MODUL PENGUJIAN
Maksud
Pengujian ini dimaksudkan sebagai salah satu acuan
untuk menentukan kadar air dan susut kayu pada
kondisi kayu tertentu.
Tujuan
Pengujian bertujuan untuk memdapatkan nilai kadar
air dan susut kayu pada kondisi tertentu.
PENGERTIAN
1) Benda uji (kondisi sampel) diukur (dimensi: Rs, Ts, Ls) dan
ditimbang (berat: Ws)..
2) Benda uji dikeringkan di dalam oven pada suhu (103 ± 2)°C
sampai berat contoh tetap, kemudian diukur (dimensi: Rko,
Tko, Lko) dan ditimbang (berat: Wko)...
3) Benda uji diletakkan di udara terbuka sampai berat contoh
relatif tetap atau beratnya naik-turun, kemudian diukur
(dimensi: Rku, Tku, Lku) dan ditimbang (berat: Wku).
4) Benda uji direndam dalam air (beberapa jam) hingga jenuh
air (rongga antar sel dan dinding sel penuh air), keringkan
permukaan dan kemudian diukur (dimensi: Rja, Tja, Lja) dan
ditimbang (berat: Wja).
PERHITUNGAN
Menghitung nilai Kadar Air (M), dan Penyusutan (S), dari
masing-masing benda uji kayu pada kondisi: kayu basah
(sampel), kayu kering oven, kayu kering udara dan kayu
jenuh air.
Ws − Wko
Kadar Air (W): Ms = x 100%
Wko
U s − U ko
Penyusutan (S): Ss = x 100%
U ko
TABEL
Dari data yang diperoleh kita dapat menghitung kadar air kayu
pada kondisi sampel, kondisi kering oven, kondisi kering
udara, dan kondisi jenuh air.
Ws − Wko
Kadar Air Sampel, Ms = Wko
x 100 %
43,30 − 26,90
= 26,90
x 100 %
= 60,97 %
Wku − Wko
Kadar Air Kering Udara, Mku = Wko
x 100 %
27,50 − 26,90
= 26,90 x100 %
= 2,23 %
Wku − Wko
x 100 %
Wko
Kadar Air Jenuh Air, Mja =
51,60 − 26,90
x 100 %
26,90
=
= 91,82 %
TABEL
SUSUT KAYU
SUSUT KAYU
SUSUT KAYU
Dari data yang diperoleh kita dapat menghitung susut kayu pada
kondisi sampel, kondisi kering oven, kondisi kering udara, dan
kondisi jenuh air.
Rs − Rko
Susut Sampel, Ss =
Rko
x 100 %
= 52,40 − 50,35
x 100 %
50,35
= 4,07 %
Rku − Rko
x 100 %
Susut Kering Udara, Sku Rko =
51,13 − 50,35
x 100 %
= 50,35
= 1,55 %
Rku − Rko
x 100 %
Rko
53,07 − 50,35
x 100 %
50,35
Susut jenuh air, Sja =
=
= 5,40 %
02. KERAPATAN DAN BERAT JENIS KAYU
(SNI ISO 9427:2008 & SNI 03-6844-2002)
Maksud
Pengujian ini dimaksudkan sebagai salah satu acuan
untuk menentukan kerapatan dan berat jenis kayu
pada kondisi kayu tertentu.
Tujuan
Pengujian bertujuan untuk memdapatkan nilai
kerapatan dan berat jenis kayu pada kondisi tertentu.
PENGERTIAN
1) Benda uji (kondisi sampel) diukur (dimensi: Rs, Ts, Ls) dan
ditimbang (berat: Ws)..
2) Benda uji dikeringkan di dalam oven pada suhu (103 ± 2)°C
sampai berat contoh tetap, kemudian diukur (dimensi: Rko,
Tko, Lko) dan ditimbang (berat: Wko)...
3) Benda uji diletakkan di udara terbuka sampai berat contoh
relatif tetap atau beratnya naik-turun, kemudian diukur
(dimensi: Rku, Tku, Lku) dan ditimbang (berat: Wku).
4) Benda uji direndam dalam air (beberapa jam) hingga jenuh
air (rongga antar sel dan dinding sel penuh air), keringkan
permukaan dan kemudian diukur (dimensi: Rja, Tja, Lja) dan
ditimbang (berat: Wja).
PERHITUNGAN
Hitunglah nilai Kerapatan (ρ) dan Berat Jenis (G), dari
masing-masing benda uji kayu pada kondisi: kayu basah
(sampel), kayu kering oven, kayu kering udara dan kayu
jenuh air.
Ws
Kerapatan (ρ): s = ( gr / cm 3 )
Vs
Ws
Berat Jenis (G): Gs =
Vs ( 1 + M s )
TABEL
TABEL
03. KUAT TEKAN KAYU
(SNI 03-3958-1995)
Maksud
Pengujian ini dimaksudkan sebagai sebagai acuan dan
pegangan dalam pengujian kuat tekan kayu.
Tujuan
Pengujian bertujuan untuk memperoleh nilai kuat
tekan kayu sejajar serat dan kuat tekan kayu tegak
lurus serat..
PENGERTIAN
2
1
PROSEDUR PENGUJIAN
Keterangan :
ƒC// = kuat tekan sejajar serat (MPa).
ƒC⊥ = kuat tekan tegak lurus serat (MPa).
P = beban uji maksimum (N)
b = lebar benda uji (mm)
h = tinggi benda uji (mm)
TABEL
UJI BAHAN BAJA
MODUL PENGUJIAN
Maksud
Modul ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan
untuk melakukan identifikasi persyaratan mutu dan
pengujian baja struktural untuk konstruksi umum.
Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui persyaratan
mutu, metode pengujian, klassifikasi, bentuk / ukuran,
dan parameter lainnya, dari beberapa bahan baja
structural.
OBYEK IDENTIFIKASI
Tujuan
Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan nilai
kuat tarik baja beton dan parameter lainnya. Pengujian
ini selanjutnya dapat digunakan dalam pengendalian
mutu baja.
Pengertian
1) baja beton adalah baja yang digunakan sebagai penulangan
dalam konstruksi beton bertulang;
2) nilai kuat tarik leleh adalah besarnya ‘gaya tarik yang bekerja
pada saat benda uji mengalami, leleh pertama;
3) nilai kuat tarik putus adalah besarnya gaya tarik maksimum
yang bekerja pada saat benda uji putus;
4) contoh baja beton adalah batang-batang beton yang
panjangnya tertentu, yang diambil dari tempat penyimpanan
secara acak serta dianggap mewakili sejumlah baja beton yang
akan digunakan sebagai bahan struktur;
5) benda uji adalah batang baja beton yang mempunyai bentuk
dan dimensi tertentu, yang dibuat/diambil dari contoh-contoh
baja beton.
PERALATAN
Peralatan untuk pengujian kuat tarik baja beton terdiri dari :
1) mesin uji tarik, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
(1) mempunyai kecepatan tarik yang merata dan dapat diatur
sedemikian rupa sehingga besarnya penambahan tegangan
tidak melebihi 10 MPa untuk setiap detik;
(2) pembacaan gaya, dapat dilakukan dengan ketelitian 10%
dari gaya tarik maksimum.
2) alat pengukur: geser, jangka sorong/micrometer, timbangan
3) peralatan pembuat benda uji, yaitu :
(1) alat pemotong baja;
(2) alat penggores benda uji;
(3) mesin bubut.
PERALATAN
lo = k Aso
Keterangan:
lo = panjang ukur benda uji, mm
Aso = luas penampang terkecil semula, mm2
k = koesifien, k = 5,65 untuk dp.5 &
k = koefisien, k = 11,30 untuk dp.10
dp.5 = perbandingan lo dengan do. (lo = 5 do)
BENDA UJI
2) bentuk dan dimensi benda uji, adalah sebagai berikut :
(1) jika diameter contoh ≤ 15 mm sehingga gaya tarik
maksimum lebih kecil dari kapasitas mesin tarik, maka
benda uji dibuat dengan bentuk dan dimensi seperti
tercantum pada Gambar 1, tanpa perubahan bentuk
penampang: