Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SIFAT SIFAT STRUKTUR KAYU

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Faris Rizal Andardi, S.T., M.T.

Disusun Oleh:
1. Helmi Alamsyah (202110340311126)
2. Yoga Ananda P. (202110340311128)
3. Vibra Liansa K. (202110340311130)
4. Azmi Wahyu I. (202110340311133)
5. Alfian Dimas R. (202110340311139)
6. Bara Dwi Waskita (202110340311147)
7. Bagus Pradana (202110340311149)
8. Aldi Ferdian (202110340311152)
9. Yossal Agung A.N (202110340311153)

PROGAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 1
BAB II .............................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN............................................................................................................... 2
2.1 Sifat-Sifat Kayu ...................................................................................................... 2
BAB III ........................................................................................................................... 15
PENUTUP ...................................................................................................................... 15
3.1 KESIMPULAN ..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 16

i
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan berkayu muncul di alam diperkirakan pertama kali pada 395 hingga
400 juta tahun yang lalu. Manusia telah menggunakan kayu untuk berbagai
kebutuhan sejak ribuan tahun, terutama untuk bahan bakar dan bahan konstruksi
untuk membuat rumah dan senjata serta sebagai bahan baku industri (misal
pengemasan dan kertas). Kayu bisa dijadikan referensi sejarah mengenai kondisi
iklim dan cuaca di masa pohon tersebut tumbuh melalui variasi jarak antar cincin
pertumbuhan.
Kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan untuk tujuan
penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu, kayu tidak dapat digantikan
dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kita sebagai pengguna dari kayu yang setiap
jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu
tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan
tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan.
Penggunaan kayu sudah beralih ke bahan kontruksi lain yang lebih mudah
didapatkan. Namun walaupun bahan kayu sudah semakin sulit didapat masih ada
beberapa peminat kayu sesuai keperluannya. Karena itulah makalah ini mengangkat
tentang sifat-sifat kayu sebagai bahan referensi untuk pertimbangan dalam
menggunakan kayu.
1.2 Rumusan Masalah
Apa saja sifat-sifat yang dimiliki kayu?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
pembaca mengenai sifat-sifat kayu. Yang akan berguna saat kita diperhadapkan
tentang konstruksi kayu.

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Sifat-Sifat Kayu
Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai
dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru
oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan
pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting
sekali dalam industri pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja
dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan,
akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya
apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal.
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-
beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari
sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang
umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu :
1) Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan
dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa
(karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).
2) Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan
jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).
3) Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau
melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan
suhu udara disekelilingnya.
4) Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam
keadaan kering.
Sambungan kayu sebagai bahan konstruksi perlu ditinjau sifat-sifat nya
mengenai: sifat mekanis, sifat higroskopis, dan sifat fisik.
1. Sifat Mekanis
Sifat-sifat mekanis atau kekuatan kayu untuk mengukur kemampuan kayu
dalam menahan gaya-gaya atau beban dari luar yang mengenainya. Sifat-sifat
mekanis kayu yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
A. Kekuatan Lentur
Kekuatan lentur adalah suatu kekuatan kayu yang sangat penting,
karena struktur kayu mengalami gaya lentur. Gaya lentur merupakan
kombinasi dari tiga gaya yaitu gaya tekan, gaya tarik, gaya geser. Gaya
lentur ini menyebabkan adanya lengkungan pada benda khususnya kayu
akibatnya bagian permukaan atas bekerja gaya tekan, sedangkan bagian
permukaan bawah bekerja gaya tarik dan bagian tengah mengalami gaya
geser.

2
Contoh pada gelagar kayu dengan gaya luar yang mengenainya
dalam arah tegak lurus dengan gaya ini terjadi 3 tegangan yaitu tengang
tarik, tegangan tekan, tegangan geser. Tegangan tarik terbesar teletak pada
permukaan bawah, tegangan tekan terbesar terletak pada permukaan atas,
kemudian secara berangsur-angsur masing-masing menurun ke arah
tengah. Sedangkan tegangan geser terletak di tengah gelagar. Pembangian
tegangan sepanjang batang gelagar tergantung pada cara pembebanan
(tengah, sepertiga panjang atau seragam).
Kekuatan lentur kayu biasanya dinyatakan dalam modulus retak
(modulus of rupture : MOR) yang merupakan tegangan tertinggi dibagian
serat paling luar kayu ketika gelagar retak atau patah karena beban yang
dikenakan secara berangsir-angsur selama beberapa menit. MOR
bervariasi antara 55 – 160 N/mm2 dan ini menunjukan bahwa teganagan
lentur sama dengan tegangan tarik sejajar serat.
B. Kuat Tekan
Kuat tekan meliputi kuat tekan sejajar dan tegak lurus serat. Kuat
bekan sejajar serat 15 kali kuat tekan tegak lurus serat dan besarnya antara
25-95 N/mm, sedangkan kuat tekan tegak lurus serat bervariasi antara 1-
20 N/mmt. Kuat tekan kayu kira-kira setengah kuat tarik kaya hal ini
karena struktur kayu. Dinding sel tersusun atas molekul-molekul selulose
yang sangat kuat menahan kekuatan tarik aksial, Hemiselulosa, selulose
dan lignin juga mendukung dalam kekuatan tekan.
Kerusakan karena tekanan sejajar serat disebabkan oleh rusaknya
lapisan-lapisan interseluler, belah atau geser, terli patnya sel dan pecahnya
dinding sel. Sebaliknya tekanan segak lurus serat menyebabkan perubahan
bentuk penampang melintang sel dan pengurangan besamya rongga sel.

3
Tekanan tegak lurus serat terjadi misalnya pada bantalan rel yang
dilalui oleh rel kereta api, sedangkan tekanan sejajar serat terjadi dalam
tiang pendek(kolom).
C. Kuat Tarik
Kuat tarik kayu menunjukkan perbedaan yang besar apa- bila
menahan beban aksial (sejajar serat) atau transversal (tegak lurus serat).
Kuat tarik aksial jauh lebih tinggi daripada kuat tarik transversal. Kuat
tarik aksial kayu daerah iklim sedang bervariasi dari 50-160 N/mm²
sedang kuat tarik trans- versal 1-7 N/mm². Pada kayu-kayu tropikal kuat
tarik tropika mencapai 300 N/mm².
D. Kuat Geser
Geser dapat terjadi pada bidang longitudinal atau trans- versal.
Tegangan geser longtudinal dapat terjadi apabila kayu dibebani gaya
lentur. Kekuatan kayu dalam geser aksial ber- kisar bervariasi anrtara 5-
20 N/mm².
Kuat geser transversal adalah 3-4 kali lebih besar daripada kuat
geser aksial. tetani sifat ini tidak begitu penting karena kayu sudah rusak
lebih dulu sebelum mengalami geser transversal.
E. Keuletan (Keteguhan pakol)
Keuletan atau energi dalam lentur dinamis adalah keta hanan kayu
terhadap beban kejut (bba-tiba) yang bertentangan dengan lentur statis
dimana beban naik berangsur-angsur Energi yang diabsorpsi oleh kayu
lebih besar pada beban kejut daripada beban statis. Pada gelagar beban
dinamis yang dapat dipikul 2 kali beban statis.
F. Elastisitas
Nilai MOE bervariasi antara 2500-17000 N/mm² untuk arah aksial.
Kayu memiliki MOE yang lebih rendah daripada bahan-bahan lain, namun
bila dilihat dari berat jenisnya nilai elastisitasnya sebanding dengan baja.
MOE berbeda pada keti- ga arah (aksial, tangensial, dan radial). Pada arah
transversal (tangensial dan radial) hanya sekitar 300-600 N/mm².
G. Kekerasan
Kekerasan adalah ketahanan kayu terhadap masuknya benda asing
ke dalam massa kayu. Ketahanan ini lebih tinggi dari arah akial (pada
penampang transversal) daripada dari arah lateral (tangensial dan adial).
Kekerasan berkaitan dengan keausan, abrasi, goresan. Jenis kayu yang
termasuk kayu keras antara lain: kayu hitam, Kayu ulin, Kayu sawo, dll.
Sedangkan kayu lunak seperti kayu sengon.
H. Kuat Belah
Ketahanan kayu terhadap gaya belah adalah kemampuan terhadap
gaya luar yang berbentuk baji. Karena struktur kaya mempunyai kuat
belah yang rendah sejajar serat (Mudah belah).

4
Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap sifat mekanis kayu:
A. Kadar Air
Kadar air berpengaruh terhadap sifat mekanis kayu apabila kadar
air ini berubah dibawah titik jenuh serat. Jika kadar air kayu turun
kekuatan akan naik. Ini disebabkan karena perubahan-perubahan dalam
dinding sel yang menjadi lebih padat. Juga dipengarui oleh penyusutan,
dengan hilangnya air dari dinding sel massa zat kayu per satuan volume
naik.
Besarnya pengaruh kadar air berbeda untuk berbagai kekuatan
yang berbeda. Menurut penelitian perubahan 1 per-sen dalam kadar air
merubah kekuatan tekan sebesar 6%, MOR 5%, Kekerasan 2- 25 %, dan
MOE 2 %. Semakin tinggi kadar air kayu makin turun kekuatannya. Pada
titik jenuh serat dan diatasnya kekuatan kayu tidak berubah lagi. Karena
pengaruh kadar air dan agar hasilnya dapat diperbandingkan maka sifat
mekanis kayu dapat ditentukan pada kadar air yang konstan yaitu 15 %.
B. Kadar Lengas Kayu
Kadar lengas kayu mempunyai pengaruh yang besar terhadap
tegangan-tegangan yang searah serat maupun yang tegak lurus serat.
Kadar lengas kayu ialah jumlah prosentase air yang ada diantara ruang-
ruang antar sel dari kayu. Pada kayu yang baru ditebang kadar lengas
kayunya tinggi. Oleh karena itu kayu yang baru ditebang kurang baik
untuk konstruksi.
C. Kerapatan/Berat Jenis
Kerapatan kayu merupakan indeks yang paling baik dan paling
sederhana dari kekuatan kayu bebas cacat. Dengan demikian kerapatan,
kekuatan kayu juga naik. Ini disebabkan karena kerapatan merupakan
pengukur banyaknya zat kayu yang ada dalam kayu segar. Kerapatan yang
lebih tinggi berasal dari proporsi yang lebih besar dari sel-sel dengan
dinding sel tebal dan rongga sel sempit. Ini memberikan kekuatan yang
lebih besar pada kayu bebas cacat yang lebih padat. Gambar di bawah
menunjukkan tiga sifat mekanis kayu yang penting pada dua macam kadar
air (basah dan kering angin) dalam hubungannya dengan berat jenis.

5
Dari kurva-kurva itu dijelaskan bahwa:
1) Kuat tekan sejajar serat bervariasi dengan hubungan linier dengan
berat jenis artinya jika berat jenis ditingkatkan dua kali, maka kuat
tekan sejajar serat akan meningkat dua kan пpat juga.
2) Hubungan berat jenis dengan modulus patah berpang- kat 1,25
yang berarti jika berat jenis dilipatkan dua, modulus patah akan
naik 2,5 kalinya.
3) Berat jenis dengan kekuatan tekan tegak lurus serat berpangkat
2,25 yang berarti jika bj dilipatkan dua, kuat tekan tegak lurus serat
akan naik 4,5 kalinya.
Kekuatan yang efektif tergantung pada antara lain: banyaknya zat
dinding sel, proporsi dinding sel yang ada dalam kayu dan banyaknya zat
ekstraktif dalam rongga-sel.
D. Suhu
Suhu mempunyai dua pengaruh yang berbeda pada kekuatan kayu
yaitu:
1) Pengaruh langsung pada kekuatan kayu.
- Makin tinggi suhu kayu, makin turun kekuatannya.
- Dibawah titik jenuh serat hubungan antara kekuatan dan
suhu berupa garis lurus,
- Makin tinggi berat jenis kayu, makin besar. penurunan
kekuatan kayu pada suhu meningkat.

6
2) Pengaruh suhu dan waktu pada kekuatan kayu
Kayu pada sembarang kadar air jika terkena suhu kurang
dari 65-C untuk waktu yang relatif pendek kemudian dikembalikan
pada suhu kamar normal, tidak akan kehilangan kekuatan atau
sifat-sifat elastis- nya. Sebaliknya kayu yang dipanasi pada suhu
65-C dan titik bakar kaya (lk 275-C) untuk waktu yang cukup
lama, kemudian diuji pada suhu kamar, akan kehilangan sebagian
kekuatan dan elastisitasnya secara permanen.
E. Perilaku Kayu anisotropik
Suatu bahan yang memiliki sifat-sifat fisika yang berbeda dalam
berbagai sumbu struktural (arah) disebut anistrotroik. Kayu memiliki sifat
anisotropik dalam tiga arah.
F. Lamanya Pemberian Beban Pada Kayu
Semakin pendek waktu pembebanan semakin tinggi tegangannya,
oleh karena itu kayu merupakan bahan yang paling baik untuk konstruksi
yang menahan tegangan-tegang an yang timbul dalam waktu yang singkat
atau dalam waktu yang pendek. Seperti tegangan-tegangan yang
ditimbulkan oleh angin, salju, gempa bumi, dan gaya-gaya lain yang
timbul dalam waktu pendek
Tegangan-legangan yang denkan yang digunakan dalam praktek
diambil atau ditentukan berdasarkan pembe banan selama 50 tahun.
Dengan demikian bila konstruksi dibe bani oleh beban dalam waktu yang
pendek, tegangan-tegang- an boleh dinaikkan menurut peraturan-
peraturan yang ada. Kenaikkan berlaku untuk tegangan lentur, tarik, tekan
dan geser, sedang untuk harga modulus elastisitas (E) besarnya tetap. Jadi
harga E tidak dipengaruhi oleh sifat muatannya.
Lamanya pemberian beban pada sepotong kayu mempu nyai
pengaruh yang penting pada besarnya beban yang dapat dipikul oleh kayu
tersebut Ini berlaku untuk semua bentuk beban, tetapi sangat penting untuk
kuat lentur. Kekuatan lentur maksimum atau modulus patah akan turun
sebanding dengan lamanya pemberian beban pada kayu.
Penyebab dari sifat kayu tersebut dapat diterangkan bahwa beban
yang bekerja pada kayu menimbulkan defor masi. Deformasi yang
ditimbulkan akibat pembebanan meru- pakan hasil dari dua komponen
yang berbeda yang bekerja secara simultan.
1) Deformasi elastis
Merupakan reaksi kayu secara langsung terhadap beban
yang mengenainya dan jika beban dihilangkan kayu kembali ke
bentuk semula. Perilaku elastis hasil dari ada- nya selulose yang
ada pada dinding sel.

7
2) Deformasi Plastis
Deformasi plastis sudah berlaku sejak kayu pertama kali
menerima beban dan meningkat dengan berjalannya waktu.
Pemulihan deformasi plastis sangat lambat dan kurang lebih
separoh deformasi dapat dipulihkan sehingga terjadi deformasi
permanen, artinya bila beban dihilankan kayu tidak kembali
kebentuk semula. Perilaku ini disebabkan adanya fraksi lignin
pada dinding sel.
Sifat plastis ini terlihat seperti pada melengkungnya
gelagar karena mengalami pembebanan jangka panjang. Dibawah
beban tetap kayu akan mengalami deformasi plastis vang akan
berkorelasi langsung dengan lamanya. pemberian beban. Peristiwa
ini yang disebut dengan rangkak (Creep).
Sifat plastis juga tampak bila kayu dipertahankan pada
deformasi yang konstan. Kayu ini akan berkurang ketahan- an
(tegangan dalam) terhadap deformasi itu dengan ber- tambah
lamanya waktu deformasi. Peristiwa berkurangnya ketahanan
tegangan akibat plastis dikenal dengan peris- tiwa relaksasi. Kayu
dengan deformasi konstan akan mengalami pengurangan tegangan
dalam hingga lebih kurang 70% dari tegangan pada permulaan
deformasi.
G. Kelelahan kayu (Fatique)
Kelelahan adalah pengaruh beban yang berulang-ulang dengan
jumlah siklus yang besar pada suatu bahan. Kemam- puan kayu untuk
menahan beban yang berulang-ulang bersiklus pendek tanpa mengalami
kerusakan disebut ketahanan terhadap kelelahan (fatique resisten) yang
tergantung dari lama- nya waktu.
H. Pengaruh mata kayu
Pengaruh mata kayu terhadap kekuatan tergantung pada letak mata
kayunya. Pada daerah tertarik mata kayu lebih berbahaya bila
dibandingkan dengan membuat lubang sebesar mata kayunya. Ini
disebabkan karena adanya mata kayu tersebut, serat-serat disekitar mata
kayu tidak teratur, sehingga mengakibatkan penurunan dari tegangaan-
tegangannya. Pada daaerah tertekan dan garis netral pengaruh mata kayu
tidak begitu besar.
I. Sifat melekuk dari batang tertekan
Batang yang pada kedua ujungnya bersendikan kemung- kinan
batang akan melekuk, melekuknya batang tergantung dari panjangnya
batang Jika tegangan-tegangan yang bekerja pada batang masih dibawah
og atau a,, lebih jelas akan dije- laskan pada bab perencanaan batang tekan.

8
2. Sifat-sifat Hygroscopis
A. Kadar lengas udara
Kadar lengas kayu dipengaruhi oleh kadar lengas udara. Kadar
lengas udara juga mempengaruhi kembang susut dari kayu. Pada keadaan
lengas kayu tinggi akibat kayu akan mengembang. Demikian pula musim
kemarau kadar lengas udara rendah maka kadar lengas kayu turun,
akibatnya kayu akan menyusut dengan demikian perubahan kadar lengas
udara akan mempengaruhi kembang susut dari kayu, kadar lengas kayu
dalam keadaan pangkal kenyang ada diantara 25 -30% dan inipun
tergantung dari jenis kayunya.
Pada kayu jati pangkal kayunya ada disekitar 23 %. Turunnya
kadar lengas kayu akan menambah kekokohan dari kayu. Penentuan kadar
lengas kayu untuk berbagai macam. Konstruksi sangat penting, misal
untuk konstruksi-konstruksi yang selalu basah kadar lengas kayu tinggi,
sedang untuk konstruksi kuda-kuda dan konstruksi-konstruksi kebutuhan
perumahan membutuhkan kadar lengas yang rendah.
B. Kembang Susut
Kayu akan mengembang bila kadar lengas kayu naik dan kayu
menyusut bila kadar lengas kayu menurun. Mengem- bang dan
menyusutnya kayu pada arah tegak lurus serat dan sejajar serat berbeda.
Menyusut pada arah sejajar serat jauh lebih kecil dari menyusut tegak
lurus serat atau menyusut tegak lurus serat lebih besar dari pada menyusut
sejajar serat. Ini dapat dilihat ada sambungan-sambungan pelebaran dari
pintu-pintu rumah. Selain kadar lengas udara, kembang susut dipengaruhi
juga oleh derajat panas dan kerapatan dari kayu. Kembang susut kayu
untuk semua jenis kayu untuk ke semua arah rata-rata adalah sebagai
berikut:
Kembang susut arah tangensial : 4-14%
Kembang susut arah radial :2-8%
Kembang susut arah axial : 0,1-0,2%
Akibat dari kembang susut kayu yang begitu tinggi akan timbul
retak-retak halus pada permukaan-permukaan kayu dan bila kayu
berbentuk papan atau balok akan pecah-pecah pada ujungnya.
3. Sifat-sifat Fisik
A. Kandungan Air
Pada bagian batang kandungan air pada kayu gubal lebih banyak
daripada kayu beras. Air yang terdapat pada batang kayu tersimpan dalam
dua bentuk yaitu:
1) Air bebas (Free water) yang terletak diantara sel-sel kayu
2) Air ikat (Bound water) yang terletak pada dinding sel.
Selama air bebas masih ada maka dinding sel kayu masih tetap
jenuh. Ketika batang kayu mulai diolah (ditebang den dibentuk)

9
kandungan air pada batang berkisar 40%-300%, kandungan ini yang
dinamakan kandungan air segar.
Suatu kondisi dimana air bebas yang terletak diantara sel- sel sudah
habis sedangkan air ikat pada dinding sel masih jenuh dinamakan titik
jenuh serat (fibre saturation point). kandungan air ini berkisar 25 %-30%.
Kandungan air pada kayu dipengaruhi oleh kelembaban udara
lingkungan, bila kelembaban udara meningkat kan- dungan air pada kayu
meningkat pula dan sebaliknya.
Pada kondisi linakumean vane memnunvai udara stahil. dan
kandungan air kayu cenderung tetap disebut kadar air imbang (equilibrium
moisture content). Dapat dijelaskan pada

Keterangan:
a = kadar air dari pohon hidup
b = kadar air dengan air bebas dan air terikat
c = kadar air yang mencapai titik jenuh serat (30
d = kayu yang kering udara dengan kadar air mencapai antara
0% dan 30%
e = kayu yang kering tanur dengan kadar air mencapai 0%
B. Pengaruh temperatur
Temperatur mempunya pengaruh besar terhadap kadar lengas kayu
yang berarti pula berpengaruh terhadap kembang susut. Berarti temperatur
rendah kadar lengas naik, kayu akan mengembang dan temperatur tinggi
kadar lengas turun. Selain itu kayu mempunyai daya hantar panas yang
kecil untuk pere- daran panas. Baik sekali untuk dinding-dinding penahan
panas terhadap suhu udara juga untuk perabot rumah tangga sebagai
penahan panas.
C. Sifat-sifat Listrik
Mempunyai daya hantar panas yang jelek (isolator) terha- dap
aliran listrik. Oleh karena itu banyak digunakan sebagai penyekat aliran
listrik. Daya hantar listriknya, dipengaruhi oleh kadar lengas kayunya, bila
kadar lengasnya rendah, semakin baik daya tahan terhadap aliran listrik.
Semakin ting- gi kadar lengas berarti semakin tinggi daya hantar listrik,

10
Ini disebabkan aliran listriknya melalui butir-butir air yang ada didalam
kayunya.
D. Kepadatan (density)
Kepadatan dinyatakan sebagai berat per unit volume. Pengukuran
kepadatan ditunjukan untuk mengetahui poro- sitas dan prosentase rongga
(void) pada kayu. Kepadatan dan volume sangat bergantung pada
kandungan air. Cara meng- hitung kepadatan kayu dengan
membandingkan antara berat kering kayu dengan volume basah. Berat
kering kayu dapat diperoleh dengan cara menimbang spesimen kayu yang
telah disimpan dalam oven pada suhu 105-C, Selama 24 hingga 48 jam
atau hingga berat spesimen kayu tetap.
E. Cacat-cacat Kayu
Cacat kayu yang sering terjadi adalah retak (cracks), mata kayu
(knots) dan kemiringan serat (slope of grain). Retak pada kayu terjadi
karena proses penyusutan akibat penurunan kandungan air (pengeringan).
Pada batang kayu yang tipis, retak dapat terjadi lebih besar yang disebut
dengan belah atau (split). Mata kayu sering terdapat pada batang kayu
yang merupakan bekas cabang kayu yang patah. Pada mata kayu ini terjadi
pembelokkan arah serat, sehingga kekuatan kayu menjadi berkurang.
Untuk keperluan konstruksi dihindari penggunaan batang kayu yang
memiliki mata kayu. Kemi- ringan serat menunjukkan sudut miring serat
kayu.
Cacat dalam pembentukan anatomis
- Jarak mengat berbeda keras. Kayu ini menyusut tidak teratur dan
mudah pecah
- Batang memilin arah matahari menurunkan mutu kayu karena
menyusut sehingga berubah bentuknya menjadi baling-baling.
- Mata kayu dibedakan atas mata kayu sehat, mata kayu lepas, dan
mata kayu yang rusak.
- Mata kayu yang lepas atau busuk mengurangi keindahan kayu dan
mempersulit pengerjaannya.
Cacat pengaruh dari luar
- Retak pengeringan akibat penyimpangan batang kayu tidak
terlindung dari sinar matahari. Memberi peluang hama bertelur.
- Hati/inti kayu yang membusuk. Pohon tua, kayu tidak dapat
dimanfaatkan lagi
- Retak angin/penebangan. Retak yang melintang pada serat kayu.
Kayu tidak dapat dimanfaatkan lagi.
- Kerusakan mekanik disebabkan oleh paku, peluru, pengukiran
kulit, burung pelatuk dan sebagainya.

11
Contoh cacat-cacat kayu dapat dilihat pada gambar berikut
Cacat dalam pembentukan batang

Batang yang karus dan tanpa cacat,


batang yang ideal dan yang dikehendak

Batang bengkok

Batang bengkok puntir menghasilkan


kayu yang sedikit dan mudah
melengkung

Batang kerucut terpancung


menurunkan mutu kayu oleh serat-
serat yang tidak sejajar (tetapi bagus
untuk finir).

Batang bercabang menurunkan mutu


kayu karena seratnya tidak teratur,

Cacat dalam pembentukan anatomis

Jarak renggat berbeda keras. Kayu


ini menyusut tidak teratur dan
mudah pecah.

Batang memilin arah malahari


menurunkan mutu kayu karena
menyusut sehingga berubah
bentuknya menjadi baling-baling

12
Mata kayu dibedakan atas: mata kayu yang sehat,
mata kayu yang lepas, mata kayu yang busuk

Mata kayu yang lepas atau busuk mengurangi


keindahan kayu dan mempersulit pengerjaannya.

13
Cacat pengaruh dari luar

Rolak pengeringan akibat penyimpanan batang


kayu tidak terlindung dari sinar matahari, Memberi
peluang hama bertelur.

Hati/inti kayu yang membusuk. Pohon tua, kayu


tidak dapat dimanfaatkan lagi.

Retak angin/penebangan. Retak yang melintang pada


serat kayu. Kayu tidak dapat dimanfaatkan lagi.

Kerusakan makan disebabkan och paku, pakuru,


pangun ku, buning peatuk dan anh ganya

14
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kayu memiliki berbagai macam jenis sehingga dari jenis-jenis kayu tersebut
memiliki perbedaan dari sifat-sifatnya, baik dari sifat mekanis, higroskofis, maupun sifat
fisiknya. Maka dari itu kayu yang digunakan dalam konstruksi lebih baik memiliki sifat
kayu yang sesuai dengan kebutuhan konstruksi tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ramadhan, M. A. (2021). STRUKTUR KAYU. Penerbit Insan Cendekia Mandiri.


Sumarni, Sri. (2007). STRUKTUR KAYU. Surakarta: Lembaga Pengembangan
Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS
Press)

16

Anda mungkin juga menyukai