Bambang Raharmadi
ABSTRAK
Dalam pembangunan jalan sering kali terjadi tidak tersedianya sumberdaya alam yang memenuhi
syarat di lokasi pekerjaan, terutama batu pecah untuk pondasi perkerasan jalan yang harus didatangkan dari
luar daerah, yang akan mengakibatkan biaya konstruksi menjadi tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut di atas,
sebagai konstruksi alternatif adalah dengan memanfaatkan material lokal yang perlu dilakukan perbaikan
sifat-sifat fisik dan mekanik tanah lokal dari sumber quari yang akan di gunakan sebagai material stabilisasi
dengan semen harus memenuhi syarat yang diijinkan.
Prosedur yang dilakukan adalah pengujian sifat-sifat fisik dan mekanik tanah dari quari desa Bukit
Batu dan quari dusun Manyawang berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan mekanik tanah
dari quari desa Bukit Batu dan quari dusun Manyawang agar bisa digunakan sebagai bahan stabilisasi semen
Hasil uji material tanah quari desa Bukit Batu sedalam 1,5 meter dari muka tanah dengan warna tanah
kuning kecoklatan, kadar air 14,34%, berat jenis 2,637 dan quari dusun Manyawang 1,25 meter dari muka
tanah dengan warna tanah kuning kecoklatan, kadar air 13,80%, berat jenis 2,635. Uji distribusi ukuran butir
memenuhi syarat yang diijinkan untuk digunakan sebagai material stabilisasi tanah semen dengan indek
plastisitas 5,41%, 6,21% ≤ 10% syarat yang ditentukan (Hicks,2002) dan klasifikasi tanah sistem USCS
termasuk pada kelompok CL-ML yaitu lanau tak organik, lempung kepasiran dengan plastisitas rendah dan
AASHTO termasuk pada kelompok A-4 yaitu lempung lanau dengan plastisitas rendah. Uji pemadatan
ringan (standart) quari desa Bukit Batu isi kering maksimum (dmax) dari tanah 1,860 t/m3, kadar air
optimum 13,30% dan Manyawang berat berat isi kering maksimum (dmax) dari tanah1,860 t/m3, kadar air
optimum 13,30%. Uji kuat tekan bebas (UCS) quari desa Bukit Batu dan Manyawang 3,451 kg/cm2, 3,521
kg/cm2 dan uji CBR quari desa Bukit Batu dan Manyawang CBR 100 9,40%, 8,10% dan CBR 95 5,20% ,
4,65%.
ditinjau berdasarkan saringan. Menurut saringan No. 200 dengan cara pengayakan
Spesifikasi Umum 2010, revisi 3 adalah tanah basah. Porland Cement Association (1979),
yang cocok digunakan untuk lapis pondasi mensyaratakan tanah yang distabilisasi dengan
semen tanah harus sesuai dengan ukuran semen sebaiknya tanah-tanah berpasir dan
partikel yang ditentukan yaitu ukuran yang berkerikil dengan gradsi ukuran butir seperti
paling besar dari partikel batu harus lebih kecil pada Tabel 2.1 sebagai berikut :
dari 75 mm dan kurang dari 50% melewati
Sistem klasifikasi tanah yang biasa digunakan 1. Tentukan apakah tanah berupa butiran
pekerjaan teknik sipil adalah sebagai berikut : halus atau butiran kasar secara visual
- Sistem Klasifikasi Tanah Berdasarkan atau dengan cara menyaringnya
Unified Soil Classification System (USCS). dengan saringan nomer 200.
Sistem ini diperkenalkan oleh Cassagrande 2. Jika tanah berupa butiran kasar :
tahun 1942 yang selanjutnya disempurnakan a. Saring tanah tersebut dan
oleh Unites States Bureau Of Reclamation gambarkan grafik distribusi
(USBR) tahun 1952. Sistem ini butiran.
mengelompokkan tanah dalam dua b. Tentukan persen butiran lolos
kelompok besar, yaitu: saringan no. 4. Bila persentase
a. Tanah Berbutir Kasar ( coarse-grained- butiran yang lolos kurang dari
soil ), yaitu: tanah kerikil dan pasir 50%, klasifikasikan tanah tersebut
dimana kurang dari 50% berat total sebagai kerikil. Bila persen butiran
contoh tanah lolos saringan nomer 200. yang lolos lebih dari 50%,
Simbol kelompok ini adalah : klasifikasikan sebagai pasir.
G = untuk tanah berkerikil (Gravel) c. Tentukan jumlah butiran yang
S = untuk tanah berpasir (sand) lolos saringan no.200. Jika
W = untuk tanah bergradasi baik (well persentase butiran yang lolos
graded) kurang dari 5%, pertimbangkan
P = untuk tanah bergradasi buruk bentuk grafik distribusi butiran
(poorly graded) dengan menghitung Cu da Cc. Jika
b. Tanah Berbutir Halus (fine-grained-soil), termasuk bergradasi baik, maka
yaitu tanah dimana lebih dari 50% berat klasifikasikan sebagai GW (bila
total contoh tanah lolos saringan nomer kerikil) atau SW (bila pasir). Jika
200. Simbol kelompok ini adalah : termasuk bergradasi buruk,
M = untuk lanau (silt) anorganik klasifikasikan sebagai GP (bila
C = untuk lempung (clay) anorganik kerikil) atau SP (bila pasir). Jika
O = untuk lanau-organik dan lempung- persentase butiran tanah yang lolos
organik saringan no.200 diantara 5 sampai
L = plastisitas rendah (LL < 50) (low 12%, tanah akan mempunyai
plasticity) simbol dobel dan mempunyai sifat
H = plastisitas tinggi (LL > 50) (high keplastisan (GW-GM, SW-SM, dan
plasticity) sebagainya).
Prosedur untuk menentukan klasifikasi d. Jika persentase butiran yang lolos
tanah Sistem Unified (Hardiyatmo, saringan no.200 lebih besar 12%,
2006) adalah sebagai berikut: harus dilakukan batas-batas
Atterberg dengan menyingkirkan
atas lanau dan lempung. Tanah berbutir Gambar 2.1 Nilai-nilai Batas-batas Atterberg
halus diklasifikasikan dari A-4 sampai A-7, Untuk Subkelompok A-4, A-5,
yaitu tanah lempung-lanau. Perbedaan A-6, dan A-7
keduanya berdasarkan pada batas-batas
Atterberg seperti pada Gambar 2.1 berikut : Dari Gambar 2.1, dapat digunakan memperoleh
batas-batas antara batas cair (LL) dan indeks
plastis (PI) untuk kelompok A-4 sampai A-7
dan untuk sub b kelompok dalam A-2. Dalam
tanah organik tinggi seperti gambut (peat)
diletakan dalam kelompok A-8. Sistem
klasifikasi AASHTO, dapat dilihat dalam Tabel
Sumber : Hardiyatmo (1996) 2.3 berikut :
Va udara Wa
Vv Vw air Ww
W V
Vs butir Ws
Cara untuk menggambarkan batas-batas plastis dan semi padat, yaitu persentase
konsistensi dari tanah berbutir halus dengan kadar air di mana tanah dengan diameter
mempertimbangklan kandungan kadar airnya. silinder 3,2 mm mulai retak-retak ketika
Batas-batas tersebut yaitu : digulung (Hardiyatmo, 1996).
- Batas Cair (Liquid Limit) - Indeks Plastisitas (Plasticity Index)
Batas cair (LL), didefinisikan sebagai kadar Indeks plastisitas (PI) adalah selisih batas
air tanah pada batas antara keadaan cair dan cair dan batas plastis (Hardiyatmo, 1996)
keadaan plastis, yaitu batas atas dari daerah dengan Persamaan 2.4 berikut :
plastis. Porsentase kadar air dibutuhkan
untuk menutup celah sepanjang 12,7 mm PI = LL – PL .................................... (2.4)
pada dasar cawan, sesudah 25 kali pukulan
didefinisikan sebagai batas cair tanah Indeks plastisitas merupakan interval kadar
tersebut (Hardiyatmo, 1996). air dimana tanah masih bersifat plastis.
- Batas Plastis (Plastic Limit). Batasan mengenai indeks plastis, sifat,
Batas plastis (PL), didefinisikan sebagai macam tanah dan kohesif oleh Atterberg
kadar air pada kedudukan antara daerah terdapat dalam Tabel 2.5 berikut :
Menurut Hicks (2002), distribusi ukuran yang akan digunakan, seperti yang
butir dan batas-batas Atterberg digunakan ditunjukkan pada Tabel 2.6 berikut :
sebagai dasar penilaian macam stabilisasi
Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 5, Nomor 2, Juni 2017: 94-108 100
Tinjauan Karakterisik Tanah untuk Stabilisasi…, Bambang Raharmadi
Petunjuk dari Tabel 2.6 hanya sebagai 1. Mempertinggi kuat geser tanah.
pertimbangan awal, dan dapat digunakan 2. Mengurangi sifat mudah mampat
untuk maksud modifikasi tanah, seperti: (kompresibilitas).
stabilisasi dengan kapur untuk membuat 3. Mengurangi permeabilitas.
material lebih kering dan mengurangi 4. Mengurangi perubahan volume sebagai
plastisitasnya. akibat perubahan kadar air.
d maks.
Untuk mengetahui kadar air yang optimum ditentukan dengan penumbuk dengan massa
pada tanah, maka dilakukan pengujian dan tinggi jatuh tertentu. Apabila diketahui
pemadatan , pengujian tersebut dilakukan berat tanah basah didalam cetakan yang
dengan pemadatan sampel tanah basah (pada volumenya diketahui, maka berat isi basah
kadar air terkontrol) dalam suatu cetakan dapat langsung dihitung dengan Persamaan 2.6
dengan jumlah lapisan tertentu. Setiap lapisan berikut :
dipadatkan dengan sejumlah tumbukan yang
Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 5, Nomor 2, Juni 2017: 94-108 101
Tinjauan Karakterisik Tanah untuk Stabilisasi…, Bambang Raharmadi
d maks.
b. Uji Kuat Tekan Bebas (UCS) Nilai CBR adalah perbandingan (dalam persen)
antara tekanan yang diperlukan untuk
Pengujian ini merupakan cara dilakukan di
menembus tanah dengan piston berpenampang
laboratorium untuk menghitung kekuatan geser
bulat seluas 3 inch dengan kecepatan 0,05
tanah. Uji kuat tekan bebas ini mengukur
inch/menit terhadap tekanan yang diperlukan
seberapa kuat tanah menerima kuat tekan yang
untuk menembus bahan standard tertentu.
diberikan sampai sampel tanah berbentuk
Untuk menentukan kekuatan lapisan tanah
silinder yang bebas bagian sampingnya tersebut
dasar dengan cara percobaan CBR diperoleh
terpisah dari butiran-butirannya (pecah) juga
nilai yang kemudian dipakai untuk menentukan
mengukur regangan tanah akibat tekanan.
tebal perkerasan yang diperlukan di atas lapisan
Pengujian kuat tekan ini dilakukan pada tanah
yang nilai CBRnya tertentu. Dalam menguji
asli dan juga pada tanah yang sudah diberi
nilai CBR tanah dapat dilakukan di
campuran semen. Namun untuk tanah yang
laboratorium. Tanah dasar (Subgrade) pada
sudah diberi campuran semen, pengujian
kontruksi jalan baru merupakan tanah asli,
dilaksanakan pada waktu peram 7 hari.
tanah timbunan, atau tanah galian yang sudah
Pembacaan tegangan pada pengujian kuat tekan
dipadatkan sampai mencapai kepadatan 95%
bebas ini dibatasi sampai regangan 20%.
dari kepadatan maksimum. Dengan demikian
Adapun perhitungan untuk uji kuat tekan bebas
daya dukung tanah dasar tersebut merupakan
dengan Persamaan 2.7 berikut :
nilai kemampuan lapisan tanah memikul beban
setelah tersebut tanah dipadatkan. CBR ini
ΔL
disebut CBR rencana titik dan karena disiapkan
Regangan axial : ε = ........... (2.7)
di laboratorium, disebut CBR laborataorium.
Lo
Makin tinggi nilai CBR tanah (subgrade) maka
lapisan perkerasan diatasnya akan semakin tipis
ε = regangan axial
dan semakin kecil nilai CBR (daya dukung
ΔL = perubahan panjang
tanah rendah), maka akan semakin tebal lapisan
Lo = Panjang contoh awal
perkerasan di atasnya sesuai beban yang akan
dipikulnya.
c. Uji California Bearing Ratio (CBR)
Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 5, Nomor 2, Juni 2017: 94-108 102
Tinjauan Karakterisik Tanah untuk Stabilisasi…, Bambang Raharmadi
Ada 2 macam pengukuran CBR yaitu : kedalaman 1,2 meter kadar air optimum
29,43%, berat volume kering 1,34 gr/cm3.
1. Nilai CBR untuk penekanan pada penetrasi
0,254 (0,1”) terhadap penetrasi standar yang METODE PENGUJIAN
besarnya 70,37 kg/cm2 (1000 psi) dengan
Persamaan 2.8 berikut : Tahapan Pengujian
P1
Pengujian dilakukan terhadap tanah lokal quari
CBR = x 100% (kg/cm2 ). ........(2.8)
desa Bukit Batu dan dusun Manyawang dalam
70,37 kondisi terganggu (disturbed). Tahapan pengujian
dilaksanakan sesuai dengan bagan alir seperti pada
2 Nilai CBR untuk tekanan pada penetrasi
Gambar 3.1 berikut :
0,508 (0,2”) terhadap tekanan standar yang
besarnya 105,56 kg/cm2 (1500 psi) dengan
Persamaan 2.9 berikut : Mulai
P2
CBR = x 100% (kg/cm2). .........(2.9) Menyiapkan material :
105,56 Tanah Lokal
a. Bambang R (2014) melakukan penelitian judul Pengujian Sifat Fisik Pengujian Sifat Fisik
“Peningkatan Nilai Kuat Tekan Bebas (UCS) - Gradasi Butiran - Gradasi Butiran
Tanah Yang Distabilisasi dengan Semen - Kadar Air - Kadar Air
sebagai Lapis Pondasi Atas”. Dari hasil - Berat Jenis - Berat Jenis
penelitian untuk perbaikan tanah dicampur - Batas –batas Atterberg - Batas –batas Atterberg
dengan semen sangat berpengaruh terhadap Pengujian Sifat Mekanik Pengujian Sifat Mekanik
kuat tekan bebas (UCS) dari tanah asli 3,481 - Pemadatan - Pemadatan
kg/cm2 setelah distabilisasi dengan semen - Kuat Tekan Bebas (UCS) - Kuat Tekan Bebas (UCS)
meningkat sangat signifikan menjadi UCS7hr - CBR - CBR
minimum 19,811 kg/cm2 dengan kadar semen
5% dan maksimum 37,559 kg/cm2 dengan
kadar semen 12%, UCS14hr minimum 20,473 Analisa Hasil
kg/cm2 dengan kadar semen 5% dan maksimum
47,465 kg/cm2 dengan kadar semen 12%.
Laporan
b. I Gusti Ayu I. L (2014), melakukan penelitian
dengan judul : “Karakteistik Tanah Lempung
Ekspansif (Studi Kasus di Desa Tanah Awuk, Selesai
Lobok Tengah)”. Tanah lempung ekspansif
Tanah Awuk memeliki kadar air rata-rata
sebesar 47,50%, berat jenis 2,71, batas cair Gambar 3.1 Diagram Alir Tahapan Pengujian
125,84%, batas plastis 28,45%, batas susut
9,88% dan indeks plastisitas 97,39% dengan
klasisikasi AASTHO merupakan tanah berjenis HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
sedang sampai buruk sedangkan klasifikasi
Dalam penelitian ini mengulas tentang pengujian
USCS merupakan tanah lempung dengan
plastisitas tinggi (CH). Uji pemadatan pada sifat-sifat fisik dan mekanik tanah quari desa
Bukit Batu dan dusun Manyawang dalam kondisi
kedalaman 0,6 meter kadar air optimum
terganggu (disturbe) yang memenuhi syarat agar
20,34%, berat volume kering 1,37 gr/cm3 dan
bisa digunakan sebagai material stabilisasi
dengan semen. Dalam pengambilan sampel tanah
Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 5, Nomor 2, Juni 2017: 94-108 103
Tinjauan Karakterisik Tanah untuk Stabilisasi…, Bambang Raharmadi
quari desa Bukit Batu sedalam 1,5 meter dari Dari kedua sampel untuk uji berat jenis tanah
muka tanah dengan warna tanah kuning quari dusun Manyawang 2,635 < 2,637 quari
kecoklatan dan quari dusun Manyawang 1,25 desa Bukit Batu. Berdasarkan Tabel 2.4, tanah
meter dari muka tanah dengan warna tanah kuning
kedua quari ini termasuk katagori lanau
kecoklatan.
anorganic dan lempung organic.
Sifat-sifat Fisik Tanah
c. Analisa Saringan
a. Kadar Air
Gradasi ukuran butir material tanah sangat
Dari kedua sampel untuk uji kadar air tanah
penting dan salah satu faktor yang
quari dusun Manyawang 13,80% < 14,34% mempengaruhi terhadapat kekuatan.
quari desa Bukit Batu. Berdasarkan hasil analisis uji distribusi yang
plot dalam satu grafik logaritmik terlihat tren
b. Berat Jenis persentasi dari ukuran butir material yang
seperti pada Gambar 3.1 berikut :
Dari hasil pengujian distribusi ukuran butir Spesifikasi Umum 2010, revisi 3) sedangkan
tanah dapat dilihat pada Gambar 3.1 quari desa Bukti Batu hanya memenuhi
menunjukan material untuk pekerjaan Lapis persyaratan Spesifikasi Umum 2010, revisi 3,
Pondasi Tanah Semen dari quari dusun dengan komposisi ukuran butiran dapat di lihat
Manyawang memenuhi persyaratan yang di pada Tabel 3.4 adalah sebagai berikut :
ijinkan (Porland Cement Association ,1979 dan
Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 5, Nomor 2, Juni 2017: 94-108 104
Tinjauan Karakterisik Tanah untuk Stabilisasi…, Bambang Raharmadi
Hasil dari pengujian Batas Cair diplot dalam Berdasarkan Klasifikasi Tanah Sistem
grafik didapat hasil seperti Gambar 3.2 sebagai AASHTO dan hasil pengujian batas cair (LL)
berikut : serta indek plastisitas (PI), yang diplotkan
dengan diagram plastisitas, quari desa Bukit
35
Batu dan dusun Manyawang termasuk pada
30
kelompok A-4 yaitu lempung lanau dengan
plastisitas rendah dapat dilihat pada Gambar
MOISTURE CONTENT ( % )
25 OMC = 24,60 %
OMC = 20,90 %
3.4 berikut :
20
15 70
Keterangan :
10 60 Quari Manyawang
Quari Bukit Batu
A- 6 A- 7- 5
Berdasarkan penguian batas-batas Atterberg 10
A- 4 A- 5
dari quari desa Bukit Batu indeks plastisitas -
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
5,41% dan quari dusun Manyawang indeks Batas Cair (LL) %
50
BATAS ATAS CH
1. Berat isi kering 1,860 1,855
40
30
2. (t/m3) 13,3 13,0
20 CL-ML
CL
OH-MH Kadar air optimum
10
ML-OL
(%)
-
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120
Batas Cair (LL) % Berdasarkan hasil uji pemadatan ringan tanah
dapat diplotkan dalam satu grafik hubungan antara
Sumber : Hendarsin (2000)
berat isi kering maksimum (dmax) dan kadar air
Gambar 3.3 Diagram Plastisitas Tanah
Berbutir Halus Sistem USCS
Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 5, Nomor 2, Juni 2017: 94-108 105
Tinjauan Karakterisik Tanah untuk Stabilisasi…, Bambang Raharmadi
Tegangan (kg/cm2)
2,000
3,0
Keterangan :
1,950 Quari Manyawang
Quari Bukit Batu 2,0
1,900 ZAV
Berat isi kering (t/m3)
1,800 0,0
0 1 2 3 4 5 6 7
1,750 Regangan
Manyawang qu max = 3,524 kg/cm 2
OMC = 13,0 %
OMC = 13,3 %
Bukit Batu qu max = 3,451 kg/cm 2
1,700
1,650
Gambar 3.6 Hasil Uji Kuat Tekan Bebas Tanah
1,600
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kadar air (%) c. Uji California Bearing Ratio (CBR)
Berdasarkan hasil uji pemadatan
Gambar 3.5 Hubungan Kadar Air dengan Berat standart dan uji CBR tanah quari
Isi Kering dusun Manyawang CBR 100 9,40%
> 8,10% quari desa bukit batu dan
b. Uji Kuat Tekan Bebas (UCS) quari dusun Manyawang CBR 95
Berdasarkan hasil uji UCS tanah quari dusun 5,20% > 4,65% quari desa Bukit
Manyawang 3,521 (kg/cm2) > 3,451 (kg/cm2) Batu. Perbandingan hasil uji antara
quari desa bukit batu. Perbandingan hasil uji kedua quari tesebut diplotkan dalam
UCS antara kedua quari tesebut diplotkan dalam grafik seperi pada Gambar 3.7
grafik seperti pada Gambar 3.6 berikut berikut :
2,10 2,10
2,00 2,00
Berat Isi Kering (t/m3 )
1,90 1,90
MDD = 1,860 t/m 3
MDD = 1,855 t/m 3
1,80 1,80
Ma x. MC = 16,50 %
Ma x. MC = 17,50 %
Min. MC = 9,00 %
Min. MC = 9,45 %
CBR 95 = 4,650 %
OMC = 13,30 %
1,70 1,70
1,60 1,60
6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14
Kadar Air (%) CBR (%)
Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 5, Nomor 2, Juni 2017: 94-108 106
Tinjauan Karakterisik Tanah untuk Stabilisasi…, Bambang Raharmadi
Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 5, Nomor 2, Juni 2017: 94-108 107
Tinjauan Karakterisik Tanah untuk Stabilisasi…, Bambang Raharmadi
Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 5, Nomor 2, Juni 2017: 94-108 108