Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS GAYA EKSTERNAL PADA STRUKTUR

Disusun oleh:
Abdullah Isya
Dwi Vina R
Galuh Lutfua
Khalilah Zuhra
Mauza Naviska

Mekanika Teknik
X DPIB 1
SMK Negri 1 Cibinong
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “analisis
gaya eksternal pada struktur”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


DAFTAR ISI

Judul......................................................................................................1
Kata Pengantar......................................................................................2
Daftar Isi.................................................................................................3
Analisis gaya eksternal pada struktur....................................................4
A. Gaya Tarik..................................................................................4.1.1
B. Gaya Tekan................................................................................4.1.2
C. Gaya Lentur................................................................................4.1.3
D. Gaya Geser.................................................................................4.1.4
E. Gaya Torsi..................................................................................4.1.5
F. Tegangan Tumpu........................................................................4.1.6
ANALISIS GAYA EKSTERNAL PADA STRUKTUR

Gaya dalam dapat juga diartikan sebagai gaya pada badan struktur
yang timbul akibat adanya keseimbangan gaya aksi dan reaksi. Aksi gaya
eksternal pada struktur menyebabkan timbulnya gaya internal di dalam
struktur. Gaya dalam tidak mungkin timbul jika gaya aksi dan reaksi tidak
seimbang. Apabila pada suatu benda bekerja sebuah gaya, maka didalam
benda tersebut terjadi gaya lawan yang besarnya sama dengan gaya
tersebut dalam satu garis kerja (gaya aksi=gaya reaksi, hukum Newton 3).
Gaya internal yang umum berupa gaya tarik, tekan, lentur, geser, torsi dan
tumpu.

4.1.1 Gaya Tarik

Gaya tarik adalah adalah gaya yang mempunyai kecenderungan


untuk menarik elemen hingga putus. Kekuatan elemen tarik tergantung
pada luas penampang elemen atau material yang digunakan. Tegangan
tarik terdistribusi merata pada penampang elemen. Gaya tarik tersebut
dikatakan sentris, jika garis gaya berimpit dengan garis berat penampang.
Sebuah gaya tarik, yaitu gaya yang menghasilkan tegangan, sehingga
bertambah panjang bahan yang dikenai gaya tersebut.

Bahan atau material struktur yang palin baik digunakan untuk


menahan gaya tarik adalah baja. Baja merupakan bahan dengan sifat
struktur baik, mempunyai kekuatan yang tinggi dan sama kuat pada
kekuatan tarik maupun tekan.
4.1.2 Gaya Tekan

Gaya tekan adalah gaya yang menyebabkan hancur atau tekuk pada
elemen atau gaya erat (bobot) yang bekerja pada suatu bidang secara
tegak lurus. Elemen pendek cenderung hancur, dan mempunyai kekuatan
yang relatif setara dengan kekuatan elemen tersebut apabila mengalami
tarik. Sebaliknya kapasitas pikul beban elemen tekan panjang akan
semakin kecil untuk elemen yang semakin panjang.

Elemen panjang tidak dapat memiku beban yang besar. Sebaliknya,


kapasitas pikulbeban elemen tekan semakin kecil untuk elemen yang
semakin panjang. Material yang paling baik menahan beban adalah beton.
Beton adalah bahan yang didapat dengan mencampurkan semen, agregat
halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang
membentuk masa padat. Sebuah gaya tekan yaitu gaya yang
menghasilkan tekanan akan mengurangi panjang pada material yang
dikenai gaya tekan.

4.1.3 Gaya Lentur

Gaya lentur adalah sebuah keadaan gaya secara kompleks yang


berkaitan dengan melenturnya elemen sebagai akibat adanya beban
transversal. Umumnya terjadi di balok. Jika satu permukaan terjadi tekan,
satu permukaan lain terjadi tarik. Tekan dan tarik terjadi pada satu
penampang yang sama. Kekuatan terhadap lentur tergantung dari
distribusi material pada penampang dan jenis material.
Besarnya gaya lentur pada suatu titik sama dengan gaya dikali
jarak terhadap titik tersebut. Gaya ini dapat mengakibatkan perubahan
bentuk penampang. Apabila suatu balok tidak mampu menahan gaya
geser yang bekerja maka balok tersebut akan melengkung dan akan
patah atau hancur.

Untuk mengatasi pengaruh momen lentur pada balok beton bertulang,


dapat dilakukan dengan cara memberi tulangan pokok atau tulangan
utama pada daerah tarik (bagian serat yang mengalami gaya saling
menarik) tergantung jenis momen yang dihasilkan (positif dan negatif).
Apabila momen positif maka tulangan pokok diletakan di serat bawah
balok, sebaliknya, momen lentur negatif tulangan pokoknya di letakan
dibagian atas balok.
Tipe-Tipe Lenturan :
1. Lenturan Murni (Pure Bending) Lenturan dihasilkan oleh kopel dan
tidak ada gaya geser transversal yang bekerja pada batang. Balok
dengan lenturan murni hanya mempunyai tegangan normal (tegangan
lentur tarik dan tekan).
2. Lenturan Biasa (Ordinary Bending) Lenturan dihasikan oleh gaya-
gaya yang bekerja pada batang dan tidak terdapat kopel. Balok
dengan lenturan biasa mempunyai tegangan normal dan tegangan
geser.

4.1.4 Gaya Geser

Gaya geser adalah keadaan gaya yang berkaitan dengan aksi-aksi


gaya berlawanan arah yang menyebabkan satu bagian struktur
tergelincir/geser terhadap bagian yang lain, umumnya terjadi pada balok.
Gaya geser umumnya tidak bekerja sendiri, tetapi terjadi
bersamaan dengan gaya lentur/momen, torsi atau normal/akasial.
Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa keruntuhan akibat
gaya geser bersifat britlle/getas atau tidak bersifat daktail/liat, sehingga
keruntuhannya terjadi secara tiba-tiba. Hal ini karena kekuatan menahan
geser lebih banyak dari kuat tarik dan tekan beton dibandingkan oleh
tulangan gesernya. Pada struktur beton yang menahan momen maka
keruntuhannya bisa diatur apakah akan bersifat daktail atau tidak,
tergantung pada jumlah tulangan yang dipakai.
Besar gaya geser pada balok atau kolom, umumnya bervariasi
sepanjang bentang, sehingga banyaknya tulangan geser pun bervariasi
sepanjang bentang.
Ada beberapa sebab retak pada struktur beton, yaitu:
a. Retak akibat lentur/momen.
b. Retak akibat geser.

Retak-retak ini bila tidak ditahan dengan tulangan akan mengakibatkan


keruntuhan, mengingat sifat beton yang tidak mampu menahan gaya tarik.
Retak akibat lentur ditahan dengan tulangan lentur atau tulangan
longitudinal atau memanjang karena letak retak yang terletak vertikal ke
atas. Sedangkan retak akibat geser ditahan oleh tulangan geser.
Jika ada sebuah balok yang ditumpu sederhana (yaitu dengan
tumpuan sendi-rol), kemudian di atas balok diberi beban cukup berat,
balok tersebut dapat terjadi 2 jenis retakan, yaitu retak yang arahnya
miring.

Retak vertikal terjadi akibat kegagalan balok dalam menahan


beban lentur, sehingga biasanya terjadi pada daerah ini timbul momen
lentur paling besar. Letak miring terjadi akibat kegagalan balok dalam
menahan gaya geser, sehingga biasanya terjadi pada daerah ujung (dekat
tumpuan) balok, karena pada daerah ini timbul gaya geser/gaya lintang
paling besar.
Untuk memberikan gambaran cukup jelas tentang bekerjanya gaya
geser/gaya lintang pada balok, diambil sebuah elemen kecil dari beton
yang berada didekat ujung balok, kemudian elemen tersebut diperbesar
sehingga dapat dilukiskan gaya-gaya geser disekitar elemen beton seperti
gambar dibawah.
Pada gambar diatas, akibat berat sendiri dan beban-beban diatas
balok, maka pada tumpuan kiri maupun kanan timbul reaksi (RA dan RB)
yang arahnya ke atas, sehingga pada tumpuan kiri terjadi gaya
lintang/geser sebesar RA ke atas.

Gaya lintang RA ini berakibat pada elemen beton (yang diperbesar)


pada gambar diatas sebagai berikut :
1. Arah reaksi RA ke atas, sehingga pada permukaan bidang permukaan
bidang elemen sebelah kiri terjadi gaya geser ke atas pula.
2. Karena elemen beton berada pada keadaan stabil, berarti terjadi
keseimbangan gaya vertikal pada elemen beton, sehingga pada
permukaan bidang elemen sebelah kanan timbul gaya geser ke
bawah. Kedua gaya geser pada kedua pemukaan bidang (bidang kiri
dan bidang kanan) ini besarnya sama.
3. Akibat gaya geser ke atas pada kedua permukaan bidang kiri dan
gaya geser ke bawah pada permukaan bidang kanan, maka pada
elemen beton timbul momen yang arahnya sesuai dengan arah
putaran jarum jam.
4. Karena elemen beton berada pada keadaan stabil, berarti terjadi
keseimbangan momen pada elemen beton, sehingga momen yang
ada harus dilawan oleh momen lain yang besarnya sama tetapi
arahnya berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
5. Momen lawan yang arahnya berlawanan dengan arah putaran jarum
jam pada item 4) dapat terjadi, jika ada permukaan bidang elemen
sebelah bawah ada gaya geser dengan arah ke kanan. Kedua gaya
geser terakhir besarnya juga sama.

Pada gambar diatas, terjadi keadaan berikut:


1. Gaya geser ke atas pada permukaan bidang kiri dan gaya geser ke
kiri pada permukaan bidang ke atas, membentuk resultant R yang
arahnya miring ke kiri-atas.
2. Gaya geser ke bawah pada permukaan bidang kanan dan gaya geser
ke kanan pada permukaan bidang bawah, juga membentuk resultant
R yang arahnya miring ke kanan-bawah.
3. Kedua resultant yang terjadi dari item 1 dan item 2 tersebut sama
besarnya, tetapi berlawanan arah dan salin tarik-menarik.
4. Jika elemen beton tidak mampu menahan gaya tarik dari kedua
resultant R, maka elemen beton akan retak dengan arah miring,
membentuk sudut 45 derajat.
Gaya geser secara numerik adalah jumlah ajabar dari semua
komponen vertikal gaya-gaya luar yang bekerja pada segmen yang
terisolasi, tetapi dengan arah yang berlawanan, dinotasikan dengan V.
Penentuan gaya geser pada sebuah irisan balok memenuhi syarat
keseimbangan statis pada arah vertikal.
4.1.5 Gaya Torsi
Torsi adalah fenomena puntir, dimana terjadi gaya rotasi berlawanan
secara aksial pada penampang elemen struktur. tegangan tarik maupun
tekan akan terjadi pada elemen yang mengalami torsi.
Torsi (twits) atau momen puntir adalah momen yang bekera terhadap
sumbu longitudinal balok/elemen struktur. Torsi dapat terjadi karena
adanya beban eksentrik yang bekerja pada balok tersebut. Selain itu,
pada umumnya torsi dijumpai pada balok lengkung atau elemen struktur
portal pada ruang. Lihat gambar dibawah ini
Jenis beban torsi
Beban pada torsi dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Torsi keseimbangan = momen torsi yang timbul karena dibutuhkan
untuk keseimbangan struktur
2. Torsi kompatibilitas = momen torsi yang timbul karena
kompatibilitas deformasi antara elemen-elemen sruktur yang
bertemu pada sambungan, seperti gambar dibawah
Pada prinsipnya torsi dapat terjadi karena bekerjanya beban transversal
yang tidak segaris dengan posisi garis berat penampang. Dalam
perhitungan beton bertulang, torsi dibedakan menjadi dua macam yaitu
torsi keseimbangan dan torsi keselarasan yang dibedakan atas dasar
pemicu terjadinya puntiran pada elemen struktur yang dianalisis.

Torsi keseimbangan adalah jenis puntiran pada elemen beton bertulang


yang disebabkan bekerjanya aksi primer, artinya titik tangkap beban yang
bekerja pada elemen yang ditinjau secara individual memang tidak segaris
dengan posisi garis berat penampang. Hal ini berakibat terpilihnya elemen
struktur yang hanya bisa ditahan oleh kekuatan elemen yang
bersangkutan dalam menahan momen puntir, sehingga dapat memenuhi
prinsip keseimbangan (aksi sama dengan reaksi).
fenomena torsi semacam ini dijumpai pada jenis struktur statis tersebut
Torsi keselarasan adalah jenis puntiran ada elemen beton bertulang
yang disebabkan bekerjanya aksi sekunder. Jenis torsi ini terjadi karena
adanya kesinambungan antar elemen struktur yang disatukan secara
monolith (kaku sempurna) pada sambungan sambungannya sehingga
dalam pergerakan sistem struktur terjadi dengan mengikuti prinsip
keselarasan (compatibility).
Hal ini berakibat bekerjanya beban pada suatu elemen akan
mempengaruhi kinerja elemen struktur yang lain. Fenomena torsi
semacam ini dijumpai pada jenis struktur statis tak tertentu, contoh nyata
yang paling mudah diamati pada struktur bangunan gedung adalah
fenomena puntir yang terjadi pada balok tepi (eksterior).
Momen torsi pada balok menimbulkan tegangan geser yang ditimbulkan
akibat pengaruh geser lentur. Torsi menyebabkan timbulnya tegangan
tegangan geser memicu terjadinya tegangan tarik miring yang membentuk
sudut kira kira 45 terhadap sumbu memanjang dari elemen struktur, dan
apabila tegangan tarik yang terjadi melampaui kekuatan tarik beton makan
akan jadi retak retak diagonal menyerupai spiral disekeliling elemen
tersebut. Pengaruh torsi dalam elemen struktur pada umumnya terjadi
dengan secara bersamaan dengan efek geser, maka secara otomatis
tulangan torsi bisa digabungkan dengan tulangan geser.

4.1.6 Tegangan tumpu

Tegangan tumpu terjadi antar bidang muka kedua elemen apabila gaya
gaya disalurkan dari suatu elemen ke elemen yang lain. Tegangan yang
terjadi mempunyai arah tegak lurus permukaan elemen.
Tegangan tumpu (bearing stress) adalah tegangan yang timbul pada
bidang kontak antara dua elemen struktur. Contohnya adalah tegangan
yang terjadi pada jung ujung baloksederhana yang terletak diatas
tumpuan ujung dengan dimensi tertentu.
Banyak material, misalnya kayu, yang sangat mudah mengalami
kegagalan akibat tegangan tumpu. Apabila beban tekan disalurkan,
kegagalan tegangan tekan biasanya terjadi, dan hal ini ditunjukan dengan
hancurnya material. Kegagalan ini biasanya dilokasikan, dan lebih baik
dihindari.

Anda mungkin juga menyukai