SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata I
untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
TAUFIK
NIM. 5114981170
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul Pengaruh Penambahan Tumbukan Batu Bata
Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Aus Mortar Sebagai Bahan Dasar Paving
Block telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian
Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada :
Hari
Tanggal
Pembimbing I
Pembimbing II
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH PENAMBAHAN TUMBUKAN BATU BATA
TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT AUS MORTAR
SEBAGAI BAHAN DASAR PAVING BLOCK
Oleh :
Nama : Taufik
Nim : 5114981170
Telah dipertahankan di hadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada :
Hari
: Rabu
Tanggal : 28 Sepetember 2005
Susunan Dewan Penguji
Ketua
Sekretaris
Drs. Lashari, MT
NIP.131 471 402
Drs. Supriyono
NIP. 131 571 560
Pembimbing I
Penguji I
Pembimbing II
Penguji II
Yuliarti K, ST, MT
NIP. 132 261 628
Yuliarti, K, ST, MT
NIP. 132 261 628
Penguji III
Drs. Heri Suroso, ST, MT
NIP. 132 068 585
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang (UNNES)
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Taufik
NIM.5114981170
iv
Dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda : Allah Ta ala berfirman, Wahai
anak Adam, satu untukmu, satu untuk-Ku, dan satu antara Aku dan kamu.
Satu yang untuk-Ku ialah hendaklah kamu menyembah-Ku dan tidak
menyekutukan-Ku dengan apapun. Yang satu untukmu ialah apapun yang
kamu amalkan akan Aku penuhi. Dan yang satu antara Aku dan kamu ialah
kamu yang berdoa dan Aku yang mengabulkannya (HR. Al-Bazar).
Pelajarilah ilmu, karena mempelajarinya karena Allah adalah khasyah,
menuntutnya adalah ibadah, mendalaminya adalah tasbih, mencarinya adalah
jihad, mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahui adalah shodaqoh
dan menyerahkan kepada ahlinya adalah taqarrub. Ilmu adalah teman dekat
dalam kesendirian dan sahabat dalam kesunyian (Muadz bin Jabal).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
1. Bapak dan Ibuku, yang telah menuntun masa
kecilku menuju jalan Tuhan-ku
2. Mbak Yanti sekeluarga, Mas Parto sekeluarga,
Dik Syamsul dan Dik Bukhori atas
kebersamaannya
3. Keponakanku : Nanda Fikrie Hasyim, Yasiri
Amrie Fauzi dan Sabrina Rahmadani
4. Perempuan kekasihku (.....you complete me)
5. Rahmat Mauladi, Wuryanto....matur nuwun
sanget komputeripun
6. Sobat PADI Pekalongan, semua yang begitu
indah ini adalah sesuatu yang tertunda
7. Semua yang telah, kini dan esok sudi
mengingatku.
KATA PENGANTAR
vi
6. Drs. Heri Suroso, ST, MT, Penguji Utama yang telah memberikan koreksi dan
masukan pada penulisan skripsi ini.
7. Untoro Nugroho, ST, MT, Kepala Laboratorium Teknik Sipil FT UNNES
yang telah memberikan ijin penelitian.
8. Slamet Raharjo, A.md, Laboran pengujian bahan bangunan pada Balai Riset
dan Standarisasi Industri dan Perdagangan Semarang yang telah membantu
pelaksanaan penelitian.
9. Bapak dan Ibu serta keluarga di Pekalongan yang senantiasa memberikan
bantuan materiil maupun spirituil selama penulis menyelesaikan studi.
10. Warga BulakPelem Sragi Pekalongan, keluarga Hj. Sanimah, Mas Min +
Mbak Nur di Sekaran, keluarga Suhariyanto di UjungWatu Keling Jepara,
teman- teman PTB 98 (Oni, Sigit, Henry, Karman, Fauzi, Ready, Tina, Novi,
+
Desti dan semuanya) serta penghuni kost 17 gang manggis (Mamat, Mei,
Wuri, Latief, Ikhsan, Edi, Yayan, Pram, Kis, Rio, Madun).
11. Segenap pihak yang telah membantu penulis semenjak persiapan, pelaksanaan
sampai penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu segala kritik dan saran sangat diharapkan demi
kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
sumbangan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
vii
SARI
Taufik. 2005. Pengaruh Penambahan Tumbukan Batu Bata Terhadap Kuat Tekan
dan Kuat Aus Mortar Sebagai Bahan Dasar Paving Block. Skripsi.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing : 1. Drs. Harijadi Gunawan, B.W, MPd., 2. Yuliarti
Kusumawardaningsih, ST, MT.
Kata kunci : mortar, kuat tekan dan kuat aus
Mortar adalah adukan yang terdiri dari pasir, bahan perekat dan air.
Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau silika dan alumina, dimana
bahan pozzolan itu sendiri tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen, tetapi
dalam bentuknya yang halus dan dengan adanya air, senyawa tersebut bereaksi
secara kimia dengan kapur dan air pada suhu normal menjadi suatu massa padat
yang tidak larut dalam air. Dalam penelitian ini digunakan pozzolan buatan
berupa tumbukan batu bata sebagai bahan tambah dalam pembuatan mortar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengurangi pembebasan kapur dan menutup
pori-pori mortar akibat reaksi antara semen dan air dengan membentuk zat
perekat, sehingga dihasilkan mortar dengan karakteristik lebih baik.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan
benda uji kontrol dan penelitian. Benda uji kontrol dibuat tanpa penambahan
tumbukan batu bata, sedangkan benda uji penelitian dibuat dengan variasi
penambahan tumbukan batu bata : 5%, 10% dan 15% dari berat semen. Pengujian
yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengujian : karakteristik pasir,
karakteristik tumbukan batu bata dan karakteristik mortar (kuat tekan, berat jenis,
kuat aus dan serapan air mortar). Pengujian karakteristik pasir, tumbukan batu
bata dan mortar (kuat tekan, berat jenis dan serapan air mortar) dilakukan di
Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil UNNES, sedangkan
pengujian kuat aus mortar dilakukan di Laboratorium BPPIP Semarang.
Hasil pengujian karakteristik pasir diperoleh berat jenis = 2,486, berat
satuan = 1,637 gr/cm , kadar air = 8,16% dan gradasi pasir yang termasuk dalam
Daerah II (pasir agak kasar), dengan modulus halus butir (mhb) = 2,61. pengujian
karakteristik tumbukan batu bata diperoleh berat jenis = 1,674, berat satuan =
1,199 gr/cm dan kadar air 5,26%. Pengujian karakteristik mortar tanpa
penambahan tumbukan batu bata diperoleh kuat tekan rata-rata = 224,88 kg/cm ,
berat jenis rata-rata = 2,13 gr/cm , kuat aus rata-rata = 0,1461 mm/menit dan
serapan air rata-rata = 6,20%. Untuk penambahan 5% tumbukan batu bata
diperoleh kuat tekan rata-rata = 205,03 kg/cm , berat jenis rata-rata = 2,09 gr/cm ,
kuat aus rata-rata = 0,1816 mm/menit dan serapan air rata-rata = 6,71%. Mortar
dengan penambahan 10% tumbukan batu bata diperoleh kuat tekan rata-rata =
152,08 kg/cm , berat jenis rata-rata = 1,98 gr/cm , kuat aus rata-rata = 0,2188
mm/menit dan serapan air rata-rata = 7,13%, sedangkan pada penambahan 15%
tumbukan batu bata diperoleh kuat tekan rata-rata = 115,62 kg/cm , berat jenis
rata-rata = 1,98 gr/cm , kuat aus rata-rata = 0,2843 mm/menit dan serapan air ratarata = 7,42%.
Berdasarkan hasil pengujian mortar diperoleh bahwa pada umur pengujian
28 hari kekuatan mortar dengan penambahan pozzolan tumbukan batu bata tidak
dapat melampui kekuatan mortar kontrol (tanpa penambahan tumbukan batu
bata).
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
ii
iii
PERNYATAAN ......................................................................................
iv
vi
SARI .......................................................................................................
viii
ix
xi
xiii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................
xv
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................
C. Identifikasi Masalah............................................................
A. Mortar.................................................................................
B. Pasir....................................................................................
14
C. Air ......................................................................................
25
29
32
36
G. Hipotesis.............................................................................
38
ix
39
39
B. Peralatan .............................................................................
41
44
59
E. Analisa Data........................................................................
60
64
66
66
68
82
83
A. Simpulan .............................................................................
83
B. Saran....................................................................................
84
86
LAMPIRAN ............................................................................................
89
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Gradasi pasir............................................................................
19
Gambar 2.2. Nilai modulus halus butir (mhb) pasir dengan daerah
pengambilan pasir berbeda ....................................................
21
Gambar 2.3. Berat jenis pasir dengan daerah pengambilan pasir berbeda ....
22
Gambar 2.4. Berat satuan pasir dengan daerah pengambilan pasir berbeda ..
24
28
Gambar 2.6. Laju kenaikan kekuatan beton dari berbagai jenis semen
yang berbeda .........................................................................
32
Gambar 2.7. Hubungan umur dan kuat tekan pada semen biasa dan
semen portland yang ditambah pozzolan (ISG Resources) ......
35
40
56
57
67
70
71
73
74
Gambar 4.6. Hubungan antara kuat tekan dan berat jenis mortar ..................
76
Gambar 4.7. Hubungan antara kuat tekan dan kuat aus mortar .....................
77
Gambar 4.8. Hubungan antara kuat tekan dan serapan air mortar .................
78
Gambar 4.9. Hubungan antara kuat aus dengan berat jenis mortar................
79
Gambar 4.10. Hubungan antara kuat aus dengan serapan air mortar .............
80
Gambar 4.11. Hubungan antara berat jenis dengan serapan air mortar..........
81
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Tabel 2.2.
Halaman
Gradasi pasir ............................................................................
19
Konsentrasi yang diijinkan akibat ketidakmurnian air
untuk campuran dan perawatan beton ......................................
26
28
Tabel 2.4.
30
Tabel 2.5.
33
Tabel 2.6.
34
Tabel 3.1.
40
Tabel 4.1.
69
Tabel 4.2.
71
Tabel 4.3.
72
Tabel 4.4.
74
Tabel 4.5.
75
Tabel 4.6.
76
Tabel 4.7.
77
Tabel 4.8.
79
Tabel 4.9.
80
Tabel 4.10. Hubungan antara berat jenis dan serapan air mortar ..................
l
Tabel 4.11. Kebutuhan bahan susun setiap 1 m3 adukan mortar...................
81
Tabel 2.3.
xii
82
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pengujian berat jenis agregat halus ..........................................
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
xiii
Dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda : Allah Ta ala berfirman, Wahai
anak Adam, satu untukmu, satu untuk-Ku, dan satu antara Aku dan kamu.
Satu yang untuk-Ku ialah hendaklah kamu menyembah-Ku dan tidak
menyekutukan-Ku dengan apapun. Yang satu untukmu ialah apapun yang
kamu amalkan akan Aku penuhi. Dan yang satu antara Aku dan kamu ialah
kamu yang berdoa dan Aku yang mengabulkannya (HR. Al-Bazar).
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
xv
air pada mortar semen (Timuranto, 2001), penelitian mengenai mortar semen
dengan menggunakan pasir yang berasal dari sungai Progo, Kulon Progo,
Yogyakarta (Erniawati, 1998), pemanfaatan debu batu dari unit pemecahan
batu Pucanggading sebagai pengganti pasir pada pembuatan mortar
(Djauharotun, 2002) dan penelitian penambahan kapur terhadap kuat tekan
pozzolan abu terbang sebagai bahan dasar perancangan batu cetak (Surya,
2003). Tetapi, pengaruh penambahan tumbukan batu bata asal desa
Bulakpelem, kecamatan Sragi, kabupaten Pekalongan terhadap kuat tekan dan
kuat aus mortar belum pernah dilakukan. Padahal penelitian mengenai
pengaruh penambahan tumbukan batu bata pada pembuatan mortar perlu
dilakukan untuk menghasilkan mortar dengan karakteristik (sifat-sifat) yang
lebih baik, yaitu : memiliki kuat tekan dan kerapatan air yang lebih tinggi
serta lebih tahan terhadap korosi.
Hal-hal penting yang harus diteliti selain untuk mengetahui pengaruh
penambahan tumbukan batu bata terhadap karakteristik mortar adalah
pemeriksaan karakteristik pasir dan pozzolan tumbukan batu bata.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah :
Bagaimana dan seberapa besar pengaruh penambahan tumbukan batu bata
dengan persentase yang berbeda terhadap kuat tekan dan kuat aus mortar
pada umur pengujian 28 hari?
Berapa besar persentase ideal penambahan tumbukan batu bata dalam
pembuatan mortar untuk menghasilkan kuat tekan dan kuat aus maksimal
mortar pada umur pengujian 28 hari?
C. IDENTIFIKASI MASALAH
Menurut Tjokrodimuljo (1996) mortar atau disebut juga mortel
(spesi) adalah adukan yang terdiri dari pasir, bahan perekat dan air. Bahan
perekat yang digunakan adalah semen sehingga disebut juga mortar semen.
xvi
CaO
SiO2
H2 O
3CaO.2SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2
C3 S2 H3
air
tobermorite
3Ca (OH)2
kapur bebas
xvii
(zat perekat)
(hasil samping)
Dalam reaksi tersebut akibat bereaksi dengan air, semen akan membebaskan
sebagian kapurnya sehingga apabila dipakai sebagai salah satu bahan susun
beton, kapur akan meninggalkan rongga udara (pori-pori) yang sangat halus.
Untuk mengurangi pembebasan kapur perlu ditambahkan senyawa yang
mengandung silika atau silika dan alumina (pozzolan), sehingga dapat
bereaksi dengan kapur bebas membentuk zat perekat (tobermorite).
Persamaan reaksi pengikatan kapur bebas oleh pozzolan adalah :
Ca(OH)2 + Pozzolan ----------- C3 S2 H3
Kapur bebas SiO2 atau Al2O3
xviii
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
Mengetahui karakteristik pasir yang digunakan dalam pembuatan mortar,
meliputi : berat jenis, berat satuan, kadar air dan gradasi pasir.
Mengetahui karakteristik tumbukan batu bata yang digunakan sebagai bahan
tambah dalam pembuatan mortar, meliputi : berat jenis, berat satuan dan
kadar air.
Mengetahui karakteristik mortar yang dibuat dengan variasi penambahan
tumbukan batu bata, meliputi : kuat tekan, berat jenis, kuat aus dan
serapan air mortar pada umur pengujian 28 hari.
Mengetahui pengaruh penambahan pozzolan tumbukan batu bata yang
diberikan dalam pembuatan mortar terhadap karakteristik mortar pada
umur pengujian 28 hari.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini, adalah :
1.
2.
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan bagi praktisi
dan mahasiswa untuk lebih memanfaatkan pozzolan tumbukan batu bata
sebagai bahan tambah dalam pembuatan mortar atau pekerjaan sipil yang
lain.
xix
F. BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam penelitian ini, adalah :
1.
2.
Semen
yang
4.
Air yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari saluran air
pada Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang (UNNES).
5.
yang
ditambahkan adalah : 0%, 5%, 10% dan 15% dari berat semen.
6.
7.
8.
xx
9.
xxi
BAB II
LANDASAN TEORI
A. MORTAR
Menurut Tjokrodimuljo (1996) mortar sering kali disebut sebagai
mortel atau spesi, yaitu adukan yang terdiri dari pasir, bahan perekat dan air.
Bahan perekat dapat berupa tanah liat, kapur maupun semen portland. Bila
sebagai bahan perekat dipakai tanah liat maka disebut mortar lumpur (mud
mortar), bila dari kapur disebut mortar kapur, begitu juga bila semen
portland yang dipakai maka disebut mortar semen. Bila mortar dibuat dengan
cara menambahkan bahan khusus (seperti : fibers, serbuk atau butir-butir
kayu, dsb) pada mortar kapur atau mortar semen, maka disebut mortar
khusus.
Kuat tekan mortar semen terutama dipengaruhi oleh jumlah semen
dalam campuran, fas, perbandingan volume semen : pasir dan karakteristik
pasir. Menurut Gani (dalam Kusumawardaningsih, 2003) kuat tekan mortar
semen yang tinggi didapat dari fas yang rendah, jumlah semen yang tinggi dan
pasir yang kasar.
Menurut Suzan (1995), mortar semen yang dibuat dari pasir yang
berasal
dari
sungai
Krasak,
Sleman,
xxii
Yogyakarta
dengan
memakai
perbandingan volume semen : pasir = 1:3, fas = 0,8 dan menggunakan jenis
semen portland; menghasilkan kuat tekan dan kuat tarik mortar = 13,6049
MPa dan 1,0592 MPa pada umur 28 hari, berat jenis mortar = 2,0212 serta
serapan air mortar = 8,2677%, dengan kebutuhan bahan untuk semen portland
3
xxiii
xxiv
xxv
4) Membuat mortar lebih kedap air dan lebih tinggi kekuatannya pada
jangka waktu pengerasan yang lebih pendek.
Berdasarkan tujuan pemakaiannya, bahan tambah diklasifikasikan dalam 5
jenis, antara lain :
1) Jenis A
2) Jenis B
3) Jenis C
4) Jenis D
5) Jenis E
sekaligus
mempercepat
proses
pengikatan
dan
pengerasan beton.
Proses pembuatan mortar sama dengan proses pembuatan batu cetak
(Djauharotun, 2002), meliputi :
a) Persiapan dan Penimbangan
Tahap ini meliputi persiapan dan penimbangan bahan susun yang
akan dipakai dalam pembuatan mortar, diantaranya : semen portland,
pasir dan air.
b) Pencampuran
xxvi
adukan
dipadatkan
menggunakan
alat
press
manual,
Pengujian
Untuk mengetahui kuat tekan, kuat aus, serapan air dan berat
jenisnya maka mortar harus diuji. Mortar yang dibuat dalam penelitian
ini direncanakan untuk pembuatan paving block, sehingga bentuk
pengujian yang dilakukan menyesuaikan standar pengujian paving block.
Pengujian dilakukan setelah mortar mencapai umur 28 hari.
xxvii
B. PASIR
Dalam susunan beton, agregat mempunyai volume paling besar yaitu
antara 60-80% dari volume beton, dengan demikian sifat agregat yang dipakai
sangat mempengaruhi kualitas beton. Untuk itu diperlukan data yang jelas
mengenai agregat yang akan digunakan dalam campuran beton, sehingga
xxviii
xxix
xxx
xxxi
masuk salah satu daerah susunan butir menurut daerah I, II, III atau IV
(lihat Tabel 2.2 dan Gambar 2.2) dan memenuhi syarat-syarat :
a)
1. Gradasi pasir
Menurut Tjokrodimuljo (1998) gradasi agregat adalah distribusi
ukuran butir agregat. Bila butir-butir agregat mempunyai ukuran yang
sama (seragam) volume pori akan besar, sebaliknya bila ukuran butirannya
bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil. Hal ini karena butiran yang
kecil mengisi pori diantara butiran yang lebih besar sehingga pori-porinya
menjadi sedikit, dengan kata lain kemampatannya tinggi.
Untuk menyatakan gradasi pasir, dipakai nilai persentase berat
butiran yang tertinggal atau lewat dalam suatu susunan ayakan. Susunan
ayakan pasir yang digunakan adalah : 4,80; 2,40; 1,20; 0,60; 0,30 dan 0,15
mm.
Hasil yang diperoleh dari pengujian gradasi pasir berupa modulus
halus butir (mhb) dan tingkat kekasaran pasir. Mhb menunjukkan
xxxii
xxxiii
kecamatan Pleret,
kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa
xxxiv
Gambar 2.2. Nilai modulus halus butir (mhb) pasir dengan daerah
pengambilan pasir berbeda (Kusumawardaningsih, 2003).
2. Berat jenis pasir
Menurut Tjokrodimuljo (1998) berat jenis pasir adalah rasio
antara massa padat pasir dan massa air dengan volume dan suhu yang
sama. Berat jenis pasir dari agregat normal adalah 2,5-2,7, berat jenis pasir
dari agregat berat adalah lebih dari 2,8 dan berat jenis dari agregat ringan
adalah kurang dari 2,0.
Menurut Erniawati (1998) pasir yang berasal dari Sungai Progo,
Kulon Progo memiliki rata-rata berat jenis 2,548.
Pasir yang berasal dari Sungai Krasak, Sleman, Yogyakarta,
menurut Gonita (1999) memiliki rata-rata berat jenis 2,465, menurut
xxxv
xxxvi
Gambar 2.3. Berat jenis pasir dengan daerah pengambilan pasir yang
berbeda (Kusumawardaningsih, 2003).
3. Berat satuan pasir
Menurut Tjokrodimuljo (1998) berat satuan pasir adalah berat
pasir dalam satu satuan volume. Berat satuan dihitung berdasarkan berat
agregat dalam suatu bejana dibagi volume bejana tersebut, sehingga yang
dihitung adalah volume padat pasir (meliputi volume tertutup dan volume
pori terbukanya). Berat satuan pasir dari agregat normal adalah 1,20-1,60
3
sehingga dapat
xxxvii
Pada Gambar 2.4. dapat diketahui berat satuan pasir dengan daerah
pengambilan pasir yang berasal dari Sungai Progo (Kulon Progo), Sungai
Krasak (Sleman, Yogyakarta), Sungai Bebeng (Muntilan, Jawa Tengah)
dan dari desa Bawuran (kecamatan Pleret, kabupaten Bantul, Yogyakarta).
Gambar 2.4. Berat satuan pasir dengan daerah pengambilan pasir berbeda
(Kusumawardaningsih, 2003).
4. Kadar air pasir
Kadar air pasir dihitung berdasarkan perbandingan berat pasir
dalam kondisi jenuh kering muka atau SSD (Saturated Surface Dry)
dikurangi berat pasir kondisi kering tungku (Kusumawardaningsih, 2003).
Pasir dalam kondisi jenuh kering muka (SSD) adalah pasir yang
permukaannya kering, tetapi butir-butirnya berisi air sejumlah yang dapat
diserap. Dengan demikian butiran-butiran agregat pada tahap ini tidak
menyerap dan juga tidak menambah jumlah air bila dipakai dalam
campuran adukan beton (Tjokrodimuljo, 2002). Tingkat kebasahan pasir
menurut Soetjipto (dalam Komarudin, 2004) meliputi :
xxxviii
(a) Pasir basah, yaitu pasir yang baru saja diambil dari sumbernya (misal
: pasir yang langsung diambil dari sungai, laut, gunung, dll).
(b) Pasir kering udara, yaitu pasir yang kandungan airnya sudah tetap
sesuai dengan udara sekitarnya.
(c) Pasir kering mutlak atau kering tungku (oven), yaitu pasir yang
0
a b
100%
xxxix
campuran beton (tetapi tidak berarti air pencampur beton harus memenuhi
standar persyaratan air minum).
Beberapa spesifikasi menentukan bahwa jika air tidak diperoleh dari
sumber yang telah terbukti hasilnya, maka kekuatan beton yang dibuat dengan
air yang diragukan hendaknya dibandingkan dengan beton yang sama yang
dibuat dengan air murni (Mastari, 2003).
Spesifikasi lain penggunaan air untuk campuran beton adalah jika
nilai pH air antara 6-8, dimana air sudah bebas dari zat organik (Djauharotun,
2002). Selain itu perlu dilakukan pengujian beton yang menggunakan air
tersebut dengan membandingkan kekuatannya pada umur beton 7 dan 28 hari
dengan beton yang terbuat dari air suling, bila kekuatannya melampaui 90%
maka penggunaan air tersebut bisa diterima. Kriteria ini aman diterapkan
pada daerah-daerah pantai atau rawa-rawa dan daerah lain dimana banyak
tersedia air payau yang kualitasnya diragukan. Konsentrasi yang diijinkan
akibat ketidakmurnian air untuk campuran dan perawatan beton dapat dilihat
pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Konsentrasi yang diijinkan akibat ketidakmurnian air untuk
campuran dan perawatan beton (Mastari, 2003).
xl
fC =
1,5.X
dengan :
fc
A, B
= konstanta
xli
Persyaratan faktor air semen (fas) terhadap jenis beton dan lingkungan dapat
dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Persyaratan faktor air semen (fas) terhadap jenis beton
dan lingkungan (Tjokrodimuljo, 1996).
Jenis Beton
Kondisi Lingkungan
Pra tegang
Fas Maks.
Ringan
0,65
Sedang
Berat
0,55
0,45
Ringan
Sedang
0,65
0,55
Berat
0,45
Ringan
0,70
Sedang
Berat
0,60
0,50
Keterangan
Ringan
Sedang
:
:
: Terlindung dari cuaca
Berat
Sedangkan hubungan antara faktor air semen (fas) terhadap kuat tekan
beton dapat dilihat pada Gambar 2.5.
xlii
Gambar 2.5.
xliii
Persentase (%)
58-65
20-25
3-9
1-6
1-4
S P 2 O5
Bagian yang tak larut Hilang pijar
0,4-0,8
0,2-0,6
0-3
0,1-3
0,5-3
0-2
0-1
0,2-3
0,5-4
xliv
dalam semen tinggi maka prosentase alumina akan rendah dan sebaliknya.
Besi oksida (Fe2O3) memberi warna abu-abu pada semen, serta berperan pada
proses pengikatan semen.
Sesuai dengan tujuan pemakaiannya semen portland dibagi 5 jenis
(Supriyanti, 2004), yaitu :
1). Jenis I (Ordinat Portland Cement)
Semen portland untuk penggunaan umum, yang tidak memerlukan
persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain.
2). Jenis II (Moderate Heat Hardening Portland Cement)
Semen
portland
yang
dalam
penggunaannya
memerlukan
xlv
Gambar 2.6. Laju kenaikan kekuatan beton dari berbagai jenis semen yang
berbeda (Tjokrodimuljo, 1996)
xlvi
Tras
Fly ash
45-72
40-60
10-18
20-26
1-6
4-7
0,5-3,0
1-2
0,3-1,6
0,3-1,6
2,5-5
xlvii
LOI
3-14
1-10
Tabel 2.6. Syarat mutu pozzolan menurut ASTM C 618-96 (Tjokrodimuljo, 1996)
Kelas
Reaksi pada pozzolan
N
70,0
70,0
70,0
4,0
5,0
5,0
3,0
3,0
3,0
10,0
10,0
10,0
1,5
1,5
1,5
(%)
75,0
75,0
75,0
75,0
75,0
75,0
Keterangan : - Kelas N : pozzolan alam, seperti tanah diatomae, shale, tufa dan abu
gunung berapi atau pumice.
- Kelas F : abu pembakaran batu bara dari jenis anthracite dan bituminous.
- Kelas C : abu pembakaran batu bara dari subbituminous dan lignite.
xlviii
xlix
Gambar 2.7. Hubungan umur dan kuat tekan beton dengan menggunakan
semen biasa dan semen abu terbang (ISG Resources, 2005).
F. KERANGKA BERFIKIR
Tumbukan batu bata adalah bubuk batu bata yang diperoleh dengan
cara menumbuk batu bata sampai tingkat kehalusan tertentu. Dalam
penelitian ini digunakan tumbukan batu bata sebagai bahan tambah dalam
pembuatan mortar. Mortar adalah adukan yang terdiri dari pasir, bahan
perekat dan air. Tumbukan batu bata merupakan salah satu bentuk pozzolan,
yaitu bahan alam atau buatan yang sebagian besar terdiri dari unsur-unsur
silikat dan atau aluminat yang reaktif.
Menurut Tjokrodimuljo (1996) untuk mengurangi pembebasan kapur
akibat reaksi antara semen dan air perlu ditambahkan senyawa yang
mengandung silika atau silika dan alumina (pozzolan), sehingga dapat
bereaksi dengan kapur bebas membentuk zat perekat (tobermorite).
Persamaan reaksi pengikatan kapur bebas oleh pozzolan adalah :
Ca(OH)2 + Pozzolan ----------- C3 S2 H3
Kapur bebas SiO2 atau Al2O3
Reaksi antara silika (yang berasal dari tumbukan batu bata) dengan
kalsium hidroksida (kandungan kapur bebas dalam semen portland)
berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Kuat tekan dan kuat aus optimal
mortar dengan penambahan tumbukan batu bata sebagai pozzolan akan
dicapai setelah mortar berumur minimal 90 hari (Tjokrodimuljo, 1996).
Menurut hasil penelitian ISG Resources di Amerika (2005), pada
umur pengujian 28 hari, kekuatan beton struktur dengan penambahan
pozzolan abu terbang sama dengan kekuatan beton struktur dengan
menggunakan semen biasa tanpa penambahan pozzolan. Kekuatan beton
dengan bahan tambah pozzolan abu terbang akan bertambah sejalan dengan
meningkatnya umur beton. Penambahan pozzolan abu terbang pada adukan
beton memberikan kemudahan pengerjaan pada adukan beton, pemompaan
adukan beton menjadi lebih mudah sehingga teknik penyuntikan adukan
beton dan penggetaran menjadi lebih padat. Penemuan ISG Resources
tersebut adalah yang pertama dalam membuktikan kekuatan beton dengan
penambahan pozzolan abu terbang sama dengan kekuatan beton dengan
semen biasa tanpa penambahan pozzolan pada umur pengujian 28 hari.
li
BAB III
METODE PENELITIAN
lii
2. Benda Uji
Pada penelitian ini dibuat satu macam bentuk benda uji mortar,
yaitu berbentuk kubus dengan 2 macam ukuran : 50 x 50 x 50 mm dan 50
x 50 x 20 mm seperti dapat dilihat pada Gambar 3.1. Sedangkan persentase
penambahan tumbukan batu bata, jumlah benda uji dan macam pengujian
dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Mortar dengan ukuran 50 x 50 x 50 mm digunakan untuk
pengujian kuat tekan dan serapan air, sedangkan mortar dengan ukuran 50
x 50 x 20 mm digunakan untuk pengujian berat jenis dan kuat aus. Mortar
untuk pengujian berat jenis selanjutnya digunakan untuk pengujian kuat
aus.
50 mm
50 mm
50 mm
50 mm
50 mm
20 mm
liii
Tabel 3.1. Persentase penambahan tumbukan batu bata, jumlah benda uji dan
macam pengujian mortar (kuat tekan, kuat aus, serapan air dan berat
jenis)
Penambahan
tumbukan batu
Komposisi pemakaian semen :
pasir
Fas
semen
1:6
Kuat
tekan
Serapan
air
Berat
jenis dan
kuat aus
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
12
12
12
(%)
0
5
10
15
0,4
Jumlah
PERALATAN
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi :
liv
lv
lvi
PELAKSANAAN PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian dilakukan di 2 lokasi, yaitu :
Proses pengujian bahan dan pembuatan benda uji mortar sampai tahap
perawatan dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (UNNES). Demikian
pula untuk pengujian kuat tekan, serapan air dan berat jenis mortar.
Untuk pengujian kuat aus mortar dilakukan di Laboratorium Pengujian Bahan
Bangunan, Balai Riset, Standarisasi Industri dan Perdagangan dengan
alamat di Jalan Ki Mangunsarkoro no.6 Semarang.
Langkah-langkah pelaksanaan penelitian adalah :
1. Tahap persiapan bahan
2. Pengujian karakteristik pasir
3. Pengujian karakteristik tumbukan batu bata
4. Proses pembuatan mortar
5. Pengujian mortar
1. Tahap persiapan bahan
Tahap persiapan bahan yang dilakukan, meliputi :
(a). Persiapan pasir yang digunakan, yaitu mengayak pasir sampai pasir
lolos lubang ayakan 5 mm, kemudian pasir dikondisikan dalam keadaan
lvii
jenuh kering muka atau SSD (Saturated Surface Dry). Pasir tersebut
selanjutnya disimpan untuk digunakan pada pengujian selanjutnya.
(b). Persiapan semen portland yang digunakan, yaitu dengan
memeriksa apakah semen yang digunakan dalam kondisi halus dan tidak
menggumpal.
(c). Persiapan tumbukan batu bata yang digunakan, yaitu dengan
mengayak tumbukan batu bata dengan saringan no. 40.
2. Pengujian karakteristik pasir
Pengujian karakteristik pasir bertujuan untuk mengetahui keadaan
fisik pasir sebenarnya. Pengujian karakteristik pasir yang digunakan
adalah sesuai dengan pengujian standar (Anonim, 1999), meliputi :
pengujian gradasi, berat jenis, kadar air dan berat satuan.
(a).
lviii
saringan
tersebut,
lalu
hidupkan
motor
mesin
lix
ditambahkan
sampai
piknometer
penuh,
kemudian
ditimbang (W1).
6. Pasir dikeluarkan dari piknometer kemudian dimasukkan
0
lx
lxi
lxii
lxiii
lxiv
lxv
suhu + 105 C.
6. Setelah dikeringkan dalam oven, masukkan cawan tersebut dalam
desikator.
7. Setelah dingin, timbang kembali cawan yang telah berisi pasir
tersebut (W6).
8. Kadar air tumbukan batu bata adalah perbandingan antara berat air
yang terkandung dalam tumbukan batu bata dengan berat kering
tumbukan batu bata yang dinyatakan dalam persen.
4. Proses pembuatan mortar
Proses pembuatan mortar dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara
manual,
artinya
pencetakan
menggunakan
cetakan
tangan
pengepresan.
dan
saja,
pemadatan
tanpa
mortar
hanya
menggunakan
mesin
lxvi
lxvii
lxviii
kg/cm .
lxix
lxx
105 C, sampai beratnya pada dua kali penimbangan berselisih tidak lebih
dari 0,2% penimbangan sebelumnya. Serapan air mortar adalah
perbandingan berat mortar dalam keadaan basah dengan kering mutlak
yang dinyatakan dalam persen.
d). Pengujian berat jenis mortar
Pengujian berat jenis mortar adalah hasil bagi antara berat mortar kering
mutlak dengan volumenya (sebelum dikering-mutlakkan).
lxxi
DESAIN PENELITIAN
Pasir
Di ayak 5 mm
Dilakukan pengujian
berat jenis, berat
satuan, kadar air dan
gradasi pasir
f.a.s
(0,4)
Semen
Dilakukan
pengujian berat
jenis, berat satuan
dan kadar air
tumbukan batu bata
Pencetakan
Pemeliharaan awal
Pemeliharaan
lanjutan
Pengontrolan benda
Siap digunakan/diuji
ANALISA DATA
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan
pengujian langsung dilaboratorium. Adapun pengujian yang dilakukan adalah
pengujian bahan penyusun mortar (karakteristik pasir dan tumbukan batu
bata) dan pengujian benda uji mortar (kuat tekan, berat jenis, kuat aus dan
serapan air mortar).
Pengujian bahan penyusun pembuatan mortar
1.1. Pengujian karakteristik pasir
a). Pengujian berat jenis pasir
Analisis yang didapat dari pengujian berat jenis pasir berupa hasil
hitungan berat jenis, yang dirumuskan :
psr
W3 W0 W
dengan :
lxxiii
dari pengujian berat satuan pasir berupa hasil hitungan berat satuan,
yang dirumuskan :
C A
satuan pasir
dengan :
satuan pasir
A
V
C
modulus
halus
butir
(mhb
pasir)
dihitung
dengan
lxxiv
lxxv
Pmax
paving block
V
3
bj x L x t
lxxvi
dengan : f aus
S
a b
100%
abc
semen
a bc
pasir
x berat jenis mortar.........(kg)
abc
lxxvii
= 50 gr
lxxviii
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pemadatan (dalam kondisi padat) sebesar 1,637 gr/cm dan berat satuan
pasir Muntilan tanpa pemadatan (dalam kondisi lepas/gembur) sebesar
3
1,477 gr/cm (lihat Lampiran 3). Berat satuan agregat normal adalah
3
antara 1,2-1,6 gr/cm , sehingga pasir yang digunakan dalam penelitian ini
termasuk jenis agregat normal.
c. Pengujian kadar air pasir
lxxix
Dari hasil pengujian kadar air pasir didapatkan kadar air pasir
Muntilan sebesar 8,16% (lihat Lampiran 4).
0.3
0.6
1.2
2.4
4.8
9.6
lxxx
dengan pemadatan (dalam kondisi padat) sebesar 1,199 gr/cm dan berat
satuan tumbukan batu bata tanpa pemadatan (dalam kondisi lepas/gembur)
3
sebesar 1,045 gr/cm (lihat Lampiran 6). Berat satuan agregat ringan
3
adalah kurang dari 1,2 gr/cm , sehingga tumbukan batu bata yang
digunakan dalam penelitian ini termasuk jenis agregat ringan.
c.
lxxxi
pengujian kuat tekan dapat dilihat pada Tabel 4.1, Gambar 4.2 dan
Lampiran 8.
Hasil pengujian kuat tekan mortar memperlihatkan bahwa semakin
tinggi persentase penambahan tumbukan batu bata, semakin rendah kuat
tekan mortar yang dihasilkan. Mortar tanpa penambahan tumbukan batu
2
Penambahan tumbukan
batu bata (%)
1.
2.
3.
10
4.
15
Kuat tekan
2
(kg/cm )
232,06
221,75
220,83
210,08
204,17
200,84
156,12
151,89
148,31
121,84
118,64
106,38
205,03
152,08
115,62
lxxxii
250
200
150
100
50
kuat tekan
mortar (kg/cm2)
Linear (kuat
tekan mortar
(kg/cm2))
y = -7.6141x + 231.51
R 0.9619
=
10
15
batu bata memiliki berat jenis rata-rata sebesar 2,13 gr/cm , lebih tinggi
dari berat jenis mortar dengan penambahan 5% tumbukan batu bata yang
3
diperoleh berat jenis rata-rata mortar yang sama sebesar 1,98 gr/cm .
lxxxiii
Penambahan tumbukan
batu bata (%)
1.
2.
3.
10
4.
15
2.2
2.15
2.1
2.05
2
1.95
y = -0.0107x +
2
R = 0.2.126
7987
Berat jenis
3
(gr/cm )
2,16
2,13
2,09
2,11
2,11
2,05
1,99
1,99
1,97
1,99
1,98
1,98
Berat jenis
rata-rata
3
(gr/cm )
2,13
2,09
1,98
1,98
10
15
lxxxiv
0%, 5%, 10% dan 15% dari berat semen. Data hasil pengujian kuat aus
mortar dapat dilihat pada Tabel 4.3, Gambar 4.4 dan Lampiran10.
Hasil pengujian kuat aus mortar memperlihatkan bahwa semakin tinggi
persentase penambahan tumbukan batu bata, semakin rendah kuat aus
mortar. Untuk mortar tanpa penambahan tumbukan batu bata memiliki
kuat aus rata-rata sebesar 0,1461 mm/menit, sedangkan pada penambahan
5% tumbukan batu bata diperoleh kuat aus rata-rata mortar sebesar 0,1816
mm/menit. Untuk mortar dengan penambahan 10-15% tumbukan batu bata
diperoleh kuat aus rata-rata mortar masing-masing sebesar 0,2188
mm/menit dan 0,2843 mm/menit.
Tabel 4.3. Hasil pengujian kuat aus mortar
No
Penambahan tumbukan
batu bata (%)
1.
2.
3.
10
4.
15
lxxxv
Kuat aus
(mm/menit)
0,1662
0,1388
0,1334
0,2018
0,1780
0,1649
0,2392
0,2265
0,1906
0,3129
0,3069
0,2331
0,1816
0,2188
0,2843
0.3300
0.3000
0.2700
0.2400
0.2100
0.1800
0.1500
y = 0.009 + 0.1399
xR 2 = 0.8069
0.1200
0.0900
0.0600
0.0300
0.0000
0
10
15
lxxxvi
Penambahan tumbukan
batu bata (%)
1.
2.
3.
10
4.
15
9
7.5
6
4.5
3
1.5
0
y = 0.0414x + 6.722
R = 0.2 083
Serapan air
rata-rata (%)
6,20
6,71
7,13
7,42
Serapan air
mortar (%)
Linear (Serapan
air mortar (%))
0
10
15
lxxxvii
5. Hubungan antara kuat tekan dengan berat jenis, kuat aus dan
serapan air mortar.
Hasil yang diperoleh dari pengujian kuat tekan, berat jenis, kuat aus
dan serapan air mortar secara terpisah masing-masing telah diuraikan pada
sub bab yang lain. Hubungan antara kuat tekan dan berat jenis mortar,
antara kuat tekan dan kuat aus mortar, serta antara kuat tekan dan serapan
air mortar dalam penelitian ini adalah seperti yang ditunjukkan pada Tabel
4.5 dan Gambar 4.6, Tabel 4.6 dan Gambar 4.7, serta Tabel 4.7 dan
Gambar 4.8 dibawah ini.
Dari hubungan antara kuat tekan dan berat jenis mortar (lihat Tabel 4.5
dan Gambar 4.6) dapat disimpulkan bahwa pada mortar tanpa dan dengan
penambahan 5-15% tumbukan batu bata, semakin tinggi kuat tekan mortar
maka semakin tinggi berat jenis mortar. Secara logis kesimpulan ini tepat
dan benar, karena peningkatan kuat tekan selalu diikuti dengan
peningkatan berat jenis, sebab semakin tinggi kuat tekan mortar berarti
semakin tinggi berat jenis mortar (tingkat kepadatan mortar tinggi).
Tabel 4.5. Hubungan antara kuat tekan dan berat jenis mortar
No
Penambahan
Kuat tekan
mortar2
tumbukan batu bata
(kg/cm )
(%)
1234
0
5
10
15
lxxxviii
224,88
205,03
152,08
115,62
Berat jenis
mortar
3
(gr/cm )
2,13
2,09
1,98
1,98
250
200
150
100
50
2.13,
224.88
2.09, 205.03
1.98, 152.08
1.98, 115.62
1.95
2.05
2.1
2.15
Gambar 4.6. Hubungan antara kuat tekan dan berat jenis mortar
Dari Tabel 4.6 dan Gambar 4.7 dapat disimpulkan bahwa untuk mortar
tanpa dan dengan penambahan 5-15% tumbukan batu bata, semakin tinggi
kuat tekan mortar maka semakin tinggi pula kuat ausnya. Secara logis
kesimpulan ini juga tepat dan sesuai, karena semakin tinggi kuat tekan
mortar berarti kuat aus (ketahanan mortar terhadap goresan/gesekan)
semakin tinggi.
Tabel 4.6. Hubungan antara kuat tekan dan kuat aus mortar
No
Penambahan
Kuat tekan
mortar2
tumbukan batu bata
(kg/cm
)
(%)
1234
0
224,88
5
205,03
10
152,08
15
115,62
lxxxix
Kuat aus
mortar
(mm/menit)
0,1461
0,1816
0,2188
0,2843
250
200
150
100
50
0.1461, 224.88
0.1816, 205.03
0.2188, 152.08
0.28 3, 115.62
4
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
Gambar 4.7. Hubungan antara kuat tekan dan kuat aus mortar
Demikian juga kesimpulan yang dapat diambil melalui hubungan
antara kuat tekan dan serapan air mortar (lihat Tabel 4.7 dan Gambar 4.8).
Untuk mortar tanpa dan dengan penambahan 5-15% tumbukan batu bata,
semakin tinggi kuat tekan mortar maka semakin kecil serapan airnya,
sebab volume pori mortar semakin kecil.
Tabel 4.7. Hubungan antara kuat tekan dan serapan air mortar
No
Penambahan
Kuat tekan
mortar2
tumbukan batu bata
(kg/cm
)
(%)
1234
0
224,88
5
205,03
10
152,08
15
115,62
xc
Serapan air
mortar
(%)
6,20
6,71
7,13
7,42
250
200
150
100
50
6.2, 224.88
6.71,
205.0
7.13, 152.08
7.42, 115.62
6.2
6.4
6.6
6.8
7.2
7.4
7.6
Gambar 4.8. Hubungan antara kuat tekan dan serapan air mortar
6. Hubungan antara kuat aus dengan berat jenis dan serapan air mortar
Hubungan antara kuat aus dan berat jenis mortar, serta antara kuat aus
dan serapan air mortar dalam penelitian ini adalah seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.9, serta Tabel 4.9 dan Gambar
4.10 dibawah ini.
Dari hubungan antara kuat aus dan berat jenis mortar (lihat Tabel 4.8
dan Gambar 4.9) dapat disimpulkan bahwa pada mortar tanpa dan dengan
penambahan 5-15% tumbukan batu bata, semakin tinggi kuat aus mortar
maka semakin tinggi berat jenis mortar. Secara logis kesimpulan ini tepat
dan benar, karena kuat aus mortar yang tinggi diperoleh jika kepadatan
mortar juga tinggi.
xci
Tabel 4.8. Hubungan antara kuat aus dan berat jenis mortar
No
Penambahan
Kuat aus
tumbukan batu bata
mortar
(%)
(mm/menit)
1234
0
0,1461
5
0,1816
10
0,2188
15
0,2843
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
Berat jenis
mortar
3
(gr/cm )
2,13
2,09
1,98
1,98
1.98, 0.2843
1.98, 0.2188
2.09, 0.1816
2.13, 0.1461
1.95
2.05
2.1
2.15
Gambar 4.9. Hubungan antara kuat aus dan berat jenis mortar
Demikian juga kesimpulan yang dapat diambil melalui hubungan
antara kuat aus dan serapan air mortar (lihat Tabel 4.9 dan Gambar 4.10),
pada mortar tanpa dan dengan penambahan 5-15% tumbukan batu bata
semakin tinggi kuat aus mortar semakin kecil serapan air mortar. Secara
logis kesimpulan ini tepat dan benar, karena kuat aus (ketahanan mortar
terhadap goresan/gesekan) tinggi jika serapan air mortar kecil. Dalam hal
ini ada keterkaitan antara kuat aus, kepadatan dan serapan air mortar.
xcii
Tabel 4.9. Hubungan antara kuat aus dan serapan air mortar
No
Penambahan
Kuat aus
tumbukan batu bata
mortar
(%)
(mm/menit)
1234
0
0,1461
5
0,1816
10
0,2188
15
0,2843
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
Serapan air
mortar
(%)
6,20
6,71
7,13
7,42
7.42, 0.2843
7.13, 0.2188
6.71, 0.1816
6.2, 0.1461
6.2
6.4
6.6
6.8
7.2
7.4
7.6
Gambar 4.10. Hubungan antara kuat aus dan serapan air mortar
7. Hubungan antara berat jenis dan serapan air mortar
Dari hubungan antara berat jenis dan serapan air mortar (lihat Tabel
4.10 dan Gambar 4.11) dapat disimpulkan bahwa mortar tanpa dan dengan
penambahan 5-15% tumbukan batu bata, semakin kecil berat jenis mortar
maka semakin besar serapan air mortar. Secara logis kesimpulan ini tepat
dan benar, karena berat jenis mortar tinggi jika serapan air mortar juga
kecil (volume pori dalam mortar kecil).
xciii
Tabel 4.10. Hubungan antara berat jenis dan serapan air mortar
No
Penambahan
Berat jenis
mortar
tumbukan batu bata
3
(gr/cm
)
(%)
1234
0
2,13
5
2,09
10
1,98
15
1,98
2.14
2.12
2.1
2.08
2.06
2.04
2.02
2
1.98
1.96
Serapan air
mortar
(%)
6,20
6,71
7,13
7,42
6.2, 2.13
6.71, 2.09
7.13, 1.98
, 1.98
7.42
6
6.2
6.4
6.6
6.8
7.2
7.4
xciv
7.6
Berat
jenis
mortar
3
(kg/m )
Perbandingan berat
Air
a
Semen
b
Pasir
c
2130
2090
1980
1980
0,4
0,4
0,4
0,4
1
1
1
1
7,858
7,858
7,858
7,858
230
226
214
214
1808
1774
1681
1681
Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa pada perbandingan berat yang sama,
3
kebutuhan bahan untuk setiap 1 m adukan mortar adalah berbeda. Hal ini
disebabkan karena berat jenis mortar yang dihasilkan berbeda akibat
penambahan tumbukan batu bata yang bervariasi. Dimana untuk penambahan
5-15% tumbukan batu bata, berat jenis mortar cenderung mengalami
penurunan seiring dengan kenaikan persentase penambahan tumbukan batu
bata.
2130
2090
1980
1980
xcv
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan hal-hal sebagai berikut :
1. Pasir Muntilan yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai berat
3
jenis = 2,486, berat satuan = 1,637 gr/cm , kadar air = 8,16%, termasuk
agregat normal dengan gradasi pasir yang termasuk dalam daerah II yaitu
pasir agak kasar yang memiliki modulus halus butir (mhb) = 2,61.
2. Tumbukan batu bata yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai
3
berat jenis = 1,674, berat satuan = 1,199 gr/cm , kadar air = 5,26% dan
termasuk jenis agregat ringan.
3. Mortar tanpa penambahan tumbukan batu bata memiliki karakteristik :
2
kuat tekan rata-rata = 224,88 kg/cm , berat jenis rata-rata = 2,13 gr/cm ,
kuat aus rata-rata = 0,1461 mm/menit, dan serapan air rata-rata = 6,20%.
4. Mortar dengan penambahan 5% tumbukan batu bata memiliki karakteristik
2
: kuat tekan rata-rata = 205,03 kg/cm , berat jenis rata-rata = 2,09 gr/cm ,
kuat aus rata-rata = 0,1816 mm/menit, dan serapan air rata-rata = 6,71%.
5. Mortar dengan penambahan 10% tumbukan batu bata memiliki
2
1,98 gr/cm , kuat aus rata-rata = 0,2188 mm/menit, dan serapan air ratarata = 7,13%.
xcvi
1,98 gr/cm , kuat aus rata-rata = 0,2843 mm/menit dan serapan air ratarata = 7,42%.
7. Pada umur pengujian 28 hari, kekuatan mortar dengan penambahan 5-15%
pozzolan tumbukan batu bata tidak dapat melampui kekuatan mortar
kontrol (tanpa penambahan pozzolan tumbukan batu bata).
B. SARAN
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan pozzolan
tumbukan batu bata sebagai bahan tambah dalam pembuatan mortar.
Penelitian lanjutan yang dapat dilakukan adalah : penambahan persentase
tumbukan batu bata sampai 30% (untuk menutup pori-pori kapur akibat
reaksi antara semen + air yang mencapai 30% dari berat semen) pada
pembuatan mortar, umur pengujian mortar diatas 90 hari (karena proses
pengerasan mortar dan beton dengan penambahan pozzolan berjalan
lambat) dan penggunaan variasi faktor air semen (fas).
2. Melihat hasil penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut pemakaian batu
bata sisa, tidak hanya sebatas sebagai bahan urugan yang memiliki nilai
ekonomis rendah.
3. Praktisi, mahasiswa atau warga desa BulakPelem, kecamatan Sragi,
kabupaten Pekalongan yang tertarik dalam usaha pembuatan bahan
bangunan dapat menggunakan pozzolan tumbukan batu bata sebagai bahan
xcvii
xcviii
DAFTAR PUSTAKA
xcix
Komarudin, A.R., 2004, Analisis Kualitas Pasir Muntilan Pasca Letusan Merapi
Tahun 2001 Ditinjau Dari Tempat Pengambilan dan Musim
Pengambilan, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang (UNNES), Semarang.
Kusmara, D., 1991, Pengaruh Gradasi Pasir Pada Pembuatan Batu Cetak
Halaman, Jurnal Penelitian Pemukiman, Departemen Pekerjaan Umum,
Bandung.
Kusumawardaningsih, Y., 2003, Pengaruh Tekanan Saat Proses Pencetakan
Terhadap Karakteristik Mortar Dari Agregat Ringan, Tesis, Jurusan
Ilmu-Ilmu Teknik Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada
(UGM), Yogyakarta.
Mastari, L., 2003, Karakteristik Beton Dengan Agregat Halus Formulasi Pasir
Pantai Mangkang-Pasir Muntilan Dengan Variasi Jumlah Semen,
Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang (UNNES), Semarang.
Murdock, L.J., dan Brook, K.M., (diterjemahkan oleh Ir. Stephanus Hendarko),
1991, Bahan dan Praktek Beton, Erlangga, Jakarta.
Setiaji, 2002, Pemanfaatan Bahan Batu Breksi Dari Desa Bawuran Kecamatan
Pleret Kabupaten Bantul Untuk Pembuatan Mortar Semen, Tugas Akhir,
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM),
Yogyakarta.
Sulastari, 1996, Kuat Tekan dan Kuat Tarik Mortar Semen Dengan Semen
Portland Biasa dan Semen Portland Pozzolan, Tugas Akhir, Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM),
Yogyakarta.
Supriyanti, 2004, Analisa Waktu Penerapan Beban Pemadat Terhadap Kuat
Tekan Paving Block, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang (UNNES), Semarang.
Sutaji, T., 1994, Penelitian Penggunaan Limbah Abu Terbang Pabrik Gula Untuk
Bahan Tambah Dalam Pembuatan Batu Cetak, Jurnal Penelitian dan
Pemukiman, Departemen Pekerjaan umum, Bandung.
Suzan, E., 1995, Pengaruh Penggunaan Sludge Dari Limbah Cair Pengolahan
Tekstil Sebagai Bahan Pengganti Pasir Pada Mortar Semen, Tugas
Akhir, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
(UGM), Yogyakarta.
Timuranto, D., 2001, Hubungan Antara Kuat Tekan dan Serapan Air Pada
Mortar Semen, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
ci
HASIL PENELITIAN
Proyek
Tanggal
Nama
Nim
: Penelitian Skripsi
: 4 Februari 2005
: Taufik
: 5114981170
Jurusan
Fakultas
: Teknik Sipil
: Teknik
psr
6.
Contoh 2
500
Rata-rata
500
1035
1035
1035
476
474
475
726
726
726
2,492
2,481
2,486
2,617
2,617
2,617
(W W W )
Berat jenis kering
permukaan (Bulk Specific
Gravity) (SSD)
psr
Contoh 1
500
(W W W )
cii
: Penelitian Skripsi
: 4 Februari 2005
: Taufik
: 5114981170
Jurusan
Fakultas
: Teknik Sipil
: Teknik
1000
Persentase
kumulatif
berat tertinggal
(%)
2,77
10,30
24,33
58,57
71,78
92,85
-
100
260,6
Gradasi pasir
120
100
80
60
40
20
0
0.15
0.3
0.6
1.2
2.4
4.8
ciii
9.6
Persentase
kumulatif
lewat
(%)
97,23
89,70
75,67
41,43
28,22
7,15
-
: Penelitian Skripsi
: 4 Februari 2005
: Taufik
: 5114981170
Jurusan
Fakultas
: Teknik Sipil
: Teknik
civ
Satuan
gr
gr
Contoh 1
269
2716
Contoh 2
269
2698
gr
3
cm
3
gr/cm
2447
1649,48
1,483
2429
1649,48
1,472
gr/cm
1,477
Satuan
gr
gr
Contoh 1
269
2968
Contoh 2
269
2974
gr
3
cm
3
gr/cm
2699
1649,48
1,636
2705
1649,48
1,639
gr/cm
1,637
: Penelitian Skripsi
: 4 Februari 2005
: Taufik
: 5114981170
Jurusan
Fakultas
: Teknik Sipil
: Teknik
Cawan 1
9,12
109,12
Cawan 2
9,22
109,22
Cawan 3
9,26
109,26
102,82
100,98
101,16
6,3
8,24
8,1
gr
93,70
91,76
91,9
6,72
8,97
8,81
(W6-W4)
6.
7.
W6 W4
x100%
%
cv
8,16
: Penelitian Skripsi
: 5 Februari 2005
: Taufik
: 5114981170
Jurusan
Fakultas
: Teknik Sipil
: Teknik
tbks
6.
Rata-rata
500
992,5
992,5
390
391,5
726
726
1,670
1,674
2,141
2,141
(W W W )
Berat jenis kering
permukaan (Bulk Specific
Gravity) (SSD)
tbks
Contoh 2
500
(W W W )
cvi
2,141
: Penelitian Skripsi
: 5 Februari 2005
: Taufik
: 5114981170
Jurusan
Fakultas
: Teknik Sipil
: Teknik
cvii
gr/cm
Contoh 1
269
1987
Contoh 2
269
1998
1718
1729
1649,48
1,042
1649,48
1,048
1,045
Satuan
gr
gr
Contoh 1
269
2247
Contoh 2
269
2250
gr
1978
1981
1649,48
1,199
1649,48
1,20
cm
3
gr/cm
6.
gr/cm
1,199
: Penelitian Skripsi
: 5 Februari 2005
: Taufik
: 5114981170
Jurusan
Fakultas
: Teknik Sipil
: Teknik
Cawan 2
9,12
109,12
Cawan 3
9,23
109,23
103,28
104,73
5,84
4,50
gr
95,35
94,16
95,5
4,87
6,20
4,71
7.
W6 W4
x100%
cviii
5,26
: Penelitian Skripsi
: 3 Maret 2005
: Taufik
: 5114981170
Jurusan
: Teknik Sipil
Fakultas
: Teknik
Dimensi
l
(cm)
4,88
4,89
4,85
4,88
4,83
4,92
4,92
4,89
4,86
4,88
4,83
4,81
(cm)
4,92
4,84
4,92
4,89
4,92
4,87
4,79
4,84
4,88
4,89
4,89
4,89
(cm )
24,0
23,7
23,9
23,9
23,8
24,0
23,6
23,7
23,7
23,8
23,6
23,5
Keterangan :
p = panjang mortar (cm)
l = lebar mortar (cm)
2
A = luas bidang tekan = p x l (cm )
cix
Beban
tekan
Pmax
(kg)
5300
5500
5300
4800
5000
4900
3500
3700
3600
2900
2800
2500
Kuat
tekan
1
fc
2
Kuat
tekan
rata-rata
1
f c rata-rata
2
(kg/cm ) (kg/cm )
220,83
232,06
224,88
221,75
200,84
210,08
205,03
204,17
148,31
156,12
152,08
151,89
121,84
118,64
115,62
106,38
max
: Penelitian Skripsi
: 4 Maret 2005
: Taufik
: 5114981170
Jurusan
: Teknik Sipil
Fakultas
: Teknik
Dimensi
(cm)
(cm)
(cm)
4,98
4,97
4,96
M3
N1
(%)
Berat
W
48,02
103,86
2,16
2,13
1,96
48,51
101,21
2,09
4,96
1,96
48,32
101,96
2,11
4,94
4,97
1,95
47,88
98,25
2,05
N3
4,96
4,97
1,97
48,56
102,56
2,11
O1
4,94
4,95
1,95
47,68
95,12
1,99
4,97
4,93
1,95
47,78
94,29
1,97
4,92
4,96
1,93
47,09
93,85
1,99
4,96
4,99
1,96
48,51
96,58
1,99
N2
O2
10
O3
P1
15
1,96
4,96
4,99
4,97
104,17
4,94
(gr/cm )
M2
1,98
(gr)
Berat
jenis
rata-rata
rata-rata
(gr/cm )
2,13
M1
(cm )
49,01
Berat
jenis
2,09
1,98
1,98
cx
P2
4,92
4,91
1,95
47,11
93,29
1,98
P3
4,93
4,96
1,93
47,19
93,58
1,98
Keterangan :
p = panjang mortar (cm)
l = lebar mortar (cm)
t = tebal mortar (cm)
3
V = volume mortar = p x l x t (cm )
W = berat mortar (gr)
Berat jenis mortar
: Penelitian Skripsi
: 4 Maret 2005
: Taufik
: 5114981170
Jurusan
: Teknik Sipil
Fakultas
: Teknik
Penambahan
tumbukan
batu bata dari
berat semen
Fas
Berat mortar
kering oven
W1
Berat mortar
setelah
direndam
W2
Serapan
air
S air
Serapan
air ratarata
S air rata-
(gr)
(gr)
(%)
(%)
230,8
232,6
233,2
229,6
228,7
228,4
231,6
227,8
230,5
228,2
226,9
227,8
246,8
248,3
244,7
244,3
244,7
243,8
245,7
246,2
247,2
245,4
243,7
244,5
6,93
6,75
4,93
6,40
6,99
6,74
6,08
8,07
7,24
7,53
7,40
7,33
rata
(%)
I1
I2
I3
J1
J2
J3
K1
K2
K3
L1
L2
L3
0,4
0,4
10
0,4
15
0,4
6,20
6,71
7,13
7,42
cxi
Keterangan :
Serapan air mortar S air
W 2 W 1
x100 %
cxii
cxiii