Anda di halaman 1dari 14

Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi Kelompok II

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kayu merupakan satu dari beberapa material yang banyak dimanfaatkan


manusia sehingga mengakibatkan kayu yang berkualitas kurang baikpun
cenderung meningkat penggunaannya. Kayu sebagai salah satu bahan
bangunan memiliki karakteristik yang spesifik dibanding bahan lain seperti
baja dan beton. Kayu sebagai bahan alamiah memiliki ciri yang alamiah pula
terhadap karakteristik mekanikanya. Kayu adalah suatu bahan yang berasal
dari proses metabolisme organisme hidup yaitu pohon, dimana dalam
perjalanan hidupnya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks.

Faktor genetik merupakan faktor yang paling dominan yang menyebabkan


adanya variasi sifat dasar kayu antar jenis. Variasi sifat dasar kayu dalam satu
jenis antara lain dapat disebabkan oleh faktor lingkungan yang sangat
kompleks seperti kondisi iklim, kesuburan tanah, ketersediaan air dan hara
mineral, serta perlakuan silvikultur, di samping juga oleh faktor kedewasaan
pohon waktu. Kayu digolongkan sebagai bahan anisotropic yang memiliki
karakteristik tegangan yang berbeda antara tegangan tarik, tegangan tarik,
tegangan lentur dan tegangan gesernya (baik tegangan arah serat, tegak lurus
serat, maupun bersudut terhadap serat). Selain itu, kemiringan arah serat,
kelengasan, umur, dan berat jenis kayu juga sangat berpengaruh terhadap
karakteristik mekanika dari kayu tersebut.

Kayu mempunyai tiga arah sumbu utama (material ortotropik), yang mana
pada arah sumbu terkuat kekakuan dan kekuatannya sangat besar, lebih besar
daripada material lain apabila ditinjau berdasarkan rasio kekuatan terhadap
berat jenis material. Sedangkan kelemahannya adalah pada dua arah sumbu
lainnya, kayu relatif lemah dan lunak, hal ini dapat mengakibatkan adanya retak
dan menyebabkan terjadinya kegagalan struktur.

B. Tujuan percobaan

Mendapatkan dan mengevaluasi kekuatan tarik kayu sejajar serat.

Program Studi Teknik Sipil 1


Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi Kelompok II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kekuatan tarik kayu

Kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk menahan muatan atau beban
dari luar. Maksud muatan dari luar ialah gaya-gaya di luar benda yang
mempunyai kecenderungan untuk mengubah bentuk dan besarnya benda.
Kekuatan tarik kayu adalah bagaimana reaksi bahan kayu terhadap gaya-gaya
yang menarik kayu. Pada umumnya kayu memiliki kekuatan tarik lebih besar .

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu


1. Faktor Biologis

Faktor biologis perusak kayu yang penting adalah jamur, bakteri, serangga
dan binatang laut. Jasad hidup tersebut merusak kayu karena menjadikan kayu
tersebut sebagai tempat tinggal atau makanannya. Kerusakan yang terjadi
akibat kerusakan kayu oleh faktor biologis dapat terjadi baik pada pohon yang
masih berdiri, balok segar, kayu gergajian maupun produk-produk kayu lain
dalam proses penyimpanan dan pemakaian. Oleh karena itu upaya
pengendalian terhadap jasad hidup perusak kayu tersebut sudah sejak lama
dilakukan baik secara fisik, mekanik, kimia maupun secara hayati. Kayu yang
diserang jamur akan mempengaruhi keteguhan pukul, keteguhan lengkung,
keteguhan tekan, kekerasan serta elastisitasnya dan mengakibatkan kekuatan
kayu berkurang.

2. Kadar Air

Saat kayu mengering dibawah titik jenuh serat, sebagian besar kekuatan
dan sifat-sifat elastik bertambah. Ini mungkin diharapkan akan terjadi karena
saat air dikeluarkan dari dinding sel, molekul-molekul berantai panjang
bergerak saling mendekat dan menjadi terikat lebih kuat. Kenaikan kekuatan
umumnya mulai nampak sedikit dibawah titik jenuh serat dan biasanya kadar
air pada 25%.

Program Studi Teknik Sipil 2


Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi Kelompok II

3. Waktu Penyimpanan

Penyimpanan kayu tanpa pengaruh yang merusak oleh microorganisme,


suhu tinggi, atau pembebanan terus menerus kecil pengaruhnya terhadap sifat-
sifat kayu tersebut. Setelah berabad-abad, perubahan memang terjadi. Tetapi
ini biasanya akibat faktor-faktor lingkungan dan bukan penyimpanan itu
sendiri. Sejumlah kehilangan kebutuhan akan terjadi apabila penyimpanan
lamadisertai oleh pembebanan suhu terus menerus. Sebagian besar sifat-sifat
mekanik kayu terpengaruh oleh lama beban yang dikenakan. Makin lama beban
disangga makin rendah beban yang dapat disangga dengan aman.

4. Suhu

Kebanyakan sifat-sifat mekanik kayu berkurang apabila kayu


tersebutdipanaskan, dan bertambah apabila didinginkan. Selama suhu tidak
melebihi 100°C terdapat sedikit saja kehilangan kekuatan yang permanen.
Umumnya semakin tinggi kandungan air kayu semakin besar kepekaannya
terhadap suhu tinggi. Hal ini harusdipertimbangkan apabila suhu dapur yang
terlalu tinggi digunakan untuk mengeringkan suhu-suhu bangunan yang kritis.

5. Kelelahan

Kekuatan lelah suatu beban adalah kemampuan untuk


mempertahankan kekuatannya apabila dikenai beban berat yang berulang.
Gelagar pada jembatan jalan rel kereta api adalah suatu contoh penerapan
pentingnya kekuatan lelah. Ini dapatterjadi berjuta-juta kali selama umur
jembatan. Menurut Wood Handbook (USFPL,1994) dalam Haygreen dan
Bowyer, 1993 kayu bebas cacat berserat lurus yang terkena 2 juta siklus
lengkungan akan masih memiliki 60% kekuatan statiknya.

6. Mata Kayu

Mata kayu adalah cacat yang paling umum mengurangi kekuatan kayu
gergajian. Pengaruh suatu mata kayu dalam banyak hal mungkin dianggap
samadengan pengaruh suatu lubang. Dalam hal-hal yang lain mata kayu dapat
mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada suatu lubang yang dibor
karena pemuntiran dalam arah serat yang menyertainya. Banyaknya
pengurangan kekuatan suatu mata kayu tergantung tidak hanya pada ukuran
mata kayu tetapi pada letaknya pada suatu potongan. Suatu mata kayu pada

Program Studi Teknik Sipil 3


Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi Kelompok II

pinggir atas atau bawah suatu gelagar jauh lebih berat dari pada mata kayu
yang sama yang letaknya dekat garis tengah. Mata kayu pada pinggir bawah
suatu gelagar lebih berat dari pada apabila terletak di pinggir atas, karena mata
kayu mempunyai pengaruh yang sangat besar pada kekuatan tarik dari pada
pengaruhnya pada kekuatan tekan.

7. Kemiringan

Serat Kemiringan serat pada kayu gergajian dinyatakan dalam panjang


dengan penyimpangan suatu inci dalam serat tersebut. Sumber kemiringan
serat dapat dihasilkan oleh :

1) Pemotongan pinggir kayu gergajian yang tidak tepat.


2) Pemotongan rang tidak sejajar kulit.
3) Akibat dari serat memuntir.

Cara terbaik untuk mengenali tipe penyimpangan serat ini ialah dengan melihat
pada alur-alur resin, retak permukaan, karat mineral, atau cacat-cacat kecil lain
yang cenderung searah dengan sel-sel. Kekuatan kayu terpengaruh apabila
terdapat kemiringan serat lebih besar dari pada kira-kira 1 dalam 20.

Program Studi Teknik Sipil 4


Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi Kelompok II

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat yang digunakan


a) Mesin Uji Tarik Kayu
b) Palu Karet
c) Mistar 60 cm
B. Bahan
2 buah sampel kayu dengan dimensi sesuai dengan ASTM D143-09

0,6 cm 1,0 cm

0,7 cm

C. Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan benda uji sebanyak 2 buah seperti yang ada pada ASTM D143-
09.
2. Menghitung luas penampang benda uji tesebut.
3. Meletakkan benda uji pada mesin uji tarik.
4. Melakukan pengujian pada sampel uji dan amati benda uji sampai benda uji
putus.
5. Melihat hasil uji pada mesin berupa grafik dan beban maksimum.
6. Mencatat hasil uji tersebut.

Program Studi Teknik Sipil 5


Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi Kelompok II

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. Perhitungan

a). Observasi 1

Pmax = 6,3 KN = 6300 N

Luas penampang = 0,54 c m2 = 54 mm2

Tegangan tarik putus

Pmax
𝑓1 =
𝐴
6300
=
54

= 166 N/mm2

b). Observasi 2

Pmax = 6,8 kN = 6800 N

Luas penampang = 0,64 c m2 = 64 mm2

Tegangan tarik putus


Pmax
𝑓2 =
𝐴
6800
=
64

= 106 N/mm2
Tegangan Rata-rata
𝑓𝑚𝑎𝑥1 +𝑓 𝑚𝑎𝑥2
Frata-rata =
2
166+106
=
2
= 136 N/mm2

Program Studi Teknik Sipil 6


Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi Kelompok II

B. Pembahasan

Dari hasil percobaan tegangan tarik kayu sejajar serat sampel I dengan luas
penampang 54 mm2 mampu menahan beban maksimum sebesar 6300 N
sehingga tegangannya adalah 166 N/mm2, sedangkan untuk sampel II dengan
luas penampang 64 mm2 mampu menahan beban maksimum sebesar 6800 N
sehingga tegangannya adalah 106 N/mm2. Dari data tersebut memperoleh nilai
rata-rata tegangan adalah 136 N/mm2 .

Program Studi Teknik Sipil 7


Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi Kelompok II

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa tegangan sampel 1 adalah 166
N/mm2, sedangkan tegangan sampel 2 adalah 106 N/mm2. Dengan demikian
tegangan rata-rata dari kedua sampel adalah 136 N/mm2
B. Saran
1. Sebelum memulai percobaan praktikan harus terlebih dahulu memahami
materi percobaan.
2. Sebaiknya alat-alat laboratorium dilengkapi agar praktikum tidak terhambat
karena kekurangan alat demi kelan caran praktikum.
3. Sebaiknya ketika melaksanakan praktikum diharapkan untuk dating tepat
waktu sesuai jadwal.
4. Sebaiknya ketika praktikan selesai melakukan percobaan agar
membersikan alalat-alat yang telah digunakan dan dikembalikan ketempat
semula.

Program Studi Teknik Sipil 8


Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi Kelompok II

DAFTAR PUSTAKA

American Society For Testing And Materials, ASTM D143:2008 Standart test

Method for direck moisture content measurement of wood and wood based.

Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-3399-1994 (1994). Metode Pengujian Kuat


Tarik Kayu di Laboratorium. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Tonapa, Suryanti Rappang. 2019. Pedoman Praktikum Teknologi Bahan. Universitas

Kristen indonesia paulus, Makassar.

Program Studi Teknik Sipil 9


Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi Kelompok II

LAMPIRAN

Program Studi Teknik Sipil 10


Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi Kelompok II

A. Alat yang digunakan


a. Mesin Uji Tarik Kayu

Gambar 3.1 Mesin Uji Taik Kayu


b. Palu Karet

Gambar 3.2 Palu Karet


c. Mistar 60 cm

Gambar 3.3 Mistar 60 cm

Program Studi Teknik Sipil 11


Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi Kelompok II

B. Bahan
Kayu sesuai dengan ASTM D143-09

Gambar 3.4 kayu dengan dimensi sesuai ASTM D143-09

Program Studi Teknik Sipil 12


Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi Kelompok II

C. Foto Kegiatan Praktikum

Gambar 3.1 Benda Uji Saat Diletakkan pada


Mesin Uji Tarik Kayu

Gambar 3.2 Benda Uji Setelah Pengujian Pada


Mesin Uji Tarik Kayu

Gambar 3.3 Pengambilan Data yang Keluar


Dari Mesin Uji Tarik

Program Studi Teknik Sipil 13


Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi Kelompok II

D. Foto Kelompok

Program Studi Teknik Sipil 14

Anda mungkin juga menyukai