Anda di halaman 1dari 16

NAMA : AGRIANA KAPA

KELAS : IV TPIPP D

1. Sebutkan urutan lapisan/bagian dari penampang kayu berdaun lebar dari bagian pith
sampai dengan outer bark !
JAWABAN :
Struktur anatomis kayu ditetapkan berdasarkan hasil pengamatan dan
pengukuran secara mikroskopis yang meliputi pori, jari-jari, parenkim, dimensi serat
dan kadang-kadang saluran interselular (Martawijaya dkk,1981). Bagian-bagian
penampang melintang pohon ditunjukkan pada Gambar di bawah ini.

Penampang melintang pohon (Regis B.Miller,1999).


Jika sebatang pohon kita potong melintang, maka terdapat beberapa macam
bagian, yaitu :
a. Bagian A merupakan kulit luar (outer bark), yaitu bagian yang telah mati yang
tugasnya melindungi bagian-bagian disebelah dalamnya.
b. Bagian B merupakan kulit dalam (inner bark), yaitu bagian yang masih hidup, yang
gunanya untuk mengangkut atau menghantarkan makanan yang dibuat di daun ke
bagian-bagian bawah lainnya.
c. Bagian C merupakan kambium, yaitu sebuah lapisan yang sangat tipis (tebalnya hanya
berukuran micron saja). Proses pertumbuhan terjadi pada lapisan kambium ini,
dimana sel memecah, bertumbuh dan memecah lagi untuk membentuk sel-sel kulit
baru atau zat kayu baru.
d. Bagian D merupakan kayu gubal (sapwood), yaitu bagian kayu yang lunak, berwarna
keputih-putihan dan tebalnya berlainan untuk macam-macam kayu, mulai dari 1 cm
sampai 20 cm atau lebih tergantung dari jenisnya pohon.
e. Bagian E merupakan kayu inti (heartwood), yaitu bagian inti yang kuat dan kokoh.
Warnanya sedikit lebih tua dari pada kayu gubal. Bagian ini lebih awet dari pada
kayu gubal karena tidak terdapat bahan-bahan makanan di dalamnya. Karena itu hal
ini penting artinya jika kita merencanakan sebuah konstruksi kayu yang ditempatkan
pada tempat yang berpotensi besar untuk terjadi pelapukan, misalnya tertimbun di
dalam tanah.
f. Bagian F merupakan hati kayu (pitch), yaitu bagian yang terdalam yang sangat
berguna untuk menentukan suatu jenis pohon. Jenis pohon sendiri dapat
digolongkan menjadi 2 golongan besar, yaitu kayu lunak (softwood) dan kayu
keras (hardwood) (Wiryomartono,1976).

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sifat anisotrophi kayu !


JAWABAN :
Bersifat anisotropis, yaitu menunjukan adanya perbedaan sifat fisika bila diamati pada
ketiga arah yang bebeda (tangensial, longitudinal, dan radial). Tiga sifat anisotropis kayu
ini mempengaruhi sifat-sifat dari sortimen kayu yang dihasilkan, diantaranya kemampuan
kayu dalam mempertahan bentuk dari penyusutan dan pengembangan karena pengaruh
kadar air.

3. Sebutkan kelebihan dan kelemahan penggunaan bahan kayu pada konstruksi sipil !
JAWABAN :
Kelebihan dan Kekurangan Kayu sebagai Bahan Konstruksi
Kelebihan:
1. Bahan alami yang dapat diperbaharui
2. Kuat tarik yang tinggi
3. Dapat meredam suara
4. Lebih memiliki tekstur yang baik dan indah
5. Memiliki berat jenis yang cukup ringan sehingga bisa mengapung dan sifat
resonansinya
6. Ringan
7. Murah
8. Mudah diperoleh/ didapat
9. Pengerjaan mudah

Kekurangan:
1. Tidak tahan lama
2. Susah dibentuk
3. Tidak tahan panas/ api
4. Kadar air tinggi
5. Mutu tidak seragam
6. Kuat tekan rendah
7. Kuat tarik terbatas
8. Serat yang tidak teratur
9. Cacat kayu
10. Lendutan bisa pada saat kayu dalam keadaan kelembaban tinggi.
11. Ukuran panjang kayu terbatas

4. Berikan beberapa contoh produk pengolahan kayu terutama untuk mengatasi


bervariasinya mutu kayu !
JAWABAN :
1. Kayu Lapis / Plywood
2. Kayu Gergajian/Sawntimber
3. Kayu Serpih/Chip
4. Kayu Bentukan/Moulding
5. Veneer
6. Blockboard
7. Furniture
8. Kertas
9. Pulp
10. Komponen bangunan / kayu bangunan
11. Papan Partikel/Particle Board
12. Papan Serat
13. Papan Semen

5. Gambarkan penampang kayu dari arah radial, tangensial dan longitudinal


JAWABAN :

6. Jelaskan kondisi pada bagian kayu yang dapat menyebabkan perlemahan !


JAWABAN :

7. Sebutka beberapa perbedaan utama dari kayu berdaun jarum dan berdaun lebar , berikan
contoh masing-masing 2 jenis pohon !
JAWABAN :
Kayu daun lebar
Bersifat lebih keras dan lebih berat. Struktur serat kayu biasanya berbelok-belok dan
sangat kuat ikatan antar pori-pori kayu. Proses pengeringan lebih lama daripada kayu dari
jenis daun jarum. Biasanya dipakai untuk membuat mebel berkualitas tinggi atau untuk
bahan baku lantai parket, deck atau konstruksi lain yang memerlukan keawetan lebih
lama.
Contoh: kayu Jati, Akasia, Mahony
Kayu daun jarum
Memiliki kekerasan lebih rendah dibandingkan dengan kayu daun lebar. Biasanya bentuk
logs (batang pohon) lebih silindris karena proses fotosintesis lebih panjang. Paling mudah
mengenal jenis kayu ini dari pohonnya, akan tetapi bisa pula dikenali melalui
laboratorium dari struktur serat kayunya.Sebagian besar penggunaannya untuk furniture
di dalam ruangan atau mainan anak karena struktur seratnya yang lebih halus.
Contoh: Pinus, Spruce

8. Sebutkan factor yang mempengaruhi berat jenis kayu dan adakah hubungan antara berat
jenis dengan kekuatan suatu kayu , jelaskan !
JAWABAN :
Factor yang mempengaruhi berat jenis kayu adalahumur pohon, tempat tumbuh, posisi
kayu dalam batang dan kecepatan tumbuh.
Hubungannya :
 Susunan dari masing-masing sel kayu tersebut.
 Ketebalan dinding sel, semakin tebal dinding sel semakin besar berat jenis kayu.
 Komposisi kimia dari dinding sel atau ukuran dan jumlah pori.
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sifat higrokopis kayu dan mekanisme masuk
keluarnya air dari sel-sel kayu !
JAWABAN :
Mampu melepas dan mengikat kandungan air ke dan dari udara sesuai suhu dan
kelembaban udara di sekitarnya.
Bila udara basah (kelembaban tinggi) maka kadar air kayu akan meningkat.
Bila udara kering(kelembaban rendah) maka kadar air kayu akan berkurang.
Mekanisme :
proses pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah oleh tumbuhan berawal dari air di
dalam tanah diserap oleh rambut akar. Air dan mineral dari tanah memasuki tumbuhan
melalui epidermis akar, melintasi korteks akar, dan masuk ke dalam stele. Dari stele air
dan mineral – mineral terlarut di dalam xilem (Champbell, 2008: 354). Air mengalir
karena ada perbedaan kepekatan (konsentrasi) cairan di antara sel. Pemasukan air ke
dalam akar sebagai gerakan horisontal, maka bagian – bagian akar yang dilewatinya
adalah bulu akar, sel – sel korteks, sel – sel endodermis, sel – sel perisikel, dan akhirnya
air itu sampai pada pembuluh kayu (xilem) (Dwidjoseputro, 1994: 84). Air tanah
mempunyai kepekatan larutan yang lebih encer dibandingkan dengan cairan sel sehingga
air tanah dapat masuk ke rambut akar. Air yang masuk ini mengakibatkan sel tumbuhan
mengembang. Air didorong keluar dari satu sel ke sel berikutnya sampai ke pembuluh
kayu. Selanjutnya, air diangkut oleh pembuluh kayu melalui batang sampai ke daun.
Naiknya air ke daun dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tekanan akar,
kapilaritas batang, dan daya isap daun. Berikut ini akan dijabarkan mengenai ketiga
faktor pengangkutan air dan mineral tumbuhan.

10. Jelaskan perbedaan antara air bebas dan air terikat pada kayu !
JAWABAN :
Air terikat adalah air yang terdapat pada dinding sel. Air bebas terdapat pada rongga sel.
Jumlah air bebas tergantung porositas dan volume kayu (Siau, 1971). Air dalam kayu
tediri dari air bebas dan air terikat dimana keduaanya secara bersama-sama menentukan
kadar air kayu
11. Apa yang dimaksud kondisi air setimbang (EMC) !
JAWABAN :
EMC merupakan kadar air dimana tekanan uap di dalam produk berada dalam
kesetimbangan dengan tekanan uap lingkungan sekitarnya. EMC tergantung pada kondisi
kelembaban dan suhu lingkungan serta spesies, varietas, dan tingkat kematangan bijian.

12. Jelaskan perbedaan kondisi antara fleksibilitas dan kekakuan kayu !


JAWABAN :
Sifat kekakuan kayu adalah ukuran kemampuan kayu untuk mempertahankan bentuk
aslinya akibat adanya beban yang cenderung mengubah bentuk dan ukuran benda. Setiap
benda yang dibebani akan mengalami perubahan bentuk baik berupa beban tekan, tarik
lentur maupun geser. Besar kecilnya perubahan bentuk akibat beban ini dipengaruhi sifat
kekakuan benda (kayu) yang bersangkutan. Semakin kaku kayu tersebut, semakin sulit
pula kayu tadi dirubah bentuknya, demikian pula sebaliknya. Sifat kekakuan kayu ini
biasanya disimbolkan dengan modulus elastisitas atau Modulus of Elasticity (MOE).
Sifat kekakuan ini
berlaku untuk tarik, tekan, lentur, dan geser, tetapi khusus untuk geser sifat ini dinamai
“modulus rigiditas” (modulus of rigidity) dan tidak boleh disingkat dengan nama MOR
karena menyebabkan salah arti dengan modulus of rapture pada kasus lentur, berupa
kekuatan lentur maksimum.
Nilai MOE (kekakuan) ini hanya berlaku sampai dengan batas proporsi di mana kayu
masih bersifat elastis, tetapi nilai ini bukan merupakan tegangan serat pada batas
proporsi.

13. Factor yang mempengaruhi tegangan kayu !


JAWABAN :
Mungkin satu faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu adalah kepadatan, tetapi masih
banyak faktor lainnya seperti faktor anatomi : mata kayu, kemiringan serat kandungan
air, dan temperatur. Semua faktor ini memerankan fungsi yang cukup jelas terhadap
penentuan nilai kekuatan dan kekakuan kayu.
Kepadatan
Pengaruh kepadatan terhadap beberapa jenis kekuatan kayu memiliki korelasi yang baik
seperti tegangan tekan sejajar serat, tegangan lentur, dan kekerasan. Bagian dari sebuah
pohon juga memberikan pengaruh yang penting pada variasi kepadatan pohon.
Kepadatan dan kekuatan akan kecil pada inti kayu (bagian tengah pada pohon) bagian
dasar akan meningkat secara tajam ke arah luar dan meningkat secara pelan ke arah
ketinggian (Desch dkk, 1981). Kuat tarik sejajar serat, belah, geser, dan ketahanan kejut
meskipun juga dipengaruhi oleh kepadatan, juga dipengaruhi oleh penempatan serat-serat
kayu atau cacat kayu secara lebih dominan.

Kemiringan Serat
Pada kemiringan serat 15 derajat, tegangan tarik sejajar serat, tegangan lentur statik dan
tegangan tekan sejajar serat berkurang sampai 45%, 70%, dan 80% dari tegangan dengan
serat lurus (Desch, 1981). Untuk keperluan umum, nilai angka aman pada perencanaan
dan penggunaan kayu harus dapat mempertimbangkan pengaruh adanya kemiringan
serat.

Kandungan Mata Air


Kandungan air merupakan faktor yang mempegaruhi seluruh kekuatan kayu. Hampir
semua kekuatan kayu meningkat apabila kandungan air diturunkan. Peningkatan
kekuatan kayu akibat menurunnya kandungan air dari titik jenuh serat terjadi tidak secara
linier. Sebagai contoh, kuat tekan sejajar serat pada kayu kering oven adalah tiga kali
lebih tinggi dari pada kayu dengan kandungan titik jenuh serat.

Mata Kayu
Mata kayu mempengaruhi jenis-jenis kekuatan kayu dengan tingkat yang berbeda-beda
tergantung pada ukuran, letak dan jenisnya. Jenis-jenis kekuatan kayu dipengaruhi secara
nyata oleh mata kayu. Hal ini disebabkan serat-serat pada mata kayu miring dan tidak
teratur. Mata kayu tidak mempengaruhi semua jenis-jenis kekuatan kayu dengan tingkat
yang sama. Tegangan geser, tegangan tekan tegak lurus serat dan modulus elastis sedikit
dipengaruhi dengan adanya mata kayu, sedangkan tegangan tekan sejajar serat, tegangan
lentur mengalami perubahan penurunan yang cukup besar dengan adanya mata kayu.

Pengaruh mata kayu yang dinyatakan dalam luas mata kayu adalah sebanding terhadap
luas tampang batang kayu itu sendiri. Lokasi mata kayu juga memiliki pengaruh dalam
penurunan kakuatan kayu. Sebagai contoh pada sebuah balok kayu, mata kayu yang
terletak pada daerah tekan akan akan sedikit pengaruhnya dari pada mata kayu dengan
ukuran yang sama dan terletak pada daerah tarik. Sedangkan apabila letak mata kayu
pada garis netral, maka pengaruhnya akan kecil sekali.

14. Factor yang mempengaruhi rendahnya kekuatan sambungan pada konstruksi kayu !
JAWABAN :
1. Terjadinya pengurangan luas tampang. Pemasangan alat sambung seperti
baut, pasak dan hubungan gigi akan mengurangi luas efektif penbampang
kayu yang disambung, sehingga kuat dukung batangnya akan lebih rendah
bila dibandingkan dengan batang yang berpenampang utuh.

2. Terjadinya penyimpangan arah serat. Pada buhul sering kali terjadi gaya
yang sejajar serat pada satu batang, tetapi tidak sejajr serat dengan batang
yang lain. Karena kekuatan kayu yang tidak sejajar serat lebih kecil dari pada
yang sejajar serat, maka kekuatan sambungan harus didasarkan pada
kekuatan kayu yang tidak sejajar serat (kekuatan yang terkecil).

3. Terbatasnya luas sambungan. Kayu memiliki kuat geser sejajar serat yang
kecil, sehingga mudah patah apabila beberapa alat sambung dipasang
berdekatan. Oleh karena itu, dalam penempatan alat sambung disyaratkan
jarak minimal antara alat sambung agar kayu terhindar dari kemungkinan
pecah. Dengan adanya ketentuan jarak tersebut, maka luas efektif sambungan
(luas yang dapat digunakan untuk penempatan alat sambung) akan berkurang
dengan sendirinya.

15. Hal-hal yang harus diperhatiakan pada sambungan kayu!


JAWABAN :
1. Cara mengerjakan sambungan kayu tidak boleh sampai merusak kayunya, misalnya:
kayu tidak boleh dipukul langsung tetapi harus diberi bantalan pelindung, salah bor akan
mterjadi lubang yang siasia dan lubang ini merupakan awal pelapukan, salah gergaji akan
mengurangi luas penampang kayu.
2. Kayu yang akan disambung harus merupakan pasangan yang pas, maksudnya tidak
boleh terlalu longgar karena akan mudah lepas atau bergeser, dan juga tidak boleh terlalu
kencang (Jw. sesak) karen akalau dipaksakan akan ada bagian yang rusak atau pecah.
3. Sebelum kedua kayu yang akan disambung disatukan, lebih dahulu bidang bidang
sambungannya diberi cairan pengawet agar tidak mudah lapuk, sebab biasanya daerah
sambungan mudah dimasuki air dan air yang tertinggal ini menyebabkan pelapukan.
4. Sambungan kayu diusahakan agar terlihat dari luar, karena untuk memudahkan
kontrol dan perbaikan.

16. Hubungan antara kadar air terhadap kekuatan kayu ( kuat tekan searah dengan modulus
elastisitas) !
JAWABAN :
Hubungan antara kadar air dengan kekuatan kayu yang meliputi:
a. Kekuatan tarik sejajar serat
b. Kekuatan lentur
c. Kekuatan tekan sejajar serat
d. Kekuatan tekan tegak lurus serat
e. Kekuatan tarik tegak lurus serat

17. Prosedur pengujian untuk mengetahui kadar air bahan kayu !


JAWABAN :
Salah satu metode yang paling sederhana adalah dengan sistem gravimetric, yaitu dengan
cara penimbangan berat kayu. Prosedur standar diantaranya menggunakan metode British
373 (1957), yaitu memotong kayu menjadi sampel ukuran kecil yaitu kurang lebih 2,5
cm x 2,5 cm. Sampel tersebut sebaiknya dipotong 9 inch atau 23 cm dari ujung papan
yang akan dicari kadar airnya, agar sampel tersebut benar-benar mewakili sebaran kadar
air suatu papan kayu (Pratt 1974). Hal ini disebabkan karena pada umunya bagian ujung
akan mengering lebih cepat dibanding bagian tengah. Selain itu perlu juga diperhatikan
bahwa sampel yang akan diuji tersebut harus sampel yang bebas cacat, seperti bebas dari
mata kayu atau serangan organisme perusak kayu. Selanjutnya sampel tersebut harus
dibersihkan dari serat-serat yang kemungkinan akan lepas saat dikeringkan. Sampel kayu
tersebut selanjutnya segera ditimbang beratnya, yang akan disebut sebagai berat awal.
Jika kondisi tidak memungkinkan untuk langsung ditimbang maka sebaiknya sampel
tersebut disimpan dalam kantong yang terbuat dari polythene. Setelah itu sampel kayu
dimasukkan ke dalam oven pengering dengan suhu 103°C+2°C. Setelah mencapai berat
konstan, maka berarti didalam sampel kayu tersebut dianggap tidak ada kandungan
airnya, yang berarti sampel tersebut hanya berisi massa kayu saja. Kondisi ini sering
disebut sebagai berat kering tanur. Lama waktu pengeringan didalam oven ini sangat
tergantung dari jenis kayunya dan juga kadar air awal kayu tersebut. Selain itu juga
jumlah sampel dalam oven juga akan mempengaruhi lama pencapaian berat kering tanur.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan didalam penentuan kadar air dengan menggunakan
penimbangan sampel kecil ini adalah pengaruh dari kondisi sampel yang akan diuji dan
juga kandungan resin dalam kayu. Jika sampel yang diuji bukan dalam kondisi segar,
maka sangat mungkin sampel tersebut akan terbasahi oleh udara sekitar yang lebih basah
sehingga kadar air yang akan didapat akan rancu. Kandungan resin atau ekstraktif lain
yang memiliki sifat menguap juga akan merancukan perhitungan kadar air.

Metode pengukuran kadar air kedua adalah dengan metode Karl Fischer Tiration. Metode
ini mendasarkan pengukuran dengan titrasi dengan memanfaatkan reagen Karl Fischer
yang tersusun atas Larutan Pyridine (C5H5N), sulfur dioxide dan iodine dalam methanol
(MeOH). Larutan tersebut akan bereaksi dengan air dan dengan menggunakan
kolorimeter atau konductivitas electric maka kadar air kayu akan diketahui. Pada
penggunaan kolorimeter, kadar air dapat dideteksi dengan pendekatan keberadaan iodine
bebas, sedangkan pada koduktivitas elektris, kadar air dideteksi pada kenaikan
konduktivitas larutan akibat pengaruh air bebas. Metode ini merupakan metode terbaik,
tetapi relatif tidak praktis di dalam skala non laboratories.
Metode ketiga adalah dengan menggunakan electrical resistance moisture meter. Metode
ini menggunakan prinsip sensitivitas dari resistansi elektris kayu yang kira-kira dua kali
lipat setiap penurunan 1% kadar air pada seluruh jangkauan daerah higroskopisnya.
Selain sensitif terhadap air, alat ini juga sensitif terhadap suhu. Semakin tinggi suhu maka
pengukuran akan cenderung lebih tinggi dari kondisi senyatanya begitu juga sebaliknya
pada kondisi yang lebih dingin. Hampir semua alat yang menggunakan prisnsip ini
mendasarkan cara kerjanya dengan mengukur resistensi antara dua pasang jarum yang
ditancapkan kedalam kayu. Ujung jarum yang meruncing akan membaca resistansi secara
kompleks dan dengan kalibrasi pada data yang sudah didapat maka kadar air suatu kayu
dapat ditentukan. Metode ini sangat berguna untuk menentukan besarnya gradient kadar
air suatu kayu, utamanya selama proses pengeringan. Perhatian utama juga diperhatikan
pada kedalaman penetrasi jarum, karena titik yang diukur tergantung sejauh mana
penetrasi jarum tersebut dalam sebuah kayu.

Metode keempat adalah dengan Dielectric Moisture Meter. Metode ini menggunakan
radio frequency untuk mengukur capacitance yaitu kemampuan mengukur konstanta
dielectrik pada kayu, atau untuk mengukur kehilangan tenaga yaitu mengukur tingkat
penyerapan energi oleh kayu dari daerah oscilasi eletris. Cara yang paling efektif
mengukur capitance dengan menggunakan lempengan electrode pada kedua sisi kayu,
namun demikian lebih banyak yang menggunakan elektroda yang terpusat pada satu
lempengan, karena sifatnya yang lebi praktis. Namun demikian kelemahan dari
lempengan yang terpusat ini adalah adanya kecenderungan untuk pengukuran di dekat
permukaan akan lebih terdeteksi dibanding pada daerah yang lebih dalam.

18. Penyebab utama yang menyebabkan pergerakan air terikat dalam kayu !
JAWABAN :

19. Yang dimaksudkan dengan kadar air setimbang !


JAWABAN :
EMC merupakan kadar air dimana tekanan uap di dalam produk berada dalam
kesetimbangan dengan tekanan uap lingkungan sekitarnya.
20. Mengapa Nilai berat jenis merupakan variable terbaik untuk mengetahui sifat fisik kayu !
JAWABAN :
Berat jenis sangat baik untuk dipakai sebagai indikator kekuatan kayu karena
mempunyai hubungan baik terutama pada kayu bebas cacat. Semakin tinggi berat
jenis dan kerapatan kayu, semakin kuat kayu tersebut. Semakin tinggi berat jenis
kayu, semakin banyak kandungan zat kayu pada dinding sel yang berarti semakin
tebal dinding sel kayu. Kekuatan kayu terletak pada dinding sel ini (Mardikanto dkk,
2011).

21. Dibagian mana dari irisan kayu , yang dapat menunjukkan umur suatu kayu !
JAWABAN :
Dibagian cambium
22. Sebutkan beberapa usaha untuk dapat mengawetkan kayu !
JAWABAN :
Ada 2 macam metode pengawetan yang pokok:
Pengawetan metode sederhana (tanpa tekanan/non pressure process) :

Metode rendaman
Metode pencelupan
Metode pemulasan
Metode penyemprotan
Metode pembalutan

Pengawetan metode khusus (cara tekanan /pressure process) :


Metode proses sel penuh
Metode proses sel kosong

23. Mengapa kayu sebelum diolah menjadi sebuah produk harus memiliki kadar airdibawah
EMC ?
JAWABAN :
Kelembaban relatif lingkungan dimana papan kayu itu berada merupakan bagian yang
sangat penting untuk diketahui sebagai tolok ukur untuk menentukan Equilibrium
Moisture content (EMC). Selain struktur dan karakteristik papan kayu itu sendiri, dengan
tercapainya EMC maka pengaruh dari perubahan papan kayu karena menyesuaikan
dengan kelembaban relatif bisa dikatakan telah tereduksi.
Moisture Content (MC) dalam lingkup rumus diatas adalah dalam lingkungan
laboratorium atau dalam kondisi percobaan. Dalam kenyataannya MC sebuah papan kayu
selalu dipengaruhi oleh kelembababan relative (relative humidity atau RH).Uap air dalam
lingkungan sekitar akan selalu berusaha masuk kedalam kayu untuk mengisi ruang ruang
kosong pada sel kayu yang telah ditinggalkan “free water” setelah proses pengeringan
hingga mecapai keseimbangan (equal) dengan kelembaban relative atau kelembaban
lingkungan sekitar. MC kayu mencapai keseimbangan dengan lingkungan sekitar lebih
disebut Equilibrium Moisture Content (EMC). Pada saat EMC tercapai maka secara logis
tidak akan terjadi perubahan MC pada kayu lagi, karena semua sel kayu telah terisi uap
air.

24. Apa yang dimaksud dengan batas proposional elastic bahan kayu serta berikan contoh
perilakuknya !
JAWABAN :
Pada pembebanan tekan kayu bersifat elastis sampai batas proposional.
Untuk beban tarik sifat-sifat kayu tergantung pada tingkat kelengasan kayu.
Kayu kering memperlihatkan batas elastisitas yang rendah, sedangkan kayu
yang berkadar lengas tinggi (basah) akan terjadi perubahan bentuk yang
permanen pada beban yang kecil sekalipun

25. Sebutkan beberapa contoh perilaku kayu yang dapat menjelaskan sifat higrokopis !
JAWABAN :
Sifat higroskopis ini menyebabkan kayu pada kondisi dan
kelembaban tertentu dapat mencapai suatu keseimbangan, yang berarti kadar air
kayu tidak akan mengalami perubahan
26. Sebutkan beberapa contoh perilaku dari suatu kayu yang dapat menjelaskan sifat
anisotrophy nya !
JAWABAN :
sifat kayu yang mempunyai perilaku dan tanggapan beban yang berbeda menurut arah
yang berbeda

27. Apa akibat jika kayu memikul beban lebih dar batas proposionalnya !
JAWABAN :
Maka kayu akan rusak mengalami keretakan pada batang kayu .

Anda mungkin juga menyukai