Anda di halaman 1dari 48

KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konstruksi Bangunan Sipil Semester 5

Disusun Oleh:

Fathina Ammaturrahim
(NIM. 1115020049)

3 Sipil 1

Dosen Pembimbing:

Ir. Fauzri Fahimuddin, M.Sc.Eng.,D.Eng.

(NIP. 19590206 198903 1 002)

PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2017
PENGERTIAN JEMBATAN

Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yan gberfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan – rintangan seperti
lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, klai, jalan kereta api, jalan raya yang
tidak sebidang dan lain – lain.

Jadi Jembatan bisa diartikan sebagai sebuah struktur yang sengaja dibangun untuk
menyebrangi jurang atau rintangan seperti sungai, lembah, rel kereta api maupun jalan raya.
Jembatan dibangun agar para pejalan kaki, pengemudi kendaraan atau kereta api dapat
melintasi halangan halangan tersebut.

Namun ternyata ada banyak jenis jembatan yang tentunya berbeda – beda baik dari
segi struktur maupun kekuatan sampai biaya pembangunanya.
 Jenis Jembatan Menurut Bahannya :
1) Jembatan kayu
Jembatan kayu merupakan jembatan sederhana yang mempunyai
panjang relatif pendek dengan beban yang diterima relatif ringan. Kayu
merupakan bahan yang cukup kuat dan kaku untuk dijadikan sebagai bahan
bangunan, dan kayu juga relatif mudah dibentuk dan dipotong-potong sesuai
keingginan.
Beberapa keunggulan dan kelemahan material kayu yang dapat
digunakan sebagai pembentuk jembatan :
1. Keunggulan
a. Untuk membuat jembatan dengan bentang yang pendek, kayu lebih
mudah dibentuk, karena dapat dipotong-potong, sehingga pengerjaanya
lebih mudah dibangdingkan dengan pembuatan jembatan dari bahan
beton atau baja.
b. Untuk beberapa jenis kayu tertentu, harga yang diperlukan untuk
memperoleh kayu untuk membuat jembatan (dengan bentang yang
pendek) lebih murah daripada menggunakan bahan beton,baja.
c. Lebih ramah lingkungan.
2. Kelemahan
a. Karena berasal dari alam kita tak dapat mengontrol kualitas bahan kayu.
Sering kita jumpai cacat produk kayu gergajian baik yang disebabkan
proses tumbuh maupun kesalahan akibat olah dari produk kayu.
b. Dibanding dengan bahan beton dan baja, kayu memiliki kekurangan
terkait dengan ketahanan-keawetan(umur penggunan). Kayu dapat
membusuk karena jamur dan kandungan air yang berlebihan, lapuk
karena serangan hama dan lebih mudah terbakar jika tersulut api.
c. Tidak semua daerah mudah dalam memperoleh kayu dengan kualitas
yang diingankan.

Jembatan Kayu

2) Jembatan pasangan batu dan batu bata

Jembatan pasangan batu dan bata merupakan jembatan yang konstruksi


utamanya terbuat dari batu dan bata. Untuk membuat jembatan dengan batu dan
bata umumnya konstruksi jembatan harus dibuat melengkung.

Jembatan Pasangan Batu Bata


3) Jembatan beton

Sekarang ini telah banyak dikembangkan berbagai macam jenis beton


yang dapat digunakan untuk berbagai macam situasi dilapangan sehingga
memudahkan dalam pengerjaan proyek, contohnya jembatan. Beberapa sifat
yang dimiliki beton sehingga dapat dibandingkan dengan baja maupun kayu
sebagai material pembentuk bangunan jembatan adalah sebagai berikut.

1. Keamanan
2. Harga
3. Waktu pelaksaan
4. Fleksibilitas Design

Jembatan dengan beton bertulang pada umumnya hanya digunakan untuk


bentang jembatan yang pendek. Untuk bentang yang panjang seiring dengan
perkembangan zaman ditemukan beton prategang. Dengan beton prategang
bentang jembatan yang panjang dapat dibuat dengan mudah

Jembatan dengan beton bertulang pada umumnya hanya digunakan


untuk bentang jembatan yang pendek. Untuk bentang yang panjang seiring
dengan perkembangan jaman ditemukan beton prategang.
Beberapa keunggulan dan kelemahan material beton yang dapat
digunakan sebagai pembentuk jembatan :
1. Keuntungan
a. Masa pakainya lebih lama
b. Kebutuhan untuk pemeliharaan seharusnya/relatif lebih ringan
c. Harga tidak jauh berbeda dengan jembatan kayu, dan lebih murah
daripada gelagar besi
d. Dapat dibangun di tempat yang tidak ada kayu dan pengangkutan
gelagar besi sangat sulit/relatif mahal
e. Masyarakat mendapatkan ketrampilan baru, yaitu cara menggunakan
bahan beton yang notabene sangat dipengaruhi oleh tingkat dan kualitas
pemahaman struktur beton dan cara pengerjaannya.
f. Material beton merupakan material yang aman jika dikaitkan dengan
bahaya benturan/ impak, api dan angin. Hal ini berkaian dengan
karakternya yang berat dan kaku.
g. Mengingat sifat beton yang mudah dibentuk, berbagai tampilan sesuai
selera dan seni dapat dipenuhi.
2. Kerugian
a. Perlu ketrampilan khusus dalam desain
b. Perlu pengawasan yang tenaga trampil yang dapat mengawasi tanpa
meninggalkan lokasi bangunan
c. Perlu perhatian khusus untuk menjamin kualitas pekerjaan
d. Sangat peka terhadap penurunan tanah (settlement)/ turunnya pondasi,
maka perlu pondasi yang terjamin kuat
e. Lebih sulit pemeliharaan bila ada kerusakan
f. Kerusakan lebih sulit dideteksi sampai dengan jembatan ambruk, maka
lebih berbahaya
g. Bila dibuat lebar dan panjang, proporsi biayanya sangat besar, dan
proporsi dana untuk bahan lebih tinggi dibanding proporsi untuk tenaga
kerja
h. Tanpa pengawasan yang ketat, resiko kegagalan cukup besar
i. Ketrampilan untuk membangun jembatan beton tidak dapat diterapkan
oleh masyarakat sendiri pada masa pasca proyek, karena sangat
bergantung pada konsultan dan pengawas. Mereka tidak mendapatkan
ketrampilan yang dapat diterapkan pada kebutuhan lain-lain.

Jembatan Beton

4) Jembatan baja
Jembatan baja pada umumnya digunakan untuk jembatan dengan
bentang yang panjang dengan beban yang diterima cukup besar. Seperti halnya
beton prategang, penggunaan jembatan baja banyak digunakan dan bentuknya
lebih bervariasi, karena dengan jembatan baja bentang yang panjang biayanya
lebih ekonomis.
Keuntungan struktur dari material baja dalam pembangunan jembatan
adalah sebagai berikut daripada beton atau kayu:
1. Rendahnya biaya pemasangan, jadwal konstruksi yang lebih cepat, dan
keselamatan kerja sewaktu pemasangan adalah beberapa keuntungan dalam
konstruksi jembatan saat ini.
2. Selain kapasitas baja untuk menahan beban berat selama masa layan,
perencanaan juga harusmemasukkan faktor arsitektur. Berdasarkan
pertimbangan itu, jembatan baja menawarkan beberapa keuntungan
daripada beton. Ada beberapa pertimbangan mengapa jembatan baja
mempunyai nilai ekonomis daripada jembatan beton, yaitu:
1. Besi baja mempunyai kuat tarik dan kuat tekan yang tinggi sehingga
dengan material yang sedikit bisa memenuhi kebutuhan struktur.
2. Keuntungan lain bisa menghemat tenaga kerja karena besi baja diproduksi
di pabrik dilapangan hanya ereksi pemasangannya saja.
3. Setelah selesai masa layan, besi baja bisa dibongkar dengan mudah dan
dipindahkan ke tempat lain, setelah masa layan, jembatan baja bisa dengan
mudah diperbaiki dari karat.dll yang menyebabkan penurunan kekuatan
strukturnya.
4. Pemasangan jembatan baja di lapangan lebih cepat dibandingkan dengan
jembatan beton.dan memerlukan suatu ruang yang relatif kecil di lokasi
konstruksi. Ini adalah salah satu
5. keuntungan dari jembatan baja ketika lokasi itu berhubungan dengan
lokasi proyek padat dan sempit.
6. keuntungan baja dalam masalah keamanan strukturnya adalah baja
mempunyai kekuatan struktur yang pasti bila dibandigkan dengan beton
yang kekuatan strukturnya berubah berdasarkan campuran semen dan
airnya.
7. Karena diproduksi di pabrik, besi baja mempunyai kualitas yang seragam
dan ketelitian ukuran yang tinggi daripada beton.
8. Beban angin juga menjadi lebih kecil dalam jembatan yang memakai
material baja. Ini dikarenakanmaterial struktur dengan memakai baja lebih
kecil daripada jembatan dari beton.
9. Besi juga sangat keras, sehingga walaupun sudah mencapai titik leleh
karena beban jembatan, baja masih bisa kembali ke bentuk asalnya,
berbeda dengan beton yang sangat rapuh, sekali dia meregang akan retak.
Bila beton meregang dalam waktu lama, beton cenderung untuk menyusut
dan deformasinya akan menghasilkan retak. Baja juga tidak bermasalah
seperti beton yang punya kecenderungan untuk retak sewaktu masa
pengecoran karena efek pengeringan. Dalam hal ini jembatan baja lebih
bagus dari beton dari sisi penampilan . Dalam hal gempa baja juga
menunjukkan daya tahannya daripada beton.
Selain keunggulan di atas, baja juga mempunyai kelemahan
dibandingkan beton atau kayu yaitu :
1. Bisa berkarat

2. Lebih berisik jika dilewati beban seperti kereta api. Karena itu ada penelitian
dan pengembangan untuk masalah ini yaitu mengembangkan baja mutu
tinggi tahan korosi yang sangat berguna jika jembatan berada di daerah laut
yang kadar garamnya tinggi. Untuk mengatasi kebisingan , maka
dikembangkan beton komposit dengan baja di atas permukaannya, sehingga
bisa menurunkan tingkat kebisingan.
Jembatan Baja

5) Jembatan komposit
Jembatan komposit merupakan perpaduan antara dua bahan yang sama
atau berbeda dengan memanfaatkan sifat menguntungkan dari masing-masing
bahan tersebut, sehingga kombinasinya akan menghasilkan elemen struktur
yang lebih efisien.
1. Kelebihan Sistem Komposit
a. Profil baja dapat dihemat mencapai 20 – 30 % dibandingkan dengan balok
non komposit.
b. Penampang atau tinggi profil baja lebih rendah, sehingga dapat mengurangi
atau menghemat tinggi lantai (storey height) pada bangunan gedung dan
tinggi ruang bebas (clearance) pada bangunan jembatan.
c. Kekakuan lantai pelat beton bertulang semakin tinggi karena pengaruh
komposit (menyatu dengan gelagar baja), sehingga pelendutan pelat lantai
(komposit) semakin kecil.
d. Panjang bentang untuk batang tertentu dapat lebih besar, artinya dengan
sistem komposit baja dan beton, untuk penampang yang sama, mempunyai
momen pikul yang lebih besar.
e. Kapasitas daya pikul beban bertambah dibandingkan dengan pelat beton
yang bebas di atas gelagar baja.
2. Kekurangan Sistem Komposit
Selain keuntungan-keuntungan tersebut di atas, terdapat pula kerugian
atau kekurangan dari konstruksi komposit, yaitu untuk balok komposit statis tak
tentu, aksi komposit kurang berfungsi pada penampang yang memikul momen
negative dimana pada daerah momen lentur negatif hanya tulangan beton yang
memikul gaya tarik. Dengan demikian, maka perlu ada pembatasan dalam aksi
komposit terutama pada lebar efektif dan rasio modulus elastisitas, mengingat
pengaruh kontinuitas dan lendutan jangka panjang.
Jembatan Komposit
 Jenis Jembatan Menurut Fungsinya :
1) Jembatan jalan raya (highway bridge)
Jembatan yang direncanakan untuk memikul beban lalu lintas kendaraan
baik kendaraan berat maupun ringan. Jembatan jalan raya ini menghubungkan
antara jalan satu ke jalan lainnya.

Jembatan Jalan Raya


2) Jembatan penyeberangan (foot bridge)
Jembatan yang digunakan untuk penyeberangan jalan. Fungsi dari
jembatan ini yaitu untuk memberikan ketertiban pada jalan yang dilewati
jembatan penyeberangan tersebut dan memberikan keamanan serta mengurangi
faktor kecelakaan bagi penyeberang jalan.

Jembatan Penyeberangan
3) Jembatan kereta api (railway bridge)
Jembatan yang dirancang khusus untuk dapat dilintasi kereta api.
Perencanaan jembatan ini dari jalan rel kereta api, ruang bebas jembatan,
hingga beban yang diterima oleh jembatan disesuaikan dengan kereta api yang
melewati jembatan tersebut.
Jembatan Kereta Api
4) Jembatan darurat
Jembatan darurat adalah jembatan yang direncanakan dan dibuat untuk
kepentingan darurat dan biasanya dibuat hanya sementara. Umumnya jembatan
darurat dibuat pada saat pembuatan jembatan baru dimana jembatan lama harus
dilakukan pembongkaran, dan jembatan darurat dapat dibongkar setelah
jembatan baru dapat berfungsi.

Jembatan Darurat
 Jenis Jembatan Menurut Sistem Strukturnya :
1) Jembatan lengkung (arch bridge)
Pelengkung adalah bentuk struktur non linier yang mempunyai
kemampuan sangat tinggi terhadap respon momen lengkung. Yang
membedakan bentuk pelengkung dengan bentuk – bentuk lainnya adalah bahwa
kedua perletakan ujungnya berupa sendi sehingga pada perletakan tidak
diijinkan adanya pergerakan kearah horisontal. Bentuk Jembatan lengkung
hanya bisa dipakai apabila tanah pendukung kuat dan stabil. Jembatan tipe
lengkung lebih efisien digunakan untuk jembatan dengan panjang bentang 100
– 300 meter.
1. Kelebihan Jembatan Pelengkung
a. Keseluruhan bagian pelengkung menerima tekan, dan gaya tekan ini
ditransfer ke abutmen dan ditahan oleh tegangan tanah dibawah
pelengkung. Tanpa gaya tarik yang diterima oleh pelengkung
memungkinkan jembatan pelengkung bisa dibuat lebih panjang dari
jembatan balok dan bisa menggunakan material yang tidak mampu
menerima tarik dengan baik seperti beton.
b. Bentuk jembatan pelengkung adalah inovasi dari peradaban manusia
yang memiliki nilai estetika tinggi namun memiliki struktur yang sangat
kuat yang terbukti jembatan pelengkung Romawi kuno masih berdiri
sampai sekarang.
2. Kekurangan Jembatan Pelengkung
a. Konstruksi jembatan pelengkung lebih sulit daripada jembatan balok
karena pembangunan jembatan ini memerlukan metode pelaksanaan
yang cukup rumit karena struktur belum dikatakan selesai sebelum
kedua bentang bertemu di tengah-tengah. Salah satu tekniknya dengan
membuat "scaffolding" dibawah bentang untuk menopang struktur
sampai bertemu dipuncak.

Jembatan Lengkung
2) Jembatan gelagar (beam bridge)
Jembatan bentuk gelagar terdiri lebih dari satu gelagar tunggal yang
terbuat dari beton, baja atau beton prategang. Jembatan jenis ini dirangkai
dengan menggunakan diafragma, dan umumnya menyatu secara kaku dengan
pelat yang merupakan lantai lalu lintas. Jembatan ini digunakan untuk variasi
panjang bentang 5 – 40 meter.
Jembatan girder merupakan desain jembatan paling sederhana diantara
jembatan modern saat ini. Terdiri dari balok jalan horizontal serta ditumpu oleh
balok batu yang menahan jalanan horizontal tersebut. Balok penumpu disimpan
ini menahan atau melawan gaya berat ke bawah dari badan jalan serta beban
yang berada di atasnya. Balok penumpu yang digunakan biasanya terbuat dari
beton dengan kekuatan kompresi baik, dan batang baja tertanam dalam
menahan kekuatan ketegangan.
Model jembatan ini lebih cocok untuk jarak dekat seperti
menghubungkan jalan yang terpisah sungai. Selain itu, jika jalan semakin
panjang, maka balok penumpu harus lebih banyak dibuat secara sistematis
untuk menahan beban agar tidak mudah roboh karena tegangan dan kompresi.
Jika dilihat dari konsep desainnya, beam bridge ini sering pula kita
temukan pada jembatan untuk menyebrangi aliran sungai yang tidak luas, yang
umumnya berada di tempat rekreasi ataupun dipedesaan.
Pada jembatan beam bridge ini semakin panjang balok jembatan, maka
akan semakin lemah kekuatan dari jembatan ini. Oleh karena itu, struktur
jembatan ini sudah jarang digunakan sekarang kecuali untuk jarak yang dekat
saja.
Jembatan Gelagar
3) Jembatan cable-stayed
Jembatan kabel ialah sebuah jembatan yang dibangun dengan bantuan
kabel tembaga yang sangat tebal diameternya.
Jembatan cable-stayed menggunakan kabel sebagai elemen pemikul
lantai lalu lintas. Pada cable-stayed kabel langsung ditumpu oleh tower.
Jembatan cable-stayed merupakan gelagar menerus dengan tower satu atau
lebih yang terpasang diatas pilar – pilar jembatan ditengah bentang. Jembatan
cable-stayed memiliki titik pusat massa yang relatif rendah posisinya sehingga
jembatan tipe ini sangat baik digunakan pada daerah dengan resiko gempa dan
digunakan untuk variasi panjang bentang 100 - 600 meter.
Cable-Stayed Bridge atau Jembatan dengan kabel tetap adalah khas dari
banyak jembatan modern saat ini. Jembatan kabel tetap adalah pilihan populer
karena mereka menawarkan semua keuntungan dari jembatan gantung tetapi
dengan biaya yang lebih rendah untuk rentang 500 sampai 2.800 kaki (853
meter). Dalam pembuatannya membutuhkan kabel baja yang lebih sedikit, lebih
cepat selesai dalam pembangunannya.
Yang membedakan jembatan cabel stayed dengan jembatan gantung
adalah bahwa pada sebuah jembatan cabel stayed jumlah kabel yang dibutuhkan
lebih sedikit dan Menara jembatan menahan kabel yang lebih pendek.
Berikut ini adalah kelebihan atau keunggulan dari teknologi konstruksi
jembatan Cable Stayed :
 Jembatan akan tahan terhadap hempasan angin
 Konstruksi jembatan terlihat lebih kokoh dan kuat serta berbahan ringan
 Mudah untuk dikerjakan karena sistem komponen adalah baja
 Jika kabel satu putus maka tidak serta merta jembatan akan runtuh
 Murah dalam pemeliharaannya karena menggunakan bahan baja dalam
pembuatannya
Setelah memahami apa saja kelebihan pada jembatan Cable Stayed,
berikut kekurangan dari jembatan Cable Stayed :
 Dalam metode pengerjaannya diperlukan ketelitian
 Bentang main span terbatas karena keterbatasan sudut kabel
 Untuk menambah panjang span diperlukan pilon yang makin tinggi dengan
konsekuensi gaya tekan pada deck makin besar.

Jembatan Cable stayed


4) Jembatan gantung (suspension bridge)
Sistem struktur dasar jembatan gantung berupa kabel utama (main
cable) yang memikul kabel gantung (suspension bridge). Lantai lalu lintas
jembatan biasanya tidak terhubungkan langsung dengan pilar, karena prinsip
pemikulan gelagar terletak pada kabel. Apabila terjadi beban angin dengan
intensitas tinggi jembatan dapat ditutup dan arus lalu lintas dihentikan. Hal ini
untuk mencegah sulitnya mengemudi kendaraan dalam goyangan yang tinggi.
Pemasangan gelagar jembatan gantung dilaksanakan setelah sistem kabel
terpasang, dan kabel sekaligus merupakan bagian dari struktur launching
jembatan. Jembatan ini umumnya digunakan untuk panjang bentang sampai
1400 meter.
Jembatan Gantung
5) Jembatan beton prategang (prestressed concrete bridge)
Jembatan beton prategang merupakan suatu perkembangan mutakhir
dari bahan beton. Pada Jembatan beton prategang diberikan gaya prategang
awal yang dimaksudkan untuk mengimbangi tegangan yang terjadi akibat
beban. Jembatan beton prategang dapat dilaksanakan dengan dua sistem yaitu
post tensioning dan pre tensioning. Jembatan jenis ini digunakan untuk variasi
bentang jembatan 20 - 40 meter.

Jembatan Beton Prategang


6) Jembatan rangka (truss bridge)
Jembatan rangka umumnya terbuat dari baja, dengan bentuk dasar
berupa segitiga. Elemen rangka dianggap bersendi pada kedua ujungnya
sehingga setiap batang hanya menerima gaya aksial tekan atau tarik saja.
Jembatan rangka merupakan salah satu jembatan tertua dan dapat dibuat dalam
beragam variasi bentuk, sebagai gelagar sederhana, lengkung atau kantilever.
Jembatan ini digunakan untuk variasi panjang bentang 50 – 100 meter.
Kelebihan sebuah jembatan rangka dibandingkan dengan jenis
jembatan lainnya adalah biaya pembuatan yang lebih ekonomis karena
penggunaan bahan yang lebih efisien. Selain itu, jembatan rangka dapat
menahan bahan yang lebih berat untuk jarak yang lebih jauh dengan
menggunakan elemen yang lebih pendek daripada beam bridge.
Jembatan Rangka
7) Jembatan box girder
Jembatan box girder umumnya terbuat dari baja atau beton konvensional
maupun prategang. box girder terutama digunakan sebagai gelagar jembatan,
dan dapat dikombinasikan dengan sistem jembatan gantung, cable-stayed
maupun bentuk pelengkung. Manfaat utama dari box girder adalah momen
inersia yang tinggi dalam kombinasi dengan berat sendiri yang relatif ringan
karena adanya rongga ditengah penampang. box girder dapat diproduksi dalam
berbagai bentuk, tetapi bentuk trapesium adalah yang paling banyak digunakan.
Rongga di tengah box memungkinkan pemasangan tendon prategang diluar
penampang beton. Jenis gelagar ini biasanya dipakai sebagai bagian dari
gelagar segmental, yang kemudian disatukan dengan sistem prategang post
tensioning. Analisa full prestressing suatu desain dimana pada penampang tidak
diperkenankan adanya gaya tarik, menjamin kontinuitas dari gelagar pada
pertemuan segmen. Jembatan ini digunakan untuk variasi panjang bentang 20 –
40 meter.
Jembatan Box Girder
 Jenis Jembatan Menurut Bentangnya :
1) Jembatan bentang sangat pendek (kurang dari 20 m)
2) Jembatan bentang pendek (antara 20 m sampai 40m)
3) Jembatan bentang menengah (antara 40 m sampai 125 m)
4) Jembatan bentang panjang (antara 125 m sampai 500 m)
5) Jembatan bentang sangat panjang (lebih dari 500 m)

2. Gambarkan dan jelaskan bagian-bagian jembatan secara lengkap!


1) Jembatan Baja

 Kepala jembatan
Kepala jembatan adalah bangunan bawah yang terletak di bagian
tepi yang mendukung ujung-ujung bentang tepi bangunan atas. Kepala
jembatan juga merupakan struktur penghu-bung antara jalan dengan
jembatan dan sekaligus sebagai penopang struktur atas jembatan serta
sebagai struktur penahan tanah dibelakang kepala jembatan.
 Pilar Jembatan
Pilar jembatan adalah bangunan bawah yang terletak di
bagian tengah, berfungsi sebagai pemikul ujung-ujung bangunan
atas.
Jenis-jenis pilar :
 Pilar tunggal, terbuat dari pipa baja dan beton bertulang.
 Pilar perancah, terbuat dari baja dan beton bertulang.
 Pilar masif, terbuat dari pasangan batu kali dan beton bertulang.

 Pondasi
Pondasi jembatan adalah bagian dari struktur jembatan yang
berfungsi memikul seluruh beban-beban yang bekerja
serta melimpahkannya ke lapisan tanah pendukung.
Penentuan jenis pondasi yang dipakai serta kedalaman yang dicapai
pada pondasi tersebut sangat tergantung pada data tanah dimana bangunan
tersebut bertumpu pada tanah. Data tanah yang dipakai umumnya
digunakan data sondir
 Girder
Fungsi girder pada jembatan adalah memikul beban dari struktur yang
berada di atasnya, kemudian meneruskan beban tersebut ke abutment dan
diteruskan lagi ke poer.
 Tumpuan
Tumpuan merupakan tempat perletakan konstruksi untuk dukungan bagi
konstruksi dalam meneruskan gaya-gaya yang bekerja menuju pondasi
Perletakan jembatan merupakan salah satu komponen dalam struktur
jembatan yang berfungsi sebagai media penyalur beban antara bangunan
atas dan bangunan bawah. Oleh karena itu, perletakan harus dirancang untuk
mengakomodasi perputaran dan dapat memberikan perpindahan tertentu.
Perletakan yang digunakan harus kuat secara mekanis dan memiliki daya
tahan (durability) yang sesuai sehingga dapat mendukung usaha
mempertahankan umur jembatan.
 Lantai Jembatan
Lantai jembatan berfungsi untuk menahan beban yang bekerja diatas
jembatan secara merata dan agar mendapat permukaan yang rata.
 Tiang Sandaran
Tiang Sandaran digunakan untuk memberi rasa aman bagi kendaraan
dan orang yang akan melewati jembatan tersebut. Fungsi dari tiang
sandaran adalah sebagai perletakan dari pipa sandaran. Biasanya tingginya
125-145 cm dengan lebar 16 cm dan tebal 10 cm.
2) Jembatan Kabel
a. Sistem Kabel
Sistem kabel merupakan salah satu hal mendasar dalam
perencanaan jembatan cable stayed. Kabel digunakan untuk
menopang gelagar diantara dua tumpuan dan memindahkan beban
tersebut ke menara. Secara umum sistem kabel dapat dilihat sebagai
tatanan kabel transversal dan tatanan kabel longitudinal. Pemillihan
tatanan kabel tersebut didasarkan atas berbagai hal karena akan
memberikan pengaruh yang berlainan terhadap perilaki struktur
terutama pada bentuk menara dan tampang gelagar. Selain itu akan
berpengaruh pula pada metode pelaksanaan, biaya dan arsitektur
jembatan.
Tatanan sistem kabel dapat dilihat sebagai berikut :
 Tatanan Sistem Kabel Transversal
Tatanan kabel tranversal terhadap areah sumbu longitudinal
jembatan dapat dibuat satu atau dua bidang dan sebaliknya ditempatkan
secara simetri. Ada juga perencana yang menggunakan tiga bidang
kabel sampai sekarang belum dapat diterapkan di lapangan.
 Tatanan Sistem Kabel Longitudinal
Tatanan kabel longitudinal jembatan mempunyai banyak variasi
tergantung pada pengalaman perencana menentukan perbandingan
antara bentang dengan tinggi menara. Untuk bentang yang lebih
pendek, kabel tunggal mungkin sudah cukup untuk menahan beban
rencana. Utuk bentak utama yang panjang dan bentang tidak simetris
yang menggunakan angker, variasi tatanan kabel tidak cukup dengan
kebutuhan secara teknis tetapi harus mengahasilkan konfigurasi dasar
tatanan kabel longitudinal yaitu, radial, harpa, bentuk kipas dan
bintang.
b. Gelagar / Deck
Bentuk gelagar jembatan Cable Stayed sangat bervariasi
namun yang paling sering digunakan ada dua yaitu stiffening truss
dan solid web. Stiffening truss digunakan untuk struktur baja
dan solid
web digunakan untuk struktur baja atau beton baik beton
bertulang maupun beton prategang.
Bentuk yang paling banyak digunakan adalah bentuk solid web
karena memiliki kemudahan dalam pekerjaannya. Gelagar yang
tersusun dari solid web yang terbuat dari baja atau beton cenderung
terbagi atas dua tipe yaitu,
 Gelagar pelat (plate girder), dapat terdiri atas dua atau banyak gelagar,
 Gelagar box (box girder), dapat terdiri atas satu atau susunan box
yang dapat berbentuk persegi panjang atau trapezium.
c. Memua atau Pilon
Pemilihan bentuk pilon sangat dipengaruhi oleh konfigurasi kabel,
estetika dan kebutuhan perencanaan serta pertimbangan biaya. Tipe
menara dari berbagai konstruksi dapat berupa portal berbentuk
trapezium, menara kembar, menara A dan menara tunggal. Fungsi
menara menyalurkan beban dari jalan raya melalui kabel kemudian
diteruskan ke pondasi.
Jenis Elastomeric Bearing Pad dan Fungsinya

Elastomeric Bearing Pad atau bantalan penahan jembatan elastomer,


merupakan salah satu jenis dai bantalan penahan jembatan. Bantalan penahan
jembatan diperlukan untuk menyalurkan reaksi girder (balok penopang jembatan)
tanpa memberi tekanan berlebihan, sehingga akan mendukung fungsi jembatan
sebagaimana mestinya.
Jenis elastomeric bearing pad saat ini ada bermacam-macam, dan tiap jenis
elastomeric bearing pad tersebut memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda-
beda.
Berikut jenis-jenis elastomeric bearing:
 Laminated Elastomeric Bridge Bearings

Jenis elastomeric bearing pad ini biasanya terdiri dari sejumlah lapisan karet
yang dipisahkan oleh pelat baja, biasanya berbentuk bantalan untuk menampung
pergerakan yang ditimbulkan oleh deformasi geser dan rotasi. Elastomeric
bearing pad jenis ini memberikan solusi yang sangat ekonomi untuk aplikasi di
mana gerakan struktur, longitudinal, transversal dan rotasi kecil banyak terjadi,
serta menyediakan isolasi getaran dan umumnya sangat mudah untuk dipasang.

 Laminated Bearings
Jenis elastomeric bearing pad ini jauh lebih mudah untuk dipasang di
jembatan dibandingkan dengan elastomeric bearing pad jenis lain. Keuntungan
dari karet Neoprene bantalan jenis polos ini adalah: kemampuannya untuk
mentransfer atau memindahkan beban yang diterimanya dari balok ke
substrukstur jembatan secara merata dan halus serta mampu juga untuk
menerima beban rotasi dari balok jembatan. Dengan kelebihan ini maka gerakan
lateral dan longitudinal yang disebabkan oleh kondisi thermal akan dengan
mudah teratasi oleh karet neoprene bantalan jembatan jenis ini.
 Lead Rubber Bearings

Jenis elastomeric bearing pad dengan satu atau lebih silinder / plug di tengah
diberi nama sebagai inti bantalan karet yang memiliki fungsi sebagai sarana
tambahan yang sangat efektif untuk meredam saat terjadinya goncangan atau
getaran yang sangat besar / ekstrim. Elastomeric bearing pad jenis ini juga sangat
membantu untuk mencegah terjadi kerusakan yang parah pada saat terjadi gempa
bumi dan pada saat menahan gelombang pasang maupun banjir.
 Pot Bearings
Jenis elastomeric bearing pad ini paling cocok dipergunakan pada jembatan
atau struktur yang tidak memiliki ruang yang cukup besar untuk pemasangan
elastomeric bearing pad. Selain itu elastomeric bearing pad jenis ini memiliki
kinerja yang cukup bagus untuk digunakan pada struktur jembatan yang memiliki
kelengkungan dan kemiringan serta membutuhkan kontrol arah dan rotasi yang
tinggi pula. Elastomeric bearing pad jenis ini dirancang untuk mengakomodasi
beban vertical yang besar melalui penerapan system piston dan bantalan karet
yang terdapat di dalam pot bearing tersebut.
 Base Isolation Bearing

Jenis elastomeric bearing pad ini didesain khusus untuk memenuhi


persyaratan yang semakin dibutuhkan seiring dengan perubahan yang terjadi
pada struktur bangunan yang semakin modern. Perkembangan dalam struktur
bangunan seperti semakin besarnya ukuran bentang pada bangunan, perbedaan
suhu internal dan eksternal pada bangunan seiring dengan pemanasan global
yang terjadi saat ini. Beberapa faktor tersebutlah yang membuat desain
elastomeric bearing pad semakin dikembangkan. Elastomeric bearing pad yang
didesain khusus dengan tambahan karet Neoprene, rangkaian baja seperti
stainless steel dan teflon menjadi kombinasi yang paling sesuai saat ini untuk
membantu tugas berat menopang bangunan terhadap beban geser yang mungkin
terjadi pada struktur bangunan akibat gempa bumi atau penyebab goncangan
yang lainnya.

Tiap jenis elastomeric bearing pad telah didesain dan ditetapkan sesuai dengan
standard yang telah melalui penelitian dan pengujian untuk tiap tujuan
penggunaan atau aplikasinya.
Pada beberapa kasus, pemilihan suatu jenis elastomeric bearing pad untuk
penggunaan tertentu masih dilakukan penyesuaian lagi atau bahkan beberapa
aksesoris dikurangi. Hal ini dilakukan karena ketidaksesuaian bentuk atau ukuran
pada posisi peletakan elastomeric bearing pad pada struktur bangunan yang
tersedia. Tetapi pada umumnya pemilihan atau penentuan akhir dari jenis
elastomeric bearing pad yang akan dipakai disesuaikan dengan anggaran biaya
yang ada.
Dari penjbaran diatas dapat disimpulakn bahwa elastomer bearing pad bersifat
elastis dan fleksibel. Bearing pad jenis ini akan mengikuti alur tekanan yang
diberikan pada jembatan, memanjang dan memendek, dan dapat kembali ke
bentuk semula ketika tekanan dilepaskan. Elastomer bearing pad didesain untuk
menyangga beban dan mengakomodasi pergerakan antara jembatan dan struktur
penyangga jembatan. Elastomer bearing pad memiliki kegunaan membantu
menahan tekanan dari struktur, mengakomodasi berbagai gerakan dan rotasi serta
mendukung berat dari struktur dan untuk mengirimkan beban bagian atas struktur
ke bagian bawah struktur.

Elastomer pada bearing pad berfungsi untuk menampung berbsgsi msvsm


pergerakan rotasi sesuai dengan berat dari struktur dan menyanggs beban di
sepanjang pondasi struktur jembatan. Elastoomeric bearing didesain untuk
mengakomodasi atau menahan tiga tipe pergerakan, antara lain :
1. Beban Vertikal
2. Rotasi
3. Beban Horizontal
Jenis - Jenis Expansion Joint
Expansion Joint atau Siar Muai adalah bahan yang dipasang di antara dua
bidang lantai beton untuk kendaraan atau pada perkerasan kaku dan dapat juga
pertemuan antara konstruksi jalan pendekat sebagai media lalu lintas yang akan
melewati jembatan, supaya pengguna lalu lintas merasa aman dan nyaman (Badan
Litbang PU, Pd T-13-2005-B).
Fungsi dari expansion joint adalah untuk mengakomodasi gerakan yang
terjadi pada bagian superstruktur jembatan. Gerakan ini berasal dari beban hidup,
perubahan suhu, dan sifat fisik dari pembentuk jembatan (Transportation Research
Board, 2003).

Jenis-jenis Expansion Joint


Menurut Florida Department of Transportation dalam “Bridge
Maintenance and Repair Handbook”, expansion joint dibagi dalam 2 jenis, joint
terbuka dan joint tertutup. Joint tertutup dirancang agar kedap air, sedangkan joint
terbuka tidak.
 Expansion Joint Terbuka
Pada expansion joint terbuka, sistem drainase diletakan di bawah joint
untuk mengumpulkan dan membawa air ke pembuangan. Hal ini dilakukan untuk
mencegah kerusakan pada struktur beton. Sistem drainase sendiri berbentuk palung
dan dibuat dari bahan anti karat.
Jenis expansion joint terbuka yang umum digunakan di Indonesia adalah Butt Joint
dan Finger Joint.
a. Butt Joint
Butt joint adalah joint yg menggunakan besi berbentuk siku untuk melindungi
tepi beton dari kerusakan akibat kendaraan yang melintas.
Joint ini digunakan untuk jembatan dengan small movement, dengan gap
maksimum sebesar 25 mm.
Butt Joint dibuat dari besi siku yang disebut armor untuk melindungi bagian
tepi beton dan dipasangkan pada beton menggunakan stud atau baut.
Di Negara barat Butt Joint tidak digunakan lagi karena tidak kedap air. Tapi di
Indonesia sendiri masih digunakan untuk jembatan-jembatan pendek.
Gambar Butt Joint
Sumber: Florida Department of Transportation

b. Finger Joint
Finger Joint bisa mengakomodasi movement mulai dari 75 mm. Finger Joint
terbuat dari baja dan berbentuk seperti 2 sisir yang saling mengikat.

Gambar Finger Joint


Sumber: Transportation Research Board, 2003

Karena Finger Joint termasuk dalam jenis Joint terbuka, maka diberi drainase
di bawah joint.
Gambar Finger Joint Dengan Drainase

 Expansion Joint Tertutup


Jenis expansion joint tertutup yang biasa dipakai di Indonesia adalah New Cut
Off Joint, Asphaltic Plug Joint, Strip Seal Joint, dan Modular Joint.

a. New Cut Off Joint (NCOJ)


New Cut Off Joint adalah expansion joint yang menggunakan seal
berbahan dasar karet. Seal diletakan diantara gap untuk menahan
movement yang terjadi pada jembatan. NCOJ adalah produk dari SHO-
BOND.

Gambar II.4 New Cut Off Joint


Sumber: http://www.hibondconstruction.com/expansion.html

Tabel : Tipe dan Movement NCOJ

Sumber: http://www.hibondconstruction.com/expansion.html

b. Asphaltic Plug Joint


Asphaltic Plug Joint adalah sambungan siar muai yang terbuat dari bahan
agregat yang dicampur dengan bahan pengikat binder, pelat baja dan
angkur, dibuat pada tempratur tertentu yg berfungsi sebagai bahan pengisi
pada sambungan.

Gambar II.5 Asphaltic Plug Joint


Sumber: Agrement, 2003

c. Strip Seal Joint


Strip Seal Joint berbentuk strip yag terbuat dari elastomer yang dimasukan
ke dalam besi yang ditanam ke pelat beton. Strip Seal Joint mempunyai
beberapa tipe untuk beragam movement. Ukuran Strip Seal Joint terbesar
bisa menangani movement hingga 125 mm, tetapi untuk keamanan
kebanyakan orang hanya membatasi hingga 100 mm saja.
Gambar II.6 Strip Seal Joint
Sumber: Watson Bowman Acme, 2000

d. Modular Joint
Modular Joint berbentuk sepeti gabungan dari dua atau lebih Strip Seal
Joint untuk mengakomodasi movement yang sangat besar.
Modular Joint dibuat untuk mengakomodasi movement lebih dari 100 mm.
Besarnya modular joint tergantung besarnya movement. Modular joint
dirancang untuk jembatan dengan bentang yang panjang dengan
kemampuan movement sampai 2 m. Biasanya modular joint digunakan
untuk movement antara 150 mm sampai 600 mm. Ada 3 bagian utama dari
joint ini, yaitu: sealer, separator beam, dan support bar (Transportation
Research Board, 2003).

Gambar II.7 Modular Joint


Sumber: Sumber: Watson Bowman Acme, 2000
Pemeliharaan Jembatan
LANGKAH-LANGKAH PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN RUTIN
Pada dasarnya, pemeliharaan rutin bersifat pekerjaan pencegahan dan
umumnya terdiri atas tugas yang berulang-ulang dengan teknik yang sederhana.
Pekerjaan ini harus dimulai sejak jembatan masih baru dan berlanjut terus seumur
jembatan yang bersangkutan. Ini merupakan bentuk pemeliharaan dengan biaya
yang paling efektif dan relatif murah.
Lingkup pekerjaan pemeliharaan rutin jembatan adalah sebagai berikut :
o Pembersihan secara umum
o Membuang tumbuhan liar dan sampah
o Pembersihan dan melancarkan drainase
o Penanganan kerusakan ringan
o Pengecatan sederhana
o Pemeliharaan permukaan lantai kendaraan

Cara Pembersihan
Jembatan harus dibersihkan dengan baik dan tepat untuk menjamin bahwa
pemupukan kotoran tidak akan menyebabkan kerusakan elemen jembatan atau
jembatan secara keseluruhan dikemudian hari.

Kegiatan pembersihan mencakup :


Ø Pembersihan tanah, kerikil, pasir, dan sebagainya dari tempat-tempat yang
seharusnya tidak ada, dan yang mungkin mempunyai pengaruh yang
membahayakan terhadap :
o Semua drainase lantai (saluran pembuangan air pada lantai jembatan)
o Daerah sekitar perletakan atau landasan
o Semua komponen rangka jembatan yang manahan kotoran dan sampah
o Tiang sandaran dan sandarannya
o Gelagar melintang
o Ikatan angin horizontal
o Kabel pendukung pada tiang jembatan gantung
o Bagian atas balok pada kepala jembatan (abutmen)
o Lubang suling-suling di kepala jembatan
o Pembersihan sampah-sampah yang masih sedikit di bagian aliran sungai

Ø Membersihkan tumbuhan liar, terutama pada daerah perletakan/landasan dan


expansion joint, pada dinding batu atau beton dan sekitar struktur kayu.
Pembersihan tersebut harus dilakukan pada daerah kurang lebih 3 meter dari setiap
jembatan. Pada setiap pekerjaan pembersihan harus diingat adanya pengaruh yang
mungkin terjadinya erosi yang diisebabkan oleh pembabatan tumbuhan yang ada.

Pembersihan biasanya dilakukan pada elemen-elemen jembatan seperti :


o Bangunan bawah jembatan yaitu kepala jembatan dan pilar jembatan
o Bangunan atas jembatan, yaitu lantai jembatan, perletakan dan perlengkapan
jembatan
o Gorong-gorong : gorong-gorong persegi, pipa atau pelengkung

PEMELIHARAAN BERKALA
Pemeliharaan berkala mencakup pemeliharaan yang sudah dapat
diperkirakan dan semua perbaikan ringan serta penggantian bagian-bagian yang
berhubungan dengan pekerjaan jembatan. Dalam pelaksanaan pemeliharaan berkala
dibagi dalam pemeliharaan berkala yang terencana dan perbaikan ringan.

Perbaikan Berkala Yang Terencana


Pengecatan
Kagiata pengecatan dilakukan dengan maksud :
o Melindungi bagian-bagian baja terhadap karat
o Memberikan tanda pada elemen bagian-bagian tertentu
o Mengarahkan lalu-lintas
o Melindungi kayu terhadap pembusukan dan serangga
o Melindungi beton terhadap kelembaban
Pengecatan harus dilakukan pada bagian-bagian yang memerlukan pengecatan,
diantaranya adalah gelagar jembatan, rangka jembatan, sandaran jembatan,
perlengkapan jembatan seperti rambu-rambu dan sebagainya.

Pembersihan Utama
Pembersihan utama suatu struktur akan memerlukan pembersihan yang
memakai sistem pembersihan dengan air bertekanan tinggi (disemprot dengan air),
diharapkan alat tersebut dapat dipindah-pindahkan dengan mudah dan daya
semprot tersebut disarankan mempunyai tekanan yang cukup besar.

Volume pekerjaan pembersihan tidak selalu sama antara jembatan yang satu
dengan jembatan yang lain, tetapi pada umumnya mencakup pembersihan bagian
luar gelagar, flens gelagar (bagian sayap tepi atas pada gelagar) dimana banyak
kotoran yang menumpuk, dudukan perletakan/landasan dan bagian lain yang tidak
dapat terjangkau pada waktu diadakan pemeliharaan rutin.

Penggantian Permukaan Lantai Kendaraan


Permukaan lantai kendaraan secara berkala memerlukan penggantian
(diganti baru). Permukaan aspal diatas lantai baja atau beton akan tahan selama 5
sampai 8 tahun sebelum diperlukan penggantian. Lapisan permukaan aspal
sebaiknya dikupas, tetapi hal ini mungkin selamanya mudah untuk dilakukan.
Bagaimanapun juga, ketebalan lapisan aspal tidak boleh melebihi 5 cm.

Permukaan lantai kendaraan yang menggunakan kerikil dengan semprotan


bahan pengikat biasanya terjadi perubahan bentuk (deformasi) atau pecah.
Untuk mengatasinya harus digali, kemudian ditambah kerikil dan dipadatkan
sebelum diberi lapisan atas yang memakai bahan pengikat aspal yang
disemprotkan.

Papan jalur roda kendaraan yang terbuat dari kayu memerlukan penggantian
setiap 2 tahun. Papan tersebut harus dibaut pada lantainya.

Penggantian Papan Lantai

Papan lantai kayu jembatandapat bertahan sampai kurang lebih 5 tahun.


Bilamana lantai papan digunakan di atas gelagar baja maka bersanaan dengan
mengganti papn lantainya garus dikerjakan pula pengecatan gelagar bajanya, masa
penggantian papan lantai dengan masa pengecatan ulan gelagar kurang lebih sama
ylaitu sekitar 5 tahun
Juga diharapkan penggantian papan jalur roda kendaraan bersamaan dengan
penggantian papan lantai karena hal itu akan merupakan pekerjaan pemeliharaan
yang efisien dipandang dari sudut gangguan terhadap lalu lintas dan kemudahan
pembangunan lantai baru

Pembersihan Landasan atau Perletakan

Semua landasan harus dibersihkan dengan baik dari tumbuh – tumbuhan,


lumut dan kotoran. Pencucian, penyikatan dan penggosokan hendaknya dilakukan
apabila diperlukan.

Jenis landasan yang bergerak sebaiknya diberi pelumas setiap 3 tahun sekali
dan banyak jembaltan yang memerlukantangga atau peralatan lainnyla untuk
melakukan jenis pekerjaan ini.

Lubang pelumasan seringkali tersumbat atau rusak, maka bagian tersebut


harus diganti agar pelumas dapat dipompakan dengan efektif ke dalam lubang
pelumas tersebut sampai dlibagian ujung yang lain.

Landasan tersebut perlu diberi pelumasan tetapi hendaknya tidak berlebihan


atau secukupnya saja sehingga jangan samlpai menutupi masalah yang akan timbul
(sebelum pelumasan berikutnya) dan mengalangi pendeteksian (pengontrolan) pada
pemeriksaan berikutnya.

PERBAIKAN RINGAN

Pekerjaan perbaikan ringan atau sederhana harus dilaksanakan pada elemen


– elemen jembatan yang kerusakannya kecil.

Elemen – elemen tersebut meliputi :


Ø Aliran sungai : tebing sungai, aliran air utama dan daerah genangan banjir,
Ø Bangunan pengaman : krib (pengarah arus sungai), bronjuong, pasangan batu
kosong, turap baja atau kayu, dinding penahan tanah, pengamanan dasar sungai.
Ø Tanah timbunan : Timbunan pada oprit,drainase timbunan, lapisan perkerasan,
pelat injak (jika ada), tanah berlubang.
Ø Kepala jembatanatau pilar : dinding penahan tanah, dinding/tembok sayap,
drainase dinding atau suling – suling.
Ø Sistem lantai : balok tepi, papan jalur roda kendaraan, trotoar/kerb,
pipa cucuran/suling – suling, drainase lantai
Ø Sandaran : tiang sandaran, sandaran, penunjang sandaran
Ø Perlengkapan : Batas – batas ujuran, rambu – rambu dan tanda – tanda, marka
jalan, papan nama, dsb
Ø Gorong – gorong : kelancaran aliran, endapan lumpur/kotoran

Penggantian bagian – bagian kecil dilaksanakan apabila diperlukan agar


bagian tersebut dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya. Penggantian
tersebut dapat dilakukan oleh kelompok pemelihara jembatan setempat.

Penggantian bagian – bagian kecil meliputi :


☻ Sistem lantai kendaraan, terutama yang terbuat dari papan kayu yang telah
aus/lapuk
☻ landasan/perletakan gelagar
☻ Perlengkapan jembatan termasuk sandaran

PERBAIKAN DARURAT DAN PENANGANAN SEMENTARA


Perbaikan darurat dapat berbentuk dari yang paling sederhana
yaitu perbaikan sandaran jrmbatan yang rusak atau pemasanganjembatan
sementara diatas jembatan yanhg runtuh akibat banjir atau beban yang berlebihan.
Penanganan sementara harus dilaksanakan dalam hal ini
kerusakanjembatan yang disebabkan oleh kecelakaan atau bencana, untuk
menjamin keselamatan struktur iltu sendiri dan lpemakai jalan.
Penanggulangan darurat dapat mencakup :
o perbaikan guard rail (pengaman jembatan)
o pembuatan bangunan penahanan tanah untuk menahan timbunan dan
sebagainya
o perbaikan bangunan pengamanan aliran sungaipembuatan pembatasan
sementara lainnya atau mengalihkan lalu lintas ke jalan alternative
o pemasangan jembatan sementara
o penggantian bagian jembatan yang rusak

Penanganan sementara dapat mencakup :


o membuat penyangga sementara dari bagian bawah gelagar
o penambahan baut untuk memperkuat komponen jembatan
o pemasangan bangunan sementara di atas bangunan yang sudah ada guna
memindahkan beban bangunan atas yang ada.

Anda mungkin juga menyukai