BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kayu mempunyai tiga arah sumbu utama (material ortotropik), yang mana
pada arah sumbu terkuat kekakuan dan kekuatannya sangat besar, lebih besar
daripada material lain apabila ditinjau berdasarkan rasio kekuatan terhadap
berat jenis material. Sedangkan kelemahannya adalah pada dua arah sumbu
lainnya, kayu relatif lemah dan lunak, hal ini dapat mengakibatkan adanya retak
dan menyebabkan terjadinya kegagalan struktur.
B. Tujuan percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk menahan muatan atau beban
dari luar. Maksud muatan dari luar ialah gaya-gaya di luar benda yang
mempunyai kecenderungan untuk mengubah bentuk dan besarnya benda.
Kekuatan tarik kayu adalah bagaimana reaksi bahan kayu terhadap gaya-gaya
yang menarik kayu. Pada umumnya kayu memiliki kekuatan tarik lebih besar .
Faktor biologis perusak kayu yang penting adalah jamur, bakteri, serangga
dan binatang laut. Jasad hidup tersebut merusak kayu karena menjadikan kayu
tersebut sebagai tempat tinggal atau makanannya. Kerusakan yang terjadi
akibat kerusakan kayu oleh faktor biologis dapat terjadi baik pada pohon yang
masih berdiri, balok segar, kayu gergajian maupun produk-produk kayu lain
dalam proses penyimpanan dan pemakaian. Oleh karena itu upaya
pengendalian terhadap jasad hidup perusak kayu tersebut sudah sejak lama
dilakukan baik secara fisik, mekanik, kimia maupun secara hayati. Kayu yang
diserang jamur akan mempengaruhi keteguhan pukul, keteguhan lengkung,
keteguhan tekan, kekerasan serta elastisitasnya dan mengakibatkan kekuatan
kayu berkurang.
2. Kadar Air
Saat kayu mengering dibawah titik jenuh serat, sebagian besar kekuatan
dan sifat-sifat elastik bertambah. Ini mungkin diharapkan akan terjadi karena
saat air dikeluarkan dari dinding sel, molekul-molekul berantai panjang
bergerak saling mendekat dan menjadi terikat lebih kuat. Kenaikan kekuatan
umumnya mulai nampak sedikit dibawah titik jenuh serat dan biasanya kadar
air pada 25%.
3. Waktu Penyimpanan
4. Suhu
5. Kelelahan
6. Mata Kayu
Mata kayu adalah cacat yang paling umum mengurangi kekuatan kayu
gergajian. Pengaruh suatu mata kayu dalam banyak hal mungkin dianggap
samadengan pengaruh suatu lubang. Dalam hal-hal yang lain mata kayu dapat
mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada suatu lubang yang dibor
karena pemuntiran dalam arah serat yang menyertainya. Banyaknya
pengurangan kekuatan suatu mata kayu tergantung tidak hanya pada ukuran
mata kayu tetapi pada letaknya pada suatu potongan. Suatu mata kayu pada
pinggir atas atau bawah suatu gelagar jauh lebih berat dari pada mata kayu
yang sama yang letaknya dekat garis tengah. Mata kayu pada pinggir bawah
suatu gelagar lebih berat dari pada apabila terletak di pinggir atas, karena mata
kayu mempunyai pengaruh yang sangat besar pada kekuatan tarik dari pada
pengaruhnya pada kekuatan tekan.
7. Kemiringan
Cara terbaik untuk mengenali tipe penyimpangan serat ini ialah dengan melihat
pada alur-alur resin, retak permukaan, karat mineral, atau cacat-cacat kecil lain
yang cenderung searah dengan sel-sel. Kekuatan kayu terpengaruh apabila
terdapat kemiringan serat lebih besar dari pada kira-kira 1 dalam 20.
BAB III
METODE PERCOBAAN
0,6 cm 1,0 cm
0,7 cm
C. Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan benda uji sebanyak 2 buah seperti yang ada pada ASTM D143-
09.
2. Menghitung luas penampang benda uji tesebut.
3. Meletakkan benda uji pada mesin uji tarik.
4. Melakukan pengujian pada sampel uji dan amati benda uji sampai benda uji
putus.
5. Melihat hasil uji pada mesin berupa grafik dan beban maksimum.
6. Mencatat hasil uji tersebut.
BAB IV
A. Perhitungan
a). Observasi 1
Pmax
𝑓1 =
𝐴
6300
=
54
= 166 N/mm2
b). Observasi 2
= 106 N/mm2
Tegangan Rata-rata
𝑓𝑚𝑎𝑥1 +𝑓 𝑚𝑎𝑥2
Frata-rata =
2
166+106
=
2
= 136 N/mm2
B. Pembahasan
Dari hasil percobaan tegangan tarik kayu sejajar serat sampel I dengan luas
penampang 54 mm2 mampu menahan beban maksimum sebesar 6300 N
sehingga tegangannya adalah 166 N/mm2, sedangkan untuk sampel II dengan
luas penampang 64 mm2 mampu menahan beban maksimum sebesar 6800 N
sehingga tegangannya adalah 106 N/mm2. Dari data tersebut memperoleh nilai
rata-rata tegangan adalah 136 N/mm2 .
BAB IV
A. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa tegangan sampel 1 adalah 166
N/mm2, sedangkan tegangan sampel 2 adalah 106 N/mm2. Dengan demikian
tegangan rata-rata dari kedua sampel adalah 136 N/mm2
B. Saran
1. Sebelum memulai percobaan praktikan harus terlebih dahulu memahami
materi percobaan.
2. Sebaiknya alat-alat laboratorium dilengkapi agar praktikum tidak terhambat
karena kekurangan alat demi kelan caran praktikum.
3. Sebaiknya ketika melaksanakan praktikum diharapkan untuk dating tepat
waktu sesuai jadwal.
4. Sebaiknya ketika praktikan selesai melakukan percobaan agar
membersikan alalat-alat yang telah digunakan dan dikembalikan ketempat
semula.
DAFTAR PUSTAKA
American Society For Testing And Materials, ASTM D143:2008 Standart test
Method for direck moisture content measurement of wood and wood based.
LAMPIRAN
B. Bahan
Kayu sesuai dengan ASTM D143-09
D. Foto Kelompok