Anda di halaman 1dari 13

STRUKTUR TERSEMBUNYI DAN STRUKTUR EXPOSED

STRUKTUR TERSEMBUNYI
Contoh bangunan tersembunyi yaitu salah satunya
Candi Borobudur Part 3: Arsitektur dan Struktur Bangunan
Borobudur memiliki berbagai simbolisme yang masih belum terungkap hingga kini. Bahkan masih
banyak misteri yang belum terungkap mengenai Candi ini.
Candi ini berikuran 123 meter kali 123 meter dan tinggi 42 meter. Seluruh candi mempunyai 1,460
panel dan 1,212 panel ukir. Terdapat 368 patung Buddha , namun sebenarnya terdapat 432 patung
Buddha, and 72 patung di bagian teras teratas. Terdapat 4 galeri yang masing-masing memiliki 2
panel dinding yaitu dinding utama dan balustrade. Total panjang panel ialah: 2500 meter. Total
volume batu ialah 55,000 meter kubik.
Candi Borobudur merupakan candi dengan bentuk stupa dan membentuk pola mandala yang besar.
Mandala ialah pola yang tersusun dari bujur sangkar dan lingkaran konsentris yang melambangkan
alam semesta atau kosmos yang biasanya diketemukan dalam ajaran Buddha aliran WajrayanaMahayana. Borobudur melambangkan 10 tingkatan Bodhisatwa, yang diwujudkan dalam bentuk 10
plataran di Borobudur. 10 tingakatan ini harus dilalui untuk mencapai kesempurnaa menjadi Buddha.
Pada tahun 1885 ditemikan struktur tersembunyi di kaki candi Borobudur yang memiliki relief dan
160 diantaraya berkisah mengenai Karmawibhangga. Disini juga terdapat ukiran yang memberikan
petunjuk bagi pengukir untuk membuat adegan relief.
Bagian kaki Candi Borobudur yang asli ini tertutup oleh penambahan struktur batu yang membentuk
plataran dan fungsi yang sesungguhnya masih belum diketahui. Diduga hal ini untuk mencegah
kelongsoran bangunan, ada pula yang berpendapat penambahan struktur ini karena kesalahan
rancangan asli yang tidak sesuai dengan Wastu Sastra. Bahkan ada yang mengajukan kemungkinan
bahwa relief bagian kaki candi kurang pantas untuk diperlihatkan kepada public.
Bangunan candi Borobudur terbagi dalam 3 tingkatan dalam kosmologi Buddha:
1) Kamadhatu, ialah bagian kaki Borobudur yang melambangkan dunia yang masih dikuasai oleh
kama atau nafsu. Sebagian kamadhatu tertutup struktur batu. Disini terdapat 160 panel dengan cerita
karmawibhangga dan tidak terlihat.
2) Rupadhatu, ialah empat teras berundak diatas kamadhatu, yang melambangkan dunia yang sudah
terbebas dari hawa nafsu yang masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkat ini berada di alam antara.
Rupadhatu terdiri dari: empat lorong dengan 1.300 gambar relief. Panjang relief seluruhnya 2,5 km
dengan 1.212 panel berukir dekoratif. Aslinya terdapat 432 arca Buddha di dalam relung-relung. Pada
peralihan menuju rupadhatu terdapat langkan dimahkotai ratna dan langkan yang dimahkotai stupa
kecil
3) Arupadhatu, ialah bagian mulai teras ke 5 hingga ke 7 yang tidak memiliki relief dengan denah
lantai berbentuk lingkaran. Arupadhu berarti tidak berwujud yang melambangkan alam dimana
manusia sudah bebas dari segal bentuk dan rupa namun belum mencapai nirwana. Terdapat 72 stupa
kecil yng mengelilingi stupa induk dalam 3 deret, yang tersusun dari 3 teras lingkaran masing masing
berjumlah 32, 24, 16 = 72 stupa. Patung Buddha terdapat dalam stupa yang terlihat sama, menjelaskan
bahwa arca Buddha tidak terlihat jelas tetapi ada.

Tingkat tertinggi merupakan ketiadaan wujud sempurna yang dilambangkan berupa stupa yang
terbesar dan tertinggi. Stupa ini tanpa lubang, dan didalamnya ditemukan patung Buddha yang tidak
selesai yang dianggap sebagian orang sebagai patung Adibuddha.
Menurut penelitian lebih lanjut, tidak ada patung di stupa utama dan patung yang tak terselesaikan itu
merupakn kesalahan pematung. Patung yang salah dibuat tidak boleh dirusak tau dibuang begitu saja.
Stupa utama yang dibiarkan kosong melambangkan kebijaksanaan yang paling tinggi yaitu kesunyian
dan ketanpa rupaan yang sempurna dan manusia sudah tidak terikat sama sekali oleh keinginan dan
bentuk dan terlepas dari lingkaran samsara.
Candi Borobudur dibangun dengan batu andesit, yang dipotong dengan ukuran tertentu dan batu batu
tersebut disusun dengan teknik kuncian tanpa menggunakan semen sama sekali. Borobudur
dilengkapi dengan drainase yang bagus karena lokasi merupakan daerah dengan curah hujan yang
cukup tinggi. Setiap sudut terdapat pancuran yang mencegah genangan air. Pancuran-pancuran
tersebut berbentuk kala atau makara.

Borobudur tidak memiliki ruang pemujaan khusus, hanya terdiri dari lorong-lorong.
Kemungkinan Borobudur awalnya berfungsi sebagai stupa, daripada kuil. Stupa dibangun
sebagai bangunan suci untuk memuliakan Buddha, kadang juga untuk penghormatan kepada
Buddha. Lain dengan kuil atau candi yang berfungsi debagai tempat ibadah. Struktur
bangunannya yang berundak undak merupakan perkembangan dari arsitektur asli Indonesia
yaitu punden berundak yang berasal dari jaman pra sejarah.

Perancangan Candi Borobudur dengan menggunakan satuan ukur tala, ialah panjang wajah
manusia antara ujung garis rambut di dahi hingga ujung dagu. Meski ukuran tala relative,
tetapi pada Borobudur satuan ini tetap. Tahun 1977 terungkap bahwa rasio perbandingan
Candi Borobudur ialah 4:6:9. Arsitek menggunakan formula ini untuk menentikan dimensi
yang tepat dari suatu fractal geometri, swarupa dalam rancangan Borobudur.

STRUKTUR EXPOSED
Struktur esposed atau struktur vertikal.
Ciri-ciri/persyaratan:

Merupakan elemen padat yang kaku, yang lebih mengutamakan pengembangan vertikal

Menahan beban lateral dan menahan dengan kuat pada bidang dasar/tanah

Dapat mengumpulkan beban beban bidang-bidang horisontal di atas muka tanah dan kemudian
menyalurkan ke pondasi
Mementingkan pengumpulan beban bidang-bidang horisontal yang tersusun/saling menumpang,

yang secara vertikal mengalir ke dasar bangunan.

Dibentuk oleh berbagai sistem pengumpulan beban, penyaluran beban, dan kesimbangan lateral

Digunakan untuk penyampaian/penyaluran sistem-sistem beban/gaya mekanisme:

Form aktif

Vektor aktif

Bulk aktif

Surface aktif

Karena kemungkinan pengembangan tinggi dan beban horisontal, maka keseimbangan

horisontal merupakan komponen utama dalam perancangannya.


Pada ketinggian bangunan tertentu, masalah pembebanan horisontal menjadi faktor penentu
untuk rancangan.
Sistem pengumpulan beban saling berpengaruh dengan bentuk organisasi kegiatan pada denah

bangunan, sehingga tercapai kemungkinan pengurangan elemen vertikal penyaluran beban


dalam jumlah dan kelompok/bagian.

Sistem gabungan/komposit penyaluran beban pada struktur vertikal

Sistem bentang bebas


(free-span) dengan
pendukung di tengah

Sistem bentang (bay) Sistem bentang bebas


dan kantilever
(free-span) dan
kantilever

Sistem bentang tidak


simetri

Beban perlantai
disalurkan sebagian
ke bagian tengah dan
sebagian ke dinding
tepi

Beban-beban
disalurkan ke titiktitik di tengah sistem
bentang pengumpul
beban

Beban disalurkan ke
titik antara
(intermediate)
pengumpul beban,
yang ke duanya
mengumpulkan beban
dari bagian tepid an
tengah bangunan

Prinsip dasar sistem penyaluran beban pada struktur vertikal:

Beban disalurkan
tidak seimbang ke
tittik pengumpul

Sistem bentang

Sistem kantilever

(bay system)

(cantilever system)

Sistem bentang bebas


(free-span system)

Pengumpulan beban
horizontal dan
penyaluran beban
vertikal

Titik-titik
pengumpulan beban
disalurkan merata

Titik-titik
pengumpulan beban
dibagian tengah
bangunan

Titik-titik
pengumpulan beban
pada bagian tepi
bangunan
Bentang dua arah (2way span direction)

Bentang satu arah (1way span direction)

Beban lantai
Beban lantai per unit
disalurkan ke shafa di
area terkumpul dan
tengah bangunan dan
disalurkan ke tanah
disalurkan ke tanah
pada setiap titik
memusat
BEBAN KRITIS DAN DEFLEKSI PADA SISTEM
STRUKTUR VERTIKAL:

Beban lantai
disalurkan ke tepi luar
bangunan dan
disalurkan ke tanah

Beban-beban yang menentukan dalam perancangan sistem struktur vertikal merupakan hasil dari
beban hidup wajib (super-imposing): beban mati, beban hidup dan angin. Kombinasi tersebut
membentuk gaya miring (slant). Semakin kecil sudut gaya miring, semakin besar kesulitan penyaluran
gaya tersebut ke tanah/dasar bangunan.

Gaya kompresif/tekan

Momen putar(filting)

Momen lentur (bending)

Gaya geser (shear)

Mekanisme dukung beban lateral:


Dengan peningkatan tinggi bangunan maka tekanan angin per-unit area meningkat juga. Akibatnya
pada struktur menjadi lebih banyak (predominant) dalam kaitannya dengan penyebab beban vertikal.
Struktur vertikal dipertegang oleh angin (beban)

Sistem stabilisasi beban lateral karena pengaruh angin pada struktur bentang (bay-type):
(a) Dinding geser (sistem surface-aktif)
(b) Pengait/pengaku angin (wind-bracing) (sistem vektor-aktif)
(c) Rangka angin (wind-frame) (sistem bulk-aktif)
(d) Diafragma rangka (sistem surface aktif)

SISTEM YANG LENGKAP DAN TAMBAHAN PADA PENYALURAN BEBAN ANGIN:

KELENGKAPAN PENGIKAT ANGIN DALAM PERANCANGAN DENAH LANTAI:

Elemen struktur untuk


pengikat angin (windbracing):

Dinding-dinding core
sirkulasi

Dinding-dinding luar
atau partisi

KETAHANAN TERHADAP PENGARUH ANGIN PADA ARAH MELINTANG DAN


MEMANJANG
Berkaitan dengan denah lantai dan bidang-bidang penutup/dinding.

Melalui core sirkulasi

Melalui dinding luar

Melalui rangka

BEBAN YANG BERPENGARUH PADA BANGUNAN TINGGI


Dua macam beban, yaitu:
a) Geofisika

Beban grafitasi:
pemakaian (kantor, pabrik, tempat tinggal, umum)
beban mati
konstruksi

Beban seismologi

Beban meteorologi
Air, bumi (settlement, pressure)
Angin (tenang, kencang)
Salju, debu, hujan

b) buatan manusia

Terikat tekanan:
Menahan volume

Pembebanan yang lama

Perubahan temperatur (ekspansi, kontraksi)

Perubahan kelembaban (kembang, kempio)

Prestress (pra tegang)

Ketidak sesuaian
Sisa

Produksi

Berdirinya bangunan

Pengelasan

Dinamik
Secara acak

Angin kencang

Perubahan pemakaian

Pukulan

Relatif tenang (perpindahan manusia)


Vibrasi (getaran)

Elevator

Kendaraan

Mesin-mesin

Beban geofisika dipengaruhi oleh:

Masa

Ukuran

Bentuk

Bahan

Beban yang bersumber dari buatan manusia berasal dari pergerakan manusia dan peralatan, gaya-gaya
terikat pada struktur selama proses manufaktur dan pembangunan.
Beban diklasifikasikan dua kategori, yaitu statik dan dinamik:
Beban statik adalah merupakan bagian permanen dari struktur
Beban dinamik adalah beban-beban yang temprorer terhadap ruang atau struktur.

Beban mati merupakan beban statik yang ditimbulkan oleh beban setiap elemen pada struktur,
yaitu: berat elemen pendukung beban pada bangunan, lantai, penyelesaian plafon, dinding partisi

permanen, penyelesaian facade bangunan, tangki penyimpanan air, sistem distribusi secara
mekanik dan lain-lain. Estimasi beban mati 15 20 % dari keseluruhan beban.

Beban hidup lebih bervariasi dan tidak dapat dipastikan, karena perubahannya selain karena
waktu juga sebagai fungsi dari lokasi/penempatan. Beban ini disebut juga sebagai beban pemakai
yang termasuk berat orang, perabotan, partisi bongkar pasang, buku-buku, almari, peralatan
mekanik dan industri, kendaraan dan semua beban semi permanen atau temporer

Bagian-bagian struktural dan rentangan antara lantai dengan bagian struktural harus dirancang untuk
mendukung beban yang terdistribusi secara seragam ataupun yang terkonsentrasi, yang menghasilkan
tegangan yang lebih besar.
Kapasitas beban pada bangunan berkurang karena umur abngunan, yan gdiakibatkan oleh beban
angin, getaran, perubahan temperatur, pergeseran, perubahan-perubahan menerus karena pengaruh
lingkungan.
Sedangkan beton dan bata misalnya, makin lama akan meningkat kapasitas beban atau dukungannya.
Dari sudut struktural, pemilihan sistem struktur yang sesuai tergantung atas 3 faktor, yaitu:

Beban yang akan didukung

Perlengkapan bahan-bahan bangunan

Aksi struktural: beban dialirkan melalui bagian-bagian bangunan ke tanah

Beban konstruksi:
Pada umumnya bgian-bagianstruktural dirancangan untuk menanggulangi beban hidup dan
mati, namun adakalanya dirancang jauh melebihi. Hal tersebut dibutuhkan untuk memenuhi
pembebanan saat pelaksanaan pembangunan, misalnya adanya penimbunan bahan-bahan
yang berat, pemindahan dan sebagainya. Pada beton precast, saat-saat kritisnya adalah saat
cetakan panel berat tersebut diangkat dari pencetaknya. Panel tersebut harus juga tahan
terhadap proses pengangkutan-pembangunan-kejutan-regangan saat-saat pemasangannya
Beban hujan, es dan salju:
Air merupakan bahan yang cukup berat dan harus diperhitungkan, terutama pada bentuk atap
datar saat terjadi penyumbatan saluran drainasinya. Saat air menimbun maka lantai atap
tersebut dapat melengkung. Proses ini diseebut ponding atau mengolam (seperti kolam)
yang menyebabkan runtuhnya atap tersebut.

Beban angin:
Bangunan struktur batu yang memiliki bidang pembukaan yang sempit, jarak antar kolomnya
sempit, bagian-bagiannya masif, bidang-bidang partisinya berat sehingga bangunan tersebut
sangat berat, masalah beban angin bukan hal yang berat. Namur pengenalan bangunan rangka
baja yang ringan sehingga berat tidak lagi menjadi factor pembatas ketinggian bangunan,
maka era bangunan tinggi tersebut mendapatkan masalah-masalah baru. Untuk mengurangi
beban mati dan mencipta ruang-ruang yang besar dan lebih fleksibel, balok dengan bentang
yang lebih lebar, partisi-partisi yang dapat dipindah-pindahkan dan lain-lain telah
dikembangkan. Hal-hal tersebut telah banyak mengurangi tingkat kekakuan bangunan
(rigidity) sehingga beban lateral berupa goyangan menjadi pokok perhatian bagi kekuatan
bangunan tersebut.
Pengaruh angin pada bangunan hdala dinamik yang dipengaruhi oleh factor lingkungan
seperti kekasaran dan bentuk area dalam skala besar, bentuk, kelangsingan dan tekstur wajah
bengunan dan penataan bangunan-bangunan yang berdekatan.
Beban angin dapat ditinjau atas:

Kecepatan angin

Topologi sebagai faktor pokok tekanan angin

Tekanan angin

Turbulence (putaran angin)

Arah angin

Toleransi manusia

Beban seismik:
Terutama timbul oleh adanya geseran lapisan bumi yang disebut gempa. Beban gempa ini
sangat berpengaruh dan bahkan merusak struktur bangunan, karena gerakan yang timbul
adalah vertikal dan horisontal secara bersamaan. Akselerasinya diukur sebagai penetrasi
akselerasi grafitasi yang merupakan dasar perancangan bangunan tahan gempa. Untuk
melindungi pemakai bangunan, maka bangunan harus tahan dan tidak runtuh karena gempa.

STRUK
TUR
TERSE
MBUN
YI DAN
STRUK
TUR
EXPOS
ED

Di Susun Oleh :
Selly Marselina
Kelas B
141411412

Anda mungkin juga menyukai