Anda di halaman 1dari 140

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kerja Praktek


Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah di Jurusan Teknik Sipil
S1 Institut Teknologi Nasional Malang yang dapat membantu mahasiswa
dalam menerapkan teori-teori yang telah diperoleh saat perkuliahan sehingga
hal tersebut dapat diaplikasikan ke lapangan, dengan mempelajari masalah-
masalah di luar teori yang telah diperoleh. Dengan adanya kegiatan Kerja
Praktek ini, diharapkan mahasiswa dapat lebih mengerti dan mempelajari
bagaimana menyelesaikan suatu permasalahan yang ada di lapangan maupun
yang ada di dalam teori. Selain itu, mata kuliah ini diberikan sebagai landasan
serta wadah bagi mahasiswa untuk lebih mengetahui, mengamati, serta
mempelajari metode kerja, material maupun sistem bangunan middle rise
project dan high rise project.
Dunia konstruksi di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Perkembangan tersebut diikuti oleh ruang lingkup serta cakupan
pekerjaan di bidang konstruksi yang semakin meluas. Perkembangan ini
berkaitan dengan peranan generasi muda khususnya mahasiswa/i yang
sedang mempelajari dan mendalami bidang Teknik Sipil. Perguruan Tinggi
Institut Teknologi Nasional Malang menginisiasi sekaligus memberikan
solusi permasalahan tersebut dengan mencantumkan mata kuliah Kerja
Praktek ke dalam kurikulum di beberapa jurusan yang ada, salah satunya
adalah Jurusan Teknik Sipil. Kerja Praktek (KP) adalah penerapan seorang
mahasiswa pada dunia kerja nyata yang sesungguhnya, yang bertujuan
untuk melatih keterampilan yang dimiliki mahasiswa/i sehingga dapat
bekerja dengan baik, untuk menambah wawasan dan mengembengkan
potensi ilmu pengetahuan yang didapatkan di perkuliahan. Selain itu, Kerja
Praktek juga sangat bermanfaat untuk membina hubungan kerja sama yang
baik antara pihak Universitas dengan perusahaan atau lembaga instansi
lainnya.
Dengan pemberian keterampilan ini, ditujukan untuk dapat menghasilkan
sumber daya manusia yang unggul dan dapat bersaing di dunia kerja, baik
kualitas intelektual maupun keterampilannya. Dalam pelaksanaan Kerja
Praktek ini mahasiswa dituntut untuk lebih aktif dan tanggap terhadap
permasalahan yang ada serta mampu berkomunikasi dengan baik serta
melatih mahasiswa/i agar dapat membuat suatu laporan yang terperinci dari
apa saja yang dikerjakan selama Kerja Praktek.
Proyek yang digunakan sebagai objek dalam mata kuliah ini yaitu Proyek
Pembangunan Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1 Universitas Brawijaya
Malang yang akan berdiri 7 lantai ini. Proyek Pembangunan Fakultas
Kedokteran Gigi Tahap 1 Universitas Brawijaya Malang ini bertujuan untuk
bertujuan agar menjadi gedung pendidikan sebagai sarana dan prasarana
yang cukup memadai bagi para mahasiswa/i selama dalam proses belajar.
Sehingga diharapkan dengan adanya Gedung Kuliah baru tersebut dapat
difungsikan dengan baik sebagaimana mestinya. Owner dari proyek ini
yaitu pihak Universitas Brawijaya, dengan PT. Santoso Shafanara Graha
sebagai Kontraktor Pelaksana. Konsultan Pengawas pada proyek ini yaitu
PT. Kosa Matra Graha.
Kerja Praktek ini dilaksanakan di PT. Santoso Shafanara Graha pada
proyek pembangunan Kedokteran Gigi Tahap 1 ini terletak di Jl. Veteran,
Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang.
Adapun beberapa pertimbangan penulis melaksanakan program Kerja
Praktek dalam Proyek Pembangunan Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1
antara lain :
1. Proyek pembangunan Kedokteran Gigi Tahap 1 setinggi 7 lantai
dengan total luas ± 10.223,760 m2 .
2. Pembangunan gedung ini dilaksanakan selama 120 hari, sehingga
memenuhi persyaratan Kerja Praktek yaitu selama 8 minggu.
3. Gedung tersebut dilaksanakan oleh perusahaan PT Santoso
Shafanara Graha yang merupakan salah satu perusahaan swasta
yang mengutamakan kredibilitas, profesionalitas dan integritas
dalam pekerjaan konstruksi khususnya bangunan tinggi, sehingga
diharapkan penulis mendapatkan lebih banyak pengalaman.
4. Tahap pekerjaan masih dalam lingkup struktur, sesuai saran
koordinator mata kuliah Kerja Praktek.
Dalam Kerja Praktek ini penulis mendapatkan kesempatan untuk
mengamati secara langsung sekaligus mengembangkan kemampuan serta
kinerja pada Proyek Pembangunan Kedokteran Gigi Tahap 1 Universitas
Brawijaya Malang. Kerja Praktek dilaksanakan selama 8 Minggu. Terhitung
mulai tanggal 14 Februari sampai dengan tanggal 14 April 2023.
Dalam proyek ini, tim mahasiswa Kerja Praktek berjumlah 3 orang
bertindak sebagai pelaksana dibawah naungan PT. Santoso Shafanara Graha.
1.2. Tujuan Kerja Praktek
Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh di
Prodi Teknik Sipil S-1, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
Teknologi Nasional (ITN) Malang. Selain itu, kegiatan Kerja Praktek menjadi
salah satu bagian dari proses mata kuliah tersebut. Adapun tujuan
dilaksanakannya Kerja Praktek pada Proyek Pembangunan Gedung Fakultas
Kedokteran Gigi Tahap 1 Universitas Brawijaya Malang, adalah sebagai
berikut :
1. Mengamati dan mengaplikasikan secara langsung teori-teori dasar yang
telah diajarkan selama proses perkuliahan pada kondisi lapangan di Proyek
Pembangunan Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1 Universitas Brawijaya
Malang.
2. Memperluas dan mengembangkan wawasan serta pengalaman mengenai
kondisi kerja di dunia industri sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja.
3. Menjalin hubungan dan kerja sama yang saling menguntungkan antara
pihak ITN Malang dengan pihak kontraktor atau penyedia lapangan kerja
PT. Santoso Shafanara Graha.
1.3. Ruang Lingkup Kerja Praktek
Kegiatan Kerja Praktek ini berlangsung dengan melakukan pengamatan
dan pengawasan secara langsung di lapangan pada pelaksanaan Proyek
Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1 Universitas
Brawijaya Malang dengan lingkup pengamatan pada pekerjaan meliputi:
a) Monitoring Pekerjaan Sloof
b) Monitoring Pekerjaan Kolom
c) Monitoring Pekerjaan Balok dan Plat Lantai
1.4. Manfaat Kerja Praktek
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari Kerja Praktek ini yaitu:
1. Bagi Mahasiswa
a. Melahirkan rasa disiplin, tanggung jawab, sikap mental, etika yang
baik serta dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
b. Mendapatkan ilmu baru dan wawasan baru tentang pelaksanaan suatu
proyek yang dapat menjadi bekal untuk memasuki dunia kerja.
c. Memberikan pengalaman kerja dan membentuk pola pikir yang
professional agar lebih bermanfaat.
d. Mengetahui sejauh mana ilmu yang dipelajari di perkuliahan bermanfaat
dalam dunia kerja sesungguhnya Untuk memenuhi tugas studi dari
matakuliah Kerja Praktek sebagai mahasiswa S1 Teknik Sipil Institut
Teknologi Nasional Malang.
2. Bagi Perguruan Tinggi
a. Mempersiapkan lulusan yang mampu bersaing di dunia kerja.
b. Menjalin dan membina hubungan kerja sama yang baik dengan
perusahaan atau lembaga instansi terkait.
c. Sebagai media masukan dan evaluasi program Pendidikan di Institut
Teknologi Nasional Malang untuk menghasilkan tenaga terampil sesuai
dengan kebutuhan perusahaan/institusi.
4. Bagi Perusahaan
a. Menjadi sarana antara perusahaan dengan pihak perguruan tinggi
untuk bisa bekerja sama dalam bidang persiapan tenaga kerja yang
professional dan terampil.
b. Membangun kemitraan dan meningkatkan citra perusahaan, dimana
perusahaan dapat dikenal dalam bidang akademik dan menjadi contoh
suatu perusahaan mendapatkan bantuan berupa tenaga kerja sementara
d. Membantu menyelesaikan masalah yang terdapat di perusahaan
dengan bantuan dari mahasiswa yang melakukan Kerja Praktek.
1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek
Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan kampus, kegiatan kerja
praktek pada Proyek Pembangunan Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1
Universitas Brawijaya Malang selama 2 (dua) bulan dimulai pada 14 Februari
2023 dan selesai pada 14 April 2023 dengan lokasi proyek berada di Jl.
Veteran, Kota Malang.
BAB II
ORGANISASI PROYEK

2.1 Latar Belakang Proyek


Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian aktifitas
pekerjaan yang terdiri dari rangkaian bagian pekerjaan yang saling berkaitan
satu dengan yang lain dan melibatkan banyak orang serta sumber daya
manusia untuk mengerjakan segala sesuatu didalamnya, dengan biaya serta
waktu tertentu, menyangkut persiapan, survey, penyusunan konsep, hingga
pada tahap implementasi konsep tersebut, yang pada akhirnya secara
bersama-sama mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
Dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan pelayanan jasa di
bidang Pendidikan tersebut, Universitas Brawijaya Malang khususnya di
Fakultas Kedokteran Gigi memerlukan peningkatan fasilitas pelayanannya
yang baik dalam kualitas dan kuantitasnya. Salah satu bentuk wujud
peningkatan pelayanan kepada masyarakat terlebih mahasiswa yang sudah
maupun yang akan memasuki dunia perkuliahan tersebut adalah melalui
pembangunan fisik gedung serta pengembangan sarana dan prasarana
lainnya. Prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan fisik bangunan di
lingkungan Universitas Brawijaya didasarkan pada pertimbangan untuk
menunjang aktivitas pelayanan Pendidikan terutama yang berkaitan dengan
peningkatan kualitas infastruktur, maupun sistem penangannan kasus
dengan efektif serta mengenai pada sasaran dan mutu pendidikan tetap
maksimal dalam pengembangan fasilitas gedung fakultas kedokteran gigi.
Gedung ini merupakan gedung yang akan digunakan untuk ruang
praktikum, ruang kuliah, dan ruangan pertemuan atau aula. Dalam
mengerjakan proyek ini pihak owner yakni Universitas Brawijaya menunjuk
konsultan pengawas dan perencana yang memenuhi kriteria.
2.2 Maksud dan Tujuan Proyek
1. Tujuan bagi mahasiswa
a. Mendapatkan ilmu struktur serta metode- metode pelaksanaan
pembangunan yang kurang didapatkan pada perkuliahan pada bidang
struktur.
b. Mengetahui teknis, sistem, serta material bangunan yang dapat
meningkatkan, memperluas, serta menambah keterampilan
mahasiswa sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja dengan
memahami prinsip dasar dari proses pembangunan yang diamati.
c. Menerapkan sebanyak mungkin teori yang didapatkan di perkuliahan
dengan metode, teknis, serta sistem di lapangan.
d. Menumbuhkan sikap tanggungjawab, serta disiplin yang diperlukan
bagi mahasiswa ketika memasuki dunia kerja lapangan.
2. Bagi Masyarakat
a. Mendongkrak perkembangan fasilitas pendidikan yang senantiasa
membantu kinerja belajar para mahasiswa.
b. Menjadi contoh perkembangan fasilitas di dunia Pendidikan
terutama untuk Universitas Brawijaya.

2.3 Lokasi Proyek


Proyek Pembangunan Gedung Fakultas kedokteran Gigi Universitas
Brawijaya Tahap 1 terletak di Jl. Veteran, Kota Malang, Jawa Timur. Lokasi
proyek dapat dilihat pada Gambar 2.1 yang berbatasan dengan beberapa
wilayah yaitu:
1. Sebelah Utara : Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya
2. Sebelah Selatan : Gedung Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya
3. Sebelah Barat : Lahan kosong milik Universitas Brawijaya
4. Sebelah Timur : Rumah Sakit Gigi Universitas Brawijaya
Gambar 2.1 Peta Lokasi Gedung Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Brawijaya
(Sumber: Google Earth, 2023)

Gambar 2.2 Site Plan Proyek Pembangunan Gedung Fakultas


Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya
(Sumber: Dokumen Proyek, 2023)
2.4 Data Proyek
2.4.1 Data umum proyek
Berikut ini merupakan data umum Proyek Pembangunan Gedung
Fakultas kedokteran Gigi Universitas Brawijaya Kota Malang.
APBD Tahun 2022

Gambar 2.3 Papan Proyek Pembangunan Gedung Fakultas


Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya
(Sumber: Dokumen Proyek, 2023)
2.4.2 Data Teknis
2.4.3 Ruang Lingkup Pekerjaan Proyek
Lingkup Pekerjaan pada Proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap GDH
(Graha Delta Husada) Barat dan Vascular Center RSUD Sidoarjo, yaitu
sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan :
• Penyediaan air dan daya kerja
• Pembersihan lokasi kerja
• Direksi Keet
• Pagar Proyek
2. Pekerjaan K3:
• Penyiapan RK3K
• Sosialisasi K3
• Alat pelindung kerja
• Alat pelindung diri
• Asuransi dan perijinan
• Fasilitas sarana keselamatan
3. Pekerjaan Struktur
➢ Pekerjaan Sub Struktur
- Pondasi pancang spun pile Ø 50 cm kedalaman 44 m
- Pondasi strous pile Ø 30 cm kedalaman 10 m
- Pekerjaan tanah
- Pekerjaan pile cap
- Pekerjaan sloof
- Pekerjaan Ground Water Tank
➢ Pekerjaan Upper Struktur
- Pekerjaan sloof elevasi
- Pekerjaan kolom
- Pekerjaan balok
- Pekerjaan plat lantai
- Pekerjaan plat atap beton
- Pekerjaan plat tangga
- Pekerjaan rangka atap kanopy
4. Pekerjaan Arsitektur
• Pekerjaan dinding bata, plesteran, dan dinding partisi
• Pekerjaan kusen, pintu dan jendela aluminium, dan pintu
automatic
• Pekerjaan penutup lantai dan plin
• Pekerjaan plafond
• Pekerjaan pengecatan
• Pekerjaan sanitair
• Pekerjaan façade
• Pekerjaan penutup atap genteng
• Pekerjaan interior
5. Pekerjaan Mekanikal
• Pekerjaan instalasi air bersih
• Pekerjaan instalasi air hujan
• Pekerjaan instalasi air kotor
• Pekerjaan instalasi air bekas
• Pekerjaan instalasi air panas
• Pekerjaan hydrant, sprinkler, & Hydrant Central
• Pekerjaan Elevator lift
• Pekerjaan instalasi drainase lingkungan
6. Pekerjaan Elektrikal
• Pekerjaan Penerangan dan stop kontak
• Pekerjaan Fire Alarm
• Pekerjaan CCTV
• Pekerjaan LAN
• Pekerjaan penangkal petir
• Pekerjaan penyambungan daya listrik elektrikal.
2.4.4 Penjelasan kontrak
Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur
hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. Pada dasarnya, kontrak kerja
konstruksi dibuat secara terpisah sesuai tahapan dalam pekerjaan konstruksi,
yang terdiri dari kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan perencanaan, untuk
pekerjaan pelaksanaan, dan untuk pekerjaan pengawasan.
Dalam proyek ini menggunakan kontrak lump sum dan harga satuan jenis
kontrak ini merupakan penggabungan karakteristik kontrak lump sum dan
harga satuan. Di mana, poin-poin yang disepakati dalam kontrak dibuat
berdasarkan kesepakatan Bersama antara pemilik proyek dan kontraktor.
Jasa Konstruksi Pembangunan Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1,
memberlakukan jenis kontrak unit price dengan Nomor Kontrak :
102/UN10.F14/PL/2023 yang disepakati beserta nilai kontrak sebesar
Rp.23.665.334.000,00 selama 120 hari kerja.
2.5 Bentuk dan Struktur Organisasi Proyek

Gambar 2.4 Organisasi Proyek dan Pihak-Pihak yang Terlibat


(Sumber : Data Proyek,2023)

Gambar 2.4 diatas adalah gambar struktur organisasi Proyek


Pembangunan Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1 Universitas Brawijaya..
➢ Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik proyek merupakan pihak yang menginginkan dan memiliki
fasilitas yang dibangun tersebut. Pemilik proyek (owner) juga memiliki
bertanggung jawab atas segala kebutuhan biaya untuk pembangunan proyek
tersebut (Kurniawan, 2013). Pemilik proyek (owner) dalam Pembangunan
Gedung Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1 adalah Universitas Brwijaya.
Pemilik proyek (owner) memiliki tugas dan wewenang antara lain sebagai
berikut :
• Tugas – tugas owner :
1. Menyediakan atau mencarikan dana untuk anggaran biaya perusahaan
2. Mengawasi jalannya perusahaan
3. Mereview Action Plan, RAB, dan strategi perusahaan
4. Mengevaluasi laporan akhir cashflow perusahaan
5. Hadir atau ikut andil dalam rapat evaluasi tahunan

15
➢ Konsultan Perencana
Konsultan perencana merupakan pihak yang menyusun program kerja,
rencana kerja, serta pelaporan dan tata laksana pelaksanaan suatu proyek
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Konsultan perencana dari proyek
pembangunan Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi
Tahap 1 adalah PT Kosa Matra Graha. Tugas dan wewenang dari konsultan
perencana, antara lain (Widiantoro, 2016) :
• Tugas – tugas Konsultan Perencana :
1. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik
proyek/klien
2. Membuat gambar kerja pelaksanaan atau detail engineering design
(DED)
3. Membuat rencana kerja dan syarat – syarat pelaksanaan bangunan (RKS)
sebagai pedoman bagi pelaksana proyek
4. Membuat rencana anggaran biaya (RAB) proyek
5. Memproyeksikan keinginan – keinginan atau ide – ide pemilik proyek
kedalam design bangunan.
6. Melakukan penyesuaian design bila terjadi kesalahan pelaksanaan
pekerja dilapangan yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan.
7. Mempertanggungjawabkan design dan perhitungan struktur jika terjadi
kegagalan konstruksi.
➢ Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas merupakan pihak yang betugas untuk mengawasi
pelaksanaan pembangunan proyek dari awal hingga akhir pembangunan.
Konsultan pengawas dari PT Kosa Matra Graha. Adapun tugas dan
wewenang dari konsultan pengawas, antara lain :
• Tugas – tugas konsultan MK :
1. Menetapkan anggaran dan melakukan analisis biaya
2. Menjadwalkan waktu kerja
3. Memilih metode dan strategi konstruksi yang tepat
4. Mempertahankan hubungan yang baik dengan klien

16
5. Menegosiasikan perjanjian kontrak dengan pekerja dan agen proyek
6. Menjaga pekerja dengan baik di lokasi
7. Bekerja Bersama dengan banyak konsultan proyek
8. Bertanggung jawab dalam memberikan instruksi tertulis jika ada
pekerjaan yang harus dilakukan untuk mempercepat jadwal namun tidak
disebut dalam kontrak
9. Memastikan metode pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor agar sesuai
dengan syarat K3LMP (Kesehatan dan keselamatan kerja, lingkungan,
mutu, dan pengamanan)
10. Melakukan pemeriksaan pada shop drawing dari kontraktor sebelum
dilakukan pelaksanaan pekerjaan
➢ Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana merupakan pihak yang dipilih dan dipercaya untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat dan bertanggung jawab penuh atas pembangunan fisik proyek
pembangunan Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi
Tahap 1. Kontraktor pelaksana dari proyek proyek pembangunan Proyek
Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1 adalah PT. Santoso
Shafanara Graha. Adapun tugas dan tanggung jawab dari kontraktor
pelaksana, antara lain :
• Tugas – tugas Kontraktor :
1. Memahami gambar design, konsep dan spesifikasinya sebagai acuan di
dalam proyek.
2. Menyusun kembali metode pelaksanaan konstruksi dan jadwal
pelaksanaan pekerjaan bersama site engineering dan structural
engineering.
3. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
persyaratan waktu, mutu, dan biaya yang sudah ditentukan.
4. Membuat program kerja harian dan memberikan pengarahan kegiatan
harian kepada pelaksana pekerjaan/tenaga kerja.
5. Membuat evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di

17
lapangan.

2.6 Hubungan Kerja antar Unsur Pelaksana


a. Project Manager
Project Manager memiliki tugas dalam hal pengelolaan sebuah proyek
berupa koordinasi dengan unsur-unsur yang terkait di dalamnya berupa
kebutuhan tugas, kebutuhan team, dan kebutuhan individual. Dari pengertian
project manager di atas maka prosedur manajemen proyek mengacu pada
empat komponen tugas dan fungsi penting seorang manajer proyek, agar
perkembangan bisnis dan keberlangsungan hidup perusahaan menjadi
semakin lebih strategis. Dalam suatu proyek konstruksi yang melibatkan
sumber daya manusia (SDM) sebagai sumber daya utama untuk mencapai
keberhasilan dalam proyek konstruksi, manajer proyek merupakan ujung
tombak pelaksanaan sebuah proyek dan sekaligus menjadi seseorang yang
paling berpengaruh dalam keberhasilan proyek tersebut. Project Manager
(PM) adalah pemimpin dalam suatu proyek konstruksi dimana Project
Management body of Knowledge
Guide (PMBOK Guide) mengatakan bahwa manajer proyek adalah
seseorang yang bertanggung jawab dalam mengurus sebuah proyek.
b. Site Engineering
Site engineer merupakan pembantu tugas-tugas dari project manager
yang bertanggungjawab dalam perencanaan teknis dan material konstruksi.
Site engineer dipekerjakan untuk mempersiapkan atau menentukan site
sebelum dimulainya pekerjaan konstruksi, merencanakan proyek, dan
memastikan bahan material yang akan digunakan telah memenuhi spesifikasi
yang disepakati. Site engineer memberikan bantuan dan pertimbangan teknis
kepada project manager mengenai masalah teknis yang dihadapi dilapangan.
Site engineer bertanggungjawab kepada direksi, project manager, dan site
manager. Kedudukannya dalam struktur organisasi proyek ini adalah
membawahi drafter, surveyor, dan logistik.
c. Drafter

18
Drafter pada sebuah proyek kontruksi baik gedung maupun infrastruktur
mempunyai berbagai macam tugas dalam pekerjaanya diantaranya sebagai
berikut:
a) Membuat Gambar Perencanaan atau Softdrawing
Gambar soft drawing adalah gambar detail yang disertai ukuran dan
bentuk detail sebagai acuan pelaksanaan dalam melaksanakan pekerjaan
pembangunan dilapangan sesuai dengan gambar perencanaan yang sudah
dibuat sebelumnya.
b) Menyesuaikan Gambar Perencana Dengan Kondisi nyata dilapangan
Sering kali apa yang sudah direncanakan perencana tidak
memungkinkan untuk dilaksanakan dilapangan karena kondisi kenyaatan
yang berbda atau bisa jadi telah ada perubahan bentuk struktur pekerjaan
sebelumnya yang menyebabkan pekerjaan selanjutnya harus berubah.
disinilah tugas drafter untuk membuat gambar kerja yang dapat
dilaksanakan.
c) Menjelaskan Kepada Pelaksana Lapangan / Surveyor
Gambar softdrawing yang sudah dibuat adakalanya sudah difahami
oleh pelaksana lapangan baik dari segi bentuk detail struktur maupun
ukuran detail bangunan sehingga diperlukan kondisi yang baik dengan
pihak lapangan agar struktur bangunan strutur bangunan dibuat sesuai
dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
d) Membuat Gambar Akhir Perkerjaan /Asbuilt Drawings
Gambar asbuilt drawing adalah gambar laporan hasil peleksanaan
yang sudah dibuat dilapangan untuk dijadikan pertanggungjawaban
kepada pemilik proyek /owner, gambar abuilt drawing dibuat setelah
pekerjaan selesai dan tidak ada perubahan dilapangan.

d. Surveyor
Surveyor adalah seseorang yang melakukan pemeriksaan atau
mengawasi dan mengamati pekerjaan lainnya. Kata survey di dunia kerja
merujuk kepada keberadaan orang tersebut di lapangan untuk tugas

19
memantau. Pada umumnya, surveyor identik dengan pekerjaan konstruksi
atau proyek bangunan, namun seiring berjalannya waktu, semua bidang
pekerjaan memiliki berbagai posisi yang disebut sebagai surveyor.
Berikut ini adalah tugas-tugas surveyor dalam sebuah pekerjaan proyek
konstruksi antara lain:
a) Melaksanakan kegiatan survey dan pengukuran di lapangan. Selain itu
juga melakukan penyusunan dan penggambaran data.
b) Mengevaluasi hasil pengukuran dengen mencatat berbagai kekurangan
sehingga bisa melakukan koreksi dan segera menemukan solusi untuk
kendala tersebut.
c) Melakukan tugas pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor agar
memastikan pengukuran dilakukan dengan akurat.
d) Melakukan tugas pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor agar
pengukuran dilakukan sesuai prosedur dan sesuai dengan kondisi
lapangan.
e) Mengawasi pelaksanaan staking out.
f) Melaksanakan survey lapangan dan peninjauan lokasi-lokasi yang akan
dikerjakan.
g) Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan ke kepala proyek.
e. Logistik
Secara umum tugas dari staff logistik adalah melakukan pendatangan
barang atau bahan material, penyimpanan dan penyaluran material atau alat
proyek ke bagian pelaksana lapangan. Mengingat pendatangan bahan material
konstruksi merupakan suatu keharusan agar pelaksanaan setiap item
pekerjaan dapat berjalan sesuai waktu yang telah dijadwalkan, maka peran
staf logistik proyek menjadi kunci keberhasilan suatu proyek.

Berikut ini selengkapnya tugas dan tanggung jawab dari staf logistik:
a) Mencari dan mensurvei data jumlah bahan material beserta harganya dari
beberapa supplier atau toko material bangunan sebagai data untuk
memilih harga terbaik dan memenuhi standar dan spesifikasi atau

20
kualitas yang telah ditetapkan.
b) Menentukan lokasi penyimpanan bahan material konstruksi yang sudah
didatangkan ke area proyek sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol
dengan baik jumlah pendatangan dan pemakaiannya.
c) Melakukan pencatatan keluar masuknya barang serta bertanggungjawab
atas ketersediaan bahan material sesuai dengan format yang sudah
menjadi standar perusahaan kontraktor.
d) Membuat dan Menyusun berita acara mengenai penerimaan atau
penolakan bahan material setelah melalui quality control.
f. Koordinator K3
Berikut penjelasan tugas beserta tanggung jawab dari koordinator K3,
sebagai berikut:
a) Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan
terkait K3 Konstruksi
b) Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
c) Merencanakan dan menyusun program K3
d) Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
e) Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program,
prosedur kerja dan instruksi kerja K3
f) Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan
pedoman teknis K3 konstruksi
g) Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis
K3, jika diperlukan
h) Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
keadaan darurat.
➢ Hubungan Antara Pemilik Proyek/Owner dengan Konsultan
Perencana
Hubungan kerja antara pemilik proyek/owner dengan konsultan
perencana diatur sebagai berikut ini:
1. Ikatan kontrak
2. Konsultan perencana kepada pemilik proyek/owner, menyerahkan

21
jasa/karya perencanaan teknis bangunan gedung beserta kelengkapannya
3. Pemilik proyek/owner kepada konsultan perencana memberikan imbalan
atas jasa/biaya perencanaan.
➢ Hubungan Antara Pemilik Proyek/Owner dengan Kontraktor
Hubungan kerja antara pemilik proyek/owner dengan kontraktor
adalah sebagai berikut ini:
1. Ikatan kontrak
2. Pemilik proyek/owner kepada kontraktor, memberikan imbalan atas
jasa/biaya pelaksanaan proyek.
3. Kontraktor kepada pemilik proyek, menyerahkan jasa bangunan gedung
dan kelengkapannya.
➢ Hubungan Antara Pemilik Proyek/Owner dengan Konsultan
Pengawas
Hubungan kerja antara pemilik proyek/owner dengan konsultan
pengawas adalah sebagai berikut ini:
1. Ikatan kontra Pemilik proyek/owner kepada konsultan pengawas
memberikan
imbalan jasa/biaya pengawasan proyek.
2. Konsultan pengawas kepada pemilik proyek/owner memberikan jasa
pengawasan pekerjaan proyek mulai dari awal proyek sampai pada
finishing proyek.

➢ Hubungan Kerja Antara Konsultan Pengawas dengan Kontraktor


Hubungan kerja antara konsultan pengawas dengan kontraktor
adalah sebagai berikut ini:
1. Kontraktor mengadakan konsultasi dengan pengawas dan perencanaan.
2. Pengawas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan.

22
2.7 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan wadah bagi kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Supaya tujuan dapat tercapai
dengan baik, maka diperlukan pembagian tugas serta tanggung jawab antar
masing-masing anggota organisasi. Hal ini sangat penting karena semua
kegiatan yang terjadi didalam perusahaan tidak mungkin dapat ditangani oleh
pemimpin perusahaan sekaligus, apalagi didalam perusahaan yang berskala
besar.
Struktur organisasi berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain, tergantung pada besar kecilnya perusahaan dan
bergerak dibidang apa perusahaan tersebut.
Dalam Perusahaan Pelaksanaan Konstruksi PT. Santoso Shafanara
Graha ini terbentuk oleh kerjasama dari berbagai pihak agar dapat
menyelesaikan tugas dan target yang akan dicapai juga direncanakan dengan
baik dan semaksimal mungkin tanpa ada kendala yang kecil sampai dapat
berakibat fatal bagi proyek yang dikerjakan. Dapat digambarkan struktur
organisasi dari Induk Perusahaan PT. Santoso Shafanara Graha yang
khusus mengerjakan proyek FKG UB Tahap 1 ini sebagai berikut :

23
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Pelaksana dari Proyek
Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1 Universitas Brawijaya
Malang
(Sumber : Data Proyek, 2023)

Gambar 2.5 diatas adalah gambar struktur organisasi perusahaan pada


Proyek Pembangunan Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1 Universitas
Brawijaya Malang.
• Tugas – tugas Project Manager :
1. Membuat rencana proyek.
2. Mengalokasikan pekerjaan pada tim.
3. Membentuk komunikasi tim yang efektif.
4. Melakukan kalkulasi anggaran.

24
5. Mitigasi masalah dan kritis.
6. Memonitor perkembangan proyek berdasarkan Blueprint.
7. Membuat laporan untuk stakeholder.
• Tugas – tugas K3 :
1. Menerapkan ketentuan peraturan perundang – undangan tentang dan
terkait K3.
2. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi.
3. Merencanakan dan menyusun program K3
4. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3.
• Tugas – tugas Site Engineering :
1. Menyusun schedule, metode pelaksanaan dan breakdown aktivitas
bulanan dan mingguan.
2. Mengkoordinasikan kepada pemilik proyek (owner) mengenai penentuan
schedule material dan persetujuan bahan material apa saja yang akan
digunakan dalam pekerjaan.
3. Menyusun dan menyediakan shop drawing.
4. Menentukan cara pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan mudah.
5. Melakukan supervise di lapangan mengenai pelaksanaan pekerjaan.
6. Menginformasikan adanya penyimpangan waktu dan biaya yang terjadi
kepada Project Manager.
• Tugas – tugas Document Controller :
1. Memasukkan data dokumen ke dalam daftar dokumen dan memastikan
bahwa informasi yang diberikan akurat dan up to date.
2. Memastikan dokumen disahkan sebelum didistribusikan
3. Memastikan seluruh dokumen telah disosialisasikan dan didistribusikan
ke bagian yang berkepentingan
4. Memastikan seluruh dokumen disimpan dan dijaga dari kerusakan serta
mudah untuk ditelusuri
5. Menarik atau memusnahkan dokumen yang sudah kadaluarsa

25
• Tugas – tugas Ahli Mekanikal & Elektrikal :
1. Melakukan pelaksanaan sistem elektrikal yang berdasar pada perhitungan
kebutuhan
2. Melakukan Analisa dan perhitungan kebutuhan
3. Melakukan koordinasi dengan tenaga ahli yang lain
4. Mampu dalam memberikan pemecahan terhadap permasalahan yang
muncul dalam tahap pelaksanaan akibat kesalahan perencanaan
5. Menyusun, mengatur, dan mengawasi kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan seluruh instalasi listrik
• Tugas – tugas Pelaksana :
1. Menyediakan atau mempersiapkan fasilitas serta beragam sarana
yangdibutuhkan demi kelancaran pekerjaan
2. Menyiapkan semua bahan-bahan bangunan dengan kualitas yang baik
serta memenuhi persyaratan seperti yang tercantum dalam bestek
3. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan semua pekerjaan
berdasarkan pada Rencana Kerja dan juga syarat- syarat yang diminta
oleh orang yang menggunakan jasanya
4. Menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna dan menyerahkannya tepat
pada waktunya sesuai dengan surat perjanjian kontrak yang disepakati
dengan pihak pemakai
5. Selama proyek masih dalam tanggung jawab kontraktor, maka pihak
kontraktor akan terus melakukan pemeliharaan secara berkala
• Tugas – tugas Quantity Surveyor ;
1. Menghitung ukuran dari bangunan yang dikerjakan dalam meter persegi
2. Menghitung volume dari berbagai komponen bangunan
3. Berhubungan dengan perusahaan logistic dan penyedia bahan bangunan
4. Melakukan quality check
5. Melakukan pengecekan apabila terdapat perubahan dalam gambar kerja

26
• Tugas – tugas Drafter :
1. Membuat gambar perencanaan atau softdrawing
2. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata di lapangan
3. Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/surveyor
4. Membuat gambar akhir pekerjaan/asbuilt drawings
• Tugas – tugas Surveyor :
1. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk
memastikan pengukuran dilaksanakan dengan prosedur yang benar dan
menjamin data yang diperoleh akurat sesuai dengan kondisi lapangan
untuk keperluan desain atau detail desain. Alat yang digunakan oleh
surveyor dalam melaksanakan tugasnya adalah Waterpass, Theodolite,
dan Total Station
• Tugas – tugas Logistik :
1. Mencari dan mensurvei data jumlah bahan material beserta harganya dari
beberapa supplier atau took material bangunan
2. Menentukan lokasi penyimpanan bahan material konstruksi yang sudah
didatangkan ke area proyek
3. Melakukan pencatatan keluar masuknya barang serta bertanggungjawab
atas ketersediaan bahan material
4. Membuat dan menyusun berita acara mengenai penerimaan atau
penolakan bahan material setelah melalui quality control

27
2.8 Time Schedule
Time schedule adalah rencana alokasi waktu untuk menyelesaikan
masing-masing item pekerjaan proyek yang secara keseluruhan adalah
rentang waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan sebuah proyek. Dapat
dilihat dari time schedule pada saat melakukan kegiatan kerja praktek bahwa
di minggu ke-2 ( 14 Februari 2023 ) yaitu pekerjaan struktur gedung lantai 1
meliputi pekerjaan persiapan, persiapan tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan
beton yang mempunyai total bobot 3,61% sampai dengan berakhirnya
kegiatan kerja praktek yaitu di minggu ke-10 ( 14 April 2023 ) dengan bobot
66,46%. Sesuai dengan gambar dibawah berikut :

28
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN (KURVA S)
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI TAHAP I
LOKASI : UNIVERSITAS BRAWIJAYA Jl. VETERAN, MALANG

NO. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH HARGA BOBOT (%) MINGGU KE-

S/D HARI
1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
KE-120

A. PEKERJAAN PENDAHULUAN
I PERSIAPAN DAN K3 Rp 196.614.840,71 0,922% 0,231% 0,231% 0,231% 0,231%

II PEKERJAAN PENANGANAN COVID-19 Rp 2.475.000,00 0,012% 0,003% 0,003% 0,003% 0,003%

B. PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG


B.1 PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG LT.1
I PEKERJAAN PERSIAPAN Rp 629.174.396,88 2,951% 0,984% 0,984% 0,984%

II PEKERJAAN TANAH Rp 1.844.496.417,33 8,651% 2,163% 2,163% 2,163% 2,163%

III PEKERJAAN PONDASI Rp 18.816.964,09 0,088% 0,015% 0,015% 0,015% 0,015% 0,015% 0,015%

IV PEKERJAAN BETON Rp 7.203.835.254,89 33,789% 8,447% 8,447% 8,447% 8,447%

B.2 PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG LT.2


I PEKERJAAN BETON Rp 1.744.416.404,23 8,182% 2,046% 2,046% 2,046% 2,046%

B.3 PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG LT.3


I PEKERJAAN BETON Rp 1.696.877.746,02 7,959% 1,990% 1,990% 1,990% 1,990%

B.4 PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG LT.4


I PEKERJAAN BETON Rp 1.682.773.092,04 7,893% 1,973% 1,973% 1,973% 1,973%

B.5 PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG LT.5


I PEKERJAAN BETON Rp 1.663.432.677,35 7,802% 1,951% 1,951% 1,951% 1,951%

B.6 PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG LT.6


I PEKERJAAN BETON Rp 1.692.856.691,08 7,940% 1,985% 1,985% 1,985% 1,985%

B.7 PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG LT.7


I PEKERJAAN BETON Rp 1.749.606.416,96 8,206% 2,052% 2,052% 2,052% 2,052%

(Sumber : Data Proyek, 2023)


B.8 PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG LT.8/TOP FLOOR
I PEKERJAAN BETON Rp 1.020.000.204,49 4,784% 1,196% 1,196% 1,196% 1,196%

II PEKERJAAN BETON ATAP RUMAH LIFT Rp 113.879.133,18 0,534% 0,178% 0,178% 0,178%

III PEKERJAAN BAJA (angkur) Rp 22.480.000,00 0,105% 0,053% 0,053%

B.9 PEKERJAAN STRUKTUR ATAP GEDUNG


I PEKERJAAN ATAP (angkur) Rp 18.240.000,00 0,086% 0,043% 0,043%

C. PEKERJAAN PLUMBING
I INSTALASI PIPA AIR KOTOR & BEKAS Rp 12.857.130,00 0,060% 0,020% 0,020% 0,020%

II INSTALASI PIPA AIR BEKAS LAB. Rp 7.288.380,00 0,034% 0,011% 0,011% 0,011%

JUMLAH PROGRESS MINGGUAN Rp 21.320.120.749,24 100% 0,23% 3,38% 3,39% 3,39% 2,18% 8,46% 10,51% 12,50% 14,46% 7,96% 7,90% 7,96% 7,18% 5,41% 3,50% 1,50% 0,07% 0,01%

JUMLAH KUMULATIF PROGRESS MINGGUAN 0,23% 3,61% 7,01% 10,40% 12,58% 21,04% 31,55% 44,05% 58,50% 66,46% 74,36% 82,32% 89,50% 94,91% 98,41% 99,91% 99,99% 100,00%

Kedokteran Gigi Tahap 1 Universitas Brawijaya Malang


Gambar 2. 6 Kurva S atau Time Schedule Proyek Gedung Fakultas

29
BAB III
LINGKUP PEKERJAAN PROYEK
3.1 Unsur-unsur Kegiatan Proyek

Dalam sebuah proyek, terdapat 3 unsur penting dalam kegiatan pekerjaan


proyek agar bisa berjalan dengan baik, diantaranya:
1. Owner/pemilik proyek, dapat diartikan sebagai pemilik proyek atau
pemberi tugas. Owner ini ada yang perorangan, kelompok, Lembaga
swasta ataupun lembaga pemerintahan. Dari sini lah pendanaan sebuah
proyek berasal. Owner dari Proyek Pembangunan Gedung fakultas
Kedokteran Gigi Tahap 1 Universitas Brawijaya adalah jelas pihak dari
Universitas Brawijaya itu sendiri.

2. Konsultan, merupakan badan yang ditunjuk oleh owner untuk menangani


perencanaan proyek. Konsultan ini tidak hanya terdiri dari satu bidang,
terdapat banyak bidang konsultan diantaranya arsitek, konsultan struktur,
konsultan mekanikal dan elektrikal, konsultan lanskep, konsultan
interior, konsultan pencahayaan (lighting designer). Konsultan dalam
proyek ini yaitu PT. Kosa Matra Graha, selaku konsultan pengawas.

3. Kontraktor, adalah badan yang ditunjuk oleh owner (dapat ditunjuk


secara langsung atau melalui tender) sebagai pelaksana proyek.
Kontraktor inilah yang akan menerjemahkan proses perencanaan yang
disiapkan oleh para konsultan kedalam wujud yang sebenarnya. Dalam
prosesnya, pihak kontraktor akan berhubungan dengan para konsultan
untuk mempermudah pelaksanaan di lapangan. Pihak kontraktor dalam
Proyek Pembangunan Gedung fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1
Universitas Brawijaya adalah PT. Santoso Shafanara Graha.

Sebagai jembatan antara konsultan dan kontraktor, pihak owner dapat


menunjuk sebuah pihak sebagai project management. Pihak inilah yang
nantinya akan melakukan koordinasi dengan pihak yang berkaitan dalam
pelaksanaan proyek mulai dari perencanaan, persiapan kontrak hingga
pelaksanaan dan juga berperan dalam tender untuk mengundang atau kepada

30
owner untuk menentukan kontraktor yang akan ditunjuk.
3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan Proyek

a. Pekerjaan pondasi bore pile

Untuk pekerjaan pondasi bore pile menggunakan mutu beton K-300


(sesuai gambar detail). Beberapa tahapan dalam pekerjaan pondasi bore pile
sebagai berikut :
1) Persiapan lokasi (site preparation), yaitu mengukur area koordinat-
koordinat tiang bor yang direncanakan mengacu pada BM (Bench Mark)
yang ada di lokasi pekerjaan.

2) dilanjutkan dengan melaksanakan stripping, cut and fill pada lokasi


pembuatan tiang bor agar kinerja peralatan yang digunakan efisien dan
stabil. Jika diperlukan, mempersiapkan akses yang akan dilalui truk-truk
mixer dari batching plant ke lokasi pembuatan tiang bor.

3) Kemudian menentukan titik borepile sesuai dengan gambar kerja dan


Titik pusat dari pile di survey dan di tandai dengan Besi UlirPenentuan
titik lubang bor setiap saat harus dilakukan pengecekan berulang kali
karena kondisi lahan yang rusak akibat pengeboran. Penempatan alat bor
pada posisi yang telah ditentukan, kemudian dilakukan pengecekan posisi
vertikal dan horizontal.

4) Memasang stand pipe. Stand pipe dipasang dengan ketentuan bahwa


pusat dari stand pipe harus berada pada titik as bangunan pondasi yang
telah disurvei terlebih dahulu. Pemasangan stand pipe dilakukan dengan
bantuan alat berat seperti excavator.

5) Pembuatan drainase dan kolam air. Kolam air berfungsi untuk


penampungan air bersih yang akan digunakan untuk pekerjaan
pengeboran sekaligus untuk tempat penampungan air bercampur lumpur
hasil dari pengeboran. Ukuran kolam air berkisar 3m x 3m x 2,5m dan
drainase penghubung dari kolam ke stand pipe berukuran 1,2m, dan
kedalaman 0,7 m (tergantung kondisi lapangan). Jarak kolam air tidak

31
boleh terlalu dekat dengan lubang pengeboran, sehingga lumpur dalam
air hasil pengeboran mengendap dulu sebelum airnya mengalir kembali
ke lubang pengeboran.

6) Setting mesin bor.

7) Proses pengeboran (drilling work).

8) Instalasi tulangan besi ( Steel Cage )Pastikan memasukkan kerangka baja


tulangan dengan posisi tegak lurus untuk meminimalisir benturan

9) Pemasangan pipa tremie ( tremie pipe installation).

10) Pengecoran material beton (concreting).

Berdasarkan jurnal yang berjudul Kajian Metoda Pelaksanaan Pekerjaan


Pondasi Bored Pile Pada Tahap Perencanaan Pelaksanaan (I Wayan Jawat et
al., 2020) . pelaksanaan pekerjaan ada beberapa tahapan yaitu :
1. Penentuan titik pusat pile

Titik pusat dari pile di survey dan di tandai dengan angker baja. Penentuan
titik lubang bor setiap saat harus dilakukan pengecekan berulang kali
karena kondisi lahan yang rusak akibat pengeboran.

32
Gambar 3.1 Keyplan Borepile
(Sumber : Data Proyek, 2023)

33
2. Pekerjaan Pengeboran

Pengeboran menggunakan metode wet drilling. Tanah dikikis dengan


menggunakan mata bor cross bit pengikisan tanah dibantu dengan tiupan
air lewat lubang stang bor yang dihasilkan pompa NS80, Hal ini
menyebabkan tanah yang terkikis terdorong keluar dari lubang bor.

Gambar 3.2 Pengeboran Borepile


(Sumber : Data Pribadi, 2023)
3. Pekerjaan Pembesian

Besi yang digunakan adalah besi spiral.

Gambar 3.3 Pengeboran Borepile


(Sumber : Data Pribadi, 2023).

34
4. Pekerjaan Pengecoran

Pengecoran dilakukan dengan bantuan pipa tremi.

Gambar 3.4 Izin Kerja Pengecoran Borepile


(Sumber : Data Proyek, 2023).

Gambar 3.5 Pengecoran Borepile


(Sumber : Data Pribadi, 2023).

35
b. Pekerjaan pondasi pile cap

Pekerjaan pilecap diawali dengan pekerjaan persiapan yaitu menentukan


as pilecap dengan menggunakan theodolite dan waterpass berdasarkan shop
drawing yang dilanjutkan dengan pemasangan patok as pilecap.
Selanjutnya pekerjaan galian, dengan kedalaman penggalian disesuaikan
dengan dimensi pilecap. Dalam pekerjaan pembangunan ini dapat beberapa
tipe pilecap yaitu sebagai berikut :
1. Pilecap PC 1( 4200 x 4200 x 4200 x 4200 ) dengan kedalaman 17000

2. Pilecap PC 2 ( 2700 x 4200 x 2700 x 4200 ) dengan kedalaman 17000

3. Pilecap PC 3 ( 3321 x 3321 x 3321 x 3321 ) dengan kedalaman 17000

4. Pilecap PC 4 ( 2700 x 2700 x 2700 x 2700 ) dengan kedalaman 17000

5. Pilecap PC 5 ( 2700 x 2700 x 1200 x 1200 ) dengan kedalaman 17500

6. Pilecap PC 6 ( 1200 x 1200 x 1200 x 1200 ) dengan kedalaman 17500

7. Pilecap PG 1 ( 8700 x 8700 x 8700 x 8700 ) dengan kedalaman 1600

8. Pilecap PG 2 ( 10200 x 13200 x 10200 x 13200 ) dengan kedalaman


16000

9. Pilecap PG 3 ( 4200 x 8700 x 4200 x 8700 ) dengan kedalaman 17150

10. Pilecap PG 4 ( 2700 x 7200 x 2700 x 7200 ) dengan kedalaman 17150

11. Pilecap PG 5 ( 2700 x 5700 x 2700 x 5700 ) dengan kedalaman 17000

12. Pilecap PG 6 ( 4200 x 7200 x 4200 x 7200 ) dengan kedalaman 17000

Berdasarkan jurnal yang berjudul Kajian Metoda Pelaksanaan Pekerjaan


Pondasi Bored Pile Pada Tahap Perencanaan Pelaksanaan (I Wayan Jawat
et al., 2020) . pelaksanaan pekerjaan pilecap ada beberapa tahapan yaitu :
1. Pekerjaan persiapan

a) Pekerjaan pile cap diawali dengan pekerjaan persiapan, yaitu dengan


pekerjaan galian timbunan bored pile, cor lantai kerja, lalu menentukan

36
as pile cap dan penandaan posisi bekisting yang akan dipasang
menggunakan theodolit dan waterpass.

IJIN PEKERJAAN

Nama Proyek : PEMBANGUNAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHAP 1


Pemilik Proyek : UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Kontraktor : PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA
Konsultan Pengawas : PT. KOSA MATRA GRAHA
Tanggal Ijin : Rabu, 22 Februari 2023
Tanggal Pelaksanaan : Kamis, 23 Februari 2023

No URAIAN PEKERJAAN

1 Pekerjaan Pile Cap

LOKASI GAMBAR

Universitas Brawijaya Terlampir

METODE KERJA

1 Pekerjaan persiapan, dilakukan pengukuran untuk menentukan as pilecap sesuai dengan shopdrawing
2 dilakukan pekerjaan galian tanah sesuai dengan elevasi pada gambar shopdrawing
3 dilakukan pembobokan kepala borpile sesuai dengan detail pada gambar shopdrawing
4 pekerjaan urugan pasir dan lantai kerja dilakukan
5 bekisting dipasang sesuai dengan ukuran masing - masing pilecap
6 dipasang pembesian pilecap sesuai dengan gambar detail shopdrawing
7 pengecoran dapat dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan atau checklist dengan pengawas
8 jika terdapat catatan terhadap hasil ceklist tersebut maka dilakukan perbaikan terlebih dahulu
9 pengecoran menggunakan beton dengan mutu f'c=29,05 Mpa dengan slump 18 + 2

TENAGA KERJA PERALATAN MATERIAL

8 Orang excavator beton mutu f'c = 29.05


theodolit besi beton
Alat Bobok Bekisting
Palu

DISETUJUI/ DITOLAK dengan catatan

DIPERIKSA DAN DISETUJUI : DIBUAT :


KONSULTAN PENGAWAS KONTRAKTOR PELAKSANA
PT. KOSA MATRA GRAHA PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA

Ali Imron, ST. Bambang Supriyono, ST.


Team Leader Manager Proyek

MENGETAHUI/MENYETUJUI :
KETUA TIM TEKNIS
PROJECT MANAGEMENT UNIT
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Prof. Dr. Ir. As'ad Munawir, M.T


NIP. 195911111986011003

Gambar 3.6 Izin kerja pekerjaan pile cap


(Sumber : Data Proyek, 2023).

Gambar 3.7 Keyplan pondasi pile cap


(Sumber : Data Proyek, 2023).

37
b) Pekerjaan galian, metode untuk pekerjaan penggalian dengan
menggunakan alat backhoe dan memotong cor atas bored pile
menggunakan drilling/hammer

Gambar 3.7 Galian dan drilling cor Borepile


(Sumber : Data Pribadi, 2023).

Gambar 3.8 Cor lantai kerja pilecap


menggunakan concrete bucket
(Sumber : Data Pribadi, 2023).

38
2. Pekerjaan Pembesian Pile Cap

Adapun langkah-langkah pekerjaan pembesian pile cap yaitu sebagai


berikut:
a) Memotong besi-besi sesuai dengan ukuran serta syarat-syarat
pembengkokan dan penjangkaran.

b) Setelah selesai dipotong, tahap selanjutnya adalah perakitan pembesian


pile cap.

Gambar 3.9 Perakitan Rabatan Pile Cap


(Sumber : Data Pribadi, 2023).

Gambar 3.10 Perakitan Rabatan Pile Cap


(Sumber : Data Pribadi, 2023).

39
3. Pekerjaan Bekisting Pile Cap

Bekisting dibuat dengan triplek, karena triplek cukup kuat untuk menahan
beban sebagai bekisting serta cukup murah dan mudah dilepas.

Gambar 3.11 Perakitan Bekisting Pile Cap


(Sumber : Data Pribadi, 2023).

4. Pekerjaan pengecoran pile cap

Untuk pengecoran pile cap dalam proyek ini menggunakan tenaga manual
dengan menggunakan alat concrete mixer sesuai dengan rencana. Sebelum
dimulainya pengecoran pile cap, terlebih dahulu dibersihkan di lokasi
pengecoran, kemudian membuat batas pengecoran pile cap dan agar beton
dapat masuk kedalam tulangan pile cap maka digunakan alat vibrator untuk
meratakan serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton dapat memadat dan
terakhir menghentikan pengecoran serta meratakan atau menghaluskan
permukaan beton.
Setelah dibandingkan dengan literatur ditemukan perbedaan yaitu pada
saat pengecoran ,digunakan ready mix dengan bantuan truck mixer,hal ini
dilakukan untuk mempercepat proses pengecoran

40
Gambar 3.12 Pengecoran Pile Cap
(Sumber : Data Pribadi, 2023).

Gambar 3.13 Cor Pile Cap dan pelepasan bekisting


(Sumber : Data Pribadi, 2023).

c. Pekerjaan Sloof

41
Balok sloof merupakan bagian struktur bawah yang berfungsi untuk
meneruskan beban dengan rata dari atas ke pondasi, untuk konstruksi sloof
tidak diperhitungkan. Balok sloof pada Proyek Pembangunan Gedung
Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1, seperti dibawah ini.
• S-1 33 x 60

• S-2 30 x 50

• S-L1 20 x 40

• S-L2 20 x 50

Dalam pekerjaan sloof membutuhkan suatu metode pelaksanaan seperti


pekerjaan konstruksi pada umumnya. Dalam pekerjaan sloof metode
pelaksanaannya seperti pada bagan dibawah ini.

1. Pekerjaan Persiapan

Seperti pada pekerjaan sebelumnya dibutuhkan izin untuk melanjutkan


pekerjaan oleh Konsultan Perencana menggunakan surat izin.

IJIN PEKERJAAN

Nama Proyek : PEMBANGUNAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHAP 1


Pemilik Proyek : UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Kontraktor : PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA
Konsultan Pengawas : PT. KOSA MATRA GRAHA
Tanggal Ijin : 25 Februari 2023
Tanggal Pelaksanaan : 26 Februari 2023

No URAIAN PEKERJAAN

1 Pekerjaan Sloof

LOKASI GAMBAR SHOP DRAWING

Universitas Brawijaya Terlampir

METODE KERJA

TERLAMPIR

TENAGA KERJA PERALATAN MATERIAL

8 Orang Total Station beton mutu f'c = 29.05


Palu besi beton
Pipa Support Bekisting
Meteran
Talang Cor

DISETUJUI/ DITOLAK dengan catatan

DIPERIKSA DAN DISETUJUI : DIBUAT :


KONSULTAN PENGAWAS KONTRAKTOR PELAKSANA
PT. KOSA MATRA GRAHA PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA

Ali Imron, ST. Bambang Supriyono, ST.


Team Leader Manager Proyek
MENGETAHUI/MENYETUJUI :
KETUA TIM TEKNIS
PROJECT MANAGEMENT UNIT
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Prof. Dr. Ir. As'ad Munawir, M.T


NIP. 195911111986011003

Gambar 3.14 Izin pekerjaan sloof


(Sumber : Data Proyek, 2023).

42
Gambar 3.15 Denah Sloof
(Sumber : Data Proyek, 2023).

Gambar 3.16 Detail Sloof


(Sumber : Data Proyek, 2023).

• Pekerjaan pembersihan lapangan terdiri dari pembersihan lahan dari

sisa galian, besi, sampah, air, bahan lainnya yang dapat mengganggu

proses pelaksanaan sloof.

43
• Persiapan alat dan bahan sebelum pekerjaan dilaksanakan.

2. Pekerjaan Pengukuran

• Pekerjaan pengukuran ini bertujuan untuk mengatur titik as sloof


berdasarkan shop drawing dengan memasangkan patok as sloof untuk
mendapatkan posisi yang susuai dengan gambar rencana.

• Pekerjaan ini dibantu dengan menggunakan alat theodolite, meteran,


benang dan selang air, serta melibatkan 2 orang pekerja dalam proses
pengerjaannya.

3. Pekerjaan Pembesian

• Pemotongan tulangan menggunakan bar cutter sesuai dengan panjang


yang sudah direncanakan.

• Melakukan pembengkokkan tanah menggunakan bar bender di lokasi


yang berbeda tetapi masih satu lapangan. Panjang pembengkokan kait ±
5cm.

• Perakitan dan pemasangan besi tulangan yaitu dirangkai ditempat yang


akan dilkaukan pengecoran

• Tulangan diikat menggunakan kawat bendrat antara tulangan utama dan


tulangan geser agar saat pengecoran tidak bergeser. - Didalam balok
sloof terdapat bagian tulangan tumpuan dan lapangan, dimana untuk
tumpuan sebesar ¼ panjang sloof, sedangkan untuk tulangan lapangan
adalah ½ panjang sloof.

• Pemasangan beton decking pada rangkaian tulangan balok sloof untuk


menjaga jarak selimut beton tidak berubah selama proses pengecoran.
Beton decking berbentuk silinder dengan ketebalan 7,5 cm. -
Pemasangan tulangan geser dengan jarak 100 cm.

44
Gambar 3.17 Pekerjaan Pembesian Sloof
(Sumber : Data Pribadi, 2023).

4. Pekerjaan Bekisting

• Pemotongan multipleks meranti dengan ukuran yang sesuai pada sloof


yang terdapat dilapangan menggunakan gerinda.

• Setelah besi sloof dipasang diatas tanah, multipleks dipasang tegak


dikedua sisi luarnya, beri jarak 3 cm untuk selimut beton

• Bekisting juga diperkuat dengan skor besi yang dibuat dari balok besi
agar tidak rusak dan pecah daat pengecoran. Skor besi dipasang setiap
jarak 30 cm.

• Saat pemasangan bekisting perlu diperhatikan kebersihan pada cetakan


area sloof diusahakan area tersebut dalam keadaan bersih. - Bekisting
harus rapat dan tidak boleh bocor saat dilakukan pekerjaan pengecoran.

45
Gambar 3.18 Pekerjaan Bekisting Sloof
(Sumber : Data Pribadi, 2023).

5. Pekerjaan Pengecoran

• Saat pengecoran dilakukan pemadatan menggunakan alat vibrator yang


berfungsi untuk mengisi ruang bekisting dan agar tidak terdapat rongga
udara didalamnya serta mencapai kepadatan maksimum.

• Jika pengecoran dilaksanakan secara bertahap seperti pengecoran


sepanjang 1/4 panjang sloof, maka tempat sloof akan ditutup
menggunakan multipleks dengan bagian bawah terbuka sedikit dan
permukaan yang kasar. Hal tersebut dilakukan jika akan dilakukan
pengecoran selanjutnya tekstur beton lama akan sama dengan beton
baru.

• Lamanya pengecoran sloof sekitar 10 - 15 menit.

• Setelah beton terpenuhi pada cetakan sloof maka selanjutnya


melakukan pemerataan.

46
IJIN PEKERJAAN PENGECORAN

Nama Proyek : PEMBANGUNAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHAP 1


Pemilik Proyek : UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Kontraktor : PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA
Konsultan Pengawas : PT. KOSA MATRA GRAHA
Tanggal Ijin : 28 Februari 2023
Tanggal Pelaksanaan : 01 Maret 2023

No URAIAN PEKERJAAN

1 Pekerjaan Sloof
2. Sepatu Kolom
LOKASI GAMBAR

Universitas Brawijaya Terlampir

METODE KERJA

1 Pekerjaan persiapan, dilakukan pengukuran dan dipatok untuk menentukan ukuran dimensi Sloof sesuai dengan shopdrawing
2 dilakukan pekerjaan bekisting bodeman sesuai dengan detail pada gambar shopdrawing
3 dilakukan pekerjaan pembesian Sloof dan Sepatu Kolom sesuai dengan detail pada gambar shopdrawing
4 bekisting tembereng dipasang sesuai dengan ukuran masing - masing tipe Sloof dan diperkuat dengan pipa support
5 pengecoran dapat dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan atau checklist dengan pengawas
6 jika terdapat catatan terhadap hasil ceklist tersebut maka dilakukan perbaikan terlebih dahulu
7 pengecoran menggunakan beton dengan mutu f'c=29,05 Mpa dengan slump 10 + 2

TENAGA KERJA PERALATAN MATERIAL

8 Orang theodolit beton mutu f'c = 29.05


Palu besi beton
Pipa Support Bekisting
Meteran
Talang Cor

DISETUJUI/ DITOLAK dengan catatan

DIPERIKSA DAN DISETUJUI : DIBUAT :


KONSULTAN PENGAWAS KONTRAKTOR PELAKSANA
PT. KOSA MATRA GRAHA PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA

Ali Imron, ST. Bambang Supriyono, ST.


Team Leader Manager Proyek
MENGETAHUI/MENYETUJUI :
KETUA TIM TEKNIS
PROJECT MANAGEMENT UNIT
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Prof. Dr. Ir. As'ad Munawir, M.T


NIP. 195911111986011003

Gambar 3.19 Izin Pengecoran Sloof


(Sumber : Data Proyek, 2023).

47
Gambar 3.20 Pekerjaan Pengecoran Sloof
(Sumber : Data Pribadi, 2023).
d. Pekerjaan Kolom

Pada Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Brawijaya Tahap 1, pekerjaan kolom terdiri dari penentuan as
kolom (marking), pembuatan penulangan kolom, pemasangan tulangan
kolom, pembuatan bekisting kolom, pemasangan bekisting kolom, kemudian
pengecoran kolom dan diakhiri dengan pembongkaran bekisting kolom.
Pekerjaan kolom dilakukan atau dimulai setelah pekerjaan pengecoran
pilecap selesai dilakukan.
Selain itu, dalam setiap kegiatan yang dilakukan dalam pekerjaan kolom
akan terdapat unsur pengawasan dan pengecekan untuk mengontrol
pelaksanaan agar pekerjaan sesuai dengan perencanaan. Untuk pengawasan
dan pengecekan dilakukan setelah penentuan as kolom (marking),
pemasangan tulangan kolom, pembuatan bekisting kolom, pemasangan
bekisting kolom. Dan sebelum dilakukan pengecoran, akan dilakukan
pengecekan mutu beton dengan melakukan slump test yang diawasi oleh
kontarktor pelaksana dan konsultan pengawas.Kolom yang dibuat sesuai shop
drawing yaitu dengan ukuran sebagai berikut :
1) Kolom K-1A= 70 cm x 70 cm

2) Kolom K-1B = 70 cm x 70 cm

3) Kolom K-1C = 70 cm x 70 cm

48
4) Kolom K-2 = 50 cm x 50 cm

5) Kolom K-3 = 80 cm x 80 cm

6) Kolom KL-1 = 60 cm x 35 cm x 25 cm

7) Kolom KL-2 = 55 cm x 35 cm x 20 cm

8) Kolom KT-1 = 95 cm x 35 cm x 25 cm

9) Kolom KI-1 = 60 cm x 20 cm

10) RW-1 = Tebal 25 cm

1. Pekerjaan Persiapan

Perkerjaan persiapan yang dilakukan dalam pekerjaan kolom yaitu


dilakukan penyiapan alat dan bahan untuk mendukung proses pekerjaan.
Pekerjaan persiapan dapat dilakukan dengan menyiapkan material dan
peralatan kebutuhan seperti baja tulangan, plywood, scaffolding, dan
concrete bucket serta lainnya. Selain itu pekerjaan persiapan dilakukan
dengan melakukan pengajuan izin kerja pekerjaaan kolom kepada
konsultan pengawas. Bila izin kerja dari konsultan pengawas telah
disetujui maka pelaksanaan pekeerjaan kolom dapat dilaksankan. Dengan
format form izin kerja yang diajukan oleh kontraktor pelaksana kepada
konsultan pengawas sebagai berikut.

49
IJIN PEKERJAAN

Nama Proyek : PEMBANGUNAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHAP 1


Pemilik Proyek : UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Kontraktor : PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA
Konsultan Pengawas : PT. KOSA MATRA GRAHA
Tanggal Ijin : 26 Februari 2023
Tanggal Pelaksanaan : 27 Februari 2023

No URAIAN PEKERJAAN

1 Pekerjaan Kolom

LOKASI GAMBAR SHOP DRAWING

Universitas Brawijaya Terlampir

METODE KERJA

TERLAMPIR

TENAGA KERJA PERALATAN MATERIAL

8 Orang Total Station beton mutu f'c = 29.05


Palu besi beton
Pipa Support Bekisting
Meteran
Bucket cor

DISETUJUI/ DITOLAK dengan catatan

DIPERIKSA DAN DISETUJUI : DIBUAT :


KONSULTAN PENGAWAS KONTRAKTOR PELAKSANA
PT. KOSA MATRA GRAHA PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA

Ali Imron, ST. Bambang Supriyono, ST.


Team Leader Manager Proyek
MENGETAHUI/MENYETUJUI :
KETUA TIM TEKNIS
PROJECT MANAGEMENT UNIT
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Prof. Dr. Ir. As'ad Munawir, M.T


NIP. 195911111986011003

Gambar 3.21 Izin Pekerjaan Kolom


Sumber : Data Proyek, 2023).

Gambar 3.22 Salah satu contoh Denah Kolom

50
(Sumber:Data Proyek, 2023).

2. Pekerjaan Penulangan

Gambar 3.23 Detail Penulangan Kolom


(Sumber : Data Proyek, 2023).
Proses pekerjaan pembesian atau fabrikasi baja tulangan pada proyek
ini dilakukan pada tempat lain tetapi masih dalam lokasi proyek.
Ketentuan panjang Untuk Panjang tulangan yang digunakan dalam
fabrikasi tulangan utama yaitu ½ bentang panjang per lantai diatas plat
lantai dan dibawah plat lantai ditambahkan dengan 2 kali 45 kali
diameter (2×45×D) untuk panjang lewatan. Berdasarkan pengamatan
pada lokasi proyek konstruksi, pada proyek ini memperhatikan beberapa
hal seperti sebagai berikut untuk pembesian kolom.
1. Pekerjaan pembesian atau perakitan tulangan kolom (fabrikasi
baja tulangan) dilakukan pada tempat lain di dalam lokasi
proyek. Fabrikasi tulangan kolom dilakukan diruang terbuka
atau luar ruangan.

51
Gambar 3.24 Fabrikasi Tulangan Kolom
dalam Lokasi Proyek
(Sumber : Data Pribadi, 2023).

2. Pembesian pada proyek ini dilakukan dengan melakukan


pembuatan tulangan sesuai jenis tulangan seperti tulangan
longitudinal (utama), dan tulangan sengkang dan kemudian
dilakukan perakitan.

3. Perakitan baja tulangan untuk kolom harus dilakukan sesuai


dengan Gambar rencana Shop Drawing.

3. Pekerjaan Pemasangan Kolom

1. Setelah tulangan selesai dirakit sesuai dengan panjang gambar


rencana, untuk baja tulangan tersebut akan dipindahkan dan
diangkut dengan menggunakan Tower Crane ke titik kolom
sesuai dengan lokasi yang akan dipasang. Perletakan baja
tulangan kolom dilakukan oleh salah satu pekerja yang akan
berkoordinasi dengan pekerja yang mengendalikan Tower
Crane agar sesuai dengan penyambungan tulangan
dibawahnya.

52
Gambar 3.25 Pengangkutan Pembesian Dengan Tower Crane
(Sumber : Data Pribadi, 2023).

2. Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu


dipasang beton decking sesuai ketentuan. Beton deking ini
berfungsi sebagai selimut beton.

3. Selanjutnya dipasang scaffolding (perancah) pada tulangan


kolom yang berfungsi untuk menyangga agar tulangan dapat
berdiri tegak.

Gambar 3.26 Pemasangan Scaffolding (Perancah)


Pada Tulangan Kolom

(Sumber : Data Pribadi, 2023).

53
4. Selanjutnya dilakukan pemasangan beskiting kolom dengan
bantuan Tower Crane (TC). Dimana sebelum pemasangan
bekisting dilakukan pengecekan jumlah dan jenis tulangan
kolom (checklist) oleh konsultan pengawas.

4. Pekerjaan Bekisting

1. Setelah pembuatan bekisting telah dilakukan, maka bekisting


tersebut akan diangkut dan pindahkan menuju titik kolom yang
telah dipasang pembesian kolom dengan bantuan Tower Crane
(TC). Perletakan akan dilakukan dengan pekerja di lokasi
kolom berkoordinasi dengan pekerja yang mengendalikan
Tower Crane agar sesuai dengan letak pembesian kolom.

Gambar 3.27 Perletakan Bekisting Kolom


(Sumber : Data Pribadi, 2023).

2. Setelah dilakukan Perletakan bekisting kolom, akan dilakukan


pemasangan push pull sebagai pengaku dan penyangga agar
bekisting berdiri tegak. Push pull merupakan support yang
sebagai penyangga agar saat pengecoran, kolom tidak miring
ataupun goyang. Memasang support pada keempat sisi kolom

54
stsu detiap sisi kolom. Dengan perhitungan kebutuhan push pull
didapat dengan 4 kali n (jumlah kolom).

55
Gambar 3.28 Pemasangan Push pull pada Bekisting Kolom
(Sumber : Data Pribadi, 2023).

3. Selanjut dipasang beton decking pada bekisting kolom sebagai


alat bantu dalam mengatur atau mengecek kelurusan (berdiri
tegak) bekisting kolom.

Gambar 3.29 Pemasangan Beton Decking Pada Bekisting Kolom


(Sumber : Data Pribadi, 2023).

56
4. Selanjutnya bila pemasangan bekisting telah dilakukan maka
konsultan pengawas akan melakukan pengecekan (checklist)
pada pekerjaan bekisting kolom. Pengecekan dilakukan pada
ukuran atau dimensi bekisting dengan rencana, elevasi posisi
vertikal dan horizontal, perkuatan bekisting, selimut beton, dan
kebersihan beton.

5. Pekerjaan Pengecoran

IJIN PEKERJAAN PENGECORAN

Nama Proyek : PEMBANGUNAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHAP 1


Pemilik Proyek : UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Kontraktor : PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA
Konsultan Pengawas : PT. KOSA MATRA GRAHA
Tanggal Ijin : 26 Februari 2023
Tanggal Pelaksanaan : 27 Februari 2023

No URAIAN PEKERJAAN

1 Pekerjaan Kolom

LOKASI GAMBAR

Universitas Brawijaya Terlampir

METODE KERJA

1 Pekerjaan persiapan, dilakukan pengukuran dan dipatok untuk menentukan ukuran dimensi Kolom sesuai dengan shopdrawing
2 dilakukan pekerjaan pembesian sesuai dengan detail pada gambar shopdrawing
3 Sebelum ditutup Bekisting harus dilakukan checklist bersama Pengawas lapangan
4 jika terdapat catatan terhadap hasil ceklist tersebut maka dilakukan perbaikan terlebih dahulu
5 Bekisting dipasang sesuai dimensi kolom dan harus di ukur kembali untuk kelurusan kolom
6 pengecoran dapat dilakukan apabila bekisting sudah diberi perkuat dengan support untuk menjaga kelurusan kolom
7 pengecoran menggunakan beton dengan mutu f'c=29,05 Mpa dengan slump 10 + 2

TENAGA KERJA PERALATAN MATERIAL

8 Orang Total Station beton mutu f'c = 29.05


Palu besi beton
Pipa Support Bekisting
Meteran
Bucket Cor

DISETUJUI/ DITOLAK dengan catatan

DIPERIKSA DAN DISETUJUI : DIBUAT :


KONSULTAN PENGAWAS KONTRAKTOR PELAKSANA
PT. KOSA MATRA GRAHA PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA

Ali Imron, ST. Bambang Supriyono, ST.


Team Leader Manager Proyek
MENGETAHUI/MENYETUJUI :
KETUA TIM TEKNIS
PROJECT MANAGEMENT UNIT
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Prof. Dr. Ir. As'ad Munawir, M.T


NIP. 195911111986011003

Gambar 3.30 Izin Pengecoran Kolom


(Sumber : Data Proyek, 2023).

1. Pengecoran dilakukan memindahkan beton ready mix dari truck


mixer ke concrete bucket. Pengecoran dilakukan dengan
menggunakan concrete bucket yang dihubungkan dengan pipa
tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9 m3.

57
2. Selanjutnya concrete bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan Tower crane untuk memudahkan pengerjaan
pengecoran pada lokasi yang sulit dijangkau.

3. Dilakukan penuangan beton dilakukan secara bertahap untuk


menghindari terjadinya segregasi (pemisahan agregat yang
dapat mengurangi mutu beton). Cara menempatkan adukan
beton yang tidak benar dan tinggi jatuh pengecoran lebih dari
1,5 m maka akan menyebabkan adukan beton mengalami
segregasi. Oleh karena itu, untuk menghindari tinggi jatuh
beton segar lebih dari 1,5 m maka digunakan pipa tremi sebagai
alat bantu.

4. Dan selama proses penuangan pengecoran berlangsung,


pemadatan beton dibantu dengan concrete vibrator. Hal
tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara
serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.

Gambar 3.31 Proses Pengecoran Dengan


Bantuan Concrete Vibrator
(Sumber : Data Pribadi, 2023).

58
e. Pekerjaan Balok dan Plat Lantai

Pada kegiatan praktik kerja industri proyek pembangunan Gedung


Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya Tahap 1 ini, dilakukan
pengamatan terhadap pelaksanaan pekerjaan balok dan pelat lantai. Pekerjaan
balok dan pelat lantai dilaksanakan setelah pekerjaan kolom selesai. Balok
yang digunakan memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2
macam, yaitu balok utama (balok induk) dan balok anak. Semua perkerjaan
balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari
pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.
Pekerjaan balok dan pelat lantai meliputi beberapa kegiatan atau tahapan
antara lain penentuan as balok dan plat lantai, fabrikasi bekisting balok dan
plat lantai, pemasangan bekisting balok dan pelat lantai, pembesian balok,
pembesian pelat lantai, pengecoran balok dan pelat lantai, serta
pembongkaran bekisting balok dan pelat lantai dan dilanjutkan dengan
perawatan beton.
Selain itu, dalam setiap kegiatan yang dilakukan dalam pekerjaan balok
dan pelat lantai akan terdapat unsur pengawasan dan pengecekan untuk
mengontrol pelaksanaan agar pekerjaan sesuai dengan perencanaan. Untuk
pengawasan dan pengecekan dilakukan setelah penentuan elevasi balok dan
pelat lantau, pemasangan tulangan balok, pemasangan bekisting balok,
pemasangan tulangan pelat lantai. Dan sebelum dilakukan pengecoran, akan
dilakukan pengecekan mutu beton dengan melakukan slump test yang
diawasi oleh kontraktor pelaksana dan konsultan pengawas.

59
1. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan yang dilakukan dalam pekerjaan balok dan


pelat lantai yaitu dilakukan pengajuan ijin kerja. Kontraktor pelaksana
akan melakukan pengajuan izin kerja untuk pekerjaan balok dan pelat
lantai. Pengajuan dilakukan kepada konsultan pengawas dan perlu
persetujuan ijin kerja tersebut untuk dapat memulai pekerjaan balok dan
pelat lantai. Setelah pengajuan izin kerja disetujui oleh konsultan
pengawas, maka kontraktor dapat melakukan balok dan pelat. Dimulai
dengan persiapan alat dan material untuk mendukung proses pekerjaan.
Persiapan alat dan material dapat berupa persiapan material baja
tulangan, Multiplek/plywood, peralatan scafflolding, dan concrete bucket
dan lainnya.
Pengajuan ijin kerja kepada konsultan pengawas oleh kontraktor
pelaksana

IJIN PEKERJAAN

Nama Proyek : PEMBANGUNAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHAP 1


Pemilik Proyek : UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Kontraktor : PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA
Konsultan Pengawas : PT. KOSA MATRA GRAHA
Tanggal Ijin : 03 Maret 2023
Tanggal Pelaksanaan : 04 Maret 2023

No URAIAN PEKERJAAN

1 Pekerjaan Balok dan Plat

LOKASI GAMBAR SHOP DRAWING

Universitas Brawijaya Terlampir

METODE KERJA

TERLAMPIR

TENAGA KERJA PERALATAN MATERIAL

8 Orang Total Station beton mutu f'c = 29.05


Palu besi beton
Pipa Support Bekisting
Meteran
Bucket cor

DISETUJUI/ DITOLAK dengan catatan

DIPERIKSA DAN DISETUJUI : DIBUAT :


KONSULTAN PENGAWAS KONTRAKTOR PELAKSANA
PT. KOSA MATRA GRAHA PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA

Ali Imron, ST. Bambang Supriyono, ST.


Team Leader Manager Proyek
MENGETAHUI/MENYETUJUI :
KETUA TIM TEKNIS
PROJECT MANAGEMENT UNIT
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Prof. Dr. Ir. As'ad Munawir, M.T


NIP. 195911111986011003

Gambar 3.32 Izin Kerja Pekerjaan Balok


Dan Pelat Lantai
(Sumber : Data Pribadi, 2023).

60
Gambar 3.33 Contoh Denah Balok dan Pelat Lantai
(Sumber : Data Pribadi, 2023).

2. Penentuan Elevasi Balok dan Pelat Lantai

Penentuan elevasi balok dan pelat lantai harus dilakukan secara


cermat dan teliti, agar menghasilkan dan memastikan elevasi atau
kerataan ketinggian yang sama dalam pembuatan balok dan pelat lantai.
Penentuan ini dilakukan dengan mengukur dari kolom atau dinding yang
telah dilabeling. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur total station
berupa waterpass.

3. Fabrikasi Tulangan Balok dan Pelat Lantai

Proses pekerjaan pembuatan tulangan atau fabrikasi baja tulangan


beton pada proyek ini dilakukan pada tempat lain tetapi masih dalam
lokasi proyek. Proses pembuatan tulangan balok dan pelat lantai meliputi
pemotongan dan pembengkokan sesuai dengan jenis tulangan penyusun.
Untuk tulangan balok terdiri dari tulangan utama (longitudinal) dan
tulangan sengkang serta tulangan cross ties. Dan untuk tulangan pelat
lantai terdiri dari tulangan utama bagian atas, tulangan utama bagian

61
bawah dan tulangan tambahan pada bagian lapangan. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan selama masa Praktik Kerja Industri pada
proyek ini, untuk metode pelaksanaan pekerjaan pembuatan tulangan
balok dan pelat lantai yaitu sebagai berikut:
1. Dilakukan persiapan peralatan dan material yang akan digunakan
seperti tulangan besi balok dan pelat, bar bender, bar cutter, dan
lainnya.

2. Dilakukan pemotongan untuk tulangan utama balok dengan bar

cutter sesuai dengan kebutuhan panjang tulangan utama balok

dan pelat.
Gambar 3.34 Pemotongan Tulangan Untuk
Kebutuhan Balok dan Pelat
(Sumber : Data Pribadi, 2023).

3. Selanjutnya dilakukan pembuatan tulangan sengkang balok


dengan melakukan pembengkokan tulangan menggunakan bar
bender.

62
Gambar 3.35 Pembengkokan Tulangan
(Sumber : Data Pribadi, 2023).

4. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem fabrikasi di lokasi


lain dalm proyek dan pemasangan atau perakitan dilakukan
diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian pelat
dilakukan dilakukan di atas bekisting pelat yang sudah jadi.

4. Pekerjaan Pembuatan Bekisting Balok dan Pelat Lantai

Bekisting yang digunakan merupakan jenis bekisting semi


konvensional yang terdiri dari Multiplek/plywood dan besi hollow dengan
penyengga dari scaffolding. Scaffolding yang digunakan berupa frame
scaffolding. Pemotongan Multiplek/plywood harus sesuai gambar dan
teliti.
5. Pekerjaan Pemasangan Tulangan Balok

Pembesian balok dilakukan bersamaan dengan perakitan bekisting


balok. Dan perakitan pembesian balok dengan metode pelaksanaan
sebagai berikut:
1. Untuk pembesian balok pada awalnya dilakukan fabrikasi di
tempat lain berupa pemotongan tulangan utama dan pemotongan
serta pembengkokan tulangan sengkang, dan besi kemudian
diangkat menggunakan tower crane ke lokasi yang akan
dipasang.

63
2. Baja tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas
bekisting balok.

3. Perakitan tulangan balok dilakukan dengan menyambungkan


tulanganutama bagian atas dan bagian bawah terlebih dahulu. dan
ujung besi balok dimasukkan ke kolom serta disambungkan
dengan sisi sebelah kanan atau kiri dari balok yang akan dirakit.
Panjang sambungan lewatan untuk bagian balok ini yaitu 45 kali
diameter tulangan (45.D).

4. Selanjutnya dimasukkan tulangan sengkang dengan jarak sesuai


dengan detail tipe balok yang akan dilakukan perakitan sesuai
dengan bagian tumpuan dan lapangan. Dan kemudian direkatkan
dengan kawat bendrat secara silang.

5. Kemudian dipasangkan beton decking umtuk jarak selimut beton


pada alas dan saming balok lalu diikat.

6. Pekerjaan Bekisting Balok

Pekerjaan perakitan bekisting balok dilakukan bersamaan dengan


pembesian pada balok. Dengan pelaksanaan pekerjaan perakitan
bekisting balok sebagai berikut. Berdasarkan pengamatan dilapangan,
Pada pekerjaan bekisiting untuk balok lantai 2 dan 3 pada proyek
pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya
Tahap 1 ini untuk tahap pemasangan bekisting balok adalah sebagai
berikut:
1. Dilakukan pemasangan scaffolding (perancah) dengan masing –
masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan kebutuhan di
lapangan, baik untuk bekisting balok. Jarak pemasangan antar
tiang scaffolding satu dengan lainnya tidak boleh dari 2 m,
dikarenakan untuk menghindari terjadinya lendutan pada balok

64
dan kerusakan pada panel bekisting (Multiplek/plywood) akibat
tidak mampu dalam menahan beton segar yang berada diatasnya.

2. Pada pemasangan scaffolding (perancah) perlu diperhatikan


terkait ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack
atau U-head jack nya.

3. Selanjutnya pada U-head dipasang frame balok suri-suri dari 2


buah profil persegi (hollow), di-couple menjadi sebuah batang
profil ukuran 50 mm x 70 mm yang kuat dan kaku serta
dipasangan tiap jarak 100 cm atau sesuai jarak scaffolding dengan
arah melintangnya.

4. Selanjutnya diatas Balok suri-suri, dengan jarak kurang lebih 200


cm (± 2 m) dilakukan pemasangan tembereng sebagai penahan
samping sisi bekisting balok yang sangat mudah dipasang pada
balok suri-suri dengan kuncian wing nut di bagian bawah.

5. Dan kemudian dipasang frame besi hollow secara sejajar dengan


arah cross brace scaffolding sebagai penyangga balok.

6. Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan


tembereng dan wing nut. Dengan pemasangan plywood sebagai
dinding dilakukan bertahap untuk ketiga sisi karena pekerjaan
bekisting dilakukan bersamaan dengan pembesian balok.

7. Pekerjaan Bekisting Pelat Lantai

Pada pekerjaan bekisiting untuk pelat lantai pada proyek


pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya
Tahap 1 ini untuk tahap pelaksanaan pemasangan balok adalah sebagai
berikut:

65
1. Dilakukan pemasangan Scaffolding disusun yang berjajar
bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Dengan posisi pelat
lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih
tinggi daripada balok dan diperlukan main frame tambahan
dengan menggunakan Joint pin. Perhitungkan ketinggian
scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-head jack
nya.

2. Selanjutnya pada U-head dipasang frame balok suri-suri dari 2


buah profil persegi (hollow), di-couple menjadi sebuah batang
profil ukuran50mm x 70mm yang kuat dan kaku serta dipasangan
tiap jarak 100 cm atau sesuai jarak scaffolding dengan arah
melintangnya.

3. Dan kemudian dipasang frame besi hollow secara sejajar dengan


arah cross brace scaffolding sebagai penyangga pelat.

4. Kemudian dilakukan pemasangan plywood sebagai alas pelat dan


dinding untuk tepi pada pelat yang kemudian dijepit menggunakan
siku. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga tidak terdapat
rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat
pengecoran

5. Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat selesai dilakukan,


maka selanjutnya dilakukan pengecekan tinggi elevasi pada
bekisting balok dan pelat dengan waterpass dan jika pengecekan
tersebut telah memenuhi elevasi rencana maka bekisting untuk
balok dan pelat sudah siap.

8. Pekerjaan Pemasangan Tulangan Pelat Lantai

Setelah pemasangan tulangan balok selesai dan bekisting balok


serta pelat lantai telah sesuai maka dapat dilakukan pelaksanaan
pemasangan pembesian tulangan pelat. Dengan tahapan pembesian untuk

66
tulangan pelat sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pembesian pelat lantai dilakukan langsung di atas
bekisting pelat yang sudah siap. Baja tulangan diangkat
menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting pelat.

2. Perakitan pembesian pelat dilakukan dengan tulangan bawah


terlebih dahulu. Dengan pemasangan tulangan dilakukan sesuai
dengan ukuran yang ada pada shop drawing.

3. Dan selanjutnya dilakukan pemasangan tulangan bagian atas


sesuai ketentuan dimensi dan gambar detail untuk bagian
tumpuan dan lapangan.

4. Letakkan beton decking antara tulangan bawah pelat dan


bekisting alas pelat.

Gambar 3.36 Pemasangan Beton Decking Pelat Lantai


(Sumber : Data Pribadi, 2023).
5. Pengecekan/pemeriksaan (checklist) dilakukan oleh konsutan
pengawas. Dan konsultan pengawas harus memberikan
persetujuan untuk dapat melanjutkan pekerjaan ke tahap
selanjutnya yaitu pekerjaan pengecoran. Checklist oleh konsultan
pengawas dilakukan pada form pengecekan/pemeriksaan
(checklist) sebagai berikut.

67
Gambar 3.37 Checklist Balok dan Pelat Lantai
(Sumber : Data Proyek, 2023).
9. Pengecoran Balok dan Pelat Lantai

68
IJIN PEKERJAAN PENGECORAN

Nama Proyek : PEMBANGUNAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHAP 1


Pemilik Proyek : UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Kontraktor : PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA
Konsultan Pengawas : PT. KOSA MATRA GRAHA
Tanggal Ijin : 26 Februari 2023
Tanggal Pelaksanaan : 27 Februari 2023

No URAIAN PEKERJAAN

1 Pekerjaan Kolom

LOKASI GAMBAR

Universitas Brawijaya Terlampir

METODE KERJA

1 Pekerjaan persiapan, dilakukan pengukuran dan dipatok untuk menentukan ukuran dimensi Kolom sesuai dengan shopdrawing
2 dilakukan pekerjaan pembesian sesuai dengan detail pada gambar shopdrawing
3 Sebelum ditutup Bekisting harus dilakukan checklist bersama Pengawas lapangan
4 jika terdapat catatan terhadap hasil ceklist tersebut maka dilakukan perbaikan terlebih dahulu
5 Bekisting dipasang sesuai dimensi kolom dan harus di ukur kembali untuk kelurusan kolom
6 pengecoran dapat dilakukan apabila bekisting sudah diberi perkuat dengan support untuk menjaga kelurusan kolom
7 pengecoran menggunakan beton dengan mutu f'c=29,05 Mpa dengan slump 10 + 2

TENAGA KERJA PERALATAN MATERIAL

8 Orang Total Station beton mutu f'c = 29.05


Palu besi beton
Pipa Support Bekisting
Meteran
Bucket Cor

DISETUJUI/ DITOLAK dengan catatan

DIPERIKSA DAN DISETUJUI : DIBUAT :


KONSULTAN PENGAWAS KONTRAKTOR PELAKSANA
PT. KOSA MATRA GRAHA PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA

Ali Imron, ST. Bambang Supriyono, ST.


Team Leader Manager Proyek
MENGETAHUI/MENYETUJUI :
KETUA TIM TEKNIS
PROJECT MANAGEMENT UNIT
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Prof. Dr. Ir. As'ad Munawir, M.T


NIP. 195911111986011003

Gambar 3.38 Izin Pengecoran Balok dan Pelat Lantai


(Sumber : Data Proyek, 2023).
Pada pengecoran balok dan pelat lantai dengan volume kecil
mungkin dapat diselesaikan dalam waktu satu hari. Namun, apabila
pengecoran balok dan pelat lantai dalam jumlah yang besar dan adanya
pengaruh faktor cuaca, peralatan dan kondisi lapangan yang tidak
memungkinkan sehingga pengecoran harus diberhentikan sebelum
selesai satu lantai. Dari pertimbangan-pertimbangan tersebut diperlukan
pengaturan dimana tempat-tempat penghentian/penyambungan
pengecoran (stop cor) dapat dilakukan terutama pada balok dan pelat
lantai beton bertulang. Penghentian pengecoran atau stop cor harus
meminta pertunjuk dan persetujuan dari konsultan pengawas.
1. Dilakukan pengecoran dengan bantuan concrete pump, dimana
beton ready mix dari truck mixer disalurkan pada concrete pump

69
dan kemudian disalurkan ke lokasi pengecoran melalui selang
atau pipa concrete pump.

Gambar 3.39 Proses Pengecoran Balok Plat Lantai


(Sumber : Data Pribadi, 2023).

2. Untuk membantu pemadatan selama pengecoran dilakukan, akan


digunakan concrete vibrator yang dimasukkan kedalam adukan
cor kurang lebih 5 hingga 15 detik di setiap bagian yang dicor.
Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya rongga
udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton serta
membantu mengalirkan beton diantara baja tulangan

3. Kemudian pekerja akan meratakan beton segar tersebut ke bagian


balok terlebih dahulu selanjutnya untuk plat diratakan oleh scrub
secara manual dilakukan pengecekan level/elevasi dengan
waterpass.

70
4. Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area
cor yang telah ditentukan, idealnya waktu pengecoran dilakukan
6 sampai 8 jam.

5. Setelah dilakukan pengecekan pada balok dan pelat dengan


memastikan area pengecoran telah terisi beton semua, permukaan
beton segar tersebut diratakan dengan menggunakan balok kayu
yang panjang dengan memperhatikan batas ketebalan pelat yang
telah ditentukan sebelumnya.

10. Pembongkaran Bekisting Balok dan Pelat Lantai

Pembongkaran bekisting pada pelat lantai dan balok dilakukan


setelah beton berumur 7 hari. Dan setelah bekisting dibongkar, balok dan
pelat lantai diberikan penyangga (scaffolding) sebagai penunjang hingga
beton mengeras. Dan pada umumnya pembongkaran bekisting dilakukan
setelah beton berumur 14 hari hingga 28 hari (Fadillah et al., 2017).
Namun, pada saat umur 7 hari telah dilakukan pembongkaran beksiting
balok pada proyek ini.

71
3.3 Keterlibatan Mahasiswa dalam Kerja Praktek

Survey Lapangan dan Mendata Progress Pekerjaan Lapangan (Pelaksanaan


Proyek)
Pada proses kerja praktek selama 2 bulan, mahasiswa ditempatkan pada
monitoring pengecoran kolom dan balok plat lantai. Pencatatan dan pelaporan
data adalah lingkup dari proses pelaksanaan yang merupakan bagian integral
dari mekanisme pekerjaan suatu proyek pelaksanaan. Pencatatan data
progress lapangan itu sendiri memiliki tujan antara lain:
a. Agar dapat mengetahui gambaran kemajuan proyek sehingga pencatatan
data tersebut dapat digunakan untuk bahan evaluasi maupun
pertanggungjawaban atas progress pekerjaan di lapangan.

b. Memberikan kemudahan dalam melakukan perhitungan.

c. Memberikan kemudahan dalam melakukan pemantauan.

d. Memberikan kemudahan dalam transaksi proyek.

e. Agar menghasilkan laporan-laporan yang dapat membantu pemilik


pekerjaan dalam menganalisis serta mengambil tindakan yang
diperlukan.

Adapun metode yang kami pakai dalam melakukan survey lapangan,


pendataan progress lapangan dan dokumentasi, sebagai berikut:
a. Observasi dan Monitoring (pengamatan), dilakukan secara langsung
turun ke lapangan Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran
Gigi Tahap I Universitas Brawijaya Malang yang sedang berada di tahap
pengerjaan konstruksi tahap 1.

b. Wawancara/memberikan pertanyaan, dilakukan langsung kepada


pembimbing lapangan/pengawas yang ada dilapangan.

72
c. Dokumentasi, berupa pengumpulan informasi metode, teknis, dan sistem
serta foto lapangan dan gambar kerja proyek sesuai time schedule yang
direncanakan.

3.4 Form Request Pekerjaan Selama Kerja Praktek

➢ Ijin Pekerjaan Bor Pile

73
IJIN PEKERJAAN

Nama Proyek : PEMBANGUNAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHAP 1


Pemilik Proyek : UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Kontraktor : PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA
Konsultan Pengawas : PT. KOSA MATRA GRAHA
Tanggal Ijin : Senin, 27 Februari 2023
Tanggal Pelaksanaan : Selasa, 28 Februari 2023

No URAIAN PEKERJAAN

1 Pekerjaan bor pile

LOKASI GAMBAR

Universitas Brawijaya Terlampir

METODE KERJA

1 pengecoran dapat dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan atau checklist dengan pengawas
2 jika terdapat catatan terhadap hasil ceklist tersebut maka dilakukan perbaikan terlebih dahulu
3 pengecoran menggunakan beton dengan mutu f'c=29,05 Mpa dengan slump 18 + 2
4 proses pengecoran menggunakan corong dan pipa tremi untuk menjaga kualitas beton terhadap air lumpur bekas pengeboran
5 pengecoran dilakukan hingga batas atas casing yang telah dipasang saat proses pengeboran

TENAGA KERJA PERALATAN MATERIAL

8 Orang Excavator beton mutu f'c = 29.05


Bor Auger / Drilling Machine besi beton
Selang Tremi

DISETUJUI/ DITOLAK dengan catatan

DIPERIKSA DAN DISETUJUI : DIBUAT :


KONSULTAN PENGAWAS KONTRAKTOR PELAKSANA
PT. KOSA MATRA GRAHA PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA

Ali Imron, ST. Bambang Supriyono, ST.


Team Leader Manager Proyek
MENGETAHUI/MENYETUJUI :
KETUA TIM TEKNIS
PROJECT MANAGEMENT UNIT
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Prof. Dr. Ir. As'ad Munawir, M.T


NIP. 195911111986011003

➢ Ijin Pekerjaan Pile Cap

74
IJIN PEKERJAAN

Nama Proyek : PEMBANGUNAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHAP 1


Pemilik Proyek : UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Kontraktor : PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA
Konsultan Pengawas : PT. KOSA MATRA GRAHA
Tanggal Ijin : 27 Januari 2023
Tanggal Pelaksanaan : 28 Januari 2023

No URAIAN PEKERJAAN

1 Pekerjaan Pile Cap

LOKASI GAMBAR

Universitas Brawijaya Terlampir

METODE KERJA

1 Pekerjaan persiapan, dilakukan pengukuran untuk menentukan as pilecap sesuai dengan shopdrawing
2 dilakukan pekerjaan galian tanah sesuai dengan elevasi pada gambar shopdrawing
3 dilakukan pembobokan kepala borpile sesuai dengan detail pada gambar shopdrawing
4 pekerjaan urugan pasir dan lantai kerja dilakukan
5 bekisting dipasang sesuai dengan ukuran masing - masing pilecap
6 dipasang pembesian pilecap sesuai dengan gambar detail shopdrawing
7 pengecoran dapat dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan atau checklist dengan pengawas
8 jika terdapat catatan terhadap hasil ceklist tersebut maka dilakukan perbaikan terlebih dahulu
9 pengecoran menggunakan beton dengan mutu f'c=29,05 Mpa dengan slump 18 + 2

TENAGA KERJA PERALATAN MATERIAL

8 Orang excavator beton mutu f'c = 29.05


theodolit besi beton
Alat Bobok Bekisting
Palu

DISETUJUI/ DITOLAK dengan catatan

DIPERIKSA DAN DISETUJUI : DIBUAT :


KONSULTAN PENGAWAS KONTRAKTOR PELAKSANA
PT. KOSA MATRA GRAHA PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA

Ali Imron, ST. Bambang Supriyono, ST.


Team Leader Manager Proyek
MENGETAHUI/MENYETUJUI :
KETUA TIM TEKNIS
PROJECT MANAGEMENT UNIT
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Prof. Dr. Ir. As'ad Munawir, M.T


NIP. 195911111986011003

75
➢ Ijin Pekerjaan Sloof

IJIN PEKERJAAN

Nama Proyek : PEMBANGUNAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHAP 1


Pemilik Proyek : UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Kontraktor : PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA
Konsultan Pengawas : PT. KOSA MATRA GRAHA
Tanggal Ijin : 25 Februari 2023
Tanggal Pelaksanaan : 26 Februari 2023

No URAIAN PEKERJAAN

1 Pekerjaan Sloof

LOKASI GAMBAR SHOP DRAWING

Universitas Brawijaya Terlampir

METODE KERJA

TERLAMPIR

TENAGA KERJA PERALATAN MATERIAL

8 Orang Total Station beton mutu f'c = 29.05


Palu besi beton
Pipa Support Bekisting
Meteran
Talang Cor

DISETUJUI/ DITOLAK dengan catatan

DIPERIKSA DAN DISETUJUI : DIBUAT :


KONSULTAN PENGAWAS KONTRAKTOR PELAKSANA
PT. KOSA MATRA GRAHA PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA

Ali Imron, ST. Bambang Supriyono, ST.


Team Leader Manager Proyek
MENGETAHUI/MENYETUJUI :
KETUA TIM TEKNIS
PROJECT MANAGEMENT UNIT
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Prof. Dr. Ir. As'ad Munawir, M.T


NIP. 195911111986011003

76
➢ Ijin Pekerjaan Kolom

IJIN PEKERJAAN

Nama Proyek : PEMBANGUNAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHAP 1


Pemilik Proyek : UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Kontraktor : PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA
Konsultan Pengawas : PT. KOSA MATRA GRAHA
Tanggal Ijin : 26 Februari 2023
Tanggal Pelaksanaan : 27 Februari 2023

No URAIAN PEKERJAAN

1 Pekerjaan Kolom

LOKASI GAMBAR SHOP DRAWING

Universitas Brawijaya Terlampir

METODE KERJA

TERLAMPIR

TENAGA KERJA PERALATAN MATERIAL

8 Orang Total Station beton mutu f'c = 29.05


Palu besi beton
Pipa Support Bekisting
Meteran
Bucket cor

DISETUJUI/ DITOLAK dengan catatan

DIPERIKSA DAN DISETUJUI : DIBUAT :


KONSULTAN PENGAWAS KONTRAKTOR PELAKSANA
PT. KOSA MATRA GRAHA PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA

Ali Imron, ST. Bambang Supriyono, ST.


Team Leader Manager Proyek
MENGETAHUI/MENYETUJUI :
KETUA TIM TEKNIS
PROJECT MANAGEMENT UNIT
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Prof. Dr. Ir. As'ad Munawir, M.T


NIP. 195911111986011003

77
➢ Ijin Pekerjaan Balok dan Plat Lantai

IJIN PEKERJAAN

Nama Proyek : PEMBANGUNAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHAP 1


Pemilik Proyek : UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Kontraktor : PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA
Konsultan Pengawas : PT. KOSA MATRA GRAHA
Tanggal Ijin : 03 Maret 2023
Tanggal Pelaksanaan : 04 Maret 2023

No URAIAN PEKERJAAN

1 Pekerjaan Balok dan Plat

LOKASI GAMBAR SHOP DRAWING

Universitas Brawijaya Terlampir

METODE KERJA

TERLAMPIR

TENAGA KERJA PERALATAN MATERIAL

8 Orang Total Station beton mutu f'c = 29.05


Palu besi beton
Pipa Support Bekisting
Meteran
Bucket cor

DISETUJUI/ DITOLAK dengan catatan

DIPERIKSA DAN DISETUJUI : DIBUAT :


KONSULTAN PENGAWAS KONTRAKTOR PELAKSANA
PT. KOSA MATRA GRAHA PT SANTOSO SHAFANARA GRAHA

Ali Imron, ST. Bambang Supriyono, ST.


Team Leader Manager Proyek
MENGETAHUI/MENYETUJUI :
KETUA TIM TEKNIS
PROJECT MANAGEMENT UNIT
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Prof. Dr. Ir. As'ad Munawir, M.T


NIP. 195911111986011003

78
3.5 Form Aprroval Material Selama Kerja Praktek

Form Approval material adalah suatu persetujuan material yang diajukan


oleh kontraktor kepada konsultang pengawas dan owner lapangan, biasanya
material-material yang diajukan tidak jauh dari contoh spesifikasi yang telah
ditentukan. Form Approval material untuk pekerjaan struktur dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :
➢ Contoh Surat Permintaan Pengadaan/Penyerahan

➢ Surat Jalan Excavator dan ReadyMix PT. Merak Jaya Beton

79
➢ Monitoring kebutuhan dan kedatangan material Besi

80
81
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Penugasan Selama Kerja Praktek


Adapun pekerjaan yang diamati adalah pekerjaan struktural yang sedang
dalam proses pengerjaan dilapangan antara lain:
a) Pengenalan K3 dan pengenalan proyek
b) Mempelajari gambar denah dan detail
c) Survey lapangan, mendata progress pekerjaan lapangan serta
dokumentasi lapangan
d) Pengawasan progress pekerjaan bored pile, pile cap, sloof, kolom, shear
wall, balok, dan plat lantai
e) Menghitung volume pekerjaan
f) Melakukan monitoring pengecoran
g) Mengamati dan dokumentasi pekerjaan lapangan
Pengamatan yang kami lakukan selama Kerja Praktek difokuskan pada
bidang pelaksanaan, karena tahap pembangunan masih tahap 1 yaitu tahap
struktur.
4.2 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan diambil dari bahasa inggris ‘safety’ dan biasanya selalu
dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka
(accident) atau nyaris celaka (near-miss). Keselamatan kerja secara filosofi
diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya
dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi
keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I
pasal 2, Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar
masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi- 53 tingginya,
baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan
pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

82
pekerjaan -dan lingkungan kerja maupun penyakit umum
K3 adalah upaya atau pemikiran dan penerapannya yang ditujukan untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya,
untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja.
Adapun fungsi dan tujuan K3 dalam pelaksaan pembangunan suatu
proyek sesuai Permen PU Nomor 02/PRT/M/2018:
a) Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan
adanya risiko dan bahaya bagi keselamatan dan kesehatan di lingkungan
kerja.
b) Membantu memberikan saran dalam perencanaan, proses organisir,
desain tempat kerja, dan pelaksanaan kerja.
c) Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan para
pekerja di lingkungan kerja.
d) Memberikan saran mengenai informasi, edukasi, dan pelatihan mengenai
kesehatann dan keselamtan kerja.
e) Sebagai pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode,
prosedur dan program.
f) Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan tindakan pengendalian
bahaya dan program pengendalian bahaya.
Sedangkan peranan K3 dalam pelaksanaan pembangunan suatu proyek
antara lain:
a) Semua orang yang berada di lingkungan kerja perlu dijamin
keselamatannya
b) Semua sumber produksi harus digunakan secara efisien dan aman
c) Harus ada tindakan antisipatif dari perusahaan sebagai upaya untuk
mengurangi risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Perencanaan K3 yang dapat diamati pada proyek pembangunan Wisata
Religi Dan Ruang Terbuka Hijau Tahap 2 adalah sebagai berikut :

83
1. Safety Induction
Safety Induction merupakan program mendasar dalam mendisiplinkan
pegawai atau pekerja, yaitu dengan memberikan arahan dan orientasi tentang
pekerja dan aspek keselamatan kerjanya. Safety Induction wajib diberikan kepada
orang-orang sebelum memulai bekerja atau berkunjung ke lokasi proyek ,contoh
pengarahan dapat dilihat di gambar 4.1

Gambar 4.1 Pengarahan K3 pada pekerja


(Sumber : Data Pribadi, 2023)

2. Tollbox Meeting
Tollbox Meeting yaitu memberikan penjelasan mengenai pentingnya
keselamatan kerja dalam pekerjaan konstruksi bangunan dan memberikan
informasi-informasi lapangan kepada pekerja mengenai daerah bahaya,
penanggulangan, dan hal lain yang berkaitan.
3. Safety Monthly Meeting
Yaitu mempresentasikan hasil yang telah tercapai setiap bulannya kepada top
management perusahaan dan subkont untuk menarik dukungan terhadap keselatan
kerja.
4. Safety Patrol
Yaitu melakukan patrol ke lapangan untuk mengetahui permasalahan
keselamatan kerja di lapangan.

84
5. Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi tenaga kerja yang berfungsi untuk
memproteksi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja
dan penyakit akubat kerja. APD merupakan standar kelengkapan wajib
digunakan pekerja ketika memasuki area proyek untuk menjaga keselamatan
dan keamanan pekerja tersebut. Standar kelengkapan APD pada Proyek
Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1 Universitas
Brawijaya Malang sebagai berikut :

Gambar 4.2 Kelengkapan APD di area Proyek


(Sumber : Data Internet, 2023)

85
Tabel 4.1 Perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD)
(Sumber : Data Internet, 2023)

86
➢ Job Safety Analysis K3
JOB TITLE :
Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi Date : 17 April 2023
(Deskripsi Pekerjaan)
JOB SAFETY ANALYSIS
JOB LOCATION : RECOMMENDED PPE : ANALISYS BY :
FKG UNIVERSITAS BRAWIJAYA Kontraktor
(Lokasi Pekerjaan) (PPE yang Dianjurkan) (Analisis Oleh)
WHO DOES JOB : √ ID Card
(Analisa Keselamatan Kerja) PT. SANTOSO SAFANARA GRAHA REVIEWED BY :
(Pelaksana) √ Safety Helmet + ID Safety
COMPANY / ORGANIZATION : SUPERVISOR : √ Safety Shoes (Diperiksa Oleh)
PT. KOSA MATRA GRAHA
(Perusahaan / Organisasi) (Pengawas) √ Safety Belt Project Manager
APROVED BY :
KONSULTAN : √ Rompi
PT. KOSA MATRA GRAHA Konsultan Pengawas
(Perencana) √ Masker (Disetujui Oleh)
LANGKAH - LANGKAH SEBELUM BEKERJA
√ Menyiapkan Kartu kerja Biasa √ Mengisi Formulir Identifikasi Bahaya √ Mengamankan Lokasi Kerja
√ Menyiapkan kartu kerja Khusus √ Mengisi Data Contact Person √ Mengecek Alat Angkut & Angkat
√ Ijin Over Time / Kerja Lembur √ Mengisi Format Area Pekerjaan √ Perijinan IMB (Ijin Membangun Bangunan)
√ Info ke Saksi Terkait √ Menyiapkan Tool Set & Alat Kerja √ Perijinan Alat Angkut & Angkat
√ Melaksanakan Prosedur Lockout Tagout (LOTO) √ Fotocopy SIO
SEQUENCE OF BASIC JOB STEPS POTENTIAL HAZARDS RECOMMENDED ACTION OR PROCEDURE
NO
(Langkah Awal Pekerjaan) (Potensi bahaya) (Prosedur atau langkah yang Dianjurkan)
~ Tangan Tergores / Lecet ~ Memakai APD Helm, Sepatu Safety, Sarung
Pembersihan area proyek &
1. ~ Potensi terhirup debu kotoran ~ Minum air putih yang cukup
pemerataan tanah sisa galian
~ Potensi kelelahan / dehidrasi ~ Istirahat sejenak jika merasa kelelahan
~ Tangan Tergores / Lecet ~ Memakai APD Helm, Sepatu Safety, Sarung
2. Pabrikasi Plat Lt.7 ~ Potensi kaki terjepit pabrikasi ~ Minum air putih yang cukup
~ Potensi kelelahan / dehidrasi ~ Istirahat sejenak jika merasa kelelahan
~ Tangan Tergores / Lecet ~ Memakai APD Helm, Sepatu Safety, Sarung
3. Pengecoran Plat Lt.7 ~ Potensi kejatuhan sisa cor dari bucket ~ Minum air putih yang cukup
~ Potensi kelelahan / dehidrasi ~ Istirahat sejenak jika merasa kelelahan
~ Tangan Tergores / Lecet ~ Memakai APD Helm, Sepatu Safety, Sarung
~ Potensi terhirup debu kotoran ~ Minum air putih yang cukup
4 Pabrikasi Besi Kolom
~ Potensi kelelahan / dehidrasi ~ Istirahat sejenak jika merasa kelelahan
~ Terjepit besi pabrikasi ~ Menggunakan sarung tangan
~ Tangan Tergores / Lecet ~ Memakai APD Helm, Sepatu Safety, Sarung
~ Potensi terhirup debu kotoran ~ Minum air putih yang cukup
5 Pengecoran Kolom Lt 5
~ Terpleset saat melalukan pengarahan cor ~ Istirahat sejenak jika merasa kelelahan
~ Potensi kejatuhan sisa cor dari readymix ~ Tidak melamun saat bekerja
~ Tangan Tergores / Lecet ~ Memakai APD Helm, Sepatu Safety, Sarung
~ Potensi terhirup debu kotoran ~ Minum air putih yang cukup
6 Pabrikasi Dinding Beton lt 3
~ Potensi kelelahan / dehidrasi ~ Istirahat sejenak jika merasa kelelahan
~ Terkena Debu dari bobokan pancang ~ Menggunakan masker
~ Tangan Tergores / Lecet ~ Memakai APD Helm, Sepatu Safety, Sarung
~ Potensi terhirup debu kotoran ~ Minum air putih yang cukup
7 Pembesian Tangga LT 3-4
~ Potensi kelelahan / dehidrasi ~ Istirahat sejenak jika merasa kelelahan
~ Terkena Debu dari bobokan pancang ~ Menggunakan masker
~ Tangan Tergores / Lecet ~ Memakai APD Helm, Sepatu Safety, Sarung
~ Potensi terhirup debu kotoran ~ Minum air putih yang cukup
8 Pengecoran Tangga LT 3-4
~ Potensi kelelahan / dehidrasi ~ Istirahat sejenak jika merasa kelelahan
~ Terkena Debu dari bobokan pancang ~ Menggunakan masker

Gambar 4.2 Contoh Job Safety Analysis K3


(Sumber : Data Proyek, 2023)

87
4.3 Uraian Pekerjaan yang Dilaksanakan Selama Kerja Praktek
1. Pekerjaan Pile Cap dan Sloof
Pilecap adalah pekerjaan struktur yang ada pada bangunan konstruksi.
Oleh sebab itu, pilecap merupakan bagian terpenting yang harus dikerjakan
Ketika akan membangun sebuah bangunan konstruksi yang harusnya tidak
bisa ditinggalkan agar bangunan dapat berdiri dengan kokoh. Pilecap
mempunyai fungsi sebagai penahan beban yang berasal dari kolom yang
selanjutnya akan disebarkan ditiang pancang.
Metode pelaksanaan pada pekerjaan pile cap dan sloof adalah sebagai berikut:
1) Persiapan pilecap
a. Penentuan titik as pilecap dengan menggunakan total station
berdasarkan shop drawing yang dilanjutkan dengan pemasangan
patok as pilecap.
b. Galian pilecap dilakukan bersamaan dengan galian sloof,
kedalaman penggalian disesuaikan dengan dimensi pilecap.
c. Pekerjaan pecah kepala tiang, kepala bore pile dibobok sampai
dengan elevasi yang diinginkan dengan menggunakan alat Jack
Drill.

Gambar 4.3 Galian Pilecap


(Sumber : Data Pribadi, 2023)

88
2) Pembesian pilecap
a. Potong dan bengkokkan tulangan sesuai ketentuan yang di
rencanakan. Pemotongan dengan menggunakan bar cutter,
sedangkan pembengkokkan dengan menggunakan bar bender.
b. Susun tulangan pada area yang telah di pasang bekesting dengan
jumlah dan jarak sesuai gambar rencana.
c. Selanjutnya tulangan diikat dengan kawat antara tulangan utama,
tulangan geser, dan tulangan kolom agar pada saat pengecoran
berlangsung tulangan tidak bergeser.
d. Pasang beton decking pada rangkaian pilecap untuk menjaga jarak
selimut beton
e. Setelah tulangan pilecap tersusun semuanya lakukan pembersihan
area dari kotoran.

Gambar 4.4 Pembesian Pilecap


(Sumber : Data Pribadi, 2023)

89
3) Pemasangan bekisting pilecap
a. Melakukan marking area untuk tercapainya bentuk desain, ukuran dan
tat ruang yang tepat, dan untuk memastikan bahwa setiap pekerjaan
dan pemasangan sesuai dengan gambar kerja.
b. Susun panel kayu dan multiplek mengelilingi area galian pilecap
satukan menggunakan paku dan kontrol kesikuan bekesting dengan
menggunakan benangan.
c. Sanggah pinggiran bekesting dengan menggunakan balok kayu
ataupun paving agar saat pengecoran tidak terjadi perubahan posisi
bekesting.
d. Pastikan area pilecap dalam keadaan bersih, setelahnya lakukan
pengurugan pasir dengan tebal sesuai gambar rencana dan dilanjut
dengan lantai kerja.

Gambar 4.5 Pemasangan Bekisting Pilecap


(Sumber : Data Pribadi, 2023)

90
4) Pengecoran pilecap
a. Siapkan beton ready mix mutu k-350
b. Tuangkan adukan kedalam area pilecap dan sloof dari mesin
pengaduk pada conctrete mixer truck.
c. Kemudian dilakukan pemadatan campuran beton dengan
menggunanakan alat vibrator,tujuan dari pemadatan adalah untuk
mengurangi rongga udara dalam beton dan mencapai kepadatan
maksimum.
d. Setelah campuran beton terpenuhi pada cetakan pile cap maka
selanjutnya lakukan perataan campuran.

Gambar 4.6 Pengecoran Pilecap


(Sumber : Data Pribadi, 2023)

91
5) Pelepasan bekisting
a. Pembongkaran dapat dilakukan saat beton sudah mengalami proses
hidrasi dan memiliki kekuatan untuk menahan beban yang bekerja.
Pelepasan paku yang menghubungkan antara kayu dan multiplex
bekesting.
b. Pelepasan dilakukan dengan menarik kayu menggunakan tang dan
palu.
c. Bekesting yang sudah digunakan ditempatkan di tempat yang rapi
supaya tidak mengganggu pekerjaan dan dapat di gunakan kembali.
d. Setelah bekesting dilepas, beton diberikan perawatan dengan cara
penyiraman beton bertujuan agar beton tidak retak.

6) Persiapan sloof
a. Pekerjaan pembersihan lapangan terdiri dari pembersihan lahan
dari sisa galian, besi, sampah, air, bahan lainnya yang dapat
mengganggu proses pelaksanaan sloof.
b. Persiapan alat dan bahan sebelum pekerjaan dilaksanakan.
c. Pekerjaan pengukuran ini bertujuan untuk mengatur titik as sloof
berdasarkan shop drawing dengan memasangkan patok as sloof
untuk mendapatkan posisi yang susuai dengan gambar rencana.
d. Pekerjaan ini dibantu dengan menggunakan alat theodolite,
meteran, benang dan selang air, serta melibatkan 2 orang pekerja
dalam proses

7) Pembesian sloof
a. Pemotongan tulangan menggunakan bar cutter sesuai dengan
panjang yang sudah direncanakan.
b. Melakukan pembengkokkan tanah menggunakan bar bender di
lokasi yang berbeda tetapi masih satu lapangan. Panjang
pembengkokan kait ± 5cm.
c. Perakitan dan pemasangan besi tulangan yaitu dirangkai ditempat

92
yang akan dilkaukan pengecoran.
d. Pemasangan beton decking pada rangkaian tulangan balok sloof
untuk menjaga jarak selimut beton tidak berubah selama proses
pengecoran. Beton decking berbentuk silinder dengan ketebalan 7,5
cm.
e. Pemasangan tulangan geser dengan jarak 100 cm.

Gambar 4.7 Pembesian dan perakitan sloof


(Sumber : Data Pribadi, 2023)

8) Pemasangan bekisting sloof


a. Pemotongan multipleks meranti dengan ukuran yang sesuai pada
sloof yang terdapat dilapangan menggunakan gerinda.
b. Setelah besi sloof dipasang diatas tanah, multipleks dipasang tegak
dikedua sisi luarnya, beri jarak 3 cm untuk selimut beton.
c. Bekisting juga diperkuat dengan skor besi yang dibuat dari balok
besi agar tidak rusak dan pecah daat pengecoran. Skor besi
dipasang setiap jarak 30 cm.
d. Saat pemasangan bekisting perlu diperhatikan kebersihan pada
cetakan area sloof diusahakan area tersebut dalam keadaan bersih.
e. Bekisting harus rapat dan tidak boleh bocor saat dilakukan
pekerjaan pengecoran.

93
Gambar 4.8 Pekerjaan bekisting sloof
(Sumber : Data Pribadi, 2023)

9) Pengecoran sloof

a. Saat pengecoran dilakukan pemadatan menggunakan alat


vibrator yang berfungsi untuk mengisi ruang bekisting dan
agar tidak terdapat rongga udara didalamnya serta
mencapai kepadatan maksimum.

b. Jika pengecoran dilaksanakan secara bertahap seperti


pengecoran sepanjang 1/4 panjang sloof, maka tempat sloof
akan ditutup menggunakan multipleks dengan bagian
bawah terbuka sedikit dan permukaan yang kasar. Hal
tersebut dilakukan jika akan dilakukan pengecoran
selanjutnya tekstur beton lama akan sama dengan beton
baru.

c. Lamanya pengecoran sloof sekitar 10 - 15 menit.

d. Setelah beton terpenuhi pada cetakan sloof maka selanjutnya


melakukan pemeratan

94
Gambar 4.9 Pekerjaan pengecoran sloof
(Sumber : Data Pribadi, 2023)

10) Pelepasan bekisting sloof

a. Pelepasan bekisting dilaksanakan pada 3 hari setelah


pengecoran atau setelah beton dianggap keras.
b. Pekerjaan ini dilakukan bertahap karena dalam pekerjaan
pengecoran sloof lebih dulu dibanding kolom.

2. Pekerjaan Kolom
Kolom adalah elemen konstruksi yang berfungsi sebagai tiang
bangunan sekaligus sebagai pendukung beban yang ada diatasnya, yaitu
berat sendiri kolom, beban balok, beban plat lantai, serta beban atap.
Kolom berfungsi untuk menyalurkan beban ke pondasi yang untuk
kemudian diteruskan ke tanah keras secara merata. Pada proyek ini ada
jenis kolom yaitu kolom K1,K2,K3 dimana setiap kolom mempunyai
demensi yang berbeda K1 70X70 cm, K2 50X50cm, K3 80X80cm,.
Metode pelaksanaan pada pekerjaan kolom adalah sebagai berikut:

1) Persiapan
Pekerjaan persiapan adalah penentuan titik-titik as kolom yang
diperoleh dari pengukuran dan pematokan di tempat yang di

95
rencanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat
seperti:
Total station, meteran, tinta, dll. Berikut adalah metode
pelaksanaan persiapan:
a. Penentuan as kolom dengan Total station berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan
Bersama dari titik BM (Bench Mark).
b. Buat as kolom dari garis pinjaman.
c. Pemasangan marking as kolom dengan tanda berupa garis hitam
dari sipatan.

2) Pembesian
Pembesian kolom terdiri dari tulangan pokok dan sengkang.
Tulangan pokok berfungsi menahan gaya tarik yang diakibatkan
oleh beban lentur, sedangkan sengkang yang berfungsi untuk
menahan gaya geser karena torsi/puntir. Berikut Tahapan perakitan
dan pembesian kolom:
a. Potong tulangan Sengkang dan tulangan geser dalam sesuai
dimensi recana. Tulangan Sengkang dan tulangan geser dalam
dipotong sesuai dengan kebutuhan besi menggunakan bar cutter.
b. Bengkokkan tulangan sesuai ketentuan yang direncanakan
dengan menggunakan mesin bar bender.
c. Pasang tulangan Sengkang dan geser dalam sesuai dengan jarak
pada gambar rencana, serta diikat dengan menggunakan kawat
bendrat agar tulangan kaku dan kuat.
d. Periksa kembali dengan mengukur jarak Sengkang dan tulangan
geser apakah sesuai dengan ketentuan. Jika hasilnya tidak ada
kendala maka dapat dilakukan pemasangan bekesting yang
sudah dipasang beton decking pada setiap keliling kolom agar
selimut beton yang direncanakan sesuai dengan spesifikasi.

96
Gambar 4.10 Pekerjaan pembesian kolom
(Sumber : Data Pribadi, 2023)

2) Pemasangan bekisting
Bekesting kolom sangat penting dalam proses pembuatan kolom
struktur karena berpengaruh terhadap bentuk kolom. Semakin kuat
dan presisi suatu bekestin maka hasil akhir dari kolom. Semakin
kuat dan presisi suatu bekesting maka hasil akhir dari kolom
tersebut juga akan baik. Berikut tahapan dalam pemasangan
bekesting kolom :
a. Melakukan marking area untuk tercapainya bentuk desain,
ukuran dan tata ruang yang tepat, dan untuk memastikan bahwa
setiap pekerjaan dan pemasangan sesuai dengan gambar kerja.
b. Pengolesan minya bekesting dimaksudkan agar saat
pembongkaran beton tidak menempel pada bekesting.
c. Susun panel kayu dan multiplek mengelilingi kolom dan satukan
menggunakan paku kemudian di bawahnya dipasang perancah.
d. Pasang penyangga/tahanan pada bekesting kolom agar saat
pengecoran tidak terjadi perubahan
e. bahan posisi bekesting. Pasang unting-unting untuk menjaga
vertikaliti dari kolom.

97
Gambar 4.11 Pekerjaan bekisting kolom
(Sumber : Data Pribadi, 2023)

3) Pengecoran
Pengecoran kolom adalah proses penuangan beton segar
kedalam bekisting kolom, dimana penulangan kolom dan bekisting
kolom sudah dilakukan pengecekan bersama oleh Kontraktor,
Manajemen Konstruksi, dan tim Teknik Owner. Saat akan
melakukan pengecoran ada beberapa tahapan,yaitu :
a. Siapkan beton ready mix mutu k-350.
b. Tuangkan adukan kedalam bak pompa.
c. Tembakkan beton ke dalam bekesting kolom, sebelum itu
lakukan pembersihan dari kotoran di area yang akan dicor
menggunakan kayu yang diberi magnet.
d. Sebelum menuangkan beton ke dalam bekesting, siram area
yang akan dicor menggunakan lem beton (perekat) dan pastikan
shaft vibrator dekat dengan bagian bawah dan tengah /sudut
kolom, tuangkan sedikit demi sedikit beton, nyalakan vibrator
dan lakukan pemadatan yang cukup. Begitu seterusnya, hingga

98
ketinggian yang diinginkan tercapai. Sedangkan untuk exsternal
bisa dilakukan dengan memukul bekesting dengan kayu/karet di
bagian luarnya.

Gambar 4.12 Pekerjaan pengecoran kolom


(Sumber : Data Pribadi, 2023)

4) Pelepasan bekisting kolom


Pembongkaran dapat dilakukan saat beton sudah mengalami
proses hidrasi dan memiliki kekuatan untuk menahan beban yang
bekerja, berikut tahapan dalam pelepasan bekisting :
a. Pelepasan paku yang menghubungkan antara kayu dan multiplex
bekesting.
b. Pelepasan dilakukan dengan menarik kayu menggunakan tang
dan palu.
c. Bekesting yang sudah digunakan di tempatkan yang rapi supaya
tidak mengganggu pekerjaan dan dapat digunakan kembali.
d. Setalah bekesting dilepas, beton diberikan perawatan dengan
cara diberi karung goni yang dibasahi bertujuan agar beton tidak
retak.

99
3. Pekerjaan Plat lantai dan Balok
1) Persiapan
Penentuan titik as balok dilakukan untuk mendapatkan elevasi
dasar balok agar elevasi lantai diatasnya dapat sesuai dengan
rencana. Penentuan titik as balok dilakukan dengan membuat garis
pinjaman, sehingga dapat memudahkan pekerja untuk membuat
bekesting dasar balok.
2) Pemasangan bekisting
Penentuan titik as balok dilakukan untuk mendapatkan elevasi
dasar balok agar elevasi lantai diatasnya dapat sesuai dengan
rencana. Penentuan titik as balok dilakukan dengan membuat garis
pinjaman, sehingga dapat memudahkan pekerja untuk membuat
bekesting dasar balok.
3) Pembesian balok dan plat lantai
Metode pelaksanaan pada pembesian balok dan plat lantai
adalah sebagai berikut:
a. Besi tulangan pokok, tulangan Sengkang, dan tulangan extra
dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja.
Kemudian besi tulangan dirakit sesuai detail pembesian, dimulai
dari tulangan bawah baru kemudian tulangan atas. Perakitan
tulangan utama balok harus memperhatikan jarak
b. Tulangan, tebal selimut beton, serta sengkang yang digunakan
agar hasil pembesiannya sesuai dengan spesifikasi rencana.
c. Pemasangan Sengkang dapat dilakukan dengan mengikat
sengkang ke besi tulangan menggunakan kawat bendrat dengan
jarak sesuai rencana. Daerah tumpuan berada pada ujung-ujung
bagiannya sepanjang ¼ bentang.

100
Gambar 4.13 Pekerjaan tulangan balok dan plat lantai
(Sumber : Data Pribadi, 2023)

4) Pengecoran balok dan plat lantai


Metode pelaksanaan pada pengecoran balok dan plat lantai
adalah sebagai berikut:
a. Sebelum dilakukan pengecoran balok terlebih dahulu dipasang
beton decking pada setiap keliling balok agar selimut beton yang
direncanakan sesuai dengan spesifikasi. Pengecoran balok
dilaukan bersamaan dengan pengecoran pelat lantai.
b. Siapkan beton ready mix dengan mutu K-350.
c. Tuangkan adukan kedalam bak pompa.
d. Siram area yang akan dicor menggunakan lem beton (perekat)
dan lakukan pembersihan dari kotoran di area pengecoran
menggunakan air compressor.
e. Tembakkan beton menggunakan concrete pump ke area
pengecoran.
f. Ratakan adukan beton dengan cara manual atau dengan vibrator.
Lakukan pengecoran dengan menggunakan concrete pump ke
area pengecoran lainya.

101
Gambar 4.14 Pekerjaan pengecoran balok dan plat lantai
(Sumber : Data Pribadi, 2023)

5) Pembongkaran bekisting balok dan plat lantai


Pembongkaran bekisting balok dan pelat dilakukan setelah beton
mencapai 80% kekuatan maksimumnya. Pada proyek ini,
pembongkaran bekisting dilakukan pada waktu beton berumur ± 7
hari. Untuk pembongkaran bekisting harus mendapat persetejuan
dari pengawas.

Pada saat pembongkaran bekisting dilakukan secara hati-hati


untuk mencegah terjadinya pengelupasan atau cacat pada beton.
Apabila hasil pengecoran terjadi cacat, maka dilakukan penambalan
dengan campuran beton yang hampir sama dengan karakteristik
kekuatannya campuran beton baru menggunakan adiktif.

102
4.4 Laporan Mingguan Periode Kerja Praktek
Laporan mingguan adalah rangkuman dari laporan harian yang disajikan
dalam satu minggu dimana dalam laporan mingguan ini akan terlihat
presentase pekerjaan/progress dalam satu minggu, apakah ada pekerjaan yang
mengalami keterlambatan atau tidak. Sehingga berpengaruh pada pekerjaan
minggu selanjutnya. Sebelum membuat laporan mingguan proyek maka
terlebih dahulu dibuat laporan harian proyek yang merupakan laporan per hari
mengenai pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Dari laporan harian proyek
maka dapat dibuat rekap selama satu minggu kerja dalam bentuk laporan
mingguan. Untuk laporan mingguan bisa dilihat pada lampiran.

Gambar 4.15 Laporan Progress Mingguan


(Sumber : Data Proyek, 2023)

103
4.5 Laporan Harian Periode Kerja Praktek
Laporan harian juga berfungsi untuk mengetahui pekerjaan apa yang
sudah dan belum terselesaikan, sehingga dapat dilakukan evaluasi serta tindak
lanjut apabila terjadi permasalahan atau keterlambatan pekerjaan pada hari
tersebut.
Laporan harian pada Proyek pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran
Gigi Tahap 1 Universitas Brawijaya ini dibuat oleh supervisor pengawas
lapangan masing-masing area. Laporan berisi jenis-jenis pekerjaan yang
dilakukan dalam satu hari serta jumlah pekerja yang hadir. Dilengkapi pula
dengan keterangan alat yang digunakan untuk menunjang pekerjaan.
Permasalahan di lapangan atau kekurangan material yang tidak tersedia juga
disampaikan dalam laporan harian ini agar dapat segera ditindak lanjuti.
Dalam proyek tidak lepas dari kendala dalam pelaksanaan. Kendala
dalam pelaksanaan proyek ini menyebabkan kerugian beberapa hal, misal
keterlambatan waktu pekerjaan, keterlambatan produktivitas, dan
keterlambatan biaya. Adapun kendala pada saat proyek berlangsung antara
lain:
1. Faktor cuaca akan angat menentukan penyelesaian sebuah proyek,
seperti saat akan melakukan pengecoran terjadi kemunduran waktu
dan pelaksanaan dikarenakan musim hujan yang lebat. Jika
pengecoran dilanjutkan akan mempengaruhi fas muka air tanah.
2. Surface drilling mengalami kerusakan dan menyebabkan pekerjaan
dihentikan saat pengeboran selama 1 hari, dikarenakan hal tersebut
tidak ada pekerjaan mulai jam pagi sampai malam hari. Dampak
negatif yang diperoleh yaitu keterlambatan waktu dan tingkat
produtivitas mesin menjadi menurun.
3. Excavator kobelco mengalami kerusakan saat melakukan pekerjaan
pemindahan tanah dikarenakan pekerjaan pengeboran bore pile. Dari
hal tersebut menyebabkan tingkat produktivitas menjadi menurun dan
walaupun memiliki 2 excavator tetapi bisa berdampak besar bagi
pelaksanaan proyek. Perbaikan dari excavator ini hanya

104
membutuhkan beberapa jam sekitar ±3 jam.
4. Tower Crane sempat mengalami kerusakan saat melakukan pekerjaan
pada saat siang hari hingga sampai 2 hari berikutnya sehingga proyek
tidak bisa berlangsung dikarenakan dinamo tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Dari hal tersebut menyebabkan tingkat
produktivitas menjadi menurun bahkan ada sebagian pekerjaan
terhenti.
5. Pada saat berlangsungnya proses pengecoran salah satu pile cap
sempat terjadi bekisting rusak bahkan jebol dikarenakan daya tuang
concrete pump terlalu kencang dan vibrator mengenai bekisting
terlalu keras. Sehingga sebagian cor yang sudah didalam bekisting
otomatis terjadi amblas keluar dan mungkin juga disebabkan daya
kuat bekisting tergolong lemah.

Hal yang didapatkan mahasiswa adalah :


1. Penyelesaian yang dilakukan bila terjadi kendala cuaca tersebut yaitu
dengan penambahan jam kerja dan jenis pekerjaan. Penambahan jam
kerja yang dimaksud yaitu seperti pelaksanaan pengecoran yang
umumnya berakhir pada pukul 23.00 WIB hingga 00.00, untuk
mencapai target maka jam kerja ditambahkan (lembur) hingga dini
hari. Contoh penambahan jam kerja berupa pengecoran akan
dilakukan hingga dini hari.
Dengan pengaruh cuaca seperti hujan deras, maka pekerjaan yang
dilaksanakan akan tertunda hingga waktu yang tidak ditentukan
(hingga hujan reda) atau dapat saja terjadi Tutup Jalur (TJ).
Penundaan dikarenakan tempat perakitan atau fabrikasi berada diluar
ruangan (ruang terbuka) hingga akan langsung terkena udara dan air
hujan. Terjadinya hujan deras juga akan berpengaruh pada pekerjaan
pengecoran. Pekerjaan pengecoran akan tertunda dikarenakan bila
dilanjutkan pengecoran, maka campuran air dalam semen (faktor air
semen) yang telah diperhitungkan sebelumnya sesuai dengan mutu

105
beton di batching plant akan berubah dan memengaruhi mutu beton.
2. Jika terjadi kerusakan surface drilling maka pihak sub-kontraktor
sendirilah yang mengatasi permasalahan tersebut dan bersikap
tanggung jawab dengan memanggil mekaniknya untuk datang
langsung ke lapangan untuk memperbaiki permasalahan tersebut.
3. Dari kerusakan excavator ini maka pihak pelaksana memanggil
mekanik ke lapangan untuk mengatasi kerusakan tersebut dan
perbaikan dari excavator ini hanya membutuhkan beberapa jam
sekitar ±3 jam. Lalu jika dipastikan excavator sudah berfungsi dengan
baik maka, operator kembali mengerjakan penggalian.
4. Dari kerusakan Tower Crane ini maka pihak pelaksana mengatasi
permasalahan ini dengan memanggil mekanik ke lapangan dan
logistik agar segera mendapatkan onderdil yang dibutuhkan di daerah
Surabaya dan sekitarnya. Karena onderdil tidak bisa didapatkan di
daerah Malang. Akhirnya setelah 2 hari pihak logistk mendapatkan
dan mekanik segera meng-install-nya, alhasil pekerjaan kembali
berjalan normal.
5. Dari kejadian jebolnya bekisting pile cap pada saat pengecoran
menggunakan concrete pump, maka pihak pelaksana beralih
menggunakan concrete bucket dengan bantuan tower crane.
Walaupun tergolong membutuhkan waktu yang lama namun
pekerjaan pengecoran dapat dipastikan aman.

106
4.6 Dokumentasi Pekerjaan yang Dilaksanakan Selama Kerja Praktek
Berikut adalah dokumentasi pekerjaan yang dilaksanakan selama kerja
praktek yang bisa ditampilkan :

Gambar 4.16 Penulangan Sloof


(Sumber : Data Pribadi, 2023)

Gambar 4.17 Bekisting Sloof


(Sumber : Data Pribadi, 2023)

107
Gambar 4.18 Pengecoran Sloof
(Sumber : Data Pribadi, 2023)

Gambar 4.20 Bekisting Kolom


(Sumber : Data Pribadi, 2023)

Gambar 4.21 Pengecoran Kolom


(Sumber : Data Pribadi, 2023)

108
Gambar 4.22 Pembesian Balok
(Sumber : Data Pribadi, 2023)

Gambar 4.23 Pembesian Plat Lantai


(Sumber : Data Pribadi, 2023)

Gambar 4.24 Bekisting Balok dan Plat Lantai

109
(Sumber : Data Pribadi, 2023)

Gambar 4.25 Pengecoran Balok dan Plat Lantai


(Sumber : Data Pribadi, 2023)

Gambar 4.25 Pembesian Shear Wall


(Sumber : Data Pribadi, 2023)

Gambar 4.25 Pengecoran Shear Wall

110
(Sumber : Data Pribadi, 2023)

Gambar 4.26 Kondisi Lapangan Dari Sisi Barat


(Sumber : Data Pribadi, 2023)

Gambar 4.27 Kondisi Lapangan Dari Sisi Timur


(Sumber : Data Pribadi, 2023)

Gambar 4.27 Kondisi Lapangan Dari Sisi Utara

111
(Sumber : Data Pribadi, 2023)

112
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan Kerja Praktek selama 2 (Dua) bulan, penulis
mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman yang belum pernah
didapatkan di bangku kuliah. Berikut beberapa hal yang dapat disimpulkan
mengenai apa yang telah dibahas dalam laporan kerja praktek yaitu :
a. Setelah melakukan kerja praktek, penulis memiliki pengalaman seperti
pengalaman mampu mengetahui proses pelaksanaan pekerjaan struktur mulai
dari pondasi, kolom, balok, hingga plat lantai. Pengalaman yang didapat
selama dua bulan akan menjadi bekal untuk memasuki dunia kerja.
b. Mahasiswa yang sedang Kerja Praktek pada pembangunan gedung Fakultas
Kedokteran Gigi Tahap 1 Universitas Brawijaya juga diberi tugas Quality
Control dan harus mampu memahami gambar kerja serta memeriksa hasil
pelaksanaan pekerjaan sesuai teknis yang dipersyaratkan. Sebagaimana
pekerjaan pengawas, mahasiswa Kerja Praktek juga selalu mengawasi proyek
yang dimaksudkan agar tidak melenceng dari gambar rencana.
c. Metode pelaksanaan pekerjaan balok pada Proyek Pembangunan Gedung
Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1 Universitas Brawijaya, dimulai dari
penentuan pengukuran, pabrikasi tulangan kemudian instalasi tulangan,
inspeksi, pekerjaan bekisting, lalu dilanjutkan dengan pengujian slump beton
untuk pekerjaan pengecoran, yang terakhir adalah pekerjaan pembongkaran
bekisting.
d. Adapun kendala-kendala yang terdapat di dalam proyek selama kami berada
di Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1
Universitas Brawijaya, yang mana setelah dilakukan evaluasi segera
dilakukan perbaikan kendala tersebut. Diantaranya yang penulis temukan
adalah evaluasi dari penempatan pintu darurat yang pada awalnya dianggap
membahayakan karena langsung menghadap luar sehingga dipindahkan untuk
mengarah ke area publik sehingga lebih aman.

113
e. Setelah melakukan kerja praktek, penulis kemudian mampu memiliki sikap
disiplin seperti dating ke tempat proyek tepat waktu, dan mengikuti arahan
pendamping dengan baik. Penulis juga memiliki kemampuan untuk
bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan. Sikap disiplin dan
tanggung jawab sangat diperlukan didunia kerja. Oleh karena itu, dengan
mengikuti kerja praktek, penulis dilatih untuk disiplin dan bertanggung
jawab.
f. Sebagai pelaksana harus mengontrol lapangan untuk memastikan kesesuaian
dan spesifikasi dalam gambar kerja. Pengontrolan metode kerja yang
diterapkan harus sesuai dengan standar yang ditentukan. Dalam pengecekan
pekerjaan dapat dibantu dengan mandor, setelah itu disampaikan ke
pengawas, pengawas menyampaikan pekerjaan ke owner. Setiap adanya
progress pekerjaan pada lapangan dicatat dalam laporan harian, laporan
mingguann, dan laporan bulanan.

5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam melaksanakan kegiatan kerja praktek ini
masih banyak kekurangan. Kedepannya penulis akan lebih focus dan detail
dalam menjelaskan laporan kerja praktek dengan sumber-sumber lebih
banyak dan dapat dipertanggung jawabkan. Adapun yang harus diperhatikan
agar kegiatan kerja praktek lebih fokus, maka :
1. Sebelum terjun ke lapangan, kita sudah harus memiliki pengetahuan tentang
apa yang akan di praktikkan, baik didapat dari referensi maupun bertanya
secara langsung kepada pembimbing.
2. Membekali diri dengan keterampilan dan sikap yang cukup seperti yang
diajarkan.
3. Harus memiliki komitmen untuk mau belajar dan diajar.
4. Mahasiswa harus aktif untuk bertanya agar memperoleh keterangan
selengkap mungkin dari pembimbing maupun engineer di lapangan.
5. Pengerjaan laporan hendaknya dikerjakann saat itu juga setelah survey
lapangan.

114
115
DAFTAR PUSTAKA

Aliffalakh. (n.d.). Struktur Organisasi Proyek. Retrieved from


https://aliffalakh.wordpress.com/2020/06/16/struktur-organisasi-proyek/
Amalia, D. (n.d.). Pengertian dan Tahapan Manajemen Proyek. Retrieved
from www.jurnal.id: https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-dan-
tahapan- manajemen-proyek/
Halim, D. (n.d.). SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI (SMK3
KONSTRUKSI) Disampaikan oleh. Retrieved from slideplayer.info:
https://slideplayer.info/slide/13182579/
Perencanaan Konstruksi Kolom Untuk Bangunan Bertingkat. (n.d.). Retrieved
from https://www.pengadaan.web.id/:
https://www.pengadaan.web.id/2020/03/perencanaan-konstruksi-.html
Ramadhan, M. A. (n.d.). TAHAPAN-TAHAPAN DALAM PROYEK
KONSTRUKSI.
Retrieved from http://pendidikan-teknikbangunan.blogspot.com/:
http://pendidikan-teknikbangunan.blogspot.com/2011/05/tahapan-tahapan-
dalam-proyek-konstruksi.html
Struktur Organisasi Proyek Beserta Tugas Masing-Masing Pekerja. (n.d.).
Retrieved from www.pengadaan.web.id:
https://www.pengadaan.web.id/2020/03/struktur-organisasi-proyek.html
Data Dalam Proyek, 2023. Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Brawijaya
Rromadhonunj.blogspot.com. (2014, 23 Februari). Pelaksanaan Pekerjaan
Kolom,Balok, Plat Lantai, dan Tangga. Diakses pada 01 Mei 2023, dari
Mekari.com. ( 2021, 26 November ). Struktur Organisasi Proyek: Pengertian dan
Tugas Masing-masing Jabatan. Diakses pada 01 Mei 2023, dari
https://mekari.com/blog/struktur-organisasi-proyek/
Permen PU No. 05/PRT/M/2014 Tentang pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) konstruksi bidang pekerjaan
umum.

116
LAMPIRAN

Gambar Denah Proyek

Gambar Denah Lantai 1 dan Lantai 2

117
Gambar Denah Lantai 3 dan Lantai 4

118
Gambar Denah Lantai 5 dan Lantai 6

Gambar Denah Lantai 7 dan Atap

119
Gambar Detail Balok

Gambar Detail Balok

120
Gambar Detail Kolom

Rekapitulasi Progress Pekerjaan

121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
Progress Pekerjaan

137
DAFTAR ISI

Contents

BAB I .......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Kerja Praktek ...................................................................... 1
1.2. Tujuan Kerja Praktek ................................................................................... 3
1.3. Ruang Lingkup Kerja Praktek ...................................................................... 4
1.4. Manfaat Kerja Praktek ................................................................................. 4
1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ............................................ 5
BAB II ........................................................................................................................ 6
ORGANISASI PROYEK .......................................................................................... 6
2.1 Latar Belakang Proyek................................................................................. 6
2.2 Maksud dan Tujuan Proyek ......................................................................... 7
2.3 Lokasi Proyek .............................................................................................. 7
2.4 Data Proyek ................................................................................................. 9
2.5 Bentuk dan Struktur Organisasi Proyek ..................................................... 15
2.6 Hubungan Kerja antar Unsur Pelaksana ..................................................... 18
2.7 Struktur Organisasi Perusahaan .................................................................. 23
2.8 Time Schedule............................................................................................ 28
BAB III ..................................................................................................................... 30
LINGKUP PEKERJAAN PROYEK ...................................................................... 30
3.1 Unsur-unsur Kegiatan Proyek .................................................................... 30
3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan Proyek........................................................ 31
3.3 Keterlibatan Mahasiswa dalam Kerja Praktek ............................................ 72
3.4 Form Request Pekerjaan Selama Kerja Praktek .......................................... 73
3.5 Form Aprroval Material Selama Kerja Praktek .......................................... 79
BAB IV ..................................................................................................................... 82
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 82
4.2 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) .................................................... 82
4.3 Uraian Pekerjaan yang Dilaksanakan Selama Kerja Praktek ...................... 88
4.4 Laporan Mingguan Periode Kerja Praktek ................................................ 103
4.5 Laporan Harian Periode Kerja Praktek……………………………………104
4.6 Dokumentasi Pekerjaan yang dilaksanakan selama Kerja Praktek……….107
BAB V .................................................................................................................... 113
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................... 113
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 113
5.2 Saran ....................................................................................................... 114
LAMPIRAN ........................................................................................................... 117

138
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Lokasi Gedung Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Brawijaya ................................................................................................................... 8
Gambar 2.2 Site Plan Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Brawijaya ....................................................................................... 8
Gambar 2.3 Papan Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Brawijaya ............................................................................................... 9
Gambar 2.4 Organisasi Proyek dan Pihak-Pihak yang Terlibat ........................... 15
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Pelaksana dari Proyek Fakultas Kedokteran
Gigi Tahap 1 Universitas Brawijaya Malang ...................................................... 24
Gambar 2. 6 Kurva S atau Time Schedule Proyek Gedung Fakultas Kedokteran
Gigi Tahap 1 Universitas Brawijaya Malang ......................................................... 29
Gambar 3.1 Keyplan Borepile ................................................................................. 33
Gambar 3.2 Pengeboran Borepile ........................................................................... 34
Gambar 3.3 Pengeboran Borepile ........................................................................... 34
Gambar 3.4 Izin Kerja Pengecoran Borepile ......................................................... 35
Gambar 3.5 Pengecoran Borepile ........................................................................... 35
Gambar 3.6 Izin kerja pekerjaan pile cap .............................................................. 37
Gambar 3.7 Keyplan pondasi pile cap .................................................................... 37
Gambar 3.7 Galian dan drilling cor Borepile ......................................................... 38
Gambar 3.8 Cor lantai kerja pilecap ...................................................................... 38
Gambar 3.9 Perakitan Rabatan Pile Cap ............................................................... 39
Gambar 3.10 Perakitan Rabatan Pile Cap ............................................................. 39
Gambar 3.11 Perakitan Bekisting Pile Cap ............................................................ 40
Gambar 3.12 Pengecoran Pile Cap ......................................................................... 41
Gambar 3.13 Cor Pile Cap dan pelepasan bekisting .............................................. 41
Gambar 3.14 Izin pekerjaan sloof ........................................................................... 42
Gambar 3.15 Denah Sloof........................................................................................ 43
Gambar 3.16 Detail Sloof ........................................................................................ 43
Gambar 3.17 Pekerjaan Pembesian Sloof............................................................... 45
Gambar 3.18 Pekerjaan Bekisting Sloof ................................................................. 46
Gambar 3.19 Izin Pengecoran Sloof........................................................................ 47
Gambar 3.20 Pekerjaan Pengecoran Sloof ............................................................. 48
Gambar 3.21 Izin Pekerjaan Kolom ....................................................................... 50
Gambar 3.22 Salah satu contoh Denah Kolom ....................................................... 50
Gambar 3.23 Detail Penulangan Kolom ................................................................. 51
Gambar 3.24 Fabrikasi Tulangan Kolom ............................................................... 52
dalam Lokasi Proyek ........................................................................... 52
Gambar 3.25 Pengangkutan Pembesian Dengan Tower Crane .............................. 53
Gambar 3.26 Pemasangan Scaffolding (Perancah) ................................................ 53
Gambar 3.27 Perletakan Bekisting Kolom ............................................................. 54
Gambar 3.28 Pemasangan Push pull pada Bekisting Kolom ................................. 56
Gambar 3.29 Pemasangan Beton Decking Pada Bekisting Kolom ........................ 56
Gambar 3.30 Izin Pengecoran Kolom ..................................................................... 57
Gambar 3.31 Proses Pengecoran Dengan ............................................................... 58
Bantuan Concrete Vibrator .................................................................. 58
Gambar 3.32 Izin Kerja Pekerjaan Balok .............................................................. 60
Dan Pelat Lantai .................................................................................. 60
Gambar 3.33 Contoh Denah Balok dan Pelat Lantai ............................................. 61

139
Gambar 3.34 Pemotongan Tulangan Untuk ........................................................... 62
Kebutuhan Balok dan Pelat..................................................................................... 62
Gambar 3.35 Pembengkokan Tulangan ................................................................. 63
Gambar 3.36 Pemasangan Beton Decking Pelat Lantai ......................................... 67
Gambar 3.37 Checklist Balok dan Pelat Lantai ...................................................... 68
Gambar 3.38 Izin Pengecoran Balok dan Pelat Lantai .......................................... 69
Gambar 3.39 Proses Pengecoran Balok Plat Lantai ............................................... 70
Gambar 4.1 Pengarahan K3 pada pekerja ............................................................. 84
Gambar 4.2 Kelengkapan APD di area Proyek ...................................................... 85
Gambar 4.2 Contoh Job Safety Analysis K3 ............................................................ 87
Gambar 4.3 Galian Pilecap ..................................................................................... 88
Gambar 4.4 Pembesian Pilecap ............................................................................... 89
Gambar 4.5 Pemasangan Bekisting Pilecap ........................................................... 90
Gambar 4.6 Pengecoran Pilecap ............................................................................. 91
Gambar 4.7 Pembesian dan perakitan sloof ........................................................... 93
Gambar 4.8 Pekerjaan bekisting sloof ................................................................... 94
Gambar 4.9 Pekerjaan pengecoran sloof ............................................................... 95
Gambar 4.10 Pekerjaan pembesian kolom ............................................................ 97
Gambar 4.11 Pekerjaan bekisting kolo .................................................................. 98
Gambar 4.12 Pekerjaan pengecoran kolom ........................................................... 99
Gambar 4.13 Pekerjaan tulangan balok dan plat lantai ...................................... 101
Gambar 4.14 Pekerjaan pengecoran balok dan plat lantai.................................. 102
Gambar 4.15 Penulangan Sloof ............................................................................. 107
Gambar 4.16 Bekisting Sloof ................................................................................. 107
Gambar 4.17 Pengecoran Sloof ............................................................................. 108
Gambar 4.18 Bekisting Kolom .............................................................................. 108
Gambar 4.19 Pengecoran Kolom .......................................................................... 108
Gambar 4.20 Pembesian Balok ............................................................................. 109
Gambar 4.21 Pembesian Plat Lantai .................................................................... 109
Gambar 4.22 Bekisting Balok dan Plat Lantai ..................................................... 109
Gambar 4.23 Pengecoran Balok dan Plat Lantai ................................................. 110
Gambar 4.24 Pembesian Shear Wall .................................................................... 110
Gambar 4.25 Pengecoran Shear Wall ................................................................... 110
Gambar 4.26 Kondisi Lapangan Dari Sisi Barat.................................................. 111
Gambar 4.27 Kondisi Lapangan Dari Sisi Timur ................................................ 111
Gambar 4.28 Kondisi Lapangan Dari Sisi Utara ................................................. 111

140

Anda mungkin juga menyukai