TEKNOLOGI BAHAN
KONSTRUKSI
Oleh :
Ir. H. W A R S I T O , M T .
2016
MAT E R I PE M BAHASAN
MELIPUTI
1. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN
Batang dan mungkin cabang merupakan bagian yang terpenting secara teknis
maupun ekonomis, sedangkan bagian yang lain hanya merupakan limbah yang dapat
digunakan untuk keperluan lain. Panjang batang merupakan ukuran kearah
pertumbuhan pohon atau disebut arah longitudinal, sedangkan ukuran melintang
dinyatakan dengan diameter batang. Pada setiap pertemuan batang dengan cabang akan
terdapat mata kayu, yaitu bagian yang membelokkan arah serat , bersifat relatif lebih
keras dan berwarna lebih tua. Apabila pada batang dilakukan potongan melintang
(transversal) maka akan terlihat susunan lingkaran tahun (annual rings) yang
menunjukkan pertumbuhan arah tersebut dan jumlahnya akan menunjukkan umur kayu.
Bila dilakukan pemotongan arah radial (kearah jari-jari atau tegak lurus lingkaran tahun)
mupun tangensial ( kearah garis singgung lingkaran tahun ) maka susunan lingkaran
tahun tersebut akan menunjukkan dekorasi tertentu, seperti ditunjukkan pada gambar
2.2
KEGUNAAN
Kayu bangunan merupakan bahan yang mempunyai beragam kegunaannya pada
bangunan teknik sipil, baik yang bersifat struktural maupun non struktural atau
kegunaan lain seperti :
a). Elemen struktur gedung yang terdiri dari rangka kuda-kuda, gording, jurai,
balok tembok, balok dan papan nok, usuk, reng, papan talang, atap sirap,
listplank, rangka plafon, plafon, balok, kolom, kusen dan daun pintu,
jendela, ventilasi, dinding penyekat, lantai dan tangga.
b). Elemen struktur jembatan, rangka pendukung utama, lantai kendaraan,
balok memanjang, balok melintang, ikatan angin dan pagar jembatan.
c). Bekisting atau cetakan beton dengan berbagai bentuk.
d). Cerucuk atau pondasi tiang pancang untuk gedung ringan.
e). Turap atau dinding penahan tanah.
f). Bantalan rel Kereta Api.
g). Mebel atau perabotan rumah tangga.
h). Ornamen – ornamen untuk dekorasi interior dan exsterior.
i). Rangka untuk menara.
j). Kotak pengepakan peralatan industri
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
A. KEUNTUNGAN
a. Relatif murah dan mudah didapatkan.
b. Dapat digunakan untuk struktur maupun non struktur.
c. Mudah pengerjaan, perubahan dan pembongkaran.
d. Sambungan mudah bahkan dapat digunakan perekat.
e. Relatif ringan, lebih tahan terhadap gempa dan benturan.
f. Tahan bila terendam air.
g. Isolasi terhadap panas dan listrik.
h. Nilai estetika dan dekorasi tinggi.
i. Perbandingan kekuatan-berat isi besar sehingga lebih ekonomis dibanding
bahan lain.
B. KERUGIAN
a. Relatif kurang homogin dengan cacat seperti arah serat, mata kayu.
b. Dapat mengembang dan menyusut akibat perubahan kelembaban udara.
c. Menimbulkan masalah lingkungan bila eksploitasi tidak terkontrol.
d. Mudah terbakar.
e. Kekuatan rendah sehingga hanya untuk bangunan ringan dan sedang.
f. Durabilitas relatif rendah sehingga butuh pengawetan dan pengeringan.
TUGAS KELOMPOK
Tujuan :
Pokok Bahasan :
Pendahuluan, Bahan Bangunan Hasil Hutan : Kayu, Bambu, Batang Kelapa, Rotan, Bahan
Hasil Galian Alami : Batu Alam, Pasir, Lempung, Bahan Hasil Teknologi Tinggi : Semen,
Aspal, Kaca, Keramik, Logam Besi, Aluminium, Cat, Bahan Hasil Teknologi Sedang :
Beton, Bahan Tambah ( Admixture ), Mortar, Beton Aspal, Sifat-sifat Kimia, Fisika ,
Mekanika, Spesifikasi.
Kepustakaan :
A. Macam-macam bambu :
1. Bambu Apus ( Gigantochioa Apus ) adalah bambu berwarna hijau kelabu yang
merumpun dan banyak tumbuh disekitar aliran sungai atau sumber air.
Diameter (40 – 150) mm, Panjang berkisar ( 6-13 ) m.
2. Bambu Jawa ( Gigantochioa Atter ) adalah bambu berwarna hijau yang
merumpun dan banyak tumbuh disekitar aliran sungai atau sumber air.
Diameter (50-160) mm. Panjang berkisar ( 8-15 ) m.
3. Bambu Oro/Duri ( Bambusa Blumeana ) adalah bambu berwarna hijau tua yang
merumpun dan tumbuh disekitar aliran sungai atau sumber air. Diameter ( 50-
150 ) mm . Panjang berkisar ( 9-18 ) m.
4. Bambu Petung ( Dendrocalamus Asper ) adalah bambu berwarna hijau kelabu
yang merumpun dan banyak tumbuh di daerah pegunungan.Diameter ( 120-
180) mm , panjang berkisar ( 10-20 ) m.
5. Bambu Wulung ( Gigantochloa Verticillata ) Asper ) adalah bambu berwarna
hitam yang merumpun dan banyak tumbuh di sekitar sungai atau sumber
air. .Diameter ( 60-80) mm , panjang berkisar ( 7-18 ) m.
B. Kegunaan :
Bambu dapat digunakan untuk : kuda-kuda, gording, usuk, reng, genteng, balok,
tiang, lantai, talang, pipa air, bahan jembatan sederhana, perancah, tangga. Dan
yang non struktural seperti gedek/anyaman bambu, gedek untuk dinding, plafon,
pagar, mebel, perabot rumah dan elemen dekorasi ruangan.
C. Teknologi Pemerolehan :
Masa pemanenan bambu setelah berumur ( 3-6 ) tahun, dengan cara tebang pilih
bertahap. Untuk mengawetkan secara tradisional dengan merendam dalam air
selama 1 bulan, atau dengan cara modern pakai bahan kimia pengawet.
2. Kegunaan :
Batang kelapa dapat digunakan untuk elemen struktural : kuda-kuda, gording,
usuk, reng, balok, tiang, plat lantai, dinding partisi, dan bahan jembatan
sederhana. Untuk elemen non struktural bisa dipakai kusen, mebel, perabot rumah
dan elemen dekorasi ruangan
3. Teknologi Pemerolehan :
Batang kelapa diperoleh melalui penebangan pohon kelapa setelah tidak produktif
lagi yaitu setelah berumur ( 30-40) th bahkan mungkin sampai berumur 60 th.
Untuk mengawetkan secara tradisional dengan dikeringkan dan diawetkan baik
secara tradisional maupun modern.
A. Macam-macam Rotan :
1. Rotan Manau (Calamus Manna Miquel) adalah rotan yang banyak tumbuh di
Sumatera dan Kalimantan Selatan. Rotan ini mempunyai kualitas sangat tinggi,
tahan lama, sangat kuat, lentur dan batangnya berwarna kuning langsat.
Diameter batang rata-rata 25 mm.
2. Rotan Pulut Merah ( Calamus sp. ) adalah rotan yang banyak tumbuh di
Kalimantan Timur. Diameter (2-5)mm
3. Rotan Tohiti ( Calamus Inops ecc. ) adalah rotan yang banyak tumbuh di daerah
Sulawesi. Batang berwarna kuning mengkilap, lentur, keras dan tidak mudah
dibelah. Diameter batang ( 25-30)mm.
4. Rotan Semambu (Calamus Scipionum Burr ) adalah rotan yang banyak tumbuh
di Sumatera dan Kalimantan. Batang berwarna coklat muda sampai tua .
Diameter batang berkisar (20-35)mm.
5. Rotan Sega atau Taman (Calamus Caesis Blume) adalah rotan yang banyak
tumbuh di Kalimantan Tengah. Batang berwarna hijau kekuningan ,
permukaannya licin, mengkilap, lentur dan tahan lama. Diameter batang ( 4-
11)mm.
B. Kegunaan :
Rotan dapat digunakan untuk elemen non struktural seperti mebel (meja, kursi,
rak dan perabotan rumah yang lain), bahan baku kerajinan, tali pengikat, pengganti
tulangan beton dan elemen dekorasi ruangan.
C. Teknologi Pemerolehan :
Rotan diperoleh melalui penebangan pohon-pohon rotan setelah berumur (6-
8)tahun untuk diameter kecil, dan umur (12-15) tahun untuk diameter besar.
Proses pengawetan rotan diameter besar dilakukan seketika itu dengan perebusan
dalam bahan pengawet seperti minyak kelapa dicampur dengan solar sehingga
sekaligus terjadi proses pengeringan dan pengeluaran zat-zat ekstraktif, sedangkan
untuk rotan diameter kecil cukup direndam dalam air atau bahan pemutih seperti
kaporit dan dilakukan pengasapan.
D. Sifat – sifat Bahan :
Komposisi kimia batang rotan terdiri dari holoselulosa (71-76)% , selulosa (39-58)%
, lignin (18-27)% , tanin berkisar 8% , pati ( 18-23 )% , silika (0,54-8)%.
Secara mekanis rotan merupakan bahan getas , dianggap homogen, isotropis dan
elastis linier. Besar kuat tekan ( 3,9-6,6) MPa, kuat lentur ( 42,11-91,50)MPa,
sedangkan modulus elastisitas ( 1,00-2,79) GPa.
Batu alam (stone) adalah suatu bahan bangunan yang diperoleh dari hasil
penggalian batuan-batuan (rocks) yang merupakan salah satu pembentuk lapisan
kerak bumi dalam bentuk yang asli maupun setelah mengalami proses pemecahan.
Secara fisik batuan dapat dibagi dua yaitu batuan berlapis yang terlihat jelas
terbentuk dari struktur beberapa lapisan sehingga mudah sekali dibelah menjadi
pelat-pelat tipis seperti batu pasir, batu kapur, batu sabak. Dan yang kedua batuan
masif yang terbentuk dari struktur kristal maupun butiran sehingga sulit dibelah
seperti granit, andesit, basalt, marmer.
A. Secara geologis batuan sebagai penghasil batu alam diklasifikasikan menjadi
3 macam yaitu :
1. Batuan Beku ( Igneous Rocks ) adalah batuan yang terbentuk dari beberapa
mineral akibat pemadatan dan pembekuan magma. Sebagai contoh granit,
diorit dan gabro. Yang terbentuk pada saat terjadi erupsi gunung berapi di
permukaan bumi yang disebut vulkanik.
2. Batuan Sedimen ( sedimentary rocks) adalah batuan yang terbentuk di
permukaan bumi dari fragmen-fragmen batuan yang kembali memadat dan
mengeras akibat pengaruh cuaca, air, angin, salju dengan ciri utama adalah
adanya lapisan-lapisan. Ada 3 batuan sedimen yaitu batuan sedimen klastik
( breksi, konglomerat, batu pasir dan batu lempung), batuan sedimen kimiawi
(gipsum), batuan sedimen organik terbentuk dari pengendapan bahan organik,
sisa cangkang binatang laut, tumbuhan dan lainnya (batu kapur, gambut,
batubara ).
3. Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk dari kedua batuan
sebelumnya yang telah mengalami perubahan yang sangat berarti pada bentuk,
struktur dan komposisi.
B. Beberapa jenis batuan yang banyak digunakan sebagai bahan bangunan yaitu
:
1. Granit ( Granite ) merupakan batuan beku plutonik atau intrusif yang terdapat
didalam lapisan kerak bumi dengan volume sangat besar. Batuan ini merupakan
batuan asam dengan kandungan silika 70,18%, padat, keras, kompak,
mempunyai tekstur yang sangat kasar, berwarna antara putih dan abu-abu,
pink sampai hitam dengan kandungan mineral utama kuarsa 25%, potasium
feldspar 40%, soda plagioklas 26%, biotit 5%, dan hornblenda 1%.
2. Andesit ( Andesite ) merupakan batuan beku volkanik atau ekstrusif yang
terdapat dipermukaan bumi hasil erupsi atau letusan gunung berapi baik yang
masif aktif atau mati. Batuan ini dengan kandungan silika 56,77%, padat, keras,
kompak, mempunyai tekstur yang halus, warna antara abu-abu kegelapan
sampai hitam. Dengan kandungan mineral utama adalah andesin 64%,
amphibol 12%, piroksin 11%, biotit 5% dan potasium feldspar 3%.
3. Batu Pasir ( Sandstone ) merupakan batuan sedimen klastik yang terbentuk dari
pengendapan di lingkungan laut, sungai, danau atau delta. Batuan ini
merupakan hasil pengikatan bersama dari butiran pasir, semen silika, karbonat
kapur, alumina dan oksida besi sehingga masih tampak butiran mineral kuarsa,
mika, fragmen kapur. Batuan ini mengandung silika 47-96 %, berwarna putih,
kuning atau merah.
F. Kegunaan :
Rotan dapat digunakan untuk elemen non struktural seperti mebel (meja, kur si,
rak dan perabotan rumah yang lain), bahan baku kerajinan, tali pengikat, pengganti
tulangan beton dan elemen dekorasi ruangan.
G. Teknologi Pemerolehan :
Rotan diperoleh melalui penebangan pohon-pohon rotan setelah berumur (6-
8)tahun untuk diameter kecil, dan umur (12-15) tahun untuk diameter besar.
Proses pengawetan rotan diameter besar dilakukan seketika itu dengan perebusan
dalam bahan pengawet seperti minyak kelapa dicampur dengan solar sehingga
sekaligus terjadi proses pengeringan dan pengeluaran zat-zat ekstraktif, sedangkan
untuk rotan diameter kecil cukup direndam dalam air atau bahan pemutih seperti
kaporit dan dilakukan pengasapan.
H. Sifat – sifat Bahan :
Komposisi kimia batang rotan terdiri dari holoselulosa (71-76)% , selulosa (39-58)%
, lignin (18-27)% , tanin berkisar 8% , pati ( 18-23 )% , silika (0,54-8)%.
Secara mekanis rotan merupakan bahan getas , dianggap homogen, isotropis dan
elastis linier. Besar kuat tekan ( 3,9-6,6) MPa, kuat lentur ( 42,11-91,50)MPa,
sedangkan modulus elastisitas ( 1,00-2,79) GPa.
TUGAS KELOMPOK
Bila pembuatan beton dilakukan dengan baik maka setiap agregat akan
terlapisi oleh pasta semen sehingga kualitas pasta akan sangat
menentukan kualitas betonnya. Air dan portland cement bereaksi secara
kimia membentuk pasta semen yang akan mengisi rongga-rongga
diantara butir-butir pasir dan kerikil. Sedangkan agregat kasar dan halus
tidak mengalami proses kimia karena hanya berfungsi sebagai bahan
pengisi yang diikat oleh pasta.
Secara fisik beton mempunyai dua bentuk , beton segar bersifat plastis, yaitu
mampu dibentuk tanpa kehilangan kontinuitasnya maupun mampu
mempertahankan bentuk tersebut, dan beton keras yang bersifat padat
maupun kuat yang ditunjukkan setelah siap dioperasikan.
Bahan dasar beton terdiri dari semen hidrolis (Portland Cement), air, agregat
halus berupa pasir, abu batu dan agregat kasar berupa kerikil.
Material Portland cement yang diproduksi pabrik semen dengan
karakteristik, klasifikasi dan persyaratan yang sesuai, air yang bersih
dan bebas dari kotoran organik sampah maupun organik lempung, pasir
yang dihasilkan disintegrasi batuan alam, abu batu yang merupakan
fraksi halus dari mesin pemecah batu, yang bersih dan bebas dari
kotoran, butiran butiran mineral keras dengan bentuk hampir bulat atau
tidak beraturan, tajam dan ukurannya berkisar (0,075-5)mm.
Agregat kasar berupa kerikil hasil disintregasi batuan alami atau batu
pecah merupakan fraksi kasar dari mesin pemecah batu yang bersih dan
bebas dari kotoran. Yang terdiri dari butiran-butiran mineral keras
dengan bentuk hampir bulat atau tidak beraturan, tajam dan ukurannya
berkisar (5-50)mm.
Sifat agregat yang paling menentukan sifat beton adalah bentuk dan ukuran
butiran, bukan jenis yang sama. Sehingga ukuran butiran yang
bervariasi atau terdistribusi maka akan diperoleh beton yang padat dan
kompak, karena semua rongga-rongga akan terisi oleh butiran yang
lebih kecil.
Berdasarkan pada bahan penyusunnya, beton dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a) Beton (concrete) adalah beton umum yang diperoleh sesuai dengan
definisi beton sebelumnya.
b) Beton bertulang ( Reinforced Concrete) adalah bahan struktural
yang diperoleh dari hasil penggabungan antara beton dengan
tulangan baja.
c) Beton Pratekan (Prestressed Concrete ) adalah bahan struktural yang
diperoleh dari hasil penggabungan antara beton dengan kabel baja.
d) Beton serat (Fiber Concrete) adalah bahan yang diperoleh dari hasil
pencampuran antara beton dengan serat dari logam atau non logam
secara merata.
e) Beton Polimer ( Latex Modified Concrete) adalah bahan yang
diperoleh dari hasil pencampuran antara beton dengan polimer atau
latexs cair.
Berdasarkan cara pembuatannya , beton diklasifikasikan menjadi :
a) Dibuat setempat ( Mixing in Place ) adalah campuran beton yang
dibuat di lokasi pekerjaan.
b) Dibuat di pabrik atau siap pakai (Ready Mix) adalah campuran
beton yang dibuat di pabrik yang harus dipesan dulu dan selanjutnya
dikirim ke lokasi pekerjaan untuk dicetak.
c) Pracetak ( Precast ) adalah beton yang sudah dibuat di pabrik dalam
bentuk elemen struktur seperti balok, pelat, kolom yang harus
dipesan dulu dan selanjutnya dikirim ke lokasi pekerjaan untuk
dipasang.
Sifat umum yang ada pada adukan beton ( fresh concrete ) adalah :
1.Kemampuan dikerjakan ( workability).
2.Sifat tahan lama ( durability ).
3.Sifat kedap air (permeability).
Pada reaksi antara semen dan air dalam campuran beton, kita bedakan
menjadi 2 periode yang berlainan , yaitu :
1.Periode Pengikatan, yaitu peralihan dari keadaan sesaat setelah
dicor ke keadaan keras, yang terbagi dua yaitu :
- Periode Pengikatan awal ( Initial Setting Time ), yaitu periode
sesaat setelah pengecoran sampai beton menjadi plastis. Periode ini
terjadi kurang dari 1 jam.
- Periode pengikatan akhir (Final Setting Time) , yaitu periode
plastis sampai beton menjadi keras. Periode ini terjadi sekitar 1
sampai 3 jam setelah pengecoran.
2.Periode Pengerasan, yaitu penambahan kekuatan setelah periode
pengikatan selesai.
b. Berat Jenis
Beton normal yang dibuat dengan agregat normal (pasir dan kerikil
dengan berat jenis antara 2,5-2,7) akan mempunyai berat jenis beton
sekitar 2,3 – 2,4
2. BETON ASPAL
DESKRIPSI
Beton aspal (asphalt concrete) adalah bahan bangunan yang diperoleh dari
hasil pencampuran pada suhu tertentu antara agregat dan aspal dengan atau
tanpa bahan tambahan, yang selanjutnya dihampar di lokasi dan dipadatkan.
Bahan ini merupakan bahan komposit antara aspal yang berfungsi sebagai
perekat dan agregat sebagai pengisi yang dibuat di pabrik dengan proporsi
tertentu.
Hasil dari pencampuran tersebut mempunyai beberapa karakteristik seperti :
Stabilitas terhadap beban yang bekerja
Awet baik akibat pengaruh mekanis, cuaca dan iklim (durabilitas ).
Lentur dapat menyesuaikan diri akibat penurunan atau pergerakan
tanah dasar (fleksibilitas).
Ketahanan terhadap kelelahan (fatique resistance).
Kekesatan permukaan atau ketahanan geser.
Kedap air dan mudah pengerjaannya.
Beberapa jenis beton aspal campuran panas yang banyak digunakan adalah
sbb.:
1. Laston (Lapisan Aspal Beton) adalah beton aspal yang digunakan
untuk lapisan aus, lapisan pengikat dan lapisan pondasi dengan beban
lalu lintas berat. Dengan karakteristik yang terpenting adalah
stabilitas dan ketebalan minimum 4-6 cm.
2. Lataston (Lapisan Tipis aspal Beton) adalaha beton aspal yang
digunakan untuk lapisan aus dan lapisan pondasi . Karakteristik yang
terpenting adalah keawetan dan kelenturan, serta tebal 3-3,5 cm.
3. Latasir (Lapisan Tipis Aspal Pasir) adalah beton aspal yang digunakan
untuk beban lalu lintas ringan, khususnya bila agregat kasar sulit
didapatkan. Ketebalan minimum 1,5 – 2 cm, karena ketahanan alurnya
rendah maka tidak diperbolehkan untuk jalan dengan beban lalu lintas
berat dan daerah tanjakan.