PENDAHULUAN
Sistem drainase kereta api, yaitu sistem pengaliran pembuangan air disuatu daerah
jalan rel agar tidak sampai terjadi penggenangan. Sistem Drainase berfungsi :
a. Mengurangi pengaruh air yang dapat merubah konsistensi tanah sehingga tubuh
jalan selelu dalam kondisi firm (mantap, keras dan padat). Akibatnya pembentukan
kantong-kantong balas tidak terjadi.
b. Tidak ada genangan air tubuh jalan, di mana ini akan menyebabkan terjadinya
pembuangan lempung dan gaya (efek) pompa disaat kereta api lewat yang bisa
maikin memperlemah kestabilan dan kekuatan jalan rel.
c. Perjalanan kereta api tidak terganggu Perencanaan pematusan harus dikonsultasikan
secara seksama kestaf perencanaan jalan K.A.
Ada 3 (tiga) macam Drainase, yaitu:
a. Pematusan permukaan (Surface Drainage)
b. Pematusan bawah tanah (Sub- Drainage)
c. Pematusan lereng (Drainage of Slope)
Diperlukan setidaknya salah satu atau semua dari ketiga macam drainase tersebut yang
harus dianalisa dengan seksama.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1
Drainase Permukaan
Drainase
permukaan
dibuat
dimaksudkan
untuk
mengalirkan
atau
membuang air yang ada dipermukaan tanah daerah jalan rel, meskipun
demikian pembuangan akhir air, dari system drainase permukaan ini tidak
boleh mengganggu pihak lain sesuai dengan maksud dan tujuan dibuatnya
drainase permukaan, Perencanaan dan perancangann drainase permukaan
dipengaruhi oleh keadaan topografi.
Terdapat 2 (dua) jenis drainase permukaan, yaitu:
a. Drainase memanjang (side-ditch), yaitu drainase permukaan yang
letaknya di samping dan memanjang arah jalur jalan rel.
b. Drainase melintang (cross-drainage), yaitu drainase permukaan yang
letak dan arahnya melintang arah jalur jalan rel.
2.1.2
Selain itu saluran pipa berlubang harus dilindungi oleh bahan filter yang
bahannya dapat dipilih dan disesuaikan dengan keadaan setempat. Ukuran
partikel filter tergantung pada ukuran partikel bahan badan jalan rel dan
ukuran lubang-lubang dinding pipa. Gambar di bawah dapat digunakan
untuk gradasi partikel filter yang digunakan.
2.1.3
Drainase Lereng
Drainase lereng jalan rel dibuat dengan maksud dan tujuan di bawah ini:
a. Sebagai upaya untuk mencegah agar air permukaan yang berasal dari
punggung lereng tidak mengalir secara deras, karena aliran yang deras
dapat mengakibatkan gerusan pada permukaan dan kaki lereng.
b. Mencegah terjadinya rembesan air dari permukaan lereng ke dalam
badan jalan rel, karena rembesan yang terjadi dapat menyebabkan lereng
longsor secara mendadak dan atau memperlemah badan jalan rel.
2.1.4
Drainase di Emplasemen
Kondisi spesifik terjadi di emplasemen, yaitu terdapat banyak jalur (track)
yang berdampingan. Contoh kalau stasiun Gambir atau stasiun Kota disana
tracknya berdampingan satu sama lainnya, sehingga untuk mendapatkan
pembuangan air yang baik dapat dibuat saluran dari pipa dengan dinding
berlubang-lubang atau saluran yang terbuat dari batu kosong, seperti dapat
dilihat pada gambar 6.6. dan pada Gambar 6.6 (a) dapat dilihat bahwa pada
tiap-tiap track dibawahnya dibuatkan saluran drainase, sedangkan pada
gambar 6.6 (b) diperlihatkan penggunaan satu saluran
fasiltas drainase dua buah track yang berdampingan.
drainase untuk
bagian bawahnya disambung dengan selokan drainase yang sejajar sumbu jalan.
Kearah memanjang juga harus diperhatikan mengenai kemiringan selokan,
minimal 2%, maksimal 10%. Jika kemiringan > 10% harus dibuat konstruksi
bertangga agar air hujan tidak menimbulkan erosi.
Penampang Melintang rel kereta
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
http://www.peraturan.go.id/inc/view/11e44c50dfc2cdc0b269313233313336.html
PJKA, Perencanaan Konstruksi Jalan Rel ( Peraturan Dinas No.10 ), PJKA,
April 1986
http://www.slideshare.net/reskiaprilia/sistem-penerapan-drainase
http://www.slideserve.com/adele/drainase-jalan-kereta-api