Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Anugrah Afandi

NIM : 141710036

KELAS : TS 11 B

Konsep Dasar Rumah Tahan Gempa

Konsep bangunan tahan gempa pada dasarnya ialah upaya untuk menciptakan seluruh
elemen lokasi tinggal menjadi satu kesatuan yang utuh, yang tidak lepas/runtuh dampak
gempa. Penerapan konsep tahan gempa antara beda dengan teknik membuat sambungan yag
lumayan kuat diantara sekian banyak elemen itu serta pemilihan material dan pengamalan
yang tepat. Konsep rumah misal yang dikembangkan Kantor Menteri Negara Riset dan
Teknologi (KMNRT) tidak melulu mengacu untuk konsep desain tahan gempa saja, bakal
tetapi merangkum konsep pemanfaatan material setempat, kebiasaan masyarakat dalam
membina rumah, serta aspek fasilitas pelaksanaan.

1. Struktur Tahan Gempa Bumi (earthquake resistant structure)

Semua bangunan atau rumah yang dibangun setelah tahun 1981 harus sesuai dengan Standar
Struktur Anti-Seismik baru. Standar ini wajib diberlakukan semua bangunan untuk memiliki
struktur resistan gempa bumi.
Struktur tahan gempa bumi ini terdiri dari tiang, dinding dan lantai untuk meyerap gerakan
gempa.

Dalam struktur tersebut, bangunan terbagi menjadi dua: struktur keras agar tidak runtuh, dan
struktur fleksibel dengan acuan bagian struktur utama yang bisa menekuk fleksibel untuk
membuyarkan gaya pergerakan seismik.

Rumah berbentuk dome. Rumah tahan gempa bumi bantuan Amerika Serikat di Sleman,
Yogyakarta. (Foto: Antara/Regina Safri)

2. Damping Structure (struktur redaman)

Untuk meminimalisir gempa, dinding setiap bangunan harus menyerap energi dari gempa
bumi. Structure dapat dibagi menjadi tipe aktif yang menggunakan energi seperti listrik, dan
jenis pasif yang menggunakan kekuatan fisik.

Jika dibandingkan dengan struktur tahan gempa bumi, struktur redaman dapat mengurangi
intensitas gempa sebesar 70 persen hingga 80 persen.

3. Struktur Isolasi Seismik

Struktur isolasi seismik biasanya dipakai untuk bangunan bertingkat lebih dari dua.

Pada struktur ini dipasang alat isolator (perangkap penyerap gempa). Alat ini digunakan
untuk menghalangi gerakan gempa merusak bangunan. Alat tersebut mengandung, salah
satunya, karet laminasi agar memblokir getaran sebelum mencapai bangunan.

Sementara ada empat bahan yang paling sering digunakan di Jepang untuk kantor atau rumah.
Bahan tersebut adalah:

Kayu

Kayu ini adalah bahan utama yang digunakan sebagian besar rumah di Jepang. Sementara
untuk gedung, bahan ini berada pada bagian tiang inti dari bangunan.

Baja

Bahan baja biasanya digunakan untuk bangunan gedung besar, terutama pada bagian
kerangka. Bahan baja ini sanagt jarang digunakan untuk bangunan rumah di Jepang.

Beton Bertulang (reinforced concrete (RC))


Ketika membangun kerangka bangunan besar, harus dilengkapi dengan bahan RC.

4. Beton Bertulang Baja (SRC/Steel Reinforced Concrete Structure)

Bahan SRC dapat memberikan ketahanan seismik yang sangat padat, dan tahan lama.

Dengan melihat hal tersebut, sudah saatnya Indonesia menerapkan rumah tahan gempa pada
seluruh tempat tinggal, khususnya bagi daerah yang rawan gempa.

Pasalnya Indonesia rentan dengan gempa bumi karena berada di kawasan cincin api pasifik.
Sehingga gempa menjadi bencana alam yang harus diantisipasi sejak awal.

5. Pondasi Rumah Tahan Gempa

Konsep bangunan tahan gempa pada dasarnya ialah upaya untuk menciptakan seluruh
elemen lokasi tinggal menjadi satu kesatuan yang utuh, yang tidak lepas/runtuh dampak
gempa. Penerapan konsep tahan gempa antara beda dengan teknik membuat sambungan yag
lumayan kuat diantara sekian banyak elemen itu serta pemilihan material dan pengamalan
yang tepat. Konsep rumah misal yang dikembangkan Kantor Menteri Negara Riset dan
Teknologi (KMNRT) tidak melulu mengacu untuk konsep desain tahan gempa saja, bakal
tetapi merangkum konsep pemanfaatan material setempat, kebiasaan masyarakat dalam
membina rumah, serta aspek fasilitas pelaksanaan.

6. Dinding : Rumah Tahan Gempa

Dinding yang digunakan adalahperpaduan antara kelaziman masyarakat setempat yang


memakai material kayu dan dinding yang tercipta dari batu-bata. Untuk membulatkan dinding
dengan kolom maupun sloof, dipergunakan seram yang dipasang pada jarak 0.3 meter. Untuk
menanggulangi adanya gaya horisontal dampak gempa, maka pada dinding di pasang
pengikat silang sebagai pengaku. Setiap bukaan yang lumayan lebar laksana : pintu, jendela
mesti dipasang balok lintel. Dalam desain bangunan ini balok lintel dibulatkan dengan kayu
kusen atas.

7. Kolom : Rumah Tahan Gempa

Kolom memakai material kayu dengan ukuran yang terdapat di pasaran yakni ukuran 2 x
5/10. Pemakaian ukuran yang terdapat dipasaran, dimaksudkan untuk mempermudah
masyarakat dalam mencontoh. Untuk menyangga gaya geser dampak gempa, maka pada
ujung bawah kolom dipasang plat berbentu U yang ditanam dalam adukan beton sloof.

Untuk memastikan adanya satu kesatuan antara kolom dengan rangka kuda-kuda, maka di
antara batang diagonal kuda-kuda dipanjangkan hingga ke kolom. Sementara tersebut untuk
menghindari terlepasnya kusen pintu/jendela, maka batang horisontal kusen pintu/jendela.

8. Atap : Rumah Tahan Gempa

Kuda-kuda memakai material kayu dengan atap memakai seng. Metoda sambungan yang
dipergunakan paling sederhana, urusan ini untuk mempermudah masyarakat dalam
mencontoh. Bagi memperkuat hubungan antara batang dan mengawal stabilitasnya, maka
hubungan antara batang menyusun segitiga. Hubungan antara kuda-kuda yang satu dengan
kuda-kuda lainnya memakai batang pengaku dan batang pengaku di badan bangunanyang
biasa dinamakan dengan batang lintel Beberapa aspek yang butuh diperhatikan ialah
sambungan antar batang horisontal tidak boleh terletak pada titik buhul, urusan ini guna
menghindari terjadinya lendutan, mesti dihamai antara sambungan tarik dan sambungan
tekan.

Plafon pada overstek memakai kisi-kisi ukuran 2/3, urusan ini dimaksudkan untuk
menyerahkan sirkulasi udara yang lebih baik, menilik atap yang dipergunakan ialah seng
yang lumayan panas.

9. Prinsip Dasar Bangunan Tahan Gempa

Dalam membangun rumah tahan gempa, perlu menerapkan perencanaan denah, pondasi,
dan struktur bangunan. Adapun prinsip-prinsip bangunan tahan gempa adalah sebagai berikut
ini.

 Perencanaan gedung tanggap gempa pasti saja mesti simpel dan kompak. Struktur
bangunan tahan gempa mesti bisa menerima beban dan unsur bangunan yang tidak
menerima beban mesti dirasakan sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruhi.
 Bangunan tahan gempa mesti mempunyai volume yang ringan. Makin berat bangunan
maka kian besar daya massa andai terjadi gempa bumi. Makin tinggi gedung yang
dibangun, maka mesti kian ringan. Kontruksi atap yang berat bisa membahayakan struktur
yang sedang di bawahnya.
 Struktur bangunan tahan gempa yang direncanakan mestilah sesederhana mungkin,
sampai-sampai jalur gaya vertikal maupun horizontal bisa dimengerti dengan paling
mudah. Struktur yang simpel akan menciptakan bangunan tahan pada situasi gempa yang
keras.
 Denah bangunan tahan gempa usahakan ialah simetris dengan format segi empat atau
lingkaran.
 Struktur vertikal mesti ditempatkan sedemikian rupa sampai-sampai dapat menerima
beban vertikal sangat besar. Makin besar gaya vertikal maka kian tahan terhadap gaya
gempa (seismik horizontal) dan momen puntiran.
 Tinggi bangunan tahan gempa usahakan tidak melebihi empat kali lebar bangunan.
 Struktur konstruksi usahakan mempunyai sifat monolit, berarti semua struktur bangunan
dikonstruksikan dengan bahan bangunan yang sama sebab pada ketika gempa terjadi
bahan bangunan akan bertolak belakang saat menerima reaksi dari gempa.
 Ketebalan plat dan elevasi dinding balok usahakan lebih banyak dari seringkali sehingga
bisa menghindari getaran vertikal sejauh mungkin. Balok tidak boleh diciptakan dengan
lebih lebar dari tiang yang terdapat pada tumpuan supaya tidak terjadi tegangan hambatan.
 Ringbalk horizontal pada masing-masing tingkatan dengan batang tarik diagonal dapat
menambah kestabilan gedung.
 Pondasi yang dipunyai haruslah yang simpel dan sekuat barangkali tidak bakal patah pada
ketika gempa bumi. Sebaiknya kita memilih pelat lantai beton bertulang atau pondasi lajur
kali dengan sloof beton bertulang.
 Reaksi bangunan pada ketika gempa terjadi bergantung pada teknik pembangunan dan
bukan pada etape perencanaan. Maka sangatlah penting untuk Anda guna memanajemen
pembangunan lokasi tinggal tahan gempa dan memastikan setiap bahan bangunan yang
dipakai ialah berkualitas baik.

Anda mungkin juga menyukai