(Road Maintenance)
Kelompok 9
Kurniawan Nur Razaq (20511274)
Mahayani Farhatul Aulia (20511266)
CREATIVE PORTFOLIO
Perbaikan Jalan
Pasal 273 ayat (1) UU LLAJ berbunyi, “Setiap
penyelenggara jalan yang tidak dengan segera,
dan patut memperbaiki jalan yang rusak yang
mengakibatkan kecelakaan lalu lintas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1)
sehingga menimbulkan korban luka ringan
dan/atau kerusakan kendaraan dan/atau
barang dipidana dengan penjara paling lama 6
(enam) bulan atau denda paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).”
Macam
Kerusakan
Jalan
Menurut manual pemeliharaan jalan No : 03/MN/B/1983
yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina
Marga, kerusakana jalan dapat dibedakan atas:
Retak (cracking)
Distorsi (distortion)
Cacat permukaan (disintegration)
Pengausan (polished aggregate)
Kegemukan (bleeding of flushing)
Penurunan pada bekas penanaman utilitas
Perbaikan Jalan
Retak
Retak adalah suatu gejala kerusakan permukaan perkerasan sehingga akan menyebabkan
air pada permukaan perkerasan masuk ke lapisan di bawahnya dan hal ini merupakan
salah satu faktor yang akan membuat parah suatu kerusakan (Departemen Pekerjaan
Umum, 2007). Jenis kerusakan retak dibagi lagi menjadi beberapa jenis antara lain :
rutting
(channeling) corrugation shoving depressions
upheaval
rutting (channeling)
Terjadinya alur disebabkan oleh lapis perkerasan
yang kurang padat, dengan demikian terjadi tambahan
pemadatan akibat repetisi beban lalu lintas pada
lintasan roda. perbaikan dapat memperhatikan
langkah langkah berikut:
Evaluasi kerusakan: Tim inspeksi jalan harus
melakukan evaluasi menyeluruh terhadap jalan
yang mengalami rutting atau channeling.
Perencanaan perbaikan: Setelah evaluasi,
perencanaan perbaikan harus disusun.
Overlay: Jika rutting tidak terlalu dalam, metode
overlay dapat digunakan.
Milling dan resurfacing: Jika rutting lebih dalam,
metode milling dan resurfacing dapat diterapkan.
Rehabilitasi struktural: Jika rutting terjadi karena
kerusakan struktural yang lebih serius,
rehabilitasi struktural mungkin diperlukan.
Pengawasan dan pemeliharaan: Setelah perbaikan
selesai, penting untuk melakukan pengawasan
rutin dan pemeliharaan jalan yang diperbaiki.
corrugation
Keriting (Corrugation), alur yang terjadi melintang
jalan. Penyebab kerusakan ini adalah rendahnya
stabilitas campuran yang berasal dari terlalu tingginya
kadar aspal, terlalu banyak mempergunakan agregat
halus, agregat berbentuk bulat dan permukaan
penetrasi yang tinggi. perbaikan dapat memperhatikan
langkah langkah berikut:
Evaluasi kerusakan: Tim inspeksi jalan harus
melakukan evaluasi terhadap jalan yang mengalami
corrugation.
Perencanaan perbaikan: Setelah evaluasi,
perencanaan perbaikan harus disusun.
Overlay: Jika corrugation tidak terlalu parah,
metode overlay dapat digunakan. Ini melibatkan
penambahan lapisan aspal baru di atas permukaan
jalan yang rusak.
Grinding: Jika corrugation lebih parah, metode
grinding dapat diterapkan. Proses ini melibatkan
penghilangan lapisan permukaan yang rusak
dengan mesin penggilingan.
Rehabilitasi struktural: Jika corrugation terjadi
karena kerusakan struktural yang lebih serius,
rehabilitasi struktural mungkin diperlukan.
Pengawasan dan pemeliharaan: Setelah perbaikan
selesai, penting untuk melakukan pengawasan rutin
dan pemeliharaan jalan yang diperbaiki.
shoving
Sungkur (Shoving), deformasi plastis yang terjadi
setempat, ditempat kendaraan sering berhenti,
kelandaian curam dan tikungan tajam. Kerusakan dapat
terjadi dengan/tanpa retak. perbaikan dapat
memperhatikan langkah langkah berikut:
Metode yang umum digunakan termasuk overlay,
milling dan resurfacing, atau metode rehabilitasi
struktural.
Lapisan overlay akan meratakan permukaan jalan
dan menghilangkan shoving. Sebelum overlay,
permukaan jalan yang rusak mungkin perlu
diperbaiki dan dilakukan penggalian bagian yang
parah.
Proses ini melibatkan penghilangan lapisan
permukaan yang rusak dengan mesin penggilingan
(milling) dan kemudian penambahan lapisan aspal
baru (resurfacing) di atas permukaan yang telah
diperbaiki. Ini akan menghilangkan shoving dan
memberikan permukaan jalan yang baru.
Metode ini melibatkan pemulihan struktur jalan
yang mendasarinya dengan melakukan perbaikan
pada lapisan subgrade, agregat dasar, atau lapisan
pondasi.
depressions
Amblas (Grade Depressions), terjadi setempat, dengan
atau tanpa retak. Amblas dapat terdeteksi dengan
adanya air yang tergenang. perbaikan dapat
memperhatikan langkah langkah berikut:
Patching: Jika depressions tergolong kecil dan
dangkal, metode patching dapat digunakan. Proses
ini melibatkan pengisian celah atau cekungan
dengan bahan perbaikan seperti campuran aspal
panas atau bahan pengisi lainnya. Setelah pengisian,
permukaan diperbaiki diratakan dan dipadatkan
untuk mencapai tingkat yang sesuai.
ika depressions lebih besar dan lebih dalam,
metode overlay dapat digunakan. Ini melibatkan
penambahan lapisan aspal baru di atas permukaan
jalan yang rusak.
Rehabilitasi struktural: Jika depressions terjadi
karena kerusakan struktural yang lebih serius,
rehabilitasi struktural mungkin diperlukan
Upheaval
Jembul (Upheaval), terjadi setempat, dengan atau tanpa
retak. Hal ini terjadi akibat adanya pengembangan
tanah dasar pada tanah dasar ekspansif. perbaikan
dapat memperhatikan langkah langkah berikut:
Grinding atau milling: Jika upheaval tidak terlalu
parah, metode grinding atau milling dapat
digunakan. Proses ini melibatkan penghilangan
bagian atas permukaan jalan yang terkena
kenaikan dengan mesin penggilingan.
Rehabilitasi struktural: Jika upheaval terjadi
karena masalah struktural yang lebih serius,
rehabilitasi struktural mungkin diperlukan. Metode
ini melibatkan pemulihan struktur jalan yang
mendasari dengan melakukan perbaikan pada
lapisan subgrade, agregat dasar, atau lapisan
pondasi.
Berikut Video
pelaksanaannya: