PENDAHULUAN
15
➢ Konsultan Perencana
Konsultan perencana merupakan pihak yang menyusun program kerja,
rencana kerja, serta pelaporan dan tata laksana pelaksanaan suatu proyek
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Konsultan perencana dari proyek
pembangunan Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi
Tahap 1 adalah PT Kosa Matra Graha. Tugas dan wewenang dari konsultan
perencana, antara lain (Widiantoro, 2016) :
• Tugas – tugas Konsultan Perencana :
1. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik
proyek/klien
2. Membuat gambar kerja pelaksanaan atau detail engineering design
(DED)
3. Membuat rencana kerja dan syarat – syarat pelaksanaan bangunan (RKS)
sebagai pedoman bagi pelaksana proyek
4. Membuat rencana anggaran biaya (RAB) proyek
5. Memproyeksikan keinginan – keinginan atau ide – ide pemilik proyek
kedalam design bangunan.
6. Melakukan penyesuaian design bila terjadi kesalahan pelaksanaan
pekerja dilapangan yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan.
7. Mempertanggungjawabkan design dan perhitungan struktur jika terjadi
kegagalan konstruksi.
➢ Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas merupakan pihak yang betugas untuk mengawasi
pelaksanaan pembangunan proyek dari awal hingga akhir pembangunan.
Konsultan pengawas dari PT Kosa Matra Graha. Adapun tugas dan
wewenang dari konsultan pengawas, antara lain :
• Tugas – tugas konsultan MK :
1. Menetapkan anggaran dan melakukan analisis biaya
2. Menjadwalkan waktu kerja
3. Memilih metode dan strategi konstruksi yang tepat
4. Mempertahankan hubungan yang baik dengan klien
16
5. Menegosiasikan perjanjian kontrak dengan pekerja dan agen proyek
6. Menjaga pekerja dengan baik di lokasi
7. Bekerja Bersama dengan banyak konsultan proyek
8. Bertanggung jawab dalam memberikan instruksi tertulis jika ada
pekerjaan yang harus dilakukan untuk mempercepat jadwal namun tidak
disebut dalam kontrak
9. Memastikan metode pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor agar sesuai
dengan syarat K3LMP (Kesehatan dan keselamatan kerja, lingkungan,
mutu, dan pengamanan)
10. Melakukan pemeriksaan pada shop drawing dari kontraktor sebelum
dilakukan pelaksanaan pekerjaan
➢ Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana merupakan pihak yang dipilih dan dipercaya untuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat dan bertanggung jawab penuh atas pembangunan fisik proyek
pembangunan Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi
Tahap 1. Kontraktor pelaksana dari proyek proyek pembangunan Proyek
Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1 adalah PT. Santoso
Shafanara Graha. Adapun tugas dan tanggung jawab dari kontraktor
pelaksana, antara lain :
• Tugas – tugas Kontraktor :
1. Memahami gambar design, konsep dan spesifikasinya sebagai acuan di
dalam proyek.
2. Menyusun kembali metode pelaksanaan konstruksi dan jadwal
pelaksanaan pekerjaan bersama site engineering dan structural
engineering.
3. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
persyaratan waktu, mutu, dan biaya yang sudah ditentukan.
4. Membuat program kerja harian dan memberikan pengarahan kegiatan
harian kepada pelaksana pekerjaan/tenaga kerja.
5. Membuat evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di
17
lapangan.
18
Drafter pada sebuah proyek kontruksi baik gedung maupun infrastruktur
mempunyai berbagai macam tugas dalam pekerjaanya diantaranya sebagai
berikut:
a) Membuat Gambar Perencanaan atau Softdrawing
Gambar soft drawing adalah gambar detail yang disertai ukuran dan
bentuk detail sebagai acuan pelaksanaan dalam melaksanakan pekerjaan
pembangunan dilapangan sesuai dengan gambar perencanaan yang sudah
dibuat sebelumnya.
b) Menyesuaikan Gambar Perencana Dengan Kondisi nyata dilapangan
Sering kali apa yang sudah direncanakan perencana tidak
memungkinkan untuk dilaksanakan dilapangan karena kondisi kenyaatan
yang berbda atau bisa jadi telah ada perubahan bentuk struktur pekerjaan
sebelumnya yang menyebabkan pekerjaan selanjutnya harus berubah.
disinilah tugas drafter untuk membuat gambar kerja yang dapat
dilaksanakan.
c) Menjelaskan Kepada Pelaksana Lapangan / Surveyor
Gambar softdrawing yang sudah dibuat adakalanya sudah difahami
oleh pelaksana lapangan baik dari segi bentuk detail struktur maupun
ukuran detail bangunan sehingga diperlukan kondisi yang baik dengan
pihak lapangan agar struktur bangunan strutur bangunan dibuat sesuai
dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
d) Membuat Gambar Akhir Perkerjaan /Asbuilt Drawings
Gambar asbuilt drawing adalah gambar laporan hasil peleksanaan
yang sudah dibuat dilapangan untuk dijadikan pertanggungjawaban
kepada pemilik proyek /owner, gambar abuilt drawing dibuat setelah
pekerjaan selesai dan tidak ada perubahan dilapangan.
d. Surveyor
Surveyor adalah seseorang yang melakukan pemeriksaan atau
mengawasi dan mengamati pekerjaan lainnya. Kata survey di dunia kerja
merujuk kepada keberadaan orang tersebut di lapangan untuk tugas
19
memantau. Pada umumnya, surveyor identik dengan pekerjaan konstruksi
atau proyek bangunan, namun seiring berjalannya waktu, semua bidang
pekerjaan memiliki berbagai posisi yang disebut sebagai surveyor.
Berikut ini adalah tugas-tugas surveyor dalam sebuah pekerjaan proyek
konstruksi antara lain:
a) Melaksanakan kegiatan survey dan pengukuran di lapangan. Selain itu
juga melakukan penyusunan dan penggambaran data.
b) Mengevaluasi hasil pengukuran dengen mencatat berbagai kekurangan
sehingga bisa melakukan koreksi dan segera menemukan solusi untuk
kendala tersebut.
c) Melakukan tugas pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor agar
memastikan pengukuran dilakukan dengan akurat.
d) Melakukan tugas pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor agar
pengukuran dilakukan sesuai prosedur dan sesuai dengan kondisi
lapangan.
e) Mengawasi pelaksanaan staking out.
f) Melaksanakan survey lapangan dan peninjauan lokasi-lokasi yang akan
dikerjakan.
g) Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan ke kepala proyek.
e. Logistik
Secara umum tugas dari staff logistik adalah melakukan pendatangan
barang atau bahan material, penyimpanan dan penyaluran material atau alat
proyek ke bagian pelaksana lapangan. Mengingat pendatangan bahan material
konstruksi merupakan suatu keharusan agar pelaksanaan setiap item
pekerjaan dapat berjalan sesuai waktu yang telah dijadwalkan, maka peran
staf logistik proyek menjadi kunci keberhasilan suatu proyek.
Berikut ini selengkapnya tugas dan tanggung jawab dari staf logistik:
a) Mencari dan mensurvei data jumlah bahan material beserta harganya dari
beberapa supplier atau toko material bangunan sebagai data untuk
memilih harga terbaik dan memenuhi standar dan spesifikasi atau
20
kualitas yang telah ditetapkan.
b) Menentukan lokasi penyimpanan bahan material konstruksi yang sudah
didatangkan ke area proyek sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol
dengan baik jumlah pendatangan dan pemakaiannya.
c) Melakukan pencatatan keluar masuknya barang serta bertanggungjawab
atas ketersediaan bahan material sesuai dengan format yang sudah
menjadi standar perusahaan kontraktor.
d) Membuat dan Menyusun berita acara mengenai penerimaan atau
penolakan bahan material setelah melalui quality control.
f. Koordinator K3
Berikut penjelasan tugas beserta tanggung jawab dari koordinator K3,
sebagai berikut:
a) Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan
terkait K3 Konstruksi
b) Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
c) Merencanakan dan menyusun program K3
d) Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
e) Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program,
prosedur kerja dan instruksi kerja K3
f) Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan
pedoman teknis K3 konstruksi
g) Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis
K3, jika diperlukan
h) Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
keadaan darurat.
➢ Hubungan Antara Pemilik Proyek/Owner dengan Konsultan
Perencana
Hubungan kerja antara pemilik proyek/owner dengan konsultan
perencana diatur sebagai berikut ini:
1. Ikatan kontrak
2. Konsultan perencana kepada pemilik proyek/owner, menyerahkan
21
jasa/karya perencanaan teknis bangunan gedung beserta kelengkapannya
3. Pemilik proyek/owner kepada konsultan perencana memberikan imbalan
atas jasa/biaya perencanaan.
➢ Hubungan Antara Pemilik Proyek/Owner dengan Kontraktor
Hubungan kerja antara pemilik proyek/owner dengan kontraktor
adalah sebagai berikut ini:
1. Ikatan kontrak
2. Pemilik proyek/owner kepada kontraktor, memberikan imbalan atas
jasa/biaya pelaksanaan proyek.
3. Kontraktor kepada pemilik proyek, menyerahkan jasa bangunan gedung
dan kelengkapannya.
➢ Hubungan Antara Pemilik Proyek/Owner dengan Konsultan
Pengawas
Hubungan kerja antara pemilik proyek/owner dengan konsultan
pengawas adalah sebagai berikut ini:
1. Ikatan kontra Pemilik proyek/owner kepada konsultan pengawas
memberikan
imbalan jasa/biaya pengawasan proyek.
2. Konsultan pengawas kepada pemilik proyek/owner memberikan jasa
pengawasan pekerjaan proyek mulai dari awal proyek sampai pada
finishing proyek.
22
2.7 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan wadah bagi kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Supaya tujuan dapat tercapai
dengan baik, maka diperlukan pembagian tugas serta tanggung jawab antar
masing-masing anggota organisasi. Hal ini sangat penting karena semua
kegiatan yang terjadi didalam perusahaan tidak mungkin dapat ditangani oleh
pemimpin perusahaan sekaligus, apalagi didalam perusahaan yang berskala
besar.
Struktur organisasi berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain, tergantung pada besar kecilnya perusahaan dan
bergerak dibidang apa perusahaan tersebut.
Dalam Perusahaan Pelaksanaan Konstruksi PT. Santoso Shafanara
Graha ini terbentuk oleh kerjasama dari berbagai pihak agar dapat
menyelesaikan tugas dan target yang akan dicapai juga direncanakan dengan
baik dan semaksimal mungkin tanpa ada kendala yang kecil sampai dapat
berakibat fatal bagi proyek yang dikerjakan. Dapat digambarkan struktur
organisasi dari Induk Perusahaan PT. Santoso Shafanara Graha yang
khusus mengerjakan proyek FKG UB Tahap 1 ini sebagai berikut :
23
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Pelaksana dari Proyek
Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1 Universitas Brawijaya
Malang
(Sumber : Data Proyek, 2023)
24
5. Mitigasi masalah dan kritis.
6. Memonitor perkembangan proyek berdasarkan Blueprint.
7. Membuat laporan untuk stakeholder.
• Tugas – tugas K3 :
1. Menerapkan ketentuan peraturan perundang – undangan tentang dan
terkait K3.
2. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi.
3. Merencanakan dan menyusun program K3
4. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3.
• Tugas – tugas Site Engineering :
1. Menyusun schedule, metode pelaksanaan dan breakdown aktivitas
bulanan dan mingguan.
2. Mengkoordinasikan kepada pemilik proyek (owner) mengenai penentuan
schedule material dan persetujuan bahan material apa saja yang akan
digunakan dalam pekerjaan.
3. Menyusun dan menyediakan shop drawing.
4. Menentukan cara pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan mudah.
5. Melakukan supervise di lapangan mengenai pelaksanaan pekerjaan.
6. Menginformasikan adanya penyimpangan waktu dan biaya yang terjadi
kepada Project Manager.
• Tugas – tugas Document Controller :
1. Memasukkan data dokumen ke dalam daftar dokumen dan memastikan
bahwa informasi yang diberikan akurat dan up to date.
2. Memastikan dokumen disahkan sebelum didistribusikan
3. Memastikan seluruh dokumen telah disosialisasikan dan didistribusikan
ke bagian yang berkepentingan
4. Memastikan seluruh dokumen disimpan dan dijaga dari kerusakan serta
mudah untuk ditelusuri
5. Menarik atau memusnahkan dokumen yang sudah kadaluarsa
25
• Tugas – tugas Ahli Mekanikal & Elektrikal :
1. Melakukan pelaksanaan sistem elektrikal yang berdasar pada perhitungan
kebutuhan
2. Melakukan Analisa dan perhitungan kebutuhan
3. Melakukan koordinasi dengan tenaga ahli yang lain
4. Mampu dalam memberikan pemecahan terhadap permasalahan yang
muncul dalam tahap pelaksanaan akibat kesalahan perencanaan
5. Menyusun, mengatur, dan mengawasi kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan seluruh instalasi listrik
• Tugas – tugas Pelaksana :
1. Menyediakan atau mempersiapkan fasilitas serta beragam sarana
yangdibutuhkan demi kelancaran pekerjaan
2. Menyiapkan semua bahan-bahan bangunan dengan kualitas yang baik
serta memenuhi persyaratan seperti yang tercantum dalam bestek
3. Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan semua pekerjaan
berdasarkan pada Rencana Kerja dan juga syarat- syarat yang diminta
oleh orang yang menggunakan jasanya
4. Menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna dan menyerahkannya tepat
pada waktunya sesuai dengan surat perjanjian kontrak yang disepakati
dengan pihak pemakai
5. Selama proyek masih dalam tanggung jawab kontraktor, maka pihak
kontraktor akan terus melakukan pemeliharaan secara berkala
• Tugas – tugas Quantity Surveyor ;
1. Menghitung ukuran dari bangunan yang dikerjakan dalam meter persegi
2. Menghitung volume dari berbagai komponen bangunan
3. Berhubungan dengan perusahaan logistic dan penyedia bahan bangunan
4. Melakukan quality check
5. Melakukan pengecekan apabila terdapat perubahan dalam gambar kerja
26
• Tugas – tugas Drafter :
1. Membuat gambar perencanaan atau softdrawing
2. Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata di lapangan
3. Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/surveyor
4. Membuat gambar akhir pekerjaan/asbuilt drawings
• Tugas – tugas Surveyor :
1. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk
memastikan pengukuran dilaksanakan dengan prosedur yang benar dan
menjamin data yang diperoleh akurat sesuai dengan kondisi lapangan
untuk keperluan desain atau detail desain. Alat yang digunakan oleh
surveyor dalam melaksanakan tugasnya adalah Waterpass, Theodolite,
dan Total Station
• Tugas – tugas Logistik :
1. Mencari dan mensurvei data jumlah bahan material beserta harganya dari
beberapa supplier atau took material bangunan
2. Menentukan lokasi penyimpanan bahan material konstruksi yang sudah
didatangkan ke area proyek
3. Melakukan pencatatan keluar masuknya barang serta bertanggungjawab
atas ketersediaan bahan material
4. Membuat dan menyusun berita acara mengenai penerimaan atau
penolakan bahan material setelah melalui quality control
27
2.8 Time Schedule
Time schedule adalah rencana alokasi waktu untuk menyelesaikan
masing-masing item pekerjaan proyek yang secara keseluruhan adalah
rentang waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan sebuah proyek. Dapat
dilihat dari time schedule pada saat melakukan kegiatan kerja praktek bahwa
di minggu ke-2 ( 14 Februari 2023 ) yaitu pekerjaan struktur gedung lantai 1
meliputi pekerjaan persiapan, persiapan tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan
beton yang mempunyai total bobot 3,61% sampai dengan berakhirnya
kegiatan kerja praktek yaitu di minggu ke-10 ( 14 April 2023 ) dengan bobot
66,46%. Sesuai dengan gambar dibawah berikut :
28
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN (KURVA S)
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI TAHAP I
LOKASI : UNIVERSITAS BRAWIJAYA Jl. VETERAN, MALANG
S/D HARI
1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
KE-120
A. PEKERJAAN PENDAHULUAN
I PERSIAPAN DAN K3 Rp 196.614.840,71 0,922% 0,231% 0,231% 0,231% 0,231%
III PEKERJAAN PONDASI Rp 18.816.964,09 0,088% 0,015% 0,015% 0,015% 0,015% 0,015% 0,015%
II PEKERJAAN BETON ATAP RUMAH LIFT Rp 113.879.133,18 0,534% 0,178% 0,178% 0,178%
C. PEKERJAAN PLUMBING
I INSTALASI PIPA AIR KOTOR & BEKAS Rp 12.857.130,00 0,060% 0,020% 0,020% 0,020%
II INSTALASI PIPA AIR BEKAS LAB. Rp 7.288.380,00 0,034% 0,011% 0,011% 0,011%
JUMLAH PROGRESS MINGGUAN Rp 21.320.120.749,24 100% 0,23% 3,38% 3,39% 3,39% 2,18% 8,46% 10,51% 12,50% 14,46% 7,96% 7,90% 7,96% 7,18% 5,41% 3,50% 1,50% 0,07% 0,01%
JUMLAH KUMULATIF PROGRESS MINGGUAN 0,23% 3,61% 7,01% 10,40% 12,58% 21,04% 31,55% 44,05% 58,50% 66,46% 74,36% 82,32% 89,50% 94,91% 98,41% 99,91% 99,99% 100,00%
29
BAB III
LINGKUP PEKERJAAN PROYEK
3.1 Unsur-unsur Kegiatan Proyek
30
owner untuk menentukan kontraktor yang akan ditunjuk.
3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan Proyek
31
boleh terlalu dekat dengan lubang pengeboran, sehingga lumpur dalam
air hasil pengeboran mengendap dulu sebelum airnya mengalir kembali
ke lubang pengeboran.
Titik pusat dari pile di survey dan di tandai dengan angker baja. Penentuan
titik lubang bor setiap saat harus dilakukan pengecekan berulang kali
karena kondisi lahan yang rusak akibat pengeboran.
32
Gambar 3.1 Keyplan Borepile
(Sumber : Data Proyek, 2023)
33
2. Pekerjaan Pengeboran
34
4. Pekerjaan Pengecoran
35
b. Pekerjaan pondasi pile cap
36
as pile cap dan penandaan posisi bekisting yang akan dipasang
menggunakan theodolit dan waterpass.
IJIN PEKERJAAN
No URAIAN PEKERJAAN
LOKASI GAMBAR
METODE KERJA
1 Pekerjaan persiapan, dilakukan pengukuran untuk menentukan as pilecap sesuai dengan shopdrawing
2 dilakukan pekerjaan galian tanah sesuai dengan elevasi pada gambar shopdrawing
3 dilakukan pembobokan kepala borpile sesuai dengan detail pada gambar shopdrawing
4 pekerjaan urugan pasir dan lantai kerja dilakukan
5 bekisting dipasang sesuai dengan ukuran masing - masing pilecap
6 dipasang pembesian pilecap sesuai dengan gambar detail shopdrawing
7 pengecoran dapat dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan atau checklist dengan pengawas
8 jika terdapat catatan terhadap hasil ceklist tersebut maka dilakukan perbaikan terlebih dahulu
9 pengecoran menggunakan beton dengan mutu f'c=29,05 Mpa dengan slump 18 + 2
MENGETAHUI/MENYETUJUI :
KETUA TIM TEKNIS
PROJECT MANAGEMENT UNIT
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
37
b) Pekerjaan galian, metode untuk pekerjaan penggalian dengan
menggunakan alat backhoe dan memotong cor atas bored pile
menggunakan drilling/hammer
38
2. Pekerjaan Pembesian Pile Cap
39
3. Pekerjaan Bekisting Pile Cap
Bekisting dibuat dengan triplek, karena triplek cukup kuat untuk menahan
beban sebagai bekisting serta cukup murah dan mudah dilepas.
Untuk pengecoran pile cap dalam proyek ini menggunakan tenaga manual
dengan menggunakan alat concrete mixer sesuai dengan rencana. Sebelum
dimulainya pengecoran pile cap, terlebih dahulu dibersihkan di lokasi
pengecoran, kemudian membuat batas pengecoran pile cap dan agar beton
dapat masuk kedalam tulangan pile cap maka digunakan alat vibrator untuk
meratakan serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton dapat memadat dan
terakhir menghentikan pengecoran serta meratakan atau menghaluskan
permukaan beton.
Setelah dibandingkan dengan literatur ditemukan perbedaan yaitu pada
saat pengecoran ,digunakan ready mix dengan bantuan truck mixer,hal ini
dilakukan untuk mempercepat proses pengecoran
40
Gambar 3.12 Pengecoran Pile Cap
(Sumber : Data Pribadi, 2023).
c. Pekerjaan Sloof
41
Balok sloof merupakan bagian struktur bawah yang berfungsi untuk
meneruskan beban dengan rata dari atas ke pondasi, untuk konstruksi sloof
tidak diperhitungkan. Balok sloof pada Proyek Pembangunan Gedung
Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1, seperti dibawah ini.
• S-1 33 x 60
• S-2 30 x 50
• S-L1 20 x 40
• S-L2 20 x 50
1. Pekerjaan Persiapan
IJIN PEKERJAAN
No URAIAN PEKERJAAN
1 Pekerjaan Sloof
METODE KERJA
TERLAMPIR
42
Gambar 3.15 Denah Sloof
(Sumber : Data Proyek, 2023).
sisa galian, besi, sampah, air, bahan lainnya yang dapat mengganggu
43
• Persiapan alat dan bahan sebelum pekerjaan dilaksanakan.
2. Pekerjaan Pengukuran
3. Pekerjaan Pembesian
44
Gambar 3.17 Pekerjaan Pembesian Sloof
(Sumber : Data Pribadi, 2023).
4. Pekerjaan Bekisting
• Bekisting juga diperkuat dengan skor besi yang dibuat dari balok besi
agar tidak rusak dan pecah daat pengecoran. Skor besi dipasang setiap
jarak 30 cm.
45
Gambar 3.18 Pekerjaan Bekisting Sloof
(Sumber : Data Pribadi, 2023).
5. Pekerjaan Pengecoran
46
IJIN PEKERJAAN PENGECORAN
No URAIAN PEKERJAAN
1 Pekerjaan Sloof
2. Sepatu Kolom
LOKASI GAMBAR
METODE KERJA
1 Pekerjaan persiapan, dilakukan pengukuran dan dipatok untuk menentukan ukuran dimensi Sloof sesuai dengan shopdrawing
2 dilakukan pekerjaan bekisting bodeman sesuai dengan detail pada gambar shopdrawing
3 dilakukan pekerjaan pembesian Sloof dan Sepatu Kolom sesuai dengan detail pada gambar shopdrawing
4 bekisting tembereng dipasang sesuai dengan ukuran masing - masing tipe Sloof dan diperkuat dengan pipa support
5 pengecoran dapat dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan atau checklist dengan pengawas
6 jika terdapat catatan terhadap hasil ceklist tersebut maka dilakukan perbaikan terlebih dahulu
7 pengecoran menggunakan beton dengan mutu f'c=29,05 Mpa dengan slump 10 + 2
47
Gambar 3.20 Pekerjaan Pengecoran Sloof
(Sumber : Data Pribadi, 2023).
d. Pekerjaan Kolom
2) Kolom K-1B = 70 cm x 70 cm
3) Kolom K-1C = 70 cm x 70 cm
48
4) Kolom K-2 = 50 cm x 50 cm
5) Kolom K-3 = 80 cm x 80 cm
6) Kolom KL-1 = 60 cm x 35 cm x 25 cm
7) Kolom KL-2 = 55 cm x 35 cm x 20 cm
8) Kolom KT-1 = 95 cm x 35 cm x 25 cm
9) Kolom KI-1 = 60 cm x 20 cm
1. Pekerjaan Persiapan
49
IJIN PEKERJAAN
No URAIAN PEKERJAAN
1 Pekerjaan Kolom
METODE KERJA
TERLAMPIR
50
(Sumber:Data Proyek, 2023).
2. Pekerjaan Penulangan
51
Gambar 3.24 Fabrikasi Tulangan Kolom
dalam Lokasi Proyek
(Sumber : Data Pribadi, 2023).
52
Gambar 3.25 Pengangkutan Pembesian Dengan Tower Crane
(Sumber : Data Pribadi, 2023).
53
4. Selanjutnya dilakukan pemasangan beskiting kolom dengan
bantuan Tower Crane (TC). Dimana sebelum pemasangan
bekisting dilakukan pengecekan jumlah dan jenis tulangan
kolom (checklist) oleh konsultan pengawas.
4. Pekerjaan Bekisting
54
stsu detiap sisi kolom. Dengan perhitungan kebutuhan push pull
didapat dengan 4 kali n (jumlah kolom).
55
Gambar 3.28 Pemasangan Push pull pada Bekisting Kolom
(Sumber : Data Pribadi, 2023).
56
4. Selanjutnya bila pemasangan bekisting telah dilakukan maka
konsultan pengawas akan melakukan pengecekan (checklist)
pada pekerjaan bekisting kolom. Pengecekan dilakukan pada
ukuran atau dimensi bekisting dengan rencana, elevasi posisi
vertikal dan horizontal, perkuatan bekisting, selimut beton, dan
kebersihan beton.
5. Pekerjaan Pengecoran
No URAIAN PEKERJAAN
1 Pekerjaan Kolom
LOKASI GAMBAR
METODE KERJA
1 Pekerjaan persiapan, dilakukan pengukuran dan dipatok untuk menentukan ukuran dimensi Kolom sesuai dengan shopdrawing
2 dilakukan pekerjaan pembesian sesuai dengan detail pada gambar shopdrawing
3 Sebelum ditutup Bekisting harus dilakukan checklist bersama Pengawas lapangan
4 jika terdapat catatan terhadap hasil ceklist tersebut maka dilakukan perbaikan terlebih dahulu
5 Bekisting dipasang sesuai dimensi kolom dan harus di ukur kembali untuk kelurusan kolom
6 pengecoran dapat dilakukan apabila bekisting sudah diberi perkuat dengan support untuk menjaga kelurusan kolom
7 pengecoran menggunakan beton dengan mutu f'c=29,05 Mpa dengan slump 10 + 2
57
2. Selanjutnya concrete bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan Tower crane untuk memudahkan pengerjaan
pengecoran pada lokasi yang sulit dijangkau.
58
e. Pekerjaan Balok dan Plat Lantai
59
1. Pekerjaan Persiapan
IJIN PEKERJAAN
No URAIAN PEKERJAAN
METODE KERJA
TERLAMPIR
60
Gambar 3.33 Contoh Denah Balok dan Pelat Lantai
(Sumber : Data Pribadi, 2023).
61
bawah dan tulangan tambahan pada bagian lapangan. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan selama masa Praktik Kerja Industri pada
proyek ini, untuk metode pelaksanaan pekerjaan pembuatan tulangan
balok dan pelat lantai yaitu sebagai berikut:
1. Dilakukan persiapan peralatan dan material yang akan digunakan
seperti tulangan besi balok dan pelat, bar bender, bar cutter, dan
lainnya.
dan pelat.
Gambar 3.34 Pemotongan Tulangan Untuk
Kebutuhan Balok dan Pelat
(Sumber : Data Pribadi, 2023).
62
Gambar 3.35 Pembengkokan Tulangan
(Sumber : Data Pribadi, 2023).
63
2. Baja tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas
bekisting balok.
64
dan kerusakan pada panel bekisting (Multiplek/plywood) akibat
tidak mampu dalam menahan beton segar yang berada diatasnya.
65
1. Dilakukan pemasangan Scaffolding disusun yang berjajar
bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Dengan posisi pelat
lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih
tinggi daripada balok dan diperlukan main frame tambahan
dengan menggunakan Joint pin. Perhitungkan ketinggian
scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-head jack
nya.
66
tulangan pelat sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pembesian pelat lantai dilakukan langsung di atas
bekisting pelat yang sudah siap. Baja tulangan diangkat
menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting pelat.
67
Gambar 3.37 Checklist Balok dan Pelat Lantai
(Sumber : Data Proyek, 2023).
9. Pengecoran Balok dan Pelat Lantai
68
IJIN PEKERJAAN PENGECORAN
No URAIAN PEKERJAAN
1 Pekerjaan Kolom
LOKASI GAMBAR
METODE KERJA
1 Pekerjaan persiapan, dilakukan pengukuran dan dipatok untuk menentukan ukuran dimensi Kolom sesuai dengan shopdrawing
2 dilakukan pekerjaan pembesian sesuai dengan detail pada gambar shopdrawing
3 Sebelum ditutup Bekisting harus dilakukan checklist bersama Pengawas lapangan
4 jika terdapat catatan terhadap hasil ceklist tersebut maka dilakukan perbaikan terlebih dahulu
5 Bekisting dipasang sesuai dimensi kolom dan harus di ukur kembali untuk kelurusan kolom
6 pengecoran dapat dilakukan apabila bekisting sudah diberi perkuat dengan support untuk menjaga kelurusan kolom
7 pengecoran menggunakan beton dengan mutu f'c=29,05 Mpa dengan slump 10 + 2
69
dan kemudian disalurkan ke lokasi pengecoran melalui selang
atau pipa concrete pump.
70
4. Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area
cor yang telah ditentukan, idealnya waktu pengecoran dilakukan
6 sampai 8 jam.
71
3.3 Keterlibatan Mahasiswa dalam Kerja Praktek
72
c. Dokumentasi, berupa pengumpulan informasi metode, teknis, dan sistem
serta foto lapangan dan gambar kerja proyek sesuai time schedule yang
direncanakan.
73
IJIN PEKERJAAN
No URAIAN PEKERJAAN
LOKASI GAMBAR
METODE KERJA
1 pengecoran dapat dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan atau checklist dengan pengawas
2 jika terdapat catatan terhadap hasil ceklist tersebut maka dilakukan perbaikan terlebih dahulu
3 pengecoran menggunakan beton dengan mutu f'c=29,05 Mpa dengan slump 18 + 2
4 proses pengecoran menggunakan corong dan pipa tremi untuk menjaga kualitas beton terhadap air lumpur bekas pengeboran
5 pengecoran dilakukan hingga batas atas casing yang telah dipasang saat proses pengeboran
74
IJIN PEKERJAAN
No URAIAN PEKERJAAN
LOKASI GAMBAR
METODE KERJA
1 Pekerjaan persiapan, dilakukan pengukuran untuk menentukan as pilecap sesuai dengan shopdrawing
2 dilakukan pekerjaan galian tanah sesuai dengan elevasi pada gambar shopdrawing
3 dilakukan pembobokan kepala borpile sesuai dengan detail pada gambar shopdrawing
4 pekerjaan urugan pasir dan lantai kerja dilakukan
5 bekisting dipasang sesuai dengan ukuran masing - masing pilecap
6 dipasang pembesian pilecap sesuai dengan gambar detail shopdrawing
7 pengecoran dapat dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan atau checklist dengan pengawas
8 jika terdapat catatan terhadap hasil ceklist tersebut maka dilakukan perbaikan terlebih dahulu
9 pengecoran menggunakan beton dengan mutu f'c=29,05 Mpa dengan slump 18 + 2
75
➢ Ijin Pekerjaan Sloof
IJIN PEKERJAAN
No URAIAN PEKERJAAN
1 Pekerjaan Sloof
METODE KERJA
TERLAMPIR
76
➢ Ijin Pekerjaan Kolom
IJIN PEKERJAAN
No URAIAN PEKERJAAN
1 Pekerjaan Kolom
METODE KERJA
TERLAMPIR
77
➢ Ijin Pekerjaan Balok dan Plat Lantai
IJIN PEKERJAAN
No URAIAN PEKERJAAN
METODE KERJA
TERLAMPIR
78
3.5 Form Aprroval Material Selama Kerja Praktek
79
➢ Monitoring kebutuhan dan kedatangan material Besi
80
81
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
82
pekerjaan -dan lingkungan kerja maupun penyakit umum
K3 adalah upaya atau pemikiran dan penerapannya yang ditujukan untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya,
untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja.
Adapun fungsi dan tujuan K3 dalam pelaksaan pembangunan suatu
proyek sesuai Permen PU Nomor 02/PRT/M/2018:
a) Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan
adanya risiko dan bahaya bagi keselamatan dan kesehatan di lingkungan
kerja.
b) Membantu memberikan saran dalam perencanaan, proses organisir,
desain tempat kerja, dan pelaksanaan kerja.
c) Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan para
pekerja di lingkungan kerja.
d) Memberikan saran mengenai informasi, edukasi, dan pelatihan mengenai
kesehatann dan keselamtan kerja.
e) Sebagai pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode,
prosedur dan program.
f) Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan tindakan pengendalian
bahaya dan program pengendalian bahaya.
Sedangkan peranan K3 dalam pelaksanaan pembangunan suatu proyek
antara lain:
a) Semua orang yang berada di lingkungan kerja perlu dijamin
keselamatannya
b) Semua sumber produksi harus digunakan secara efisien dan aman
c) Harus ada tindakan antisipatif dari perusahaan sebagai upaya untuk
mengurangi risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Perencanaan K3 yang dapat diamati pada proyek pembangunan Wisata
Religi Dan Ruang Terbuka Hijau Tahap 2 adalah sebagai berikut :
83
1. Safety Induction
Safety Induction merupakan program mendasar dalam mendisiplinkan
pegawai atau pekerja, yaitu dengan memberikan arahan dan orientasi tentang
pekerja dan aspek keselamatan kerjanya. Safety Induction wajib diberikan kepada
orang-orang sebelum memulai bekerja atau berkunjung ke lokasi proyek ,contoh
pengarahan dapat dilihat di gambar 4.1
2. Tollbox Meeting
Tollbox Meeting yaitu memberikan penjelasan mengenai pentingnya
keselamatan kerja dalam pekerjaan konstruksi bangunan dan memberikan
informasi-informasi lapangan kepada pekerja mengenai daerah bahaya,
penanggulangan, dan hal lain yang berkaitan.
3. Safety Monthly Meeting
Yaitu mempresentasikan hasil yang telah tercapai setiap bulannya kepada top
management perusahaan dan subkont untuk menarik dukungan terhadap keselatan
kerja.
4. Safety Patrol
Yaitu melakukan patrol ke lapangan untuk mengetahui permasalahan
keselamatan kerja di lapangan.
84
5. Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi tenaga kerja yang berfungsi untuk
memproteksi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja
dan penyakit akubat kerja. APD merupakan standar kelengkapan wajib
digunakan pekerja ketika memasuki area proyek untuk menjaga keselamatan
dan keamanan pekerja tersebut. Standar kelengkapan APD pada Proyek
Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1 Universitas
Brawijaya Malang sebagai berikut :
85
Tabel 4.1 Perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD)
(Sumber : Data Internet, 2023)
86
➢ Job Safety Analysis K3
JOB TITLE :
Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi Date : 17 April 2023
(Deskripsi Pekerjaan)
JOB SAFETY ANALYSIS
JOB LOCATION : RECOMMENDED PPE : ANALISYS BY :
FKG UNIVERSITAS BRAWIJAYA Kontraktor
(Lokasi Pekerjaan) (PPE yang Dianjurkan) (Analisis Oleh)
WHO DOES JOB : √ ID Card
(Analisa Keselamatan Kerja) PT. SANTOSO SAFANARA GRAHA REVIEWED BY :
(Pelaksana) √ Safety Helmet + ID Safety
COMPANY / ORGANIZATION : SUPERVISOR : √ Safety Shoes (Diperiksa Oleh)
PT. KOSA MATRA GRAHA
(Perusahaan / Organisasi) (Pengawas) √ Safety Belt Project Manager
APROVED BY :
KONSULTAN : √ Rompi
PT. KOSA MATRA GRAHA Konsultan Pengawas
(Perencana) √ Masker (Disetujui Oleh)
LANGKAH - LANGKAH SEBELUM BEKERJA
√ Menyiapkan Kartu kerja Biasa √ Mengisi Formulir Identifikasi Bahaya √ Mengamankan Lokasi Kerja
√ Menyiapkan kartu kerja Khusus √ Mengisi Data Contact Person √ Mengecek Alat Angkut & Angkat
√ Ijin Over Time / Kerja Lembur √ Mengisi Format Area Pekerjaan √ Perijinan IMB (Ijin Membangun Bangunan)
√ Info ke Saksi Terkait √ Menyiapkan Tool Set & Alat Kerja √ Perijinan Alat Angkut & Angkat
√ Melaksanakan Prosedur Lockout Tagout (LOTO) √ Fotocopy SIO
SEQUENCE OF BASIC JOB STEPS POTENTIAL HAZARDS RECOMMENDED ACTION OR PROCEDURE
NO
(Langkah Awal Pekerjaan) (Potensi bahaya) (Prosedur atau langkah yang Dianjurkan)
~ Tangan Tergores / Lecet ~ Memakai APD Helm, Sepatu Safety, Sarung
Pembersihan area proyek &
1. ~ Potensi terhirup debu kotoran ~ Minum air putih yang cukup
pemerataan tanah sisa galian
~ Potensi kelelahan / dehidrasi ~ Istirahat sejenak jika merasa kelelahan
~ Tangan Tergores / Lecet ~ Memakai APD Helm, Sepatu Safety, Sarung
2. Pabrikasi Plat Lt.7 ~ Potensi kaki terjepit pabrikasi ~ Minum air putih yang cukup
~ Potensi kelelahan / dehidrasi ~ Istirahat sejenak jika merasa kelelahan
~ Tangan Tergores / Lecet ~ Memakai APD Helm, Sepatu Safety, Sarung
3. Pengecoran Plat Lt.7 ~ Potensi kejatuhan sisa cor dari bucket ~ Minum air putih yang cukup
~ Potensi kelelahan / dehidrasi ~ Istirahat sejenak jika merasa kelelahan
~ Tangan Tergores / Lecet ~ Memakai APD Helm, Sepatu Safety, Sarung
~ Potensi terhirup debu kotoran ~ Minum air putih yang cukup
4 Pabrikasi Besi Kolom
~ Potensi kelelahan / dehidrasi ~ Istirahat sejenak jika merasa kelelahan
~ Terjepit besi pabrikasi ~ Menggunakan sarung tangan
~ Tangan Tergores / Lecet ~ Memakai APD Helm, Sepatu Safety, Sarung
~ Potensi terhirup debu kotoran ~ Minum air putih yang cukup
5 Pengecoran Kolom Lt 5
~ Terpleset saat melalukan pengarahan cor ~ Istirahat sejenak jika merasa kelelahan
~ Potensi kejatuhan sisa cor dari readymix ~ Tidak melamun saat bekerja
~ Tangan Tergores / Lecet ~ Memakai APD Helm, Sepatu Safety, Sarung
~ Potensi terhirup debu kotoran ~ Minum air putih yang cukup
6 Pabrikasi Dinding Beton lt 3
~ Potensi kelelahan / dehidrasi ~ Istirahat sejenak jika merasa kelelahan
~ Terkena Debu dari bobokan pancang ~ Menggunakan masker
~ Tangan Tergores / Lecet ~ Memakai APD Helm, Sepatu Safety, Sarung
~ Potensi terhirup debu kotoran ~ Minum air putih yang cukup
7 Pembesian Tangga LT 3-4
~ Potensi kelelahan / dehidrasi ~ Istirahat sejenak jika merasa kelelahan
~ Terkena Debu dari bobokan pancang ~ Menggunakan masker
~ Tangan Tergores / Lecet ~ Memakai APD Helm, Sepatu Safety, Sarung
~ Potensi terhirup debu kotoran ~ Minum air putih yang cukup
8 Pengecoran Tangga LT 3-4
~ Potensi kelelahan / dehidrasi ~ Istirahat sejenak jika merasa kelelahan
~ Terkena Debu dari bobokan pancang ~ Menggunakan masker
87
4.3 Uraian Pekerjaan yang Dilaksanakan Selama Kerja Praktek
1. Pekerjaan Pile Cap dan Sloof
Pilecap adalah pekerjaan struktur yang ada pada bangunan konstruksi.
Oleh sebab itu, pilecap merupakan bagian terpenting yang harus dikerjakan
Ketika akan membangun sebuah bangunan konstruksi yang harusnya tidak
bisa ditinggalkan agar bangunan dapat berdiri dengan kokoh. Pilecap
mempunyai fungsi sebagai penahan beban yang berasal dari kolom yang
selanjutnya akan disebarkan ditiang pancang.
Metode pelaksanaan pada pekerjaan pile cap dan sloof adalah sebagai berikut:
1) Persiapan pilecap
a. Penentuan titik as pilecap dengan menggunakan total station
berdasarkan shop drawing yang dilanjutkan dengan pemasangan
patok as pilecap.
b. Galian pilecap dilakukan bersamaan dengan galian sloof,
kedalaman penggalian disesuaikan dengan dimensi pilecap.
c. Pekerjaan pecah kepala tiang, kepala bore pile dibobok sampai
dengan elevasi yang diinginkan dengan menggunakan alat Jack
Drill.
88
2) Pembesian pilecap
a. Potong dan bengkokkan tulangan sesuai ketentuan yang di
rencanakan. Pemotongan dengan menggunakan bar cutter,
sedangkan pembengkokkan dengan menggunakan bar bender.
b. Susun tulangan pada area yang telah di pasang bekesting dengan
jumlah dan jarak sesuai gambar rencana.
c. Selanjutnya tulangan diikat dengan kawat antara tulangan utama,
tulangan geser, dan tulangan kolom agar pada saat pengecoran
berlangsung tulangan tidak bergeser.
d. Pasang beton decking pada rangkaian pilecap untuk menjaga jarak
selimut beton
e. Setelah tulangan pilecap tersusun semuanya lakukan pembersihan
area dari kotoran.
89
3) Pemasangan bekisting pilecap
a. Melakukan marking area untuk tercapainya bentuk desain, ukuran dan
tat ruang yang tepat, dan untuk memastikan bahwa setiap pekerjaan
dan pemasangan sesuai dengan gambar kerja.
b. Susun panel kayu dan multiplek mengelilingi area galian pilecap
satukan menggunakan paku dan kontrol kesikuan bekesting dengan
menggunakan benangan.
c. Sanggah pinggiran bekesting dengan menggunakan balok kayu
ataupun paving agar saat pengecoran tidak terjadi perubahan posisi
bekesting.
d. Pastikan area pilecap dalam keadaan bersih, setelahnya lakukan
pengurugan pasir dengan tebal sesuai gambar rencana dan dilanjut
dengan lantai kerja.
90
4) Pengecoran pilecap
a. Siapkan beton ready mix mutu k-350
b. Tuangkan adukan kedalam area pilecap dan sloof dari mesin
pengaduk pada conctrete mixer truck.
c. Kemudian dilakukan pemadatan campuran beton dengan
menggunanakan alat vibrator,tujuan dari pemadatan adalah untuk
mengurangi rongga udara dalam beton dan mencapai kepadatan
maksimum.
d. Setelah campuran beton terpenuhi pada cetakan pile cap maka
selanjutnya lakukan perataan campuran.
91
5) Pelepasan bekisting
a. Pembongkaran dapat dilakukan saat beton sudah mengalami proses
hidrasi dan memiliki kekuatan untuk menahan beban yang bekerja.
Pelepasan paku yang menghubungkan antara kayu dan multiplex
bekesting.
b. Pelepasan dilakukan dengan menarik kayu menggunakan tang dan
palu.
c. Bekesting yang sudah digunakan ditempatkan di tempat yang rapi
supaya tidak mengganggu pekerjaan dan dapat di gunakan kembali.
d. Setelah bekesting dilepas, beton diberikan perawatan dengan cara
penyiraman beton bertujuan agar beton tidak retak.
6) Persiapan sloof
a. Pekerjaan pembersihan lapangan terdiri dari pembersihan lahan
dari sisa galian, besi, sampah, air, bahan lainnya yang dapat
mengganggu proses pelaksanaan sloof.
b. Persiapan alat dan bahan sebelum pekerjaan dilaksanakan.
c. Pekerjaan pengukuran ini bertujuan untuk mengatur titik as sloof
berdasarkan shop drawing dengan memasangkan patok as sloof
untuk mendapatkan posisi yang susuai dengan gambar rencana.
d. Pekerjaan ini dibantu dengan menggunakan alat theodolite,
meteran, benang dan selang air, serta melibatkan 2 orang pekerja
dalam proses
7) Pembesian sloof
a. Pemotongan tulangan menggunakan bar cutter sesuai dengan
panjang yang sudah direncanakan.
b. Melakukan pembengkokkan tanah menggunakan bar bender di
lokasi yang berbeda tetapi masih satu lapangan. Panjang
pembengkokan kait ± 5cm.
c. Perakitan dan pemasangan besi tulangan yaitu dirangkai ditempat
92
yang akan dilkaukan pengecoran.
d. Pemasangan beton decking pada rangkaian tulangan balok sloof
untuk menjaga jarak selimut beton tidak berubah selama proses
pengecoran. Beton decking berbentuk silinder dengan ketebalan 7,5
cm.
e. Pemasangan tulangan geser dengan jarak 100 cm.
93
Gambar 4.8 Pekerjaan bekisting sloof
(Sumber : Data Pribadi, 2023)
9) Pengecoran sloof
94
Gambar 4.9 Pekerjaan pengecoran sloof
(Sumber : Data Pribadi, 2023)
2. Pekerjaan Kolom
Kolom adalah elemen konstruksi yang berfungsi sebagai tiang
bangunan sekaligus sebagai pendukung beban yang ada diatasnya, yaitu
berat sendiri kolom, beban balok, beban plat lantai, serta beban atap.
Kolom berfungsi untuk menyalurkan beban ke pondasi yang untuk
kemudian diteruskan ke tanah keras secara merata. Pada proyek ini ada
jenis kolom yaitu kolom K1,K2,K3 dimana setiap kolom mempunyai
demensi yang berbeda K1 70X70 cm, K2 50X50cm, K3 80X80cm,.
Metode pelaksanaan pada pekerjaan kolom adalah sebagai berikut:
1) Persiapan
Pekerjaan persiapan adalah penentuan titik-titik as kolom yang
diperoleh dari pengukuran dan pematokan di tempat yang di
95
rencanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat
seperti:
Total station, meteran, tinta, dll. Berikut adalah metode
pelaksanaan persiapan:
a. Penentuan as kolom dengan Total station berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan
Bersama dari titik BM (Bench Mark).
b. Buat as kolom dari garis pinjaman.
c. Pemasangan marking as kolom dengan tanda berupa garis hitam
dari sipatan.
2) Pembesian
Pembesian kolom terdiri dari tulangan pokok dan sengkang.
Tulangan pokok berfungsi menahan gaya tarik yang diakibatkan
oleh beban lentur, sedangkan sengkang yang berfungsi untuk
menahan gaya geser karena torsi/puntir. Berikut Tahapan perakitan
dan pembesian kolom:
a. Potong tulangan Sengkang dan tulangan geser dalam sesuai
dimensi recana. Tulangan Sengkang dan tulangan geser dalam
dipotong sesuai dengan kebutuhan besi menggunakan bar cutter.
b. Bengkokkan tulangan sesuai ketentuan yang direncanakan
dengan menggunakan mesin bar bender.
c. Pasang tulangan Sengkang dan geser dalam sesuai dengan jarak
pada gambar rencana, serta diikat dengan menggunakan kawat
bendrat agar tulangan kaku dan kuat.
d. Periksa kembali dengan mengukur jarak Sengkang dan tulangan
geser apakah sesuai dengan ketentuan. Jika hasilnya tidak ada
kendala maka dapat dilakukan pemasangan bekesting yang
sudah dipasang beton decking pada setiap keliling kolom agar
selimut beton yang direncanakan sesuai dengan spesifikasi.
96
Gambar 4.10 Pekerjaan pembesian kolom
(Sumber : Data Pribadi, 2023)
2) Pemasangan bekisting
Bekesting kolom sangat penting dalam proses pembuatan kolom
struktur karena berpengaruh terhadap bentuk kolom. Semakin kuat
dan presisi suatu bekestin maka hasil akhir dari kolom. Semakin
kuat dan presisi suatu bekesting maka hasil akhir dari kolom
tersebut juga akan baik. Berikut tahapan dalam pemasangan
bekesting kolom :
a. Melakukan marking area untuk tercapainya bentuk desain,
ukuran dan tata ruang yang tepat, dan untuk memastikan bahwa
setiap pekerjaan dan pemasangan sesuai dengan gambar kerja.
b. Pengolesan minya bekesting dimaksudkan agar saat
pembongkaran beton tidak menempel pada bekesting.
c. Susun panel kayu dan multiplek mengelilingi kolom dan satukan
menggunakan paku kemudian di bawahnya dipasang perancah.
d. Pasang penyangga/tahanan pada bekesting kolom agar saat
pengecoran tidak terjadi perubahan
e. bahan posisi bekesting. Pasang unting-unting untuk menjaga
vertikaliti dari kolom.
97
Gambar 4.11 Pekerjaan bekisting kolom
(Sumber : Data Pribadi, 2023)
3) Pengecoran
Pengecoran kolom adalah proses penuangan beton segar
kedalam bekisting kolom, dimana penulangan kolom dan bekisting
kolom sudah dilakukan pengecekan bersama oleh Kontraktor,
Manajemen Konstruksi, dan tim Teknik Owner. Saat akan
melakukan pengecoran ada beberapa tahapan,yaitu :
a. Siapkan beton ready mix mutu k-350.
b. Tuangkan adukan kedalam bak pompa.
c. Tembakkan beton ke dalam bekesting kolom, sebelum itu
lakukan pembersihan dari kotoran di area yang akan dicor
menggunakan kayu yang diberi magnet.
d. Sebelum menuangkan beton ke dalam bekesting, siram area
yang akan dicor menggunakan lem beton (perekat) dan pastikan
shaft vibrator dekat dengan bagian bawah dan tengah /sudut
kolom, tuangkan sedikit demi sedikit beton, nyalakan vibrator
dan lakukan pemadatan yang cukup. Begitu seterusnya, hingga
98
ketinggian yang diinginkan tercapai. Sedangkan untuk exsternal
bisa dilakukan dengan memukul bekesting dengan kayu/karet di
bagian luarnya.
99
3. Pekerjaan Plat lantai dan Balok
1) Persiapan
Penentuan titik as balok dilakukan untuk mendapatkan elevasi
dasar balok agar elevasi lantai diatasnya dapat sesuai dengan
rencana. Penentuan titik as balok dilakukan dengan membuat garis
pinjaman, sehingga dapat memudahkan pekerja untuk membuat
bekesting dasar balok.
2) Pemasangan bekisting
Penentuan titik as balok dilakukan untuk mendapatkan elevasi
dasar balok agar elevasi lantai diatasnya dapat sesuai dengan
rencana. Penentuan titik as balok dilakukan dengan membuat garis
pinjaman, sehingga dapat memudahkan pekerja untuk membuat
bekesting dasar balok.
3) Pembesian balok dan plat lantai
Metode pelaksanaan pada pembesian balok dan plat lantai
adalah sebagai berikut:
a. Besi tulangan pokok, tulangan Sengkang, dan tulangan extra
dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja.
Kemudian besi tulangan dirakit sesuai detail pembesian, dimulai
dari tulangan bawah baru kemudian tulangan atas. Perakitan
tulangan utama balok harus memperhatikan jarak
b. Tulangan, tebal selimut beton, serta sengkang yang digunakan
agar hasil pembesiannya sesuai dengan spesifikasi rencana.
c. Pemasangan Sengkang dapat dilakukan dengan mengikat
sengkang ke besi tulangan menggunakan kawat bendrat dengan
jarak sesuai rencana. Daerah tumpuan berada pada ujung-ujung
bagiannya sepanjang ¼ bentang.
100
Gambar 4.13 Pekerjaan tulangan balok dan plat lantai
(Sumber : Data Pribadi, 2023)
101
Gambar 4.14 Pekerjaan pengecoran balok dan plat lantai
(Sumber : Data Pribadi, 2023)
102
4.4 Laporan Mingguan Periode Kerja Praktek
Laporan mingguan adalah rangkuman dari laporan harian yang disajikan
dalam satu minggu dimana dalam laporan mingguan ini akan terlihat
presentase pekerjaan/progress dalam satu minggu, apakah ada pekerjaan yang
mengalami keterlambatan atau tidak. Sehingga berpengaruh pada pekerjaan
minggu selanjutnya. Sebelum membuat laporan mingguan proyek maka
terlebih dahulu dibuat laporan harian proyek yang merupakan laporan per hari
mengenai pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Dari laporan harian proyek
maka dapat dibuat rekap selama satu minggu kerja dalam bentuk laporan
mingguan. Untuk laporan mingguan bisa dilihat pada lampiran.
103
4.5 Laporan Harian Periode Kerja Praktek
Laporan harian juga berfungsi untuk mengetahui pekerjaan apa yang
sudah dan belum terselesaikan, sehingga dapat dilakukan evaluasi serta tindak
lanjut apabila terjadi permasalahan atau keterlambatan pekerjaan pada hari
tersebut.
Laporan harian pada Proyek pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran
Gigi Tahap 1 Universitas Brawijaya ini dibuat oleh supervisor pengawas
lapangan masing-masing area. Laporan berisi jenis-jenis pekerjaan yang
dilakukan dalam satu hari serta jumlah pekerja yang hadir. Dilengkapi pula
dengan keterangan alat yang digunakan untuk menunjang pekerjaan.
Permasalahan di lapangan atau kekurangan material yang tidak tersedia juga
disampaikan dalam laporan harian ini agar dapat segera ditindak lanjuti.
Dalam proyek tidak lepas dari kendala dalam pelaksanaan. Kendala
dalam pelaksanaan proyek ini menyebabkan kerugian beberapa hal, misal
keterlambatan waktu pekerjaan, keterlambatan produktivitas, dan
keterlambatan biaya. Adapun kendala pada saat proyek berlangsung antara
lain:
1. Faktor cuaca akan angat menentukan penyelesaian sebuah proyek,
seperti saat akan melakukan pengecoran terjadi kemunduran waktu
dan pelaksanaan dikarenakan musim hujan yang lebat. Jika
pengecoran dilanjutkan akan mempengaruhi fas muka air tanah.
2. Surface drilling mengalami kerusakan dan menyebabkan pekerjaan
dihentikan saat pengeboran selama 1 hari, dikarenakan hal tersebut
tidak ada pekerjaan mulai jam pagi sampai malam hari. Dampak
negatif yang diperoleh yaitu keterlambatan waktu dan tingkat
produtivitas mesin menjadi menurun.
3. Excavator kobelco mengalami kerusakan saat melakukan pekerjaan
pemindahan tanah dikarenakan pekerjaan pengeboran bore pile. Dari
hal tersebut menyebabkan tingkat produktivitas menjadi menurun dan
walaupun memiliki 2 excavator tetapi bisa berdampak besar bagi
pelaksanaan proyek. Perbaikan dari excavator ini hanya
104
membutuhkan beberapa jam sekitar ±3 jam.
4. Tower Crane sempat mengalami kerusakan saat melakukan pekerjaan
pada saat siang hari hingga sampai 2 hari berikutnya sehingga proyek
tidak bisa berlangsung dikarenakan dinamo tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Dari hal tersebut menyebabkan tingkat
produktivitas menjadi menurun bahkan ada sebagian pekerjaan
terhenti.
5. Pada saat berlangsungnya proses pengecoran salah satu pile cap
sempat terjadi bekisting rusak bahkan jebol dikarenakan daya tuang
concrete pump terlalu kencang dan vibrator mengenai bekisting
terlalu keras. Sehingga sebagian cor yang sudah didalam bekisting
otomatis terjadi amblas keluar dan mungkin juga disebabkan daya
kuat bekisting tergolong lemah.
105
beton di batching plant akan berubah dan memengaruhi mutu beton.
2. Jika terjadi kerusakan surface drilling maka pihak sub-kontraktor
sendirilah yang mengatasi permasalahan tersebut dan bersikap
tanggung jawab dengan memanggil mekaniknya untuk datang
langsung ke lapangan untuk memperbaiki permasalahan tersebut.
3. Dari kerusakan excavator ini maka pihak pelaksana memanggil
mekanik ke lapangan untuk mengatasi kerusakan tersebut dan
perbaikan dari excavator ini hanya membutuhkan beberapa jam
sekitar ±3 jam. Lalu jika dipastikan excavator sudah berfungsi dengan
baik maka, operator kembali mengerjakan penggalian.
4. Dari kerusakan Tower Crane ini maka pihak pelaksana mengatasi
permasalahan ini dengan memanggil mekanik ke lapangan dan
logistik agar segera mendapatkan onderdil yang dibutuhkan di daerah
Surabaya dan sekitarnya. Karena onderdil tidak bisa didapatkan di
daerah Malang. Akhirnya setelah 2 hari pihak logistk mendapatkan
dan mekanik segera meng-install-nya, alhasil pekerjaan kembali
berjalan normal.
5. Dari kejadian jebolnya bekisting pile cap pada saat pengecoran
menggunakan concrete pump, maka pihak pelaksana beralih
menggunakan concrete bucket dengan bantuan tower crane.
Walaupun tergolong membutuhkan waktu yang lama namun
pekerjaan pengecoran dapat dipastikan aman.
106
4.6 Dokumentasi Pekerjaan yang Dilaksanakan Selama Kerja Praktek
Berikut adalah dokumentasi pekerjaan yang dilaksanakan selama kerja
praktek yang bisa ditampilkan :
107
Gambar 4.18 Pengecoran Sloof
(Sumber : Data Pribadi, 2023)
108
Gambar 4.22 Pembesian Balok
(Sumber : Data Pribadi, 2023)
109
(Sumber : Data Pribadi, 2023)
110
(Sumber : Data Pribadi, 2023)
111
(Sumber : Data Pribadi, 2023)
112
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan Kerja Praktek selama 2 (Dua) bulan, penulis
mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman yang belum pernah
didapatkan di bangku kuliah. Berikut beberapa hal yang dapat disimpulkan
mengenai apa yang telah dibahas dalam laporan kerja praktek yaitu :
a. Setelah melakukan kerja praktek, penulis memiliki pengalaman seperti
pengalaman mampu mengetahui proses pelaksanaan pekerjaan struktur mulai
dari pondasi, kolom, balok, hingga plat lantai. Pengalaman yang didapat
selama dua bulan akan menjadi bekal untuk memasuki dunia kerja.
b. Mahasiswa yang sedang Kerja Praktek pada pembangunan gedung Fakultas
Kedokteran Gigi Tahap 1 Universitas Brawijaya juga diberi tugas Quality
Control dan harus mampu memahami gambar kerja serta memeriksa hasil
pelaksanaan pekerjaan sesuai teknis yang dipersyaratkan. Sebagaimana
pekerjaan pengawas, mahasiswa Kerja Praktek juga selalu mengawasi proyek
yang dimaksudkan agar tidak melenceng dari gambar rencana.
c. Metode pelaksanaan pekerjaan balok pada Proyek Pembangunan Gedung
Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1 Universitas Brawijaya, dimulai dari
penentuan pengukuran, pabrikasi tulangan kemudian instalasi tulangan,
inspeksi, pekerjaan bekisting, lalu dilanjutkan dengan pengujian slump beton
untuk pekerjaan pengecoran, yang terakhir adalah pekerjaan pembongkaran
bekisting.
d. Adapun kendala-kendala yang terdapat di dalam proyek selama kami berada
di Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi Tahap 1
Universitas Brawijaya, yang mana setelah dilakukan evaluasi segera
dilakukan perbaikan kendala tersebut. Diantaranya yang penulis temukan
adalah evaluasi dari penempatan pintu darurat yang pada awalnya dianggap
membahayakan karena langsung menghadap luar sehingga dipindahkan untuk
mengarah ke area publik sehingga lebih aman.
113
e. Setelah melakukan kerja praktek, penulis kemudian mampu memiliki sikap
disiplin seperti dating ke tempat proyek tepat waktu, dan mengikuti arahan
pendamping dengan baik. Penulis juga memiliki kemampuan untuk
bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan. Sikap disiplin dan
tanggung jawab sangat diperlukan didunia kerja. Oleh karena itu, dengan
mengikuti kerja praktek, penulis dilatih untuk disiplin dan bertanggung
jawab.
f. Sebagai pelaksana harus mengontrol lapangan untuk memastikan kesesuaian
dan spesifikasi dalam gambar kerja. Pengontrolan metode kerja yang
diterapkan harus sesuai dengan standar yang ditentukan. Dalam pengecekan
pekerjaan dapat dibantu dengan mandor, setelah itu disampaikan ke
pengawas, pengawas menyampaikan pekerjaan ke owner. Setiap adanya
progress pekerjaan pada lapangan dicatat dalam laporan harian, laporan
mingguann, dan laporan bulanan.
5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam melaksanakan kegiatan kerja praktek ini
masih banyak kekurangan. Kedepannya penulis akan lebih focus dan detail
dalam menjelaskan laporan kerja praktek dengan sumber-sumber lebih
banyak dan dapat dipertanggung jawabkan. Adapun yang harus diperhatikan
agar kegiatan kerja praktek lebih fokus, maka :
1. Sebelum terjun ke lapangan, kita sudah harus memiliki pengetahuan tentang
apa yang akan di praktikkan, baik didapat dari referensi maupun bertanya
secara langsung kepada pembimbing.
2. Membekali diri dengan keterampilan dan sikap yang cukup seperti yang
diajarkan.
3. Harus memiliki komitmen untuk mau belajar dan diajar.
4. Mahasiswa harus aktif untuk bertanya agar memperoleh keterangan
selengkap mungkin dari pembimbing maupun engineer di lapangan.
5. Pengerjaan laporan hendaknya dikerjakann saat itu juga setelah survey
lapangan.
114
115
DAFTAR PUSTAKA
116
LAMPIRAN
117
Gambar Denah Lantai 3 dan Lantai 4
118
Gambar Denah Lantai 5 dan Lantai 6
119
Gambar Detail Balok
120
Gambar Detail Kolom
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
Progress Pekerjaan
137
DAFTAR ISI
Contents
BAB I .......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Kerja Praktek ...................................................................... 1
1.2. Tujuan Kerja Praktek ................................................................................... 3
1.3. Ruang Lingkup Kerja Praktek ...................................................................... 4
1.4. Manfaat Kerja Praktek ................................................................................. 4
1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ............................................ 5
BAB II ........................................................................................................................ 6
ORGANISASI PROYEK .......................................................................................... 6
2.1 Latar Belakang Proyek................................................................................. 6
2.2 Maksud dan Tujuan Proyek ......................................................................... 7
2.3 Lokasi Proyek .............................................................................................. 7
2.4 Data Proyek ................................................................................................. 9
2.5 Bentuk dan Struktur Organisasi Proyek ..................................................... 15
2.6 Hubungan Kerja antar Unsur Pelaksana ..................................................... 18
2.7 Struktur Organisasi Perusahaan .................................................................. 23
2.8 Time Schedule............................................................................................ 28
BAB III ..................................................................................................................... 30
LINGKUP PEKERJAAN PROYEK ...................................................................... 30
3.1 Unsur-unsur Kegiatan Proyek .................................................................... 30
3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan Proyek........................................................ 31
3.3 Keterlibatan Mahasiswa dalam Kerja Praktek ............................................ 72
3.4 Form Request Pekerjaan Selama Kerja Praktek .......................................... 73
3.5 Form Aprroval Material Selama Kerja Praktek .......................................... 79
BAB IV ..................................................................................................................... 82
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 82
4.2 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) .................................................... 82
4.3 Uraian Pekerjaan yang Dilaksanakan Selama Kerja Praktek ...................... 88
4.4 Laporan Mingguan Periode Kerja Praktek ................................................ 103
4.5 Laporan Harian Periode Kerja Praktek……………………………………104
4.6 Dokumentasi Pekerjaan yang dilaksanakan selama Kerja Praktek……….107
BAB V .................................................................................................................... 113
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................... 113
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 113
5.2 Saran ....................................................................................................... 114
LAMPIRAN ........................................................................................................... 117
138
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Lokasi Gedung Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Brawijaya ................................................................................................................... 8
Gambar 2.2 Site Plan Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Brawijaya ....................................................................................... 8
Gambar 2.3 Papan Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Brawijaya ............................................................................................... 9
Gambar 2.4 Organisasi Proyek dan Pihak-Pihak yang Terlibat ........................... 15
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Pelaksana dari Proyek Fakultas Kedokteran
Gigi Tahap 1 Universitas Brawijaya Malang ...................................................... 24
Gambar 2. 6 Kurva S atau Time Schedule Proyek Gedung Fakultas Kedokteran
Gigi Tahap 1 Universitas Brawijaya Malang ......................................................... 29
Gambar 3.1 Keyplan Borepile ................................................................................. 33
Gambar 3.2 Pengeboran Borepile ........................................................................... 34
Gambar 3.3 Pengeboran Borepile ........................................................................... 34
Gambar 3.4 Izin Kerja Pengecoran Borepile ......................................................... 35
Gambar 3.5 Pengecoran Borepile ........................................................................... 35
Gambar 3.6 Izin kerja pekerjaan pile cap .............................................................. 37
Gambar 3.7 Keyplan pondasi pile cap .................................................................... 37
Gambar 3.7 Galian dan drilling cor Borepile ......................................................... 38
Gambar 3.8 Cor lantai kerja pilecap ...................................................................... 38
Gambar 3.9 Perakitan Rabatan Pile Cap ............................................................... 39
Gambar 3.10 Perakitan Rabatan Pile Cap ............................................................. 39
Gambar 3.11 Perakitan Bekisting Pile Cap ............................................................ 40
Gambar 3.12 Pengecoran Pile Cap ......................................................................... 41
Gambar 3.13 Cor Pile Cap dan pelepasan bekisting .............................................. 41
Gambar 3.14 Izin pekerjaan sloof ........................................................................... 42
Gambar 3.15 Denah Sloof........................................................................................ 43
Gambar 3.16 Detail Sloof ........................................................................................ 43
Gambar 3.17 Pekerjaan Pembesian Sloof............................................................... 45
Gambar 3.18 Pekerjaan Bekisting Sloof ................................................................. 46
Gambar 3.19 Izin Pengecoran Sloof........................................................................ 47
Gambar 3.20 Pekerjaan Pengecoran Sloof ............................................................. 48
Gambar 3.21 Izin Pekerjaan Kolom ....................................................................... 50
Gambar 3.22 Salah satu contoh Denah Kolom ....................................................... 50
Gambar 3.23 Detail Penulangan Kolom ................................................................. 51
Gambar 3.24 Fabrikasi Tulangan Kolom ............................................................... 52
dalam Lokasi Proyek ........................................................................... 52
Gambar 3.25 Pengangkutan Pembesian Dengan Tower Crane .............................. 53
Gambar 3.26 Pemasangan Scaffolding (Perancah) ................................................ 53
Gambar 3.27 Perletakan Bekisting Kolom ............................................................. 54
Gambar 3.28 Pemasangan Push pull pada Bekisting Kolom ................................. 56
Gambar 3.29 Pemasangan Beton Decking Pada Bekisting Kolom ........................ 56
Gambar 3.30 Izin Pengecoran Kolom ..................................................................... 57
Gambar 3.31 Proses Pengecoran Dengan ............................................................... 58
Bantuan Concrete Vibrator .................................................................. 58
Gambar 3.32 Izin Kerja Pekerjaan Balok .............................................................. 60
Dan Pelat Lantai .................................................................................. 60
Gambar 3.33 Contoh Denah Balok dan Pelat Lantai ............................................. 61
139
Gambar 3.34 Pemotongan Tulangan Untuk ........................................................... 62
Kebutuhan Balok dan Pelat..................................................................................... 62
Gambar 3.35 Pembengkokan Tulangan ................................................................. 63
Gambar 3.36 Pemasangan Beton Decking Pelat Lantai ......................................... 67
Gambar 3.37 Checklist Balok dan Pelat Lantai ...................................................... 68
Gambar 3.38 Izin Pengecoran Balok dan Pelat Lantai .......................................... 69
Gambar 3.39 Proses Pengecoran Balok Plat Lantai ............................................... 70
Gambar 4.1 Pengarahan K3 pada pekerja ............................................................. 84
Gambar 4.2 Kelengkapan APD di area Proyek ...................................................... 85
Gambar 4.2 Contoh Job Safety Analysis K3 ............................................................ 87
Gambar 4.3 Galian Pilecap ..................................................................................... 88
Gambar 4.4 Pembesian Pilecap ............................................................................... 89
Gambar 4.5 Pemasangan Bekisting Pilecap ........................................................... 90
Gambar 4.6 Pengecoran Pilecap ............................................................................. 91
Gambar 4.7 Pembesian dan perakitan sloof ........................................................... 93
Gambar 4.8 Pekerjaan bekisting sloof ................................................................... 94
Gambar 4.9 Pekerjaan pengecoran sloof ............................................................... 95
Gambar 4.10 Pekerjaan pembesian kolom ............................................................ 97
Gambar 4.11 Pekerjaan bekisting kolo .................................................................. 98
Gambar 4.12 Pekerjaan pengecoran kolom ........................................................... 99
Gambar 4.13 Pekerjaan tulangan balok dan plat lantai ...................................... 101
Gambar 4.14 Pekerjaan pengecoran balok dan plat lantai.................................. 102
Gambar 4.15 Penulangan Sloof ............................................................................. 107
Gambar 4.16 Bekisting Sloof ................................................................................. 107
Gambar 4.17 Pengecoran Sloof ............................................................................. 108
Gambar 4.18 Bekisting Kolom .............................................................................. 108
Gambar 4.19 Pengecoran Kolom .......................................................................... 108
Gambar 4.20 Pembesian Balok ............................................................................. 109
Gambar 4.21 Pembesian Plat Lantai .................................................................... 109
Gambar 4.22 Bekisting Balok dan Plat Lantai ..................................................... 109
Gambar 4.23 Pengecoran Balok dan Plat Lantai ................................................. 110
Gambar 4.24 Pembesian Shear Wall .................................................................... 110
Gambar 4.25 Pengecoran Shear Wall ................................................................... 110
Gambar 4.26 Kondisi Lapangan Dari Sisi Barat.................................................. 111
Gambar 4.27 Kondisi Lapangan Dari Sisi Timur ................................................ 111
Gambar 4.28 Kondisi Lapangan Dari Sisi Utara ................................................. 111
140