Anda di halaman 1dari 19

kata pengantar

puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas makalah
Teknologi bahan konstruksi “kayu” dapat kami selesaikan dengan baik.
DAFTAR ISI

BAB 1................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................3
1.2. Tujuan Masalah.................................................................................................................4
1.3. Rumusan Masalah.............................................................................................................4
BAB 2................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................................5
2.1. Sifat-sifat kayu.......................................................................................................................5
2.2. jenis jenis kayu dalam bahan konstruksi.........................................................................9
2.3. Kelebihan dan kekurangan kayu dalam bahan konstruksi.........................................10
2.4. Contoh penggunaan kayu dalam dunia konstruksi......................................................11
2.5. Cara mengetahui kekuatan bahan konstruksi kayu.....................................................13
BAB III............................................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................................17
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................17
3.2. Saran................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................18
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kayu tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, dan kebutuhannya akan
selalu meningkat dari tahun ke tahun. Kayu merupakan salah satu jenis
komuditi hasil hutan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai
keperluan, mulai dari yang sederhana (korek api, peti sabun) sampai kepada
bahan lux/mewah (furniture, bahan interior kapal dan bangunan, ukir, dll)
serta bahan bangunan.

Dalam kebijakan peningkatan pengolahan hasil hutan oleh industri


kemampuan sumber daya hutan dalam memenuhi kebutuhan bahan baku
industri harus mendapatkan perhatian yang lebih, agar industri-industri
pengelola kayu yang ada tetap berperan di masa mendatang.

Kayu sebagai bahan bangunan disyaratkan mempunyai kekuatan tertentu,


terutama mengenai sifat fisik/mekaniknya. Dengan diketahuinya kekuatan
untuk jenis kayu tertentu, maka konsumen akan memilih jenis kayu yang tepat
sesuai penggunaannya. Sifat fisik/mekanik kayu yang penting adalah berat
jenis, kembang susut, kadar air dan kekuatan mekaniknya.

Setiap jenis kayu mempunyai ciri tersendiri baik sifat kimia, maupun sifat
fisik/mekaniknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu
diantaranya adalah: faktor biologis (microorganism yang menyerang kayu ),
kadar air, berat jenis kayu.

Dari sifat karakteristik kayu dapat menentukan jenis kelas kayu tersebut.
Semakin besar berat jenis kayu maka makin kuat kayu tersebut. Seperti halnya
kayu yang beredar di pasaran khususnya kota Makassar, masih banyak yang
belum diketahui karakteristik dari kayu-kayu tersebut.

1.2. Tujuan Masalah


 Untuk mengenali kayu sebagai bahan konstruksi
 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan

1.3. Rumusan Masalah


 Apa sifat-sifat kayu dalam bahan konstruksi?
 Apa jenis-jenis kayu dalam bahan konstruksi?
 Apa kelebihan dan kekurangan kayu dalam bahan konstruksi?
 Penggunaan kayu dalam dunia konstruksi?
 Cara mengetahui kekuatan bahan kayu?
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Sifat-sifat kayu

Pada dasarnya kayu harus bersifat baik dan sehat dengan


ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang
berhubung dengan pemakaiannya tidak merusak dan mengurangi nilai
konstruksi(bangunan).

Kayu sebagai bahan bangunan harus dikenal ciri-ciri dan sifat-


sifatnya. Mereka yang akan mempergunakan jenis kayu sebagai bahan
bangunan harus sedikitnya mengetahui tentang beberapa ciri-ciri dan
beberapa sifat kayu. Antara lain yang sangat penting sekali ialah
mengenai sifat-sifat mekanis, factor-faktor yang mengakibatkan
mengurangnya kekuatan dan sifat-sifat yang menjadikan cara
penggunaan kayu ini sangat bereda dari bahan-bahan lain untuk
bangunan.

Kayu sebagai bahan bangunan mempunyai sifat-sifat sebagai


berikut:

1. Sifat Umum Kayu

Sifat umum daripada kayu meliputi :

a. Kayu dianggap anisotropis, artinya kayu mempunyai sifat-sifat yang


berlainan jika diuji menurut arah sumbu longitudinal (sejajar serat
serat), sumbu tangensial (gari…
suhu sekitarnya. Kadar air yang rendah akan menambah keawetan kayu.

c. Kayu yang tersusun atas sel-sel mempunyai type yang bermacam-


macam. Sel-sel kayu yang dibentuk oleh kambium itu, pada musim
hujan jadi membesar karena banyak air dan banyak bahan makanan dan
pada musim kemarau akan mengecil/menyusut.

d. Untuk jenis kayu tertentu akan mudah diserang oleh binatang


serangga dan cendawan.

e. Jika dibandingkan dengan bahan lain (baja), maka kayu itu mudah
terbakar oleh api.

f. Di samping sifat umum di atas, sifat-sifat lain daripada kayu adalah :

1) Sifat akustik terhadap suara.

2) Sifat resonansi yaitu sifat kayu dalam keikutsertaannya bergetar


bersama dengan adanya gelombang suara, yang ditunjukkan pula oleh
clastisitas kayu itu.

2. Sifat fisik Kayu


Sifat fisik daripada kayu meliputi:

a. Kadar air kayu

Kayu sebagai bahan bangunan dapat mengikat air dan juga dapat
melepaskan air yang dikandungnya. Kelembaban seperti ini tergantung
pada kelembaban suhu udara di sekelilingnya, dimana kayu itu berada.
Kadar lengas kayu kering udara tergantung pada keadaan iklim
setempat. Di Indonesia kadar air ini berkisar antara 12-20% dari kayu
kering mutlak (kering mutlak hanya dapat dicapai dalam tempat
pemanasan/droogoven). Di tempat-tempat kering pada musim kemarau
kadar lengas dapat menurun menjadi 13%, sebaliknya di tempat-tempat
yang lembab, pada musim hujan dapat meningkat menjadi 20%. Kayu
yang baru ditebang mempunyai kadar air 40% untuk kayu berat hingga
200% untuk kayu ringan.

Metode penentuan kadar air kayu dapat dengan cara alat electonic
moistruremeter, cara destilasi dan cara hygrometric, namun pada
percobaan kami menggunakan cara pengeringan dalam oven. Adapun
perhitungan kadar air dengan rumus :

Kadar air = B-B1


dimana:

B =berat basa (kg)


B1 = berat kering oven (kg)

b. Berat jenis kayu

Berat jenis pada umumnya berbanding lurus dengan kekuatan daripada


kayu atau sifat-sifat mekaniknya. Makin tinggi berat jenis kayu maka
kekuatan kayunya semakin besar. Menurut Supriadi (1986), yang
dimaksud dengan berat jenis kayu (BD) ialah angka perbandingan
antara berat kayu kering oven pada suhu 105°C (B1) dengan berat air
yang mempunyai volume yang sama dengan kayu tersebut di atas (B2)

3. Sifat Mekanis Kayu

Sifat mekanik dari kayu adalah keteguhan kayu. Keteguhan kayu adalah
perlawan yang diberikan oleh suatu jenis kayu terhadap perubahan
perubahan bentuk yang disebabkan oleh gaya-gaya luar. Perlawanan
kayu tehadap gaya-gaya luar dapat dibedakan menjadi:

a. Keteguhan tarik adalah kekuatan atau daya tahan kayu terhadap dua
buah gaya yang bekerja dengan arah yang berlawanan dan gaya ini
bersifat tarik. Gaya tari ini berusaha melepas ikatan antara serat-serat
kayu tersebut sebagi akibat dari gaya tarik (K), maka timbullah di
dalam kayu tegangan-tegangan tarik, yang harus berjumlah sama
dengan gaya-gaya luar k. Bila gaya tarik ini membesar sedemikian
rupa, serat-serat kayo saling terlepas dan terjadilah patahan. Dalam
satu kostruksi bangunan hal ini tidak boleh terjadi untuk menjaga
keamanan. Tegangan tarik yang masih diijinkan, sehingga tidak
timbul suatu perubahan/bahaya pada kayu,
c. Keteguhan geser adalah daya tahan kayu terhadap dua gaya yang
bekerja padanya, dimana gaya itu bekerja sejajar arah serat atau
dengan kata lain, kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
menyebabkan bagian kayu tersebut bergeser dari bagian lain di
dekatnya. Akibat gaya geser ini, maka akan timbul tegangan geser
pada kayu ( tau//= kg / cm2 )

Tegangan geser yang terbesar yang tidak menimbulkan adanya


pergeseran serat kayu disebut tegangan geser yang diijinkan, dengn
notasi ( tau//= kg / cm2 ).
Kayu memiliki kekuatan geser yamg baik, kaya lebih kuat Imenahan
gaya geser tegak lurus arah serat dari pada sejajar arah
serat,keteguhan geser dapat dihitung dengan rumus:

dimana:

Kuat geser (kg / c * m ^ 2)

P = Beban tarik maksimum (kg))

P = panjang tarik maksimum(cm)

lebar penampang belahan (cm)

d. Keteguhan lengkung/lentur adalah daya tahan kayu untuk


menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu tersebut.
Balok kayu yang terletak pada dua tumpuan atau lebi, bila menerima
beban yang berlebihan akan melengkung/melentur. Pada bagian sisi
atas balok akan terjadi tegangan tekan dan pada sisi bawah akan
terjadi tegangan tarik yang besar. Akibat tegangan tarik yang
melampaui batas kemampuan kayu,maka akan terjadi regangan yang
cukup berbahaya.

e. Keteguhan belah adalah kemampuan/kekuatan kayu dalam


menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu. Kayu lebih
mudah dibelah menurut arah sejajar serat kayu. Keadaan kayu juga
mempengaruhi sifat pembelahan, msalnya kayu yang basah lebih
mudah dibelah dari pada kayu yang telah kering (kadar air 0%).

2.2. jenis jenis kayu dalam bahan konstruksi

Terdapat beberapa jenis kayu yang biasa digunakan untuk kepentingan


konstruksi, antara lain:

1. Kayu Jati. Jenis kayu yang banyak dicari dalam dunia furnitur dan
berharga mahal. Hal itu karena kayu jati memiliki ketahanan yang
kokoh dan kuat, tahan lama, tahan terhadap jamur, rayap, dan
serangga lainnya. Di samping itu juga karena kayu ini memiliki
keindahan dekoratif dengan teksturnya yang halus dan warna yang
memikat seiring bertambahnya umur kayu. Selain diolah menjadi
perabot rumah dan elemen dekorasi, kayu jati juga digunakan
sebagai pelapis lantai, dinding, dan bahan konstruksi bangunan
lainnya.
2. Kayu Merbau. Dengan teksturnya yang cukup keras dan stabil,
kayu ini nyaris tidak memiliki kekurangan sehingga digunakan
sebagai alternatif pengganti kayu jati. Seperti halnya kayu jati, kayu
merbau juga tergolong mahal. Dalam bidang konstruksi, kayu ini
cocok dijadikan penyangga dan atap rumah.
3. Kayu Meranti Merah. Kerap digunakan sebagai material
bangunan, terutama untuk area dalam ruangan dan interior. Hal ini
karena kayu meranti memiliki sifat yang peka terhadap cuaca
sehingga kurang bagus jika digunakan di luar ruangan atau
eksterior. Terdapat 2 jenis kayu meranti, yaitu meranti muda dan
merah tua, di mana dari segi kualitas keduanya sama-sama bagus
untuk digunakan sebagai material bangunan.
4.  Kayu Kamper. Mempunyai keunggulan kuat terhadap serangga.
Jika dibandingkan dengan kayu jati, kayu ini lebih ringan dan
harganya lebih terjangkau. Aromanya yang khas membuatnya
dinamakan kayu kamper. Kayu yang memiliki serat halus dan indah
ini biasa dijadikan bahan untuk membuat jendela dan pintu.
5. Kayu Kelapa. Diambil dari pohon kelapa yang sudah berumur 60
tahun lebih dan sudah tidak menghasilkan lagi. Keunggulannya
sebagai material bangunan adalah kayu ini mudah dijadikan balok
sehingga cocok sebagai tiang penyangga atap rumah.
6. Kayu Gaharu. Dianggap sebagai salah satu kayu termahal di dunia
karena kayu ini memiliki ketahanan yang kuat dan kokoh, serta
mempunyai manfaat yang beragam. Kayu gaharu kebanyakan
tumbuh di daerah Kalimantan dan memiliki karakteristik berwarna
kehitaman, serta mengandung resin yang berbau harum khas. Kayu
pohon gaharu selain sangat baik untuk digunakan sebagai bahan
bangunan atau perabot interior rumah, resinnya juga banyak
dimanfaatkan sebagai bahan dasar oleh produsen kosmetik,
shampoo hingga parfum.
7. Kayu Ulin. Dikenal juga sebagai kayu besi atau bulian, serta
memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Hal tersebut
dikarenakan karakteristiknya yang kuat dan tahan terhadap
perubahan suhu, kelembaban, dan tahan terhadap pengaruh air laut.
Pohon ulin banyak tumbuh secara alami di Pulau Kalimantan,
Sumatera bagian Timur dan Selatan, serta Pulau Bangka dan
Belitung. Berdasarkan warna batangnya, kayu ulin memiliki empat
varietas, yaitu ulin tando dengan warna batang coklat kemerahan,
ulin lilin dengan batang coklat gelap, ulin tembaga dengan warna
batang kekuningan, serta ulin kapur dengan warna batang coklat
muda.
8. Kayu Bangkirai. Karakteristiknya adalah sebagai kayu yang kuat,
awet, dan tahan terhadap berbagai cuaca. Oleh karena itu, kayu ini
cocok digunakan pada area luar ruangan atau ekterior dan sering
digunakan sebagai material konstruksi berat, seperti atap kayu.

2.3. Kelebihan dan kekurangan kayu dalam bahan konstruksi

Dari berbagai material yang biasa dipergunakan pada bahan bangunan, berikut
keunggulan penggunaan kayu sebagai material konstruksi:

 Mudah dalam pengerjaan karena bisa dibuat atau dibentuk sesuai


keinginan, serta mudah untuk dipaku, dibaut atau direkatkan
 Proses dan durasi pengerjaannya lebih cepat karena banyak tukang
lokal yang mengusainya
 Mudah didapat, karena merupakan sumber daya alam yang masih
banyak tersedia dan bisa didaur ulang lagi dengan cara reboisasi
 Lebih ekonomis karena harganya relatif murah dibandingkan
dengan bahan bangunan lainnya
 Kekuatan kayu cukup tinggi dengan bobot yang ringan, bahkan
kayu solid akan awet dan tahan lama
 Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia cukup baik
 Kayu merupakan isolator termal alami yang sangat efektif dalam
mengisolasi dingin dan panas, serta merupakan penyerap kebisingan
yang juga baik
 Jenis kayu tertentu mempunyai tekstur dan serat kayu yang indah
sehingga mempunyai nilai lebih untuk dijadikan elemen dekorasi
 Lebih aman dan fleksibel jika terjadi gempa bumi sehingga rumah
yang terbuat dari kayu akan tetap pada kondisi aslinya, tidak mudah
retak, dan tidak mudah bergeser.

Tak bisa disangkal jika tetap ada beberapa kekurangan pada material kayu
sebagai bahan baku konstruksi. Namun, saat ini terdapat banyak solusi untuk
menghindari hal tersebut. Berikut beberapa kelemahan dan kekurangan yang
umumnya ditemukan pada material ini:

 Karena kayu berasal dari alam, maka ia bersifat kurang seragam


atau homogen
 Terdapat cacat bawaan dan cacat alam, seperti mata kayu dan
pecah-pecah
 Kayu mudah terbakar, terutama dalam kondisi kering
 Mudah terpengaruh oleh iklim
 Kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada kayu
 Mudah terserang rayap dan jamur.

2.4. Contoh penggunaan kayu dalam dunia konstruksi

1. Percantik lantai rumah dengan elemen kayu


Di jaman modern seperti saat ini yang sarat dengan teknologi, banyak
orang yang lebih memilih desain rumah sederhana, minimalis namun tetap
sehat dan nyaman. Bagi sebagian masyarakat Indonesia penggunaan kayu
bukan sesuatu yang baru bahkan sudah menjadi sebuah identitas rumah-rumah
tradisional di berbagai daerah. Namun, kini anda juga dapat mempercantik
rumah anda dengan menambahkan elemen kayu pada lantai, dinding,
konstruksi bangunan dan atap sirap.
Dari segi penampilan, kayu tisk kalah dengan bahan bangunan lain.
Oleh sebab itulah, berbagai gaya rancangan seperti gaya kontemporer modern,
etnik atau klasik sangat cocok menggunakan lantai kayu karena fungsi dan
penampilannya sangat fleksibel. Karakteristik kayu sebagai bahan bangunan
juga menjadi alasan utama dalam pemakaian kayu antara lain mudah dibentuk,
cukup kuat dan mampu menampilkan sosok yang menarik baik dari bentuk
warna maupun teksturnya.
Selain itu, penggunaan lantai kayu pada rancangan modern berfungsi
untuk “melembutkan atau melunakan kesan keras” bangunan modern yang
biasanya selalu menggunakan banhan teknologi tinggi seperti kaca, baja,
metal dan aluminium. Dengan penggunaan lantai kayu juga dapat memberikan
kehangatan pada seluruh ruang. Menggunakan lantai kayu didalam rumah atau
bangunan lain tidak akan membosankan karena kayu menyeimbangkan suhu
ruang dan terasa nyaman di telapak kaki karena kau memiliki serat dan pola
yang halus.
2. Pagar Kayu Dan Besi
Pagar yang terbuat dari besi dan kayu merupakan kombinasi yang biasa
digunakan pada rumah-rumah tinggal. Seperti pada rumah tinggal yang cantik
ini. Desain pagar dibuat dari kayu yang disusun vertikal membentuk garis-
garis nan menawan. Disamping fungsinya sebagai penghalang pandangan
yang memiliki kesan transparan, pagar ini juga membentuk citra keindahan
dari garis-garis tersebut, yang bisa dipadankan dengan baik dengan gaya
arsitektur rumah tinggal seperti gaya minimalis atau modern.
Pada contoh diatas pagar yang dibuat tinggi masih menyisakan
kemungkinan berinteraksi dengan lingkungan sekitar, dengan cara
memberikan celah-celah diantara kau tersebut. Warna hitam pada contoh
diatas adalah sekedar ide, dimana kita bisa mengganti warna tersebut dengan
warna lain seperti abu-abu, coklat, atau disesuaikan dengan warna (tampilan
depan) rumah.
Sistem konstruksi pagar ini cukup sederhana, merupakan frame besi
yang disambung denan dilas, terlihat sangat indah. Kayu-kayu dipadukan
dengan konstruksi tersebut dengan menggunakan sekrup-sekrup.

2.5. Cara mengetahui kekuatan bahan konstruksi kayu


Kelas Kuat Kayu Kelas kuat kayu adalah tingkat ketahanan alamai
suatu jenis kayu terhadap kekuatan mekanis (beban) yang terjadi pada kayu
tersebut. Pada PKKI NI-5 1961 kuat kelas kayu dinyatakan dalam kelas kuat I,
II, III dan IV. Penentuan kelas kuat kayu berdasarkan PKKI NI-5 1961 dapat
ditunjukan pada
Tabel 1 berikut. Tabel 1. Modulus Elastisitas (Ew) Kayu (Badan Standar
Nasional.1961, PKKI NI-5 1961)
Kelas Kuat Kayu E// (kg/cm2)
I 125.000
II 100.000
III 80.000
IV 60.000

Sifat-Sifat Umum Kayu Beberapa sifat kayu yaitu sifat mekanis kayu, sifat
fisis kayu dan sifat elestisitas kayu.
1. Sifat Fisis Kayu
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air.
Semakin lembab udara disekitarnya maka semakin tinggi pula
kelembaban kayu untuk mencapai keseimbangan dengan
lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan
kelembaban kayu disekitarnya disebut kandungan air
keseimbangan EMC (equilibrium moisture content). Berdasarkan
ASTM 4442-92 (Standard Test Methods for derection Moisture
Content Measurement of Wood-Base materials), untuk
menghitung kadar air kayu menggunakan rumus:
MC (%) = (A – B)/B (1)
Dimana:
MC (Measure Content) = kadar air (%)
A = berat asli (gr)
B = berat kering oven (gr)

2. Sifat Mekanis Kayu


a) Kekuatan tekan (compressive strength)
i. Kekuatan tekan sejajar serat (endwise compression)
Menurut SNI 03-3958:1995 (a), kuat tekan sejajar serat dihitung
dengan beban per satuan luas bidang tekan.
fc// = p/b×h (MPa )
Dimana:
fc// = kuat tekan tegak lurus serat (MPa)
p = beban uji tekan maksimum (KN)
b = lebar benda uji (mm)
h = tinggi benda uji (mm)
ii. Kekuatan tekan tegak lurus serat (sidewise compression)
Menurut SNI 03-3958:1995 (a), kuat tekan stegak lurus serat
dihitung dengan beban per satuan luas bidang tekan.
fc ┴ = p/b×hMPa
Dimana: fc┴= kuat tekan sejajar serat (MPa)
P = beban uji tekan maksimum (KN)
b = lebar benda uji (mm) h = tinggi benda uji (mm)

b) Kekuatan Lentur Kayu


Menurut SNI 03-3959:1995 (b),Kuat lentur dari benda uji
dihitung dengan rumus:
fb= 3pl/2b×h²(MPa)
Dimana: fb = kuat lentur(MPa)
p = beban uji lentur maksimum (MPa)
L = jarak tumpuan (mm)
b = lebar benda uji (mm)
h = tinggi benda uji (mm)
Kuat Acuan Kayu
Kuat acuan adalah pemilihan secara mekanis dan pemilahan secara
visual untuk menentukan kelas kayu berdasarkan data-data pengujian.
1. Kuat Acuan Berdasarkan PengujianSecara visual Untuk menghitung
kuat acuan kayu berserat lurus tanpa cacat menggunakan rumus-rumus
baku yang telah ditetapkan dalam SK SNI-05:2002yaitu:
a) Kadar air (m%), dimana m < 30, dihitung dengan rumus (1)
b) Menghitung nilai kerapatan dalam kondisi basah (ρ) = W/V (5)
Dengan W adalah berat kayu pada kondisi basah dan V adalah volume
kayu pada kondisi basah.
c) Berat jenis pada m% (Gm) dihitung dengan rumus: Gm = ρ
/[1.000(1+m/100)] (6)
d) Berat jenis dasar (Gb) dihitung dengan rumus: Gb = Gm
/[1+0,265aGm] (7) Dengan a = (30 – m)/30 (8)
e) Berat jenis kadar air 15% (G15)dihitung denagn rumus: G15 = Gb/(1
– 0,133 Gb) (9) Jurnal Teknik Sipil, Vol. V, No. 2, September 2016 178
Hunggurami, E., et.al., “Identifikasi Kuat Acuan terhadap Jenis Kayu
yang Diperdagangkan di Kota Kupang Berdasarkan SNI 7973: 2013”
f) Setelah diperoleh berat jenis pada kadar air 15%, kemudian berat
jenis tersebut dimasukan ke dalam rumus estimasi modulus elastisitas
lentur : Ew (MPa) = 1600(G15) 0.71 (10)
g) Setelah diperoleh nilai modulus elastisitas lentur maka dapat
ditentukan kode mutu kayu dengan menyesuaikan modulus elastisitas
lentur dengan nilai kuat acuan kayu pada Tabel 2.
2. Kuat Acuan Berdasarkan Pengujian Secara Mekanis
Nilai desain acuan untuk kayu yang dipilah secara visual dan kayu yang
dipilah secara mekanis dicantumkan di dalam Tabel 2 di bawah ini (SNI
7973:2013).
Tabel 2. Nilai Desain dan Modulus Elastisitas Lentur Acuan
(Badan Standar Nasional, SNI 7973:2013)

3. Faktor Konversi (Kf)


Faktor konversi format yang ditetapkan (KF) di dalam SNI 7973:2013.
Tahanan acuan LRFD (Load Resistance Factor Design) adalah nilai
desain level kekuatan untuk kondisi pembebanan jangka pendek.
Tabel 3. Faktor Konversi Format (KF) (Badan Standar Nasional, SNI
7973:2013)
Aplikasi properti Kf
Komponen struktur Fb 2,54
Ft 2,70
Fv, Frt, Fs 2,88
Fc 2,40
Fc ┴ 1,67
Emin 1,76
Semua sambungan (Semua Nilai Desain 3,32

BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Pada dasanya terdapat 2 ( Dua ) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan
untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik ( disebut juga sifat kasar atau sifat
mikroskopis ) dan sifat struktur ( disebut juga sifat mikroskopis ). Secara
obyektif, sifat struktur atau mikroskopis lebih dapat diandalkan dari pada sifat
fisik atau makroskopis dalam mengenal atau menentukan suatu jenis kayu.
Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan lebih baik
bila kedua sifat ini dapat dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik
akan mendukung sifat struktur dalam menentukan jenis.
Kegiatan untuk menentukan suatu jenis kayu, secara teknis menjadi sangat
penting dalam rangka menentukan rencana penggunaannya, serta untuk
kepentingan transaksi jualbeli atau perdagangan kayu.
Secara teoritis, metoda pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu mudah
dipelajari sebagai suatu pengetahuan. Namun demikian, keterampilan teknis
pengenalan / penentuan / identifikasi jenis kayu hanya akan diperoleh melalui
proses latihan yang rutin, berulang-ulang dan terus menerus.
Kelengkapan koleksi kayu akan sangat membantu proses pening-katan
kemampuan dan ketrampilan dalam pengenalan jenis kayu.
3.2. Saran

Pengenalan atasa sifat-sifat fisik da mekanik akan sangat membantu dalam


menentukan jenis-jenis kayu untuk tujuan pengunaan tertentu. Diharapkan
dengan memahami sifat-sifat kayu dan jenis-jenis kayu untuk penggunaan
tertentu akan semakin mengurangi ketergantungan konsumen akan suatu jenis
kayu tertentu saja sehingga pemanfaatan jenis-jenis kayu yang semula belum
dimanfaatkan ( jenis-jenis yang belum dikenal umum ) akan semakin
meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Bodig, J. A. (1982). Van Nostrand Reinhold Company. Retrieved from Mechanics of Wood and
Wood Composites: https://media.neliti.com/media/publications/337616-karakteristik-
struktur-anatomi-kayu-kuku-45d08ac7.pdf
Haygreen, J. d. (1986). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Retrieved from Hasil Hutan dan
Ilmu Kayu: https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/3586/06%20daftar
%20pustaka.pdf?sequence=10&isAllowed=y

Marwayani, M. (2008). Perkembangan karakteristik kayu lokal di Makassar. Laporan tugas akhir.

Pandit, I. (2002). Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Retrieved from
Anatomi Kayu : Pengantar Sifat Kayu Sebagai Bahan Baku:
https://media.neliti.com/media/publications/337616-karakteristik-struktur-anatomi-kayu-
kuku-45d08ac7.pdf

Anda mungkin juga menyukai