Gambar 1. Dinding Bata Kapur Dan Kolom Pengaku Dinding Bata Kapur
2. Dinding Bata Hebel atau Celcon
Dinding
pembentuk dinding dengan mutu yang relatif tinggi. Penjualan bata jenis
inipun tidak diretail pada setiap agen atau toko material. Pembelian
dan terlindung dari hujan. Kemudian adukan yang kering diaduk dengan
air secukupnya. Untuk mengetahui kadar air dari suatu adukan dibuat
bola-bola adukan, yang digenggam-genggam pada telapak tangan.
Apabila bola adukan dijatuhkan hanya sedikit berubah bentuknya, maka
kandungan air dalam adukan itu terlalu banyak, dan bila dilihat telapak
tangan tidak berbekas air, maka kadar air adukan tersebut kurang. Jikalau
kadar air tercapai dengan tepat, perataan dapat dimulai. Batu-batu yang
baru dicetak disimpan dalam los agar terhindar dari panas matahari
maupun air hujan, kemudian diletakkan berderet di rak dengan tidak
ditimbun.
Masa
4. Panjang 40 cm, lebar 10 cm, tinggi 20 cm, berlubang, batu khusus sebagai
penutup pada dinding pengisi.
5. Panjang 40 cm, lebar 10 cm, tinggi 20 cm, tidak berlubang, batu khusus
untuk dinding pengisi dan pemikul sebagai hubungan-hubungan sudut dan
pertemuan.
6. Panjang 40 cm, lebar 8 cm, tinggi 20 cm, tidak berlubang, batu khusus
untuk dinding pengisi
Pada pemakaian batu batako diperhatikan hal-hal berikut:
1. Disimpan dalam keadaan cukup kering
2. Penyusunan batu cetak sebelum dipakai cukup setinggi lima lapis, untuk
keamanan dan juga untuk memudahkan pengambilan
3. Pada pemasangan tidak perlu dibasahi terlebih dahulu, serta tidak boleh
direndam air
4. Untuk pemotongan batu batako dipergunakan palu dan tatah untuk
membuat goresan pada batu yang akan dipatahkan.
bersilangan salah satu dinding terdiri dari batu batako yang tidak berlubang,
maka digunakan angker besi beton 3/8".
Beberapa aturan pemasangan batako adalah seperti dilihat pada gambargambar berikut :
batu bata harus memenuhi peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia
NI-3 dan peraturan batu merah sebagai bahan bangunan NI-10. Batu merah dibuat
dengan menggunakan bahan-bahan dasar:
1. Lempung (tanah liat), yang mengandung silika sebesar 50 % sampai
dengan 70%.
2. Sekam padi, fungsinya untuk pencetakan batu merah, sebagai alas agar
batu merah tidak melekat pada tanah, dan permukaan batu merah akan
cukup kasar. Sekam padi juga dicampur pada batu merah yang masih
mentah. waktu pembakaran batu merah akan terbakar dan pada bekas
sekam padi yang terbakar akan timbul pori-pori pada batu merah.
3. Kotoran binatang, dipergunakan untuk melunakkan tanah, digunakan
kotoran kerbau, kuda dan Iain-lain. Fungsi kotoran binatang dalam
campuran batu merah ialah membantu dalam proses pembakaran dengan
memberikan panasnya yang lebih tinggi di dalam batu merah.
4. Air, digunakan untuk melunakkan dan merendam tanah. Lempung yang
sudah dicampur dengan sekam padi dan kotoran binatang kemudian
direndam dengan air ini beberapa waktu lamanya.
panjang 240 mm, lebar 115 mm, tebal 52 mm atau 2) panjang 230 mm, lebar 110
mm, tebal 50 mm. Penyimpangan terbesar, dari ukuran-ukuran seperti tersebut di
atas ialah: untuk panjang maksimal 3 %, lebar maksimal 4 % dan tebal maksimal
5 %. Tetapi antara bata-bata dengan ukuran-ukuran terbesar dan bata-bata dengan
ukuran-ukuran ter-kecil, selisih maksimal yang diperbolehkan ialah: untuk
panjang 10 mm, untuk lebar 5 mm dan untuk tebal 4 mm. Batu merah dapat
dibagi atas tiga tingkat seperti berikut:
1. Batu merah mutu tingkat I dengan kuat tekan rata-rata lebih besar dari
100 kg/cm2 dengan ukuran yang sama tanpa penyimpangan.
2. Batu merah mutu tingkat II dengan kuat tekan rata-rata antara 80 kg/cm 2
dan 100 kg/cm2 dan ukurannya menyimpang 10%. 3) Batu merah mutu
tingkat III dengan kuat tekan rata-rata antara 60 kg/cm 2 dan 80 kg/cm2
dan ukurannya menyimpang 20%.
Dengan aturan pemasangan batu merah kita menghubungkan batu merah
masing- masing bersama mortar menjadi suatu kesatuan yang juga dapat
menerima beban. Siar-siar vertikal selalu diusahakan agar tidak merupakan satu
garis, harus bersilang, seperti terlihat pada gambar berikut. Siar vertikal pada
umumnya kita pilih sebesar 1 cm dan siar horisontal setebal 1,5 cm.
5. Dinding Baja
Banyaknya material baja bermunculan menimbulkan kemungkinan
baru dalam menggunakan material sebagai dinding. Karakter kokoh dan
futuristik menjadi bagian terpenting dari penampilan material ini. Namun,
kelemahan material ini adalah bahwa dinding baja ini akan menimbulkan
panas dalam ruangan didalamnya, karena itu sebaiknya bila menggunakan
dinding ini harus dibarengi dengan naungan (misalnya naungan bayangbayang pohon) pada permukaan baja ini agar tidak terlalu panas, serta
6. Batu ubin yang mudah ternoda oleh asam yang merupakan komponen
utama pembersih kamar mandi. Jadi, perawatan harus dilakukan saat
membersihkan batu-keramik dinding kamar mandi.
7. Batu ubin yang mahal.
dari
pasangan
bata
dengan
finishing
plester
aci.
Dalam
pelaksanaannya, tipe dinding eksterior seperti ini, kini sudah memiliki metode
alternatif, salah satunya adalah dinding prefab. Yang dimaksud dengan
dinding prefab adalah dinding yang dibuat sebelumnya di luar lokasi
pembangunan dan dalam bentuk yang sudah jadi dipasang pada lokasi
pembangunan yang sudah ditentukan.
Pemasangan
dinding
papan
harus
memperhatikan
sambungan/hubungan antar papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk.
Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami muai
dan susut.
Akustik
Bahan papan gypsum standar (plasterboard) relatif lunak sehingga
bahan gypsum relatif bisa menyerap suara dengan baik daripada dinding bata.
Pemasangan
Pemasangan papan gypsum sebagai partisi dapat menggunakan rangka
kayu ataupun rangka metal yang banyak tersedia di pasaran. Rangka biasanya
disusun secara vertikal dengan jarak menyesuaikan dengan persyaratan tinggi
maksimum yang dibutuhkan.
Bila Rangka telah terpasang, maka gypsum board dapat dipasang.
Pemasangan gypsum direkomendasikan dipasang tegak, dengan sisi pendek
pada bagian bawah dan atas. Jarak antar panel gypsum menurut rekomndasi
rata-rata dari pabrikan sebesar 2.5-5mm. Pemasangan panel pada rangka
menggunakan sekrup gypsum, jarak yang direkomendasikan antar sekrup
sebesar 200 500 mm tergantung ketebalan gypsum. Nat yang terjadi antar
panel gypsum ditutup dengan joint compound gypsum dan kain kassa. Setelah
sambungan tertutup, maka tinggal menghaluskan dan meratakan sambungan
dengan ampelas, dan iap diberikan cat dasar. Bila menggunakan aplikasi
rangka kayu, maka sebaiknya kayu yang dipakai sebagai rangka adalah kayu
yang cukup kering, banyak kejadian sambungan antar gypsum terjadi
keretakan dikarenakan muai susut kayu rangka.
2. Papan Kalsium
Papan Kalsium terbuat dari panel kalsium-silikat dan menggunakan
serat selulosa sebagai penguat. Secara tampilan kasat mata papan kalsium
menyerupai bahan plafon fibercement, namun lebih tebal dan kuat. Papan
kalsium dalam proses produksinya telah mengalami pengeringan secara
autoclaving, sehingga tidak mengalami muai susut. Berat jenis papan lebih
berat daripada papan gypsum, namun dari sisi kekuatan dan kepadatan papan
kalsium lebih padat dan kuat. Dipasaran ketebalan papan kalsium terdiri dari
6mm,9mm dan 12 mm.
Akustik
Papan kalsium memiliki material yang cukup padat, bahkan lebih
padat dari plesteran dinding bata pada umumnya, oleh karena itu dari segi
akustik papan kalsium cenderung tidak dapat menyerap suara dengan baik dan
tidak cocok untuk ruang yang membutuhkan peredaman suara (misal ruang
pertunjukan atau studio)
Pemasangan
Dalam hal pemasangan tidak jauh beda dengan pemasangan papan
gypsum, namun perlu dicatat, bahwa papan kalsium dengan sifat bahan yang
lebih keras dan kaku maka biasanya bila rangka kurang rapi sambungan antar
panel juga terlihat begelombang, dan hal ini lebih sulit diatasi dengan dempul
daripada papan gypsum.
Akustik
Papan Multiplek memiliki tingkat reduksi yang cukup bagus
(tergantung juga ketebalannya) dan mudah dibentuk, sehingga papan
multiplek cocok ruang yang memerlukan pengaturan tata suara (misal gedung
konser)
Pemasangan
Dari segi pemasangan papan multiplek lebih fleksibel dan mudah
dibentuk manjadi model apapun, pemasangan tidak memerlukan tenaga ahli
khusus. Rangka untuk menyokong papan multiplek juga bisa terbuat dari kayu
maupun rangka metal. Kelebihan dari pemasangan multiplek adalah bahan
yang mudah dibentuk menjadi bentuk apapun, dan sisa maupun bongkaran
bisa dimanfaatkan lagi tanpa terlalu banyak kerusakan.
pegawai lainnya. Sehingga, boleh dibilang partisi ini sangat fleksibel dan
mampu mengatasi masalah ketersediaan ruangan.
2. Tipe tipe partisi
Di pasaran, tentunya dapat dijumpai beragam varian partisi. Namun
setidaknya partisi partisi tersebut dapat digolongkan ke dalam 3 tipe. Beberapa
contoh tipe partisi yang paling banyak digunakan adalah akordion, folding panel
dan juga portabel ( mobile/ dapat dipindah pindah). Tipe akordion biasanya
terpasang di langit langit dan menjuntai ke bawah, misalnya seperti gorden atau
tirai. Tipe partisi folding panel biasanya terdiri dari 2 atau 3 panel yang berdiri
dan dapat dilipat. Sedangkan tipe partisi yang portable/mobile, biasanya di bawah
partisi terdapat roda sehingga memudahkannya untuk dipindah atau digeser dari
tempatnya semula.
a. Partisi Masif
Partisi ini mempunyai ciri yakni material pembentuknya terdiri
dari unsur yang solid dan tidak tembus pandang. Partisi jenis ini
biasanya digunakan sebagai pembatas ruang dengan kegiatan yang
memiliki privasi tinggi.
b. Partisi Semi Transparan
Sesuai namanya, partisi yang satu ini memiliki desain tertutup
namun tidak sepenuhnya tertutup. Jenis partisi ini biasanya
menggunakan material solid dan material transparan seperti kaca,
fiber, dan lain sebagainya.
c. Partisi Transparan
Berbeda dengan kedua jenis partisi di atas, dengan partisi yang
satu ini kita masih bisa melihat atau saling mengetahui segala kegiatan
di ruangan yang lainnya. Material terbaik untuk mewujudkan partisi
transparan adalah kaca.
3. Material yang biasa digunakan pada partisi
Sebuah partisi bisa terdiri dari satu macam material, tapi bisa juga
terdiri dari berbagai macam material yang dikombinasikan menjadi satu
melalui proses manufaktur. Material yang banyak digunakan misalnya kayu,
plastik, bambu, vinyl, kulit, kaca, rotan, dan sebagainya. Setiap material
tersebut kemudian terbagi dalam beberapa konsep serta desain. Selain itu,
terkadang ada juga partisi yang hadir sekaligus sebagai marker boards (Papan
penilai), papan tulis, meja, dan biasanya tipe tipe partisi tersebut lebih
banyak digunakan di kelas atau di ruang kerja.
Kedua, partisi dari gypsum yang dapat pula ditambahkan glasswool jika kita
juga pakai untuk meredam suara untuk memberikan privasi bagi si empunya
rumah. Peredam suara juga bisa diletakkan di pantry untuk membantu
meredam kebisingan yang berasal dari kegiatan di dapur, hawa panas, asap,
ataupun bau kurang sedap dari arah dapur ke ruang makan. Dan pada ruang
wastafel atau ruang rias, pembatas dapat difungsikan sebagai peredam
kelembapan ataupun suara yang tidak nyaman dari kamar mandi ke kamar
tidur.
Ketiga, panel dari alumunium, kayu solid dan rangka kaso yang dilapisi
dengan teakwood, jika kita hanya ingin membatasi ruangan secara visual.
Material kayu. Menggunakan rangkaian kayu ukuran balok, kaso, atau reng
yang disusun secara vertikal. Ini biasanya menggunakan finishing melamik
atau pelitur dengan menonjolkan serat-serat kayunya. Susunannya juga bisa
secara vertikal atau horizontal, yang penting dengan kerapatan dipasang
sesuai kebutuhan. Adapun material lainnya adalah metal frame atau rangka
logam, baik stainles steel maupun alumunium. Akan tetapi, sebagai bahan
pengisi tengahnya bisa menggunakan kayu, fabrik lapis busa, kain atau kaca.
Material kain, semacam screen atau tirai dari bahan keluaran pabrik yang
relatif ringan dan memiliki beragam corak, warna, dan tekstur yang dapat
dipilih dan disesuaikan dengan gaya ruangan. Biasanya untuk kaca lebih
banyak dikombinasikan dengan rangka alumunium dan cocok untuk rumah
bertipe modern minimalis atau futuristik.
Material campuran kayu maupun kaca dengan rangka kayu digunakan untuk
gaya tropis modern. Untuk klasik dan etnik, biasanya menggunakan kayu atau
multipleks lapis teakwood yang dipadu dengan rangka besi yang diukir atau
dibentuk melengkung dan menggunakan kaca dengan motif sandblast maupun
kaca patri.
Kedua, buatlah desain sesuai dengan yang ingin Anda tampilkan. Misalnya,
apakah tertutup total atau hanya merupakan pembatas semu yang dapat dilihat
dari ruangan lain?
Ketiga yang perlu diperhatikan adalah pemilihan jenis material partisi. Kita
tahu, partisi dibedakan menjadi dua: permanen dan tidak permanen. Apabila
partisi tidak permanen, usahakan keberadaannya tak merusak elemen ruang
yang lain seperti dinding dan lantai. Dan untuk yang bersifat permanen, Anda
seharusnya sudah membuat perencanaan lebih awal.
Yang terakhir yaitu, perhatikan material finishing-nya yang sesuai dengan
konsep desain. Setelah semua jadi, Anda boleh beralih ke urusan yang lain,
yakni mengharmonisasikan keberadaan partisi dengan furnitur yang ada di
dalam ruangan agar tetap sejalan. Dalam hal ini, Anda bisa mencoba
menyamakan karakter materialnya. Ada juga alternatif lain, yaitu dengan
menyamakan karakter warnanya. Apabila memungkinkan, beri pencahayaan
khusus pada partisi buatan Anda agar bisa menjadi focal point.