PEREDAM BUNYI
Sujarwata dan Sarwi
Jurusan Fisika FMIPA UNNES
Jl. Raya Sekaran, Gunungpati Semarang
Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk yang memberi alternatif pemecahan masalah perlu
mendiskripsikan sifat komposit untuk bahan peredam dikembangkan.
bunyi. Tujuan penelitian yaitu a) diskripsi koefisien Hal inilah yang menjadi perhatian peneliti
serapan dan koefisien refleksi bunyi bahan komposit, untuk memanfaatkan secara optimal bahan sisa
dan b) mengetahui kinerja bahan pada rentang frekuensi gergaji sebagai bahan peredam bunyi. Maksud
efektif. Enam sampel dibuat dari serbuk kayu angsana,
peredaman bunyi yakni membuat prototipe yang
dipadu dengan gipsum, fenol-formaldehid, dan perekat
resin bening, yang dibentuk silinder berdiameter 10 cm.
berfungsi untuk menjernihkan bunyi yang didengar
Peralatan penelitian yang digunakan yaitu: a) Two dan mengurangi gema di dalam ruang.
Microphone Impedance Tube B&K 4206, b) B&K Penelitian ini akan diawali dengan
2718, c) B&K Pulse Multi Analyzer, d) Seperangkat pembentukan komposit, yakni perpaduan serbuk
Komputer, Pentium IV ,512 MB, 40 GB, dengan Pulse gergaji dan gipsum dengan aditif fenol-
Program v. 6.0 Printer, dan Scanner.Nilai koefisien formaldehid. Kajian literatur2 menunjukkan
serapan tiga komposit yang diperoleh termasuk cukup gipsum adalah bahan yang memiliki sifat pereduksi
baik yakni 0.57 - 0.67, dan bekerja pada interval dan penyerap bunyi yang baik. Serbuk gergaji yang
frekuensi efektif (600 Hz - 1.4 kHz). Tiga komposit ini berasal dari kayu angsana, memiliki sifat penyerap
dibuat dengan proporsi jumlah serbuk angsana lebih
bunyi yang baik (Suptandar, 2004). Untuk
besar daripada gipsum, karena fenol dan resin
dipandang berpengaruh kecil. Dua komposit yang lain
kepentingan bahan uji, akan dibuat komposit
berkualitas kurang baik karena memiliki nilai koefisien berupa kubus berpori (cubic perforated).
serapan yang rendah yakni sekitar 0.4. sedangkan satu Perpaduan kedua bahan yang telah didisain
komposit tidak memiliki karakteristik. Nilai koefisien diharapkan berfungsi sebagai weak radiating cell
refleksi tiga komposit berkisar 0.58 - 0.65, yang bekerja yang efektif untuk penyerap bunyi.
pada interval frekuensi efektif (700 Hz - 1.4 kHz). Pengkajian komposit telah dilakukan
Komposit yang diperoleh pada penelitian ini kualitasnya (Stark, 1999), menyatakan bahwa serat kayu yang
masih perlu ditingkatkan. dibentuk dalam palet menjadi bahan penyusun
Kata kunci : komposit, gypsum, resin bening komposit plastik-kayu dapat memperkuat sifat-sifat
mekanik. Hal ini menunjukkan bahwa serat-serat
kayu sisa sangat bermanfaat dalam penyusunan
PENDAHULUAN komposit.
Berbagai macam pohon dan tanaman baik Penelitian ini menggunakan metode
yang berdaun lebar maupun berdaun sempit/kecil standar uji serapan bahan akustik mengacu
tumbuh subur di Wilayah Negara Republik prosedur standar ASTM E-1050 dengan
Indonesia. Pohon yang ada di lingkungan kita, menggunakan teknik dua mikrofon dan sistem
menghasilkan kayu yang dapat dimanfaatkan untuk kontrol frekuensi digital. Perangkat alat terdiri dari
berbagai keperluan. Dalam prows pemanfaatan Twomicrophone Impedance Tube B&K 4206
kayu sebagian besar digergaji terlebih dahulu, terhubung ke B&K Pulse Mully Analyzer,
menghasilkan limbah serbuk gergaji. Limbah kemudian terhubung dengan komputer. Koefisien
serbuk gergaji yang melimpah di lingkungan kita serapan akustik merupakan parameter peredam
banyak yang terbuang, bahkan tidak dimanfaatkan bunyi yang efektif. Hasil penelitian ini diharapkan
dan hanya dibakar saja. Padahal pembakaran dapat memberi sumbangan bidang teknologi bahan
serbuk gergaji ini masih menimbulkan dampak akustik yang memanfaatkan kekayaan alam, untuk
pada lingkungan. Sejumlah efek samping negatif mengurangi dampak negatif dan bersifat ramah
yang cukup berarti diantaranya polusi udara dan lingkungan.
kerusakan lingkungan disebabkan pemilihan cara
yang kurang tepat (Ginting, 1998). Bahan-bahan Gipsum ( Ca SO4 .2H20)
yang ada dilingkungan sebaiknya dimanfaatkan
agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap Gipsum ( Ca SO4 .2H20), adalah senyawa
kehidupan. Oleh karena itu, penerapan teknologi kimia tersusun dari unsur kalsium, gugus sulfat dan
Gambar 1. Pengujian Koefisien Serapan Bunyi dengan Prosedur Standar ASTM E-1050
Namun sumbangan ketebalan tidak lebih dominan Koefisien serapan yang rendah diprediksi
daripada proporsi jumlah fraksi gipsum clan serbuk disebabkan pula oleh sifat fisis komposit yang
angsana. Jadi fraksi gipsum dan serbuk angsana cenderung agak rapuh. Meskipun sampel 4
lebih memberi sumbangan nilai koefisien serapan memiliki ketebalan yang paling besar 1,80 cm
komposit yang dihasilkan. namun hanya memberi nilai koefisien serapan
Tiga sampel kedua ( 4, 5, dan 6) dapat sekitar 0,4.
dijelaskan bahwa sampel 4 dan sampel 6 memiliki Selanjutnya peneliti melakukan
nilai koefisien serapan disekitar nilai 0,40 clan pengolahan data untuk memperoleh informasi
bekerja pada interval frekuensi efektif antara 600 mengenai koefisien refleksi bahan komposit. Hasil
Hz sampai I kHz, sedangkan sampel 5 tidak .miliki pengolahan data menggunakan Pulse Program v.
kurva yang jelas, karena kurva cenderung naik 6.0 menghasilkan Gambar 3.
terus pada rentang frekuensi yang diharapkan. Komposit yang memiliki nilai koefisien
Komposit yang memiliki nilai koefisien serapan refleksi cukup tinggi dihasilkan sampel yang
rendah dihasilkan sampel yang disusun dari bahan disusun dari bahan dengan perbandingan kurang
dengan perbandingan kurang proporsionaL Jumlah proporsional. Jumlah fraksi serbuk angsana ≤
fraksi serbuk angsana ≤ fraksi gipsum, demikiann fraksi gipsum, demikian juga sumbangan fenol dan
juga sumbangan fenol dan resin bening tidak resin bening tidak menunjukkan nilai yang
menunjukkan nilai yang signifikan. signifikan. Koefisien refleksi yang cukup tinggi