Anda di halaman 1dari 7

JENIS JENIS JEMBATAN

1. Jembatan Kayu
Menurut Bambang dan Muntohar (2007), bahwa jembatan kayu merupakan jembatan
dengan material yang dapat diperbaharui (renewable). Kayu adalah sumber daya alam
yang pemanfaatannya akhir-akhir ini banyak pada bidang industri kayu lapis, furnitur.
Dapat dikatakan sangat sedikit pemakaiannya dalam bidang jembatan secara langsung
sebagai konstruksi utama. Paling tidak penggunaan kayu sebagai bekisting untuk
jembatan.

Ketersediaan bahan kayu akan sangat terkait erat dengan potensi hutan disuatu
wilayah.Seperti halnya Indonesia yang memiliki cukup luas hutan tropis tentunya
akan sangat menunjang dalam proses konstruksi jembatan-jembatan sederhana yang
terbuat dari kayu.
Sifat-Sifat Jembatan Kayu
Kayu mempunyai beberapa keuntungan baik secara langsung maupun tidak langsung yang
antara lain seperti berikut ini (Barker & Pucket, 1997).

1. Kayu relatif ringan, biaya transportasi dan konstruksi relatif murah, dan dapat
dikerjakan dengan alat yang lebih sederhana.

2. Pekerjaan-pekerjaan detail dapat dikerjakan tanpa memerlukan peralatan khusus dan


tenaga ahli yang tinggi. Sebagai contohnya pada sambungan konstruksi jembatan baja
memerlukan peralatan dan ketrampilan tenaga kerja tersendiri, sedangkan pada
konstruksi kayu dapat menggunakan bor tangan.

3. Jembatan kayu lebih suka menggunakan dek dari kayu, yang mana menguntungkan
untuk lokasi yang terpencil dan jauh dari lokasi pembuatan beton siap pakai (ready
mix concrete). Dek kayu dapat dipasang tanpa bekisting dan tulangan, sehingga
menghemat biaya.

4. Kayu tidak mudah dipengaruhi oleh korosi seperti pada baja atau beton.

5. Kayu merupakan bahan yang sangat estetik, bila didesain dengan benar dan
dipadukan dengan lingkungan sekitar.
Jembatan Kayu

2. Jembatan Rangka Baja

Tipe Jembatan ini adalah struktur jembatan yang terdiri dari rangkaian batang-batang baja
yang dihubungkan satu dengan yang lainya dengan pelat buhul, dengan pengikat paku keling,
baut dan mur. Type jembatan rangka baja ini adalah jembatan standar yang dikembangkan
dengan tujuan agar harga jembatan menjadi lebih kompetitif dan mempunyai umur
pemakaian yang lebih lama. Pada type ini struktur utama harus ditopang oleh 2 buah girder
memanjang dari rangka di sisi kiri dan kanan. Sistem lantai menggunakan slab beton.
jembatan rangka baja standar ini merupakan jembatan jenis tua yang masih dan relevan
dipakai sampai hari ini, dikarenakan kemudahan dalam hal produksi dan harga yang
kompetitif. Ini adalah tipe Warren dengan type dan bentang sebagai berikut:
 Type A, Lebar jembatan 9 meter, Lebar jalan 7 meter, lebar trotoar 2×1 meter, jumlah 2
lajur dengan pilihan panjang bentang 35 meter, 40 meter, 45 meter, 50 meter, 55 meter
dan 60 meter.

 Type B, Lebar jembatan 7 meter, lebar jalan 6 meter, lebar trotoar 2×0,5 meter, jumlah 2
lajur dengan pilihan panjang bentang 35 meter, 40 meter, 45 meter, 50 meter, 55 meter
dan 60 meter.

 Type C, Lebar jembatan 4,5 meter, Lebar jalan 3,5 meter, lebar trotoar 2×0,5 meter,
jumlah 1 lajur dengan panjang bentang 35 meter, 40 meter, 45 meter, 50 meter, 55 meter
dan 60 meter.

3. Jembatan Komposit
Apakah yang dimaksud dengan jembatan komposit? Yaitu pembangunan jembatan
yang menggunakan material-material gabungan. Material yang digunakan bisa terdiri
dari dua jenis atau lebih dengan sifat yang berbeda-beda. Namun, hasil penggabungan
ini nantinya akan memiliki kualitas yang bagus.
Biasanya, material gabungan yang dipakai adalah baja dan beton bertulang. Yang
mana, konstruksi baja digunakan sebagai gelagar atau deck, sementara beton
bertulang digunakan untuk plat lantai dari jembatan tersebut.
Jembatan komposit memiliki dua tipe yang umum digunakan dalam konstruksi
jembatan, yaitu multi girder dan ladder deck bridge.

Multi Gridder Bridge

Jembatan dengan struktur satu ini menggunakan baja girder yang memanjang sebagai
material utama. Dengan catatan, ukuran serta jenis baja yang digunakan haruslah sama.
Nantinya, baja girder tersebut akan dipasang di sepanjang jembatan dengan jarak serta lebar
yang sama.

Ladder Deck Bridge

Jembatan komposit dengan tipe ini merupakan modifikasi dari tipe multi gridder. Material
yang digunakan adalah dua buah girder saja. Sementara, perkuatannya berasal dari cost
gridder. Model ini cocok sekali untuk jenis jembatan dengan bentang yang pendek.

Berikut beberapa kelebihan dari struktur komposit dalam pembangunan jembatan.

Kekuatan yang Sama

Secara garis besar, karena jembatan komposit menggunakan baja dan beton tulang yang
disebar secara merata, maka kekuatan yang dihasilkan akan seragam. Artinya, tidak ada
bagian tertentu dari jembatan yang lebih rapuh atau lebih kuat dibanding bagian lainnya.

Menghemat Penggunaan Baja

Dalam struktur jembatan ini, anggaran untuk baja bisa diminimalisir. Hal tersebut disebabkan
penggunaan baja yang tidak terlalu banyak, karena material yang dipakai adalah material
campuran. Yang mana, komposisi baja dan material lainnya adalah sama.
Ketinggian Bisa Diminimalisir

Jembatan komposit merupakan jembatan yang biasanya dibuat tidak terlalu tinggi karena
tidak membutuhkan penopang. Hal ini tentunya bisa dijadikan celah untuk memperketat
anggaran pembangunan jembatan

Bobot Lebih Ringan

Material campuran yang digunakan dalam pembangunan jembatan ini membuat bobotnya
jadi lebih ringan. Selain itu, material baja dan beton tulang adalah bahan yang tahan korosi.
Sehingga, konstruksi jembatan pun akan lebih awet.

Material Lebih Keras dan Kuat

Struktur jembatan komposit juga bisa digunakan untuk memperkuat dan mengeraskan
materialnya. Hal itu akan terjadi dalam proses pembangunan dan pencampuran material.

Kekurangan
Tak hanya mempunyai banyak kelebihan, struktur jembatan semacam ini tentu memiliki
beberapa titik kelemahan. Berikut di antaranya :

Perlu Ahli dan Profesional

Jembatan komposit adalah konstruksi yang rumit. Mulai dari bentuknya serta komposisi
material yang harus seimbang. Maka, pembangunan jembatan ini membutuhkan ahli dan
tenaga yang benar-benar profesional. Paling tidak, arsitek yang tahu pasti detail desainnya
serta mengerti betul disiplin material yang digunakan.

Struktur Cenderung Tidak Stabil

Seperti sudah diulas, jembatan dengan konstruksi ini memang bervolume lebih ringan. Hal itu
memang bisa jadi kelebihan, sekaligus kekurangannya. Bobot yang ringan ini bisa
memengaruhi keseimbangan aerodinamis. Yang mana, jika tidak diperhatikan betul-betul,
maka strukturnya malah bisa jadi tidak stabil. Tentunya, hal ini akan membahayakan
pengguna jembatan.
4. Jembatan Gantung
adalah jenis jembatan yang menggunakan tumpuan ketegangan kabel daripada tumpuan
samping . Sebuah jembatan gantung biasanya memiliki kabel utama (kabel baja atau rantai
yang lain) berlabuh di setiap ujung jembatan. Setiap beban yang diterapkan ke jembatan
berubah menjadi ketegangan dalam kabel utama.

Pada mulanya Jembatan gantung memiliki kabel berlabuh di tanah di kedua ujung jembatan,
tetapi beberapa jembatan suspensi yang modern jangkar kabel ke ujung jembatan itu sendiri.
Jembatan gantung awal tidak memiliki menara .

Saat ini jembatan gantung bertumpu pada kabel vertikal yang terikat pada tali antara menara
tumpuan. Setiap beban yang diterapkan ke jembatan berubah menjadi ketegangan dalam
kabel utama. Jembatan suspensi awal memiliki kabel berlabuh di tanah di kedua ujung
jembatan, tetapi beberapa jembatan suspensi yang modern jangkar kabel ke ujung jembatan
itu sendiri. Jembatan suspensi awal tidak memiliki menara atau dermaga, tetapi ini hadir di
sebagian besar jembatan suspensi yang lebih besar

 Perbedaan jembatan gantung dan jembatan kabel pancang


Suspension bridge

Cable-stayed bridge, fan design

Anda mungkin juga menyukai