(TSP – 214)
PEMELIHARAAN JALAN
Cara pengamatan
Dengan peralatan survei
visual
(Naasra-meter, Laser
profilometer, Benkelman
Beam FWD dll)
KETIDAKRATAAN (ROUGHNESS)
Pemanfaat lain dari IRI dapat digunakan untuk mengisi bagian-bagian yang
kurang rata pada pelaksanaan overlay
1. KERUSAKAN STRUKTUR
Merupakan kerusakan pada struktur jalan, sebagian
atau seluruhnya yang menyebabkan perkerasan jalan
tidak mampu lagi menahan beban yang bekerja di OVERLAY/
atasnya. Sehingga diperlukan perkuatan struktur dari PERBAIKAN
perkerasan dengan cara overlay atau perbaikan lapisan
perkerasan yang ada.
2. KERUSAKAN FUNGSIONAL
Kerusakan pada permukaan jalan yang dapat
menyebabkan terganggunya fungsi jalan tersebut.
Kerusakan jenis ini dapat berhubungan ataupun MAINTENANCE
tidak dengan kerusakan struktural. Pada kerusakan
fungsional, jalan masih mampu menahan beban
yang bekerja namun tidak dapat memberikan tingkat
kenyamanan dan keamanan seperti yang diinginkan.
FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN
1) Retak (cracking)
5) Kegemukan (bleeding)
Penanganan :
• lapis dengan LATASIR, BURAS, LATASBUM,
• Perbaikan drainase (dibongkar dan dilapis
dengan bahan yang sesuai
Retak (Cracking)
Penanganan :
• Lapis dengan BURTU,BURDA dan LATASTON
• Perbaikan drainase
high
Retak (Cracking)
Penanganan :
• Bahu diperlebar atau dipadatkan
• Drainase diperbaiki
• Celah diisi campuran aspal cair dan pasir
Retak (Cracking)
Penanganan :
• Untuk retak memanjang : diisi dengan
campuran aspal panas dan pasir
• Untuk retak bentuk kotak : perbaikan
drainase, dibongkar dan dilapisi lagi oleh
bahan yang sesuai (patching)
Retak (Cracking)
Penanganan :
• Celah diisi dengan campuran aspal cair
dengan pasir dan dilapis dengan BURTU
Retak (Cracking)
Penanganan :
• Celah diisi campuran aspal cair dan pasir
Perubahan bentuk (deformation)
Alur (Rutting)
Bentuk : berbentuk alur/parit dan
sejajar dengan as jalan dan terjadi pada
lintasan roda, menampung air,
mengurangi kenyamanan dan akan
diikuti retak-retak
Penanganan :
• Lapis dengan bahan lapis permukaan yang
sesuai LATASTON. LASTON dan dilanjut
dengan BURAS
Perubahan bentuk (deformation)
Keriting (corrugations)
Bentuk : Permukaan jalan tampak
bergelombang atau keriting
dengan arah tegak lurus sumbu jalan.
Penanganan :
• Jenis lapis permukaan tipis : digaruk
diratakan dan dipadatkan dengan BURAS
• Jenis lapis permukaan tebal : lapis dengan
LATASIR ,LATASTON
Perubahan bentuk (deformation)
amblas (deppresion)
Bentuk : setempat (dengan atau tapa
retak), menampung air, kedalaman > 2
cm, berkembang menjadi lubang
Penanganan :
• Amblas kurang dari 5 cm : diisi dengan
bahan sesuai LAPEN,LATASTON,LASTON
diikuti BURAS
• Amblas > 5 cm : dibongkar dan dilapis
kembali dengan bahan yang sesuai
Perubahan bentuk (deformation)
sungkur (shoving)
Bentuk : deformasi plastis yang terjadi
setempat pada tempat dimana
kendaraan sering berhenti, kelandaian
curam, tikungan tajam, menampung dan
meresapkan air
Penyebab : stabilitas rendah, lalu
lintas dibuka sebelum perkerasan
mantap
Lubang (potholes)
Bentuk : seperti mangkok, menampung
dan meresapkan air, berkembang
menjadi lubang yang makin dalam
Jembul (upheavel)
Bentuk : setempat, menghambat
pengaliran air
Mengurangi kenyamanan
PRIME COAT
TACK COAT
CRACK SEALANT
SEAL COATS
PATCHING MIXTURE
TACK COAT
Fog seal : lapis aspal tipis jenis emulsi , umumnya tanpa penutup agregat,
umumnya digunakan untuk perbarui permukaan aspal yang kering dan agregat
yang mulai lepas karena penuaan
Slurry seal : bubur aspal, yaitu campuran yang terdiri dari aspal emulsi , filler ,
agregat halus dan air untuk pekerjaan preventif dan perbaikan aspal
Seal coat
PATCHING
3) KEKESATAN PERMUKAA N ( SKID RESISTANCE )
• Parameter ini penting untuk jalan dengan kecepatan tinggi, khususnya jalan tol
• Skid resistance sangat dipengaruhi tekstur agregat itu sendiri maupun tekstur
agregat dalam campuran pada permukaan jalan
• Dinyatakan sebagai faktor gesekan (friction factor) atau nilai kekesatan (skid
number) sebagai berikut :
f = F/L
SN = 100 (f)
Dimana :
f = friction factor
F = tahanan gesek pada bidang kontak
L = beban yang tegak lurus thd bid. kontak
4) KEKUATA N STRUKTUR PERKERASAN
• Data yang diperlukan adalah stabilitas tanah dasar, beban lalu lintas, kualitas
material, lingkungan.
1. SURVEI KETIDAKRATAAN
2. SURVEI KONDISI PERMUKAAN
3. SURVEI KEKESATAN PERMUKAAN
4. SURVEI KEKUATAN PERKERASAN
• PENGUJIAN MERUSAK (DESTRUCTIVE TEST)
• PENGUJIAN TIDAK MERUSAK (NON-DESTRUCTIVE TEST)
SURVEI KETIDAKR ATAA N
PRINSIPNYA : merekam naik turunnya gardan kendaraan uji yang bergerak dengan
kecepatan tetap yang kemudian dicatat oleh sebuah counter khusus
LASER PROFILOMETER
1. Mu meter
2. British pendulum
3. Sand patch (tambalan pasir)
British pendulum
Alat ini ditarik oleh kendaraan dengan kecepatan konstan 60 km/jam dan lokasi
pengujian ditempatkan pada lintasan roda luar untuk masing-masing jalur. Selama
pengukuran , air disemprotkan sedemikian rupa sehingga dilakuakn dalam
keadaan basah.
• Untuk survei yang tidak merusak, menggunakan alat Benkelman beam dan
FWD (Falling weight Deflectometer)
BENKELMAN BEAM
• Selanjutnya lendutan yang terjadi akan ditangkap oleh 7 buah deflector yang
diletakkan dengan jarak tertentu sehingga akan memberikan diagram cekungan
lendutan yang terjadi