Anda di halaman 1dari 13

TUGAS Final

PEMELIHARAAN dan PENINGKATAN JALAN

Identifikasi Keruskan Jembatan Di Jalan Made Sabara

(Depan Kopi Raja)

oleh:

ILMARIANTI ILHAM E1A1 16 012

MUHAMMAD IDHUL E1A1 16 027

HARTONO E1A1 16 009

GEBRIELLA ELVIANY MANGALLA E1A5 16 022

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019
IDENTIFIKASI KERUSKAN JEMBATAN DI JALAN MADE SABARA

(Depan Kopi Raja)

Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan di jembatan yang berada di jalan


made sabara tepatnya di depan kopi raja, ada beberapa kerusakan yang terjadi di
tempat tersebut. Kemudian kami mengidentifikasi berdasarkan kriteria perencanaan
jembatan sesuai standar Bina Marga, kami menemukan bahwa jembatan yang ada di
jalan Made Sabara (depan kopi raja) adalah jembatan permanen kelas A. Jembatan
kelas A adalah jembatan yang di rancang sebagai jembatan permanen dengan lebar
total jembatan adalah 9 meter ( badan jalan 7 meter dan lebar trotoar 1 meter ).
Pengamatan yang kami lakukan tersebut, terdapat beberapa kerusakan
jembatan yang terjadi, di antaranya yaitu sebagai berikut:
1. Penurunan/Sags
Penurunan atau sags adalah gerakan ke bawah dari permukaan perkerasan
bila perpindahan terjadi dalam area yang luas, di sebuah sweling.Penyebab
terjadinya sags atau penurunan yaitu terjadinya tekukan perkerasan beton yang di-
overlay dengan aspal, infiltrasi dan penumpukan material dalam retakan diikuti
pengaruh beban lalu lintas.

Sumber : Dokumentasi Pengamatan.


Pada gambar sebelumnya terlihat bahwa sambungan pada jembatan mengalami
kerusakan penurunan atau sags. Penanganan untuk model kerusakan seperti ini terdiri
dari beberapa cara, yaitu :
1) Cold mill
Cold Milling adalah proses penggarukan lapis permukaan jalan, alatnya disebut
Cold Miling Machine (CMM). Populasi alat Cold Miling Machine di Indonesia
didominasi oleh Wirtgen, walau terdapat pula alat merk lain seperti Caterpilar. Konon
alat keluaran China juga mulai ada. Prinsip kerja berbagai jenis alat milling hampir
sama, yaitu menggaruk aspal dan hasilnya (Cutting atau material garukan yang
disebut RAP atau RAM) langsung dimuat ke Dump Truck (gambar 3) menggunakan
conveyor belt sehingga hasil galian terlihat bersih dan jauh lebih rapi dibanding
metode konvensional menggunakan Excavator dan Dump Truck. Produksi rata-rata
menggunakan CMM Wirtgen adalah 35 - 40 M3/Jam.

Gambar : proses cold milling.

2) Penambalan dangkal
3) Parsial atau seluruh kedalaman
4) Overlay.
Tebal lapis tambah (overlay) merupakan lapis perkerasan tambahan yang
dipasang di atas konstruksi perkerasan yang ada dengan tujuan meningkatkan
kekuatan struktur perkerasan yang ada agar dapat melayani lalu lintas yang
direncanakan selama kurun waktu yang akan datang.

2. Kerusakan Trotoar/ Bahu Jalan


Pada lokasi penelitian kami, terlihat juga bahwa kondisi trotoar yang terletak
di dekat jembatan mengalami kerusakan bahkan sudah tidak memiliki lapisan
beton lagi. Penyebab terjadinya kerusakan pada trotoar karena penyalagunaan
fungsi, yang mestiya di peruntukan untuk pelajan kaki namun sering di gunakan
untuk memutar arah atau bahkan untuk menghindari kemacetan.

Sumber : Dokumentasi Pengamatan.

Trotoar jalan akan lebih awet atau tahan lama apabila penggunaan fungsinya
sesuai dengan peruntukannya. Dalam menangani kerusakan trotoar jalan di bagi
beberapa cara yaitu dengan cara perawatan atau langsung pada proses pergantian
konstruksi trotoar tersebut. Berikut gambar pemasangan trotoar jalan secara
umum.
3. Pengausan
Keausan (wear) adalah
hilangnya materi dari
permukaan benda padat sebagai akibat dari gerakan mekanik. Keausan umumnya
dianalogikan sebagai hilangnya materi sebagai akibat interaksi mekanik dua
permukaan yang bergerak slidding dan dibebani. Ini merupakan fenomena normal
yang terjadi jika dua permukaan saling bergesekan, maka akan ada keausan atau
perpindahan materi yang terjadi antara dua benda yang bergesekan. Pengausan
merupakan kerusakan yang terjadi karena agregat yang berasal dari material yang
tidak tahan aus terhadap roda kendaraan/ agregat berbentuk bulat dan licin.

Sumber : Dokumentasi Pengamatan.

Kerusakan semacam ini bisa diatasi dengan cara menutup area permukaan
jalan aspal yang rusak dengan buras, latasir atau latasbum.
a) Latasbum
Latasbum adalah lapis tipis aspal buton murni yang merupakan lapis
penutup yang terdiri dari campuran aspal buton dan bahan pelunak dengan
komposisi perbandingan campuran tertentu dengan tebal padat maksimum 1
cm.
Berikut gambar - gambar proses penanganan kerusakan jalan pengaruh
keausan dengan cara latasbum.

Sumber : Internet

b) Latasir
Latasir adalah lapis tipis aspal pasir yang merupakan lapis penutup
yang terdiri dari campuran lapisan aspal dan pasir bergradasi, dihampar dan di
padatkan dengan ketebalan 1-2 cm. Latasir juga bisa di kerjakan manual
menggunakan penghambur tenaga kerja atau dengan alat finisher, tergantung
volume perkerjaannya dan ijin direksi lapangan.
Berikut gambar proses penanganan jalan akibat keausan.

Sumber : Internet

c) Buras atau laburan aspal


Buras merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal taburan
pasir dengan ukuran butir maksimum 3/8 inch.
Berikut gambar proses penanganan dengan cara buras.
Sumber : Internet

4. Amblas/Depression
Amblas ( grade depression ) merupakan kerusakan jalan yang terjadi
setempat/tertentu dengan atau tanpa retak yang disebabkan oleh kendaraan yang
melebihi apa yang di rencanakan.Penyebab amblas adalah akibat dari beban lalu-
lintas yang melebihi daya dukung perkerasan, oleh settlement lapis perkerasan
bagian bawah atau pelaksanaan pemadatan yang tidak memenuhi kepadatan
minimum.
Amblas dapat ditangani dengan cara sebagai berikut:
1. Batas daerah amblas ditentukan dengan menggunakan straight-edge.
2. Dibentuk tepi yang vertikal dengan alat pavement grider.
3. Daerah amblas dibersihkan hingga minimal 30 cm di luar batas yang telah
diberi tanda dan disemprotkan tack coat.
4. Untuk mengembalikan permukaan perkerasan pada elevasi semula, hampar
campuran aspal panas pada daerah amblas dan diperiksa kerataannya
dengan stright-edge. Kemudian dipadatkan dengan vibratory plate
compactor atau roller
5. Untuk mencegah resapan air, permukaan yang ditambal lalu dilapis
dengan sand seal.
Sumber : Dokumentasi Pengamatan

Pada gambar diatastidak terlihat jelas terjadinya amblas/depression,


namun jika diperhatikan lebih dekat atau dilapangan langsung di bagian tersebut
(opritan) mengalami amblas.
Dari terjadinya amblas ini menyebabkan retak refleksi pada jalan.Retak
refleksi merupakan retak yang terjadi pada lapisan tambahan (overlay), dan
berbentuk memanjang (longitudinal cracks), diagonal (diagonal cracks),
melintang (transverse cracks), atupun kotak (block cracks) yang menggambarkan
pola retakan perkerasan dibawahnya.
Berikut gambar penanganan kerusakan amblas atau grade depression.
Sumber : Internet

5. Kerusakan Pinggir Trotoar


Pada penelitian kerusakan yang kami lakukan di jembatan di jalan Made
Sabara. Kami menemukan adanya pengembungan trotoar yang penyebabnya di
perkirakan adanya tumbukan dari kendaraan yang menyebabkan kerusakan
tersebut.

Sumber : Dokumentasi Pengamatan


Pada gambar ini terlihat bahwabagian pinggiran trotoar yang berada diatas
jembatan sebelah kiri dari arah kopi raja mengalami kerusakan sehingga terlihat
seperti mengalami kembung. Karena kerusakan tersebut di sebabkan oleh adanya
tumbukan kendaraan sehingga dalam standar bina marga tidak jelaskan mengenai
penanganannya.

6. Saluran Pembuang dari jalan ke Drainase


Drainase atau pengatusan adalah pembuangan massa air secara alami atau
buatan dari permukaan atau bawah permukaan dari suatu tempat. Pembuangan ini
dapat dilakukan dengan mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan
air.

Sumber : Dokumentasi Pengamatan

Pada gambar diatas terlihat bahwa tidak adanya pipa pembuangan dari jalan
ke drainaseyang berfungsiuntuk mengalirkan air yang berada pada bahu jalan atau
trotoaragar masuk kedalam tanah atau saluran drainase. Namun pada perencanaan
Bina Marga seharusnya talukharus memiliki pipa atau saluran yang membuang air
dari badan jalan yang menuju bahu jalan ke drainase, agar air tidak mengikis bahu
jalan ataupun lapisan permukaan jalan.

7. Retak Kulit Buaya ( alligator crack)


Retak kulit buaya merupakan retak yang mempunyai celah retak ≥ 3 mm
dan saling berangkai menyerupai kulit buaya. Penyebab terjadinya kerusakan
jalan retak kulit buaya ( alligator crack) yaitu :
a. Bahan material kurang baik.
b. Pelapukan permukaan.
c. Tanah dasar di bawah permukaan kurang stabil.
Untuk penanganan retak kulit buaya dilakukan metode perbaikan P2
(laburan aspal setempat) dan P5 (penambalan lubang/patching) sesuai dengan
tingkat kerusakan retak yang terjadi.Perbaikan juga harus disertai
dengan perbaikan drainase disekitarnya, sehingga nantinya air
tidak tergenang di badan jalan yang dapat mempengaruhi umur
jalan.

Sumber : Dokumentasi pengamatan

Metode penanganan retak kulit buaya :


1. Metode Perbaikan P2 (Pelaburan Aspal Setempat)
a. Jenis kerusakan yang ditangani :
- Kerusakan tepi bahu jalan beraspal
- Retak buaya < 2mm -Retak garis lebar < 2mm
- Terkelupas
b. Langkah penanganannya :
- Memobilisasi peralatan, pekerja dan material ke lapangan.
- Membersihkan bagian yang akan ditangani dengan air compressor,
permukaanjalan harus bersih dan kering.
- Menyemprotkan dengan aspal keras sebanyak 1,5 kg/m2dan untuk cut
back1 liter/ m2.
- Menebarkan pasir kasar atau agregat halus 5 mm hingga rata.
- Melakukan pemadatan mesin pneumaticsampai diperoleh
permukaan yangrata dan mempunyai kepadatan optimal (kepadatan
95%).

2. Metode Perbaikan P5 (Penambalan Lubang)


a. Jenis kerusakan yang ditangani :
- Lubang kedalaman > 50 mm
- Keriting kedalaman > 30 mm -Alur kedalaman > 30 mm
- Ambles kedalaman > 50 mm -Jembul kedalaman > 50 mm
- Kerusakan tepi perkerasan jalan, dan
- Retak buaya lebar > 2mm
b. Langkah penanganannya :
- Menggali material sampai mencapai lapisan dibawahnya.
- Dilakukan peapisan ulang dengan komposisi yang sesuai
- .Menutup permukaan dengan cara penambalan menggunakan aspal

Berikut gambar proses penanganan kerusakan retak buaya ( alligator crack)


Sumber : internet

Anda mungkin juga menyukai