puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas makalah
Teknologi bahan konstruksi “kayu” dapat kami selesaikan dengan baik.
DAFTAR ISI
BAB 1................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................3
1.2. Tujuan Masalah.................................................................................................................4
1.3. Rumusan Masalah.............................................................................................................4
BAB 2................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................................5
2.1. Sifat-sifat kayu.......................................................................................................................5
2.2. jenis jenis kayu dalam bahan konstruksi.........................................................................9
2.3. Kelebihan dan kekurangan kayu dalam bahan konstruksi.........................................10
2.4. Contoh penggunaan kayu dalam dunia konstruksi......................................................11
2.5. Cara mengetahui kekuatan bahan konstruksi kayu.....................................................13
BAB III............................................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................................17
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................17
3.2. Saran................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................18
BAB 1
PENDAHULUAN
Kayu tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, dan kebutuhannya akan
selalu meningkat dari tahun ke tahun. Kayu merupakan salah satu jenis
komuditi hasil hutan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai
keperluan, mulai dari yang sederhana (korek api, peti sabun) sampai kepada
bahan lux/mewah (furniture, bahan interior kapal dan bangunan, ukir, dll)
serta bahan bangunan.
Setiap jenis kayu mempunyai ciri tersendiri baik sifat kimia, maupun sifat
fisik/mekaniknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu
diantaranya adalah: faktor biologis (microorganism yang menyerang kayu ),
kadar air, berat jenis kayu.
Dari sifat karakteristik kayu dapat menentukan jenis kelas kayu tersebut.
Semakin besar berat jenis kayu maka makin kuat kayu tersebut. Seperti halnya
kayu yang beredar di pasaran khususnya kota Makassar, masih banyak yang
belum diketahui karakteristik dari kayu-kayu tersebut.
PEMBAHASAN
e. Jika dibandingkan dengan bahan lain (baja), maka kayu itu mudah
terbakar oleh api.
Kayu sebagai bahan bangunan dapat mengikat air dan juga dapat
melepaskan air yang dikandungnya. Kelembaban seperti ini tergantung
pada kelembaban suhu udara di sekelilingnya, dimana kayu itu berada.
Kadar lengas kayu kering udara tergantung pada keadaan iklim
setempat. Di Indonesia kadar air ini berkisar antara 12-20% dari kayu
kering mutlak (kering mutlak hanya dapat dicapai dalam tempat
pemanasan/droogoven). Di tempat-tempat kering pada musim kemarau
kadar lengas dapat menurun menjadi 13%, sebaliknya di tempat-tempat
yang lembab, pada musim hujan dapat meningkat menjadi 20%. Kayu
yang baru ditebang mempunyai kadar air 40% untuk kayu berat hingga
200% untuk kayu ringan.
Metode penentuan kadar air kayu dapat dengan cara alat electonic
moistruremeter, cara destilasi dan cara hygrometric, namun pada
percobaan kami menggunakan cara pengeringan dalam oven. Adapun
perhitungan kadar air dengan rumus :
Sifat mekanik dari kayu adalah keteguhan kayu. Keteguhan kayu adalah
perlawan yang diberikan oleh suatu jenis kayu terhadap perubahan
perubahan bentuk yang disebabkan oleh gaya-gaya luar. Perlawanan
kayu tehadap gaya-gaya luar dapat dibedakan menjadi:
a. Keteguhan tarik adalah kekuatan atau daya tahan kayu terhadap dua
buah gaya yang bekerja dengan arah yang berlawanan dan gaya ini
bersifat tarik. Gaya tari ini berusaha melepas ikatan antara serat-serat
kayu tersebut sebagi akibat dari gaya tarik (K), maka timbullah di
dalam kayu tegangan-tegangan tarik, yang harus berjumlah sama
dengan gaya-gaya luar k. Bila gaya tarik ini membesar sedemikian
rupa, serat-serat kayo saling terlepas dan terjadilah patahan. Dalam
satu kostruksi bangunan hal ini tidak boleh terjadi untuk menjaga
keamanan. Tegangan tarik yang masih diijinkan, sehingga tidak
timbul suatu perubahan/bahaya pada kayu,
c. Keteguhan geser adalah daya tahan kayu terhadap dua gaya yang
bekerja padanya, dimana gaya itu bekerja sejajar arah serat atau
dengan kata lain, kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
menyebabkan bagian kayu tersebut bergeser dari bagian lain di
dekatnya. Akibat gaya geser ini, maka akan timbul tegangan geser
pada kayu ( tau//= kg / cm2 )
dimana:
1. Kayu Jati. Jenis kayu yang banyak dicari dalam dunia furnitur dan
berharga mahal. Hal itu karena kayu jati memiliki ketahanan yang
kokoh dan kuat, tahan lama, tahan terhadap jamur, rayap, dan
serangga lainnya. Di samping itu juga karena kayu ini memiliki
keindahan dekoratif dengan teksturnya yang halus dan warna yang
memikat seiring bertambahnya umur kayu. Selain diolah menjadi
perabot rumah dan elemen dekorasi, kayu jati juga digunakan
sebagai pelapis lantai, dinding, dan bahan konstruksi bangunan
lainnya.
2. Kayu Merbau. Dengan teksturnya yang cukup keras dan stabil,
kayu ini nyaris tidak memiliki kekurangan sehingga digunakan
sebagai alternatif pengganti kayu jati. Seperti halnya kayu jati, kayu
merbau juga tergolong mahal. Dalam bidang konstruksi, kayu ini
cocok dijadikan penyangga dan atap rumah.
3. Kayu Meranti Merah. Kerap digunakan sebagai material
bangunan, terutama untuk area dalam ruangan dan interior. Hal ini
karena kayu meranti memiliki sifat yang peka terhadap cuaca
sehingga kurang bagus jika digunakan di luar ruangan atau
eksterior. Terdapat 2 jenis kayu meranti, yaitu meranti muda dan
merah tua, di mana dari segi kualitas keduanya sama-sama bagus
untuk digunakan sebagai material bangunan.
4. Kayu Kamper. Mempunyai keunggulan kuat terhadap serangga.
Jika dibandingkan dengan kayu jati, kayu ini lebih ringan dan
harganya lebih terjangkau. Aromanya yang khas membuatnya
dinamakan kayu kamper. Kayu yang memiliki serat halus dan indah
ini biasa dijadikan bahan untuk membuat jendela dan pintu.
5. Kayu Kelapa. Diambil dari pohon kelapa yang sudah berumur 60
tahun lebih dan sudah tidak menghasilkan lagi. Keunggulannya
sebagai material bangunan adalah kayu ini mudah dijadikan balok
sehingga cocok sebagai tiang penyangga atap rumah.
6. Kayu Gaharu. Dianggap sebagai salah satu kayu termahal di dunia
karena kayu ini memiliki ketahanan yang kuat dan kokoh, serta
mempunyai manfaat yang beragam. Kayu gaharu kebanyakan
tumbuh di daerah Kalimantan dan memiliki karakteristik berwarna
kehitaman, serta mengandung resin yang berbau harum khas. Kayu
pohon gaharu selain sangat baik untuk digunakan sebagai bahan
bangunan atau perabot interior rumah, resinnya juga banyak
dimanfaatkan sebagai bahan dasar oleh produsen kosmetik,
shampoo hingga parfum.
7. Kayu Ulin. Dikenal juga sebagai kayu besi atau bulian, serta
memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Hal tersebut
dikarenakan karakteristiknya yang kuat dan tahan terhadap
perubahan suhu, kelembaban, dan tahan terhadap pengaruh air laut.
Pohon ulin banyak tumbuh secara alami di Pulau Kalimantan,
Sumatera bagian Timur dan Selatan, serta Pulau Bangka dan
Belitung. Berdasarkan warna batangnya, kayu ulin memiliki empat
varietas, yaitu ulin tando dengan warna batang coklat kemerahan,
ulin lilin dengan batang coklat gelap, ulin tembaga dengan warna
batang kekuningan, serta ulin kapur dengan warna batang coklat
muda.
8. Kayu Bangkirai. Karakteristiknya adalah sebagai kayu yang kuat,
awet, dan tahan terhadap berbagai cuaca. Oleh karena itu, kayu ini
cocok digunakan pada area luar ruangan atau ekterior dan sering
digunakan sebagai material konstruksi berat, seperti atap kayu.
Dari berbagai material yang biasa dipergunakan pada bahan bangunan, berikut
keunggulan penggunaan kayu sebagai material konstruksi:
Tak bisa disangkal jika tetap ada beberapa kekurangan pada material kayu
sebagai bahan baku konstruksi. Namun, saat ini terdapat banyak solusi untuk
menghindari hal tersebut. Berikut beberapa kelemahan dan kekurangan yang
umumnya ditemukan pada material ini:
Sifat-Sifat Umum Kayu Beberapa sifat kayu yaitu sifat mekanis kayu, sifat
fisis kayu dan sifat elestisitas kayu.
1. Sifat Fisis Kayu
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air.
Semakin lembab udara disekitarnya maka semakin tinggi pula
kelembaban kayu untuk mencapai keseimbangan dengan
lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan
kelembaban kayu disekitarnya disebut kandungan air
keseimbangan EMC (equilibrium moisture content). Berdasarkan
ASTM 4442-92 (Standard Test Methods for derection Moisture
Content Measurement of Wood-Base materials), untuk
menghitung kadar air kayu menggunakan rumus:
MC (%) = (A – B)/B (1)
Dimana:
MC (Measure Content) = kadar air (%)
A = berat asli (gr)
B = berat kering oven (gr)
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada dasanya terdapat 2 ( Dua ) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan
untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik ( disebut juga sifat kasar atau sifat
mikroskopis ) dan sifat struktur ( disebut juga sifat mikroskopis ). Secara
obyektif, sifat struktur atau mikroskopis lebih dapat diandalkan dari pada sifat
fisik atau makroskopis dalam mengenal atau menentukan suatu jenis kayu.
Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan lebih baik
bila kedua sifat ini dapat dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik
akan mendukung sifat struktur dalam menentukan jenis.
Kegiatan untuk menentukan suatu jenis kayu, secara teknis menjadi sangat
penting dalam rangka menentukan rencana penggunaannya, serta untuk
kepentingan transaksi jualbeli atau perdagangan kayu.
Secara teoritis, metoda pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu mudah
dipelajari sebagai suatu pengetahuan. Namun demikian, keterampilan teknis
pengenalan / penentuan / identifikasi jenis kayu hanya akan diperoleh melalui
proses latihan yang rutin, berulang-ulang dan terus menerus.
Kelengkapan koleksi kayu akan sangat membantu proses pening-katan
kemampuan dan ketrampilan dalam pengenalan jenis kayu.
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Bodig, J. A. (1982). Van Nostrand Reinhold Company. Retrieved from Mechanics of Wood and
Wood Composites: https://media.neliti.com/media/publications/337616-karakteristik-
struktur-anatomi-kayu-kuku-45d08ac7.pdf
Haygreen, J. d. (1986). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Retrieved from Hasil Hutan dan
Ilmu Kayu: https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/3586/06%20daftar
%20pustaka.pdf?sequence=10&isAllowed=y
Marwayani, M. (2008). Perkembangan karakteristik kayu lokal di Makassar. Laporan tugas akhir.
Pandit, I. (2002). Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Retrieved from
Anatomi Kayu : Pengantar Sifat Kayu Sebagai Bahan Baku:
https://media.neliti.com/media/publications/337616-karakteristik-struktur-anatomi-kayu-
kuku-45d08ac7.pdf