam dalam air (beberapa jam) hingga jenuh
air (rongga antar sel dan dinding sel penuh air), keringkan
permukaan dan kemudian diukur (dimensi: Rja, Tja, Lja) dan
ditimbang (berat: Wja).
PERHITUNGAN
Hitunglah nilai Kerapatan (ρ) dan Berat Jenis (G), dari
masing-masing benda uji kayu pada kondisi: kayu basah
(sampel), kayu kering oven, kayu kering udara dan kayu
jenuh air.

Ws
Kerapatan (ρ): s = ( gr / cm 3 )
Vs

Ws
Berat Jenis (G): Gs =
Vs ( 1 + M s )
TABEL
TABEL
03. KUAT TEKAN KAYU
(SNI 03-3958-1995)

Maksud
Pengujian ini dimaksudkan sebagai sebagai acuan dan
pegangan dalam pengujian kuat tekan kayu.

Tujuan
Pengujian bertujuan untuk memperoleh nilai kuat
tekan kayu sejajar serat dan kuat tekan kayu tegak
lurus serat..
PENGERTIAN

Kuat tekan sejajar arah serat adalah kekuatan kayu memikul


beban yang bekerja padanya pada sejajar dengan arah serat kayu;

kuat tekan tegak lurus arah serat adalah kekuatan kayu


memikul beban yang bekerja padanya tegak lurus dengan arah
serat kayu;
PERALATAN
1) mesin uji tekan; 4) alat penjepit baja;
2) alat pengukur waktu; 5) alat ukur deformasi;
3) roll meter; jangka sorong; 6) Oven dan Timbangan.
BENDA UJI
1) ketelitian ukuran benda uji ± 0,25 mm;
2) kadar air kayu maksimum 20%.(sebaiknya keing udara);
3) Ukuran benda uji kuat tekan sejajar serat adalah
(50 x 50 x 200) mm (Gambar 1.);
4) Ukuran benda uji kuat tekan tegak lurus serat adalah
(50 x 50 x 150) mm (Gambar 2.);

2
1
PROSEDUR PENGUJIAN

1) siapkan benda uji dengan ketentuan ukuran pada Gambar 1 dan 2;


2) beri nomor atau kode pengujian, sebelum dipasang pada alat uji, ukur
benda uji dengan alat ukur jangka sorong atau rol meter; dan catat pada
lembar data/formulir pengujian;
3) letakkan benda uji secara sentris terhadap alat pembebanan;
4) untuk pengujian kuat tekan sejajar serat; jalankan mesin uji dengan
kecepatan kecepatan gerakan beban 1 mm per menit.dan untuk pengujian
kuat tekan tegak lurus arah serta : jalankan mesin uji dengan kecepatan
gerakan beban 0,3 mm per menit.
5) lakukan pembebanan sampai beban maksimum (saat benda uji tekan
sejajar serat patah dan benda uji tekan tegak lurus putus).
6) baca dan catat data beban;
7) gambar bentuk retakan-retakan yang timbul setelah pengujian;
8) hitung kuat tekan berdasarkan ketentuan.
9) cantumkan semua nilai hasil perhitungan ke dalam formulir.
PERHITUNGAN
Kuat tekan dihitung dengan beban per satuan luas bidang tekan:

Kuat tekan sejajar serat :

Kuat tekan tegak lurus serat :

Keterangan :
ƒC// = kuat tekan sejajar serat (MPa).
ƒC⊥ = kuat tekan tegak lurus serat (MPa).
P = beban uji maksimum (N)
b = lebar benda uji (mm)
h = tinggi benda uji (mm)
TABEL
UJI BAHAN BAJA

MODUL PENGUJIAN

04. IDENTIFIKASI & PERSYARATAN MUTU


MUTU BAJA STRUKTURAL
(SNI 07-2529-1991 / SNI 07-0722-1989 / ASTM A-36)

05. PENGUJIAN KUAT TARIK BAJA BETON


(SNI 07-2529-1991)
04. IDENTIFIKASI & PERSYARATAN MUTU
MUTU BAJA STRUKTURAL
(SNI 07-2529-1991 / SNI 07-0722-1989 / ASTM A-36)

Maksud
Modul ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan
untuk melakukan identifikasi persyaratan mutu dan
pengujian baja struktural untuk konstruksi umum.

Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui persyaratan
mutu, metode pengujian, klassifikasi, bentuk / ukuran,
dan parameter lainnya, dari beberapa bahan baja
structural.
OBYEK IDENTIFIKASI

Obyek kegiatan meliputi identifikasi dan uraian persyaratan


mutu terhadap beberapa jenis baja struktural, yaitu:

A. SNI 07-2052-2002 Baja Tulangan Beton


B. SNI 07-2054-2006 Baja profil Siku sama kaki
C. SNI 07-0052-2006 Baja profil kanal U
D. SNI 07-0329-2005 Baja profil I-beam
E. SNI 07-7178-2006 Baja profil WF – beam
F. SNI 07-2610-2011 Baja profil H - beam
OBYEK IDENTIFIKASI (Baja Tulangan Beton)
OBYEK IDENTIFIKASI (Baja Profil Siku “ ”
OBYEK IDENTIFIKASI ( Baja Profil Kanal U & C )
OBYEK IDENTIFIKASI (Baja Profil I-Beam )
OBYEK IDENTIFIKASI (Baja Profil WF-Beam )
OBYEK IDENTIFIKASI (Baja Profil H-Beam )
05. PENGUJIAN KUAT TARIK BAJA
TULANGAN BETON
(SNI 07-2529-1991)
Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan
untuk melakukan pengujian kuat tarik baja beton.

Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan nilai
kuat tarik baja beton dan parameter lainnya. Pengujian
ini selanjutnya dapat digunakan dalam pengendalian
mutu baja.
Pengertian
1) baja beton adalah baja yang digunakan sebagai penulangan
dalam konstruksi beton bertulang;
2) nilai kuat tarik leleh adalah besarnya ‘gaya tarik yang bekerja
pada saat benda uji mengalami, leleh pertama;
3) nilai kuat tarik putus adalah besarnya gaya tarik maksimum
yang bekerja pada saat benda uji putus;
4) contoh baja beton adalah batang-batang beton yang
panjangnya tertentu, yang diambil dari tempat penyimpanan
secara acak serta dianggap mewakili sejumlah baja beton yang
akan digunakan sebagai bahan struktur;
5) benda uji adalah batang baja beton yang mempunyai bentuk
dan dimensi tertentu, yang dibuat/diambil dari contoh-contoh
baja beton.
PERALATAN
Peralatan untuk pengujian kuat tarik baja beton terdiri dari :
1) mesin uji tarik, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
(1) mempunyai kecepatan tarik yang merata dan dapat diatur
sedemikian rupa sehingga besarnya penambahan tegangan
tidak melebihi 10 MPa untuk setiap detik;
(2) pembacaan gaya, dapat dilakukan dengan ketelitian 10%
dari gaya tarik maksimum.
2) alat pengukur: geser, jangka sorong/micrometer, timbangan
3) peralatan pembuat benda uji, yaitu :
(1) alat pemotong baja;
(2) alat penggores benda uji;
(3) mesin bubut.
PERALATAN

Universal Testing Machine (UTM)


BENDA UJI

Benda uji ditentukan sebagai berikut :

1) benda uji merupakan batang proporsional dimana


perbandingan antara, panjang dan luas penampang sebelum
pengujian adalah sama;

lo = k Aso
Keterangan:
lo = panjang ukur benda uji, mm
Aso = luas penampang terkecil semula, mm2
k = koesifien, k = 5,65 untuk dp.5 &
k = koefisien, k = 11,30 untuk dp.10
dp.5 = perbandingan lo dengan do. (lo = 5 do)
BENDA UJI
2) bentuk dan dimensi benda uji, adalah sebagai berikut :
(1) jika diameter contoh ≤ 15 mm sehingga gaya tarik
maksimum lebih kecil dari kapasitas mesin tarik, maka
benda uji dibuat dengan bentuk dan dimensi seperti
tercantum pada Gambar 1, tanpa perubahan bentuk
penampang:

Gambar 1 Bentuk Benda uji yang diameter ≤ 15 mm


BENDA UJI

(2) Jika diameter contoh > 15 mm, atau gaya tarik


maksimum melebihi kapasitas mesin tarik, maka bentuk
dan dimensi benda uji dibuat seperti Gambar 2.

Gambar 2 Bentuk Benda uji yang diameter > 15 mm


BENDA UJI
BENDA UJI
(3) untuk baja lunak, diameter yang terjepit D harus dipertebal, sedang
untuk baja keras panjang lj harus diperbesar;
(4) besarnya parameter dimensi benda uji tercantum pada tabel 1:

3) untuk baja deform, diameter benda uji adalah : Do = 4,0295 x B (mm)


Dimana : B = berat benda uji persatuan panjang 0,1 kg/mm.
BENDA UJI
PROSEDUR PENGUJIAN
Proses pengujian dilakukan sebagai berikut :
1) buat benda uji untuk setiap contoh dengan bentuk dan dimensi yang
sesuai dengan ketentuan.
2) setiap contoh dibuat 2 (dua) buah benda uji untuk pengujian ganda;
3) setiap benda uji dilengkapi dengan nomor benda uji, nomor contoh
serta dimensinya;
4) pasang benda uji dengan cara menjepit bagian h dari benda uji pada
alat penjepit mesin tarik; sumbu alat penjepit harus berimpit
dengan sumbu benda uji;
5) tarik benda uji dengan penambahan beban sebesar 10 MPa/detik
sampai benda uji putus; catat dan amatilah besarnya perpanjangan
yang terjadi setiap pnambahanpenambahan beban 10 MPa;
6) Catat besarnya gaya tarik pada batas leleh Py dan pada batas putus
Pmaks, bila benda uji merupakan baja lunak;
PERHITUNGAN
P m aks
1) Tegangan tarik putus, fs =
Aso Py
2) Tegangan tarik leleh, fy =
Aso
lu − l o
3) Regangan maksimum,  m aks =  100%
lo
Aso − Asu
4) Kontraksi penampang, s =  100%
Dimana: Aso
fs = tegangan tarik putus (MPa),
fy = tegangan tarik leleh (MPa),
Pmaks = kuat tarik putus (N),
Py = kuat tarik leleh (N),
Aso = luas penampang benda uji mula-mula (mm2),
Asu = luas penampang benda uji setelah pengujian (mm2),
lo = panjang benda uji mula-mula (mm),
lu = panjang benda uji setelah pengujian (mm),
εmaks = regangan maksimum benda uji saat putus (%),
s = kontraksi/reduksi penampang benda uji pada saat putus (%).

Anda mungkin juga menyukai