Anda di halaman 1dari 14

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG

DENGAN MENINJAU UNSUR


KEKUATAN, EFISIEN, & ESTETIKA

NAMA DOSEN:
DR. METSY DAUD, M.Pd

NAMA PENYUSUN:
YERICHO CHRISTIAN TAMAMENGKA (18211060)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK ARSITEKTUR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perencanaan struktur merupakan unsur yang penting pada pembangunan suatu gedung
agar dapat menghasilkan gedung yang kuat, aman dan ekonomis. Secara keseluruhan struktur
bangunan gedung terdiri dari dua bagian yaitu struktur bagian atas yang berupa lantai, balok,
dan kolom, dinding geser (dinding structural) dan atap sedangkan struktur bagian bawah
berupa pondasi.

Proses perencanaan struktur yang ekonomis didapatkan denganmembandingkan besarnya


pemakaian bahan pada kondisi tertentu denganhasil yang berupa kemampuan untuk memikul
beban. Nilai efisiensi yangtinggi merupakan tolok ukur kelayakan perencanaan yang baik.

Kemajuan dibidang pembangunan dapat dilihat majunya teknologi


dan pengetahuan dalam mendesain struktur untuk mendapatkan bangunan diperlukandesain
struktur yang baik. Desain struktur merupakan salah satu bagian dariseluruh proses perencanaan
pembangunan. Proses desain sendiri dapat di artikansebagai gabungan antara unsur seni dan
ilmu pengetahuan yang membutuhkanketerampilan dan pengetahuan dalam mengolahnya
(Wahyudi dan Rahim,1999:2). Adapun tujuan utama dari desain struktur adalah untuk
mendapatkanstruktur yang aman terhadap beban atau efek beban yang bekerja selama
masa penggunaan bangunan. Pada intinya sasaran desain struktur meliputi daya layan,kekuatan
yang cukup, fungsi, estetika, dan ekonomi (Wahyudi dan Rahim,1999:3)

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan Tujuan penulisan ini, adalah :
Semata mata sebagai Syarat mengikuti Ujian Semester, Mata Kuliah (Struktur Bangunan 1)
diFakultas Teknik, Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, Program Studi Teknik Arsitektur.
Dan juga sebagai penambah wawasan bagi penyusun dan juga pembaca untuk menerapkan
“Perancangan Struktur Bangunan dengan meninjau Unsur Efisien, Kekuatan dan Estetika”.
DiKarenakan banyak konsep perancangan yang hanya berat sebelah dengan mengandalkan
salah satu Unsur saja, sehingga Ilmu Struktur dianggap sebagai salah satu Ilmu yang biasa –
biasa saja, atau juga sebatas Formalitas mengetahui belaka.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 STRUKTUR
Struktur adalah bagian - bagian yang membentuk bangunan seperti pondasi sloof,
kolom, ring balok, Pelat, kuda - kuda, dan atap. Pada prinsipnya, elemen struktur berfungsi
untuk mendukung keberadaan elemen nonstruktur yang meliputi elemen tampak, interior,
dan detail arsitektur sehingga membentuk satu kesatuan. Setiap bagian struktur bangunan
tersebut juga mempunyai fungsi dan peranannya masing - masing.

Struktur beton bertulang terdiri atas dua bahan bangunan yang saling mendukung yakni
baja dan beton. Baja ialah material homogen yang terbentuk dari satu unsur sehingga
properti mekaniknya dapat didefinisikan dengan jelas. Sedangkan pembuatan beton dari
campuran semen, mortar, dan agregat batuan yang bersifat heterogen dengan properti mekanik
bermacam - macam dan tidak bisa didefinisikan secara pasti. Kegunaan lain dari struktur
bangunan yaitu meneruskan beban bangunan dari bagian bangunan atas menuju bagian
bangunan bawah, lalu menyebarkannya ke tanah. Perancangan struktur harus memastikan
bahwa bagian - bagian sistem struktur ini sanggup mengizinkan atau menanggung gaya
gravitasi dan beban bangunan, kemudian menyokong dan menyalurkannya ketanah dengan
aman.

2.1.1 STRUKTUR BAWAH (LOWER STRUCTURE)


Struktur bawah suatu gedung adalah pondasi, yang berhubungan langsung dengan tanah,
atau bagian bangunan yang terletak dibawah permukaan tanah, atau bagian bangunan
yang terletak dibawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban bagian
bangunan yang ada diatasnya. Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin
kestabilan bangunan terhadap beratnya sendiri, beban - beban bangunan (beban isi
bangunan), gaya - gaya luar seperti tekanan anginn gempa bumi, dan lain - lain. Disamping
itu, tidak boleh terjadi penurunan level melebihi batas yang diijinkan.

2.1.2 STRUKTUR ATAS (UPPER STRUCTURE)


Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada di
atas muka tanah (SNI 2002). Struktur atas ini terdiri dari kolom, pelat, dan balok. Setiap
komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda - beda di dalam sebuah struktur.
2.2 ELEMEN STRUKTUR ATAS
Perencanaan awal elemen struktur direncanakan dengan asumsi berdasarkan
kriteria minimum pada SK SNI T-15-1991-03, yang merupakan suatu perencanaan
pendahuluan untuk menaksir atau memperkirakan dimensi dari struktur (balok, kolom
dan pelat) sehingga didapat suatu dimensi yang optimal, tidak terlalu kuat juga tidak
terlalu lemah (over design and under design).

A. KOLOM

https://3dwarehouse.sketchup.com/model/udeb7b4ac-b357-40a4-88f4-d364ab2ee979/Kolom-beton-bertulang-20x20cm

Kolom adalah elemen struktur yang menahan gaya aksial dan momen lentur. Pada
prinsipnya kolom yaitu batang tekan vertikal dari rangka structural yang memikul beban
dari balok. Kolom meneruskan beban - beban dari elevasi atas ke elevasi yang lebih bawah
hingga akhirnya sampai ketanah melalui fondasi.

Kegagalan kolom akan berakibat langsung pada runtuhnya komponen struktur lain yang
berhubungan dengannya, atau bahkan merupakan batas runtuh total keseluruhan struktur
bangunan. Pada umumnya kegagalan atau keruntuhan komponen tekan tidak diawali dengan
anda peringatan yang jelas, bersifat mendadak. Oleh karena itu, dalam merencanakan struktur
kolom harus memperhitungkan secara cermat dengan memberikan cadangan kekuatan yang
lebih tinggi daripada untuk komponen struktur lainnya. Selanjutnya, karena penggunaan
didalam praktik umumnya kolom tidak hanya bertugas menahan beban aksial vertikal, definisi
kolom diperluas dengan mencakup juga tugas menahan kombinasi beban aksial dan momen
lentur. Atau dengan kata lain, kolom harus diperhitungkan untuk menyangga beban aksial
tekan dengan eksentrisitas tertentu.

.
B. BALOK

https://www.sipilkusipilmu.com/2017/03/cara-menentukan-dimensi-balok-kolom-dan.html

Balok adalah bagian dari struktur yang berfungsi sebagai penyalur momen menuju
struktur kolom. Balok dikenal sebagai elemen lentur, yaitu elemen struktur yang dominan
memikul gaya dalam berupa momen lentur dan gaya geser. Balok beton adalah bagian
dari struktur yang berfungsi sebagai penyalur momen menuju struktur kolom. Balok dikenal
sebagai elemenlentur, yaitu elemen struktur yang dominan mememikul gaya dalam berupa
momen lentur dan gaya geser.

Menurut Prof Widodo beton memiliki sifat rangka yang terjadi pada beton yang
dibebani secara tetap dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu pada balok beton
dikenal istilah short-term (immediate) deflection dan long-term deflection yang membuat
lendutan.

Lendutan adalah fungsi dari kekakuan yaitu perkalian antara modulus elastisitas beton Ec
dengan inersia penampang I. Lendutan itu harus dibatasi, karena berkaitan dengan kenyamanan
dan seni dalam arsitektur. SNI beton 2013 dengan tegas menyebut dalam butir 9.5 terhadap
Kontrol lendutan. Perilaku keruntuhan yang dominan pada struktur balok pada umumnya
adalah lentur, tentu saja itu akan terjadi jika resio bentang (L) dan tinggi balok (h) cukup
besar. Jika rasionya kecil maka digolongkan sebagai balok tinggi (deep beam) Keruntuhan geser
dominan.
C. PELAT

http://oneeightytwocivil.blogspot.com/2011/03/sistem-pelat-lantai-struktur-beton-ii.html

Pelat adalah elemen horizontal struktur yang mendukung beban mati maupun beban
hidup dan menyalurkannya ke rangka vertikal dari sistem struktur. Pelat merupakan struktur
bidang (permukaan) yang lurus, (datar atau melengkung) yang tebalnya jauh lebih kecil
dibanding dengan dimensi yang lain. Yang dimaksud dengan pelat beton bertulang yaitu
struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan
beban yang bekerja tegak lurus pada apabila struktur tersebut.Ketebalan bidang pelat ini relatif
sangat kecil apabila dibandingkan dengan bentang panjang/lebar bidangnya. Pelat beton ini
sangat kaku dan arahnya horisontal, sehingga pada bangunan gedung, pelat ini berfungsi
sebagai diafragma/unsur pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung
ketegaran balok portal.

D. DINDING GESER

https://www.arsitur.com/2019/01/bangunan-tinggi-tahan-gempa-dinding-geser.html
Dinding Geser (shear wall) adalah suatu struktur balok kantilever tipis yang langsing
vertikal, untuk digunakan menahan gaya lateral. Biasanya dinding geser berbentuk persegi
panjang, Box core suatu tangga, elevator atau shaft lainnya. Dan biasanya diletakkan di
sekeliling lift, tangga atau shaft guna menahan beban lateral tanpa mengganggu penyusunan
ruang dalam bangunan.
Usaha untuk memonolitkan antara profil dengan beton pada struktur dinding geser,
diberikan kabel pada dinding yang berupa baja mutu tinggi. Dengan pemberian profil sebagai
tambahan untuk pengaku dalam menahan gaya lateral. Dinding geser dengan penambahan profil
memberikan hasil kapasitas yang jauh lebih besar dibandingkan penampang dinding geser biasa
dengan selisih beda 100% yang bisa dilihat pada diagram interaksi momen (Mn) dan beban
axial(Pn). Perbedaan tersebut didapat dengan menarik garis linear pada diagram tersebut.

E. ATAP

http://fabrikasikonstruksi.com/wp-content/uploads/2017/12/gambar-rangka-atap-1024x560.png

Atap adalah bagaian paling atas dari suatu bangunan, yang melilndungi gedung dan
penghuninya secara fisik maupun metafisik (mikrokosmos/makrokosmos).
Permasalahan atap tergantung pada luasnya ruang yang harus dilindungi, bentuk dan
konstruksi yang dipilih, dan lapisan penutupnya. Di daerah tropis atap merupakan salah satu
bagian terpenting. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka
atap berfungsi menahan beban dari bahan penutup. Penopang rangka atap adalah balok kayu /
baja yang disusun membentuk segitiga,disebut dengan istilah kuda-kuda.
2.3 ELEMEN STRUKTUR BAWAH

A. PONDASI

http://www.arsindo.com/artikel/cara-menentukan-jenis-pondasi/

Pengertian umum pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang terhubung
langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bwah permukaan tanah yang
berfungsi memikul beban bangunan yang ada diatas nya. Pondasi harus di perhitungkan untuk
dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap beban bangunan itu sendiri, beban-beban
bangunan, gaya-gaya luar seperti tekanan angin gempa bumi, dan lain-lain. Di samping itu, tidak
boleh adanya penurunan level melebihi batas yang di izinkan.

Agar kegagalan fungsi pondasi dapat dihindari, maka pondasi bangunan harus diletakkan
pada tanah yang cukup keras, padat, dan kuat mendukung beban bangunan tanpa menimbulkan
penurunan yang berlebih. Pondasi merupakan struktur dari bangunan yang sangat penting, karena
fungsinya adalah menopang bangunan yang ada diatasnya.maka proses pembangunan nya harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :

· Cukup kuat menahan muatan geser akibata muatan tegak kebawah.


· Dapat menyesuaikan pergerakan tanah yang tidak stabil.
· Tahan terhadap perubahan cuaca.
· Tahan terhadap pengaruh bahan kimia.
B. GALIAN TANAH

https://khedanta.wordpress.com/2011/04/27/pelaksanaan-galian-tanah-pondasi-bangunan/

Galian tanah dan galian-galian lainya harus dilakukan menurut ukuran dalam, lebar, dan
sesuai dengan peil-peil yang tercamtum pada gambar. Semua bekas-bekas pondasi lama, dan akar
pohon yang terdapat pada bagian pondasi yang dilaksanakan harus dibongkar dan dibersihkan
dan dibuang. Bekas pipa yang tidak terpakai harus disumbat. Apabila lokasi yang akan dijadikan
bangunan pipa air, pipa gas, pipa pembuangan, kabel listrik, kabel telepon dan sebagainya maka
secepatnya diberitahukan kepada konsultan managenen konstruksi atau instansi yang berwenang
untuk mendapatkan petunjuk selanjutnya.

Pelaksanaan pekerja/kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan sebagai


akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila penggalian tersebut melebihi kedalaman yang telah
di tentukan maka kontraktor harus mengisi/mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan
yang sesuai dengan syarat-syarat yang telah di tentukan yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.
Pekerjaan galian pondasi harus menjada agar lubang galian tersebut bebas dai longsoran
tanah di kiri dan kanan nya, sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik dan sesuai
dengan spesifikasi yang telah di tentukan.

Pengisian kembali dengan tanah bekas galian di lakukan selapis demi selapis sambil
disiram air secukupnya dan di tumbuk sampai padat. Pekerjaan pengesian kembali ini hanya boleh
di lakukan setelah dilakukan pemeriksaan dan mendapat persetujuan konsultan manajemen
konstruksi, baik mengenai kedalaman, lapisantanahnya maupun jenis tanah galian tersebut.

2.4 KEINDAHAN (ESTETIKA)

Estetika merupakan unsur penting dalam bangunan arsitektural. Estetika muncul dari
sebuah perencanaan yang terintegrasi antara struktur, ruang, dan bentuk.
Dari perencanaan tersebut dihasilkan sebuah bangunan dengan konsep melayang dan bentukan
zig-zag. Bentukan tersebut muncul berangkat dari pola denah yang ada kemudian disusun
secara vertikal.

Ekspresi arsitektur yang terjadi tidak hanya sekedar sebuah estetika semata, namun
keindahan bangunan tersebut ditunjang dengan memaksimalkan pemanfaatan ruang yang ada.
Seperti ruang terbuka (green roof) sebagai hasil dari pemikiran ketinggian level bangunan
dengan pancaran sinar matahari yang memungkinkan, juga berfungsi sebagai plasa terbuka pada
bangunan. Adanya ruang luar tersebut menambah estetika bergerak pada bangunan saat
dimanfaatkan manusia untuk beraktivitas.

Estetika bangunan muncul tidak hanya dari bentukan zig-zag yang unik, namun juga dari
pemanfaatan material brise soleil solar shading yang dilapisi cat termokromik sebagai unsur
dominan fasad bangunan. Material ini akan membuka dan menutup serta akan berubah warna
sesuai suhu luar bangunan. Dengan begitu wajah bangunan akan berbeda tiap waktunya. Hal ini
menambah nilai estetik dari objek.

https://zulfikri.wordpress.com/2012/06/11/hotel-aurelia-program-struktur-beton-pracetak-untuk-bangunan-tsunami-shelter-9/
2.5 PERPADUAN KEKUATAN & KEINDAHAN
Dalam merancang objek, kombinasi unsur struktur dan estetika menjadi salah satu hal
yang penting dalam mewujudkan sebuah bentukan arsitektur. Berawal dari pola denah yang
beragam (hasil dari studi maket) yang apabila disusun secara vertikal akan menghasilkan
kesatuan bangunan yang unik. Dari bentukan pola tersebut berlanjut ke pemikiran tentang
kekuatan struktur bangunan. Sesuai konsep bangunan melayang, maka akan terdapat beberapa
kantilever dengan bentang yang cukup lebar. Maka dari itu, terdapat sebuah pemikiran
terintegrasi antara struktur dan estetika. Dari variasi pola denah yang ada ditetapkan 3 buah
struktur vertikal berupa kor dan satuan kolom untuk menopang bidang, kemudian kantilever
yang dihasilkan diatur kembali bentangnya dengan tetapmemperhatikan estetika yaitu tidak
merubah banyak bentuk pola dasar dari denah sebelumnya.
Dengan begitu dihasilkan sebuah bangunan objek yang kokoh (firmitas) dan estetik (venustas).

Struktur pada bangunan direncanakan secara utuh sebagai unsur kekuatan (kekokohan)
bangunan. Namun dengan konsep yang terintegrasi dengan ruang yang ada, memunculkan
sebuah bentukan arsitektur yang menarik, unik dan estetik. Jadi, objek Pusat Komunitas
Berperilaku Hijau Surabaya adalah bangunan arsitektural yang kokoh (firmitas) dan estetik
(venustas).

https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-dengan-estetika-aesthetic/1547
2.6 EFISIEN
Nilai Efisiensi Bangunan Proses perencanaan struktur yang ekonomis didapatkan dengan
membandingkan besarnya pemakaian bahan pada kondisi tertentu dengan hasil yang berupa
kemampuan untuk memikul beban. Nilai efisiensi yang tinggi merupakan tolok ukur kelayakan
perencanaan yang baik.

Pemilihan konstruksi yang sesuai dengan kebutuhan serta metode pelaksanaan yang akan
dilakukan mempengaruhi nilai kelayakan sebuah pembangunan. Kriteria ini mempunyai ruang
lingkup yang sangat luas, diantaranya pemilihan peralatan, waktu pelaksanaan, biaya dan
sumber daya manusia yang diperlukan.

Disamping kriteria – kriteria tersebut diatas terdapat sebuah kriteria yang sangat penting
untuk diperhatikan. Kriteria tersebut adalah biaya yang dibutuhkan dalam proses pembangunan.
Nilai pemakaian biaya yang efisien tidak terlepas dari efisiensi bahan dan kemudahan
pelaksanaan.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Struktur adalah bagaimana bagian-bagian dari sesuatu berhubungan satudengan lain atau
bagaimana sesuatu tersebut disatukan. Struktur adalah sifat fundamental bagi setiap
sistem. Identifikasi suatu struktur adalah suatu tugas subjektif, karena tergantung pada asumsi
kriteria bagi pengenalan bagian-bagiannya dan hubungan mereka.
Karenanya,identifikasi kognitif suatu struktur berorientasi tujuan dan tergantung
pada pengetahuanyang ada. Menurut Prof. Benny H. Hoed, struktur
adalah bangun (teoritis) yang terdiri atas unsur-unsur yang berhubungan satu sama lain dalam
satu kesatuan. Struktur ada struktur atas, struktur bawah.Struktur mempunyai sifat: Totalitas,
Transformatif, Otoregulatif
Sistem fungsional dari gedung mempunyai hubungan yang erat dengan pemilihan
struktur atas. Pola yang dibentuk oleh konfigurasi structural mempunyai hubungan erat dengan
pola yang dibentuk berdasarkan pengaturan fungsional. Dalam proses perancangan struktural
perlu dicari derajat kedekatan antara sistem struktural yang akan digunakan dengan tujuan
desain (tujuan yang akan dikaitkan dengan masalah arsitektural, efisiensi, serviceability,
kemudahan pelaksanaan dan biaya).

Tujuan utama dari analisis struktur adalah untuk membantu perancang struktur dalam
membuat keputusan - keputusan penting dalam Proses perancangan.
Hasil dari suau analisis struktur pada sebuah struktur pada beban -
beban yang bekerja padanya adalah respon dari struktur tersebutuang berupa :
1. Perubahan posisi elemen-elemen atau bentuk konfigurasi struktur
2. Gaya-gaya internal pada elemen-elemen struktur :
gaya aksial, gayageser, momen lentur dan momen torsi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com

https://www.academia.edu/9780956/Makalah_struktur

https://docplayer.info/29545664-Tugas-akhir-tinjauan-kekuatan-struktur-kolom-balok-dan-
pelat-pada-proyek-pembangunan-klenteng-ho-tek-cheng-sin-di-paal-4-manado.html

http://ronny.blog.upi.edu/sistem-struktur-pada-bangunan-gedung-bertingkat/

Anda mungkin juga menyukai