Anda di halaman 1dari 23

BAHAN-BAHAN BANGUNAN SEBAGAI BAHAN

DINDING, PENUTUP ATAP, BAHAN LANTAI

Disusun oleh :
NAMA : RAHMAD INDRA IRAWAN
NPM : 20003120035
KELAS : 7 A
PROG. STUDI : TEHNIK SIPIL
MATA KULIAH : TEKNOLOGI BAHAN +
PRAKTIKUM

PROGRAM STUDI TEHNIK SIPIL


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
2020/2021
A. DINDING
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi
memisahkan dan membentuk ruangan.Teknologi menghadirkan fungsi baru dari
dinding dan menyajikan berbagai macam jenis finishing-nya. Fungsi lain dari
dinding yaitu sebagai pendefinisi ruangan, peredam suara, melindungi bagian
dalam bangunan dari paparan sinar matahari,hujan,maupun binatang dan
sebagainya. Berdasarkan fungsinya, dinding terbagi menjadi beberapa bagian
yaitu dinding partisi, dinding pembatas , dinding penahan dan masih banyak lagi.

1. BAHAN BANGUNAN SEBAGAI BAHAN DINDING


Bahan atau material yang digunakan untuk membuat dinding rumah atau
bangunan lainnya yang sering digunakan antara lain:

 Kayu atau papan


Papan dari kayu masih sering digunakan untuk dinding bangunan atau
rumah sederhana karena memiliki beberapa Keunggulan dan kekurangan.
diantaranya, Memiliki nilai seni dan artistik, kemampuan menyesuaikan
lingkungan, ringan, murah, dan juga sangat cocok untuk daerah yang rawan
gempa. Tetapi rumah dari kayu juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya
proses kerja relatif rumit, risiko terhadap kebakaran, resiko terhadap alam
dan rayap.

 Bata merah
Jelas batu bata merah ini merupakan material bangunan yang sangat umum
kita jumpai di Indonesia sejak zaman dahulu. Bata merah sudah menjadi bahan
wajib dalam membangun rumah. Selain sudah teruji kekuatannya, batu bata merah
ini pun mudah ditemui di pasaran.
Batu bata merah dibuat dari tanah yang dicetak berbentuk balok persegi
panjang dan dibakar dengan suhu tinggi sehingga menjadi benar-benar kering,
mengeras dan memiliki warna yang kemerah-merahan. Tanah yang digunakan pun
bukan sembarang tanah, bahan utama pembuatannya menggunakan tanah liat.
Sehingga dalam proses pembuatannya, batu bata merah dari tanah liat ini bisa
saling menyatu saat dicetak.
Rumah yang dindingnya dibangun dari material batu bata merah akan
terasa lebih nyaman dan sejuk, karena komponen didalamnya yang menyatu dan
rapat. Selain rapat, batu bata merah ini juga tahan lama dan kokoh sehingga jarang
terjadi keretakan dinding. Batu bata merah juga tahan api, hal ini memberikan
keamanan ekstra bagi penghuni rumah nantinya.

 Bata ringan
Bata ringan merupakan material dinding generasi baru yang memberikan
beberapa kelebihan dibandingkan dengan bahan penutup dinding pendahulunya.
Jika dibandingkan dengan bata merah, bata ringan memiliki bentuk yang lebih
presisi sedangkan jika dibandingkan dengan batako, bobot bata ringan yang lebih
ringan tentu menjadi sebuah keunggulan.

 Kalsiboard
Cepat dan mudah dalam pemasangannya merupakan alasan utama untuk
memilih menggunakan kalsiboard sebagai bahan penutup dinding. Kalsiboard
seringkali digunakan untuk membuat dinding pemisah atau partisi atau sekat pada
suatu ruangan. jika dilihat dari segi kekuatannya, dinding dari bahan kalsiboard
jauh lebih rendah kekuatannya jika dibandingkan dengan material penyusun
dinding lainnya.

 Dinding Batako
Batako adalah batu buatan yang dalam pembuatannya tidak
dibakar,bahannya dari tras dan kapur, juga dengan sedikit semen. Pemakaian
batako lebih hemat dalam beberapa segi, seperti: per m2. Luas tembok lebih
sedikit jumlah batu yang dibutuhkan, sehingga kuantitatif terdapat penghematan.
Bentuk batu batako yang bermacam-macam memungkinkan variasi-variasi yang
cukup, dan jikakualitas batu batako baik, dinding batako tidak perlu diplester.
Batu batako dapat dibuat dengan mudah dengan alat-alat atau mesin yang
sederhanadan tidak perlu dibakar. Kelebihan dari dinding batako
yaitu:Pemasangan relatif lebih cepat dan Harga relatif murah.Namun dinding
batako ini juga memiliki kekurangan yaitu: Rapuh dan mudah pecah, Menyerap
air sehingga dapat menyebabkan tembok lembab,Dinding mudah
retak,Penggunaan rangka beton pengaku relatif lebih banyak, antara 7,5 – 9 m2.

2. PROSES PEMBUATAN BAHAN DINDING

 Kwalitas Material

1. Pastikan bata yang dipakai adalah bermutu baik, secara visual anda dapat
lihat bata yang bagus adalah berwarna coklat tua dan bata tidak cepat rapuh.
Pastikan permukaan tidak terlalu rapat karena akan menyulitkan penyerapan
permukaan bata terhadap mortar sehingga ikatan akan kurang baik.
2. Batu bata kadang ditemukan dalam berbagai ukuran dan lebar yang tidak
sama, baik panjang, lebar dan ketebalan. Ukura batu bata yang anda miliki
harus diperhatikan, jika anda mendapatkan bata dari supplier yang berbeda
dengan ukuran bata yang berbeda, lakukan pemisahan pemasangan supaya
pasangan bata kelihatan rapi.
3. Sebelum dipasang lakukan pengecekan kekedapan air pada bata.  Jika bata
terlalu kering lakukan perendaman bata sekitar 5-10 menit hingga tercapai
jenuh permukaan kering pada bata, hal ini dilakukan supaya tingkat
penyerapan bata terhadap air campuran adukan/ mortar tidak terlalu cepat,
karena pengeringan yang terlalu cepat mengakibatkan kekuatan ikatan tidak
baik. Jika bata dalam keadaan basah jangan terlalu dipaksakan untuk
dipasang, tunggu permukaan bata agak kering. Permukaan yang terlalu
basah mengakibatkan bata akan jenuh menyerap adukan mortar sehingga
akan memungkinkan adukan akan meleleh dan air semen akan terbuang dari
pasangan. Dan jika bata terlalu kering maka akan menimbulkan penyerapan
yang terlalu cepat, yang akan menimbulakn pengikatan tidak terlalu bagus.
4. Lakukan penumpukan material batu bata dekat area dinding yang
dipasangkan. Penumpukan material tidak boleh terlalu jauh dan tidak terlalu
dekat sehingga menyulitkan pemasangan. Batu bata ditumpuk harus
beraturan, supaya memudahkan pengambilan oleh tukang pasang.  Untuk
pemotongan, harus disediakan satu orang khusus yang melakukan
pemotongan
5. Pastikan adukan mortar menggunakan pasir yang baik dengan gradasi
yang bagus.  Pasir juga dianjurkan tidak banyak mengadung butiran batu
dan juga tidak banyak mengandung lumpur. Pastikanpengadukan dilakukan
dengan perbandingan campuran dengan seimbang sesuai dengan yang
diisyartakan. Biasanya campuran 1:3, 1:4 dan 1:5.  
6. Pembuatan adukan harus diperhatikan secar benar, jangan membuat
aduakn dalam volume yang terlalu banyak, maksudnya harus
diseimbangkan antara volume adukan dengan volume pemasangan Jika
volume adukan terlalu banyak, dikhawatirkan adukan/ mortar sempat
mengering.

 Kelengkapan Peralatan

1. Pastikan anda mempunya semua perlatan yang dibutuhkan. Perlengakapan


dari mulai pengadukan, alat pasang, alat potong dan juga alat penghantar
material harus tersedia dengan jumlah yang cukup dan kondisi yang baik.
2. Pastikan selalu tersedia benang tukang, paku dan waterpass, yang
diperlukan untuk pembuatan garis pandu dan pengecekan kelurusan dan
ketegakan pasangan bata.
3. Untuk posisi pemasangan dinding bata pada posisi yang sudah tinggi,
harus disediakan scafolding ataupun perancah kayu dipasang dalam kondisi
kuat dan posisi yang tidak terlalu jauh dengan dinding yang dipasang.
Hindari pemasangan perancah yang bersingggungan langsung dengan
dinding yang baru dipasang karena dikhawatirkan bisa membuat pasangan
akan roboh / jatuh.

 Pelaksanaan Pemasangan

1. Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi
pondasi penempatan dinding apakah sudah kondisi baik.
2. Kondisi pondasi/ sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikatan antara
sloof ke pasangan bata.  Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus
dibersihkan  supaya pengikatan dinding dengan sloof terikat dengan baik.
Demikian juga halnya pada kolom harus dipastikan tersedia angkur untuk
pengikatan ke dinding (biasanya angkur menggunakan besi 10 mm yang
ditanamkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul dengan panjang
antara 15 – 20 cm).
3. Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan
garis benang pada bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus
secara horizontal dilakukan pembuatan benang pada salah satu sisi bagian
pinggir bata yang akan dipasang, dilakukan dengan penarikan benang dari
ujung ke ujung dinding. Untuk ketegakan dibuat garis tegak lurus secara
vertical terhadap benang horizontal yang sudah dibuat, pembuatan garis
vertical dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun pembuatan mal bantu
dikedua ujung dinding yang akan dipasangkan. 
4. Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain
mulai memasang bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan
dipasangkan , kemudian dilanjutkan  mulai satu demi satu hingga tercapai
sambungan dari ujung keujung. Lakukan pengecekan  leveling  diatas  batu
bata yang sudah terpasang  dan pastikan  semua pasangan bata semuanya
dalam keadan rata. Jika sudah rata maka ini adalah menjadi panduan untuk
memasang ketingakt berikutnya. Harus dipasikan ketebal mortar harus tetap
sama dan demikian juga pengisian mortar antar bata harus sama.
5. Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk
mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan
pelan sampai bata tetap rata, pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi
adukan masih dalam keadaan basah. Jika adukan/ mortar sudah kering 
maka mortar harus diambil dan diganti dengan adukan/mortar baru.
6. Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang
adukan/mortar ada yang berlebih atau sampai melelh hingga keluar dari sisi
pinggir pasangan, jika itu terjadi adukan berlebih harus segera di ratakan
dengan menggunakan sendok semen supaya permukaan tetap rata, jangan
biarkan sempat mengering karena hal ini sangat mempengarui kerapian dan
kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.
7. Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah
dipasangkan yang telah terhubung dari ujung keujung bagian didnding ayng
dipasangkan, anda kemudian harus menarik garis horizontal dari ujung
keujung pada garis vertical yang dibuat untuk mendapatkan ketegakan
dinding.  Pemasangan benang horizontal dapat dilakuakn setiap 50 cm.
Pastikan anda tetap memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai denga benang
yang dipasangkan sehingga didapatkan ketegakan dinding yang baik dan
kondisi pasangan tetap rapi sampai posisi atas.

 Pemeliharaan

1. Jika pemasangan dinding sudah selesai sampai level yang diinginkan,


pasangan harus dipelihara dari benturan atau pembebanan sampai kondisi
ikatan sudah benar benar kering.
2. Jika ada bekas adukan/ mortar dibawah pasangan yang menumpuk harus
segera dibersihkan, jangan sampai mengering karena bisa menajdi pekerjaan
tambahan saat pelaksanaan pemasangan lantai.
3. Jika pemasangan baru selesai dilakukan, anda perlu juga membuat
pengaman atau tanda supaya pasangan tersebut tidak disentuh atau di bentur
oleh orang yang lewat.

3. SYARAT-SYARAT STANDAR UNTUK BAHAN DINDING

a) Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus


diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi.
b) Seluruh dinding dari pasangan batu bata/bata merah,dengan aduk
campuran 1pc : 4 pasirpasang, kecuali pasangan batu bata semen
trasram/rapat air.
c) Sebelum digunakan, batu bata harus direndam air dalam bak atau drum
hingga jenuh.
d) Dinding batu bata yang akan diplester minimal telah berumur 7
hari dan harus dibasahidengan air terlebih dahulu dan siar-siar
dibersihkan sebelum diplester.
e) Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap
maksimum 24 lapisperharinya,. Bidang dinding batu bata tebal 1/2 batu.
f) Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton harus diberipenguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75
cm, yang terlebih dahulu ditanamdengan baik pada bagian pekerjaan beton
dan bagian yang tertanam dalam pasangan batasekurang-kurangnya 30 cm,
kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh Direksi.
g) Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua atau
lebih.
h) Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 15 cmsetelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah
sisinya. Pelaksanaan pasangan haruscermat, rapi dan benar-benar tegak
lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
B. ATAP

Atap adalah penutup atas suatu bangunan yang melindungi bagian dalam


bangunan dari hujan maupun salju. Bentuk atap ada yang datar dan ada yang
miring, walaupun datar harus dipikirkan untuk mengalirkan air agar bisa jatuh.
Bahan untuk atap bermacam-macam, di antaranya: genting (keramik, beton), seng
bergelombang, asbes, maupun semen cor. Adapula atap genteng metal yang
sangat ringan, tahan lama, anti karat dan tahan gempa.

1. BAHAN BANGUNAN SEBAGAI BAHAN ATAP

 Atap Tanah Liat

Pasti tidak asing lagi kan Ruppers dengan atap yang satu ini. Jenis material atap
yang satu ini sudah ada sejak jaman dahulu alias sangat umum digunakan. Tentu
saja material dari atap yang satu ini adalah tanah liat yang di cetak lalu dibakar
dengan suhu tertentu.

Atap ini memiliki kekuatan yang cukup baik, untuk memasang atap atau genteng
tanah liat ini membutuhkan suatu rangka. Genteng di pasang pada atap dengan
kemiringan 35 derajat. Sistem penerapannya dengan inter locking atau saling
mengunci. Namun seiring bertambahnya waktu, genteng akan berubah warna dan
berjamur.

 Atap Seng

Tidak hanya atap tanah liat, ternyata atap yang satu ini yaitu atap seng juga sering
dipakai untuk dijadikan penutup bangunan loh. Jenis material atap pada atap ini
adalah lembaran baja tipis yang diberi lapisan seng dengan bertujuan untuk
membuatnya menjadi tahan karat.

Ketika lapisan seng sudah mulai hilang, maka atap akan mulai berkarat dan bocor.
Jika sedang turun hujan, atap akan otomatis berisik. Namun, atap seng ini mudah
diaplikasikan karena tidak memerlukan banyak rangka sehingga mudah dipasang.
 Atap Beton

Bentuk yang mirip dengan atap tanah liat, ternyata atap yang satu ini adalah atap
beton. Material atapnya tentu menggunakan beton atau campuran pasir dan
semen. Bahan-bahan tersebut diproses melalui mesin bertekanan tinggi lalu
dipanaskan hingga terbentuk atap yang kuat dan tahan lama.

Biasanya memiliki berbagai macam warna dan tipe. Terdapat 2 macam dalam atap


ini yaitu atap beton dan atap beton bertulang (biasanya digunakan untuk rumah
tingkat). Untuk mengaplikasikan atap beton ini, dibutuhkan struktur atap yang
kuat.
 Atap Metal

Atap Metal ini berbentuk lembaran, sekilas memang mirip seng yah Ruppers.


Material yang digunakan untuk atap ini beragam seperti  stainless steel, tembaga,
baja galvalum, spandek (paduan seng dan aluminium), metal multiroof,
atap millenium, dan lainnya.

Material atap ini tahap terhadap berbagai cuaca dan memiliki bobot yang ringan
sehingga mudah dipasang. Pemasangannya tidak jauh berbeda dengan atap tanah
liat, hanya ukurannya lebih besar dari atap tanah liat, yakni sekitar 60–120 cm
dengan ketebalan 0,3 mm. 
 Atap Ketamik

Sama seperti atap tanah liat, jenis material atap terakhir ini terbuat dari tanah liat.
Namun berbeda dengan proses atap tanah liat, atap ini
telah mengalami proses finishing dengan pemberian warna yang beragam
(biasanya berwarna mengkilat atau glossy). Tujuannya adalah untuk
melindungi atap dari lumut.

Selain tahan terhadap lumut, atap yang satu ini juga tahan terhadap cuaca dan
biasanya warna pada atap lebih tahan lama. Namun dalam pemasangannya,
rangka atap ini memiliki harga yang cukup mahal dan pengerjaannya harus teliti.
2. PROSES PEMBUATAN BAHAN ATAP

1. Mempersiapkan perhitungan kebutuhan pembangunan atap rumah

Membangun sebuah rumah, tentu kita harus mempersiapkan terlebih dahulu


hitung-hitungannya. Agar apa yang yang telah dipersiapkan baik itu budget,
kontruksi bangunan dan lain-lainnya bisa sesuai sebagaimana rencana awal. Hal
itu juga termasuk ketika melakukan pemasangan bagian atap. Sebelum eksekusi,
Anda perlu memperkirakan perhituangan kebutuhan atap dan total biaya
pemasangannya. Dengan melakukan perhitungan, Anda akan bisa membuat reng
dan kerangka atap yang sesuai pula.

2. Sortir Genteng

Penting bagi Anda untuk melakukan penyortiran genteng yang sudah Anda beli
sebelum memasangnya. Hal ini untuk melihat apakah ada genteng yang cacat atau
rusak. Sehingga apabila genteng tersebut bisa mendapatkan garansi, Anda bisa
segera meminta ganti. Karena kalau rusak setelah terpasang biasanya sulit untuk
mendapatkan garansi dari penjual gentengnya.

3. Cat jika diperlukan

Apabila Anda ingin atap rumah nanti terlihat berkilau, cobalah untuk melakukan
pengecatan genteng terlebih dahulu. Melakukan mengecatan ketika genteng belum
terpasang akan lebih mudah dan aman daripada mengecat ketika genteng sudah
terpasang. Meski memerlukan biaya tambahan, mengacat genteng ini juga dapat
membuat genteng awet dan lebih terlindungi.

4. Pastikan bahwa kerangka atap dan reng sudah terpasang dengan benar dan kuat 

Jika rangka sudah terpasang dengan baik, maka tidak ada kekhawatiran ketika
akan memasang genteng. Bila masih ada kekurang di bagian rangka namun Anda
tetap melakukan pemasangan genteng, nanti justru akan membuat kerja semakin
lama dan tambah repot.

5. Pemasangan genteng dilakukan tiap baris mendatar

Baris pertama haruslah berada di puncak atap dan bukan di tepiannya. Pasang
genteng-genteng pada baris selanjutnya dengan mengikuti barisan genteng di
atasnya, yaitu baris pertama ketika kita memasang genteng. Selesaikan
pemasangan genteng hingga ke baris terakhir.

6. Lindungi rangaka atap menggunakan aluminium foil

Fungsi aluminium foil pada rangka atap dapat digunakan sebagai penahan panas


dan radiasi matahari yang menembus plafon rumah.  Aluminium foil terbuat dari
bahan yang kuat, elastis dan tahan air serta freon. Sehingga aman dan ramah
lingkungan. Selain itu, aluminium foil juga membantu menahan dan memantulkan
panas sinar matahari masuk ke rumah.

3. SYARAT-SYARAT STANDAR UNTUK BAHAN ATAP

a) Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap beban-
beban yang bekerja padanya.
b) Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan serta
kenyamanan bagi penghuninya.
c) Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan tahan
terhadap pengaruh cuaca.
d) Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar.
e) Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan penutupnya.
Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka kemiringannya dapat dibuat lebih
landai, seperti bahan dari seng, kaca, asbes dan lain – lainnya.
C. LANTAI
lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting untuk
memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara umum
adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang. Ketika
orang berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah: tahan lama, tidak
licin dan berwarna netral (tidak dominan). Lantai rumah digunakan untuk meletakkan
barang-barang seperti kursi, meja, almari, dan sebagainya serta mendukung berbagai
aktivitas seperti berjalan, anak-anak berlari, duduk di lantai, dan lain-lain.

Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk
karakter ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep
apa pun sesuai karakter yang dimunculkan. Beberapa tema yang dapat diterapkan
seperti etnik tradisional, modern minimalis, retro dan sebagainya.

1. BAHAN BANGUNAN SEBAGAI BAHAN LANTAI

 Lantai Keramik
Material lantai satu ini kerap dipilih karena proses pemasangannya yang
relatif praktis. Pilihan dari varian keramik juga sangat bervariasi mulai dari segi
ukuran, tekstur, hingga pola dan warna. Soal harga, jenis lantai ini juga bisa
didapatkan dengan harga murah hingga harga yang mahal sekalipun.

 Lantai Batu Alam Granit & Marmer

Untuk Toppers yang ingin mendapatkan kemewahan, mungkin penggunaan


material lantai keramik nggaklah cukup. Soal menampilkan kesan yang elegan
dan mewah, material batu alam seperti granit dan marmer. Karena bisa didapatkan
dalam bentuk slab atau bongkahan, Toppers bisa mengurangi sambungan pada
lantai.

Meskipun memberikan kesan artistik dan alami, kelemahan dari material lantai
batu alam seperti granit dan marmer adalah sifatnya yang berpori sehingga
gampang menyerap noda. Tanpa perawatan ekstra, bisa-bisa lantai batu alam bisa
mudah berubah warna.

Untuk area ruangan-ruangan yang selalu basah atau lembah, material granit jauh
lebih direkomendasikan dibandingkan marmer karena memiliki pori-pori yang
lebih padat. Sedangkan marmer bisa diaplikasikan pada dinding karena jarang
tergenang air.

 Lantai Parket
Untuk Toppers yang menginginkan kesan hangat, tampilan kayu natural dari
material lantai parket mungkin bisa jadi pilihan. Selain bisa menampilkan kesan
hangat dan natural, lantai parket juga relatif mudah dipasang.

Hanya saja, diluar harganya yang mahal, perawatan yang dibutuhkan lantai parket
juga lebih sulit mengingat sifat-sifat natural kayu yang dibawanya. Hindari
tergenangnya air serta ekspos dari matahari yang berlebihan agar warna dari
parket tak cepat berubah dan rusak.

 Lantai Vynil
Untuk mendapatkan kesan natural dari parket namun dengan budget yang lebih
murah? Material lantai vynil bisa jadi alternatif pilihan. Pemasangan material
lantai vynil juga sangat mudah dengan pilihan pola dan warna yang lebih variatif
dan konsisten karena merupakan buatan pabrik. Hal ini juga membuatnya lebih
tahan terhadap air dan kotoran jika dibandingkan dengan lantai parket

Selain nggak bisa benar-benar memberikan kesan seperti lantai kayu asli,
kekurangan dari lantai vynil adalah mudah mengelupas, terutama jika kamu kerap
menggeser barang-barang berat seperti lemari dan meja makan dan bersentuhan
langsung dengan lantai.

 Lantai Karpet
Menggunakan lantai karpet memang sangat nyaman. Selain kenyamanan, lantai
karpet juga menghidupkan suasana hangat pada ruangan. Penggunaan lantai
karpet sangat cocok untuk diaplikasikan pada ruang-ruang personal seperti kamar
utama, kamar anak, hingga ruang keluarga.

Hanya saja, selain harga yang relatif mahal, lantai karpet membutuhkan perhatian
lebih. Lantai karpet yang jarang dibersihkan akan menjadi sarang dari kuman dan
bakteri. Tak hanya berbahaya bagi kesehatan, karpet yang kotor akan memberikan
bau yang tak sedap juga pada ruangan. So, pastikan lantai karpet selalu kering dan
dibersihkan secara berkala menggunakan vacum cleanner.

2. PROSES PEMBUATAN BAHAN LANTAI

1. Persiapkan Alat dan Bahan yang Dibutuhkan

Lagkah pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan semua


bahan dan alat yang dibutuhkan seperti semen, pasir, air, coating,
meteran, kertas semen, ember, cetok, jidar, roskam, benang dan
waterpass.

2. Siapkan Area yang Akan Dilapisi Beton

Langkah selanjutnya adalah dengan membersihkan area yang akan


diplester. Kemudian Anda bisa membentangkan tali untuk membentuk
bidang seluas sekian meter persegi. Pembuatan bidang ini dilakukan
untuk mempermudah proses plesteran.

3. Buat Adukan Pembentuk Lantai

Adukan untuk plesteran lantai beton  ini terdiri dari semen dan pasir.
Anda bisa menggunakan perbandingan 1:2 atau 1:3. Jangan lupa untuk
menambahkan air untuk mencampur adukan.

4. Aplikasikan Plesteran Lantai

Selanjutnya, Anda bisa menyiram area tanah yang akan diplester agar
adukan lebih mudah merekat. Tuangkan adukan beton ke empat sudut
bidang yang sudah dibentuk di poin kedua tadi. Ratakan permukaannya
dengan memenuhi anjuran ketebalan plester mencapai 5-10 cm. setelah
sudut bidang tertutupi adukan, maka selanjutnya tuang adukan beton ke
sepanjang tali bidang. Pastikan permukaan plesteran sudah rata
sebelum Anda menuang adukan ke bagian tengah bidang yang masih
kosong tadi. Ulangi langkah ini untuk mengaplikasikan adukan beton
ke seluruh area yang akan dilantai. Dari poin ini , maka sudah
terbentuk lantai beton dengan permukaan bertekstur kasar

5. Lakukan Proses Pengacian

Setelah lantai agak kering, maka Anda bisa memulai proses pengacian.
Caranya mudah, oleskan semen yang sudah diencerkan ke permukaan
lantai secara merata laluhaluskan dengan kertas sak semen. Ingat,
ketebalan acian idealnya antara 2-3 mm saja.

6. Tunggu Lantai Mengering

Setelah proses pengacian selesai, maka lantai beton ekspose Anda


sudah selesai dikerjakan. Tinggal menunggu lantai kering sepennuhnya.
Biasanya proses pengeringan ini memakan waktu sekitar 1 minggu saja.
Rajin-rajinlah untuk mengelap lantai selama proses pengeringan karena
kandungan air dalam lantai akan terus menerus dikeluarkan hingga
lantai kering sempurna.

3. SYARAT-SYARAT STANDAR UNTUK BAHAN LANTAI

 pekerjaan lantai dimulai apabila semua pekerjaan di atasnya telah diselesaikan,


misalnya pemasangan rangka atap termasuk penutupnya, langit-langit serta
plesteran dinding tembok yang ada diatas lantai.
 pekerjaan dibawah lantai seperti pemasangan pipa tanah, pipa gas, kabel listrik
serta pekerjaan lain yang ada dibawahnya telah disesuaikan.

Syarat-syarat lantai :
adapun syarat-syarat lantai yang harus dipenuhi antara lain sebagai berikut:
a.tahan terhadap injakan kaki serta benda lain yang nantinya ditempatkan di
atasnya
b. tahan terhadap pengaruh lembab serta suhu dibawahnya
c. tahan terhadap serangan serangga atau binatang lain seperti anai-anai (rayap)
d. dalam segala macam cuaca tetap sejuk
e.mudah dibersihkan tanpa merusak lantai

Anda mungkin juga menyukai