Anda di halaman 1dari 9

BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 FUNGSI JEMBATAN TIPE RANGKA KAYU


Jembatan merupakan suatu konstruksi yang berfungsi menghubungkan
dua bagian daratan atau jalan yang terputus oleh adanya rintangan seperti lembah
yang dalam, sungai, danau, saluran irigasi, jalan kereta api dan jalan raya yang
melintang tidak sebidang. Jembatan dapat dibuat dengan berbagai macam material
seperti baja, beton, batu dan kayu.

Gambar 2.1 Jembatan Kayu dengan Sistem Rangka Atas


Sumber: www.westernwoodstructures.com

Kayu sebagai salah satu material pembuat jembatan memiliki kelebihan


dan kekurangan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kekurangan dan Kelebihan Jembatan Kayu
Kelebihan Kekurangan
Relatif ringan Harga relatif mahal
Memerlukan perawatan dan
Tidak korosi
pemeliharaan yang khusus
Tidak cocok untuk bentang panjang
Estetik jika didisain dengan benar
(diatas 60 meter)
Tidak memerlukan alat dan tenaga
khusus

3
Jembatan dengan material kayu biasanya menggunakan sistem rangka
untuk menambah perkuatan. Jembatan rangka kayu ini memiliki fungsi yang sama
dengan jembatan lainnya, yaitu:
1. Lalu Lintas Kendaraan
Walaupun material kayu relatif ringan, jembatan kayu dengan konfigurasi
rangka yang tepat dapat menahan berat kendaraan yang relatif ringan hingga
sedang. Sepeda, sepeda motor, mobil kecil merupakan kendaraan yang dapat
melewati jembatan rangka kayu.
2. Pejalan Kaki
Jembatan rangka kayu pada umumnya digunakan untuk pejalan kaki
dikarenakan pembuatannya yang mudah dan material yang mudah didapatkan.
Jembatan rangka kayu juga memiliki nilai estetik yang menarik.

2.2 JENIS-JENIS TIPE RANGKA JEMBATAN


Rangka batang merupakan hal penting dalam mendesain rangka jembatan
tipe rangka atas akan tetapi menentukan tipe rangka bukan suatu hal yang mudah
karena diperlukan tipe rangka batang yang sesuai untuk jembatan dilihat dari
kegunaan, beban yang diterima jembatan, serta bentang dari jembatan itu sendiri.
Ada berbagai macam bentuk rangka jembatan, dari segi konstruksi rangka jembatan
dan konfigurasi rangka batang jembatan. Menurut konstruksi rangka jembatan,
jembatan dibagi menjadi:
1. Arch Bridge
Jembatan pelengkung atau arch bridge merupakan jembatan yang
konstruksinya berbentuk setengah lingkaran (arch) dengan abutmen dikedua
sisinya. Pemakaian desain berbentuk setengah lingkaran ini berfungsi untuk
mengalihkan beban yang diterima lantai kendaraan jembatan menuju abutmen yang
menjaga kedua sisi jembatan agar tidak bergerak kesamping. Jembatan pelengkung
ini memiliki keunggulan effisien dalam penggunaan bahan dan memiliki gaya
lendutan yang kecil. (Supriyadi, 2007).

4
Gambar 2.2 Arch Bridge
Sumber: www.enwood.com

2. Truss Bridge
Jembatan lurus atau truss bridge merupakan jembatan dengan bentuk
konstruksi lurus yang secara umum digunakan pada pemodelan jembatan rangka
atas. Truss Bridge ini mudah dalam pembuatannya, namun tidak effisien dalam
penggunaan material. Truss bridge juga lemah dalam menahan gaya lendutan yang
terjadi dibandingkan jembatan dengan konstruksi melengkung (arch).

Gambar 2.3 Truss Bridge


Sumber: www.enwood.com

Menurut konfigurasi rangkanya jembatan dibedakan menjadi beberapa


jenis, yaitu :
1. Rangka Pratt
Rangka Pratt merupakan tipe rangka yang sering digunakan dimasa
lampau. Rangka ini dapat digunakan dengan bentang maksimal 180 ft sampai 200
ft.

5
2. Rangka Howe
Rangka Howe mirip dengan rangka Pratt hanya berbeda pada penyusunan
batang vertikal dan diagonalnya saja. Rangka Howe sering digunakan dimasa
lampau tetapi untuk sekarang, rangka ini sudah jarang digunakan.
3. Rangka Warren
Rangka Warren merupakan rangka yang sangat umum digunakan pada
jembatan. Rangka Warren ini memiliki dua variasi yaitu menggunakan batang
vertikal dan tanpa batang vertikal. Bentang pada rangka warren maksimal pada
panjang 200 ft (61 m). Rangka batang bentuk warren dengan arah vertikal bisa
digunakan untuk rentang yang lebih besar dari 300 ft (91 m). Kekuatan rangka yang
ditingkatkan akan mempengaruhi ketebalan atau tinggi rangka batang serta panel-
panel menjadi lebih panjang.
4. Rangka Parker
Rangka Parker merupakan pengembangan dari rangka pratt.
Pengembangan ini dibagian batang atas yang dibuat melengkung untuk menambah
perkuatan. Bentang rangka parker ini sepanjang 180 ft atau 200 ft sampai 350 ft
atau 360 ft. Dengan bentuk batang atas yang melengkung, rangka ini lebih
ekonomis dibanding rangka lainnya.
5. Rangka Baltimore dan Rangka Warren Tersubbagian
Rangka Baltimore dan Rangka Warren Tersubbagian merupakan rangka
yang memiliki desain sama secara garis besar, yang berbada pada bagian batang
diagonal ditengah bentang. Rangka ini digunakan untuk bentang diatas 300 ft.
6. Rangka K Truss
Konsep dari rangka k truss ini yaitu batang tarik didisain seperti huruf ”K”.
Bentang yang biasa menggunakan tipe rangka ini yaitu 300 ft keatas.

6
Gambar 2.4 Macam Konfigurasi Rangka Batang Jembatan
Sumber: Hibbeller, 2002

2.3 PEMILIHAN MATERIAL PROTOTYPE JEMBATAN


Adapun material yang digunakan dalam pembuatan prototype jembatan
adalah sebagai berikut:
1. Material Utama
Material utama dalam pembuatan prototype jembatan adalah kayu balsa.
Kayu balsa merupakan kayu asli daerah Amerika dan merupakan kayu komersial
paling ringan. Kayu balsa memiliki struktur pori yang besar yang berguna untuk
menyimpan air sehingga berat kayu balsa sangat jauh berbeda saat keadaan basah
dan kering. Adapun data teknis kayu balsa sebagai material utama sebagai berikut:

7
Tabel 2.2 Data Teknis Kayu Balsa
Nama Umum Balsa
Nama Ilmiah Ochroma Pyramidale
Wilayah beriklim tropis di
Asal
Amerika
Tinggi: 18-28 meter
Ukuran Pohon
Diameter: 1-1,2 meter
Berat Jenis Kering Rata-rata 150 kg/m³
Modulus Elastisitas 3,71 Gpa
Radial: 2,3%
Tangential: 6,0%
Shrinkage
Volumetric: 8,5%
T/R Ratio: 2,6
Sumber: www.wood-database.com

Material utama lainnya ialah kayu multiplek untuk lantai pada pembuatan
prototype jembatan. Kayu multiplek merupakan tumpukan lapisan kayu dipress dan
dilem menggunakan lem kayu khusus sehingga dapat ditentukan ketebalannya.
Kayu multiplek dipilih menjadi material lantai jembatan karena memiliki kekakuan
yang disebabkan oleh penumpukan lapisan kayu yang membentuk kayu triplek.

Gambar 2.5 Kayu Balsa Stick

8
Gambar 2.6 Kayu Multiplek

2. Material Sambungan
Material sambungan dalam pembuatan prototype jembatan terdiri dari
dua, yaitu tali kasur dan lem cyanoacrylate adhesive. Tali kasur atau benang kasur
merupakan jenis benang yang biasa digunakan untuk menjahit kasur dan jok mobil.
Tali kasur memiliki bentuk yang lebih besar dan lebih kuat dari benang jahit.
Cyanoacrylate adhesive merupakan bahan yang terdiri dari campuran bubuk
polymethyl metacrilate dan liquid cyanoacrylate ditambah dengan akselerator
methyl untuk mengeraskan. Cyanoacrylate adhesive digunakan untuk bahan utama
pembuatan lem korea. Lem korea yang mengandung cyanoacrylate adhesive yang
dipakai dalam pembuatan prototype jembatan ini ialah lem Dextone.

Gambar 2.7 Tali Kasur

9
Gambar 2.8 Lem Dextone

2.4 LATERAL BRACING


Lateral bracing adalah istilah yang digunakan merujuk pada bagian
jembatan yang membantu menahan gaya lateral akibat beban yang diterima. Bahan
yang digunakan untuk pembuatan lateral bracing pada prototype jembatan adalah
kayu balsa. Kayu balsa untuk lateral bracing memiliki ukuran yang lebih pendek
dibanding dengan kayu balsa lain pada rangka jembatan. Hal ini dikarenakan
semakin pendek potongan kayu, semakin kuat kayu tersebut menahan gaya dari
beban. Terdapat beberapa jenis lateral bracing, antara lain:
1. Top Lateral Bracing
Top lateral bracing merupakan lateral bracing yang berada dibagian atas
struktur jembatan. Lateral bracing ini menghubungkan kedua rangka atas jembatan.
Top lateral bracing ini berfungsi menjaga kedudukan kedua struktur atas jembatan
agar tetap sejajar.

10
Gambar 2.9 Top Lateral Bracing

2. Bottom Lateral Bracing


Bottom lateral Bracing merupakan lateral bracing yang berada pada
bagian bawah struktur jembatan. Bottom lateral bracing menghubungkan kedua
girder jembatan. Selain untuk menahan gaya puntiran akibat beban yang diterima
jembatan, bottom lateral bracing juga menjaga kedua girder jembatan agar selalu
sejajar.

Gambar 2.10 Bottom Lateral Bracing

Proses pemasangan top lateral bracinig dan bottom lateral bracing ada
beberapa jenis, yaitu dipasangan dengan menusuk batang jembatan, diatas batang
jembatan dan dibawah batang jembatan. Pemasangan lateral bracing ini
disesuaikan dengan desain jembatan yang diinginkan.

11

Anda mungkin juga menyukai