Anda di halaman 1dari 32

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia konstruksi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan


manusia. Dengan semakin bertambahnya penduduk di muka bumi ini, maka jasa
konstruksi akan semakin dibutuhkan. Saat ini perkembangan dunia konstruksi
semakin pesat. Berbagai terobosan metode dalam hal perencanaan maupun
pelaksanaan pekerjaan suatu konstruksi terus dikembangkan.
Sejalan dengan perkembangan waktu, perkembangan dunia konstruksi di
Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Pembangunan sarana dan
prasarana untuk mendukung kesejahteraan masyarakat semakin ditingkatkan.
Pengadaan sarana dan prasaranan ini yang akan berdampak langsung pada
peningkatan ekonomi masyarakat.
Di Indonesia, terdapat ratusan perusahasan-perusahaan yang bergerak
dalam bidang jasa konstruksi. Persaingan diantara perusahaan-perusahaan tersebut
semakin ketat. Untuk mendapatkan proyek, perusahaan dituntut untuk dapat
bersaing dalam segi kualitas, waktu, biaya, dan teknologi yang dimiliki.
Perusahaan harus dapat membangun sistem perencanaan yang efisien yaitu
dengan biaya seminimal mungkin, waktu secepat mungkin dengan tanpa
mengabaikan kenyaman dan keamanan pemakai. Dengan demikian perusahaan
yang tidak memiliki kemampuan bersaing cepat atau lambat akan tersingkir.
Suatu kegiatan proyek konstruksi bangunan memiliki berbagai macam kegiatan
yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya dari mulai perencanaan hingga
pelaksanaan dan masa pemeliharaannya.
Sukses atau berhasilnya suatu proyek tersebut hanya bisa diketahui setelah
suatu proyek tersebut telah selesai dikerjakan. Hal ini dapat diketahui dengan
melihat total biaya yang dikeluarkan, waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek tersebut dan kualitas bangunan yang dihasilkan. Maka dari
itu sebelum memulai suatu pembangunan proyek konstruksi bangunan harus

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2

benar-benar memiliki perencanaan dan strategi bagaimana untuk menjalankan dan


menghadapi berbagai macam hambatan dan resiko yang mungkin timbul.
Untuk memiliki suatu perencanaan yang berkualitas maka diperlukan
sumber daya manusia yang berkualitas pula. Sumber daya manusia yang
diharapkan adalah para ahli rekayasa yang berkompeten. Dalam kenyataannya,
sumber daya manusia yang berkompeten itu sangat jarang ditemui. Oleh karena
itu diperlukan adanya pembimbingan sedari dini kepada sumber daya manusia
yang telah ada namun belum memiliki pengalaman di bidang rekayasa konstruksi
itu sendiri.
Upaya peningkatan sumber daya manusia ini telah dilakukan oleh
pemerintah lewat pendidikan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah kejuruan
hingga perguruan tinggi. Terutama di perguruan tinggi atau universitas, ilmu
pengetahuan yang didapatkan secara teori biasanya berbeda dengan yang ada di
lapangan. Sebab itu, diperlukan pengalaman secara langsung di lapangan untuk
memahami displin ilmu masing-masing dan sebagai refrensi tersendiri.
Suatu perusahaan pasti memerlukan sumber daya manusia yang baru untuk
terus meningkatkat kualitas dari perusahaan itu sendiri. Namun, perusahaan jelas
memilih untuk mengambil sumber daya manusia yang telah berpengalaman.
Sebab itu, diperlukan adanya kerjamasama antara pihak pergururuan tinggi atau
universitas dengan sebuah perusahaan untuk menghasilkan sumber daya manusia
yang berpengalaman.
Di perguruan tinggi atau universitas itu sendiri telah memiliki suatu
program mata kuliah wajib untuk mahasiswanya untuk mengaplikasikan ilmu
yang telah diperoleh pada bangku kuliah. Mata kuliah wajib tersebut disebut kerja
praktek. Kerja praktek tersebut diperlukan mahasiswa untuk dapat menyinkronkan
ilmu yang di dapat di bangku kuliah dengan kondisi sebenarnya pelaksanaan di
lapangan yang pada kenyataannya terkadang agak sedikit berbeda dan lebih
berbicara pada pengalaman kerja. Dengan kerja praktek diharapkan menjadi
pengalaman tersendiri sekaligus persiapan bagi seseorang sebelum terjun
langsung ke dunia konstruksi.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
3

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud diadakannya Kerja Praktek adalah untuk menambah wawasan dan


pengetahuan lapangan mahasiswa, melalui proses sosialisasi akademis dan proses
pengenalan masalah beserta konsep pemecahan masalah dengan mengaplikasikan
ilmu yang diperoleh di lapangan.
Tujuan dari diadakannya Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut:
 Mahasiswa mengetahui dengan jelas seluk beluk penyelesaian dalam teknis
pelaksanaan dan borongan dari suatu proyek pembangunan.
 Mahasiswa diharapkan mampu menyelaraskan dan menganalisa secara tepat
semua ilmu teoritis yang diperoleh di perkuliahan dengan ilmu praktek di
dunia kerja
 Mahasiswa mampu meningkatkan wawasan dan pola pikir tentang dunia
kerja yang berhubungan dengan disiplin ilmu yang sedang ditekuni
 Mahasiswa mampu mengetahui dengan jelas penyelesaian dan teknik
pelaksanaan dari suatu proyek pembangunan.
 Mahasiswa memiliki pengalaman dan rasa tanggung jawab dalam
pelaksanaan dan pengawasan proyek.
 Mahasiswa menambah pengetahuan tentang tahap-tahap dalam pekerjaan
konstruksi (dalam hal ini konstruksi gedung) dari segi pekerjaan struktur dari
tahap awal sampai tahap akhir.

1.3 Batasan Masalah

Waktu kerja praktek yang singkat dibandingkan dengan waktu


pelaksanaan proyek tersebut, maka dalam laporan ini kami tidak akan membahas
secara keseluruhan pelaksanaan proyek, tetapi kami akan membatasi pembahasan
dari tahapan di mana kami memulai kerja praktek sampe waktu yang telah
disepakati. Lingkup Kerja Praktek (KP) dibatasi dalam bidang pelaksanaan.
Dalam hal ini menyangkut pengamatan langsung untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, baik teknis maupun non teknis di lokasi
pekerjaan berlangsung.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
4

1.4 Metode Penulisan

Penulisan Laporan ini berdasarkan data dan kejadian sebenarnya di


lapangan, meliputi metode pelaksanaan dan manajemen pelaksanaan. Adapun data
tersebut dikumpulkan dengan berbagai metode antara lain:
1. Metode identifikasi
Metode indentifikasi adalah pengamatan langsung atas proses
pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang berlangsung dari tanggal 13 Mei
2023 sampai 3 Juni 2023 pada proyek pembangunan . Construction Work
for Mother and Child Health Care Center Building Dr. Wahidin
Sudirohusodo Hospital Financing Assistant
2. Metode diskusi dan wawancara
Metode diskusi dan wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab
dengan pembimbing saat kerja praktek berlangsung
3. Metode data dan literature

Metode data dan literature yaitu pengambilan data proyek, foto-foto


perkembangan pelaksanaan proyek di lapangan, dan gambar yang
berhubungan dengan teknis pelaksanaan pekerjaan gedung.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
5

1.5 Sistematika Penulisan

Pada penyusunan laporan Kerja Praktek ini, digunakan sistematika


penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Memaparkan latar belakang, maksud dan tujuan, metode penulisan,
sistematika laporan Kerja Praktek serta batasan masalah.

BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK


Pada bab ini membahas tentang uraian umum yang terdiri dari tinjauan
umum proyek, maksud dan tujuan proyek, data proyek, struktur organisasi
dan aktifitas proyek.

BAB III RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


Pada bab ini menguraikan tentang metode rencana kerja dan syarat-syarat
pekerjaan dan pelaksanaan konstruksi.
BAB IV METODE PELAKSANAAN
Pada bab ini membahas mengenai tinjauan umum dalam pelaksanaan
proyek, lingkup pekerjaan dan pelaksanaan konstruksi.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini membahas mengenai kesimpulan selama proyek dan saran-
saran dari penulis. Bab diatas juga dilengkapi dengan data-data (lampiran)
seperti gambar kerja, laporan harian, dokumentasi pekerjaan, time
schedule proyek, dan surat-surat KP.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
6

BAB II

GAMBARAN UMUM PROYEK

2.1. Tinjauan Umum Proyek

Rumah Sakit dalah Institusi pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan Kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Construction Work for Mother and
Child Health Care Center Building Dr. Wahidin Sudirohusodo Hospital
Financing Assistant adalah salah satu proyek atau pembangunan yang bertujuan
untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan
ibu dan anak. Pembangunan ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development
Goals (SDGs) 2030 untuk menurunkan rasio kematian ibu (AKI) menjadi kurang
dari 70 per 100.000 kelahiran, mengakhiri kematian yang dapat dicegah pada bayi
baru lahir dan balita, mengurangi angka kematian neonatal menjadi setidaknya
kurang dari 12 per 1000 kelahiran, serta menurunkan angka kematian balita
hingga serendah 25 per 1000 kelahiran.

Selain pembangunan gedung dan penyediaan peralatan, ruang lingkup


proyek ini juga mencakup upaya peningkatan kualitas pelayanan melalui
peningkatan kompetensi SDM rumah sakit, peningkatan kapasitas tanggap darurat
rumah sakit, peningkatan teknologi informasi rumah sakit, dan kerjasama
penelitian klinis.

Pembiayaan proyek ini mendapatkan dukungan pendanaan dari IsDB


sebesar 89,3% dan pendanaan pemerintah Republik Indonesia sebesar 10,7%.
Melalui proyek ini, diharapkan rumah sakit pelayanan terpadu vertikal penerima
dana IsDB dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, membantu
mendukung jaringan rujukan ibu dan anak, serta berkontribusi dalam peningkatan
status kesehatan ibu dan anak, mengurangi kematian akibat kanker anak, dan
meningkatkan kesehatan pernapasan.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
7

Berikut data dan spesifikasi dari proyek Construction Work for Mother and
Child Health Care Center Building Dr. Wahidin Sudirohusodo Hospital
Financing Assistant di Jl. Perintis Kemerdekaan km. 11 Tamalanrea, Makassar,
Kode Pos 90245.
a. Nama Proyek : Construction Work for Mother and Child Health Care
Center Building Dr. Wahidin Sudirohusodo Hospital Financing Assistant.
b. Lokasi proyek : Jl. Perintis Kemerdekaan km. 11 Tamalanrea, Makassar,
Kode Pos 90245.

Gambar 2.1. Peta Lokasi Proyek RSWS


(Sumber : Google Maps Kota Makassar)

Lokasi Proyek

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
8

c. Biaya Proyek : Rp. 429.800.000.000,00,- (Empat Ratus Dua Puluh


Sembilan Milyar Delapan Ratus Juta Rupiah)
d. Masa Pelaksanaan : 3 November 2022 sampai dengan 2 November 2024
e. Sumber Dana : RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
f. Nomor Kontrak :
g. Format Pelaksana
1. Pemilik Proyek : RSUP DR. WAHIDIN
SUDIROHUSODO
2. Konsultan Perencana : PT. YODYA KARYA
(Persero), Tbk.
3. Manajemen Konstruksi : PT. SANGKURIANG &
PT. WIDA
4. Kontraktor Pelaksana : PT. ADHI KARYA
(Persero), Tbk DEPARTEMEN GEDUNG.
h. Ruang Lingkup Pekerjaan :
1. Tahap pelaksanaan
a) Pondasi
b) Pile cap
c) Tie Beam
d) Kolom
e) Pelat Lantai
f) Balok
2. Pelaporan

2.2. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Pelaksanaan Proyek


1. Owner
Owner atau pemilik proyek adalah perorangan atau suatu
badan/instansi atau perusahaan yang menanamkan modal pelaksanaan
proye. Dalam hal ini yang menjadi pemilik proyek adalah RSUP DR.
WAHIDIN SUDIROHUSODO

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
9

2. Konsultan
Konsultan adalah perorangan atau badan / instansi yang diberikan
kepercayaan untuk mengawasi dan memeriksa pekerjaan kontraktor dalam
pelaksanaan pekerjaan. Konsultan yang bersangkutan yaitu Konsultan
Supervisi (Pengawas). Konsultan Supervisi (pengawas) adalah orang atau
suatu badan / instansi yang bertugas mengawasi pelaksanaan suatu proyek.
Pihak yang bertindak sebagai konsultan pengawas pada pelaksanaan
proyek ini adalah PT. YODYA KARYA
3. Kontraktor
Kontraktor atau pelaksana adalah suatu badan / instansi perusahaan
yang bergerak dalam pelaksanaan proyek. Pelaksanaan dapat berupa
swasta atau perusahaan negara (BUMN). Pihak yang bertindak sebagai
kontraktor atau pelaksana pada proyek ini adalah PT. ADHI KARYA.

2.3. Gambaran Umum


2.3.1 Ruang Lingkup Pekerjaan
Kerja Praktek (KP) dilaksanakan selama 40 hari di RSUP DR.
WAHIDIN SUDIROHUSODO pada proyek Construction Work for
Mother and Child Health Care Center Building Dr. Wahidin
Sudirohusodo Hospital Financing Assistant.
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Infrastruktur
1. Pekerjaan Tanah & Perkerasan
2. Pekerjaan Taman
3. Pekerjaan Saluran
4. Pekerjaan Sum Pit Kapasitas 3 m3 (8bh)
5. Pekerjaan Sum Pit Kapasitas 2 m3 (4bh)
6. Pekerjaan Pos Jaga (2 Buah)
c. Pekerjaan Struktur
1. Pekerjaan Struktur Bawah
2. Pekerjaan Struktur Lantai Basement
3. Pekerjaan Struktur Lantai 1

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
10

4. Pekerjaan Struktur Lantai 2


5. Pekerjaan Struktur Lantai 3
6. Pekerjaan Struktur Lantai 4
7. Pekerjaan Struktur Lantai 5
8. Pekerjaan Struktur Lantai 6
9. Pekerjaan Struktur Lantai 7
10. Pekerjaan Struktur Lantai 8
11. Pekerjaan Struktur Lantai 8A
12. Pekerjaan Struktur Rangka Atap
d. Pekerjaan Arsitektur
1. Pekerjaan Arsitektur Lantai Basement
2. Pekerjaan Arsitektur Lantai 1
3. Pekerjaan Arsitektur Lantai 2
4. Pekerjaan Arsitektur Lantai 3
5. Pekerjaan Arsitektur Lantai 4
6. Pekerjaan Arsitektur Lantai 5
7. Pekerjaan Arsitektur Lantai 6
8. Pekerjaan Arsitektur Lantai 7
9. Pekerjaan Arsitektur Lantai 8
10. Pekerjaan Arsitektur Lantai 8A
11. Pekerjaan Penutup Atap
12. Pekerjaan Fasade
e. Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal
2.3.2 Ruang Lingkup Kerja Praktek
a. Pekerjaan Struktur Bawah
b. Pekerjaan Struktur Lantai Basement
c. Pekerjaan Struktur Lantai 1
d. Pekerjaan Struktur Lantai 2

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
11

2.3.3 Organisasi Pelaksana (Bagan Organisasi)

Organisasi proyek sistem usaha bersama dalam sekelompok orang


atau badan usaha untuk mencapai tujuan bersama. Unsur-unsur dalam suatu
organisasi adalah unsur kerjasama dan unsur mencapai tujuan bersama.
Organisasi adalah wadah untuk melakukan aktivitas dimana sistem
pembagian tugas menurut keahlian masing-masing. Proyek konstruksi
pembangunan ini melibatkan beberapa pihak yang bertindak sebagai
pemberi tugas atau pemilik proyek, konsultan, dan kontraktor.

1. Pihak pemberi tugas / pemilik proyek


Pemberi tugas atau pemilik proyek adalah perorangan atau
badan/instansi yang menanamkan modal dalam merealisasikan
pelaksanaan proyek. Sebagai pihak pemberi tugas, memiliki hak dan
kewajiban sebagai berikut :
a. Menunjuk penyedia jasa (konsultan atau kontraktor).
b. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan
yang telah dilakukan oleh penyedia jasa.
c. Memberi fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang
dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.
d. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
e. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak
penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan
sebuah bangunan.
f. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan
dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang
untuk bertindak atas nama pemilik.
g. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi)
h. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan
yang dikehendaki.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
12

2. Pihak konsultan
Konsultan diartikan sebagai perorangan atau badan usaha yang
bergerak pada biro jasa dengan mempergunakan keahliannya dan
berdasarkan pemberian tugas dari pihak owner untuk mengerjakan
perencanaan dan pengawasan secara teoritis dan teknis yang bertindak
sebagai konsultan pada proyek ini adalah PT. Yodya Karya. Adapun
tugas dan tanggung jawab dari suatu konsultan :
a. Meneliti dan memeriksa isi dokumen kontrak
b. Mengkoordinasi, mengarahkan serta mengontrol pelaksanaan
proyek yang menyangkut aspek mutu waktu dan biaya
c. Meneliti dan memberikan rekomendasi pemakaian sub kontraktor
d. Memeriksa gambar detail pelaksanaan (shop drawing)
e. Memeriksa bahan / peralatan kontraktor
f. Menolak anggota yang dinilai menghambat kelancaran dan
pelaksanaan kerja proyek
g. Memerintahkan pemeriksaan khusus terhadap bagian pekerjaan
yang meragukan dengan biaya ditanggung oleh pihak kontraktor
h. Memerintahkan kontraktor untuk membongkar pekerjaan yang
tidak sesuai dengan dokumen kontrak dan memperbaiki dengan
biaya kontraktor
i. Memperingatkan kontraktor secara tertulis mengenai kelalaiannya
dalam memenuhi persyaratan sesuai dokumen kontrak
j. Menghentikan sementara pekerjaan kontraktor apabila terdapat
penyimpangan dari peraturan-peraturan yang berlaku dari dokumen
kontrak
k. Apabila diperlukan konsultan dapat memerintahkan kontraktor
untuk bekerja lembur
l. Memeriksa dan meneliti dokumen pembayaran yang diajukan
kontraktor
m. Memeriksa dan meneliti pekerjaan yang kurang dan yang
bertambah

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
13

n. Memeriksa dan meneliti as-build drawings dan manual yang dibuat


oleh kontraktor
o. Memeriksa dan meneliti pekerjaan kontraktor sesuai dengan
ketentuan dokumen kontrak yang sesuai dengan ketentuan
dokumen kontrak sehubungan dengan penyerahan pertama kerja
p. Memeriksa dan meneliti pekerjaan kontraktor untuk menyerahkan
pekerjaan kedua

3. Pihak kontraktor
Kontraktor adalah pihak yang diberikan tugas untuk
melaksanakan pembangunan proyek oleh owner melalui prosedur
pelelangan. Pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan kontrak
(Rencana Kerja dan Syarat-Syarat serta Gambar-Gambar Kerja) dengan
biaya yang telah disepakati. Dalam proyek ini selaku kontraktor adalah
PT. Adhi Karya.
Kontraktor mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
a. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan gambar teknis,
spesifikasi teknis, serta jadwal proyek yang telah disepakati
sebelumnya dalam kontrak kerja.
b. Mengkoordinasikan sub-kontraktor yang terkait untuk
melaksanakan pekerjaan dilapangan sesuai kontrak.
c. Mengatur proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan
persetujuan pemilik
d. Berkonsultasi dengan pihak konsultan struktur apabila
mengalamikesulitan dalam pengerjaan konstruksi
e. Meminta perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan konstruksi
apabila keterlambatan bukan akibat kesalahan pihak kontraktor
f. Melaporkan hasil pekerjaan secara rutin kepada pemilik
g. Bertanggung jawab apabila terjadi kegagalan akibat kesalahan
konstruksi
h. Menyerahkan hasil pekerjaan setelah pekerjaan proyek selesai.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
14

BAB III

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

3.1 PERATURAN PELELANGAN


3.1.1 Penjelasan Umum
Para Peserta pelelangan pekerjaan ini, harus membaca dengan
seksama dan mengerti akan petunjuk-petunjuk yang diberikan dan
tertulis di bawah ini. Tidak ada gugatan yang dapat
dipertimbangkan untuk alasan-alasan yang disebabkan oleh karena
tidak membaca atau tidak memenuhi petunjuk- petunjuk ini atau
karena pertanyaan kesalahpahaman mengenai arti dari isinya,
baik sebagian maupun secara keseluruhan.

3.1.2 Landasan Rencana Kerja dan Syarat- Syarat Administrasi


1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002.
Tentang Bangunan Gedung.
2. Undang-undang RI Nomor. 18 Tahun 1999. Tentang Jasa
konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999
Nomor 54, tambahan lembaran Negara Nomor 3833).
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45/PRT/M/2007.
Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998.
Tentang Persyaratan Teknis Aksesibilitas Pada Bangunan
Umum dan Lingkungan.
5. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum RI No.
10/KPTS/2000. Tentang Ketentuan Teknis Pengamanan
Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
15

6. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum RI No.


11/KPTS/2000. Tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan.
7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998.
Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
8. Keputusan Dirjen Perumahan dan Permukiman No.
58/KPTS/DM/2002. Tentang Petunjuk Teknis Rencana
Tindakan Darurat Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
9. PP Nomor 28 Tahun 2000. Tentang Usaha dan Peran
Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 63)
10. PP nomor 29 Tahun 2000. Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 64)
11. PP Nomor 30 Tahun 2000. Tentang Penyelenggaraan
Pembinaan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 65)
12. Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara,
Keputusan Permukiman dan Prasarana wilayah Nomor :
332/KPTS/M/2002, tanggal 21 Agustus 2002.
13. PERPRES RI No. 54 Tahun 2010. Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
14. Undang-Undang No. 11 Tahun 2008. Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik.
15. Undang-Undang No. 14 Tahun 2008. Tentang Keterbukaan
Informasi Publik.
16. Peraturan Menteri PU No. 21/PRT/M/2008. T entang
Pedoman Operasionalisasi Wilayah Bebas Korupsi di
Lingkungan Kementerian PU.
17. Peraturan Menteri PU No. 207/PRT/M/2005. Tentang
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Pemerintah secara
Elektronik.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
16

3.1.3 Penjelasan Proyek


Lingkup Pekerjaan untuk “CONSTRUCTION WORKS FOR
MOTHER AND CHILD HEALTH CARE CENTER BUILDING,
DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO HOSPITAL FINANCING
ASSISTANT.” Dengan nilai kontrak sebesar Rp 429.800.000.000,-
(Empat Ratus Dua Puluh Sembilan Milyar Delapan Ratus Juta Rupiah.
3.1.4 Dokumen Kontrak
Dokumen Pelelangan meliputi dokumen-dokumen berikut ini :
1. Surat Keputusan Pemberian Pekerjaan
2. Surat Perjanjian Pekerjaan Jasa Pemborongan.
3. Uraian dan Syarat-syarat Pelaksanaan (USP/RKS).
4. Gambar-gambar Pelelangan, termasuk :
a. Gambar-gambar pelengkap.
b. Gambar-gambar brosur yang secara teknis adakaitannya.

5. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (BA Rapat Penjelasan)

6. Surat penawaran beserta lampiran–lampirannya.

7. Lain-lain lampiran yang ditentukan kemudian.

8. Dokumen-dokumen tambahan lainnya.

Beberapa singkatan dalam Dokumen Pelelangan :

a. USP/RKS
Uraian dan Syarat-syarat Pelaksanaan, termasuk dalam
dokumen pelelangan yaitu kumpulan ketentuan administratif
dan teknis sebagai pedoman dalam mengajukan penawaran–
penawaran serta pelaksanaan proyek.
b. Bill of Quantity (BoQ)
Berupa daftar yang merinci jenis pekerjaan yang merupakan
bagian dari penawaran (Hanya dipakai sebagai acuan dan tidak
mengikat dalam penawaran).

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
17

3.1.5 Rapat Penjelasan Pekerjaan


1. Para peserta lelang diwajibkan untuk membaca secara teliti
dan mengerti sepenuhnya isi dan arti dari keseluruhan
Dokumen Pelelangan. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas
maupun hal-hal yang memerlukan penjelasan lebih lanjut,
maka Peserta Lelang diharuskan untuk mengajukan
pertanyaan–pertanyaan tersebut dan akan dijawab dalam Rapat
Pembelian Penjelasan.
2. Pertanyaan-pertanyaan yg diajukan harap dikelompokkan
dalam 3 (tiga) bagian:
a. Masalah Administratif, mengenal hal-hal yang
bersangkutan masalah administrasi pada umumnya dan
syarat-syarat kontrak.
b. Masalah Teknis, mengenai hal-hal yang bersangkutan
dengan uraian-uraian dan syarat-syarat pelaksanaan
pekerjaan dan gambar-gambar teknis pada umumnya.
c. Masalah yang berhubungan dengan daftar uraian
pekerjaan (BoQ), baik mengenai uraiannya maupun
kuantitas (volume) dari suatu jenis pekerjaan. Para peserta.
lelang dimintakan perhatiannya mengenai metode
perhitungan kuantitasnya maupun metode perhitungan
harga satuan. Metode yang sama harus dipakai oleh para
Peserta Lelang di dalam mengecek kuantitas pekerjaan
yang tertera di dalam daftar uraian pekerjaan maupun di
dalam menghitung harga satuan untuk penawarannya.
Peserta diwajibkan Untuk menyertakan Surat Kuasa apabila
bukan Direktur/Penanggungjawab Perusahaan.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
18

3.1.6 Pendaftaran dan Pemasukan Penawaran


Tender Pelelangan untuk “Construction Works for Mother and
Child Health Care Center Building, Dr. Wahidin Sudirohusodo
Hospital Financing Assistant.” secara elektronik, sehingga untuk
Perndaftaran dan Pemasukan serta Dokumen Lelang sesuai dengan
peraturan yang dikeluarkan oleh UPL, sehingga untuk
Perndaftaran dan Pemasukan sertaan oleh UPL - LPSE Dokumen
Lelang sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan Makassar.

3.2 SYARAT – SYARAT TEKNIK PEKERJAAN JALAN


3.2.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan Penyusunan Perencanaan Teknis Gedung
Rumah Sakit Dr. Wahidin Makassar, meliputi pekerjaan sebagai
berikut:
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
a. Pekerjaan persiapan
b. Pekerjaan pembongkaran
c. Pekerjaan urugan tanah
2. PEKERJAAN PONDASI BORED PILE
3. PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG
a. Pekerjaan pembesian
b. Pekerjaan pengecoran
c. Pekerjaan cetakan dan perancah
d. Pekerjaan Struktur Baja

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
19

BAB IV
METODE PELAKSANAAN

4.1 Umum
Kegiatan Kerja Praktik ini berlangsung selama 40 hari kerja dan mulai
pada tanggal 15 April 2023 – 03 Juni 2023.

4.2 Pekerjaan Proyek


1. Pekerjaan Pondasi Tiang Bor
a. Penulangan Tiang Bor
Spesifikasi penulangan tiang bor dijelaskan sebagai berikut:
 Mutu tulangan BJTS-42 sesuai dengan gambar. Penulangan Tiang
Bor disesuaikan dengan gambar Struktur. Mutu beton fc’=35MPa
dengan nilai slump 160mm +/- 20mm.
 Test Kubus Beton Dilakukun untuk Pengecoran setiap Tiang Bor
diambil minimal 2 (dua) test Kubus dengan sample diambil pada
awal pengecoran beton dan diambil pada pertengahan pengecoran.
Dilakukan Crushing Test pada Lab. Beton yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas.
 Test Besi Beton harus dilakukan sebelum dimulainya pekerjaan dan
dilakukan pada Lab. yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas. Segala
Biaya-biaya Test Beton dan Besi Beton ditanggung seluruhnya oleh
Pemborong.
 Tulangan Tiang Bor dirangkai terlebih dahulu sebelum dimasukkan
lubang Tiang Bor.
 Pemasangan pembesian harus bersih dari lumpur dan dijaga agar
tidak menempel pada tepi lobang bor, sehingga pada waktu
pengecoran terbungkus dengan baik oleh beton.
b. Pengecoran Tiang Bor
 Pengecoran Tiang Bor harus mendapat perhatian khusus berhubung
adanya air tanah pada tanah lobang bor. Pengecoran beton harus
menggunakan "Pipa Tremie" yang panjangnya mencapai dasar

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
20

lobang bor, dengan cara sedemikian sehingga menjamin kontinuitas


pengecoran beton.
 Pipa Tremie harus dalam keadaan bersih dan baik. Sebelum
pengecoran dimulai maka Pipa Tremie harus menyentuh dasar
lubang, kemudian Pipa Tremie diisi oleh adukan beton sampai
mencapai mulut bor. Setelah itu Pipa Tremie diangkat sedikit demi
sedikit, sedemikian rupa sehingga pengangkatan Pipa Tremie
tersebut harus lebih kecil dari tinggi muka beton cor dalam lobang
bor dan harus dipertahankan minimal 1000 mm dibawah muka cor
beton, untuk mencegah timbulnya "necking".
 Pengecoran dihentukan apabila campuran antara beton cor dan
lumpur/kotorankotoran lain sudah naik dari lubang bor dan meluap
serta berdasarkan jumlah kubikasi beton Tiang Bor teritis dan bila
tidak ada longsoran longsoran dalam lubang bor.
 Disyaratkan agar beton cor menggunakan bahan retarder untuk
mencegah terjadinya setting beton pada waktu pengecoran selama
+/- 5 jam. Slump beton 160mm +/- 20mm agar diperoleh beton yang
mudah mengalir melalui pipa Tremie. Selama proses pengerasan
beton maka harus dicegah adanya getarangetaran yang dapat
mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada beton Tiang Bor.
 Pengecoran lubang Tiang Bor harus secepat mungkin dilaksanakan
setelah pengeboran dan pengurasan/pembersihan dari lumpur-
lumpur/kotoran-kotoran lainnya disetujui secara tertulis oleh Direksi.
Jika sampai terjadi pengendapan (kelongsoran) lagi, maka lubang
harus dibersihakan atau di bor kembali, setelah itu baru dapat
diadakan pengecoran.
 Pengecoran Tiang Bor harus sampai +/- 0.00 m atau rata dengan
permukaan tanah existing. Pada prinsipnya, pengecoran untuk
masing-masing Tiang Bor harus dilaksanakan secara kontinu. Bila
karena keadaan yang tidak bisa dihindarkan terjadi diskontinuitas
pengecoran, maka pengecoran dapat dihentikan berdasarkan
petunjuk dari Direksi. Penyambungan kembali pengecoran dapat
dilakukan dengan terlebih dahulu membobok sampai ketebalan

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
21

tertentu pada pemukaan yang telah mengeras, kemudian diberikan


bahan additive "lem beton", baru pengecoran dapat diteruskan.
 Bila hasil pengecoran menunjukkan bahwa kubikasi beton rencana
lebih besar dari kubikasi beton yang tercor, maka harus diadakan
pemeriksaan kemungkinan terjadinya necking/diskontinuitas/setting
atau masuknya lumpur/tanah dalam lobang bor selama pengecoran.
 Pemeriksaan dilakukan dengan mengadakan "core Drilling" yang
dilakukan oleh ahlinya yang disetujui oleh Direksi. Bila ternyata
hasil "core Drilling" menunjukkan adanya diskontinuitas atau adanya
lumpur dalam Tiang Bor, maka Tiang Bor tersebut gagal dan harus
diganti dengan Tiang Bor yang Baru sesuai dengan perhitungan dari
Perencana/Konstruktor.
 Segala biaya-biaya yang timbul untuk "Core Drilling" dan
pembuatan Tiang Bor yang baru, Preload, atau perbaikkan-
perbaikkan lainnya menjadi tanggung jawab Pemborong dan bukan
merupakan pekerjaan tambah. Oleh sebab itu pemborong harus
memberi perhatian khusus untuk pelaksanaan Tiang Bor tersebut.

2. Pekerjaan Struktur Gedung


a. Pekerjaan Pembesian
 Baja tulangan untuk Pile cap, Sloof / Tie beam, Kolom, Dinding
beton, Balok dan plat lantai harus bersih dari kotoran-kotoran karat,
olie, dan kotoran-kotoran lain yang dapat menyebabkan
berkurangnya ikatan besi tulangan dan beton yang akan dicor.
 Baja tulangan harus dibengkok/ dibentuk dengan cermat sesuai
bentuk dan ukuran yang tertera dalam gambar kerja. Batang
dibengkokan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi beton
hanya diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh
pengawas.
 Besi beton harus tetap pada tempatnya, dipasang secara teliti,
tulangan harus diikat dengan kawat beton/ bendrat dengan bantalan
balok beton/ decking atau RENCANA KERJA DAN SYARAT-
SYARAT Jasa Konsultasi Perencana Penguatan Pusat Layanan
Kesehatan Ibu dan Anak RSUP Wahidin Sudirohusodo, Makassar

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
22

TA. 2021 Struktur- 22 kursi besi / cakar ayam perenggang, spacer


atau logam gantung sesuai dengan keperluan. Dalam segala bentuk
besi beton yang horisontal harus digunakan penunjang yang tepat
sehingga tidak ada penurunan. Dimana bagian penunjang tersebut
harus menonjol diatas dasar beton yang direncanakan untuk
menerima plesteran yang rata, penunjang ini harus dibuat dari logam
yang tidak berkarat.
 Jarak terkecil antara batang yang pararel harus sama dengan
diameter dari batang-batang tetapi jarak terbuka tidak boleh kurang
dari 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan harus memberi
kesempatan masuknya alat penggetar beton.
 Penyambungan Jika diperlukan menyambung tulangan ditempat lain
dari yang ditunjuk dalam gambar kerja, bentuk dari sambungan
harus ditentukan oleh pengawas lapangan. Overlap pada sambungan
tulangan sedikitnya harus 40 kali diameter batang, kecuali jika telah
ditetapkan secara pasti pada gambar kerja harus mendapat
persetujuan pengawas lapangan. Untuk jaring kawat atau wiremesh,
ketentuan panjang sambungan lewatan sebaiknya mengikuti
ketentuan dari brosur teknis atau standar gambar yang ditetapkan
Konsultan Desain, atau jika tidak ada ketentuan yang ditetapkan
dapat diambil nilai yang relatif praktis dan aman, yaitu Ls min
sebesar 1,5 kali jarak antar kawat atau besi tulangan wiremesh.
 Lain – lain Apabila ada pekerjaan pembesian lama yang akan
disambung dengan yang baru, dan lain sebagainya yang dapat
merubah kekuatan, kontraktor wajib melaporkannya kepada
pengawas untuk diambil keputusan selanjutnya.

3. Pekerjaan Beton
a. Pekerjaan Pile Cap dan Sloof / Tie Beam
Pembuatan Pile Cap dan Sloof dengan mutu beton fc’=33 MPa dengan nilai
slump 120mm +/- 20mm, yang termasuk pekerjaan diatas ialah :
 Pekerjaan Galian Tanah Pile Cap dan Sloof / Tie Beam
 Urugan pasir Pile Cap dan Sloof / Tie Beam
 Lantai Kerja Pile Cap dan Sloof / Tie Beam.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
23

 Cor Beton Bertulang Pile Cap dan Sloof / Tie Beam untuk dimensi
dan detail penulangannya bisa dilihat pada gambar rencana
b. Pekerjaan Kolom, dan Dinding Beton
Pembuatan kolom dan dinding beton struktur dengan mutu beton fc’=35
MPa untuk Lantai Basement sampai dengan atap, untuk dimensi dan detail
penulangannya bisa dilihat pada gambar rencana.
c. Pekerjaan Balok
Pembuatan balok struktur dengan mutu beton fc’=33 MPa, untuk dimensi
dan detail penulangannya bisa dilihat pada gambar rencana.
d. Pekerjaan Plat beton
Pembuatan plat lantai, plat atap, plat tangga, dan plat ramp dengan mutu
beton fc’=33 MPa, untuk ketebalan dan detail penulangannya bisa dilihat
pada gambar rencana.
e. Pengecoran Beton
 Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-
bagian struktural dari pekerjaan beton, Pemborong harus
mengajukan permohonan izin pengecoran tertulis kepada Direksi/
Pengawas Ahli minimum 3 (tiga) hari sebelum tanggal/ hari
pengecoran.
 Permohonan izin pengecoran tertulis tersebut hanya boleh diajukan
apabila bagian pekerjaan yang akan dicor tersebut sudah “siap”
artinya Pemborng sudah mempersiapkan bagian pekerjaan tersebut
sebaik mungkin sehingga sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
 Atas pertimbangan khusus Direksi / Pengawas Ahli dan pada
keadaankeadaan khusus misalnya untuk volume pekerjaan yang akan
dicor relatif sedikit/ kecil dan sederhana maka izin pengecoran dapat
dikeluarkan lebih awal dari 3 (tiga) hari tersebut.
 Izin pengecoran tertulis yang sudah dikeluarkan dapat menjadi batal
apabila terjadi salah satu keadaan sebagai berikut : Izin pengecoran
tertulis telah melewati 7 (tujuh) hari dari tanggal rencana pengecoran
yang disebutkan dalam izin tersebut. Kondisi bagian pekerjaan yang
akan dicor sudah tidak memenuhi syarat lagi misalnya tulangan,
pembersihan bekesting atau hal-hal lain yang tidak sesuai gambar-
gambar & spesifikasi.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
24

 Jika tidak ada persetujuan tertulis dari Direksi/ Pengawas Ahli, maka
Pemborong akan diperintahkan untuk menyingkirkan/ membongkar
beton yang sudah dicor tanpa persetujuan tertulis dari Direksi/
Pengawas Ahli, atas biaya Pemborong sendiri.
 Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya
kotorankotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat
pengangkut mesin harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/
Pengawas Ahli, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat
pekerjaan. Semua alat-alat pengangkut yang digunakan, pada setiap
waktu harus dibersihkan dari sisasisa adukan yang mengeras.
 Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum
pemasangan besi beton selesai diperiksa dan mendapat persetujuan
tertulis dari Direksi/ Pengawas Ahli.
 Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor
terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran
(potongan kayu,batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air
semen. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT Jasa
Konsultasi Perencana Penguatan Pusat Layanan Kesehatan Ibu dan
Anak RSUP Wahidin Sudirohusodo, Makassar TA. 2021 Struktur-
28
 Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian lebih
dari 1,5 m yang akan menyebabkan pengendapan/ pemisahan
agregat.
 Pengecoran harus dilakukan secara terus menerus (continue/ tanpa
berhenti). Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih
dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton, dan juga
adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak diperkenankan
untuk dipakai lagi.
f. Pemadatan Beton
 Beton yang dipadatkan dengan menggunakan vibrator dengan
ukuran yang sesuai selama pengecoran berlangsung dan dilakukan

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
25

sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi/


rangkaian tulangan.
 Pekerjaan beton yang telah selesai harus bebas kropos (honey comb),
yaitu memperlihatkan permukaan yang halus bila cetakan dibuka.
 Pemborong harus menyiapkan vibrator-vibrator dalam jumlah yang
cukup untuk masing-masing ukuran yang diperlukan untuk
menjamin pemadatan yang baik.
 Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara
mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang
cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture. Jika
penggunaan admixture masih dianggap perlu, Pemborong diminta
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari Perencana
Struktur dan Direksi/ Pengawas Ahli mengenai hal tersebut.
 Untuk itu Pemborong diharuskan memberitahukan nama
perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan,
data-data bahan, nama pabrik produksi jenis bahan mentah
utamanya, cara-cara pemakaiannya resiko/ efek sampingan dan
keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
 Siar Pelaksanaan dan Urutan / Pola Pelaksanaan
 Posisi dan pengaturan siar pelaksanaan harus sesuai dengan
peraturan beton yang berlaku dan mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi/ Pengawas Ahli.
 Umumnya posisi siar pelaksanaan terletak pada 1/3 bentang tengah
dari suatu konstruksi. Bentuk siar pelaksanaan harus vertikal dan
untuk siar pelaksanaan yang menahan gaya geser yang besar harus
diberikan besi tambahan/ dowel yang sesuai untuk menahan gaya
geser tersebut.
 Sebelum pengecoran beton baru, permukaan dari beton lama supaya
dibersihkan dengan seksama dan dikasarkan. Kotoran-kotoran
disingkirkan dengan air dan menyikat sampai agregat kasar tampak.
Setelah permukaan siar tersebut bersih, “Calbond” harus dilapiskan
merata seluruh permukaan.
 Untuk pengecoran dengan luasan dan atau volume besar maka untuk
menghindarkan / meminimalkan retak-retak akibat susut, pengecoran

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
26

harus dilakukan dalam pentahapan dengan pola papan catur, urutan


pekerjaan harus diusulkan oleh Pemborong untuk mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas Ahli.
g. Curing Dan Perlindungan Atas Beton
 Beton harus dilindungi sejauh mungkin terhadap matahari selama
berlangsungnya proses pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan
atau aliran air dan perusakan secara mekanis atau pengeringan
sebelum waktunya.
 Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus
selama 14 hari. Khusus untuk kolom, maka curing beton dapat
dilakukan dengan cara menutupi dengan karung basah sedangkan
untuk lantai selama 7 hari pertama dengan cara menutupi dengan
karung basah, mnyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada
permukaan beton tersebut.
 Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing
dan perlindungan atas beton harus lebih diperhatikan. Pemborong
bertanggung jawab atas retaknya beton karena susut akibat kelalaian
ini.
 Konstruksi beton secara natural harus diusahakan sekedap mungkin.
Beton yang keropos/ bocor harus diperbaiki. Prosedur perbaikan
beton yang keropos harus mendapat persetujuan Direksi/ Pengawas
Ahli, dan pemborong tidak dikenakan biaya tambahan untuk
perbaikan tersebut.

4. Pekerjaan Cetakan dan Perancah


Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar
dari bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus
juga kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya
prategang dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada. Kontraktor harus
memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang perlu
sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya yang bekerja padanya
sedemikian rupa hingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk
konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya.
Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
27

lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu
sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan
tanda-tanda penurunan > 10 mm sehingga menurut pendapat Direksi Lapangan
hal ini akan menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar
rancangan tidak akan dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi
konstruksi, maka Direksi Lapangan dapat memerintahkan untuk membongkar
pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk
memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Biaya sehubungan
dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor. Gambar rancangan
perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara detail (termasuk
perhitungannya) harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk disetujui dan
pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar tersebut
disetujui. Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton
berlangsung untuk melihat bahwa tidak ada perubahan elevasi, kemiringan
ataupun ruang/rongga. Bila selama pelaksanaan didapati perlemahan yang
berkembang dan pekerjaan perancah memperlihatkan penurunan atau perubahan
bentuk, pekerjaan harus dihentikan, diberlakukan pembongkaran bila kerusakan
permanen, dan perancah diperkuat seperlunya untuk mengurangi penurunan atau
perubahan bentuk yang lebih jauh. Pada saat pengecoran, pelaksana dan surveyor
harus memantau terus menerus agar bisa dicegah penyimpanganpenyimpangan
yang mungkin ada. Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk
kemudahan pembongkaran untuk mengeliminasi kerusakan pada beton apabila
cetakan & perancah dibongkar. Aturlah cetakan untuk dapat membongkar tanpa
memindahkan penunjang utama dimana diperlukan untuk disisakan pada waktu
pengecoran.
a. Pemasangan
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan
kemiringan dari beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi
untuk bukaan (openings), celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers dan
proyeksi proyeksi seperti diperlukan. Cetakan-cetakan harus dibuat dari
bahan dengan kelembaban rendah, kedap air dan dikencangkan secukupnya
dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan kemiringan serta mencegah
tekuk dan lendutan antara penunjang-penunjang cetakan. Pekerjaan denah
harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung jawab untuk
lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan untuk menentukan lokasi

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
28

yang tepat dari cetakan, haruslah jelas, sehingga memudahkan untuk


pemeriksaan. Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan
segaris baik pada arah mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-
sambungan konstruksi kecuali seperti diperlihatkan lain pada gambar.
Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-
78.3.3.1, Tolerances for Reinforced Concrete Building. Cetakan harus
menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada permukaan beton yang
diekspose. Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada
waktu pembongkaran tidak mengalami kerusakan pada permukaan. Kolom-
kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi bawah
dari balok diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai mencapai
kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok yang
dicetak atau dicor sebelum balok lantai dibawahnya bekerja penuh. Pada
waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Kontraktor harus
benar-benar yakin bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang
mempunyai "plumbness"/kemiringan lebih atau kurang dari 10 mm, yang
dibuktikan dengan data dari surveyor yang diserahkan sebelum pengecoran.

b. Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya
memegang/menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan
berat serta tekanan dari beton basah.
c. Jalur Kayu, Blocking dan Pencetakan Bentuk-bentuk Khusus (Moulding)
Pasanglah di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku dan
sebagainya seperti diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang
berbentuk khusus/berprofil dan permukaan seperti diperlihatkan pada gambar
dan bentuk melengkapi pemasangan paku untuk batang-batang kayu dari ciri-
ciri lain yang dibutuhkan untuk ditempelkan pada permukaan beton dengan
suatu cara tertentu. Lapislah jalur kayu, blocking dan pencetakan bentuk
khusus dengan bahan untuk melepaskan.
d. Chamfers Garis/lajur
chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-gambar arsitek
saja.
e. Bahan untuk Melepas Beton (Release Agent)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
29

Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan
dipasang. Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat
permukaan dari cetakan sekedar berminyak bila beton maupun pada
pertemuan beton yang diperkeras dimana beton basah akan dicor/dituangkan.
Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton dijadwalkan untuk
menerima penyelesaian khusus dan/atau pakailah penutup dimana
dimungkinkan.
f. Pekerjaan Sambungan
Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada
cetakan beton ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk
joints. Cetakan sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada
gambar kerja. Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan ditempat yang
tersembunyi. Laksanakan perawatan sambungan dalam 24 jam setelah jadwal
pengecoran.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
30

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengalaman yang kami peroleh selama pelaksanaan
Kerja Praktek (KP) selama 40 hari, pada proyek pembangunan Construction
Works for Mother and Child Health Care Center Building, Dr. Wahidin
Sudirohusodo Hospital Financing Assistant untuk pekerjaan di lapangan
maka kami dapat menyimpulkan beberapa hal yang terkait dengan proyek
dan pelaksanaan Kerja Praktek (KP) adalah sebagai berikut:
1. Dari segi organisasi/manajemen proyek, kerjasama dan komunikasi
antar unsur pendukung pembangunan sudah terjalin dengan baik,
sehingga bila terjadi permasalahan yang timbul di dalam proyek, maka
para staff segera mengadakan suatu rapat kooordinasi untuk mencari
solusi atau pemecahandari permasalahan secara musyawarah dan
dikonsultasikan dengan konsultan pengawas.
2. Metode pelaksanaan di lapangan telah sesuai dengan yang ditetapkan
dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan.
3. Dari segi pengendalian waktu, terjadi keterlambatan dalam proyek yang
disebabkan oleh:
 Faktor alam (cuaca) yang tidak mendukung, seperti hujan deras yang
mengakibatkan pekerjaan pada bassment dan lantai 2 terhenti
 Perubahan Item Pekerjaan (Penambahan dan Pengurangan Item
Pekerjaan).
 Perubahan Volume Pekerjaan (Penambahan dan Pengurangan
Volume Pekerjaan).
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang kurang diperhatikan.
4. Penerapan Sistem Manajemen Keselematan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) belum diterapkan sepenuhnya karena masih terdapat beberapa
tenaga kerja yang beraktivitas tanpa menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD).

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
31

5. Parameter keberhasilan suatu proyek adalah ketepatan mutu, biaya dan


waktu pelaksanaan berdasarkan syarat – syarat administrasi dan teknis
yang disepakati dalam kotrak proyek.
6. Pencapaian mutu, biaya, dan waktu rencana tergantung pada aspek
penyediaan material, operasional peralatan, tenaga kerja, dan semua
komponen yang berhubungan dengan proyek berada dalam keadaan
baik dan terorganisir dalam suatu sistem pengelolaan dan pengendalian
proyek.
7. Komunikasi yang baik antara semua pihak yang berhubungan dengan
pelaksanaan proyek adalah kunci penyelesaian setiap permasalahan
yang timbul bagi keberhasilan sebuah proyek.

5.2 Saran
Selama pelaksanaan Kerja Praktek (KP), menurut pengamatan kami
ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian agar dalam pelaksanaan
diperoleh hasil yang semaksimal mungkin. Untuk itu kami memberikan
sedikit saran, sebagai berikut:
1. Penempatan material seperti baja tulangan hendaknya diletakkan di
tempat terlindung dari air hujan sehingga korosi pada bahan dapat
dikurangi.
2. Keselamatan dan kesehatan pekerja perlu lebih diperhatikan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Hal ini dilakukan dengan
mendisiplinkan pekerja untuk menggunakan seluruh peralatan
pengaman pekerja yang sesuai standar nasional.
3. Mahasiswa Kerja Praktek (KP), hendaknya mencermati, meneliti,
menelaah dan banyak bertanya tentang setiap item pekerjaan yang
sedang dikerjakan pada proyek baik dari segi perhitungan, strukur
maupunarsitekturnya.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
32

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


LAPORAN KERJA PRAKTEK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai