Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SURVEY KUDA-KUDA DARI BAHAN


KAYU & BAMBU

Disusun oleh :
1. Alika Putri Tresnaeni (06)
2. Clarita Setiya Arianti (12)
3. Dell Sheila Hidayah (14)
4. Dwi Indah Amelia Wati (15)
5. Liapatra Rahmadzani (19)
6. Oktavia Irma Novita Sari (28)

DESAIN PEMODELAN & INFORMASI BANGUNAN


SMK NEGERI 2 SALATIGA
TAHUN 2022/2023
PENGESAHAN
Laporan yang berjudul “Makalah Survey Kuda-kuda dari bahan kayu dan
bambu” ini dibuat sebagai salah satu tugas mata pelajaran Gambar Konstruksi
& Utilitas Gedung (KUG) di Semester Genap tahun pelajaran 2022/2023,
yang telah disetujui dan disahkan pada :

Hari / Tanggal : Rabu, 11 Januari 2023


Tempat : SMK Negeri 2 Salatiga, Jl. Parikesit, Dukuh, Sidomukti,
Salatiga.

Disahkan oleh :

Guru Mapel Konstruksi dan Utilitas Gedung

Daryanto S.Pd, M.Pd

NIP. 19770323 200604 1 01

ii
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan laporan yang berjudul “Makalah Kusen” ini. Makalah
ini dibuat untuk memenuhi nilai tugas dalam mata pelajaran Konstruksi dan Utilitas
Gedung di Semester Genap tahun 2022/2023

Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Daryanto S.Pd,


M.Pd selaku guru pembimbing mata pelajaran Teknologi Bangunan dan kepada
segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan kepada kami selama
pembuatan makalah ini berlangsung.

Dalam makalah ini terdapat berbagai materi tentang kusen. Materi tersebut
antara lain pengertian kusen pintu dan jendela, fungsi, macam-macam kusen pintu dan
jendela, serta hasil survey kusen dari kelompok kami.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak


kekurangan. Maka kami mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat.

Salatiga, 11 Januari 2023

Kelompok 6

iii
Daftar Isi

Cover i

Pengesahan ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi iv

Bab I. Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2

Bab II. Pembahasan 4

A. Pengertian Kuda-kuda 4
B. Bentuk Konstruksi Kuda-kuda 5
C. Type Kuda-kuda 5
D. Bentuk Kuda-kuda 6
E. Sambungan Kayu dan Bambu 8
F. Konstruksi Kuda-kuda 12

Bab III. Penutup 12

A. Kesimpulan 12
B. Saran-saran 13
C. Dokumentasi 14
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kuda-kuda merupakan salah satu komponen dalam struktm bangunan yang berfungsi
untuk melindungi struktur yang ada di bawahnya. Bahan strnk'tur kudakuda atap suatu
bangunan biasanya terbuat dari baja, beton maupun kayu. Dari ketiga bahan bangunan
tersebut, masing-masing memiliki kelebihan maupun kekurangan sehingga dalam
menentukan bahan yang akan digunakan harns mempertimbangkan beberapa faktor, baik itu
ketersediaan, kekuatan, keperluan, daya tahan maupul1 metode pelaksanaannya. Struktur
rangka kuda-kuda tidak terlepas dari sambungan pada pertemuan titik buhul.
Kayu merupakan bahan produk alam, hutan. Kayu merupakan bahan bangunan yang
banyak disukai orang atas pertimbangan tampilan maupun kekuatan. Dari aspek kekuatan,
kayu cukup kuat dan kaku walaupun bahan kayu tidak sepadat bahan baja atau beton. Kayu
mudah dikerjakan – disambung dengan alat relatif sederhana. Bahan kayu merupakan bahan
yang dapat didaur ulang. Karena dari bahan alami, kayu merupakan bahan bangunan ramah
lingkungan.
Karena berasal dari alam kita tak dapat mengontrol kualitas bahan kayu. Sering kita
jumpai cacat produk kayu gergajian baik yang disebabkan proses tumbuh maupun kesalahan
akibat olah dari produk kayu. Dibanding dengan bahan beton dan baja, kayu memiliki
kekurangan terkait dengan ketahanan-keawetan. Kayu dapat membusuk karena jamur dan
kandungan air yang berlebihan, lapuk karena serangan hama dan kayu lebih mudah terbakar
jika tersulut api.
Penelitian mengenai kuda-kuda bambu telah banyak dilakukan, salah satunya oleh
Morisco. Penelitiannya mendapatkan hasil cukup memuaskan dalam kemampuan melayani
beban sebesar 4 ton. Namun pada kuda-kuda ini memiliki beberapa kekurangan seperti
penggunaan double plat dan campuran beton sebagai pengisi pada setiap sambungan akan
berdampak pada penambahan berat sendiri kuda-kuda. Berdasarkan hal tersebut tujuan
penelitian ini untuk mengetahui kapasitas dan pola kegagalan yang terjadi pada kuda-kuda
bambu bentang 6 m dengan sambungan berpengisi bambu galah dan pelat tunggal.
Penelitian ini didahului dengan melakukan uji pendahuluan berupa sifat fisik dan
mekanik bambu. Selanjutnya pengujian utama penelitian ini adalah uji kuat tekan struktur
kuda-kuda bambu dengan pemberian beban secara statis di bagian puncak kuda-kuda dengan
alat Hidraulik Jack. Tranducer Indicator dan Dial Gauge sebagai pembaca besar pembebanan
serta lendutan yang terjadi, penyaluran pembebanan digunakan interval 50 Lbs, pemberian
beban dilakukan sampai benda uji tidak stabil atau struktur tidak mampu melakukan
peningkatan pembacaan pembebanan lagi.
1

1.2  RUMUSAN MASALAH

 Pengertian kuda-kuda
 Bentuk konstruksi kuda-kuda kayu dan bambu
 Tipe kuda-kuda kayu dan bambu
 Bentuk kuda-kuda kayu dan bambu
 Sambungan kayu dan bambu
 Konstruksi kuda-kuda kayu dan bambu

1.3  TUJUAN
Setelah mempelajari makalah ini kita diharapkan dapat memahami:
Kemajuan teknologi dan industri dewasa ini, berkembang dengan pesat. Banyak hal-hal baru
bermunculan dan telah diterapkan dalam bidang pembangunan. Salah satu bidang
pembangunan tersebut adalah pembangunan perumahan. Kebutuhan perumahan di daerah
perkotaan, dirasakan semakin meningkat akibat lajunya pertambahan jumlah penduduk.
Sementara itu dengan semakin berkembangnya teknologi penggunaan kayu maka dapat
dibuat bentuk-bentuk konstruksi kuda-kuda kayu dan bambu dengan bentang lebar, kuat,
efektif dan efisien. Teknologi penggunaan kayu dan bambu diantaranya sebagai berikut :
1) Diketahuinya sifat dan jenis kayu dan bambu serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2) Teknik penyambungan dan jenis alat sambung.
3) Teknik pengawetan kayu dan bambu yang semakin baik.
Pemilihan atas suatu bahan bangunan kayu dan bambu tergantung dari sifat-sifat teknis,
ekonomis dan keindahan. Jikalau dipilih kayu dan bambu sebagai bahan bangunan maka
perlulah diketahui sifat-sifat kayu dan bambu sepenuhnya. Kayu mempunyai sifat-sifat
spesifik yang tidak bisa ditiru oleh bahan-bahan lain. Kayu sebagai satu bahan mempunyai
beberapa sifat sekaligus yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain yang dibuat manusia.
Misalnya kayu mempunyai sifat elastis, ulet, mempunyai ketahanan terhadap pembebanan
yang tegak lurus dengan seratnya atau sejajar seratnya dan masih ada sifat-sifat lain lagi.
Sifat-sifat seperti ini tidak dipunyai oleh bahan-bahan baja, beton, atau bahan-bahan lain yang
bisa dibuat oleh manusia.
2
Bambu memiliki kekuatan yang dapat dipersaingkan dengan baja. Karena kelenturan dan
kekuatannya yang tinggi, struktur bambu juga merupakan bangunan tahan gempa.
Sayangnya, selama ini kekuatan bambu belum diimbangi dengan teknik sambungan yang
kuat. Paduan antara kekuatan, kejelian arsitek, dan keampuhan bahan pengawet 
menghasilkan konstruksi yang kuat, tahan gempa, indah, dan awet hingga puluhan tahun.
Kayu dan bambu mempnyai kemampuan mudah dikerjakan dan relatif murah. Kerugiannya
kayu dan bambu mempunyai sifat yang kurang homogen dengan adanya cacat alam seperti
arah serat yang berbentuk spiral dan diagonal serta adanya mata kayu.Dari uraian diatas
dengan adanya cacat alam, kayu kurang kuat menerima gaya tarik, untuk itu dapat digunakan
kawat baja sebagai pengganti batang tarik untuk menerima gaya tarik.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kuda-kuda
Adalah suatu susunan rangka batang yangberfungsi untuk mendukung bebanatap termasuk
juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan bentuk pada atapnya.Kegunaan
sebagai pendukung atap denganbentang maksimal sekitar 12 m.
Kuda-kuda diperhitungkan mampumendukung :
Beban-beban atap dalam satu luasan atap tertentu. Beban-beban yang dihitung adalah beban
mati (yaitu berat penutup atap, reng, usuk,gording, kuda-kuda) dan beban hidup (angin, air
hujan, orang pada saat memperbaiki atap).
2.2 Bentuk konstruksi kuda-kuda
Konstruksi kuda-kuda adalah susunan rangka batang yang berfungsi mendukung beban atap
termasuk juga beratnya sendiri, sekaligus dapat memberikan bentuk pada atap.
Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam
klasifikasi struktur framework (truss), secara umumnya kuda - kuda terbuat dari kayu,
bambu, baja, dan beton bertulang.
 Kuda - kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal
sekitar 12 m. Kuda - kuda bambu pada umumnya mampu mendukung beban atap
sampai dengan 10 meter
 kuda - kuda baja sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau
lengkung dapat mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada
hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll.
 Kuda - kuda dari beton bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar
10 hingga 12 meter.
 Pada kuda - kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk memperkaku
struktur kuda-kuda pada arah horisontal.
Pada dasarnya konstruksi kuda - kuda terdiri dari rangkaian batang yang selalu membentuk
segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk penutupnya, maka
konstruksi kuda - kuda satu sama lain akan berbeda, tetapi setiap susunan rangka
batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul
beban yang bekerja tanpa mengalami perubahan.
4
Beban-beban yang dihitung adalah :
 Beban mati ( yaitu berat penutup atap, reng, usuk, gording, kuda - kuda, plafon
termasuk instalasi listrik, air bersih/air kotor dan instalasi lain yang berada diatas
plafon dengan posisi menggantung )
 Beban hidup ( angin, air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki atap ).

2.3 Tipe kuda-kuda
a. Tipe Pratt

b.Tipe Howe

c. Tipe Fink

d. Tipe Bowstring
5
e. Tipe Sawtooth

f. Tipe Waren

2.4 BENTUK KUDA-KUDA
Kuda - kuda berdasarkan bentang kuda-kuda dan jenis bahannya :
 Bentang 3-4 Meter
Digunakan pada bangunan rumah bentang sekitar 3 s.d. 4 meter, bahannya dari kayu,
atau beton bertulang.
 Bentang 4-8 Mater
Untuk bentang sekitar 4 s.d. 8 meter, bahan dari kayu atau beton bertulang. 

 Bentang 9-16 Meter


Untuk bentang 9 s.d. 16 meter, bahan dari baja (double angle).
6
 Bentang 20 Meter
Bentang maksimal sekitar 20 m, Bahan dari baja (double angle) dan Kuda-kuda atap
sebagai loteng, Bahan dari kayu

 Kuda-Kuda Baja Profil Siku

 Kuda-Kuda Gabel Profil WF


7
2.5 Sambungan Kuda-kuda
Sambungan Kayu
Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu untuk memenuhi
kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk konstruksi yang sesuai dengan
gaya-gaya yang akan bekerja pada batang kayu tersebut sesuai penggunaan konstruksi kayu
tersebut.
Hubungan Kayu:
Adalah dua batang kayu atau lebih yang dihubung-hubungkan menjadi satu benda atau satu
bagian konstruksi dalam satu bidang berdemensi dua maupun dalam satu ruang berdemensi
tiga
Pada prinsipnya sambungan kayu dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :
1. Sambungan kayu ke arah memanjang.
2. Sambungan kayu ke arah melebar.
3. Sambungan kayu ke arah menyudut
Selain tiga macam sambungan kayu tersebut di atas, masih ada dua sambungan lain yaitu
sambungan bersusun dan sambungan dengan pengunci.Sambungan Kayu Memanjang :
Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua batang atau lebih balok kayu atau papan
kayu untuk memenuhi panjang tertentu yang dibutuhkan Sambungan kayu ke arah
memanjang ada dua macam yaitu memanjang ke arah mendatar, dan ke arah tegak
Sambungan melebar adalah sambungan papan untuk dinding,lantai maupun untuk keperluan
yang lain.
Sebuah sambungan pada suatu konstruksi bangunan baik itu dari beton, baja maupun dari
kayu merupakan suatu titik terlemah pada konstruksi tersebut. Oleh sebab itu dalam
melaksanakan penyambungan harus memperhatikan syarat-syarat ukuran sambungan dan
gaya-gaya yang akan bekerja pada sambungan tersebut. Untuk memenuhi syarat kekokohan
sambungan dan hubungan kayu maka sambungan dan hubungan kayu harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
a. Sambungan harus sederhana dan kuat. Harus dihindari takikan besar dan dalam.
b. Harus memperhatikan sifat-sifat kayu terutama sifat menyusut, mengembang dan menarik.
c. Bentuk sambungan dari hubungan harus tahan terhadap gaya-gaya yang bekerja.
8
Gaya-gaya yang harus diperhatikan untuk membuat kuda-kuda :
1. Gaya Tarik
Bila yang bekerja gaya tarik, maka sambungan kedua batang kayu tersebut harus saling
mengait agar tidak mudah lepas, misalnya memakai sambungan bibir miring berkait.
2. Gaya Desak (Tekan)
Bila yang bekerja gaya desak, maka sambungan kedua batang kayu diusahakan agar
permukaan batang yang akan disambung saling menempel rapat. Misalnya memakai
sambungan lurus tekan.
3. Gaya Lintang dan Momen
Bila yang bekerja gaya lintang dan momen, maka gaya lintang akan menyebabkan
sambungan akan saling bergeser sedang momen akan menyebabkan suatu lenturan. Maka
dalam hal ni sambungan harus kuat dan kaku misalnya memakai sambungan pengunci.
4. Gaya Puntir
Bila sambungan atau hubungan ada gaya puntir, maka sambungan kedua batang kayu harus
saling mencengkeram agar tidak mudah terjungkit lepas misalnya memakai sambungan
tarikan lurus rangkap untuk sambungan tiang dan hubungan pen dan lubang untuk hubungan
sudut.
Untuk mendapatkan sambungan yang awet dan kuat, maka cara mengerjakan sambungan
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Cara mengerjakan sambungan kayu tidak boleh sampai merusak kayunya, misalnya:
kayu tidak boleh dipukul langsung tetapi harus diberi bantalan pelindung, salah bor
akan mterjadi lubang yang sia-sia dan lubang ini merupakan awal pelapukan, salah
gergaji akan mengurangi luas penampang kayu.
 Kayu yang akan disambung harus merupakan pasangan yang pas, maksudnya tidak
boleh terlalu longgar karena akan mudah lepas atau bergeser, dan juga tidak boleh
terlalu k encang (Jw. sesak) karen akalau dipaksakan akan ada bagian yang rusak atau
pecah.
 Sebelum kedua kayu yang akan disambung disatukan, lebih dahulu bidang bidang
sambungannya diberi cairan pengawet agar tidak mudah lapuk, sebab biasanya daerah
sambungan mudah dimasuki air dan air yang tertinggal ini menyebabkan pelapukan.
 Sambungan kayu diusahakan agar terlihat dari luar, karena untuk memudahkan
kontrol dan perbaikan.
9
Sambungan memanjang
Dibandingkan dengan bahanbangunan yang lain, kayu mempunyai sifat yang khas yaitu
kekuatannyabesar, kenyal, ulet, keras, dan mudah dikerjakan. Selain itu kayu mudahterbakar,
tidak tahan lembab, mudah lapuk, dan dapat berubahbentuknya. Pemakaian kayu sebagai
bahan bangunan didasarkan padatingkat keawetan dan kekuatannya. Karena kayu merupakan
bahanbangunan alam, maka dari pohonnya kayu dapat dibentuk berbagaimacam ukuran yang
berupa balok, dan papan. Di perdagangan ukurankayu umumnya sudah tertentu antara lain :
(ukuran dalam satuan cm)

  6/12 ; 6/10 ; 8/12 ; 10/10 ; 15/15 == disebut balok


  2/15 ; 2/20 ; 3/25 ; 3/30 ; 4/40 == disebut papan
  4/6 ; 5/7 ======= disebut usuk atau kaso
  2/3 ; 3/4 ======= disebut reng
  1/3 ; 1/4 ; 1/6 ======= disebut plepet

Karena keterbatasan panjang kayu yang ada diperdagangan, makauntuk suatu konstruksi
kayu yang panjang diperlukan adanya sambungankayu. Pengertian sambungan kayu adalah
dua batang kayu atau lebihyang saling disambungkan satu sama lain sehingga menjadi satu
batangkayu yang panjang. Pengertian hubungan kayu adalah dua batang kayuatau lebih yang
saling dihubungkan satu sama

Sambungan kayu menyudut


Sambungan takikan lurus, sambungan purus dan lubang terbuka,sambungan purus dan lubang
dengan spatpen purus alur, sambungan takikan lurus ekor burung, sambungan purus dan
lubang terbuka, sambungan purus dan lubang tertutup,sambungan purus dan lubang dengan
gigi tegak, sambunganpurus dan lubang dengan gigi garis bagi, sambungan takikan lurusekor
burung, sambungan Raveling ekor burung.Sambungan voor loef.

Sambungan kayu bersusun dan sambungan dengan pengunci


Sambungan denganpengunci dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan dan kekakuan
kayuyang besar. Alat sambung utama yang diperlukan adalah mur dan baut.
Materi ini meliputi menggambar beberapa macamsambungan kayu bersusun dan beberapa
sambungan kayu dengan pengunci, yang terdiri dari Sambungan bersusun dengan
schei,Sambungan bersusun dengan gigi.Sambungan dengan pengunci di bawah,Sambungan
dengan pengunci di atas dan di bawah,Sambungan dengan pengunci di samping.

10
Sambungan Bambu

Teknik pengerjaan bambu membutuhkan penguasaan aneka macam sambungan bambu dasar
maupun yang sudah dimodifikasi. Dengan memahami jenis-jenis bamboo joinery ini, Anda
bisa memilih tipe sambungan yang paling tepat untuk proyek Anda.

1. Double Butt Bent Joint

Tipe sambungan ini dibuat dengan melibatkan beberapa galah bambu. Pertama, dua
buah bambu disiapkan dengan yang vertikal memiliki diameter d dan yang horizontal
D. Keduanya kemudian disambungkan seperti gambar di bawah ini lalu dikuatkan
dengan tali atau kawat.

2. Friction-tight Rope Connection

Macam sambungan bambu ini adalah yang paling umum ditemukan. Teknik ini

biasanya memanfaatkan serat alam seperti rotan untuk mengikat sambungan. Meski

saat ini, pengikatan sudah bisa dilakukan dengan tali biasa.

3. Plug-in

Tipe sambungan bambu ini dibuat dengan melubangi dua bambu secara vertikal (satu
bambu) dan horizongal (satu bambu lainnya). Bambu yang secara horizontal
dilubangi bagian dalamnya kemudian dimasukki kayu/bambu yang terus diarahkan ke
lubang bambu vertikal. Selanjutnya ujung kayu “dikunci” sedemikian rupa. Supaya
sambungan makin kuat, bisa ditambahkan lem dalam aplikasinya.
11
2.8 konstruksi kuda-kuda
1. Kuda-kuda Kayu Balok Tarik
Bagian kuda-kuda kayu yang pertama adalah balok tarik yang berfungsi untuk menahan gaya
horizontal yang disebabkan oleh adanya gaya yang bekerja pada kaki. Balok tarik ini sendiri
merupakan balok yang terdapat paling bawah dari kuda-kuda dan biasanya berukuran 8/12
cm.
2. Balok Pengunci
Selain balok tarik, ada balok pengunci yang berfungsi untuk menyambung dan memperkuat
sambungan dari balok tarik. Besarnya balok pengunci yang biasanya dipakai sendiri
berukuran 8/12 cm.
3. Kaki Kuda-Kuda
Bagian selanjutnya yang harus kamu pahami sebelum menyusun atap bangunan adalah kaki
kuda-kuda yang berfungsi sebagai tumpuan balok gording dan beban di atasnya. Tidak hanya
itu, dalam pembuatan kaki kuda-kuda ini juga didesain dengan batang miring yang digunakan
untuk menunjukkan sudut kemiringan atap.
Seperti dengan balok tarik dan balok pengunci sebelumnya, ukuran kaki kuda-kuda ini
berkisar 8/12 cm. Kaki kuda-kuda ini juga sering dikenal sebagai balok diagonal luar.
4. Balok Penyokong (Skor)
Bagian selanjutnya adalah balok penyokong atau skor yang berfungsi untuk menyokong kaki
kuda-kuda agar tidak melengkung oleh beban yang ditimbulkan dari balok gording. Jika kaki
kuda-kuda tadi sering dikenal sebagai balok diagonal luar, maka bagian penyokong atau skor
ini sering dikenal sebagai balok diagonal tengah yang berukuran 8/12 cm.
5. Balok Gapit 
Seperti namanya yaitu “gapit” (Bahasa jawanya menjepit, mengapit) maka balok ini
mempunyai fungsi untuk mengapit rangka kuda-kuda agar tidak melentur ke samping,
maupun mundur ke belakang. Jadi bisa dikatakan, balok gapit ini digunakan agar ukuran
kayu preposisi atau sesuai dengan tempat dan ukurannya. Berbeda dengan ukuran kuda-kuda
kayu sebelumnya, balok gapit ini biasanya dibuat dengan ukuran 2×6/12 cm.
6. Tupaian
Bagian kuda-kuda kayu selanjutnya adalah tupaian yang berfungsi sebagai perata kedudukan
peletakan gording. Gording sendiri merupakan balok melintang yang terdapat di atas kuda-
kuda dan menjadi tumpuan peletakan batu atau usuk dengan ukuran 8/12 cm pada sisi bagian
tengah. Tupaian ini sendiri biasanya terbuat dari balok klos yang berukuran 8/12 cm.
12

BAB III
PENUTUP
Dalam penutup dari makalah yang ringkas ini, selaku penulis hanya dapat melampirkan
kesimpulan dan saran-saran sebagai pelengkap dari isi makalah kami ini.
A. Kesimpulan.
Kuda-kuda adalah suatu susunan rangka batang yangberfungsi untuk mendukung beban atap
termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan bentuk pada
atapnya.Kegunaan :sebagai pendukung atap denganbentang maksimal sekitar 12 m.
Dari pernyataan diatas bahwa pembuatan kontruksi kuda – kuda kayu dan bambu harus
melalui tahap – tahap. Antara lain harus diketahui bentuk konstruksi, tipe kuda-kuda, dan
sambungan kuda-kuda.

B. Saran-saran
Adapun saran-saran yang akan kami sampaikan selaku penulis antara lain :
1. Dalam pembuatan sebuah makalah, sebaiknya dipersentasekan agar kami selaku
siswa sekaligus penulis makalah mampu memahami lebih dalam tentang isi dari
makalah tersebut dan dibimbing langsung oleh guru yang bersangkutan.

2. Dalam membuat makalah, guru yang bersangkutan juga harus meneliti lebih lanjut
apakah isi makalah yang dibuat oleh siswa itu benar-benak melakukan survei secara
langsung yang sesuai dengan isi makalah tersebut atau tidak.

Demikian materi yang dapat kami berikan. Dalam makalah ini tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya karena kurangnya referensi yang ada dalam judul makalah ini.
Kami berharap bapak\ibu guru dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
kami untuk makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kami dan yang lainnya.
13
C. Dokumentasi

Survei kuda-kuda dari bahan kayu


Kami melakukan survei secara langsung di joglo tepatnya di daerah Kalibeji Tuntang.

Survei kuda-kuda dari bahan bambu


Kami melakukan survei secara langsung di gazebo tepatnya didaerah Kallibeji Tuntang.
14

Anda mungkin juga menyukai